Latihan proposal ptk kel perbaikan

25
No Peserta : 12016418412233 No absensi : 07 PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM PADA MATERI PENGUKURAN DI KELAS X SMKT KAPIN JAKARTA TIMUR Disusun oleh Nama Peserta : Fikha Zulaika S.Si Nama Instruktur : Dra Imas Ratna Ermawati M.Pd PLPG ANGKATAN 2011/2012 RAYON 137 Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka 1

Transcript of Latihan proposal ptk kel perbaikan

Page 1: Latihan proposal ptk kel perbaikan

No Peserta : 12016418412233

No absensi : 07

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM PADA

MATERI PENGUKURAN DI KELAS X SMKT KAPIN

JAKARTA TIMUR

Disusun oleh

Nama Peserta : Fikha Zulaika S.Si

Nama Instruktur : Dra Imas Ratna Ermawati M.Pd

PLPG

ANGKATAN 2011/2012

RAYON 137

Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka

Jakarta- 2012

1

Page 2: Latihan proposal ptk kel perbaikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini diharapkan siswa SMK setelah menyelesaikan sekolahnya

dapat langsung menerapkan ilmunya di dunia usaha dan dunia industri.

Seperti slogan yang dicanangkan pemerintah: SMK Bisaa! Memang sangat

diharapkan siswa-siswi SMK bisa mengaplikasikan ilmu sesuai dengan

jurusannya di dunia kerja.

Pada Bidang Keahlian Teknologi Informatika, progam Multi Media,

salah satu pelajaran adaptif yang diajarkan adalah Fisika. Diharapkan dengan

memahami konsep Fisika dapat menunjang keahlian siswa di bidang Multi

Media khususnya di bidang pengukuran yang menggunakan jangka sorong.

Namun pada kenyataannya terlihat bahwa hasil belajar Fisika masih

rendah. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah jam pelajaran Fisika per

pekan hanya 2 jam dan materi praktikum hanya lima kali pertemuan dalam 1

semester,sedangkan materi pelajaran yang harus diajarkan sesuai kurikulum

sangat padat, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak sepenuhnya berjalan

efektif.oleh sebab itu dalam meningkatkan hasil belajar Fisika kita

merubahnya dengan memperbanyak metode praktikum dibandingkan dengan

metode teori

B. Perumusan Masalah

Apakah dengan menggunakan metode praktikum dapat meninggkatkan hasil

belajar Fisika pada materi pengukuran menggunakan jangka sorong pada

kelas X SMKT KAPIN Jakarta Timur pada tahun ajaran 2011/2012?

2

Page 3: Latihan proposal ptk kel perbaikan

C. Pemecahan Masalah

Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini yaitu metode

praktikum. Dengan menggunakan metode ini diharapkan motivasi siswa

dalam pembelajaran Fisika dalam materi pengukuran yang menggunakan

jangka sorong dapat meningkat.sbagai pembekalan siswa nantinya dalam

dunia kerja di bidang pengukuran

D. Tujuan PTK

Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk:

1. Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran Fisika

khususnya di materi pengukuran menggunakan jangka sorong dengan

menggunakan metode praktikum di SMKT KAPIN Jakarta Timur.

2. Siswa dapat mempraktekkan cara penggunaan jangka sorong dan

memahami dalam pembacaan skala utama dan skala nonius untuk

mengukur besaran suatu benda.

3. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu

mempertanggung jawabkan segala tugas individu maupun kelompok yang

dilaksanakan di lab maupun diruang kelas yang menggunakan metode

praktikum

3

Page 4: Latihan proposal ptk kel perbaikan

E. Manfaat PTK

1. Bagi siswa :

Proses belajar mengajar Fisika materi Besaran dan Satuan di SMKT

KAPIN Jakarta Timur menjadi menarik dengan metode praktek

menggunakan jangka sorong.

2. Bagi guru:

menemukan strategi pembelajaran yang lebih variatif sehingga meningkatkan

kemampuan dasar guru dalam pembelajaran Fisika.

