PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH...

28
i PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU Dr. Umi Pudji Astuti,MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 KODE: 26/1801.018/011/C/RDHP/2013

Transcript of PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH...

Page 1: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

i

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI

BENGKULU

Dr. Umi Pudji Astuti,MP

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013

KODE: 26/1801.018/011/C/RDHP/2013

Page 2: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari (M-KRPL) pada Berbagai Agroekosistem

di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119

4. Diusulkan Melalui DIPA : BPTP 2013

5. Status Kegiatan : Lanjutan

6. Penanggung Jawab :

a. Nama : Dr. Ir. Umi Pudji Astuti, MP

b. Pangkat/Golongan : Pembina /IVa

7. Lokasi : 10 Kabupaten dan Kota di Propinsi Bengkulu

8. Agroekosistem : Lahan Kering Dataran Rendah dan Dataran

Tinggi

9. Jangka Waktu : 1 (satu) tahun

8. Tahun Dimulai : Tahun 2011

10. Biaya : Rp. 1.040.000.000,- (Satu miliar empat puluh

juta rupiah)

Koordinator Program, Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP NIP. 19690427 199803 1 001

Penanggung Jawab RDHP Dr. Ir. Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001

Mengetahui, Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Dr. Agung Hendriadi, M.Eng. NIP. 19610802 198903 1 001

Kepala Balai

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP

NIP. 195902061986031002

Page 3: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

iii

RINGKASAN

1 Judul : Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari (M-KRPL) pada Berbagai Agroekosistem di

Provinsi Bengkulu

2 Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3 Lokasi : 10 Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu

4 Agroekosistem : Lahan kering dataran rendah , lahan kering dataran

tinggi

5 Status (L/B) : Lama/lanjutan

6 Tujuan : 1. Mengembangkan model Rumah Pangan Lestari

spesifik dataran rendah dan dataran tinggi di 10

Kabupaten dan Kota

2. Meningkatkan keterampilan dan minat petani

dalam pemanfaatan lahan pekarangan sesuai

potensi wilayah daerahnya

3. Menghemat pengeluaran konsumsi rumah tangga

dan meningkatkan pendapatan petani melalui

penjualan hasil, serta peningkatan Pola Pangan

Harapan (PPH)

4. Mengembangkan Kebun Bibit Inti (KBI) melalui

produksi benih sayuran, ubi jalar, ganyong, buah-

buahan, dan ayam kampung unggul (KUB) untuk

keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari

(RPL)

5. Meningkatkan peran dan fungsi Kebun Bibit Desa

(KBD)

7 Keluaran : 1. Berkembangnya model KRPL spesifik dataran

rendah dan dataran tinggi di 10 Kabupaten dan

Kota.

2. Meningkatnya keterampilan dan minat petani

dalam pemanfaatan lahan pekarangan melalui

sosialisasi, ekspose,pameran

3. Meningkatnya pendapatan petani dan keluarganya

Page 4: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

iv

melalui penghematan pengeluaran konsumsi

rumah tangga dan penjualan hasil di lokasi baru,

serta PPH

4. Dihasilkannya benih sayuran (cabe,tomat, terung,

bayam, sawi) serta benih papaya merah delima,

ubi jalar, ganyong, dan ayam KUB untuk

keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari

(RPL)

5. Tumbuhnya pelaku usaha bibit di

perdesaan/perkotaan melalui penumbuhan Kebun

Bibit Desa (KBD)

8 Hasil tahun lalu

: 1. Satu laporan akhir hasil kegiatan tahun 2012

2. Terbentuknya 3 unit KRPL model perkotaan dan 10

unit KRPL model perdesaan di 6 Kabupaten dan

Kota

3. Terlaksananya kegiatan Rumah Pangan Lestari

(RPL) sebanyak 200 KK di Kota dan 550 KK di

Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara,

Bengkulu Selatan,Seluma, kaur dan Mukomuko

4. Terbentuknya 1 unit KBI dan 7 unit KBD

5. Terdampinginya 50 kelompok wanitatani pengelola

lahan pekarangan di 4 Kabupaten

6. Menjadi nara sumber kegiatan pemanfataan lahan

pekarangan di Pemda Provinsi Sekretariat daerah,

dan BKP), Pemda Kabupaten (BKP), darmawanita

Provinsi, dan sekolah menengah negeri

9 Perkiraan

Manfaat

: 1. Lahan pekarangan masyarakat dikelola sesuai

anjuran teknologi dan tertata dengan rapi

2. Berkembangnya model KRPL dalam satu Rukun

Tetangga (RT), Rukun Warga(RW) atau satu

dusun/kampung.

3. Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi

masyarakat dari lahan pekarangannya

Page 5: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

v

10 Perkiraan

Dampak

: 1. Menurunnya pengeluaran konsumsi pangan rumah

tangga masyarakat (Rp 300.000 – 500.000,-/

bulan)

2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat

3. Kelestarian sumber pangan lokal

4. Meningkatnya skor PPH masyarakat

11 Prosedur : 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan RODHP

2. Seminar ROP

3. Pembinaan dan bimbingan teknis, pemasaran dan

pengolahan hasil pada lokasi lama

4. Pertemuan Tim, koordinasi dengan stakeholders,

hunting lokasi Pelaksanaan

5. PRA pada lokasi yang baru

6. Pelaksanaan kegiatan dengan metode pendekatan

partisipatif : demplot lapangan , pengembangan

dan penumbuhan KBD di lokasi lama dan baru,

pengembangan komoditas di KBI

7. Temu lapang/ Gelar Teknologi, pelatihan teknis

petani, Sosialisasi, pameran/ekspose, penerbitan

media informasi

8. Evaluasi dampak kegiatan (analisa usaha,

pengeluaran konsumsi, minat terhadap

komoditas), seminar hasil

12 Jangka Waktu : 1 (satu) Tahun

13 Biaya : Rp. 1.040.000.000,- ( Satu miliar empat puluh juta

rupiah)

Page 6: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

vi

SUMMARY

1 Title : Models of Sustainable Food Houses Area

Development in Every Agroecosystem in Bengkulu

Province

2 Implementation

Unit

: IAARD Bengkulu

3 Location : Bengkulu Province

4 Agroekosystem : Dry Lowland and Dry Highland

5 Status (L/B) : Continued

6 Objectives : 1. To develop the Models of Sustainable Food

Houses Area specific lowland and highland in 9

regions and city

2. To improve farmer’s skill in utilizing the yard

according to the region potency

3. To improve farmer’s interest in utilizing the yard

4. To increase farmers and their families income by

saving the household consumption expenditure

and product sale

5. To grow the seed businesses in rural/urban area

by growing Village Garden Seeds (KBD)

6. To develop the Main Garden Seeds (KBI) to the

sustainability of KBD and RPL

7 Output : 1. The Models of Sustainable Food Houses Area

specific lowland and highland development in 9

regions and city

2. The improvement of farmer’s skill in utilizing the

yard according to the region potency

3. The improvement of farmer’s interest in utilizing

the yard

Page 7: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

vii

4. The increasing of farmers and their families

income by saving the household consumption

expenditure and product sale

5. The growing of seed businesses in rural/urban

area by growing Village Garden Seeds (KBD)

6. The development of Main Garden Seeds (KBI) to

the sustainability of KBD and RPL

8 The Result of

Last Year

: 1. A final report of 2012

2. Three units KRPL of urban model and ten units

KRPL of rural model forming in 6 regions and

city

3. The implementation of RPL activity about 200 KK

in Bengkulu City and 550 KK in Central Bengkulu,

North Bengkulu, South Bengkulu, Seluma, Kaur,

and Mukomuko Region

4. One unit KBI and 7 units KBD forming

5. The assistance in 50 women’s group of the yard

land in 4 districts

6. Guest speaker of the utilizing yard activity for

Government Bengkulu’s Province, District, high

school and LPM in Bengkulu City

9 Expected

Benefit

: 1. Society’s yard was organized based on

technology recommended and arranged neatly

2. The development of KRPL models in RT, RW, or

village

3. The fulfilled of food needs and society’s nutrient

from their yard

10

Expected

Impact

:

1. The decreased of household’s consumption

expenditure (Rp. 300.000 – Rp. 500.000/month)

2. The increasing of society’s welfare

Page 8: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

viii

3. The dissemination of KRPL models in every

region and city

4. The increasing of PPH score

11 Procedure : 1. Proposal/RDHP improvement and RODHP

arrangement

2. ROP Seminar

3. Technical, marketing, and product processing

advice and guidance

4. Meeting team, coordination with stakeholders,

and location hunting

5. PRA in new location

6. Implementation activity by participatory

approach : on farm as demplot, the devolepment

and growing of KBD in old and new location,

comodity development in KBI

7. Open-field/expose technology, farmer’s technical

training, socialization, exhibiton/expose,

information media published

8. Impact evaluation (farm analysis, household

consumption expenditure, interest of comodity),

seminar result

12 Duration : 1 (once) Year

13 Budget : Rp. 1.040.000.000 (one billion and fourty million

rupiahs)

Page 9: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

1

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembanguanan ketahanan pangan mempunyai ciri cakupan luas,

adanya keterlibatan lintas sektor, multidisiplin serta penekanan pada basis

sumberdaya lokal. Menurut Suryana (2009) pembangunan ketahanan

pangan berhasil/terwujud bila dua kondisi terpenuhi, yaitu (1) pada tataran

makro, setiap saat tersedia pangan yang cukup (jumlah, mutu, keamanan,

keragaman merata dan terjangkau); (2) pada tataran mikro, setiap rumah

tangga setiap saat mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman,

bergizi dan sesuai pilihannya, untuk menjalani hidup sehat dan produktif.

Bila terjadi kerawanan pangan akan mempunyai dampak besar bagi bangsa,

yang meliputi aspek ekonomi (produktivitas rendah), sosial (keresahan/

kerusuhan) serta politik (instabilitas).

Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk

ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang

lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai

pergeseran. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam

menggerakkan lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan

maupun di pedesaan.

Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah yang

tersedia baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Ketersediaan jenis pangan

dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-

padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani

banyak dijumpai di daerah ini. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan

obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini.

Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran

pemenuhan gizi, yang ditunjukkan dengan skor PPH provinsi Bengkulu 2010

sebesar 74 (BKP, 2010). Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan

ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan

sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya

tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.

Page 10: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

2

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan kegiatan, perhatian

petani terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas,

sehingga pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan

pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan.

Demplot yang dilakukan serta pelatihan teknis budidaya sangat

mempercepat masyarakat untuk mencontoh cara pengelolaan lahan dan

pemeliharaan tanaman secara benar.

Dari 3 unit KRPL model perkotaan yang dibangun serta sosialisasi

kepada Pemerintah Daerah (Walikota, sekolah menengah umum) dan

pameran M-KRPL, ternyata mendorong masyarakat di Kota Bengkulu untuk

mereplikasi M-KRPL menjadi 39 unit (Laporan perkembangan November

2012). Dari 8 unit yang dibangun di perdesaan (6 Kabupaten) juga

mengalami perkembangan yang cukup pesat (70 kelompok/unit).

Perkembangan ini merupakan dampak dari kerjasama dengan Pemerintah

Kabupaten dan Provinsi (Anggaran APBD I dan Dana Perbantuan di

Kabupaten), serta dari kesiapan tenaga teknis sebagai nara sumber di

perbagai kegiatan sosialisasi maupun pelatihan (Astuti.UP, dkk,2011 dan

2012).

Pengalaman petani pelaksana dari kecukupan kebutuhan sayuran

berdampak berkurangnya pengeluaran keluarga. Hal ini mendorong

masyarakat yang belum ikut dalam kelompok timbul keinginan masyarakat

khususnya di perkotaan untuk mencoba secara mandiri. Kondisi ini

membawa keuntungan bagi pengelola KBD melalui penjualan bibit tanaman.

Selain keberhasilan diseminasi model dijumpai juga permasalahan

masyarakat di perkotaan maupun di perdesaan antara lain : secara umum

adalah cara budidaya tanaman di lahan sempit menggunakan media

polybag, kemudahan memperoleh bibit. Apabila bibit telah tersedia,

petunjuk teknis serta bimbingan petugas diberikan maka masyarakat akan

cepat merespon dan mengembangkan.

Disamping permasalahan teknis, juga dijumpai kendala yang dihadapi

selama pelaksanaan adalah kemarau yang sangat panjang sehingga

kesulitan memperoleh air untuk menyiram. Melalui display yang ada di BPTP,

Page 11: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

3

dicoba inovasi irigasi tetes dan springkel yang diharapkan dapat efisien

dalam penggunaan air. Penggunaan tendon air juga dianjurkan di lahan

petani.

Kegiatan yang dilaksanakan tahun sebelumnya baru terfokus pada

lahan kering dataran rendah, sehingga diperlukan pengembangan model RPL

di setiap agroekosistem yang spesifik dengan berbagai inovasi sesuai

kebutuhan daerah (Dataran rendah dan dataran Tinggi)

1.2. Tujuan

1. Mengembangkan model Rumah Pangan Lestari spesifik dataran rendah

dan dataran tinggi di 10 Kabupaten dan Kota

2. Meningkatkan keterampilan dan minat petani dalam pemanfaatan lahan

pekarangan sesuai potensi wilayah daerahnya

3. Menghemat pengeluaran konsumsi rumah tangga dan meningkatkan

pendapatan petani melalui penjualan hasil, serta peningkatan Pola

Pangan Harapan (PPH)

4. Mengembangkan Kebun Bibit Inti (KBI) melalui produksi benih sayuran,

ubi jalar, ganyong, buah-buahan, dan ayam kampung unggul (KUB)

untuk keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari (RPL)

5. Meningkatkan peran dan fungsi Kebun Bibit Desa (KBD)

1.3 Keluaran Yang Diharapkan

1. Berkembangnya model KRPL spesifik dataran rendah dan dataran tinggi di

10 Kabupaten dan Kota.

2. Meningkatnya keterampilan dan minat petani dalam pemanfaatan lahan

pekarangan melalui sosialisasi, ekspose,pameran

3. Meningkatnya pendapatan petani dan keluarganya melalui penghematan

pengeluaran konsumsi rumah tangga dan penjualan hasil di lokasi baru,

serta PPH

4. Dihasilkannya benih sayuran (cabe,tomat, terung, bayam, sawi) serta

benih papaya merah delima, ubi jalar, ganyong, dan ayam KUB untuk

keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari (RPL)

Page 12: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

4

5. Tumbuhnya pelaku usaha bibit di perdesaan/perkotaan melalui

penumbuhan Kebun Bibit Desa (KBD)

1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Manfaat

1. Lahan pekarangan masyarakat dikelola sesuai anjuran teknologi dan

tertata dengan rapi

2. Berkembangnya model KRPL dalam satu Rukun Tetangga (RT), Rukun

Warga (RW) atau satu dusun/kampung yang spesifik.

3. Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi masyarakat dari lahan

pekarangannya

Dampak

1. Menurunnya pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga (Rp 300.000

– 500.000,-/ bulan)

2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat

3. Model KRPL terdiseminasi di setiap Kabupaten dan Kota

4. Meningkatnya skor PPH masyarakat

Page 13: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

5

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif

sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-

buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan

pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang

akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi

kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat

memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.

Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-

kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian

pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan

berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi

masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu

upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus

diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat

disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang

dikelola oleh keluarga. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan

antara lain dapat: memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat

pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.

Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan

untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di

pedesaan maupun di perkotaan (Badan Litbang, 2011)..

Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di

Jakarta International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010,

menyatakan bahwa ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus

dimulai dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk

pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk

mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga (Badan Litbang, 2011).

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL), diwujudkan

dalam satu dusun (kampung) yang telah menerapkan prinsip RPL dengan

menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan

Page 14: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

6

fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka hijau,

serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan

harus menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara

komersial, dilengkapi dengan kebun bibit (Anonim, 2012).

Pada dasarnya kegiatan M-KRPL merupakan bagian dari kegiatan

diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku

menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh

kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam

pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan

memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan

(stakeholders) terkait.

Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan

spectrum diseminasi beserta beragam channel yang dapat digunakan dalam

proses distribusi informasi inovasi teknologi tersebut.

Prinsip yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan M-KRPL adalah

pemberdayaan masyarakat/sasaran melalui pendekatan :

(1) Partisipatif. Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai

kondisi setempat serta meningkatkan kemampuan melalui

pembelajaran di laboratorium lapangan.

(2) Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan

lingkungan sosial budaya, dan ekonomi petani setempat.

Falsafah dari M-KRPL merupakan falsafah diseminasi seperti

pernyataan Rogers ( ) sebagai berikut : Mendengar, Saya Lupa; Melihat,

Saya Ingat; Melakukan, Saya Faham; Menemukan Sendiri, Saya Kuasai.

Page 15: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

7

Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC). Sumber: Badan Litbang Pertanian (2011)

Falsafah di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi

petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif,

dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra.

Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran

yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat,

tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan,

mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan,

mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Melaui cara

ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan

seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh.

Page 16: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

8

Konsep dan Batasan

Pengelompokan Lahan Pekarangan: Secara konsep dibedakan atas :

pekarangan perkotaan dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi

baik untuk menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala

usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan

(Badan Litbang, 2011). Namun dalam pelaksanaan di lapangan,

khususnya di Provinsi Bengkulu ada pengelompokan untuk lahan

pekarangan dataran rendah (termasuk lahan rawa, pantai) dan dataran

tinggi, dengan jenis tanaman yang spesifik sesuai agroekosistem.

a. Pekarangan Perkotaan : Pekarangan perkotaan dikelompokkan

menjadi 2, yaitu: (1) Perumahan Tipe 21, Tipe 36, Tipe 45 dengan

total luas lahan sekitar 36 m2 - 120 m2; (2) Perumahan dengan luas

laha pekarangan 100 – 200 m2

b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompkkan

menjadi 3, yaitu (1) pekarangan sempit (<120 m2); pekarangan

sedang (120-400 m2); dan pekarangan luas (>400 m2).

c. Pekarangan di Dataran Rendah : Pekarangan yang berada di

dataran rendah yang dikelompokkan menjadi halaman perkotaan,

perdesaan di lahan PMK, halaman berlahan rawa

d. Pekarangan di Dataran Tinggi : kawasan di daerah ketinggian >

650 m dpl.

Pemilihan komoditas : ditentukan dengan mempertimbangkan

pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan

pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk

pekarangan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah

(pepaya, jeruk kalamansi,mangga Bengkulu, sirsak). Pada pekarangan

yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak. Pada

agroekosistem dataran tinggi akan dikembangkan tanaman empon-

empon, sayuran organic, buah dan bunga krisan.

2.2. Hasil Penelitian Terkait

Penelitian Rahayu,M dan Raharjono (2005) tentang

Keanekaragaman Tanaman dan Pemanfaatannya di Sulawesi tenggara

Page 17: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

9

menyimpulkan bahwa melalui tanaman pekarangan dapat menunjang

pendapatan keluarga, penghasil obat tradisional, serta untuk estestika.

Peningkatan produktivitas lahan pekarangan diperlukan pendayagunaan

sumberdaya hayati secara maksimal melalui penempatan tata letak jenis

tanaman, serta pemilihan kualitas bibit yang ditanam.

Tulisan Sumaryanto (2009) tentang Diversifikasi Sebagai Salah

Satu Pilar Ketahanan Pangan menyimpulkan bahwa sumber kerawanan

ketahanan pangan terkait dengan faktor-faktor : Pertama, jumlah

penduduk miskin masih cukup banyak dan karena itu aksesnya terhadap

pangan rendah. Kedua, produksi pangan belum cukup untuk membentuk

cadangan pangan yang memenuhi persyaratan status ketahahan pangan

yang mantap. Ketiga, konsumsi pangan pokok sangat terfokus pada

beras, diversifikasi ke arah pangan lokal kurang berkembang, dan

perbaikan pola konsumsi ke arah pola pangan harapan berlangsung

lambat.

