WAHYU WIBAWA -...

28
PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB MELALUI UPBS DI PROVINSI BENGKULU WAHYU WIBAWA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 KODE: 26/1801.025/011/A/RDHP/2013

Transcript of WAHYU WIBAWA -...

Page 1: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB MELALUI UPBS DI

PROVINSI BENGKULU

WAHYU WIBAWA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013

KODE: 26/1801.025/011/A/RDHP/2013

Page 2: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Penyediaan dan Percepatan Penyebaran VUB Melalui UPBS di Provinsi Bengkulu.

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119

4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2013

5. Status Kegiatan (L/B) : L (lanjutan)

6. Penanggung Jawab

a. Nama : Dr. Wahyu Wibawa, MP

b. Pangkat/Golongan : Penata /IIId

c. Jabatan Fungsional : Peneliti Muda

7. Lokasi : Provinsi Bengkulu

8. Agroekosistem : Lahan sawah, lahan rawa dan lahan

kering

9. Tahun Mulai : 2011

10. Tahun Selesai : 2014

11. Output Tahunan : 1. Penyediaan benih sumber tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) hasil inovasi Badan Litbang Pertanian di Bengkulu.

2. Pemetaan penyebarluasan dan kebutuhan VUB.

12. Output Akhir : 1. Benih sumber beberapa VUB padi

hasil inovasi Badan Litbang Pertanian yang spesifik lokasi tersedia di Bengkulu.

2. Peta penyebaran dan kebutuhan VUB 3. Peningkatan adopsi VUB padi.

Page 3: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

ii

13. Biaya : Rp. 331.370.000- (Tiga Ratus Tiga Puluh Satu Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah).

Koordinator Program Dr.Ir. Wahyu Wibawa, MP NIP. 196904271998031001

Penanggung Jawab RDHP

Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP NIP. 196904271998031001

Mengetahui, Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Dr. Agung Hendriadi, M.Eng. NIP. 19610802 198903 1 001

Menyetujui, Kepala BPTP Bengkului

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 195902061986031002

Page 4: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

iii

RINGKASAN

1 Judul : Penyediaan dan Percepatan Penyebaran VUB Melalui UPBS di Provinsi Bengkulu

2 Unit kerja : BPTP Bengkulu

3 Lokasi : Provinsi Bengkulu

4 Agroekosistem : Lahan Sawah, Lahan Rawa dan Lahan Kering

5 Status (L/B) : Lanjutan

6 Tujuan : 1. Menyediakan benih sumber Varietas Unggul Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

2. Menyebarluaskan VUB tanaman pangan kepada petani dan penangkar.

7 Keluaran : 1. Penyediaan benih sumber VUB tanaman pangan yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian di Bengkulu.

2. Peta penyebaran VUB tanaman pangan. 3. Peningkatan adopsi VUB tanaman pangan

8 Hasil/pencapaian : 1. Penangkaran VUB padi (Inpari 1, 13, 14, 15, 20; Inpara 1, 3; Inpago 6), seluas + 30 ha.

2. Penyebarluasan VUB padi + 15 ton melalui UPBS.

3. Meningkatkan kerjasama dengan PSO BLBU padi Provinsi Bengkulu yaitu PT. Hidayah Nur Wahana untuk penyediaan benih sebar padi.

4. Mendorong percepatan adopsi VUB padi hasil inovasi Badan Litbang Pertanian oleh petani.

5. Peta penyebaran VUB hasil penangkaran.

9 Prakiraan Manfaat : Mempercepat diseminasi dan penggunaan VUB tanaman pangan yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian di Bengkulu. Meningkatnya penggunaan VUB tanaman pangan akan mendorong peningkatan produksi, produktivitas lahan, dan pendapatan petani. Melalui kegiatan penangkaran di lahan petani, akan meningkatkan kemampuan teknis dalam kegiatan produksi benih.

10 Prakiraan Dampak : Penggunaan VUB tanaman pangan secara luas

akan berdampak pada peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan di Bengkulu. Peningkatan tersebut akan menyebabkan meningkatnya pendapatan petani.

Page 5: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

iv

11 Metodologi : Kegiatan Penyediaan dan percepatan penyebaran

VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu dilaksanakan di Provinsi Bengkulu melalui penangkaran benih di lahan petani penangkar dengan pengawalan teknologi sesuai dengan kondisi spesifik lokasi. Kegiatan Penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Persiapan kegiatan meliputi penyusunan dan perbaikan rencana kegiatan (RODHP dan juklak). Dan pelaksanaan kegiatan meliputi: (a) koordinasi internal dan antar institusi (dinas/instansi terkait di pusat dan daerah), (b) produksi benih/pelaksanaan penangkaran di lahan petani penangkar, (c) pengawalan penangkaran, (d) pelaporan kegiatan. Sedangkan evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui penyebaran varietas unggul kepada pengguna. .

12 Jangka Waktu : 4 (tiga) tahun (2011 -2014).

13 Biaya : Rp. 331.370.000- (Tiga Ratus Tiga Puluh Satu Juta

Tiga ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah).

Page 6: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

v

SUMMARY

1 Title : Seed Production / UPBS 2 Unit of work : BPTP Bengkulu 3 Location : Bengkulu Province 4 Agroecosystems : Wetland, Wetlands and Dryland Land 5 Status (C / N) : Continued 6 Goals : 1. Provide new superior variety of seed sources

(VUB) food crops (rice, corn, and soybeans) in Bengkulu.

2. VUB disseminate crops for farmers and breeders.

7 Exodus : 1. Provision of seed crop VUB sources that have

been produced by the Agency for Agricultural Research in Bengkulu.

2. Map of the spread of crop VUB. 3. Increased adoption of crop VUB

8 Results/achievements : 1. Breeding rice VUB (Inpari 1, 13, 14, 15, 20; Inpara 1, 3; Inpago 6), covering an area of around 30 hectares.

2. Dissemination VUB + 15 tons of rice through UPBS.

3. Increasing cooperation with PSO BLBU rice Bengkulu province, namely. Nur Hidayah rides for the supply of rice seedlings for distribution.

4. Encourage accelerated adoption of innovation VUB rice farmers AARD.

5. Map of the spread of VUB captive. 9 Forecast Benefits : Accelerating the dissemination and use of VUB crops

that have been produced by the Agency for Agricultural Research in Bengkulu. The increasing use of food crops VUB will encourage increased production, productivity and income of farmers. Through breeding activities in farmers' fields, will improve the technical ability of seed production activities.

