proposal editan terakhir.docx

7
PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON (Musaparadisiaca L) TERHADAP PROFIL FARMAKOKINETIKA DOKSISIKLIN PADA TIKUS JANTAN ( Rattus norvegicus) GALUR WISTAR Disusun oleh : Endah Nur Hidayati 13613028 PROGRAM STUDI FARMASI

Transcript of proposal editan terakhir.docx

Page 1: proposal editan terakhir.docx

PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON (Musaparadisiaca L)

TERHADAP PROFIL FARMAKOKINETIKA DOKSISIKLIN PADA

TIKUS JANTAN ( Rattus norvegicus) GALUR WISTAR

Disusun oleh :

Endah Nur Hidayati

13613028

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2016

Page 2: proposal editan terakhir.docx

LATAR BELAKANG MASALAH

Antibiotik didefinisikan sebagai suatu senyawa organik hasil metabolisme

dari mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan

dan bahkan mematikan mikroorganisme lain akibat aktivitas sejumlah kecil

senyawa  antibiotik tersebut. Antibiotik memiliki kegunaan yang  sangat luas

dibidang farmasi dan pertanian dan dibedakan atas antibiotik yang bersifat anti

bakteri atau anti mikroba, anti jamur dan anti tumor. Penisilin, tetrasiklin,

eritromisin  dan streptomisin merupakan contoh-contoh antibiotik yang bersifat

anti bakteri.(1)

Saat ini, masyarakat Indonesia berpandangan bahwa penggunaan

antibiotik berkaitan dengan rasa yang kurang nyaman. Salah satu antibiotik yang

mempunyai rasa yang kurang nyaman adalah doksisiklin, oleh karena itu

penggunaan doksisiklin biasanya diberikaan bersamaan dengan makanan yang

digunakan untuk membantu menutupi rasa dari antibiotik tersebut. Makanan yang

bisanya digunakaan bersamaan dengan doksisiklin adalah buah pisang. Selain

untuk menutupi rasa pisang juga digunakan untuk membantu menelan obat bagi

orang yang mengalami kesulitan menelan obat dalam bentuk sediaan tablet,

kapsul, kaplet. Mengkonsumsi obat bersamaan dengan buah pisang juga sudah

menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia.

Doksisiklin diserap dalam saluran cerna lebih dari 90%.Absorpsi sebagian

besar berlangsung di lambung dan usus halus. Pemakaian Doksisiklin bersamaan

dengan buah pisang mengandung ion kalsium, magnesium atau ion besi dapat

mengurangi absorpsi karena pembentukan khelat yang tak larut.(2). Absorpsi

dihambat dalam derajat tertentu oleh pH tinggi dan pembentukan kelat yaitu

kompleks doksisiklin dengan suatu zat lain yang sukar diserap seperti aluminium ,

garam kalsium dan magnesium. Salah satu kandungan gizi yang terdapat pada

setiap 100 g bagian pisang yang dapat dimakan adalah sebagai berikut: air 72%,

kalori 99 kal.; protein 1,3 g; lemak 0,2 g; karbohidrat 26 g; mineral (kalsium 10

mg; besi 0,9 mg); riboflavin 0,07 mg; thiamin 0,05 mg; vitamin C 4 mg(3). Buah

pisang juga kaya akan kalium (400 mg/ 100 g).(4)

Page 3: proposal editan terakhir.docx

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakaukan penelitian pengaruh

pemberian pisang terhadap profil farmakokinetik doksisiklin dengan tujuan

mengetahui interaksi doksisiklin dengan buah pisang serta mengetahui profil

farmakokinetik pemberian buah pisang dengan doksisiklin

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah pengaruh perlakuan pemberian pisang terhadap profil

farmakokinetik doksisiklin ?

2. Bagaimana interaksi yang terjadi antara antibiotik doksisiklin dengan buah

pisang ?

3. Apakah buah pisang dapat mempengaruhi profil farmakokinetik antibiotik

doksisiklin?

TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui pengaruh perlakuan pemberian pisang terhadap profil

farmakokinetik doksisiklin

2. Mengetahui mekanisme interaksi yang terjadi antara antibiotik doksisiklin

dengan pisang

3. Mengetahui pengaruh profil farmakokinetika antibiotik doksisiklin pada

pemberian bersamaan dengan pisang

METODOLOGI

A. Alat

Seperangkat alat KCKT (Shimadzu LC-10 At VP), detektor UV-Vis SPD

10A, shimadzu systemcontroller SCL-10A, dan Rheodyne loop injector. Kolom

KCKT: Shim-pack CLC-ODS; panjang 25 cm, diameter 4,6 mm dan ukuran

partikel 5 µm. Filtration unit for HPLC (whatman). Alat-alat gelas, neraca

analitis, sonikator (Branson 1510), jarum suntik ujung tumpul, holder tikus, pisau

bedah, vortex, sentrifugator, stopwatch, blender(8).

B. Bahan

Doksisiklin baku (PT Indo Farma), etiliendiamintetraasetat atau EDTA

(Merck), asam oksalat dihidrat (Merck), asetonitril pro analisis (p.a) (Merck),

Page 4: proposal editan terakhir.docx

metanol pro analisis (p.a) (Merck), trikloroasetat atau TCA (Merck),

akuabidestilata pro injeksi (Otsuka), dan pisang ambon(8).

C. Jalannya Penelitian

Penelitian menggunakan 15 ekor tikus jantan galur wistar yang dibagi

menjadi 3 kelompok perlakuan. Kelompok 1 (kontrol) diberi Doksisiklin dosis 63

mg/kg BB secara oral. Kelompok 2 diberi 2 mL jus pisang ambon 1 jam sebelum

pemberian Doksisiklin dosis 63 mg/kg BB. Kelompok 3 diberi 2 mL jus pisang

ambon bersamaan dengan pemberian Doksisiklin dosis 63 mg/kg BB (dosis

dihitung berdasarkan konversi dari dosis lazim manusia). Pengambilan cuplikan

darah sebanyak 0,5 mL diambil dari vena ekor tikus pada menit ke 30,45, 60, 90,

120, 180, 240, 300, 360, dan 420 setelah pemberian Doksisiklin. Analisis

Doksisiklin dalam darah dilakukan dengan KCKT

D. Parameter Farmakokinetika

Parameter farmakokinetik yang dihitung yaitu tetapan laju absorpsi (ka),

waktu paruh absorpsi (t½), waktu puncak (tmaks), kadar plasma puncak

(Cpmaks), tetapan laju eliminasi (ke), klirens (CL), dan Area Under Curve

(AUC).

E. Analisi Hasil

Analisis Doksisiklin dalam darah dilakukan dengan KCKT. Hasil dianalisis

dari Harga parameter farmakokinetika antar perlakuan dibandingkan secara

statistika menggunakan ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%.

Analisis statistika dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sarah, M. 2002. Parameter Metabolik  Dalam Pembuatan

Penisilin. Medan: USU digital library. Hal 1-2.

[2] Shargel L, Yu ABC. 1993. Applied Biopharmaceutic and

Pharmacokinetics. 3th. Appleton and Lange. Connecticut. 10- 50,375-395

Page 5: proposal editan terakhir.docx

[3] Pratiwi,Sylvia.2008. Mikrobologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

188-189

[4] Syamsuni H.2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 38

[5] Tjay TH & Rahardja K. 2007. Obat – Obat Penting. Khasiat, Penggunaan

dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi ke enam. PT Elex Media Komputindo.

Jakarta. 78-80,89

[6] Goodman and Gilman, 2007, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10,

Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, 773.

[7] Verheij, E.W.M., dan Coronel, 1997. Sumber daya nabati Asia 2:buah-

buahan yang dapat dimakan. Penerjemah Danimihardja. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

[8] Titik Aisyah, dkk., Pengaruh Praperlakuan Pemberian Jus Pisang Ambon

terhadap Profil Farmakokinetik Tetrasiklin pada Tikus Putih Jantan. Jurnal

Farmasi , 10:73-80

[9] Dipiro, J., dkk ., 2008, Pharmacotherapy :A Pathophysiology Approach,

Edisi 7th, McGraw-Hill Medical Publishing, New York.