Pengembangan diversifikasi pangan ke arah bahan pangan lokal

merupakan salah satu cara yang dipandang efektif untuk mengatasi

sejumlah kerawanan tersebut sekaligus untuk mendukung terwujudnya

ketahanan pangan yang mantap. Berkembangnya spektrum konsumsi

pangan dapat mengurangi konsumsi beras per kapita dan potensial pula

untuk mendukung perkembangan ke arah pola pangan harapan. Pada sisi

produksi, pengembangan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal

kondusif untuk mendukung pengembangan sistem usahatani yang selaras

dengan prinsip adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Melalui sub sistem

usahatani dan agroindustri pangan, pengembangan diversifikasi pangan

ke arah bahan pangan lokal dapat berkontribusi besar dalam peningkatan

dan pemerataan pendapatan, dan perluasan kesempatan kerja karena

melibatkan sebagian besar industri rumah tangga, skala kecil, dan

menengah. Dengan diversifikasi pangan, stabilitas sistem ketahanan

pangan menjadi lebih b aik dan untuk kasus seperti di Indonesia dapat

dimanfaatkan sebagai salah satu pilar pemantapan ketahanan pangan.

Bakker, et al. (2000) menunjukkan bahwa pertanian kota adalah

salah satu pilihan untuk mengatasi ketahanan pangan rumah tangga.

Hal ini sejalan pendapat Haletky dan Taylor (2006) bahwa pertanian kota

Page 18: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

10

adalah salah satu komponen kunci pembangunan sistem pangan

masyarakat yang berkelanjutan dan jika dirancang secara tepat akan

dapat mengentaskan permasalahan kerawanan pangan.

Studi yang dilakukan oleh Alice dan Foeken (1996) di kota di Kota

Nairobi, Kenya menunjukkan bahwa pertanian kota mampu

meningkatkan ketahanan pangan, baik ditinjau dari kecukupan energi,

konsumsi protein dan penurunan balita gizi kurang dan buruk.

Beberapa bukti empiris lainnya bahwa Di Amerika utara Food

Security Coalition (CFSC) mempunyai komisi yang tujuan utamanya

memanfaatkan pertanian kota sebagai instrumen untuk meningkatkan

akses pangan yang segar terjangkau dan bergizi dalam rangka

mengurangi kerawanan pangan (Brown dan Carter 2003).

Pinderhughes (2004), menunjukkan bahwa di Amerika pertanian

kota mempunyai peranan dalam pengurangan kemiskinan, kerawanan

pangan dan mengatasi permasalahan sampah. Pertanian kota dapat

menjamin ketersediaan pangan yang segar dan bergizi, sehingga

meningkan asupan sayuran dan buah dan dapat menghemat

pengeluaran 15-30 persen anggaran pada pangan (USDA Economic

Research Service 2003).

Pengeluaran untuk pangan dapat dihemat dan dapat digunakan

untuk penanaman komoditi pangan. Studi pertanian kota di pekarangan

Philadelphia menemukan bahwa masyarakat dengan pendapatan

rendah yang meiliki pekarangan dapat menghemat pengeluran pangan

rata- rata $150 setiap musim penanaman (Rhoden and Steele 2002,

Pinderhughes 2003).

Penelitian Rihastuti,DD (1993) tentang Studi Perbandingan

Dampak Pemanfaatan Lahan Pekarangan antara Keluarga Peserta dan

bukan Peserta Kursus Pemanfaatan Pekarangan di Jawa Barat

menggunakan analisis program Microstat dan Minitab dan menggunakan

uji Mann-Whitney (Siegel, 1990). Hasil penelitian menunjukkan ada

perbedaan nyata pada pendapatan pekarangan per luas lahan,

pendapatan total keluarga, konsumsi energi dan vitamin A keluarga

peserta dan bukan peserta kursus. Terdapat perbedaan tidak nyata

konsumsi protein antara keluarga peserta dan bukan peserta kursus.

Page 19: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

11

Konsumsi energi dan protein pada keluarga bukan peserta relatif lebih

baik daripada keluarga peserta kursus, sedangkan untuk konsumsi

vitamin A, keluarga peserta relatif lebih baik.

Hubungan antara pengetahuan gizi dan pekarangan isteri keluarga

bukan peserta dengan pendapatan pekarangan per luas lahan adalah

nyata positif. Hubungan umur isteri keluarga peserta dengan pendapatan

pekarangan per luas lahan adalah nyata negatif. Hubungan tingkat

pendidikan formal isteri pada keluarga peserta dengan tingkat

pengetahuan gizi dan pekarangan adalah positif nyata.

