Perbaikan Proposal Separoh 1

50
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penduduk suatu negara merupakan objek dan subjek pembangunan. Sebagai obyek artinya penduduk merupakan faktor yang harus dibangun atau ditingkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan sebagai subjek penduduk merupakan faktor pelaku proses pembangunan. Di lihat dari sisi yang lain, penduduk merupakan beban sekaligus potensi bagi suatu negara. Penduduk dianggap sebagai beban negara karena negara harus dapat memberikan pelayanan kepada penduduknya. Penduduk juga dianggap sebagai potensi karena penduduk merupakan kekuatan negara dari unsur Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat memberikan sumbangan positif bagi negara. Ada negara yang penduduknya besar, ada negara yang penduduknya sedikit. Ada negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya tinggi ada negara yang pertumbuhannya rendah. Apabila suatu negara pertumbuhan penduduknya sangat tinggi, ini merupakan masalah. Hal ini dikarenakan kapasitas wilayah suatu negara terbatas. Sebaliknya jika pertumbuhan penduduk rendah atau negatif 1

description

ooo

Transcript of Perbaikan Proposal Separoh 1

Page 1: Perbaikan Proposal Separoh 1

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Penduduk suatu negara merupakan objek dan subjek pembangunan. Sebagai obyek

artinya penduduk merupakan faktor yang harus dibangun atau ditingkatkan kualitas

hidupnya. Sedangkan sebagai subjek penduduk merupakan faktor pelaku proses

pembangunan. Di lihat dari sisi yang lain, penduduk merupakan beban sekaligus potensi bagi

suatu negara. Penduduk dianggap sebagai beban negara karena negara harus dapat

memberikan pelayanan kepada penduduknya. Penduduk juga dianggap sebagai potensi

karena penduduk merupakan kekuatan negara dari unsur Sumber Daya Manusia (SDM) yang

dapat memberikan sumbangan positif bagi negara. Ada negara yang penduduknya besar, ada

negara yang penduduknya sedikit. Ada negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya

tinggi ada negara yang pertumbuhannya rendah. Apabila suatu negara pertumbuhan

penduduknya sangat tinggi, ini merupakan masalah. Hal ini dikarenakan kapasitas wilayah

suatu negara terbatas. Sebaliknya jika pertumbuhan penduduk rendah atau negatif

(penduduknya semakin berkurang), ini juga menimbulkan masalah. Sebab, penduduk negara

tersebut akan habis. 

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah

penduduk terbesar no empat di dunia dengan jumlah penduduk 237,641,326 jiwa

(http://www.bps.go.id. 09 November. 20.45 wib). Dengan jumlah penduduk sebesar itu

banyak permasalahan-permasalahan tentang kependudukan yang terjadi, diantaranya masalah

penduduk yang tidak mau melaporkan kepindahannya dari daerah satu ke daerah lain,

sehingga tidak memiliki surat keterangan pindah (SKP), selain itu masih banyak pula

penduduk warga negara Indonesia (WNI) yang pindah keluar negeri untuk menetap menjadi

1

Page 2: Perbaikan Proposal Separoh 1

tenaga kerja Indonesia (TKI) yang tidak mau melapor , sehingga tidak diketahui oleh daerah

atau sering disebut dengan TKI Ilegal, bahkan pendaftaran warga negara asing (WNA) yang

datang dari luar negeri (LN) sampai sekarang masih banyak di daerah-daerah yang belum

terdata, dan lain-lain. Hal tersebut merupakan fenomena-fenomena mengenai kependudukan

yang sering kita temui di dalam kehidupan Negara kita saat ini dan semakin kompleks dari

waktu ke waktu.

Administrasi kependudukan di Indonesia merupakan hal yang sangat berperan

dalam pembangunan, dimana dari sistem administrasi penduduk tersebut dapat diketahui

tentang data-data penduduk dan informasi yang sesuai dengan keadaan penduduk dan

tentang kondisi daerah tempat tinggal penduduk. Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

pada hakikatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap

penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa

Penting yang dialami oleh penduduk yang berada di dalam dan atau di luar wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Administrasi kependudukan memuat tentang Peristiwa Kependudukan dan

Peristiwa Penting, yang dimaksud Peristiwa Kependudukan antara lain perubahan alamat,

pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status orang asing tinggal

terbatas menjadi tinggal tetap. Sedangkan Peristiwa Penting antara lain kelahiran, lahir mati,

kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk pengangkatan, pengakuan, dan pengesahan

anak, serta perubahan status kewarganegaraan, ganti nama dan peristiwa penting lainnya

yang dialami oleh seseorang merupakan kejadian yang harus dilaporkan karena membawa

implikasi perubahan data identitas atau surat keterangan kependudukan. Sesuai dengan

perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia maka masyarakat

2

Page 3: Perbaikan Proposal Separoh 1

Indonesia sadar bahwa seseorang perlu memiliki bukti tertulis dalam menentukan status

seseorang atas kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa.

Dalam pemenuhan hak penduduk, kegiatan mendata dan menata kependudukan

sudah dilakukan sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda, pada masa itu pelaksanaan,

pendataan penduduk masih belum mencerminkan pemenuhan hak penduduk, terutama

dibidang pencatatan sipil, masih ditemukan penggolongan penduduk yang didasarkan pada

perlakuan diskriminatif yang membeda-bedakan suku, keturunan, dan agama. Penggolongan

penduduk dan pelayanan diskriminatif yang demikian itu tidak sesuai dengan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kondisi tersebut

mengakibatkan pengadministrasian kependudukan mengalami kendala yang mendasar sebab

sumber data kependudukan belum terkoordinasi dan terintegrasi, serta terbatasnya cakupan

pelaporan yang belum terwujud dalam suatu sistem Administrasi Kependudukan yang utuh

dan optimal.

Dengan demikian, dibentuklah Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan yang memuat pengaturan dan pembentukan sistem yang

mencerminkan adanya reformasi di bidang administrasi kependudukan. Dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2006 ini juga menyebutkan bahwa dalam penyelenggaraan

administrasi kependudukan di Indonesia akan dilakukan database kependudukan melalui

penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Sistem SIAK ini dapat

mempermudah penyelenggaraan administrasi kependudukan dalam melakukan pengumpulan,

pengolahan data penduduk yang berbasis teknologi informasi. Dengan adanya sistem

pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil yang terintegrasi dapat merealisasikan

database penduduk. Dengan demikian pelayanan yang dihasilkan tidak hanya sebatas dapat

merealisasikan pengumpulan database penduduk, tetapi sekaligus memberi Nomor Induk

Kependudukan (NIK) kepada setiap penduduk Indonesia serta mencantumkannya dalam

3

Page 4: Perbaikan Proposal Separoh 1

setiap dokumen kependudukan. Selain itu NIK juga dijadikan dasar penerbitan paspor,

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), polis asuransi, sertifikat hak tanah dan penerbitan

dokumen identitas lainnya.

