PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA DI SMA NEGERI 1 MUARADUA
1. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang memiliki potensi yang
tinggi dalam berkomunikasi dan manusia merupakan makhluk sosial yang suka
berteman. Manusia dapat hidup dalam suatu kumpulan serta kebersamaan yang dapat
membentuk sebuah kelompok-kelompok.
Meskipun suatu kelompok terdiri dari sejumlah orang, tetapi kelompok bukan
sekedar kumpulan sejumlah orang. Sejumlah orang yang berkumpul itu baru merupakan
“lahan” bagi terbentuknya kelompok. Beberapa unsur perlu ditambahkan apabila
kumpulan sejumlah orang itu hendak menjadi sebuah kelompok. Unsur-unsur tersebut
yang paling pokok menyangkut tujuan, keanggotaan dan kepemimpinan, serta aturan
yang diikuti. Keempat unsur terbentuknya kelompok tersebut berlaku untuk semua jenis
kelompok, baik ditinjau dari jumlah anggota maupun sifat dan tujuan terbentuknya
kelompok. Menurut jumlah anggotanya dikenal adanya kelompok dua (yang terdiri dari
2 orang), kelompok tiga, dan seterusnya, kelompok kecil (beranggota 2-5 orang),
kelompok sedang (6-15 orang), kelompok agak besar (16-25 orang), kelompok besar
(26-40 orang), dan seterusnya sampai dengan kelompok “raksasa” yang sejumlah
anggotanya ratusan ribu orang (Prayitno dan Erman, 2004:309).
Layanan dengan pendekatan kelompok dalam bimbingan konseling di sekolah,
merupakan bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang memerlukan.
Untuk memperoleh pandangan baru suatu masalah yang di hadapi diperlukan
penguasaan kecakapan berkomunikasi, dalam kegiatan bimbingan kelompok dengan
1
topik komunikasi menekankan kepada siswa bahwa bimbingan kelompok berfungsi
sebagai pemahaman yang dapat membantu siswa dalam memahami cara melakukan
komunikasi yang baik antar sesama teman sebaya sehingga diharapkan siswa dapat
secara langsung berlatih memberikan tanggapan secara tepat kepada sesama teman
sebayanya dan diharapkan pula mereka mampu mengembangkan hubungan komunikasi
yang lebih baik lagi.
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan communication,
berasal dari kata communicatio atau dari kata communis yang berarti “Sama atau Sama
Maknanya atau Pengertian Bersama”, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap,
prilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam
garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi penyampaian informasi dan
pengertian dari seseorang kepada orang lain (Widjaja, 1993: 8).
Manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, memiliki dorongan
ingin tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi,
karena komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia. Dalam
kata asing berbunyi: “Nature gave us two ears and only one mouth, so that we could
listen twice as much as we speak”, artinya “Alam memberi kita dua telinga dan hanya
satu mulut, sehingga kita bisa mendengarkan dua kali lebih banyak saat kita bicara”
Dalam kata lain pepatah tersebut mengajak kita lebih banyak mendengar dari
pada berbicara (komunikasi). Mengapa demikian? Berbicara itu mudah, tetapi
berkomunikasi dengan baik tidak mungkin demikian halnya. Berbicara saja belum dapat
menjamin apa yang dibicarakan itu dapat sampai kepada yang akan diharapkan
memperolehnya.
2
Dalam penelitian ini terlebih dahulu saya melakukan observasi awal di lapangan
yang dilaksanakan Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua ini
bahwasannya masih banyak terdapat beberapa siswa yang belum memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan memberikan
layanan bimbingan kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi siswa di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.
2. Masalah Penelitian
Pada anak usia Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya pada jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) ini kemampuan berkomunikasi siswa tersebut sudah memasuki
tahap yang lebih kompleks dan mengalami peningkatan yang lebih pesat. Akan tetapi
masih banyak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ini yang berada pada tahap
perkembangan yang belum mampu merespon dan mengungkapkan masalah kepada
teman sebaya dikarenakan kemampuan berkomunikasi itu sering terganggu oleh
perasaan, fikiran, persepsi yang tidak objektif, sempit serta tidak efektif. Apabila hal
tersebut tidak segera di atasi oleh para guru khususnya guru bimbingan dan konseling di
sekolah maka akan menyebabkan siswa kesulitan dalam mengungkapkan
permasalahannya.