Sumbangan hasil pekarangan terhadap konsumsi pangan keluarga

pada peserta lebih besar daripada keluarga bukan peserta. Sumbangan

sayuran terhadap konsumsi dan pendapatan keluarga pada peserta lebih

besar daripada bukan peserta, tetapi untuk sumbangan tanaman hias

terhadap penda- patan, keluarga bukan peserta lebih besar dari keluarga

Page 20: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

12

III PROSEDUR

2.3. Pendekatan

Kegiatan diseminasi dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif

di lahan petani /on farm

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Generating system : koordinasi puslit, balit, stakeholders

seminar hasil, penulisan karya ilmiah, workshop

Delivery system : Seminar proposal, pertemuan (tim, stakeholders,

swasta), sosialisasi (Kabupaten/Provinsi),

Pelatihan teknis, ekspose kegiatan dan pameran,

Pencetakan bahan informasi

Receiving system : PRA, Implementasi Demplot, KBI dan KBD,

replikasi model, analisis ekonomi (pengeluaran

konsumsi, penjualan hasil)

Penulisan laporan (bulanan, tengah tahun, akhir tahun)

2.4. Teknik Diseminasi

Diseminasi yang akan dilaksanakan menggunakan metode tatap muka

langsung (sosialisasi, pelatihan, FGD, demplot, dan ekspose/pameran),

maupun tidak langsung (penerbitan bahan cetakan, siaran radio, film,

Koran)

2.5. Bahan dan Alat

Bahan yang akan digunakan dalam kegiatan ini antara lain :

1. Sarana Produksi berupa :

bibit tanaman (tanaman sayuran, umbi-umbian, buah, bunga)

bibit ternak (ayam, kambing/kelinci)

pakan ternak, obat-obatan hewan

bibit ikan (kerjasama dengan Dinas Perikanan atau swadaya petani)

Pupuk antara lain : pupuk kandang, pupuk organik plus, NPK dan

Urea (dalam jumlah terbatas)

Page 21: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

13

Pestisida : pestisida nabati, pestisida kimiawi/fungisida, insektisida

(dalam jumlah terbatas)

Media tanam : sekam, tanah, mikroorganisme (trico G, stardex, dll)

2. Bahan Pendukung lainnya berupa :

Polybag, plastik semai, pot

Rak vertikultur (bambu, besi, dll)

Bahan KBI dan KBD (rak pesemaian, atap rumah bibit, kayu,

bambu, besi, spanduk, dll)

Perangkat irigasi (tandon air, selang, paralon, irigasi tetes,

springkel, ember, gembor, dll)

Perangkat tanam, pemeliharaan dan angkut (kereta dorong,

cangkul, sabit, sprayer, keranjang), alat penimbang, waring, ajir,

dll)

Bahan pendukung pekerja : tas, sepatu lapangan, topi, lock book

3. Alat tulis dan computer suplay

2.6. Waktu dan Tempat

Kegiatan akan dimulai pada bulan Januari sampai bulan Desember

2013 seperti Tabel. 1

Parameter yang Diukur

Jumlah unit dan KBD yang terbentuk

Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga

Pendapatan Rumah Tangga

Jumlah produksi benih di KBI (kg)

Pekarangan dan tanaman terkelola dengan baik

Page 22: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

14

Tabel 1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan M-KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2012.

No Lokasi Kabupaten Bulan Keterangan

1 Kota Bengkulu : lokasi lama

Lokasi baru (2 unit)

Januari - Desember

Maret - Desember

Pembinaan teknis, pasar, pengolahan hasil

PRA, Teknis budidaya,

penumbuhan KBD

2 Bengkulu Tengah : lokasi

lama

Lokasi baru (2 unit)

Januari - Desember

Maret - Desember

Pembinaan teknis, pasar,

pengolahan hasil

PRA, Teknis budidaya, penumbuhan KBD

3 Bengkulu Utara : lokasi lama

Lokasi baru (2 unit)

Januari - Desember

Maret - Desember

Pembinaan teknis, pasar,

pengolahan hasil PRA, Teknis budidaya,

penumbuhan KBD

4 Bengkulu Selatan : lokasi

lama

Lokasi baru (2 unit)

Januari - Desember

Maret - Desember

Pembinaan teknis, pasar,

pengolahan hasil

PRA, Teknis budidaya, penumbuhan KBD

5 Kaur : lokasi lama

Lokasi baru (2 unit)

Januari - Desember

Maret - Desember

Pembinaan teknis, pasar,

pengolahan hasil PRA, Teknis budidaya,

penumbuhan KBD

6 Seluma : lokasi lama

Lokasi baru (2 unit)

Januari - Desember

Maret - Desember

Pembinaan teknis, pasar,

pengolahan hasil

PRA, Teknis budidaya, KBD

7 Mukomuko : lokasi lama

Lokasi baru (2 unit)

Januari - Desember

Maret - Desember

Pembinaan teknis, pasar,

pengolahan hasil

PRA, Teknis budidaya, KBD

8 Rejang Lebong : lokasi baru

(2 unit)

Maret- Desember Sosialisasi, PRA, teknis

budidaya, KBD

9 Lebong : lokasi baru (2 unit) Maret- Desember Sosialisasi, PRA, teknis budidaya, KBD

10 Kepahiang : lokasi baru (2

unit)

Maret- Desember Sosialisasi, PRA, teknis

budidaya, KBD

Page 23: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

15

IV ANALISIS RESIKO

Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang

mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.

Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka dapat disusun

strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun

responsif.

Daftar Resiko dalam Pelaksanaan M-KRPL Tahun 2013

NO. RESIKO PENYEBAB DAMPAK

1. Kegiatan di

lapangan kurang

lancar

Kurangnya koordinasi

dengan stakeholders

- Perkembangan model

lambat

2. Tanaman kerdil - Pengetahuan

mengendalikan

hama/penyakit kurang - Terjadi serangan hama

dan penyakit

- Gagal panen

3. Replikasi model

lambat

- Terbatasnya anggaran

- Masyarakat kurang

berminat membeli bibit di KBD

- M-KRPL tidak berhasil

4. Gagal panen - Ternak diliarkan

- Frekuensi penyiraman berkurang karena

Kekeringan, sumber air jauh

- Pendapatan berkurang

- Konsumsi masyarakat berkurang

Resiko yang akan timbul dalam pelaksanaan M-KRPL harus diantisipasi

sehingga tujuan kegiatan tahun 2012 dan keluaran yang diharapkan dapat

tercapai. Untuk menghindari dampak yang akan terjadi pada semester II

kegiatan akan difokuskan pada pembinaan teknis, penguatan pemberdayaan

masyarakat, koordinasi stakeholders di Kabupaten, Kecamatan, dan Desa.

Page 24: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

16

Alternatif Penanganan Resiko dalam Pelaksanaan M-KRPL Tahun 2013 NO. RESIKO PENYEBAB PENANGANAN

1. Kegiatan di

lapangan kurang lancar

Kurangnya koordinasi

dengan stakeholders

- Keterlibatan penyuluh

pendamping lebih intensif, peningkatan koordinasi dengan

BKP, Dinas Pertanian, Bapeluh

2. Tanaman

kerdil

- Pengetahuan

mengendalikan

hama/penyakit kurang - Terjadi serangan

hama dan penyakit

- Meningkatkan intensitas

pendampingan dari LO di masing-

masing Kabupaten/kota - Koordinasi dengan petugas PHP

setempat

3. Replikasi model lambat

- Terbatasnya anggaran - Masyarakat kurang

berminat membeli bibit di KBD

- Kerjasama sumber modal (BI, Jasa Raharja)

- Pemberdayaan masyarakat dan penyuluhan (Badan

Pemberdayaan Perempuan, Bakorluh)

- Selama 2 tahun KBD membagikan

bibit/gratis (BPTP, BKP)

4. Gagal panen - Ternak diliarkan

- Frekuensi penyiraman

berkurang karena Kekeringan, sumber

air jauh

- Pemberlakuan PERDA, dukungan

aparat desa (Pemda)

- Membuat penampungan - Mengembangkan teknologi tetes

Page 25: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

17

V TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN

5.1 Tenaga yang Terlibat dalam Kegiatan

NO NAMA/NIP JABATAN DALAM

KEGIATAN

URAIAN TUGAS AL

WAKT

U (%)

1 Umi Pudji Astuti

19610531

199003 2 001

Penanggung

Jawab RDHP

Mengkoordinir kegiatan mulai

perencanaan, penyusunan RODHP,

Juklak, pelaksanaan lapangan, pelaporan

30

2 Dr Wahyu Wibawa

Anggota Membantu melaksanakan kegiatan (penyusunan Juklak/juknis,

pelaksanaan Nara sumber)

10

3 Ir. Eddy Makruf

Penanggung

jawab KBI dan

KBD

Membantu melaksanakan kegiatan

(penyusunan Juklak/juknis,

pelaksanaan Nara sumber, KBI dan KBD

20

4 Yahumri, SP LO Kab Kaur, Kab

Bengkulu Selatan

Membantu melaksanakan kegiatan

teknis, pelatihan, PRA, pengumpulan data, analisis dan

pelaporan kegiatan di Kab Kaur dan Bengkulu Selatan

20

5 Robiyanto Lo Kab. Rejang

Lebong dan Kab. Lebong

Membantu melaksanakan kegiatan

teknis, pelatihan, PRA, pengumpulan data, analisis dan

pelaporan kegiatan di Kabupaten Rejang Lebong dan Lebong

15

6 Bunayah H, SP LO Kab Benteng

dan Kab. Kepahiang

Membantu melaksanakan kegiatan

teknis, pelatihan, PRA, pengumpulan data, analisis dan

pelaporan kegiatan di Kab. Kepahiang dan Benteng

20

7 Tri Wahyuni, SSi LO Kab Bengkulu

Utara, LO Kab. Seluma

Membantu melaksanakan kegiatan

teknis, pelatihan, PRA, pengumpulan data, analisis dan

pelaporan kegiatan di Kabupaten

Seluma dan Bengkulu Utara

20

8 Waluyo, A LO Kab

Mukomuko, dan

Kota Bengkulu

Membantu melaksanakan kegiatan

teknis, pelatihan, PRA,

pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan di BS

20

9 Johan Syafri, AMd

Teknisis Membantu pelaksanaan teknis budidaya, Display bibit di

lingkungan Kantor

15

10 Sri Hartati A Administrasi Keuangan

Menyiapkan administrasi keuangan (RPD, Rencana pengajuan bahan

dan memproses ke PUMK)

