Sidik bibir editan

59
SIDIK BIBIR Ainurinsan A 0606066544 Ajeng Tri A 0606066550 Kartika Ramadhani 0606066916 Marie Louisa 0606066941 Purwita N 0606067074 Stephani Dwiyanti I. 0606067194

description

sidik bibir

Transcript of Sidik bibir editan

Page 1: Sidik bibir editan

SIDIK BIBIRAinurinsan A 0606066544

Ajeng Tri A 0606066550

Kartika Ramadhani 0606066916

Marie Louisa 0606066941

Purwita N 0606067074

Stephani Dwiyanti I. 0606067194

Page 2: Sidik bibir editan

DEFINISI (1)

• Pola sidik bibir sama uniknya seperti

sidik jari, dimana terdapat perbedaan

antara individu satu dengan lainnya. Hal

inilah yang digunakan untuk membantu

memudahkan identifikasi seseorang.

• Sidik bibir adalah garis dan alur normal

dalam bentuk groove-groove dan

kerutan yang muncul pada zona transisi

antara mukosa labial bagian dalam

dengan kulit luar. Pada labiorum

rubrorum yang dinamakan sulci

labiorum.

Page 3: Sidik bibir editan

• Bagian merah pada bibir disebut vermillion border.

Garis dan alur pada area ini dikatakan sebagai

karakteristik setiap individu dan tetap berbentuk

sama sepanjang hidup

• CHEILOSCOPY: teknik investigasi forensik

yang berkaitan dengan identifikasi manusia

berdasarkan jejak bibirnya

Page 4: Sidik bibir editan

TIPE SIDIK BIBIR

• Ketika mengklasifikasikan sidik bibir, para ahli membagi kerutan dan groove pada bibir menjadi 2 kategori:

Kerutan

dan groove

sederhana

membentuk garis lurus (straight line)

membentuk garis melengkung

(curved line)

membentuk garis yang bersudut

(angled line)

membentuk garis seperti kurva sinus

(sine-shaped curve)

Kerutan

dan groove

compound

membentuk bifurkasi (bifurcated)

membentuk trifurkasi (trifurcated)

membentuk bentuk yang tidak biasa

(anomalous)

Page 5: Sidik bibir editan

6 TIPE SIDIK BIBIR

Jenis Groove Suzuki

and Tsuchihashi

long vertical groove Tipe I Tipe I

short vertical groove Tipe I! Tipe II

branched groove Tipe II Tipe III

Intersected grooves or diamond groove Tipe III Tipe IV

Reticulated groove or rectangular groove Tipe IV Tipe V

Groove yang tidak masuk ke dalam 5

kategori di atas dan tidak dapat dibedakan

secara morfologis.

Tipe V Tipe VI

Page 6: Sidik bibir editan

6 TIPE SIDIK BIBIR

long vertical grooves

garis atau groove jelas yang

berjalan secara vertikal pada

bibir

short vertical grooves

sama dengan long vertical

groove, tetapi tidak

menutupi seluruh bibir

Page 7: Sidik bibir editan

branched groove

grooves yang

bercabang

Intersected groove or

diamond groove

groove yang saling

memotong secara

menyilang

Page 8: Sidik bibir editan

Reticulated groove or

rectangular groove

groove yang berbentuk

seperti jaring

Groove yang tidak

masuk ke dalam 5

kategori di atas dan

tidak dapat dibedakan

secara morfologis.

Page 9: Sidik bibir editan

PENELITIAN

MENGENAI SIDIK

BIBIR

Page 10: Sidik bibir editan

PENELITIAN

• Fischer. R (1902) merupakan seorang anthropologist

pertama yang mendeskripsikan mengenai alur atau

kerutan pada bagian merah bibir manusia

• Edmond Locard (1932) merupakan seorang criminologist

perancis pertama yang merekomendasikan penggunaan

lip prints dalam identifikasi personal dan kasus

kriminalisasi

• Synder L.M (1950) melaporkan dalam bukunya Homicide

Investigation bahwa terdapat perbedaaan karakteristik

sidik bibir pada tiap individu. Perbedaan ini terletak pada

lip grooves. Dia memberi contoh kasus kecelakaan oleh

Leland V yang terungkap karena adanya lip prints

Page 11: Sidik bibir editan

• Suzuki K , Tsuchihashi. Y(1970) membuktikan bahwa terdapat

suatu pola groove pada bibir yang terdapat pada labiorum

rubrorum yang dinamakan sulci labiorum. Sehingga sidik bibir

yang didapatkan pada groove-groove ini dinamakan ”Figura

linearum rubrorum”.