3. Bagi sekolah: hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika materi

Besaran dan Satuan di SMKT KAPIN Jakarta Timur lebih meningkat.

4

Page 5: Latihan proposal ptk kel perbaikan

BAB II

KAJIAN TEORI DAN RANGKA BERFIKIR

A. PEMBELAJARAN

1. Strategi Belajar Mengajar

Menurut ensiklopedia pendidikan : Strategi is the art of briging forse to

the battle field in Favourable position, dalam ini bahwa strategi adalah

suatu seni bahwa pasukan kedalam Medan tempur dalam yang

menguntungkan.

Dalam perkembangan selanjutnya strategi bukan hanya seni tetapi

sudah merupakan sebuah ilmu pengetahuan, maka strategi dalam dunia

pendidikan adalah suatu seni dan Ilmu membawa pengajaran didepan kelas

sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai

secara efektif dan efisien.

Thorndike (1911), salah seorang pendiri aliran tingkah laku, belajar

adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran,

perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berupa pikiran,

perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike, perubahan tingkah

laku boleh berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang

nonkonkret (tidak bias diamati). Teori Thorndike disebut sebagai “aliran

koneksionis” (connectionism).

Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap

organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakan-

tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta. Jika dalam usaha

mencoba itu kemudian secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap

memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang cocok itu kemudian

“dipegangnya”. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang

dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama

makin efisien. Jadi, proses belajar menurut Thorndike melalui proses:

5

Page 6: Latihan proposal ptk kel perbaikan

1). Trial and error (mencobva-coba dan mengalami kegagalan), dan

2). Law of effect yang berarti bahwa segala tingkah laku yang

berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan

situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baknya1

2. Hasil Belajar

Sebelum membahas bagaimana hasil belajar siswa, maka terlebih

dahulu harus dipahami makna belajar, hal ini dimaksudkan agar

pemaknaan tentang hasil belajar dapat dikorelasikan dengan aktivitas

belajar sehingga dapat kemudian mengidentifikasi hal-hal yang sesuai dan

dapat dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran dalam rangka melakukan

perubahan-perubahan pada peserta didik.

Belajar, secara gamblang hampir semua orang menganggap sebagai

suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Dari pemahaman

seperti ini dapat menghasilkan suatu pemikiran bahwa kegiatan belajar

tidak begitu saja terjadi, tetapi memerlukan langkah-langkah tertentu

dengan berbagai tahapan yang harus dilalui.

Dalam keseluruhan aktivitas pendidikan di sekolah, maka kegiatan

belajar merupakan kegiatan yang paling mendasar. Hal ini

kemungkinannya bahwa baik tidaknya serta berhasil tidaknya rumusan-

rumusan tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai akan sangat

tergantung pada bagaimana proses belajar yang diterapkan atau dialami

oleh peserta didik. James O. Whittaker mendefenisikan belajar yakni “the

process by which behavior originates or is altered through training or

experience” proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman.2

Dari pengertian tersebut, tergambar bahwa belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku seseorang atau peserta didik, ketika peserta didik

telah mendapatkan sejumlah latihan atau pengalaman, dengan demikian

1 https://sites.google.com/site/soalundanvideopraktikum/home/teori-teori-pembelajaran//6/8/12;15:45

2 http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/06/08/12;16:166

Page 7: Latihan proposal ptk kel perbaikan

peneliti berasumsi bahwa perubahan sikap dan tingkah laku yang terjadi

pada peserta didik sebagai akibat dari pertumbuhan fisik atau kematangan

serta pengaruh yang tumbuh dari masing-masing individu, dalam

pemahaman James bukan termasuk belajar.

Pengertian lain dikemukakan oleh Skinner bahwa belajar adalah “a

process progressive behavior adaptation” yakni suatu proses adaptasi

(penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Dijelaskan

bahwa proses adabtasi akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia

diberi penguat (reinforcer)3

Dalam pandangan tersebut tersirat suatu makna bahwa belajar

merupakan suatu proses yang dilakukan melalui kemampuan untuk

beradabtasi, dengan kata lain bahwa belajar hanya akan terjadi ketika

pelajar mendapatkan rangsangan yang dilakukan secara berproses dengan

hasilnya bahwa pelajar tersebut dapat menyesuaikan dirinya dengan apa

yang diperolehnya.

