Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

download Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

of 12

Transcript of Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    1/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Benda asing di saluran nafas merupakan penyebab mortaliti dan morbiliti

    terbesar di Amerika Serikat kira-kira 500-2000 kematian per tahun. Sembilan

    puluh persen kematian akibat aspirasi benda asing terjadi pada pasien kurang dari

    5 tahun. Walaupun kejadian aspirasi benda asing sering terjadi pada anak-anak

    akan tetapi kejadian ini dapat terjadi juga pada dewasa. Data yang didapatkan di

    Amerika Serikat, kejadian benda asing lebih banyak terjadi pada laki-laki

    dibandingkan perempuan dengan rasio 2:1.9

    Di Indonesia tahun 2000-2005, khususnya di Rumah Sakit Persahabatan

    (RSP), angka kejadian aspirasi benda asing pada dewasa dan anak yang dilakukan

    tindakan bronkoskopi adalah 14 kasus (0,5% dari seluruh tindakan bronkoskopi).

    Kasus aspirasi terbanyak akibat jarum pentul 36,37 %, kacang 21,21 %, gigi palsu

    9,09 %. Walaupun telah terjadi perkembangan teknik di bidang radiologis akan

    tetapi diagnosis terkadang sulit ditegakkan sehingga diperlukan tindakan

    endoskopi. Angka mortaliti benda asing menurun dari 20 % menjadi 2 % dengan

    tindakan endoskopi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.9

    1

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    2/12

    BAB II

    ISI

    2.1.Definisi

    Aspirasi pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh

    menghirup lendir mulut, perut isi, atau keduanya, pneumonia yang disebabkan

    masuknya benda asing padat atau cair atau terhirupnya asap atau uap ke dalam

    saluran napas bawah. Chemical pneumonitis adalah iritasi paru-paru disebabkan

    oleh zat beracun terhirup ke paru-paru.1

    2.2. Penyebab

    Aspirasi dapat terjadi ketika benda asing memasuki hipofaring. Bias

    terjadi sebelum relaksasi dari otot krikofaringeal ataupun sebelum menutupnya

    katub laryngeal. Pada pasien dengan kelainan neurologi yang yang melibatkan

    proses menelan, hilangnya rekleks menelan dalam 30 detik dari selesainya fase

    persiapan oral dapat meninbulkan aspirasi secara langsung. Aspirasi secara

    langsung ini adalah aspirasi dari bolus makanan ketika menelan, sedangkan

    aspirasi secara tidak langsung adalah rekluks makanan yang berasal dari perut

    menuju ke esofagus dan system pernafasan. Gastro-esofageal-refluks (GER)

    biasanya disebabkan oleh relaksasi dari bagian bawah katub esofageal. 2

    Jika terjadi gangguan pada refleks batuk kerusakan pada sel maksofag dan

    dan gangguan pada mukosa pernafasan dapat meninbulkan symptom aspirasi akut

    dan kronis. Gejala-gejala aspirasi pneumonia dari aspirasi asam lambung dapat

    muncul melalui beberapa mekanisme, antara lain refleks vagal bronkospasme

    timbul kerana respon dari iritasi asam lambung pada mukaso esofagus bagian

    distal.2

    2.3. Patofisiologi

    Pneumonia aspirasi dapat disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis

    kimia akibat aspirasi bahan toksik, akibat aspirasi cairan inert, misalnya cairan

    makanan atau lambung, edema paru, dan obstruksi mekanik simpel oleh bahan

    padat. Faktor predisposisi terjadinya aspirasi berulang kali adalah

    3

    :

    2

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    3/12

    1. penurunan kesadaran yang menggangu proses penutupan glottis, refleks

    batuk (kejang, struk, pembiusan, cedera kepala, tumor otak).

    2. disfagia sekunder akibat penyakit esofagus atau saraf (kanker nasofaring,

    skleroderma).

    3. kerusakan sphinkter esofagus oleh selang nasogastrik. Juga berperan

    jumlah bahan aspirasi, higiene gigi yang tidak baik dan gangguan

    mekanisme klirens saluran nafas.