Data kependudukan kerap menjadi masalah di Negara ini, terlebih di era demokrasi

sekarang ini. Ketersediaan data informasi penduduk tersebut sangat penting untuk melakukan

berbagai kegiatan dan program pemerintahan dan keakuratan data kependudukan sangat

mutlak diperlukan, tapi sayangnya sampai sekarang ini dalam Negara berkembang seperti

Indonesia tersedianya data kependudukan yang akurat tersebut masih rendah. Ini dapat kita

lihat pada permasalahan KTP ganda atau KTP palsu yang selama ini banyak disalahgunakan

dan tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakat dan dapat menyebabkan kerugian

bagi negara, dimana para pelaku kriminal termasuk teroris, TKI illegal, dan perdagangan

manusia (Human Trafficking), serta untuk menghindari pajak sering menggunakan KTP

ganda atau KTP palsu agar tidak teridentifikasi oleh pihak yang berwajib. Seperti yang

disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi ketika usai

menyerahkan tanda penghargaan kepada Pemprov Sumsel dan Kabupaten/Kota se-Sumsel di

Griya Agung Palembang, Senin 16 April 2012 yang mengatakan:

“Kemendagri menemukan sekitar 7 juta KTP ganda, dan lebih dari 90 ribu warga Indonesia yang berusaha membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) ganda diberbagai daerah”. (http://id.berita.yahoo.com/mendagri-7-juta-penduduk-punya-ktp-ganda-144159027.html. 27 Oktober 2012. 20.37 wib)

Melihat banyaknya KTP ganda yang ditemukan Kemendagri dan banyaknya warga

Indonesia yang berusaha membuat KTP ganda tersebut, maka pemerintah mengeluarkan

kebijakan mengenai program Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) berbasis NIK

Nasional yang telah diatur dalam UU No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan, Peraturan Presiden No 26 tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis

Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional, dan Peraturan Presiden No 35 tahun 2010

tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No 26 Tahun 2009.

4

Page 5: Perbaikan Proposal Separoh 1

Program e-KTP merupakan cara baru yang akan ditempuh oleh pemerintah dengan

membangun database kependudukan secara nasional untuk memberikan identitas kepada

masyarakat dengan menggunakan sistem biometrik yang ada di dalamnya, maka setiap

pemilik e-KTP dapat terhubung kedalam satu database nasional, e-KTP yang berbasis NIK

Nasional ini juga memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat verifikasi dan

validasi data jati diri seseorang. Rekaman elektronik ini berisi biodata, pas photo, tanda

tangan, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan, sehingga setiap pendudukan

hanya memiliki identitas tunggal yang mempunyai multifungsi, dengan demikian dapat

mempermudah penduduk untuk mendapatkan pelayanan dari lembaga pemerintah maupun

swasta karena tidak memerlukan KTP setempat.

Penerapan e-KTP berbasis NIK merupakan salah satu Program Strategis Nasional

yang berguna untuk menata pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance) dalam

peningkatan pelayanan masyarakat, keamanan negara, serta peningkatan kualitas demokrasi

dalam pemilu. Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota telah

sepakat untuk melaksanakan dan mensukseskan 3 (tiga) Program Strategis Nasional dalam

bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Tuga Program Strategis Nasional tersebut,

meliputi:

a. Pemuktahiran data kependudukan di 497 Kabupaten/Kota, yang harus

diselesaikan pada tahun 2010

b. Pemberian NIK kepada setiap penduduk, pada tahun 2010 di 329

Kabupaten/Kota dan tahun 2011 di 168 Kabupaten/Kota

c. Penerapan KTP Elektronik pada tahun 2011 di 197 Kabupaten/Kota dan pada

tahun 2012 di 300 Kabupaten/Kota.

Kebijakan program e-KTP ini dibuat Pemerintah agar terciptanya tertib administrasi

bagi masyarakat, bangsa dan Negara. e-KTP ini berbasis teknologi untuk mendapatkan hasil

5

Page 6: Perbaikan Proposal Separoh 1

kependudukan yang lebih tepat dan akurat, maka dengan adanya e-KTP ini sangat diharapkan

untuk dapat menghindari permasalah KTP ganda atau KTP palsu tersebut. Untuk mendukung

terwujudnya database kependudukan yang akurat, khususnya yang berkaitan dengan data

penduduk wajib KTP yang identik dengan data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4),

sehingga DPT pemilu selama ini sering bermasalah tidak akan terjadi lagi, serta

meningkatkan pelayanan publik dan keamanan negara. Untuk itu sangat diharapkan kepada

pemerintah untuk melaksanakan kebijakan e-KTP ini dengan sebaik-baiknya, mengingat e-

KTP ini berlandaskan elektronik, dimana setiap pemakaiannya menggunakan sistem

komputerisasi, sangat diharapkan pada prosesnya penggunaannya nanti lebih cepat, mudah,

dan akurat agar tidak terjadi lagi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan

Negara.

Untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan Negara

tersebut, maka pemerintah menetapkan lima tahapan agar menjamin keakuratan data diri

setiap warga sehingga e-KTP tersebut tidak dapat diperbanyak atau digandakan, lima

tahapannya yaitu:

1. Pembacaan biodata, warga datang berdasarkan waktu yang telah ditentukan dengan membawa surat pengantar yang telah diberikan oleh pihak RT/RW setempat;

2. Foto, warga diharuskan untu melakukan foto diri terlebih dahulu. Foto yang dilakukan sebaiknya memakai pakaian rapi, karena foto e-KTP ini hanya dilakukan satu kali saja dan tidak dapat diganti dalam jangka 5(lima) tahun kecuali kartu tersebut rusak atau hilang sebelum waktu perpanjangannya

3. Perekaman tanda tangan, warga diwajibkan melakukan tanda untuk kemudian direkam ke dalam computer dan disimpan untuk identitas warga.

4. Scan sidik jari, sidik jari ini dilakukan dengan kelima jari warga, jika warga mengalami kecacatan pada jari, maka dapt dilakukan dengan jari yang ada saja.

5. Scan retina mata, tahap ini dilakukan untuk menjamin keakuratan e-KTP, bisa saja ketika dilakukan tahan scan sidik jari, warga tersebut menggunakan jari orang lain. Untuk itu dilakukan scan retinamata tidak dapat digantikan oleh orang lain.

Program e-KTP sejauh ini telah terlaksana hampir diseluruh Indonesia, Kota

Bengkulu termasuk salah satu dari 197 Kabupaten/Kota yang menerapkan KTP berbasis NIK

6

Page 7: Perbaikan Proposal Separoh 1

secara Nasional pada tahun 2011, ini terlihat pada Lampiran Surat Edaran Menteri Dalam

Negeri Nomor 471.13/1515/SJ tanggal 27 April 2011 yang menindaklanjuti Surat Edaran

Menteri Dalam Negeri Nomor 471.13/4141/SJ tanggal 13 Oktober 2010 tentang Pemutahiran

Data Kependudukan, Penerbitan NIK dan Persiapan Penerapan KTP Elektronik tahun 2011.