10 Weather Impact : The use of food crops widely VUB will have an

impact on increasing the production and productivity of crops in Bengkulu. Such improvements will lead to increasing farmers' income.

Page 7: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

vi

11 Methodology : Seed Production Activities / UPBS implemented in Bengkulu province through seed in farmers' fields with escorts breeder technology in accordance with specific conditions. Seed Production activity / UPBS includes preparation, implementation and evaluation of activities. Preparation activities include the development and improvement of action plans (RODHP and guidelines). And activities include: (a) internal and inter-institutional coordination (agency / agencies at central and local), (b) seed production / implementation breeders breeding in farmers' fields, (c) escorts captivity, (d) reporting activities. While the evaluation of the activities carried out to determine the spread of improved varieties to the user.

12 Period : 4 (three) years (2011 -2014). 13 Cost : Rp. 331.370.000 (Three Hundred Thirty-One Million

Three hundred and Seventy Thousand).

Page 8: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

vii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi utama dalam

peningkatan produktivitas, produksi dan pendapatan usahatani (Badan Litbang

Pertanian, 2009). Varietas unggul adalah galur hasil pemuliaan yang mempunyai

satu atau lebih keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, toleran terhadap

hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan

atau sifat-sifat lainnya, serta telah dilepas oleh pemerintah.

Penggunaan varietas yang adaptif dan spesifik lokasi sangat diperlukan

dalam mendukung peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan di

Provinsi Bengkulu. Untuk dapat menunjukkan potensi hasilnya, varietas

memerlukan kondisi lingkungan atau agroekosistem tertentu (Rubiyo dkk., 2005).

Tidak semua varietas mampu tumbuh dan berkembang pada berbagai

agroekosistem. Dengan kata lain, tiap varietas akan memberikan hasil yang

optimal jika ditanam pada lahan yang sesuai (Kustiyanto, 2001).

Benih bermutu merupakan salah satu komponen teknologi utama dalam

pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (Puslitbangtan,

2009; Sembiring dkk., 2008). Permasalahan yang dihadapi dalam percepatan

adopsi VUB diantaranya adalah: (1) Sistem informasi, promosi dan diseminasi

perbenihan yang belum mantap (2) Kegiatan pengkajian dan diseminasi masih

belum terintegrasi (3) Prinsip 6 tepat perbenihan (jumlah, varietas, mutu, waktu,

lokasi dan harga) belum terpenuhi.

Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) merupakan salah satu kelembagaan

internal di BPTP yang dibentuk dalam rangka mengakomodasikan perubahan

lingkungan strategis perbenihan dan mengantisipasi kebutuhan benih sumber

dari varietas unggul baru (VUB) yang merupakan komoditas strategis (padi,

jagung dan kedelai) yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian (Balai

Besar Pengkajian dan Pengembangan teknologi Pertanian, 2013).

Benih sumber terdiri atas 3 (tiga) kelas, yaitu (1) benih penjenis (BS)

dengan label kuning, (2) benih dasar (FS) dengan label putih dan (3) benih

pokok (SS) dengan label ungu. Berdasarkan kelas benih sumber yang diproduksi,

maka UPBS di BPTP memiliki mandat menghasilkan benih sumber kelas FS dan

SS, sedangkan kuantitas dan varietas yang diproduksi disesuaikan dengan

Page 9: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

viii

kebutuhan, permintaan, preferensi serta karakteristik agroekosistem dan sosial

budaya setempat. Karena dinamika lingkungan strategis di daerah yang

membutuhkan benih ES VUB maka UPBS dapat memproduksi benih kelas ES

(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2013).

Pelaksanaan produksi benih sumber didasarkan pada Pedoman Umum

UPBS Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 melalui SK Kepala Badan Litbang

Pertanian Nomor: 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tanggal 18 Mei 2011 dan Petunjuk

Pelaksanaan UPBS Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

(BBP2TP). Aturan tersebut di atas dimaksudkan untuk menjamin pemenuhan

prinsip 6 (enam) tepat perbenihan yaitu : tepat jumlah, tepat varietas, tepat mutu,

tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga.

Pada tahun 2013 UPBS BPTP Bengkulu akan memproduksi benih sumber

untuk komoditas padi, jagung dan kedelai dengan total produksi benih 30 ton

dengan kelas benih FS dan SS. VUB padi yang akan diproduksi adalah Inpari,

Inpara, Inpogo yang adaptif pada tipe lahan sawah, rawa dan lahan kering.

Untuk VUB jagung dan kedelai akan diproduksi varietas yang adaptif pada lahan

mineral dan lahan masam (bergambut) yang diantaranya adalah Sukmaraga,

sedangkan untuk kedelai akan diproduksi varietas Anjasmoro, Argomulyo,

Burangrang dan Tanggamus.

1.2 Dasar Pertimbangan

Pengaruh negatif penggunaan varietas yang sama secara terus menerus

sudah mulai dirasakan dengan tingginya serangan hama dan penyakit tertentu

seperti wereng, penggerek batang, tikus, tungro, kresek (BLB) dan blast.

Serangan hama dan penyakit ini mengakibatkan penurunan produktivitas padi

secara signifikan.

Banyak varietas unggul yang telah di lepas untuk memenuhi tuntutan

dan kebutuhan petani. Tiap varietas mempunyai spesifikasi tersendiri untuk

dapat menampilkan potensi hasilnya, baik dari segi kesesuaian lahannya maupun

ketahananya terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT). Ratusan varietas

dapat dipilih untuk antisipasi terhadap kondisi lahan yang tersedia (sawah,

ladang maupun rawa).

Secara empiris, pertumbuhan dan hasil tanaman dapat dinyatakan

sebagai fungsi dari genotipe x lingkungan = f (faktor pertumbuhan internal x

Page 10: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

ix

faktor pertumbuhan eksternal). Faktor internal sering digambarkan sebagai sifat

bawaan (genetik) yang diantaranya adalah ketahanan terhadap tekanan iklim,

tanah, dan biologis, laju fotosintesis dan kapasitas untuk menyimpan makanan.

Faktor eksternal terdiri atas iklim (cahaya, temperatur, curah hujan, angin,

panjang hari, dan kelembaban udara), tanah (tekstur, struktur, bahan organik,

pH, dan ketersediaan unsur hara), dan biologis/OPT (hama, penyakit dan

gulma).