    Luas dan beratnya kondisi pasien sering tergantung pada volume dan

    keasaman cairan lambung. Jumlah asam lambung yang banyak dapat

    menimbulkan gangguan pernafasan akut dalam waktu satu jam setelah obstruksi

    sebagai akibat dari aspirat atau cairan yang masuk ke saluran nafas. Namun

    biasanya aspirasi sedikit hingga hanya menimbulkan sakit ringan. Pneumonia

    aspirasi sering dijumpai pada keadaan emergensi yaitu pada pasien dengan

    gangguan kesadaran dengan atau tanpa gangguan menelan. Karena itu perlu

    diwaspadai resiko terjadinya aspirasi pneumonia pada pasien dengan infeksi,

    intoksikasi obat, gangguan metabolisme, struk akut dengan atau tanpa massa di

    otak atau cedera kepala. 3

    Tabel 1. Faktor Predisposisi Aspirasi Pneumonia4

    Penyebab Intrinsik Ekstrinsik/Iatrogenik

    Kelainan

    Neurologis

    Kejang, stroke, trauma, multiple

    sclerosis, Parkinsons disease,

    myasthenia gravis, pseudobulbar

    palsy, amyotrophic lateral sclerosis

    Trauma, alkohol,

    kecanduan obat-

    obatan, anesthesia

    umum.

    Kelainan

    Gastrointestinal

    Achalasia Esophagus, striktur, tumor,

    divertikula, fistula tracheoesophageal,

    inkompetensi katub jantung,

    protracted vomiting, obstruksi usus,

    distensi lambung or pengosongan

    lambung yang lama.

    Endoskopi saluran

    pencernaan bagian

    atas, NGT

    Kelainan

    Respiratorik

    Inkompetensi laring (paralysis pita

    suara), kerusakan pada mukosiliari

    trakeobronkial.

    Intubasi endotrakeal,

    trakeostomi, anesthesi

    faring.

    2.4. Diagnosis

    3

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    4/12

    2.4.1. Gejala Klinis

    Sesak napas yang tiba-tiba dan batuk berkembang dalam beberapa menit

    atau jam. Gejala lain mungkin termasuk demam dan dahak yang berbusa. Dalam

    kasus yang kurang parah, gejala aspirasi pneumonia dapat terjadi satu atau dua

    hari setelah menghirup racun.2

    Kelainan yang sering timbul pada pneumonia aspirasi adalah gambaran

    pneumonitis aspirasi (Mendelsons syndrome) yang disebabkan oleh aspirasi

    cairan lambung yang jarang timbul pada kasus tenggelam. Mendelsons syndrome

    adalah kumpulan gejala yang disebabkan masuknya cairan asam lambung selama

    anestesi umum. Manifestasi yang tampak pada sindrom Mendelson adalah

    dispnoe, takikardia, wheezing, ronki, edema paru, perdarahan trakeobronkitis,

    hipotensi, desaturasi oksigen (bentuk yang lebih parah), atau henti jantung paru.

    Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi syok dan kematian, tetapi hal ini

    jarang terjadi. Kondisi ini dipercaya terjadi karena tidak adanya refleks laryngeal

    dan paling sering terjadi pada wanita hamil. Sindrom Mendelson merupakan

    pneumonitis dengan demam dan hipoksia dan alkalosis respiratorik, yang dapat

    sembuh dalam 4-7 hari pada orang yang sehat atau dapat progresif menjadi

    pneumonia, abses paru atau ARDS.5

    2.4.2. Pemeriksaan Fisik

    Penemuan pada pemeriksaan fisik sangat bervariasi, tergantung pada

    keparahan penyakit, adanya komplikasi dan faktor host. Aspirasi

    Pneumonia dan Pnuemonitis boleh ditemukan dengan6:

    a. Demam atau hipotermia

    b. Takipneu

    c. Takikardid. Menurunnya suara pernafasan

    e. Beda pada daerah paru konsolidasi

    f. Ronki

    g. Egophony

    h. Pleural friction rub

    i. Penurunan kesadaran

    j. Hipoksemia

    4

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    5/12

    k. Hipotensi.

    2.4.3. Pemeriksan Penunjang

    Diagnosis pneumonitis kimia biasanya jelas dari rangkaian peristiwa jika

    informasi ini tersedia. Foto thoraks dan pengukuran konsentrasi oksigen dalam

    darah arteri dapat membantu. Bila diagnosis masih belum jelas, kadang-kadang

    dilakukan bronkoskopi.2

    2.4.3.1. Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium yang diperoleh harus disesuaikan dengan gejala

    klinis. Pasien dengan tanda-tanda atau gejala sepsis atau syok septik memerlukan

    pemeriksaan laboratorium lebih lanjut dibandingkan dengan sindrom aspirasi

    tidak rumit. Pemeriksaan laboratorium berikut berguna dalam kedua aspirasi

    radang paru-paru dan pneumonitis.4

    a. Hitung darah lengkap dengan diferensial6

    o Hitung leukosit sebagai penanda infeksi.

    o Hitung jumlah neutrofil;shift to the leftmenunjukkan diagnosis

    pneumonia bakteri.

    o Menentukan baseline hemoglobin / hematokrit dan trombosit untuk

    pengelolaan selanjutnya.