WaliKota Bengkulu Ahmad Kenedi juga telah menyatakan kesanggupannya untuk

menerapkan e-KTP di Kota Bengkulu pada tahun 2011 melalui Surat Pernyataan

Kesangggupan pada tanggal 28 November 2010.

Tabel 1.1

Daftar 197 Kabupaten/Kota yang menerapkan kartu tanda penduduk berbasis nomor

induk kependudukan secara nasional pada tahun 2011

No Provinsi Kabupaten/Kota

1 Nanggroe Aceh Darussalam

Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Tenggara, Kab. Aceh Timur, Kab. Aceh Tengah, Kab. Aceh Barat, Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie, Kab. Aceh Utara, Kab. Simulue, Kab. Aceh Singkil, Kab. Bireuen, Kab. Aceh Barat Daya, Kab. Gayo Lues, Kab. Aceh Jaya, Kab. Aceh Raya, Kab. Aceh Tamiang, Kab. Bener Meriah, Kab. Pidie Jaya, Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Kota Subulussalam

2 Sumatera Utara Kab. Langkat, Kab. Deli Serdang, Kab. Simalungan, Kab. Asahan, Kab. Labuhanbatu, Kab. Mandailing Natal, Kab. Serdang Bedagai, Kab. Batu Bara, Kab. Labuanbatu Selatan, Kab. Tapanuli Selatan, Kota Medan, Kota Pemetang Siantar, Kota Tanjung Balai, Kota Binjai

3 Sumatera Barat Kab. Pesisir Selatan, Kab. Solok, Kab. Tanah Datar, Kab. Agam, Kab. Pasaman, Kota Padang, Kota Solok, Kota Padang Panjang, Kota Bukit Tinggi

4 Riau Kab. Kampar, Kab. Siak, Kab. Kuantan Singingi, Kota Pekan Baru, Kota Dumai

5 Jambi Kab. Merangin, Kab. Sarolangun, Kab. Muaro Jambi, Kab. Tebo, Kota Jambi

6 Sumatera Selatan Kab. Ogan Komering Ulu, Kab. Komering Ilir, Kab. Muara Enim, Kab. Lahat, Kab. Musi Rawas, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Banyuasin, Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Kab. Ogan Komering Ulu Selatan, Kab. Ogan Ilir, Kab. Empat Lawang. Kota Palembang, Kota Pagar Alam, Kota Lubuk Linggau, Kota Prabumulih

7 Bengkulu Kab. Seluma, Kab. Muko-Muko, Kab. Kepahiang, Kota Bengkulu8 Lampung Kab. Way Kanan, Kab. Pesawaran, Kab. Pringsewu, Kota Bandar

Lampung9 Kepulauan Kab. Bangka, Kab. Belitung, Kab. Bangka Selatan, Kab. Bangka

7

Page 8: Perbaikan Proposal Separoh 1

Bangka Belitung Tengah, Kab. Bangka Barat, Kab. Belitung Timur, Kab. Pangkal Pinang

10 Kepulauan Riau Kab. Bintan, Kota Tanjung Pinang11 DKI Jakarta Kab. Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta Pusat, Kotamadya

Jakarta Utara, Kotamadya Jakarta Barat, Kotamadya Jakarta Selatan, Kotamadya Jakarta Timur

12 Jawa Barat Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kab. Cirebon, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang, Kab. Indramayu, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi

13 Jawa Tengah Kab. Pati, Kab. Batang, Kab. Pemalang, Kab. Tegal, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Pekalongan

14 DI. Yogyakarta Kab. Kulonprogo, Kab. Bantul, Kab. Gunung Kidul, Kab Sleman, Kota Yogyakarta

15 Jawa Timur Kab. Sidoarjo, Kab. Ngawi, Kab. Sampang, Kab. Pamekasan, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Surabaya, Kota Batu

16 Banten Kab. Serang, Kota Tanggerang, Kota Cilegon17 Bali Kab. Jembrana, Kab. Badung, Kota Denpasar18 NTB Kab. Lombok Tengah, Kab. Bima, Kota Mataram, Kota Bima19 NTT Kab. Ende, Kota Kupang20 Kalimantan Barat Kab. Landak, Kab. Kubu Raya, Kota Pontianak, Kota Singkawang21 Kalimantan

TengahKab. Kotawariangin Barat, Kab. Kapuas, Kab. Barito Utara, Kab. Seruyan, Kab. Sukamara, Kab. Lamandau, Kota Palangkaraya

22 Kalimantan Selatan Kab. Kotabaru, Kab. Banjar, Kota Bnjarmasin, Kota Banjrbaru23 Kalimantan

TimurKab. Kutai Kertanegara, Kab. Berau, Kab. Nunukan, Kab. Malinau, Kota Samarinda, Kota Tarakan, Kota Bontang

24 Sulawesi Utara Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Selatan, Kab. Minahasa Utara, Kota Manado, Kota Bitung

25 Sulawesi Tengah Kab. Buol, Kota Palu26 Sulawesi Selatan Kab. Selayar, Kab. Bantaeng, Kab. Pangkajene Kepulauan, Kab

Sidenreng Rapang, Kab. Luwu Utara, Kab. Luwu Timur, Kota Makassar, Kota Palopo

27 Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka, Kota Kendari, Kota Bau-Bau28 Gorontalo Kab. Gorontalo, Kab. Boalemo, Kota Gorontalo29 Sulawesi Barat Kab. Polewali Mandar30 Maluku Kab. Maluku Tengah, Kab. Seram Bagian Barat, Kota Ambon31 Maluku Utara Kota Ternate, Kota Tidore32 Papua Kab. Merauke, Kab. Jayapura, Kab. Mimika, Kota Jayapura33 Papua Barat Kab. Sorong, Kota SorongSumber: Lampiran Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 471.13/1515/SJ

Di Kota Bengkulu, e-KTP massal mulai dilaksanakan pada tanggal 22 September

2011 dan akan berakhir pada akhir tahun 2011. Hasil dari perekaman data e-KTP pada akhir

tahun 2011 menurut catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bengkulu hanya

mencapai 37,16 persen dari 268.241  warga wajib KTP. Hal ini diperkuat oleh pernyataan

8

Page 9: Perbaikan Proposal Separoh 1

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bengkulu pada hari Sabtu tanggal 31

Desember 2011:

"Alhamdulillah meski hasilnya belum maksimal namun hingga 30 Desember 2011 perekaman data kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) di daerah ini sudah mencapai 99.681 orang atau 37,16 persen dari sembilan kecamatan di Kota Bengkulu yang terdiri atas Kecamatan Gading Cempaka dan Singaran Pati 17.342 orang, Ratu Agung 9.397 orang, Ratu Samban 11.802 orang, Teluk Segara 12.303 orang, Selebar 17.531 orang, Muara Bangkahulu 12.592 orang, Kampung Melayu 8.181 orang serta Sungai Serut 10.533 orang”. (http://www.antarabengkulu.com /berita/555/perekaman-data-e-ktp-capai-37-persen,Sabtu, 10 November 2012. 13.38 wib)

Melihat belum optimalnya realisasi dari program e-KTP tersebut pada 197

Kabupaten/Kota pada tahun 2011 yang termasuk Kota Bengkulu. Beberapa Gubernur dan

Bupati/WaliKota memohon untuk perpanjangan waktu pelayanan e-KTP bagi 197

Kabupaten/Kota tersebut. Setelah melalui pertimbangan dan berdasarkan hasil koordinasi

dengan Kementerian Keuangan, maka pelayanan e-KTP secara massal bagi 197

Kabupaten/Kota diperpanjang waktunya paling lambat sampai dengan tanggal 30 April 2012.

Hal tersebut diperkuat dengan adanya surat edaran Menteri Dalam negeri Nomor

471.13/5079/SJ perihal Perpanjangan Waktu e-KTP Massal Untuk 197 Kabupaten/Kota.

Idealnya, setiap warga Negara memiliki KTP sebagaimana diamanatkan oleh

Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis

Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional yang terdapat pada pasal 7 ayat 1 yang

berbunyi “Setiap penduduk wajib KTP berhak memperoleh KTP berbasis NIK yang

diterbitkan oleh instansi pelaksana sesuai domisili penduduk yang bersangkutan”, akan tetapi

pada realisasinya tujuan tersebut belum terealisasikan dengan optimal, meski e-KTP Massal

di Kota Bengkulu tersebut waktunya telah diperpanjang hingga 30 April 2012. Hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Perkembangan Pelaksana e-KTP Tahun 2011 hingga tanggal 15 Mei 2012

No Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Realisasi Sisa Target

9

Page 10: Perbaikan Proposal Separoh 1

Penduduk Wajib KTP

Target Wajib KTP

Perekaman e-KTP

Jiwa % Jiwa %1 Selebar 62.157 41.434 32.931 25.415 77.17 7.516 22.82

2 Gading Cempaka

98.834 69.694 55.630 37.184 66.84 18.446 33.15

3 Teluk Segara

28.340 20.345 16.415 13.132 80 3.283 20

4 Muara Bangkahulu

44.764 30.607 24.367 19.010 78.01 5.357 21.98

5 Kampung Melayu

39.437 24.777 20.609 16.105 78.14 4.504 21.85

6 Ratu Agung 59.333 41.544 33.249 27.452 82.56 5.797 17.43

7 Ratu Samban

30.179 21.337 17.013 13.206 77.62 3.807 22.37

8 Sungai Serut

27.819 18.503 14.773 11.491 77.78 3.282 22.21

390.863 268.241 214.987 162.995 75.81 51.992 24.18

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bengkulu

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Ratu Agung merupakan

Kecamatan yang realisasi program e-KTP nya tertinggi dari Kecamatan yang lainnya yaitu

sudah 27.452 Jiwa yang melakukan perekaman e-ktp atau sama dengan 82.56 %, sisa target

yang belum terealisasi 5.797 Jiwa atau sama dengan 17.43 % lagi. Berdasarkan observasi

awal yang saya pada tanggal 12 November 2012 bahwa realisasi perekaman e-KTP di

Kecamatan Ratu Agung telah meningkat menjadi 28.396 jiwa dari 41.544 jiwa.

Terhambatnya realisasi program e-KTP di Kecamatan Ratu Agung dikarenakan berbagai

faktor, diantaranya banyaknya warga yang kini berada diluar daerah karena sedang bekerja

atau sekolah, selain itu pemadaman listrik. Seperti yang diungkap oleh ketua operator

Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu, pada tanggal 12 November 2012:

“Selama proses perekaman e-KTP ini berlasung, sering sekali terjadinya pemadaman listrik. Pemadaman listrik ini merupakan faktor yang sangat vital dalam mempengaruhi jalannya perekaman e-KTP. Sayangnya pemerintah Kota Bengkulu tidak menyediakan alat pendukung seperti genset, padahal Kota Bengkulu terkenal dengan Kota mati lampu yang dapat menghambat penerapan program e-KTP ini, mengingat program e-KTP ini berlandaskan elektronik, dan juga harus selesai pada akhir tahun ini”

10

Page 11: Perbaikan Proposal Separoh 1

Berdasarkan uraian di atas, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul, ”IMPLEMENTASI E-KTP di KECAMATAN RATU AGUNG KOTA

BENGKULU”. Dalam penelitian ini nantinya peneliti ingin mengetahui sejauh mana

pelaksanaan dari program e-KTP ini berjalan pada Kecamatan Ratu Agung.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah, maka permasalahan yang di kemukakan di

sini adalah: Bagaimanakah Implementasi e-KTP di Kecamatan Ratu Agung Kota

Bengkulu?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimana untuk mengetahui bagaimana Implementasi Peraturan

Pemerintah melalui Kemendagri berdasarkan UU No 23 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden

No 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan secara

Nasional.

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini seperti yang telah

dijelaskan di atas, maka manfaat yang bisa diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Secara Teoritis

Penerapan ilmu yang diperoleh, untuk mengembangkan pengetahuan

khususnya bidang ilmu Administrasi Negara terutama dalam pembahasan e-

goverment

11

Page 12: Perbaikan Proposal Separoh 1

Sebagai bahan masukan bagi pihak yang ingin melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai e-KTP

b. Secara Praktis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi

kalangan ilmuan, mahasiswa, instansi, dan masyarakat serta tambahan refrensi

bagi mahasiswa Universitas Bengkulu Khususnya.

Diharapkan dapat membuka ruang kesadaran bagi masyarakat untuk ikut serta

dalam pengawasan e-KTP yang saat ini masih berjalan.

12

Page 13: Perbaikan Proposal Separoh 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Administrasi Kependudukan

Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan subsistem dari sistem

Administrasi Negara, yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan dan

pembangunan penyelenggaraan administrasi kependudukan. Administrasi Kependudukan

menjadi semakin penting karena selalu bersentuhan dengan setiap aktivitas kehidupan di

Indonesia. Di antaranya adalah saat Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, Pemilu Kepala

Daerah, mengurus surat-surat kendaraan, mengurus surat-surat tanah, dan lain sebagainya.

Pengertian-pengertian terkait dengan penerapan Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan:

1. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan danpenertiban

dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melaluipendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

(pasal 1 ayat 1).

2. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat

tinggal di Indonesia. (pasal 1 ayat 2).