Hasil survey menunjukkan bahwa produktivitas tinggi (61,18%),

berumur genjah (11,76%), toleran terhadap serangan hama/penyakit (8,24%),

dan rasa nasi (5,58%)merupakan alasan utama petani dalam pemilihan varietas

(Wibawa dkk., 2011). Hasil ini dapat menjadi rujukan dalam penyediaan/logistik

benih yang dilakukan oleh UPBS BPTP Bengkulu. Dengan mengetahui kebutuhan

dan preferensi masyarakat tani akan dapat mempercepat proses adopsi varietas

unggul tanaman pangan. Benih yang dihasilkan oleh UPBS merupakan varietas-

varietas yang telah resmi dilepas, namun masih belum banyak dikenal

masyarakat, seperti Inpara 1, 2, Banyuasin, Indragiri, Inpari 6, 10, 13, 20 dan

Inpago 8 untuk padi; Argomulyo, Anjasmoro, Burangrang dan Tanggamus

(kedelai) dan Sukmaraga (jagung).

Dalam sistem produksi tanaman pangan, diperlukan adanya

ketersediaan benih dari varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan mutu baik.

Dalam pertanian modern, benih berperan sebagai delivery mechanism yang

menyalurkan keunggulan teknologi kepada clients (Adnyane, 2006). Dengan

demikian kontribusi benih sangat penting dalam mendorong peningkatan

kuantitas dan kualitas produk tanaman pangan (Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian, 2013a).

1.3 Tujuan

Tujuan kegiatan penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui

UPBS di Provinsi Bengkulu pada tahun 2013 adalah:

1. Memprediksi kebutuhan benih, varietas, sebaran/distribusi varietas padi,

jagung dan kedelai (mapping) di Provinsi Bengkulu.

2. Menyediakan benih sumber VUB tanaman pangan strategis (padi, jagung

dan kedelai) spesifik lokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan, permintaan,

Page 11: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

x

preferensi, karakteristik agroekosistem dan sosial-budaya masyarakat

Bengkulu.

3. Mempercepat penyebarluasan dan adopsi VUB tanaman pangan strategis

(padi, jagung dan kedelai) spesifik lokasi yang dihasilkan oleh Badan Litbang

Pertanian.

4. Mengevaluasi peran dan dukungan kelembagaan perbenihan dalam

penyediaan dan penyebarluasan VUB di Provinsi Bengkulu

1.4 Keluaran yang Diharapkan

1.4.1 Keluaran Tahunan

Keluaran pada tahun 2013:

1. Data base kebutuhan benih, varietas, sebaran/distribusi varietas padi,

jagung dan kedelai (mapping) di Provinsi Bengkulu.

2. VUB tanaman pangan strategis spesifik lokasi yang dihasilkan oleh UPBS

BPTP Bengkulu, khususnya untuk padi, dapat tersebar dan diadopsi di

seluruh Kabupaten/Kota melalui kegiatan diseminasi, promosi, dan

komersialisasi, sedangkan untuk komoditas jagung dan kedelai dapat

terdistribusi dan diadopsi pada sentra-sentra produksi.

3. UPBS BPTP Bengkulu mampu menyediakan sebagian besar kebutuhan benih

sumber untuk komoditas padi di Provinsi Bengkulu dan pada sentra-sentra

produksi jagung dan kedelai sesuai dengan kebutuhan, permintaan,

preferensi, karakteristik agroekosistem dan sosial-budaya masyarakat

Bengkulu.

4. Data base dan alternatif rekomendasi dalam optimalisasi peran dan

dukungan kelembagaan perbenihan dalam penyediaan dan penyebarluasan

VUB di Provinsi Bengkulu.

1.4.2 Keluaran Jangka Panjang

1. VUB tanaman pangan strategis (padi, jagung dan kedelai) spesifik lokasi

yang dihasilkan oleh UPBS BPTP Bengkulu dapat tersebar dan diadopsi di

seluruh Kabupaten/Kota sebagai akibat dari meningkatnya pemahaman dan

kesadaran petani dalam penggunaan benih bermutu dan berlabel dalam

upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman.

Page 12: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xi

2. UPBS BPTP Bengkulu mampu menyediakan kebutuhan benih sumber yang

memenuhi kriteria 6 tepat untuk komoditas tanaman pangan strategis di

Provinsi Bengkulu dengan mengacu pada data base kebutuhan benih,

varietas, sebaran/distribusi varietas padi, jagung dan kedelai (mapping) di

Provinsi Bengkulu yang selalu di update setiap tahun.

3. Networking/jaringan kerjasama yang kuat antara UPBS BPTP Bengkulu

dengan kelembagaan perbenihan (BPSB, BBI, BBU, UPTD perbenihan,

produsen benih, dan penangkar) di Provinsi Bengkulu.

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak

1.5.1 Manfaat

Mempercepat diseminasi dan penggunaan VUB tanaman pangan yang

telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian di Bengkulu. Mendorong

peningkatan produksi, produktivitas lahan, dan pendapatan petani. Melalui

kegiatan penangkaran di lahan petani, akan meningkatkan kemampuan teknis

dalam kegiatan produksi benih.

Page 13: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xii

1.5.2 Dampak

Penggunaan VUB secara luas berdampak pada peningkatan produksi

dan produktivitas tanaman pangan di Bengkulu. Peningkatan tersebut akan

menyebabkan meningkatnya pendapatan petani.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, responsif

terhadap pemupukan dan tahan hama penyakit utama disertai dengan perbaikan

irigasi dan teknik budidaya telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas,

efisiensi produksi, dan kecukupan pangan. Menurut Nugraha et al. (2007),

swasembada beras pada tahun 1984 di Indonesia tidak terlepas dari introduksi

varietas unggul, perbaikan jaringan irigasi, teknik budidaya, dan rekayasa

kelembagaan melalui program Bimas, Inmas, Insus, dan Supra Insus. Sistem

perbenihan yang tangguh (produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan)

sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi

dan peningkatan produksi beras nasional.

Penggunaan benih unggul menunjukkan kontribusi terbesar terhadap

produksi dibandingkan dengan penerapan teknologi lainnya (Saryoko, 2009).

Disisi lain, nilai biaya benih hanya sekitar 5% dari total biaya input produksi padi

(Kementerian Pertanian, 2010). Bila dikaji lebih lanjut, penggunaan benih unggul

merupakan komponen intensifikasi pertanian yang paling mudah dilakukan untuk

mendukung peningkatan produksi tanaman pangan.