Gagne menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus

bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa

sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia

mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi4

Disamping itu, terdapat beberapa persoalan yang harus

dipertimbangkan oleh seorang guru dalam menentukan keberhasilan

pengajalan dalam pandangan hasil dan produk yang dicapai siswa.

a.   Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran

nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh

(konprehensif) yang terdiri atas unsure kognitif, apektif dan

psikomotorik, secara terpadu pada diri siswa.

3http://carapedia.com/pengertian_definisi_belajar_menurut_para_ahli_info499.html/06/08/12;16:16

4 http://abhy-aya.blogspot.com/2009/10/belajarsuatu-proses.html/06/08/12;16:16

7

Page 8: Latihan proposal ptk kel perbaikan

b.    Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari prose pengajaran

mempunyai daya guna dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa

terutama dalam pemecahan masalah yang dihadapinya.

c.    Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan laa diingat dan

mengendap dalam pikirannya serta cukup mempengaruhi perilaku

dirinya.

d.    Apakah yakni bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh siswa

merupakan akibat dari proses pengajaran, ataukah perubahan itu

sebagai akibat lain di luar proses pengajaran.

3. Fisika

Fisika (bahasa Yunani: φυσικός (physikos), "alamiah", dan φύσις (physis),

"alam") adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas.

Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam

lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari

perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari

partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel)

hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.

4. Hasil Belajar Fisika

Pemahan tentang Fisika yang dihasilkan dari suatu pemikiran bahwa

kegiatan belajar Fisika tidak begitu saja terjadi tetati memerlukan langkah-

langkah tertentu dan berbagai tahapan yang harus dilalui.

5. Jangka sorong

8

Page 9: Latihan proposal ptk kel perbaikan

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai

seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian

bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian

dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah

dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat

ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01

untuk yang diatas 30cm.

Kegunaan

Kegunaan jangka sorong adalah:

untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;

untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang

(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;

untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara

"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak

terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Jenis

Jangka sorong digital

Jangka sorong analog

Gambar jangka sorong

9

Page 10: Latihan proposal ptk kel perbaikan

Fungsi jangka sorong

 Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seratus

milimeter . Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.

Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung padakeahlian dan

ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah

dilengkapi dengandisplay digital. Pada versi analog, umumnya tingkat

ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorangdibawah 30cm dan 0.01

untuk yang diatas 30cm.Kegunaan jangka sorong adalah:

1. untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;

2. untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang

(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;

3. untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan

cara"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur

tidak terlihat pada celah.

B. METODE

1. Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang

menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang

dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode

ceramah plus, diantaranya yaitu:a.Metode ceramah plus tanya jawab

dan tugas b.Metode ceramah plus diskusi dan tugas

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

2. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran

yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya?

Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.

Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang

guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau

10

Page 11: Latihan proposal ptk kel perbaikan

seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses.

Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue,

dan sebagainya

3. Metode Praktek

Metode praktek / eksperimen adalah suatu cara pengelolaan

pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan

mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam

metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau

melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu

obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri

tentang obyek yang dipelajarinya.

Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok.

Hal ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat

yang tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila

alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja

4. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang

peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau

saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga

didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang

menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat

interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode

ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman

konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam

transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat

dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif

untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode

diskusi.

B. Hipotesis Tindakan

11

Page 12: Latihan proposal ptk kel perbaikan

Dengan diterapkan model pembelajaran metode praktikum dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam materi pengukuran menggunakan

jangka sorong pada mata pelajaran fisika.