3. Penyelenggara adalah pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan

Administrasi Kependudukan. (pasal 1 ayat 6).

4. Instansi pelaksana adalah perangkat pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung

jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi

Kependudukan. (pasal 1 ayat 7)

13

Page 14: Perbaikan Proposal Separoh 1

5. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi

pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang

dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. (pasal 1

ayat 8).

6. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan/atau data agregat yang

terstruktur sebagai hasil dari kegiatan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

(pasal 1 ayat 9)

7. Pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata Penduduk, pencatatan peristiwa

atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan pendataan penduduk rentan

Administrasi Kependudukan serta penerbitan Dokumen Kependudukan berupa

kartu identitas atau surat keterangan kependudukan. (pasal 1 ayat 10)

8. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, selanjutnya disingkat SIAK, adalah

sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan ditingkat dan

instansi pelaksana sebagai satu kesatuan. (pasal 1 ayat 21)

Dengan demikian, administrasi kependudukan merupakan hal yang sangat penting

untuk dilaksanakan mulai dari satuan pemerintah terkecil seperti desa dan kelurahan hingga

pada skala nasional. Penegelolaan administrasi kependudukan memiliki fungsi strategis

sebagai dukungan informasi tetang kependudukan bagipembuatan kebijakan dalam rangka

pelayanan publik serta kepentingan wargauntuk mengakses informasi hasil administrasi

kependudukan tersebut.

14

Page 15: Perbaikan Proposal Separoh 1

2.2 Konsep Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di

dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan

mengenai:

1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

2. Kegiatan yang diambil dalam

mencapai tujuan.

3. Aturan yang harus dipegang dan

prosedur yang harus dilalui.

4. Perkiraan anggaran yang

dibutuhkan.

5. Strategi pelaksanaan.

Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih

mudah untuk diopersionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang diuraikan.

“A programme is collection of interrelated project designed to harmonize and

integrated various action an activities for achieving averral policy abjectives” (suatu program

adalah kumpulan proyek-proyek yang berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara integraft untuk mencapai sasaran kebijaksanaan

tersebut secara keseluruhan). (http://repository.usu.ac.id. 23 November 2012. 15.10 wib)

Menurut Charles O. Jones (1996:295), pengertian program adalah cara yang

disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu

seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:

1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau

sebagai pelaku program.

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga

15

Page 16: Perbaikan Proposal Separoh 1

diidentifikasikan melalui anggaran.

3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui

oleh publik.

Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang

jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan memulai melakukan

intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan

mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik (Jones, 1996:295).

Menurut Grindle dalam Sutrisno (2011:23) menjelaskan bahwa isi program harus

menggambarkan; “kepentingan yang dipengaruhi (interest affected), jenis manfaat (type of

benefit), derajat perubahan yang diinginkan (extent of change envisioned), status pembuat

keputusan (site of decision making), pelaksana program (program implementers) serta

sumberdaya yang tersedia (resources commited)”.

2.3 Program e-KTP

KTP elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan

/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis

pada database kependudukan nasional (http://www.wikipedia.com. 08 November 2012.

06.23 wib). KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) secara Nasional yang

selanjutnya disebut KTP Elektronik adalah KTP yang memiliki spesifikasi dan format KTP

Nasional dengan sistem pengamanan khusus yang berlaku sebagai identitas resmi yang

diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota. Penerbitan KTP

Elektronik adalah pengeluaran KTP baru, atau penggantian KTP karena habis masa

berlakunya, pindah, datang, rusak atau hilang (Sumber: Penerapan NIK dan E-KTP di

Indonesia).

16

Page 17: Perbaikan Proposal Separoh 1

Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum NIK, NIK

merupakan identitas tunggal setiap penduduk Indonesia dan merupakan kunci akses dalam

melakukan verifikasi dan validasi data diri seseorang guna mendukung pelayanan publik di

bidang administrasi kependudukan. NIK berlaku seumur hidup yang diberikan oleh

pemerintah dan diterbitkan oleh instansi pelaksana kepada setiap penduduk setelah dilakukan

pencatatan biodata. NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam

penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis

Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU

No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan).(http://www.wikipedia.com. 08

November 2012. 06.55 wib).

Pada e-KTP, yang digunakan adalah sidik jari yang merupakan Autentikasi Kartu

Identitas (e-ID) biasanya menggunakan biometrik yaitu verifikasi dan validasi sistem melalui

pengenalan karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan

dengan cara ini selain sidik jari (fingerprint) yaitu retina mata, DNA, bentuk wajah, dan

bentuk gigi.

Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan

untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar

(format jpeg) seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali melalui chip yang terpasang di kartu.

Data yang disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu.

Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu adalah

sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi

yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik

jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena alasan berikut:

1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain.

17

Page 18: Perbaikan Proposal Separoh 1

2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke

bentuk semula walaupun kulit tergores.

3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar

Struktur e-KTP terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan pengamanan

dari KTP konvensional. Chip ditanam di antara plastik putih dan transparan pada dua layer

teratas (dilihat dari depan). Chip ini memiliki antena didalamnya yang akan mengeluarkan

gelombang jika digesek. Gelombang inilah yang akan dikenali oleh alat pendeteksi e-KTP

sehingga dapat diketahui apakah KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak.

Untuk menciptakan e-KTP dengan sembilan layer, tahap pembuatannya cukup banyak,

diantaranya:

1. Hole punching, yaitu melubangi kartu sebagai tempat meletakkan chip2. Pick and pressure, yaitu menempatkan chip di kartu3. Implanter, yaitu pemasangan antenna (pola melingkar berulang menyerupai

spiral)4. Printing,yaitu pencetakan kartu5. Spot welding, yaitu pengepresan kartu dengan aliran listrik6. Laminating, yaitu penutupan kartu dengan plastik pengaman

e-KTP dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text, microtext, filter

image, invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar ultra violet serta anti copy

design. Penyimpanan data di dalam chip sesuai dengan standar internasional NISTIR 7123

dan Machine Readable Travel Documents ICAO 9303 serta EU Passport Specification 2006.