Kesadaran petani dalam penggunaan benih unggul relatif masih

terbatas. Menurut Daradjat et al. (2008), benih padi yang digunakan oleh

masyarakat lebih dari 60 persen berasal dari sektor informal yaitu berupa gabah

yang disisihkan dari sebagian hasil panen musim sebelumnya yang dilakukan

berulang-ulang.

Rendahnya minat petani menggunakan varietas unggul berlabel diduga

menjadi salah satu penyebab rendahnya produktivitas padi di Provinsi Bengkulu.

Menurut Angka Ramalan III tahun 2011, produktivitas rata-rata padi di Bengkulu

hanya mencapai 3,79 ton GKG/ha, termasuk dalam kategori rendah dibandingkan

dengan produktivitas nasional yang sudah mencapai 4,94 ton GKG/ha (BPS,

2011).

Page 14: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xiii

Wahyuni (2011) menjelaskan bahwa sampai dengan tahun 2010 telah

dihasilkan lebih dari 200 varietas unggul padi oleh berbagai Lembaga Penelitian

di Indonesia yang dapat digunakan sebagai benih sumber, 85% diantaranya

adalah hasil inovasi Badan Litbang Kementerian Pertanian. Varietas yang paling

luas ditanam adalah Ciherang, IR64 dan Cigeulis. Ketiga varietas di atas

merupakan varietas-varietas yang sudah lama dilepas. IR64 misalnya telah

dilepas sejak tahun 1986, Ciherang tahun 2000, dan Cigeulis tahun 2002

(Suprihatno et al., 2010). Varietas Unggul Baru (VUB) seperti Inpari, Inpara, dan

Inpago yang dilepas sejak tahun 2008 masih belum banyak ditanam petani. Dari

survei yang dilaksanakan di Bengkulu pada tahun 2011, petani yang telah

menanam VUB baru (release 2008) baru mencapai sekitar 27% (Ishak et al.,

2011). Lambatnya adopsi VUB padi dikarenakan informasi keberadaan benih

sumber masih sangat lemah disamping ketersediaannya yang relatif masih

terbatas (Wahyuni, 2011). Oleh karena itu diperlukan percepatan penyebaran

informasi tentang varietas unggul baru padi, karena keunggulan suatu varietas,

baru dapat dirasakan manfaatnya dalam peningkatan produksi dan mutu beras

apabila tersedia benih dalam jumlah cukup untuk ditanam oleh petani (Daradjat

et al., 2008).

Secara umum, petani di Bengkulu belum membeli varietas unggul

berlabel. Penanaman varietas unggul dalam skala luas dimungkinkan oleh adanya

bantuan benih dari pemerintah melalui berbagai program, seperti subsidi benih,

Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), dan bantuan benih unggul pada lahan

display dan demfarm SL-PTT. Peranan Pemerintah ini diharapkan dapat

meningkatkan penggunaan benih unggul di tingkat petani, karena kebijakan yang

diambil oleh Pemerintah akan sangat mempengaruhi seluruh jalannya sistem

kehidupan masyarakat dan lingkungannya (Manuwoto, 1992).

Menurut data BPS Provinsi Bengkulu (2011), luas panen padi sawah di

Bengkulu adalah 121.877 ha. Jika setiap hektar lahan sawah membutuhkan 25

kg benih, maka kebutuhan benih mencapai 3.046.925 kg. Bantuan benih melalui

BLBU dan SL-PTT di Bengkulu mencapai 1.046.460 kg, atau 34,34% dari

kebutuhan benih total (Ishak et al., 2011).

Untuk mendorong percepatan penggunaan benih bermutu, maka

diperlukan upaya penangkaran dan sertifikasi benih. Hal ini telah diatur oleh

Pemerintah dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Page 15: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xiv

Budidaya Tanaman, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang

Perbenihan Tanaman, Permentan Nomor 39/Permentan/05.140/8/2006 tentang

Produksi Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina, dan Peraturan Direktur Jenderal

Tanaman Pangan Nomor 01/KPTS/HK.310/C/I/2009 tentang Persyaratan dan

Tatacara Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan (Hanizar dan Barianto, 2011).

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat benih melalui pemeriksaan,

pengujian laboratorium dan pengawasan pemasangan label. Benih padi

dibedakan atas beberapa kelas yaitu benih penjenis (label kuning, benih dasar

(label putih), benih pokok (label ungu), dan benih sebar (label biru). Dari 10 kg

benih penjenis dapat dihasilkan 12.000 ton benih sebar untuk kebutuhan benih

padi seluas 480.000 ha (Irawan, 2011). Ditambahkan lebih lanjut bahwa

prosedur sertifikasi benih terdiri atas 5 tahapan yaitu permohonan sertifikasi,

pemeriksaan lapangan, pengambilan contoh benih, pengujian benih, dan

pelabelan.

Sebagai suatu teknologi, penggunaan benih unggul tentu saja mendapat

respons petani yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sesuai dengan kondisi

spesifik lokasi. Harini (2003) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

perubahan usahatani padi diantaranya adalah tingkat pendidikan, luas

kepemilikan lahan dan umur. Selain itu faktor-faktor yang terkait dengan

keragaan agronomis yang ditampilkan oleh varietas unggul tertentu juga sangat

mempengaruhi respons petani terhadap penggunaan benih unggul tersebut.

Ruskandar (2012) berpendapat bahwa petani tidak mudah mengganti

suatu varietas ke varietas yang lain sebelum mereka yakin akan keunggulannya.

Oleh karena itu perlu digiatkan penyuluhan, demonstrasi varietas, ataupun

bentuk diseminasi/promosi lain agar informasi varietas cepat sampai di lahan

petani baik melalui media cetak maupun elektronik.

VUB yang cocok dan diminati oleh petani seharusnya tersedia tepat

waktu. Keberadaan UPBS menjadi sangat penting dalam menunjang kegiatan

peningkatan prosuktivitas dan produksi tanaman pangan.

Page 16: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xv

III. PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1 Pendekatan/Kerangka Pemikiran

Kegiatan penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS di

Provinsi Bengkulu merupakan upaya untuk memproduksi dan mengelolah benih

sumber tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) secara berkelanjutan, yang

dilakukan melalui penangkaran, sertifikasi dan penyebaran VUB. Adopsi VUB

dapat ditingkatkan jika stok benih selalu tersedia.