Enam tipe sidik bibir:

• Type I : A clear-cut groove running vertically across the lip.

• Type I’ : Partial –length groove of Type I

• Type II : A branched groove.

• Type III : An intersected groove.

• Type IV : A reticular pattern.

• Type V : Other patterns

Page 12: Sidik bibir editan

Menurut Suzuki K ,

Tsuchihashi. Y:

tidak terdapat

persamaan pola sidik

bibir, bahkan pada

pasangan kembar pun.

Selain itu, pola sidik bibir

tidak dipengaruhi oleh

hereditas

Page 13: Sidik bibir editan

Suzuki dan Tsuchihashi (1970 & 1974) Mengambil data lips prints dari 1,364 warga Jepang. Hasilnya, lip prints diklasifikasikan menjadi lima tipe:1. Type I (Full Vertical Grooves), 2. Type I! (Short Vertical Grooves), 3. Type II (Branched Grooves), 4. Type III (Diamond Grooves), 5. Type IV (Rectangular Grooves)

Page 14: Sidik bibir editan

Ebihara. K (1971)

Meneliti kiss mark dari 30 orang dewasa terdiri dari 27 pria

dan 3 wanita. Hasilnya adalah setiap orang memiliki kiss

pattern yang berbeda-beda.

Mac Donell (1972)

Mempelajari pola lip prints pada kembar identik. Dia

melaporkan bahwa kembar identik sulit dibedakan dari

banyak hal namun pola lips prints-nya ternyata berbeda.

Kembar identik juga dapat dibedakan dengan metode lain

seperti fingerprints, handwritting, voice prints dan nail

clippings.

Page 15: Sidik bibir editan

Federal Bureau Investigation (1987)

Berhasil mengidentifikasi perampok bank pria

yang berusaha menyamar menjadi wanita

dengan meninggalkan jejak lipstik pada kaca

setiap kali selesai merampok. Kasus ini

merupakan kasus unusual robbery bank dan

pertama kalinya FBI menggunakan lips prints

sebagai identifikasi suspect.

Page 16: Sidik bibir editan

Dr. VAHANWALA dan Dr. PAREKH .BK (2000)

Melakukan penelitian lip patterns pada 50 pria dan 50

wanita pada usia 19-21 tahun untuk mengetahui

pentingnya lip prints di dalam identifikasi forensik.

Hasilnya:

Tipe I dominan pada kuadran 3 dan 4 pada wanita.

Pada pria Type II terlihat pada kuadran 2 dan tidak

terdapat pada bibir atas.

Pada pria kebanyakan setiap kuadran polanya berbeda

beda namun pada wanita kebanyakan tiap kuadran

polanya sama. Terdapat 52% yang setidaknya memiliki

kesamaan di dua kuadran.

Page 17: Sidik bibir editan

Pada Pria dan wanita terdapat 24% memiliki tipe I, 38.13%

with tipe II, 13.87% with tipe III, 0.8% with tipe IV dan 23.2%

with tipe V lip prints

• Pada pria:

1. 25.29% memiliki tipe I,

2. 31.61% memiliki tipe II,

3. 14.94% memiliki tipe

III,

4. 0.57% memiliki tipe IV

5. 27.59% memiliki tipe V

• Pada wanita:

1. 22.89% memiliki tipe I,

2. 43.79% memiliki tipe II,

3. 12.94%memiliki tipe III,

4. 0.99% memiliki tipe IV

5. 19.40% memiliki tipe V

Page 18: Sidik bibir editan

Utsuno H, et al.

