prilaku cering
-
Upload
muhammad-hisyam -
Category
Healthcare
-
view
57 -
download
5
Transcript of prilaku cering
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Era globalisasi yang sedang dan akan kita hadapi dibidang
kesehatan menimbulkan secercah harapan akan peluang
(opportunity) meningkatnya pelayanan kesehatan. terbukanya pasar
bebas memberikan pengaruh yang penting dalam meningkatkan
kompetisi disektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit
memberikan pengaruh dalam manajemen rumah sakit baik milik
pemerintah, swasta dan asing dengan tujuan akhir adalah untuk
meningkatkan mutu pelayanan. Mutu pelayanan keperawatan sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi faktor
penentu citra institusi pelayanan kesehatan di masyarakat. Hal ini terjadi
karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah
terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain,
kesakitan, kesengsaraan yang di alami masyarakat.
Keperawatan sebagai integral pelayanan kesehatan
merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu keperawatan. Pada perkembangan ilmu keperawatan selalu
mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan
zaman. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional
yang mempunyai suatu paradigma atau model keperawatan yang
2
meliputi empat komponen yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan
perawat itu sendiri ( perry,potter, 2009).
Salah satu indikator pendekatan pencapaian mutu pelayanan
yang dapat digunakan dalam keperawatan adalah dengan perilaku
caring perawat. Pendekatan ini penting karena caring adalah fokus
utama dalam praktek keperawatan dan merupakan esensi dari
keperawatan. Sehingga dalam memberikan pelayanan harus terlihat dari
aplikasi perilaku caring perawat, yang dilandasi dengan pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude), tindakan atau praktik (practice) yang dapat
mengembangkan hubungan caring dengan klien. Hubungan ini dapat
memberi dampak positif pada semua orang yang kontak dengan perawat
dan merupakan hal yang paling penting yang dapat dirasakan oleh klien.
(Paul Morrison dan Philip Burnard,2008).
Pengetahuan adalah merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (Overt behavior). Dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang di dasari
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di
dasari oleh pengetahuan. Perawat caring harus mempunyai
pengetahuan keperawatan yang merupakan dasar, sebagi pelindung
dalam legal praktik keperawatan. Peningkatan pemahaman tentang
perilaku caring pada perawat akan meningkatkan pelayanan
keperawatan untuk pasien. Sehingga pasien akan merasakan
3
perilaku caring perawat dalam pelayanan keperawatan yang
profesional (Notoatmodjo,2010).
sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya penyusaian
reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social.
Dalam diri perawat caring tercermin sikap kasih dan adanya
kepedulian terhadap klien, hormat dan menghargai orang lain, dalam
artinya memberikan perhatian yang lebih kepada seseorang dan
bagaimana seseorang itu bertindak. Karena perilaku caring
merupakan perpaduan perilaku manusia yang berguna dalam
peningkatan derajat kesehatan dalam membantu pasien yang sakit
upaya untuk melayani dengan tindakan yang terbaik, serta tujuan
untuk memuaskan klien yang berorientasi pada standar pelayanan
(Notoatmodjo,2010).
Dalam membangun pribadi caring perawat dapat melalui
pengembangan 10 caratif perilaku caring sebagai berikut: (1)
Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik (2) Memberikan
kepercayaan dan harapan (3) Menumbuhkan sensitifan terhadap
orang lain (4) Mengembangkan hubungan saling percaya (5)
Meningkatkan dan menerima perasaan positif dan negative klien (6)
Penggunaan sistematis metode penyelesaian masalah untuk
pengambilan keputusan (7) Peningkatan pembelajaran dan
pengajaran interpersonal (8) Menciptakan lingkungan fisik, mental,
4
sosiokultural, dan spiritual yang mendukung. (9) Memberi bimbingan
dalam memuaskan kebutuhan manusiawi (10) Mengijinkan terjadinya
tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dan
kematangan jiwa klien tercapai.
Perilaku Caring perawat menjadi jaminan apakah pelayanan
asuhan keperawatan bermutu apa tidak, tergantung esensi
keperawatan, yaitu inti nilai-nilai moral keperawatan yang berdasarkan
nilai kemanusiaan dan mendahulukan kesejahteraan orang lain,
dalam hal ini adalah klien dan keluarganya. (Leininger, 1997, &
Watson, dalam Dwidiyanti 2007).
Namun kenyataan yang di hadapi saat ini adalah bahwa
kebanyakan perawat terlibat secara aktif dan memusatkan diri pada
fenomena medik seperti cara diagnostik dan cara pengobatan.
kemajuan ilmu pengertahuan dan teknologi medik, memaksa perawat
memberikan perhatian lebih pada tugas-tugas cure dari pada care.
Dalam praktek keperawatan beberapa perawat mengatakan
bahwa mereka tidak mempunyai waktu untuk mendengar pasien,
member dukungan,kenyamanan dan tidak caring lainnya. Hal ini di
sebabkan karena tanggung jawab perawat pada dokter yaitu
mengerjakan tugas-tugas dokter. Suatu isu yang saat ini berkembang
di masyarakat bahwa perawat dalam tindakannya keras, tanpa
perasaan, terlalu birokratis dan juga sebagai pembantu dokter semua
ini merupakan benang merah yang dapat di hilangkan oleh perawat
5
sebagai jumlah terbesar dalam profesi kesehatan apabila perawat
memahami secara tepat arti caring (Leininger,2002).
Hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Khadija malik
(2010) disalah satu RS yang ada di Sulawesi Selatan bahwa dalam
memberikan kepercayaan-harapan dengan persentase tingkat
kepuasan klien yakni 89,6%, sedangkan klien yang mempersepsikan
ketidakpuasan yakni 10,4% mengembangka hubungan saling percaya
antara perawat dan pasien dengan persentase tingkat kepuasan
pasien yakni 87,5%. Sedangkan pasien yang mempersepsikan
ketidakpuasan yakni 12,5%, di mana salah satu penyebabnya adalah
perilaku caring yang diberikan masih kurang memuaskan (Khadijah
Malik,2010).
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti,
di RS Ibnu sina Makassar bahwa kebanyakan perawat terlibat secara
aktif dan memusatkan diri pada fenomena medik seperti cara
diagnostik dan cara pengobatan. Semua ini merupakan benang
merah yang dapat dihilangkan oleh perawat sebagai jumlah terbesar
dalam profesi kesehatan apabila perawat memahami secara tepat arti
caring
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang perilaku caring perawat pelaksana
terhadap praktik keperawatan yang diberikan dengan judul: “faktor-
6
faktor yang berhubungan dengan prilaku caring perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar “.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas maka
dapat dirumuskan masalah penelitian “ faktor-faktor apakah yang
berhubungan dengan prilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar ?”
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Umum.
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan prilaku caring
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.
2. Khusus.
a. Untuk Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat
dengan prilaku caring perawat.
b. Untuk Mengetahui hubungan sikap perawat dengan prilaku
caring perawat.
D. Manfaat Penelitian.
1. Bagi Rumah Sakit.
Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh gambaran tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan perilaku caring perawat di Rumah
Sakit Ibnu Sina Makassar.
7
2. Bagi Ilmu Keperawatan.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
masukan untuk penelitian berikutnya di bidang ilmu keperawatan,
khususnya riset tentang mutu keperawatan.
3. Bagi Peneliti.
Dapat memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam
mengetahui mutu pelayanan keperawatan, khususnya tentang
pelayanan secara caring.