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS di

Provinsi Bengkulu merupakan kegiatan berkesinambungan yang telah dimulai

sejak tahun 2011. Pelaksanaan produksi benih sumber didasarkan pada Pedoman

Umum Unit Pengelola Benih Sumber Tanaman (UPBS) Badan Litbang Pertanian

Tahun 2011 melalui SK Kepala Badan Litbang Pertanian Nomor:

142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tanggal 18 Mei 2011.

UPBS di BPTP memiliki mandat menghasilkan benih sumber kelas FS dan

SS, sedangkan kuantitas dan varietas yang diproduksi disesuaikan dengan

kebutuhan, permintaan, preferensi serta karakteristik agroekosistem dan sosial

budaya setempat. UPBS dapat memproduksi benih kelas ES karena munculnya

dinamika lingkungan strategis di daerah yang membutuhkan benih ES.

Pada tahap awal UPBS masih memprioritaskan produksi benih sumber

untuk padi. Pada tahun 2013 UPBS akan memproduksi dan mengelola benih

sumber tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) secara berkelanjutan, yang

dilakukan melalui penangkaran, sertifikasi dan penyebaran VUB. Pada tahun ini,

UPBS mentargetkan untuk memproduksi 30 ton produksi benih dari komoditas

padi, jagung dan kedelai. Varietas yang akan diproduksi adalah varietas yang

sudah pernah dikaji, memiliki adaptasi baik dan diminati oleh petani.

Kegiatan penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS di

Provinsi Bengkulu pada tahun 2013 meliputi: (a) koordinasi internal dan antar

institusi, (b) menghimpun data kebutuhan benih, varietas dan pemetaan sebaran

varietas padi, jagung dan kedelai (mapping) (c) produksi benih sumber

(d) diseminasi, promosi dan sosialisasi produk, (e) survey dan analisis peran dan

Page 17: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xvi

dukungan kelembagaan perbenihan (BPSB, BBI, BBU, UPTD perbenihan,

penangkar dll).

3.3 Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan

3.3.1 Bahan dan Alat

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan

penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu

antara lain :

1. Benih Varietas Unggul Baru (VUB) padi (inpari, inpara, inpago), jagung

(sukmaraga), kedelai (tanggamus, burangrang, argomulyo, anjasmoro) kelas

BS atau FS.

2. Saprodi pupuk (pupuk ponska, urea), pestisida (herbisida, insektisida,

fungisida).

3. Karung untuk hasil panen

4. Karung kemasan 20 kg

5. Plastik kemasan 5 kg

6. Tali

7. Elpiji

3.3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Lokasi kegiatan dan waktu

Kegiatan penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS di

Provinsi Bengkulu pada tahun 2013 akan dilaksanakan di 10 kabupaten/kota.

Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2013.

Tahapan pelaksanaan kegiatan

Persiapan

Kegiatan persiapan meliputi penyusunan Rencana Operasional

Diseminasi Hasil Penelitian (RODHP) dan petunjuk pelaksananaan (juklak).

RODHP dan juklak disusun bersama antara penanggung jawabtim kegiatan.

RODHP diseminarkan di tingkat Balai agar sesuai dengan progama dan arah

kebijakan yang telah ditentukan oleh pimpinan.

Page 18: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xvii

Penyusunan RODHP

RODHP disusun untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan

sebagai penjabaran dari proposal/RDHP. RODHP lebih rinci memuat aspek

administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Penyusunan Juklak

Kegiatan teknis di lapangan akan dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan

(juklak) kegiatan diseminasi yang berisi tahapan teknis kegiatan secara rinci di

lapangan.

Pelaksanaan kegiatan

Target produksi benih yang dilakukan oleh UPBS BPTP Bengkulu pada

tahun 2013 untuk komoditas padi adalah 24 ton. Untuk komoditas jagung target

produksinya 5 ton benih dan komoditas kedelai ditargetkan sebanyak 1 ton

benih. VUB yang terseleksi akan ditangkarkan sebagai benih sumbernya,

diantaranya Inpara 1, 2, Banyuasin, Indragiri, Inpari 10, 13, Inpari 20, dan

Inpago 8 selain itu ditangkarkan juga benih sumber untuk jagung dengan

varietas Sukmaraga dan kedelai dengan varietas Tanggamus, Burangrang,

Anjasmoro dan Argomulyo untuk mengantisipasi permintaannya yang

diperkirakan cukup tinggi di Bengkulu pada tahun 2013.

Untuk mencapai output tersebut diperlukan tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. Koordinasi internal dan antar institusi

Koordinasi internal dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan

ataupun seminar di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan setiap

bulan. Dalam pertemuan ini akan dievaluasi kemajuan kegiatan, hambatan dan

kendala, tingkat serapan dana, pencapaian dan rencana tindak lanjut kegiatan

UPBS.

Kegiatan UPBS dalam logistik benih di daerah bertujuan untuk

mendukung pemenuhan kebutuhan benih sumber di daerah. Dengan demikian

UPBS perlu berkoordinasi dengan Dinas maupun kelembagaan perbenihan

setempat antara lain BPSB, BBI, BBU, Instalasi Kebun Benih, Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Perbenihan, penangkar dan produsen benih. Kegiatan

koordinasi dilakukan pada tahap persiapan untuk perencanaan produksi benih

sumber sampai dengan tahap distribusi. Hal ini untuk menjamin bahwa benih

yang akan dihasilkan diketahui oleh lembaga perbenihan setempat dan sesuai

Page 19: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xviii

dengan kebutuhan maupun menampung aspirasi dari stakeholders. Oleh karena

itu, informasi produksi benih yang dihasilkan harus disebar luaskan, agar

stakeholders dan masyarakat mendapatkan informasi ketersediaan benih di

UPBS.

Koordinasi antar institusi baik di tingkat regional (stakeholders di provinsi

dan Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya

ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk kunjungan dan pemaparan

kegiatan kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten, Badan

Pelaksana Penyuluhan maupun BPSB Koordinator Wilayah Kabupaten).

Koordinasi di tingkat provinsi dilakukan ke Dinas Pertanian Provinsi, Bakorluh dan

BPSB Provinsi). Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balai Besar/Balit

lingkup Badan Litbang Pertanian yang merupakan sumber inovasi teknologi dan

informasi (BB Pengkajian, BB Padi, Balitkabi dan Balitserealia).