Membuktikan bahwa data lip

prints ante mortem bisa

digunakan untuk mencocokkan

dengan data postmortem

Page 19: Sidik bibir editan

Penelitian lainnya

• Tidak ada perubahan bentuk lip prints dalam

periode waktu dalam observasi selama setahun

• Pola sidik bibir dipengaruhi herediter, tetapi tidak

mungkin terdapat 2 individu yang memiliki pola

sidik bibir yang sama persis

• Tidak ada kesamaan sidik bibir antara pria dan

wanita, antara sesama pria dalam satu grup,

sesama wanita dalam satu grup, dan antara grup

yang satu dengan yang lainnya

Page 20: Sidik bibir editan

METODE

PENGAMBILAN

SIDIK BIBIR

Page 21: Sidik bibir editan

METODE PENGAMBILAN

SIDIK BIBIR

1. dari tersangka

2. dari benda-benda pada tempat kejadian

perkara

Page 22: Sidik bibir editan

Pengambilan Sidik Bibir dari

Tersangka

1. Individu yang akan dimintai sidik bibirnya diharuskan untuk membersihkan bibir mereka dan memastikan bahwa bibir telah kering.

2. Selapis lipstik diaplikasikan. Hindari mengaplikasikan lipstik terlalu tebal untuk menghindari terwarnainya groove dengan warna lipstik.

3. Individu diminta untuk memposisikan bibirnya secara normal dalam keadaan istirahat. Bagian yang lengket dari cellophane tape strip direkatkan ke atas bibir. Bagian yang terkena pertama kali adalah bagian tengah, yang kemudian dilanjutkan secara perlahan ke bagian ujung bibir.

4. Cellophane strip ditempelkan pada kertas putih untuk pencatatan permanen dan diamati dengan kaca pembesar

Page 23: Sidik bibir editan
Page 24: Sidik bibir editan

Pengambilan sidik bibir dari benda

pada tempat kejadian perkara

• Sidik bibir dapat diperoleh dari gelas, kertas, puntung rokok, pakaian, saputangan, kulit, dan benda-benda lainnya.

• Hal ini terjadi karena vermillion border dari bibir mempunyai kelenjar saliva minor. Selain itu, terdapat pula kelenjar minyak terutama pada bagian ujung bibir yang berasosiasi dengan folikel rambut dan kelenjar keringat.

Page 25: Sidik bibir editan

1. Bubuk berwarna hitam (aluminium oxide, cobalt oxide, black magnetic detection powder) diusapkan ke permukaan dengan menggunakan kuas sehingga tampak sidik bibir

2. Setelah sidik bibir terlihat, digunakan semacam selotip untuk mengangkat sidik tersebut

3. Selotip ditempelkan pada kertas/karton yang berwarna putih sehingga sidik bibir tampak jelas

Page 26: Sidik bibir editan
Page 27: Sidik bibir editan

Kegunaan Sidik Bibir yang

Diambil

1. polanya dapat dianalisa dan dibandingkan

dengan sidik bibir tersangka

2. sel yang tertinggal diambil dan dilakukan PCR

untuk mendapatkan DNA tersangka

3. zat-zat yang terkandung di dalam lipstik dapat

dianalisa

Page 28: Sidik bibir editan

Kerutan atau

groove pada bibir

Bagian bibir

yang menonjol

(ridge)

Perbandingan pola sidik bibir

•Garis horizontal membagi bibir atas dengan bibir bawah, dan garis median membagi sisi kanan dan kiri bibir.

•Para ahli lalu mencatat kombinasi pola alur

untuk setiap kuadran dari sidik bibir tersebut.

Page 29: Sidik bibir editan

III IV V III

III I I III

Page 30: Sidik bibir editan

Mendapatkan DNA dari sidik bibir

• Lysochromes (Sudan Black) cukup efektif untuk mendapatkan sidik bibir yang baru maupun yang sudah lama

• Setelah sidik tersebut didapat, sisa-sisa sel yang tertinggal pada sidik tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan DNA melalui teknik polymerase chain reaction.

• Apabila DNA tidak dapat diperoleh dari sidik bibir, pemeriksaan laboratorium paling tidak dapat menganalisa zat-zat yang terkandung pada lipstik seperti lemak atau minyak.

Page 31: Sidik bibir editan

Kegunaan

Sidik Bibir

Page 32: Sidik bibir editan

– sebagai alat bantu pemecahan kasus kriminal

Untuk sidik bibir, para ahli dapat mendapakatnnya dari objek

yang ditemukan di lokasi kejadian dan membandingkannya

dengan pola sidik bibir tersangka. Sidik bibir juga dapat

digunakan jika sidik jari, dental record, dan DNA tidak

tersedia atau tidak dapat disediakan pada kurun waktu yang

dibutuhkan

– Membantu perbandingan dental

record dalam kasus pembunuhan

mutilasi sehingga menyulitkan

identifikasi atau tidak adanya gigi

korban atau dental record korban

belum tersedia.