BAB III

12

Page 13: Latihan proposal ptk kel perbaikan

METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMKT KAPIN Jakarta

Timur, untuk mata pelajaran Fisika sebagai subjek penelitian di kelas X

tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang terdiri

dari 30 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun ajaran 2011/2012, yaitu bulan

Juli sampai dengan November 2011, penentuan waktu penelitian mengacu

pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus

yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

3. Siklus Penelitian

PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil

belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Fisika melalui

pembelajaran metode praktek.

B. Subjek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X

Otomotif SMKT KAPIN yang terdiri dari 35 siswa, terdiri dari 30 siswa laki-

laki dan 5 siswa perempuan.

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas

13

Page 14: Latihan proposal ptk kel perbaikan

D. Prosedur Penelitian

Dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini peneliti telah menentukan

indikator keberhasilan seperti :

- Sebagian besar (75%) dari siswa berani dan mampu menjawab pertanyaan

guru

- Rata-rata nilai formatif mencapai KKM

- Sebagian besar (70%) siswa berani menanggapi dan mengemukakan

pendapat tentang siswa lain.

- Sebagian besar (70%) siswa berani dan mampu untuk bertanya tentang

materi pelajaran pada hari itu.

- Lebih dari 80 % anggota kelompok aktif dalam mengerkerjakan tugas

kelompoknya.

- Penyelesaian tugas kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik

1.1. Tes:

Dipergunakan untuk mendapatkan data yang mengukur kemampuan

subjek penelitian, contohnya hasil belajar siswa yang bersifat

kognitif.

1.2. Observasi:

Dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan

aktivitas atau suatu proses tertentu, contohnya aktivitas siswa dalam

diskusi kelas.

1.3. Wawancara:

Dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi yang lebih

dalam dari suatu fakta, kejadian dan hal-hal lain yang terkait dengan

maalah penelitian, contoh efektifitas implementasi pembelajaran

berbasis masalah dengan metode praktek

14

Page 15: Latihan proposal ptk kel perbaikan

2. Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan

wawancara.

- Tes :

dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam

mata pelajaran Fisika.

- Observasi atau pengamatan:

Dipergunakan untuk mengumpulkan tentang motivasi siswa dalam

proses belajar mengajar dan implementasi pembelajaran berbasis

masalah dengan metode praktek.

- Wawancara:

Menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau

sikap siswa tentang pembelajaran berbasis masalah dengan meode

praktek.

F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi atau pengamatan dan

pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan

menggunakan teknik presentasi untuk melihat kecenderungan yang terjadi

dalam kegiatan pembelajaran Fisika.

Hasil belajar:

Dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan

dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.

G. Personalia Penelitian

1. Peneliti : Fikha Zulaika, SSi

2. Kolaborator : Sari Magdalena S.pd

H. Jadwal Penelitian15

Page 16: Latihan proposal ptk kel perbaikan

I. Daftar Kepustakaan

16

Page 17: Latihan proposal ptk kel perbaikan

[1] Jean Piaget, Psychology and Education Hadder and Staughton, (London,

Sydney-Aucland, 1997), h. 29, lihat juga Ahmadi Abu dan Widodo

Supriyono, Psikologi Belajar (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 119

[2] Danial Lenox, Barlow, Educational Psyichology: The Teaching-Learning

Proces (Chicago: The Moody Bible Institute, 1985), h. 82. Lihat Juga,

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Cet. II; Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), h. 60

[3] Gagne dalam Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Cet. XV;

Bangung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 84

[4] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar

Baru Algesindo, 2000), h. 38

J. Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Nama : Fikha zulaika S.Si

No peserta : 12016418412233

Tempat tgl Lahir : Jakarta,21 september 1979

Jenis kelamin : Perempuan

Bidang keahlian : Pendidikan Fisika

Kantor/unit Kerja : SMKT KAPIN Jakarta Timur

Alamat kantor : Jl Raya Kalimalang Pondok kelapa Jakarta timur

Telp : 021- 8648457

Alamat Rumah : JL.gagak bok A no 146 Komplek Jakasampurna bekasi

No telp : 8227174/021-98057277

Riwayat : S1 fisika, (universitas Indonesia)

17