Koordinasi dengan instituasi ditingkat Provinsi dan Kabupaten, khususnya

dengan pihak BPSB Provinsi maupun BPSB koordinator wilayah dilakukan selain

untuk mendapatkan informasi maupun data mengenai kondisi BBI dan BBU

(alamat, kapasitas produksi dan sarana) yang ada di Provinsi Bengkulu, juga

dilakukan untuk terlaksananya kegiatan sertifikasi benih padi, jagung maupun

kedelai.

2. Menghimpun data kebutuhan benih, varietas dan sebaran varietas (mapping).

UPBS bertujuan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan benih sumber

di daerah. Data yang berkaitan dengan kebutuhan benih, varietas, dan

sebarannya sangat diperlukan agar benih yang diproduksi dapat dimanfaatkan

secara optimal. Data ini perlu dikumpulkan baik secara desk studi maupun

kunjungan ke lapangan. Di samping itu juga perlu dipetakan kebutuhan benih

dan varietas spesifik lokasi untuk mempermudah dalam perencanaan maupun

dalam penyusunan kebijakan (policy). Data-ata pendukung ini dapat diperoleh

dari berbagai sumber diantaranya BPS, Dinas Pertanian, BPSB, Badan

Penyuluhan, BPP, PT Pertani, PT. SHS, penangkar dll. Data ini ditabulasikan,

dianalisis dan dipetakan secara informatif.

3. Produksi benih sumber

Penentuan Lokasi dan Petani Kooperator

Penentuan lokasi dan petani penangkar sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan kegiatan. Petani yang dipilih adalah petani yang kooperatif dan

bersedia untuk mengikuti semua petunjuk teknis yang telah ditentukan.

Page 20: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xix

UPBS perannya tidak hanya memproduksi benih tetapi sekaligus sebagai

media diseminasi. Pemilihan lokasi untuk perbanyakan benih harus

memperhatikan prinsip agronomik dan prinsip genetik. Beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi diantaranya adalah: kemudahan akses

ke lokasi produksi (kondisi jalan) dan kondisi fisik lahan. Lahan untuk produksi

benih sebaiknya adalah lahan bera atau bekas pertanaman varietas yang sama

atau varietas lain yang karakteristik pertumbuhannya berbeda nyata, kondisi

lahan subur dengan air irigasi dan saluran drainase yang baik dan bebas dari

sisa-sisa tanaman/varietas lain. Isolasi jarak minimal antara 2 varietas yang

berbeda adalah 3 meter. Apabila tidak memungkinkan, untuk memperoleh waktu

pembungaan yang berbeda bagi pertanaman produksi benih dari varietas yang

umurnya relatif sama perlu dilakukan isolasi waktu tanam sekitar 4 minggu.

BPTP Bengkulu tidak mempunyai kebun percobaan (KP), maka untuk

produksi benih sumber dilakukan kerjasama dengan petani penangkar. Ada dua

cara kerjasama dengan petani kooperator yaitu dengan cara bagi hasil dan sewa

lahan.

Budidaya , panen , prosesing dan sertifikasi benih

Pelaksanaan penangkaran difokuskan pada produksi benih sumber padi,

jagung dan kedelai. Untuk kegiatan produksi benih dimulai dengan budidaya

yang meliputi kegiatan persemaian, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan,

pengairan, penyiangan dan pengendendalian OPT, roughing, panen,

pengeringan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengolahan benih,

sertifikasi, dan penyimpanan serta pengemasan. Untuk teknis pelaksanaan

secara rinci akan dituangkan kedalam RODHP dan juklak yang dapat digunakan

sebagai petunjuk dan pedoman dalam pelaksanaan produksi benih.

4. Diseminasi dan distribusi benih

Diseminasi dan distribusi benih dilakukan melalui beberapa kegiatan yang

diantaranya adalah sosialisasi, temu usaha, temu lapang, pameran, open house.

Promosi bertujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang ketersediaan benih.

Produksi Benih/UPBS BPTP Bengkulu kepada dinas/instansi lingkup pertanian

tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, BUMN, penangkar dan petani padi.

Sosialisasi dilakukan melalui berbagai kegiatan pertemuan (temu lapang, temu

Page 21: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xx

usaha, sinkronisasi/koordinasi kegiatan dengan stakeholder), penyebarluasan

informasi dalam bentuk tercetak (leaflet, brosur, banner, poster) serta website.

Melalui berbagai kegiatan sosialisasi diharapkan timbulnya sinergi kegiatan antar

pelaku agribisnis (petani, badan usaha, dan pemerintah) dalam mempercepat

penyebarluasan penggunaan VUB tanaman pangan di lahan petani.

Supaya benih yang telah dihasilkan dapat terdistribusi dengan baik

kepada pengguna, maka dapat dilakukan dengan 2 (dua) mekanisme yaitu (1)

promosi/ diseminasi dan (2) komersial. Proporsi benih yang dapat dikomersialkan

dengan benih non-komersial (promosi/diseminasi) disesuaikan dengan

keragaman kondisi dan tantangan yang dihadapi di wilayah setempat.

Distribusi dengan kegiatan promosi/diseminasi

Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :

(1) Sosialisasi benih VUB kepada dinas pertanian (provinsi/kabupaten/kota),

badan koordinasi penyuluhan (pada tingkat provinsi) atau badan pelaksana

penyuluhan kabupaten/kota setempat.

(2) Melakukan promosi benih bersama dengan Dinas, penangkar, penjual beras

dan masyarakat dalam bentuk kunjungan lapang, panen bersama.

(3) Pemberian bantuan benih kepada petani melalui dinas pertanian

kabupaten/kota dan/atau badan pelaksana penyuluhan pertanian

kabupaten/kota setempat untuk dimanfatkan dalam kegiatan uji adaptasi

varietas, demonstrasi benih unggul (dembul), demplot, display varietas

unggul baru (VUB), kaji terap varietas unggul, dsb.

(4) Temu lapang hasil kegiatan uji adaptasi varietas, demonstrasi benih unggul

(dembul), demplot varietas unggul, display VUB, kaji terap varietas unggul,

dsb.

(5) Pertemuan evaluasi hasil kegiatan uji adaptasi varietas, demonstrasi benih

unggul (dembul), demplot varietas unggul, display VUB, kaji terap varietas

unggul, dsb.