10

Page 26: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

18

5.2. Jangka waktu kegiatan

No Uraian Bulan dalam Tahun 2013

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Penyusunan TOR, RDHP,

ROPP, Juklak XX XX

2. Persiapan (pengumpulan informasi awal tentang

potensi sumberdaya dan kelompok sasaran,

pertemuan, koordinasi

dengan instansi terkait)

X

3. Penentuan lokasi. petani

kooperator

X X

4. Pembentukan kelompok X

5. Sosialisasi X

6. Penguatan kelembagaan

kelompok

X

7. Perencanaan (Pengelompokan lahan

pekarangan, pemilihan komoditas, penyusunan

rancang bangun/model

KRPL, pembuatan Kebun Bibit Desa)

X X X X

8. Pelaksanaan (Pengolahanlahan,tanam

, panen)

X X X X X X X X

9 Survey adopsi, persepsi, konsumsi pangan

X X X X

10 Monitoring dan evaluasi X X X

11 Tabulasi data dan analisis data

X X

12 Pelaporan X X X X X X X X X X X

13 Seminar X

Page 27: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

19

5.3 Pembiyaan

Akun Uraian Volume Satuan Total Anggaran

Bahan ATK, Komp Suplay 1 tahun 5.000.000 5.000.000

Bahan Saprodi dan pendukung lainnya

1 paket 213.600.000 213.600.000

Bahan Saprodi dan pendukung lainnya KBI

1 paket 30.000.000 30.000.000

Bahan Saprodi dan pendukung lainnya KBD (baru)

20 unit 7.500.000 150.000.000

Bahan Saprodi dan pendukung lainnya KBD (lama)

1 paket 60.000.000 60.000.000

Konsumsi Pertemuan 100 OH 50.000 5.000.000

Bahan Informasi, papan merk, CD

1 paket 17.660.000 17.660.000

Honor OutputKegiatan

Honor petugas lapang KBD, KBI, petugas lapang di 10 Kab

400 OH 100.000 40.000.000

Upah petani, KBD lama dan baru 1897

OH 35.000 66.395.000

Belanja Barang non Operasional

Akomodasi dalam rangka PRA, pelatihan

10 kali 6.000.000 60.000.000

Prosesing benih, analisis lab 1 paket 5.000.000 5.000.000

Pengganti transport petugas lapang

200 OH 100.000 20.000.000

Belanja Jasa profesi

Nara sumber, pengarah, evaluator

10 OJ 500.000 5.000.000

Pembuatan disain produk, media 1 paket 1.000.000 1.000.000

Belanja Perjalanan lainnya

Perjalanan daerah 853 OP 365.000 3 11.345.000

Perjalanan luar provinsi 10 OP 5.000.000 50.000.000

Jumlah 1.040.000.000

Page 28: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi ... 1. Perbaikan proposal/RDHP, penyusunan

20

DAFTAR PUSTAKA

Astuti.UP, dkk. 2011. Laporan Akhir Tahun: Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari Provinsi Bengkulu TA 2011. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, Bengkulu.

Astuti.UP, dkk. 2012. Laporan Tengah Tahun: Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari Provinsi Bengkulu TA 2012. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, Bengkulu.

Anonim, 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Kementerian Pertanian dan Solidaritas Istri cabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Jakarta.

Alice, M. and D. Foeken.1996. Urban Agriculture, Food Security snd Nutrition in

Low Income Areas of The City of Nairobi, Kenya. Afncan Urban Quarterly, 1996 11 (2 and 3) pp 170-179 © by Afncan Urban Quarterly Ltd

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, 2010. Bahan Presentasi Rakorbang. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Bengkulu.

BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS

Provinsi Bengkulu, Bengkulu. Badan Litbang Pertanian, 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari (M-KRPL), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta.

Bakker, N., Dubbeling, S., Guendel, U., Sabel-Koschella and H. de Zeeuw (2000),

"Growing Cities, Growing Food - Urban Agriculture on the Policy Agenda", DSE, Eurasburg, Germany

Haletky ,N. and O. Taylo. 2006. Urban Agriculture as a Solution to Food

Insecurity: West Oakland and People’s Grocery. Urban Agriculture in West Oakland

Pinderhughes, R. 2004. Alternative Urban Futures: Planning for Sustainable Development in Cities Throughout the World. Lanham, Boulder, New York, Toronto, Oxford: Rowman & Littleield Publishers.

Rahayu,M dan Raharjono Prawiro Atmojo. 2005. Keanekaragaman Tanaman Pekarangan dan Pemanfaatannya di Desa Lampeapi. Jurnal Teknologi Lingkungan.P3TL, BPPT 6 (2) :360-364

Rihastuti. DD. 1993. Skripsi Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga.

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sumaryanto. 2009. Makalah Seminar Hari Pangan Sedunia di Jakarta pada

Tanggal 1 Oktober 2009.