    b. Metabolik dasar

    Serum elektrolit, BUN, dan tingkat kreatinin dapat digunakan

    untuk menilai status cairan dan kebutuhan hidrasi intravena. Hal ini

    terutama penting pada pasien yang datang dengan demam, muntah, atau

    diare yang mungkin kehilangan cairan yang signifikan. Tingkat BUN dan

    serum kreatinin juga dapat digunakan untuk menilai fungsi ginjal untuk

    dosis antibiotik secara tepat. Selain itu, nilai-nilai ini dapat digunakanuntuk menilai kerusakan organ akhir pada pasien yang hadir dengan sepsis

    atau syok septik. 6

    c. Analisis gas darah arteri (AGDA)

    Analisis gas darah arteri digunakan untuk menilai oksigenasi dan

    menambah informasi untuk membimbing oksigen suplemen, menilai status

    5

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    6/12

    pH pasien, tingkat laktat dapat digunakan sebagai penanda awal parah

    sepsis atau syok septik.6

    d. Pengukuran gas vena

    Ini harus diperoleh dalam setiap pasien yang diduga syok septik.

    Penurunan saturasi oksigen vena campuran adalah penanda untuk syok

    septik.6

    e. Kultur darah

    Skrining dasar untuk bakteremia. Dalam pneumonia tanpa ada

    tanda-tanda sepsis atau syok septik, kultur darah memiliki hasil yang

    rendah dan tidak diperlukan untuk manajemen dan perawatan awal. Kultur

    dahak dan Pewarnaan Gram biasanya tidak membantu dalam diagnosis

    atau perawatan awal. 6

    e. Radiologi

    Foto rontgen - Posteroanterior (PA) dan lateral.

    Lokasi infiltrat6

    Kanan tengah dan bawah lobus paru-paru yang paling

    sering ditemukan infiltrat karena diameter yang lebih besar

    dan lebih vertikal orientasi yang tepat bronkus cabang

    utama.

    Pasien yang aspirate sambil berdiri dapat memiliki bilateral

    infiltrat lobus paru-paru yang lebih rendah.

    Pasien berbaring di sebelah kiri posisi lateral decubitus

    lebih cenderung memiliki lesi infiltrate disisi kiri

    Lobus atas yang tepat adalah area umum konsolidasi bagi

    pecandu alkohol yang ter aspirasi dalam posisi rawan.Adanya pleura efusi mungkin menunjukkan kebutuhan untuk melakukan

    thoracentesis untuk menyingkirkan empiema.6

    6

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    7/12

    Gambar 1. Gambaran radiologi thorax Anteroposterior. Tanda panah menunjukkan adanya

    airspace consolidation di lobus bawah paru kanan pada pasien yang sebelumnya menderita struk

    trombotik. 7

    2.5. Diagnosis Banding9

    1.Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

    2. Asma

    3. Atelectasis lobar

    4. Pneumonia bacterial

    5. Pneumonia viral

    6. edema paru non kardiogenik.

    7

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    8/12

    2.6. Penatalaksanaan

    2.6.1. Non-Farmakologi

    Heimlich Manuver

    Keterangan8:

    1. Berdiri ataupun berlutut di belakang penderita. Lingkarkan salah satu

    lengan mengelilingi pinggang penderita dengan posisi tangan dikepal di

    antara umbilikus dan rongga dada. Ibu jari diletakkan di depan abdomen.

    2. Letakkan tangan yang lain di atas kepalan tangan yang pertama.

    3. Gunakan tangan yang paling luar untuk meningkatkan tekanan sambil

    mendorong ke dalam dan ke atas, dengan cepat mendorong udara keluar

    dari paru-paru. Jika gagal mengeluarkan sumbatan, ulangi manuver ini

    sampai empat kali.

    2.6.2. Farmakologi

    Perawatan gawat darurat harus dimulai dengan menstabilkan napas pasien dan

    sirkulasi.6

    Oropharyngeal / pengisapan trakea dapat diindikasikan untuk mencegah

    aspirasi lebih lanjut. 6

    Melanjutkan oksigenasi tambahan yang diperlukan. 6

    Melanjutkan pemantauan denyut jantung dan puls oksimetri. 6

    Memberikan pengobatan suportif dengan cairan intravena dan pengganti

    elektrolit. 6

    Terapi antibiotik6

    Aspirasi pneumonia: Antibiotik selalu diindikasikan. 6

    8

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    9/12

    Aspirasi pneumonitis 6

    Antibiotik profilaksis tidak direkomendasikan dalam banyak

    kasus.

    Selain itu, pasien dengan aspirasi yang baru, demam, dan

    leukositosis tidak harus diobati dengan antibiotik untuk mencegah

    resistensi.