Bentuk KTP elektronik sesuai dengan ISO 7810 dengan form factor ukuran kartu kredit yaitu

53,98 mm x 85,60 mm. e-KTP juga memiliki fungsi dasar, yaitu:

1. Sebagai identitas jati diri2. Berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk

pengurusan izin, pembukaan rekening bank, dan sebagainya3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP4. Dapat digunakan sebagai Id card untuk ATM, Asuransi atau sebagai kartu

pemilih pada pemilihan Legislatif/Presiden/Wakil Presiden/Pemilukada5. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan

18

Page 19: Perbaikan Proposal Separoh 1

Proyek e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di

Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini

disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh

Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap

negara dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk hal-hal

berikut:

1. Menghindari pajak2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh Kota3. Mengamankan korupsi4. Menyembunyikan identitas (misalnya oleh para teroris)(http://www.e-ktp.com/2011/06/hello-world/. 12 Novermber 2012. 03.20 wib)

2.3.1 Manfaat Program e-KTP

Berdasarkan pernyataan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di situs remi e-

KTP, Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang diterapkan di Indonesia memiliki

keunggulan dibandingkan dengan e-KTP yang diterapkan di RRC dan India. e-KTP di

Indonesia lebih komprehensif. Di RRC, Kartu identitas elektronik (e-IC) nya tidak dilengkapi

dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, e-IC hanya dilengkapi dengan chip yang

berisi data perorangan yang terbatas. Sedang di India, sistem yang digunakan untuk

pengelolaan data kependudukan adalah sistem UID (Unique Identification Data), sedangkan

di Indonesia namanya NIK (Nomor Induk Kependudukan). UID diterbitkan melalui

pendaftaran pada 68 titik pelayanan, sedangkan program e-KTP di Indonesia dilaksanakan di

lebih dari 6.214 kecamatan. Dengan demikian, e-KTP yang diterapkan di Indonesia

merupakan gabungan e-ID RRC dan UID India, karena e-KTP dilengkapi dengan biometrik

dan chip.

e-KTP juga mempunyai keunggulan dibandingkan dengan KTP biasa/KTP nasional,

keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya:

19

Page 20: Perbaikan Proposal Separoh 1

1. Identitas jati diri tunggal2. Tidak dapat dipalsukan3. Tidak dapat digandakan4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada (E-voting)

Adapun manfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara dari penerapan program e-

KTP tersebut, yaitu:

1. Untuk mencegah dan menutup peluang adanya KTP ganda dan KTP palsu,

sehingga memberikan rasa aman dan kepastian hokum bagi penduduk.

2. Untuk mendukung terwujudnya database kependudukan yang akurat, sehingga

Data Pemilih dalam Pemilu dan Pemilukada yang selama ini sering bermasalah

tidak akan terjadi lagi, dan semua Wargs Negara Indonesia yang berhak memilih

terjamin hak pilihnya.

3. Dapat mendukung peningkatan keamanan Negara sebagai dampak positif dari

tertutupnya peluang KTP ganda dan KTP palsu, dimana selama ini para pelaku

criminal termasuk teroris, TKI Ilegal, dan perdagangan orang umumnya

menggunakan KTP ganda dan KTP palsu.

4. Bahwa KTP Elektronik merupakan KTP Nasional yang sudah memenuhi semua

ketentuan yang diatur dalam UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan, Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP

berbasis NIK Secara Nasional, Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2009 tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 yaitu Penerapan KTP

Elektronik paling lambat akhir 2012. Dengan demikian mempermudah penduduk

untuk mendapatkan pelayanan dari Lembaga Pemerintah dan Swasta, karena

tidak lagi memerlukan KTP setempat.

2.4 Konsep Implementasi

20

Page 21: Perbaikan Proposal Separoh 1

Secara umum istilah implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti

pelaksanaan atau penerapan. Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan

yang dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut purwanto

(2012:21) Implementasi adalah kegiatan untuk mendistribusikan keluaran kebijakan (to

deliver policy output) yang dilakukan oleh para implementer kepada kelompok sasaran

(target group) sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan kebijakan.

Dalam kamus Webster yang dikutip oleh Abdul Wahab (2005:64) dirumuskan

bahwa mengimplementasikan (to implement) berarti to provide the means for carrying out ;

(menyediakan sarana untuk menyelenggarakan sesuatu); to give practical effect to

(menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu). Berdasarkan pandangan ini berarti kebijakan

merupakan suatu proses pelaksanaan keputusan kebijakan (biasanya dalam bentuk undang-

undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif, atau dekrit presiden).

(http://id.shvoong.com)

Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik dalam

sebuah Negara. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijaksanaan

dirumuskan dengan tujuan jelas, termasuk tujuan jangkla pendek, menengah dan jangka

panjang (Gaffar, dkk 2005 : 295).

Definisi yang sederhana tentang implementasi adalah sebagaimana yang

diungkapkan oleh Jones (1991) dalam gaffar (2005:295), dimana implementasi diartikan

sebagai “getting the job done” menyelesaikan pekerjaan) dan ”doing it” (melakukannya).

Dibalik dari kes ederhanaan rumusan tersebut berarti bahwa implementasi kebijakan

merupakan proses kebijakan yang dapat dilakukan dengan mudah. Namun dalam

pelaksanaannya, menurut Jones, menuntut adanya syarat yaitu : adanya orang sebagai

pelaksana, uang dan kemampuan organisasi, lebih lanjut Jones merumuskan batasan

21

Page 22: Perbaikan Proposal Separoh 1

implementasi sebagai proses penerimaan sumber daya tambahan, sehingga dapat

mempertimbangkan apa yang harus dilakukan.

Sedangkan Van Meter dan Van Horn (1975), dalam bukunya Leo Agustino

(2006;139), mendefinisikan implementasi sebagai: “tindakan-tindakan yang dilakukan baik

oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta 

yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijaksanaan”. Definisi lain juga diutarakan oleh Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier yang

menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan bahwa:

Hakikat utama implementasi kebijakan adalah memahami apa yang seharusnya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan. Pemahaman tersebut mencakup usaha-usaha untuk mengadministrasikannya dan menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian. (Mazmanian dan Sabatier dalam Widodo (2010:87)

Berdasarkan beberapa definisi yang disampaikan para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh

pelaksana kebijakan dengan harapan akan memperoleh suatu hasil yang sesuai dengan tujuan

atau sasaran dari suatu kebijakan itu sendiri.

2.4.1 Implementasi Program

Implementasi program menurut Jones dalam Sutrisno (2011:21) tiga kegiatan yang

menjadi elemen implementasi program dapat diuraikan sebagai berikut:

Organisasi pelaksanaan program

Organisasi sebagai wadah dan proses menentukan sekali dalam rangka

pencapaian tujuan. Tingginya kemampuan organisasi member harapan besar

untuk dapat mengimplementasikan program secara efektif. Tujuan awal

organisasi adalah menjalankan program-program yang dirancang

Interprestasi pelaksanaan program

22

Page 23: Perbaikan Proposal Separoh 1

Interprestasi terhadap program mempengaruhi keefektifan implementasinya,

dalam segala pelaksanaan program pihak yang terlibat dalam implementasi

program harus tahu apa yang seharusnya dilakukan. Hal ini menggambarkan

bahwa efektifnya implementasi program bukan hanya para implementor

mengetahui apa yang akan dilakukan dan mempunyai kemampuan untuk itu,

tetapi para implementor juga harus berkeinginan untuk melaksanakan kebijakan

tersebut.

