Presus Neurodermatitis

12

Click here to load reader

Transcript of Presus Neurodermatitis

Page 1: Presus Neurodermatitis

PRESENTASI KASUS

Neurodermatitis

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian SyaratKepaniteraan Klinik di Bagian Kulit dan Kelamin

Rumah Sakit Jogja

Diajukan Kepada:dr. H. Rikyanto, Sp.KK, M.Kes

Disusun oleh :

Asbone2007 031 0172

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2012

Page 2: Presus Neurodermatitis

STATUS PRESENTASI KASUS BAGIAN KULIT DAN KELAMINFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Nama Mahasiswa : AsboneNomor Induk : 20060310172 Tanggal Presentasi : 15/08/2012Gelombang/Periode : 43

Tanda tangan

Dosen Penguji : dr.H. Rikyanto . , Sp. KK ., M.Kes Tanda tangan

Total Nilai

( …………………………………………. )

Total Nilai(Huruf)

Nama Pasien : Bp.H No. RM : 579602Alamat : jogoragan bangun tapan bantulUmur :70 tahun Jenis Kelamin : laki-lakiPekerjaan : Buruh Tanggal Periksa : 11-08-12

A. ANAMNESA

Keluhan Utama: gatal-gatal.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Laki-laki usia 70 tahun datang ke poli kulit dan kelamin dengan keluhan rasa gatal di

daerah sekitar kelamin. Keluhan sudah dirasakan selama 3 bulan. Gatal dirasakan sangat

hebat dan mengganggu. Selain gatal tidak ada keluhan lain. Pada lokasi yang dikeluhakan

gatal (+), nyeri (-), rasa panas (-), rasa kebal / kebas (-) pasien sering menggaruknya.Sudah

berobat ke dokter dan minum macam-macam obat, tapi keluhan dirasakan belum membaik.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya

Riwayat penyakit kulit/gatelan lain disangkal

Riwayat alergi/ eksim/asma disangkal

Riwayat penyakit keluarga:

Riwayat penyakit serupa disangkal

Penyakit alergi/atopi disangkal

Page 3: Presus Neurodermatitis

Riwayat penyakit kulit/gatelan lain disangkal

Riwayat asma disangkal.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum: kesadaran compos mentis, tidak terlihat kesakitan, status gizi baik.

Status Dermatologis

UKK: ditemukan Patch hipopigmentasi, bentuk ireguler, ukuran miliar sampai

lentikuler, plak hipopigmentasi likenifikasi pada regio skrotum

GAMBAR UKK

Regio skrotum

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tak dilakukan pemeriksaan laboratorium

Tak dilakukan pemeriksaan PA

D. DIAGNOSIS BANDING

Psoriasis

Tinea corporis

Prurigo nodularis

E. DIAGNOSIS KERJA

Page 4: Presus Neurodermatitis

Neurodermatitis

F. TERAPI

Medikamentosa

- Antihistamin

cetirizine mg 10 s 1 dd 1

- Topikal

Betametason cream s 2 dd ue

dr. Asbone Rumah Sakit JogjaSIP: xxx/xxx Jalan Wirosaban no.1

Yogyakarta, 11 agustus 2012

R/ Cetirizine tab mg 10 no X

S 1 dd tab 1

R/ Betametason cream 0,1 % tube 1

S 2 dd ue

Pro : bp. H

Umur : 70 tahun

G. EDUKASI

Mencegah garukan dan gosokan, hindari gigitan serangga

H. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : bonam

Neurodermatitis / Liken simplek kronik

Page 5: Presus Neurodermatitis

Definisi

Penebalan kulit dengan garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu

(likenifikasi) yang timbul secara sekunder akibat garukan atau gosokan berulang dalam

waktu yang cukup lama.1,2 Liken simpleks kronis bukan merupakan proses primer melainkan

sekunder ketika seseorang mengalami sensasi gatal (pruritus) pada daerah  kulit spesifik

dengan atau tanpa kelainan kulit yang mendasari sehingga mengakibatkan trauma mekanis

yang berakhir pada likenifikasi.2

Etiopatogenesis

Pruritus memainkan peranan sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa

likenifikasi dan prurigo nodularis.1 Liken simpleks kronis ditemukan pada regio yang mudah

dijangkau tangan untuk menggaruk. Sensasi gatal memicu keinginan untuk menggaruk atau