(6) Mengikuti atau menjadi peserta pameran dalam rangka hari krida pertanian,

hari ulang tahun (HUT) kabupaten/kota, pameran pembangunan, dsb.

(7) Pemberian bantuan benih VUB kepada penangkar benih melalui ikatan

penangkar dan pedagang benih (IPPB) atau gabungan penangkar dan

pedagang benih (GPPB) atau asosiasi perbenihan yang ada di masing-

Page 22: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xxi

masing kabupaten/kota. Monitoring oleh UPBS dalam hal pemanfaatan benih

bantuan perlu dilakukan agar tepat sasaran.

Distribusi benih secara komersial

1). Produksi benih yang dimanfaatkan secara komersial atau dijual, maka hasil

penjualan sepenuhnya harus disetorkan kepada kas negara sebagai

pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Pengaturan besar target PNBP dari

hasil penjualan benih UPBS BPTP akan tergantung dari nilai alokasi anggaran

biaya produksi benih, kebijakan manajeman UPBS BPTP setempat serta

pertimbangan situasi dan kondisi lainnya di daerah setempat. Semakin besar

proporsi benih yang dapat dikomersialkan oleh UPBS BPTP mengindikasikan

bahwa adanya kepercayaan masyarakat kepada benih VUB yang dihasilkan

oleh UPBS BPTP tersebut.

2). Pada prinsipnya dalam penyaluran (distribusi) benih, baik yang bersifat

bantuan (gratis) maupun benih yang dikomersialkan (dijual) sebagai PNBP,

maka perlu dilengkapi dengan bukti tanda terima (serah-terima) benih atau

berita acara serah terima benih. Pelaksanaan pengelolaan UPBS harus sesuai

Pedoman Umum Unit Pengelola Benih Sumber Tanaman (UPBS) Badan

Litbang Pertanian Tahun 2011 melalui SK Kepala Badan Litbang Pertanian

Nomor: 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tanggal 18 Mei 2011 dan Petunjuk

Pelaksanaan UPBS Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

(BBP2TP). Agar kegiatan pengelolaan UPBS dapat tertib administrasi maka

dibutuhkan instrument berupa kelengkapan dokumen untuk setiap phase

kegiatan. Kegiatan pengelolaan UPBS dimulai dari perencanaan sampai

dengan pelaporan. Instrumen di kelompokan dalam 8 kelompok sebagai

berikut :

1. Instrumen manajemen

2. Instrumen produksi

3. Instrumen sertifikasi

4. Instrumen pengangkutan benih

5. Instrumen penyimpanan

6. Instrumen distribusi benih

7. Instrumen PNBP

8. Instrumen pelaporan UPBS di SI UPBS

Page 23: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xxii

5. Survey peran dan dukungan lembaga perbenihan

Survey ini ini dilakukan untuk mengetahui peran dan aktivitas dari

lembaga perbenihan (BPSB, BBI, BBU, penangkar dll). Data dari kelembagaan

perbenihan yang dikumpulkan diantaranya adalah kapasitas produksi, jenis benih

yang diproduksi, infrastruktur/sarana dan prasarana (jalan, bangunan, alat, dan

mesin).

6. Evaluasi sebaran varietas dan pelaporan

Setiap UPBS harus melakukan penyusunan laporan pelaksanaan UPBS terdiri dari

laporan bulanan, semester dan laporan akhir. Isi laporan meliputi : (1) data

target produksi, (2) perencanaan penanaman, (3) pelaksanaan kegiatan : lokasi,

varietas benih, mekanisme produksi, dll (4) realisasi produksi, distribusi, (5)

peran UPBS dalam memenuhi kebutuhan benih di daerah , (5) permasalahan dan

tindak lanjut.

3.3.3 Parameter yang Diukur

Produksi benih tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai).

Jumlah benih yang diproduksi dan disalurkan oleh UPBS BPTP Bengkulu.

Kemampuan UPBS dalam memenuhi kebutuhan benih sumber di Provinsi

Bengkulu

Jumlah penangkar yang dibina.

Kebutuhan benih padi, jagung dan kedelai dikaitkan dengan kemampuan

produksi benih oleh lembaga perbenihan Pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten di Provinsi Bengkulu

Jumlah diseminasi dan publikasi yang dihasilkan

Peta penyebaran VUB padi, jagung dan kedelai.

Page 24: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xxiii

IV. ANALISIS RESIKO

Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin

dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan

mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi

ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel

1 dan 2).

Tabel 1. Daftar resiko pelaksanaan kegiatan Penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu tahun 2013.

No. Resiko Penyebab Dampak

1 Kegagalan usaha penangkaran

Ketidakpastian iklim dapat menyebabkan lanina (kekeringan)

Stok benih VUB berkurang

Tabel 2. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan kegiatan Penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu tahun 2013.

No. Resiko Penyebab Penanganan

1 Kegagalan usaha penangkaran

Ketidakpastian iklim dapat menyebabkan lanina (kekeringan)

Introduksi varietas yang tahan kekeringan dan berumur genjah

V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN

5.1 Tenaga Yang Terlibat Dalam Kegiatan

Tenaga yang terlibat dalam kegiatan penyediaan dan percepatan

penyebaran VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu terdiri dari peneliti, teknisi

dan tenaga administrasi, dengan latar belakang pendidikan yang beragam antara

lain bidang agronomi, sosek, pasca panendan administrasi.

Page 25: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xxiv

Tabel 3. Tenaga pelaksana kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2013.

No Nama/NIP Jabatan Fungsional/

Bidang keahlian

Jabatan dalam

Kegiatan

Uraian Tugas Alokasi Waktu (Jam/

minggu) 1 Dr. Wahyu Wibawa, MP

19690427 199803 1 001 Peneliti Muda/Agronomi

Penanggung jawab

1. Mengkoordinir anggota tim dalam pelaksanaan kegiatan

2. Membuat perencanaan dan mengevaluasi kegiatan

3. Melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Balai secara periodik

15

2 Andi Ishak, A.Pi, M.Si 19731121 199903 1 003

PNK/Sosek Anggota tim 1. Membantu kegiatan teknis di lapangan

2. Membantu pengolahan data sosial ekonomi

10

3 Yesmawati, SP 19760912 200912 2 001

-/Sosek Anggota tim 1. Membantu kegiatan teknis di lapangan

2. Membantu pengolahan data sosial ekonomi

10

4 Ahyadi Jakfar 19630921 199309 1 001

-/Administrasi Anggota tim 1. Membantu penyelesaian administrasi kegiatan

2. Mencatat distribusi mutasi

stok benih di gudang UPBS

10

5 Yanhar 19630119 198903 1 001

-/Teknisi Anggota tim 1. Membantu kegiatan teknis di lapangan

2. Membantu dalam kegiatan prosesing benih

10

6 Hendri Suyanto 19740401 200701 1 001

-/Teknisi Anggota tim 1. Membantu kegiatan teknis di lapangan

2. Membantu dalam kegiatan prosesing benih

10

5.2 Jangka Waktu Kegiatan

Tabel 4. Jadual pelaksanaan kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2013.