Penerapan program

Dalam penerapan ini dilakukan kegiatan seperti: sosialisasi program, pelayanan

dan pencapaian hasil

Selanjutnya, Tachjan dalam Sutrisno (2011: 23-24) program dalam konteks

implementasi kebijakan publik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Merancang bangun (design) program beserta perincian tugas dan perumusan

tujuan yang jelas, penentuan ukuran prestasi yang jelas serta biaya dan waktu.

2. Melaksanakan (application) program dengan mendayagunakan struktur-struktur

dan personalia, dana serta sumber-sumber lainnya, prosedur dan metode yang

tepat

3. Membangun sistem penjadwalan, monitoring dan sarana-saran pengawasan yang

tepat guna serta evaluasi (hasil) pelaksanaan kebijakan.

Masih membahas mengenai unsur-unsur implementasi kebijakan publik. Unsur

yang terakhir adalah target group atau kelompok sasaran, Tachjan dalam Sutrisno (2011:24)

mendefinisikan bahwa: “target group yaitu sekelompok orang atau organisasi dalam

masyarakat yang akan menerima barang atau jasa yang akan dipengaruhi oleh kebijakan.

Sedangkan menurut Winarno (2002: 29) mengemukakan bahwa ”suatu program kebijakan

akan hanya menjadi catatan-catatan elit saja jika program tersebut tidak dimplementasikan”.

23

Page 24: Perbaikan Proposal Separoh 1

Artinya, implementasi kebijakan merupakan tindak lanjut dari sebuah program atau

kebijakan, oleh karena itu suatu program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif

pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan

administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah.

2.5 Implementasi Program e-KTP

Program e-KTP merupakan Program Nasional yang diadakan oleh Kementrian

Dalam Negeri Republik Indonesia, guna untuk menciptakan tertib administrasi penduduk

dimana selama ini sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan

seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis sistem

pelayanan terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Kenyataan

tersebut, memberi peluang pada penduduk memiliki KTP ganda yang dalam penggunaannya

dapat disalahgunakan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mengatasi duplikasi

tersebut, sekaligus menciptakan kartu identitas tunggal, maka diterapkanlah KTP Elektronik

berbasis NIK. KTP Elektronik yang berbasis NIK Nasional, yang memuat kode keamanan

dan rekaman elektronik sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri seseorang, sehingga

tidak dapat digandakan karena telah menggunakan sistem elektronik.

Penerapan e-KTP berbasis NIK Nasional telah diatur dalam UU 26 Tahun 2006

Tentang Administrasi Kependudukan pada Pasal 13 , PP No. 37 Tahun 2007 Tentang

Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006 Bab IV: Nomor Induk Kependudukan, PERPRES No.

26 Tahun 2009 Tentang Penerapan KTP Berbasis NIK secara Nasional, dan PERPRES No.

35 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas PERPRES No. 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan

KTP Elektronik Paling Lambat Akhir 2012.

Pelaksanaan program e-KTP ini diwajibkan pada setiap daerah diseluruh Indonesia

yang dimulai pada tahun 2011, Kota Bengkulu merupakan termasuk salah satu

24

Page 25: Perbaikan Proposal Separoh 1

Kabupaten/Kota yang melaksanakan Pemuktahiran Data Kependudukan, Penerbitan NIK dan

Persiapan Penerapan KTP Elektronik tahun 2011 sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam

Negeri Nomor 471.13/4141/SJ tanggal 13 Oktober 2010 tentang Pemutahiran Data

Kependudukan, Penerbitan NIK dan Persiapan Penerapan KTP Elektronik tahun 2011.

Di Kota Bengkulu Pelaksanaan program e-KTP massal dilaksanakan oleh setiap

Kecamatan, dimana Kota Bengkulu mempunyai delapan Kecamatan yaitu, Selebar, Gading

Cempaka, Teluk Segara, Muara Bangkahulu, Kampung Melayu, Ratu Agung, Ratu samban,

dan Sungai Serut. Setiap Kecamatan mempunyai tenaga teknis yang telah mengikuti

bimbingan teknis operator yang dilaksanakan oleh pihak penyedia yang telah menguasai

tahapan-tahapan dalam melaksanakan pelayanan e-KTP.

Dengan adanya tenaga teknis tersebut diaharapkan mampu untuk melaksanakan

pelayanan e-KTP pada setiap Kecamatan, sehingga tujuan dari Penerapan Program e-KTP ini

dapat tercapai dengan optimal. Dalam rangka Pelaksanaan Penerapan KTP Elektronik ini

menjadi tanggung jawab dari masing-masing Kabupaten/Kota diseluruh daerah Indonesia.

Kebijakan pemerintah tentang pelaksanaan Administrasi Kependudukan

dilaksanakan oleh Instansi pelaksana yang merupakan perangkat pemerintah Kabupaten/Kota

yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayananan dalam urusan

Administrasi Kependudukan salah satunya adalah program penerapan e-KTP Berbasis NIK di

Kota Bengkulu, implementasi program tersebut sangat diharapkan segera terealisasi

seoptimal mungkin. Pengertian implementasi tersebut merupakan

“Salah satu tahap dalam proses kebijakan publik dalam sebuah negara. Biasanya, implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijaksanaan dirumuskan dengan tujuan yang jelas, termasuk tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang” (Gaffar,dkk. dalam Wiratomo, 2010:39)

Oleh karena itu berdasarkan pengertian di atas implementasi adalah tahap dimana

pelaksanaan atau penerapan dari kebijakan atau program tersebut. Pengertian program adalah

25

Page 26: Perbaikan Proposal Separoh 1

suatu rancangan mengenai asas-asas serta usaha ketatanegaraan atau perekonomian yang

dijalankan: tertib acara. Program e-KTP tersebut bertujuan untuk menciptakan tertib

administrasi kependudukan, agar mempermudah penduduk untuk mendapatkan pelayanan

dari lembaga pemerintah maupun swasta karena tidak lagi memerlukan KTP setempat.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Program e-

KTP merupakan salah satu Program Strategis Nasional untuk menciptakan tertib administrasi

penduduk adalah tahap dimana pelaksanaan atau penerapan dari program e-KTP ini

dilaksanakan oleh disetiap Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, termasuk Kota Bengkulu yang

bertujuan untuk keamanan negara dan validasi data penduduk secara akurat.

26

Page 27: Perbaikan Proposal Separoh 1

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang utama untuk digunakan dalam penelitian

guna mencapai suatu tujuan penelitian, yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisa

dan untuk memperoleh data tertentu yang diperlakukan dalam penelitian. Data-data tersebut

dapat diperoleh dengan melakukan penelitian pada suatu wilayah yang dijadikan obyek

penelitian oleh peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah. (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2011:8). Sedangkan

jenis penelitian deskriptif adlah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain (Sugiyono, 2011:11).