Page 33: Sidik bibir editan

– Identifikasi individu

Hal ini didukung dengan fakta-fakta

sebagai berikut:

• Setiap individu mempunyai sidik

bibir yang unik dan berbeda dari

individu lainnya.

• Herediter mempunyi peran

terhadap perkembangan pola sidik

bibir

• Fitur-fitur unik tersebut mudah

untuk dibedakan (walaupun

orangtua dan anak mempunyai

pola yang mirip, namun tetap tidak

identik, bahkan pada kasus kembar

identik)

Page 34: Sidik bibir editan

Keterbatasan

Sidik Bibir

Page 35: Sidik bibir editan

• sidik bibir dapat ditemukan di lokasi kejadian criminal dari pakaian, gelas, rokok jendela, pintu, dan sebagainya. Penggunaan sidik bibir sebagai identifikasi personal merupakan metode yang diterima atau diakui dunia.

• Berbagai faktor dapat merubah sidik bibir yang ada. sidik bibir sudah harus didapatkan 24 jam setelah kematian jika ingin mendapatkan hasil yang akurat untuk mencegah kesalahan akibat perubahan postmortem pada bibir yang terjadi.

Page 36: Sidik bibir editan

• Pola sidik bibir tergantung pada apakah mulut tersebut terbuka atau tertutup. Pada kondisi mulut tertutup, bibir akan menghasilkan groove dengan penampakan yang nyata dan baik. Pada mulut yang terbuka, groove bibir cenderung tidak terbentuk nyata dan sulit untuk intepretasi.

• Kondisi patologis pada bibir seperti mucocele atau perubahan-perubahan yang terjadi pasca bedah pada bibir dapat merubah pola sidik bibir individu. Selain itu, hilangnya support dari gigi anterior juga dapat merubah sidik bibir.

• Berbagai debri dan cairan, aplikasi lipstick yang tebal, atau peregangan berlebihan dari cellophane tape yang digunakan dapat merubah pola sidik bibir.

Page 37: Sidik bibir editan

• Walaupun sidik bibir itu unik pada setiap

individual, saat garis yang dihasilkan tidak

jelas, identifikasi individual berdasarkan

metode ini dapat menjadi sangat sulit

kecuali bukti sidik bibir itu berasal dari

individu yang mempunyai ciri-ciri khusus

seperti parut, clefts, dan sebagainya.

Page 38: Sidik bibir editan

Kasus Sidik Bibir I

TabrakanSynder

Page 39: Sidik bibir editan

CONTOH KASUS 2

• Synder LM (1950) melakukan investigasi pada

kasus kecelakaan mobil

• Synder mempelajari sidik bibir yang ditemukan

di pintu depan kiri mobil dan dibandingkan

dengan sidik bibir wanita yang terluka.

• Terbukti bahwa mobil tersebut adalah

kendaraan yang melukai korban dan wanita

yang terluka akhirnya dapat diidentifikasi.

• Synder menjadi orang pertama yang

mengusulkan sidik bibir untuk identifikasi

Page 40: Sidik bibir editan

Kasus Pencurian

Dr. Anil Aggrawal

Page 41: Sidik bibir editan

• Kejadian ini berlangsung di Jepang, saat Dr.

Anil berkunjung kesana. Seorang pencuri

mencuri barang-barang berharga di safety

box suatu rumah.

• Dr. Anil menuturkan si pencuri mungkin

sangat tegang saat pencurian sehingga

mulutnya terasa kering. Saat si pencuri akan

pergi, ia melihat segelas air di meja makan

dan tergoda untuk meminum air tersebut.

Page 42: Sidik bibir editan

• Pencuri tersebut merupakan pencuri berpengalaman, ia tidak menyentuh gelas dengan tangannya secara langsung, karena tahu mengenai sidik jari yang dapat tertinggal. Ia mengenakan sarung tangan agar tidak menyentuh gelas tersebut secara langsung.

• Tetapi, ia meninggalkan sidik bibir di tepi gelas sehingga Dr.Anil berhasil mendapatkan sidik bibir si pencuri dari gelas.