No. Uraian Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Persiapan, penyusunan (RODHP, Juklak)

xx

2 Penentuan lokasi, petani kooperator

x x

3 Produksi benih di lapangan x x x x x X x x

4 Prosesing benih x x x x

5 Sosialisasi/Open House x x x

6 Pelaporan x x

7 Evaluasi penyebaran benih x x

8 Penyampaian hasil x x x x

Page 26: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xxv

5.3 PEMBIAYAAN

Tabel 5. Pembiayaan kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2013.

No JenisPengeluaran Volume HargaSatuan

(Rp.000) Biaya

(Rp.000)

1 Belanja Bahan 105.670

Benih, saprodi, dan bahan pendukung kegiatan

1 keg 80.000 80.000

ATK, komputer suply dan pelaporan 1 paket 7.170 7.170

Pencetakan bahan informasi 1 keg 5.000 5.000

Konsumsi dalam rangka pertemuan, dll 270 OH 50 13.500

2 Honor yang terkait dengan Output Kegiatan 33.250

UHL Petani 729 OH 35 25.515

Honor prosesing benih 221 OH 35 7.735

3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 57.800

Akomodasi dalam rangka Rapat koordinasi dengan stakeholder, open house

7 kali 4.000 28.000

Pengiriman benih, porto 1 paket 15.500 15.500

Analisa tanah 1 keg 4.500 4.500

Biaya sertifikasi benih 1 keg 9.800 9.800

4 Belanja Sewa 26.000

Sewa kendaraan 8 hari 500 4.000

Sewa lahan 1 keg 22.000 22.000

5 Belanja Jasa Profesi 4.000

Nara sumber, pengarah, dll 8 OJ 500 4.000

6 Belanja Perjalanan Lainnya 104.650

Perjalanan ke pusat 4 OP 5.000 20.000

Perjalanan ke kabupaten dan kota 210 OP 365 76.650

Perjalanan pendek 80 OP 100 8.000

Jumlah 331.370

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2011. Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian

Nomor 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tentang Unit Pengelola Benih Sumber. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2013a. Petunjuk

Teknis UPBS. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2013b. Petunjuk

Teknis Produksi Benih. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.

BPS. 2011. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Seluruh

Provinsi. http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?eng=0. BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bengkulu Nomor

43/11/17/Th. V, 1 November 2011. BPS Provinsi Bengkulu.

Page 27: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xxvi

Daradjat, A.A., Agus S., A.K. Makarim, A. Hasanuddin. 2008. Padi – Inovasi Teknologi Produksi. Buku 2. LIPI Press. Jakarta.

Hanizar, M. dan Barianto. 2011. Persyaratan dan Tatacara Sertifikasi Benih Bina

Tanaman Pangan. Makalah disampaikan dalam Temu Lapang Penangkaran Padi di Kota Bengkulu tanggal 12 Desember 2011. BPSB-TPH Provinsi Bengkulu.

Harini, R. 2003. Tingkat Efisiensi Perubahan Usahatani Padi di Kecamatan

Seyegan. Majalah Geografi Indonesia 17(2): 81-94. Irawan, B. 2011. Prosedur Penangkaran Benih Padi. Makalah disampaikan dalam

Sosialisasi Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) di Kabupaten Bengkulu Utara tanggal 13 Desember 2011. BPSB-TPH Provinsi Bengkulu.

Ishak, A., Afrizon, Yahumri, Yesmawati, Y. Oktavia, dan T. Hidayat. 2011.

Laporan Akhir Tahun Kegiatan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Bengkulu: Kementerian Pertanian..

Kementerian Pertanian. 2010. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun

2010-2014. Jakarta: Kementerian Pertanian. Kustiyanto. 2001. Kriteria seleksi untuk sifat toleran cekaman lingkungan biotik

dan abiotik. Makalah Penelitian dan Koordinasi pemuliaan Partisipatif (Shuttle Breeding) dan Uji Multilokasi. Sukamandi.

Puslitbangtan, 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. Kerjasama

Puslitbangtan, BBP2TP, BPTP Jawa Barat dan BPTP Bali. 20 p.

Manuwoto. 1992. Sinkronisasi Kebijakan dalam Perencanaan dan

Pelaksanaan Pembangunan, Suatu Upaya Pencegahan Alih Fungsi Lahan. Dalam: Utomo, M., E. Rivai, dan A. Thahar (Ed.). Pembangunan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan. Bandar Lampung: Universitas Lampung. p. 45-57.

Nugraha, U.S, Sri Wahyuni, M.Y. Samaullah, dan A. Ruskandar. 2007. Perbenihan

di Indonesia. Prosiding Hasil Penelitian Padi Tahun 2007. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat.

Rubiyo, Suprapto, dan Aan Drajat. 2005. Evluasi beberapa galur harapan padi

sawah di Bali. Buletin Plasma Nutfah. Vol 11. No 1:6-10. Ruskandar, A. 2006. Varietas Unggul Baru Padi yang Banyak Ditunggu Petani.

http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/st260706-1.pdf Saryoko, A. 2009. Kajian Pendekatan Penanda Padi (Rice Check) di Provinsi

Banten. Widyariset 12(2):43-52.

Page 28: WAHYU WIBAWA - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · Baru (VUB) tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Bengkulu.

xxvii

Suprihatno, B., A.A. Daradjat, Satoto, Baehaki SE, Suprihanto, A. Setyono, S.D. Indrasari, IP Wardana, dan H. Sembiring. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat.

Wahyuni, S. 2011. Teknik Produksi Benih Sumber Padi. Makalah disampaikan

dalam Workshop Evaluasi Kegiatan Pendampingan SL-PTT 2001 dan Koordinasi UPBS 2012 tanggal 28-29 November 2011. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.