    Kapan menggunakan antibiotik: (1) pneumonitis tidak membaik

    dalam waktu 48 jam. (2) Pasien dengan obstruksi usus halus

    bagian bawah; bakteri mungkin memenuhi isi lambung. (3)

    Antibiotik harus dipertimbangkan untuk pasien yang

    menggunakan antasida.

    Antibiotik pilihan 6

    o Pasien tanpa gambaran toksis

    Ceftriaxone ditambah azitromisin, levofloxacin, atau

    moxifloxacin adalah pilihan yang tepat.

    o Pasien dengan gambaran toksik atau yang baru-baru ini dirawat di

    rumah sakit.

    Piperacillin / tazobactam atau imipenem / cilastatin ditambah

    vankomisin adalah pilihan yang sesuai.

    Klindamisin untuk sputum yang purulen.

    Kortikosteroid 6

    o Kortikosteroid dahulu pernah digunakan, namun tidak terbukti

    bermanfaat meskipun digunakan dengan dosis tinggi.

    o Pasien dengan syok septik yang membutuhkan zat vasoactive

    untuk menjaga tekanan darah harus menerima dosis steroid yang

    sangat rendah.

    2.7. Komplikasi dan Mortalitas

    Dapat terjadi gagal nafas akut dengan atau tanpa disertai reaktif saluran

    nafas, empiema, abses paru dan superinfeksi paru. Angka mortalitas pneumonia

    aspirasi komunitas adalah sebesar 5 % yang meningkat menjadi 20% pada

    pneumonia aspirasi nosokomial.3

    9

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    10/12

    2.8. Prognosis

    Angka mortalitas pneumonitis yang tidak disertai komplikasi adalah

    sebesar 5%, sedangkan pada aspirasi masif dengan / tanpa disertai sindrom

    Mendelson mencapai 70%.3

    10

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    11/12

    BAB III

    KESIMPULAN

    Dalam manajemen aspirasi pneumonia, sangatlah penting untuk

    membedakannya dengan pneumonitis aspirasi. Walaupun terkadang sering

    tumpang tindih, namun keduanya dapat dibedakan dari gejala klinisnya.

    Antibiotik tidak diindikasikan pada kebanyakan pasien dengan aspirasi

    pneumonitis dan tidak ada bukti yang menyatakan kortikosteroid juga

    menguntungkan. Apirasi pneumonia harus diperkirakan dalam diagnosa banding

    dengan disfagia dan adanya infiltrat pada segmen bronchopulmonal. Antibiotik

    spektrum luas diindikasikan bagi pasien dengan aspirasi pneumonia.

    11

  • 7/28/2019 Print Aspirasi Pneumonia Donnnnnnnnnnggg

    12/12

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Beers, MH. Aspiration Pneumonia in The Merck Manual of Medical

    Information. Fletcher, AJ.,et al. (Eds). 2nd

    ed. USA : Merck & Co. Inc.2004. p.245.

    2. Mikita, CP., Aspiration Syndromes. Available at:

    http://emedicine.medscape.com/article/1005303-overview.

    3. Dahlan, Z. Pneumonia Bentuk Khusus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

    Dalam. Sudoyo, AW, dkk. (Eds). Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan

    Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia. 2007. Hal.972

    4. Rabbat, A., Huchon GJ. Bacterial Pneumonia in Clinical Respiratory

    Medicine. Albert, RK., Spiro SG., Jett, JR. (Eds). 3 rd ed. Philadelphia:

    Mosby, Inc., an affiliate of Elsevier Inc. 2008. p.334

    5. Fishman, AJ. Aspiration, Empyema, Lung Abscesses and Anaerobic

    Infections in Fishmans Pulmonary Diseases and Disorders. Fishman,

    AP.,et al. (Eds). 4th ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc. 2008.

    p.2150

    6. Swaminathan, A. Pneumonia, Apiration. Available at:

    http://emedicine.medscape.com/article/807600-diagnosis,

    7. Marik, PE. Aspiration Pneumonitis and Aspiration Pneumonia.1 Maret

    2001; 344 (9) : 667

    8. Heimlich Manuver. Available at: http://www.google.com/image/heimlich

    manuver

    9. Differential Diagnosis of Aspiration Pneumonia.

    Available at: http://emedicine.medscape.com/article/353329-print

    10. Melintira, I. Aspirasi Benda Asing di Saluran Napas dalam Diagnosis dan

    Tatalaksana Kegawatdaruratan Paru Dalam Praktek Sehari-hari. Kosasih,

    A., Susanto AD., Pakki, TR., Martini, T. 1st ed. Jakarta: CV. Sagung Seto.

    2008. hal.79

    12

    http://www.google.com/image/heimlichhttp://www.google.com/image/heimlich