Page 43: Sidik bibir editan

• Saat investigasi, polisi mendapatkan lima tersangka. Dengan cara konvensional, polisi tidak dapat menentukan si pelaku karena pencuri tidak meninggalkan jejak atau barang bukti.

• Namun, dengan sidik bibir yang diperoleh Dr.Anil dari gelas tersebut, ia membandingkannya dengan sidik bibir kelima tersangka.

• Proses tersebut membutuhkan waktu 24 jam hingga ia berhasil menemukan orang yang cocok dengan barang bukti tersebut, yaitu tersangka yang bernama Tsunachi. Setelah polisi menginterogasi Tsunachi (bukan nama sebenarnya), ia akhirnya mengakui perbuatannya.

Page 44: Sidik bibir editan

• Namun, harus tetap diketahui bahwa pada tahap ini sidik bibir tidaklah sama baiknya dengan identifikasi menggunakan sidik jari.

• Menurut Dr.Anil, pengaruh musim dan umur terhadap groove bibir menjadi masalah ketepatan penggunaan sidik bibir sehingga penggunaannya tidak begitu populer.

Page 45: Sidik bibir editan

Kasus PerampokanThe Windex Case

Page 46: Sidik bibir editan

Kisah ini bermulai ketika polisi

Mansfield menerima laporan

perampokan di sebuah toko. Pada

TKP, investigator melakukan

swab kemudian menyerahkannya

pada labfor untuk diproses. Pada

hasil swab, tidak tampak tanda

bercak darah sama sekali. Jadi,

apakah yang di-swab oleh polisi?

Page 47: Sidik bibir editan

• Ternyata, pada saat perampok akan meninggalkan toko karena terburu-buru ia menabrak pintu kaca dan meninggalkan sidik bibir.

• Sidik ini kemudian di-swab oleh polisi. Labfor mengekstraksi DNA dari sidik tersebut menggunakan metode Chelex, mengkuantifikasi, dan mengamplifikasinya menggunakan PCR. Hasil profil STR ternyata cocok dengan database Minnesota sehingga ditetapkanlah seorang tersangka. Ketika dihadapkan pada bukti-bukti, tersangka pun akhirnya mengaku

Page 48: Sidik bibir editan

Kasus Pembunuhanoleh Lavelle Davis

Page 49: Sidik bibir editan

• Pada tahun 1993, selama pemeriksaan

TKP dari kasus pembunuhan Patrick

Ferguson di Kane County, Illinois, sebuah

gulungan duct tape (selotip) digunakan

sebagai bukti. Lavelle Davis dituduh

membunuh Patrick Ferguson karena

ditemukan sidik bibirnya pada selotip

tersebut.

• Leanne Gray mengambil standar sidik bibir

terdakwa dengan menggunakan bagian

lengket dari selotip dan lipstick pada kertas

• Standar sidik bibir tadi dibandingkan

dengan foto sidik bibir dari TKP

Page 50: Sidik bibir editan

• Setelah dibandingkan ternyata ditemukan 13 titik

kesamaan antara sidik bibir pada standar dengan

sidik bibir di foto.

• Gray bersaksi bahwa perbandingan sidik bibir

bukanlah bentuk identifikasi baru tetapi memang

jarang digunakan. Meskipun kasus tersebut adalah

kasus pertama selama 10 tahun terakhir di Illinois

yang menggunakan sidik bibir sebagai bukti utama,

metode perbandingan sidik bibir adalah cara yang

telah diketahui dan diterima untuk identifikasi.

Page 51: Sidik bibir editan

• Berdasarkan kesaksian ahli tersebut, Illinois Appellate Court, pada tanggal 12 mei 1999 menerima fakta bahwa identifikasi sidik bibir secara umum dapat diterima dalam komunitas forensik science sebagai cara identifikasi karena terdapat pada literatur, metode identifikasi sidik bibir, meskipun jarang digunakan.

• Pada akhir sidang, telah diterima bahwa sidik bibir pada selotip tersebut COCOK dengan sidik bibir terdakwa dan dapat dijadikan sebagai bukti.

Page 52: Sidik bibir editan

• Pada 9 November 2005 pengadilan kasus ini

kembali digelar

• Professor Andre Moenssens (ahli sidik jari).