2.1 Pembatasan Lingkup Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu menyimpang, penulis
hanya membatasi permasalahan yang berkenaan dengan pengaruh layanan bimbingan
kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Muaradua. Penelitian ini dibatasi untuk kelas XI IPA 3, IPS 1, IPS 2.
3
2.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012:35). Berdasarkan pembatasan masalah
diatas maka rumusan masalahnya yaitu “berapa besar pengaruh layanan bimbingan
kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Muaradua”.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui besaran pengaruh layanan
bimbingan kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi Siswa di Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Bagi Siswa, agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik dan maksimal.
2) Bagi Guru Pembimbing, agar dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pengaruh
layanan bimbingan kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi siswa.
3) Bagi Sekolah, Manfaat penelitian ini yakni sebagai bahan pendidikan dan
perkembangan masa depan sekolah yang bersangkutan.
4
5. Tinjauan Pustaka
5.1 Kajian Literatur
A. Layanan Bimbingan Kelompok
a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan upaya pembimbing membantu individu untuk mencapai
kemajuan dalam belajar dan siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekolah dan kehidupannya serta berusaha untuk memahami diri sendiri.
Sementara Nurihsan (2007:7) Bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk
membantu mengoptimalkan individu.
b. Tujuan Bimbingan
Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat:
1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya
di masa yang akan datang.
2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya.
4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
c. Fungsi Bimbingan
Nurihsan (2006:8) mengemukakan minimal ada empat fungsi bimbingan, yaitu
sebagai berikut:
1) Fungsi pengembangan.
5
2) Fungsi penyaluran.
3) Fungsi adaptasi.
4) Fungsi penyesuaian.
B. Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana
kelompok (Prayitno dan Erman, 2004:309).
Bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan kepada individu untuk membahas masalah atau topik umum secara luas dan
mendalam yang bermanfaat bagi anggota kelompok (Agus Maemun dalam Jurnal
Penelitian, 2012).
Menurut Ariyani Christina (2012) bimbingan kelompok berdasarkan pendekatan
system menjadi media bagi siswa-siswa yang memungkinkan bagi mereka mencontoh
atau meniru hal-hal positif yang terjadi dalam kelompok.
a. Jenis-jenis Kelompok
Menurut Prayitno (1995:18) jenis-jenis Kelompok dapat diklasifikasi. Cara
pengklasifikasian yang umum dipakai ialah pengklasifikasian “dua tipe” atau “dua
arah”, yang satu merupakan kebalikan dari yang lain. Dalam pengklasifikasian seperti
itu dikenali adanya:
1) Kelompok primer dan kelompok sekunder
2) Kelompok sosial dan kelompok psikologikal
3) Kelompok terorganisasikan dan kelompok tidak teroganisasikan
4) Kelompok formal dan kelompok informal
6
C. Kemampuan Berkomunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, Communis, yang berarti membuat
kebersamaan antau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. (Ikhsanudin,
2012). Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seseorang kepada orang
lainnya (Sarwono, 2010:185). Adapun pengertian Komunikasi menurut Widjaja
(1993:1) adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun
kelompok. Salah satu macam komunikasi pendidikan yakni komunikasi instruksional,
Istilah komunikasi instruksional berasal dari kata” instruction”. Ini bisa berarti
pengajaran, pelajaran, atau bahkan perintah atau instruksi (Yusup, 1990:17).
b. Fungsi Komunikasi
Menurut Sopiah (2008:142) ada empat fungsi komunikasi, yaitu:
1) Komunikasi berfungsi sebagai pengendali perilaku anggota.
2) Komunikasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi karyawan.
3) Komunikasi berperan sebagai pengungkapan emosi.
4) Komunikasi berperan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
c. Tujuan Komunikasi
Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain:
1) Supaya kita sampaikan itu dapat dimengerti
2) Memahami orang lain
3) Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain.
4) Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu.
7
d. Jenis-Jenis Komunikasi
Terdapat beberapa jenis-jenis komunikasi menurut (Sarwono, 2009:195).
1) Komunikasi searah, yaitu komunikasi yang dating dari satu pihak saja, sedangkan
pihak yang lain hanya menjadi penerima.
2) Komunikasi dua arah, yaitu penerima dapat berubah fungsi menjadi pengirim berita,
sedangkan pengirim dapat menjadi penerima berita.
e. Komunikasi dalam Kelompok
Adapun tujuan komunikasi dalam kelompok menurut (Sopiah, 2008:147).
1) Kesempatan untuk berinteraksi
2) Status hubungan
3) Kepaduan
5.2 Kajian terdahulu yang relevan
Penelitian tentang bimbingan kelompok ini pernah diteliti oleh Agus Maemun
(2012) diambil dari jurnalnya dengan judul Pengembangan Model Bimbingan
Kelompok Dengan Teknik Modeling Untuk Mengembangkan Budi Pekerti Berbasis
Nilai-Nilai Humanistik, yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Slawi. Berdasarkan hasil uji coba model dapat disimpulkan bahwa model bimbingan
kelompok dengan teknik modeling yang telah dikembangkan efektif dan berpengaruh
terhadap peningkatan budi pekerti berbasis nilai-nilai humanistik siswa.
Selain itu, penelitian tentang bimbingan kelompok ini juga pernah diteliti oleh
Ariyani Christina (2012) diambil dari jurnalnya dengan judul Model Bimbingan
Kelompok Berdasarkan Pendekatan Sistem Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa, yang
8
dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) TN Magelang. Berdasarkan hasil uji
coba pengembangan model bimbingan kelompok yang berdasarkan pendekatan (Bkp)
ini tercapai dan memberikan dampak yang positif baik bagi siswa, konselor maupun
bagi lingkungan sekolah.
Kemudian, penelitian tentang komunikasi ini pernah diteliti oleh Ikhsanudin
(2012) yang diambil dari jurnalnya dengan judul Pengaruh Komunikasi Inerpersonal
Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji coba hasil
tersebut memberikan pengertian terdapat pengaruh yang signifikan variabel komunikasi
interpersonal dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap intense
berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh Agus Maemun (2012) dengan penelitian yang
akan saya lakukan mempunyai perbedaan persamaan hubungan. Hubungannya yaitu
sama-sama meneliti tentang Bimbingan Kelompok. Dengan variabel bebas (x) nya:
Bimbingan Kelompok, dan variabel terikat (y) nya: Teknik Modeling. Sedangkan yang
akan saya teliti yaitu mengenai Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap
Kemampuan Berkomunikasi Siswa. Dengan variabel bebas (x) nya: Layanan bimbingan
kelompok, dan variabel terikat (y) nya: Kemampuan berkomunikasi. Namun Tempat
penelitanya berbeda, Agus Maemun meneliti di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
1 Slawi sedangkan saya meneliti di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Muaradua.
Selain itu, Penelitian yang dilakukan oleh Ariyani Christina (2012) dengan
penelitian yang akan saya lakukan mempunyai perbedaan persamaan hubungan.
Hubungannya yaitu sama-sama meneliti tentang Bimbingan Kelompok. Dengan
9
variabel bebas (x) nya: Model Bimbingan Kelompok berdasarkan Pendekatan Sistem ,
dan variabel terikat (y) nya: Meningkatkan Resiliensi Siswa. Sedangkan yang akan saya
teliti yaitu mengenai Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Kemampuan
Berkomunikasi Siswa. Dengan variabel bebas (x) nya: Layanan bimbingan kelompok,
dan variabel terikat (y) nya: Kemampuan berkomunikasi. Namun Tempat penelitanya
berbeda, Anna Maria meneliti di Sekolah Menengah Atas (SMA) TN Magelang,
sedangkan saya meneliti di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Ikhsanudin (2012) dengan penelitian
yang akan saya lakukan mempunyai perbedaan persamaan hubungan. Hubungannya
yaitu sama-sama meneliti tentang Komunikasi. Dengan variabel bebas (x) nya:
Komunikasi Interpersonal dan Lingkungan Keluarga, dan variabel terikat (y) nya:
Intensi Berwirausaha. Sedangkan yang akan saya teliti yaitu mengenai Pengaruh
Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Siswa. Dengan
variabel bebas (x) nya: Layanan bimbingan kelompok, dan variabel terikat (y) nya:
Kemampuan berkomunikasi. Namun Tempat penelitanya berbeda, Arif meneliti di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 3 Yogyakarta, sedangkan saya
meneliti di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.
6. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok dapat
mempengaruhi Kemampuan berkomunikasi siswa khususnya di Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.
10
7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Sugiyono, 2012:64). Berdasarkan pengertian tersebut maka peneliti
mengemukakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini yakni Ada pengaruh yang
signifikan antara layanan bimbingan kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi
siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.
8. Kriteria Penguji Hipotesis
Kriteria penguji Hipotesis yang di kemukan dalam penelitian ini adalah:
1) Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan kelompok terhadap
kemampuan berkomunikasi siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Muaradua.
2) H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan kelompok
terhadap kemampuan berkomunikasi siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Muaradua.
9. Prosedur Penelitian
9.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja” yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:38).
11
Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris variabel dengan arti “ubahan”, “faktor
tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah” (Anas, 2012:36).
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
Variabel bebas (x) : Layanan Bimbingan Kelompok
Variabel terikat (y) : Kemampuan Berkomunikasi Siswa
9.2 Definisi Operasional Istilah
Adapun definisi operasional dari judul dalam penelitian ini adalah:
A. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap sekumpulan
individu yang membentuk sejumlah kelompok untuk membahas suatu masalah dengan
memberikan layanan informasi. Layanan informasi tersebut dapat berupa layanan
informasi karier, layanan informasi pribadi, layanan informasi sosial, dan layanan
informasi belajar.
B. Kemampuan Berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah sebagai
kemampuan berkomunikasi siswa dalam merespon ungkapan masalah atau kepedulian
kepada sesama teman yang terdiri atas respon yang bersifat menganalisis dan
menafsirkan.
12
9.3 Populasi dan Sampel
A. Populasi Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di
pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012:80). Yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri 1 Muaradua
yang berjumlah 186 Siswa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
TABEL 1
POPULASI PENELITIAN
No KelasJenis Kelamin Jumlah
SiswaLaki-laki Perempuan1 XI IPA 1 9 17 262 XI IPA 2 9 23 323 XI IPA 3 10 22 324 XI IPS 1 14 18 325 XI IPS 2 14 18 326 XI IPS 3 12 20 32
Jumlah 68 118 186Sumber : Kepala Tata Usaha SMA Negeri 1 Muaradua
Berdasarkan tabel diatas diketahui populasi penelitian berjumlah 186 siswa yang
terdiri dari 68 Siswa laki-laki dan 118 Siswa perempuan.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. (Sugiyono, 2012:81).
Karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 186 orang, berdasarkan tabel
13
penentuan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%, dari populasi
berjumlah 186 orang, maka sampel dalam penelitian ini mengambil 30 orang dengan
tingkat kesalahan 1% (Sugiyono, 2012:87). Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut:
TABEL II
SAMPEL PENELITIAN
KelasJenis Kelamin
JumlahLaki-laki Perempuan
XI IPA 3 5 5 10XI IPS 1 5 5 10XI IPS 2 5 5 10Jumlah 15 15 30
Teknik pengambilan sampel ini peneliti menggunakan teknik Simple Random
Sampling (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,
2012:82).
9.4 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini metode
yang digunakan adalah dengan penelitian deskriptif kuantitatif. Data-data dihitung
secara statistik untuk mencapai hasil dari pengaruh layanan bimbingan kelompok
terhadap kemampuan berkomunikasi siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Muaradua.
14
9.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,
2012:224). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data
yaitu:
1) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan “life histories”,
ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya
foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya
karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. (Sugiyono,
2012:240). Dokumantasi ini dapat diperoleh melalui Keluarga, Wali Kelas, dan Teman
Sebayanya.