menggosok yang dapat mengakibatkan lesi yang bernilai klinis, namun patofisiologi yang

mendasarinya masih belum diketahui.2,3 Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena

adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu,

limfoma Hodgkin, hipertiroidia, penyakit kulit seperti dermatitis atopik, gigitan serangga, dan

aspek psikologik dengan tekanan emosi.1

Beberapa jenis kulit lebih rentan mengalami likenefikasi, contohnya kulit yang

cenderung ekzematosa seperti dermatitis atopi dan diathesis atopi. Terdapat hubungan antara

jaringan saraf perifer dan sentral dengan sel-sel inflamasi dan produknya dalam persepsi gatal

dan perubahan yang terjadi pada liken simpleks kronis. Hubungan ini terutama dalam  hal lesi

primer, faktor fisik, dan intensitas gatal.2,3,4

Epidemiologi

Frekuensi pada populasi secara umum masih belum diketahui. Pada sebuah studi,

12% pasien geriatric dengan keluhan kulit yang gatal memiliki liken simpleks kronis. Tidak

ada perbedaan frekuensi dalam hal ras, namun beberapa ahli mengatakan bahwa liken

simpleks kronis lebih umum pada orang Asia dan Afrika-Amerika. Liken simpleks kronis

lebih sering mengenai perempuan daripada laki-laki. Liken nuchae adalah bentuk liken

simpleks kronis yang terdapat pada bagian leher belakang dan hampir secara eksklusif terjadi

pada wanita. Liken simpleks kronis terjadi sebagian besar pada usia 30-50 tahun.2

Tidak ada kematian yang disebabkan oleh liken simpleks kronis. Intensitas gatal pada

liken simplek kronis adalah ringan hingga sedang, namun gatal yang paroksismal dapat

terjadi dan hal ini hanya dapat diatasi oleh pasien dengan garukan atau gosokan dengan

Page 6: Presus Neurodermatitis

intensitas sedang hingga berat. Gatal biasanya dikatakan lebih parah pada saat periode

dimana pasien tidak ada aktivitas, seperti pada waktu tidur dan pada saat malam.1 Sentuhan

dan stress emosional juga dapat memicu gatal. Gangguan secara langsung akibat lesi pada

liken simpleks kronis dirasa sedikit oleh pasien; pasien lebih mengeluhkan menurunnya

kualitas tidur yang mempengaruhi fungsi motorik dan mental. Lesi pada liken simpleks

kronis dapat terinfeksi secara sekunder akibat ekskoriasi yang terjadi akibat garukan.2

Gejala klinis

Penderita mengeluh gatal sekali yang bila timbul malam hari menyebabkan gangguan

tidur. Gatal biasanya terjadi pada waktu tidak sibuk dan bila muncul sulit ditahan, bahkan

harus digaruk sampai luka, baru hilang gatalnya untuk sementara.1,3

Lesi biasanya tunggal, tetapi dapat pula lebih dari satu. Lokasi biasanya di tengkuk,

sisi leher, tungkai bawah, pergelangan kaki, kulit kepala, paha bagian medial, lengan bagian

ekstensor, skrotum, dan vulva. Pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa,

lambat laun edema dan eritema menghilang. Selanjutnya karena garukan yang berulang,

bagian tengah menebal, kering, dan berskuama, serta pinggirnya hiperpigmentasi. Ukuran lesi

lentikular sampai plakat, bentuknya umumnya lonjong. Gambaran klinis dipengaruhi juga

oleh lokasi dan lamanya lesi.1 Garukan dan gosokan berperan penting dalam formasi lesi dan

dapat dilihat sebagai tanda garukan berupa garis putih, erosi, ekskoriasi, dan ulkus.2,4

Faktor Risiko

Pasien dengan dermatitis atopi memiliki kemungkinan lebih besar akan timbulnya

liken simpleks kronis. Gigitan serangga, jaringan parut (misalnya akibat trauma,

postherpetic/zoster), acne keloidalis nuchae, xerosis venous insufficiency, dan asteatotic

eczema merupakan factor resiko yang umum. Factor psikologis berperan penting dalam

pembentukan atau eksaserbasi liken simpleks kronis; ansietas telah dilaporkan lebih tinggi

prevalensinya pada pasien liken simpleks kronis sehingga dahulu liken simpleks kronis diberi

nama neurodermatitis. Pajanan jangka lama dengan asap kendaraan bermotor berhubungan

dengan meningkatnya frekuensi penyakit kulit pada anak termasuk liken simpleks kronis.2

Histopatologi

Gambaran histopatologik berupa ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges

memanjang teratur. Pada pembuluh darah dermis bagian atas terdapat limfosit dan histiosit.