Jadi, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif yang

menggunakan variabel mandiri sebagai jawaban atas rumusan masalah dengan

27

Page 28: Perbaikan Proposal Separoh 1

menginterprestasikan data hasil temuan lapangan. Dalam hal ini, peneliti akan menjelaskan

tentang Implementasi e-KTP di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu.

3.2 Definisi Konseptual

Implementasi atau penerapan dari NIK khususnya pada e-KTP di Kecamatan Ratu

Agung Kota Bengkulu berdasarkan UU No. Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

dan Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK Secara

Nasional serta Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2009 tentang perubahan Peraturan Presiden

No 26 tahun 2009 tersebut.

3.3 Definisi Operasionl

Adapun Indikator-indikator yang digunakan untuk mendapatkan gambaran

mengenai implementasi e-KTP di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu adalah sebagai

berikut:

1. Sosialisasi penerapan Program e-KTP

- Sosialisasi yang dilakukan pada instansi terkait

- Sosialisasi yang dilakukan pada penduduk/masyarakat

- Bentuk-Bentuk sosialisasi yang dilakukan

- Sejauh mana minat masyarakat terhadap program e-KTP

2. Bimbingan Teknis Operator yang akan ditempatkan pada tempat pelayanan e-

KTP di Dinas dan di Kecamatan yang pelaksanaannya dipusatkan di

Kabupaten/Kota

- Kesiapan operator dalam melaksanakan Program e-KTP

28

Page 29: Perbaikan Proposal Separoh 1

- Jumlah operator yang menguasai teknis untuk kelancaran pelaksanaan

Program e-KTP di Kecamatan Ratu Agung

3. Mobilisasi Penduduk Wajib KTP

- Perencanaan mobilisasi penduduk wajib KTP

- Penyiapan data penduduk wajib KTP

- Penyiapan surat panggilan penduduk wajib KTP

4. Proses Pelaksanaan Pelayanan Perekaman e-KTP

- Pemanggilan penduduk wajib KTP di tempat pelayanan e-KTP di Kecamatan

Ratu Agung

- Verifikasi biodata penduduk

- Perekaman

- Penyerahan kembali surat panggilan kepada penduduk wajib KTP

5. Proses Pelayanan Pengambilan e-KTP

- Pemanggilan kembali penduduk untuk mengambil e-KTP

- Verifikasi sidik jari kembali

- Penyerahan e-KTP kepada penduduk dan tanda terima

3.4 Sumber Data

Data merupakan suatu bagian yang terpenting dalam penyusunan laporan penelitian.

Dalam penelitian ini data akan diperoleh melalui beberapa cara. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara dimana peneliti terjun langsung kelapangan

penelitian. Penelitian di lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan fakta di dalam

29

Page 30: Perbaikan Proposal Separoh 1

menunjang teori-teori yang telah disajikan sehubungan dengan pembahasan masalah.

Termasuk kata-kata/ucapan dan tindakan yang berasal dari nara sumber atau informan yang

diwawancarai.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung penelitian. Data ini diperoleh dengan

cara melakukan studi kepustakaan (library research) melalui buku-buku, jurnal-jurnal,

laporan-laporan hasil kerja, dokumen dan catatan yang diperoleh dari instansi-instansi yang

terkai, sehingga dari data yang diperoleh tersebut nantinya akan peneliti analisis melalui data

sekunder yang digunakan untuk mendapatkan kesimpulan dari apa yang diteliti.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Interview / Wawancara

Interview / wawancara yang digunakan disini adalah wawancara yang bersifat

terbuka, yaitu daftar pertanyaan yang digunakan itu bersifat terbuka dan dikembangkan saat

melakukan wawancara. Sehingga memperoleh data sebanyak-banyaknya yang diperlukan

dalam mendukung penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan pertanyaan langsung

kepada Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Informasi

Andimistrasi Kota Bengkulu, Camat Ratu Agung, Sekretaris Camat Ratu Agung, Operator

yang menangani program e-KTP di Kecamatan Ratu Agung, dan Masyarakat yang tinggal

di Kecamatan Ratu Agung.

3.5.2 Dokumentasi

30

Page 31: Perbaikan Proposal Separoh 1

Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumen-dokumen atau catatan-

catatan yang tersedia yang menjadi obyek penelitian. Teknik ini digunakan untuk

memperoleh data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5.3 Observasi

Merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan

sistematis secara langsung ke lokasi penelitian di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu.

3.6 Teknik Pemilihan Informan

Untuk menentukan informan dalam penelitian ini akan menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:96). Senada dengan Sugiyono, Silalahi (2012: 272-

273) berpendapat bahwa Pemilihan sampel purposive atau bertujuan merupakan pemilihan

siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.

Karena itu, menentukan subjek atau orang-orang terpilih harus sesuai dengan ciri-ciri khusus

yang dimilki oleh sampel itu. Mereka dipilih karena dipercaya mewakili populasi tertentu.

Sasaran informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Informan yang bertanggung jawab

dan mengawasi pelaksanaannya program e-KTP di Kota Bengkulu yaitu Kepala

Bidang Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Bengkulu.

2. Informan yang bertindak langsung

dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pelayanan e-KTP di Kecamatan

31

Page 32: Perbaikan Proposal Separoh 1

Ratu Agung Kota Bengkulu, yaitu aparatur di Kantor Kecamatan Ratu Agung

Kota Bengkulu terdiri dari Camat Ratu Agung dan Sekretaris Camat Ratu Agung

selaku pemantau, Ketua Operator dan Anggota Operator yang menangani

pelaksanaan e-KTP di Kecamatan Ratu Agung.

3. Informan selanjutnya yaitu

Masyarakat yang tinggal di Kecamatan Ratu Agung yang mengikuti program e-

KTP di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu, yang berjumlah 10 orang dari

28.396 orang yang telah mengikuti perekaman e-KTP sebagai sampel.

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif. Dengan teknik ini

maka setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data yang

diperoleh dalam bentuk yang mudah dibaca dan dipahami dimana hal itu dilakukan dalam

upaya mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Untuk dapat menyajikan hasil dari

penelitian adalah pertama kali yaitu dengan membuat dan menganalisis atau menggambarkan

fenomena mengenai situasi atau kejadian dari obyek penelitian.

Data dari observasi, wawancara atau pengumpulan data dari lokasi sasaran yang

berbentuk dokumen, catatan lapangan, foto dan sebagainya dikumpulkan. Kemudian

diberikan gambaran-gambaran dan menerangkannya dalam bentuk yang praktis dan jelas

serta dapat dengan mudah dipahami. Dengan melihat fenomena-fenomena yang terjadi di

lapangan, maka dapat ditarik beberapa prediksi dan dugaan yang akan diuji. Sehingga dapat

memberikan makna, gambaran dan implikasi dari masalah yang ingin dilihat dan dipecahkan.

Langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan akhir dan dituangkan kedalam bentuk teks

atau tulisan yang bersifat uraian (narrative)

32

Page 33: Perbaikan Proposal Separoh 1

33