Moenssens menyatakan bahwa tidak ada penelitian

yang menyatakan keakuratan dan reliabilitas

identifikasi sidik bibir

• komunitas science forensik belum menerima

metode yang tepat untuk melakukan identifikasi

melalui sidik bibir

Page 53: Sidik bibir editan

Kesimpulan

Page 54: Sidik bibir editan

• Temuan dari sidik bibir dapat membantu memecahkan kasus kriminal.

• Meskipun tidak berguna pada identifikasi pada beberapa kondisi, misalnya bila hanya terdapat struktur skeletal, bibir yang utuh menyediakan sidik yang dapat menjadi bukti legal yang berharga.

• Beberapa agen pelaksana hukum tetap tidak menyadari pentingnya kegunaan sidik bibir saat mencoba mengidentifikasi suspek, dan sebagai hasilnya, bukti yang penting hilang.

• Dengan meningkatnya kasus kriminal yang tidak terpecahkan, komunitas peradilan pidana harus mempertimbangkan lebih serius metode-metode baru yang dapat menyediakan bukti yang meyakinkan. Para personel peradilan pidana sebaiknya mulai mempertimbangkan analisis sidik bibir sebagai alat lain yang dapat digunakan untuk memecahkan kasus kriminal.

Page 55: Sidik bibir editan

PERTANYAAN ???

1. Di Indonesia, bagaimana aplikasi sidik bibir dalam hal perbandingannya?

2. Sampai berapa titik kesamaan, sidik bibir boleh dikatakan berasal dari individu yang sama?

3. Bila terkena penyakit seperti Herpes Labialis, apakah sidik bibir dapat berubah?

4. Apabila di TKP ditemukan sidik bibir pada gelas tetapi hanya bagian bawah bibir saja, bagaimana cara mencocokkannya?

Page 56: Sidik bibir editan

5. Monic:

- Bila pada saat pengambilan sidik bibir kondisi bibir sedang kering, bagaimana cara mengidentifikasinya?

- Bila pada kasus, sidik bibir diswab dan dilakukan PCR, jaringan apa digunakan untuk pemeriksaan PCR tersebut? Apakah dari saliva atau minyak?

6. Jessica: apakah perubahan cuaca dapat mempengaruhi pola sidik bibir?

7. Irene: apakah ada perbedaan sidik bibir seiring dengan perubahan umur?

Apakah ada lipstik khusus untuk pengambilan sidik bibir?

Page 57: Sidik bibir editan

8. DINDIN: bagaimana cara mendeterminasi

jenis kelamin dari pola sidik bibir?

Page 58: Sidik bibir editan

• Berapa titik untuk memastikan bahwa

identifikasinya positif?

• Penelitian tidak ada satu regio yg

kombinasinya sama.

Pemakaiannya terbatas. Digunakan untuk kasus2

dimana ditemukan sidik bibir.

Identifikasi ras samplenya harus representatif.

Page 59: Sidik bibir editan

REFERENSI

• Saraswathi TR, Mishra G, Ranganathan K. Study of sidik bibir. J Forensic Dent Sci 2009;1:28-31

• http://www.thefreelibrary.com/Lip+prints-a013690176

• Sharma P, Saxena S, Rathod V. Cheiloscopy: The study of lip prints in sex identification. J Forensic Dent Sci 2009;1:24-7

• www.geradts.com/anil/ij/vol_010_no_001/.../petersen_thesis.do

• www.ethosinc.org/presentations/.../Liplab%20HASTI%2009.pdf

• www.tnmmu.ac.in/dis/24024103.pdf

• http://linusbw.tripod.com/kuadran.html

• http://www.fasebj.org/cgi/content/full/18/6/615

• http://www.forensic-evidence.com/site/ID/Lipprint_reversed.html

• Kavitha B, Einstein A, Sivapathasundharam B, Saraswathi TR. Limitations in forensic odontology. J Forensic Dent Sci [serial online] 2009 [cited 2009 Nov 7];1:8-10. Available from: http://www.jfds.org/text.asp?2009/1/1/8/50881A dissertation submitted to The Tamil Nadu Dr. M. G. R. Medical University, Chennai (pdf)

• http://www.tnmmu.ac.in/dis/24024103.pdf