Fibroblas bertambah, kolagen menebal.1

Page 7: Presus Neurodermatitis

Diagnosis

Diagnosis didasarkan gambaran klinis, biasanya tidak sulit. Diagnosis bandingnya adalah

psoriasis.

Diagnosis Banding Liken Simpleks Kronik

1. Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya adalah autoimun, bersifat kronik dan

residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang

kasar, berlapis dan transparan. Pada psoriasis terdapat tanda khas fenomena tetesan lilin dan

Auspitz, serta tanda tak khas yaitu fenomena Kobner.1

Selain faktor genetik dan faktor imunologik, terdapat berbagai faktor pencetus

psoriasis, di antaranya adalah stress psikis, infeksi fokal, trauma, endokrin, dan juga alkohol

ataupun merokok.1

Pasien psoriasis umumnya mengeluh gatal ringan pada kulit kepala, perbatasan

rambut dengan muka, ekstremitas bagian ekstenosr terutama siku dan lutut, dan daerah

lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas bercak eritema yang meninggi dengan skuama di

atasnya. Eritema berbentuk sirkumskrip dan merata, tetapi kemerahan di tengahnya dapat

menghilang pada stadium penyembuhan. Skuama pada psoriasis sangat khas, yaitu berlapis-

lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta transparan.1

Dua fenomena khas pada psoriasis adalah fenomena tetesan lilin dan Auspitz.

Fenomena tetesan lilin adalah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada foresan,

seperti lilin yang digores. Pada fenomena Auspitz, setelah skuama habis dikerok dilakukan

pengerokan perlahan hingga tampak serum atau darah berbintik yang disebabkan oleh

papilomatosis.1

Untuk menegakkan diagnosis psoriasis, perlu dinilai gambaran klinisnya yang khas.

Jika gambaran klinis tersebut sudah sesuai dengan yang tersebut di atas, maka tidak sulit

membuat diagnosis psoriasis.1

Pengobatan

Page 8: Presus Neurodermatitis

Pengobatannya adalah mengusahakan agar penderita tidak terus menggaruk karena

gatal. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian antipruritus, glukokortikoid topikal atau

intralesi, produk ter, atau konsultasi psikiatri.1

Steroid topikal merupakan terapi pilihan karena dapat mengurangi inflamasi dan gatal

sekaligus mengurangi hiperkeratosis. Karena lesinya kronis, pengobatan biasanya dilakukan

dalam jangka panjang. Pada lesi yang besar dan aktif, steroid potensi sedang dapat dipakai

untuk mengobati inflamasi yang akut. Sesekali oklusi dapat dilakukan untuk meningkatkan

potensi dan penghantaran obat, selain itu oklusi dapat menjadi pelindung fisik dari garukan.

Steroid topical potensi sedang tidak direkomendasikan pada kulit yang tipis seperti vulva,

axilla, skrotum, dan wajah. Steroid topikal potensi tinggi dapat digunakan selama 3 minggu

pada kulit yang tebal.2

Jika tidak berhasil, dapat dicoba dengan suntikan steroid intralesi. Salep steroid dapat

pula dikombinasi dengan ter, yang memiliki efek antiinflamasi. Perlu dicari dan diperhatikan

kemungkinan adanya penyakit yang mendasarinya.1 Pada lesi yang terinfeksi, dapat diberikan

antibiotic topikal atau oral.2

Referensi:

1. Sularsito SA, Djuanda Suria. Neurodermatitis sirkumskripta. Dalam Djuanda A,

Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keempat. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. 2006.

2. Hogan D J, Mason S H. Lichen Simplex Chronicus. Diunduh dari

www.emedicine.com 21 Januari 2009 pukul 16.47

3. Irritant Contact Dermatitis. In: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 7 th ed.

USA: McGraw-Hill. 2003. p395-401.

4. Atopic dermatitis, eczema, and noninfectious immunodeficiency disorders. In : Odom

RB, James WD, Berger TG, editors. Andrew’s Diseases of The Skin: Clinical

Dermatology. 9th ed. Philadelphia: WB Saunders: 2000. P. 69-94.