2) Kuesioner (Angket)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataa tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. (Sugiyono, 2012:142). Angket ini akan dibagikan kepada siswa dengan
memberikan soal pertanyaan yang berhubungan dengan layanan bimbingan kelompok
dan kemampuan berkomunikasi dengan pilihan jawaban yang sangat baik diberi skor 5,
baik diberi skor 4, cukup baik diberi skor 3, kurang baik diberi skor 2, sangat tidak baik
diberi skor 1.
15
3) Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan
bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2012:145).
Jadi peneliti menggunakan teknik observaSi ini untuk mengetahui dan menjaring
siswa yang kurang memiliki kemampuan berkomunikasi di kelasnya.
9.6 Teknik Uji Coba Instrument
A. Validitas
Menurut Sugiyono (2012:267) validitas instrument berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Untuk mengetahui validitas instrument,maka peneliti menggunakan rumus
pearson product moment yaitu:
r =n (∑ x y )−(∑ x )(∑ y )
√[n (∑ x 2 )−(∑ x )2] [n (∑ y2 )−(∑ y )2 ]
(Sugiyono, 2010:183)
Dimana:
rhitung ¿koefisien korelasi
n = jumlah siswa uji sebanyak 10 siswa
∑x = jumlah skor butir x
∑y = jumlah skor butir y
∑x² = jumlah skor butir kuadrat x
∑y² = jumlah skor butir kuadrat y
16
∑xy = jumlah perkalian x dan skor variabel y
B. Reliabilitas
Untuk mencari Reliabilitas peneliti menggunakan metode Alpha, yaitu sebagai
berikut:
r11 ¿ ( kk−1 )∙(∑ s
st ) (Riduwan, 2012:115)
dimana:
r11 ¿nilai reliabilitas
Si ¿ jumlah varians skor tiap−tiap item
Sτ=varians total
k ¿ jumlah item
9.7 Teknik Analisis Data
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua
variabel yang diteliti, sedangkan untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus sebagai
berikut:
Y' = a + bX
Keterangan:
Y' = Nilai yang diprediksikan
a = Konstanta atau bila harga X = 0
b = Koefisien regresi
X = Nilai variabel independen
Nilai a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
17
b =
n (∑ xy )−( (∑ x) (∑ y )n∑ x2− (∑ x )2 a =
(∑ y ) (∑ x2)−(∑ x ) (∑ xy )n (∑ x2 ) (∑ x )2
(Sugiyono, 2010)
9.8 Jadwal Kerja
Jadwal kerja dalam penyelesaian skripsi ini dilakukan selama 5 (lima) bulan,
sebagai berikut :
TABEL III
JADWAL KERJA PENELITIAN
No Kegiatan Bimbingan
Bulan / Minggu Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Usul Judul X X X X2 Proposal X X X3 Seminar X
4 Perbaikan Proposal
X X
5 Bab I X X6 Bab II X7 Bab III X8 Bab IV X9 Bab V X
10 Ujian Skripsi X
11 Perbaikan Skripsi
X
18
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani Christina, Maria, Anna. 2012. Model Bimbingan Kelompok Berdasarkan Pendekatan Sistem Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa, 2012-04 (Online), (http://journal .unnes.ac.id/sju/index.php/jubk.html, diakses 23 Maret 2013).
FKIP. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi 2013. Palembang: FKIP Universitas PGRI Palembang.
Ikhsanudin, Arif, Muhammad. 2012. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, 14320-2 (Online), (http://eprints.uny.ac.id/).
Maemun, Agus. 2012. Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Modeling Untuk Mengembangkan Budi Pekerti Berbasis Nilai-NilaiHumanistik, 2012-04 (Online), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk.html, diakses 23 Maret 2013).
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan Dan Konseling (Dalam Berbagai Latar Kehidupan). Bandung: PT. Refika Aditama.
Prayitno, Amti Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sarwono, W, Salito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
19
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Widjaja. 1993. Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.
Yusup, M, Pawit. 1990. Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
20
Top Related