Preskes Presbo Dr.abkar 2011

33
Presentesasi Kasus PRESBO PADA SECUNDIGRAVIDA HAMIL ATERM Disusun oleh : Mujahidah Husna G0005017 Adelia Hanung P. G0007026 Cupuwatie Cahyani G0007053 Primadiati Nickyta S. G0007131 Afifah Nur Rasyidah G0007180 Pembimbing : Dr. dr. Abkar Raden, Sp.OG(K) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

description

laporan kasus obsgin

Transcript of Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Page 1: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Presentesasi Kasus

PRESBO PADA SECUNDIGRAVIDA HAMIL ATERM

Disusun oleh :

Mujahidah Husna G0005017

Adelia Hanung P. G0007026

Cupuwatie Cahyani G0007053

Primadiati Nickyta S. G0007131

Afifah Nur Rasyidah G0007180

Pembimbing :

Dr. dr. Abkar Raden, Sp.OG(K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

SURAKARTA

2011

Page 2: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

ABSTRAK

Seorang G2P1A0 35 tahun, UK 37 minggu dengan riwayat fertilitas dan

riwayat obstetri baik, janin tunggal, intra uterin, memanjang, presbo, punggung di

kanan, bagian bawah janin sudah masuk panggul, HIS (+), DJJ (+), portio tidak

teraba, pembukaab lengkap, eff : 100%, bokong turun di Hodge III, kulit ketuban

(+), sakrum di jam 12, air ketuban (-).

Pada pemeriksaan dalam didapatkan Vulva/ uretra tenang, dinding vagina

dalam batas normal, portio membuka lengkap, eff = 100%, presentasi bokong,

bokong turun di Hodge III, penunujuk di jam 12, Kantung ketuban (+), Air

ketuban (-), jernih, tidak berbau, Sarung tangan lendir darah (+), nitrazin test (-).

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, compos

mentis, dan gizi kesan cukup. Tekanan darah 110/70 mmHg, Rr = 22x/menit, N =

80x/menit, Suhu = 36,60 C. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb

14,7g/dl; Hct 44,1%; AE 4,79.106/uL; AL 7,2.103/uL; AT 343.103/uL; GDS 89

mg/dL; ureum 31 mg/dL; Creatinin 1,1 mg/dL; dan HbsAg (-).

Dalam kasus ini pasien didiagnosis kala II presbo pada sekundigravida

hamil aterm. Pasien dipondokkan ke bangsal dan dilakukan pimpinan persalinan

dengan perasat bracht, serta dipersiapkan untuk resusitasi janin.

Page 3: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

BAB I

PENDAHULUAN

Malpresentasi dapat mengakibatkan timbulnya penyebab kematian

perinatal termasuk diantaranya adalah kelainan presentasi bokong, kejadian

hipoksia dan trauma lahir pada perinatal sering ditemui pada kasus persalinan

dengan malpresentasi yaitu pada presentasi bokong. Prevalensi dari presentasi

bokong kira-kira 15% pada usia kehamilan 30 minggu dan 3% pada saat matur.

Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan presentasi

bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab kematian perinatal

pada persalinan presentasi bokong yang terpenting adalah prematuritas dan

penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau

perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi bokong banyak

dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan dengna tindakan-

tindakan untuk mengatasi macetnya persalinan.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong,

diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presbo jika

dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah pada ibu dengan

multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika dihubungkan dengan

panggul ibu maka angka kejadian presbo terbanyak adalah pada panggul sempit,

dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik pada PAP.

Page 4: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PRESENTASI BOKONG

Definisi

Presentasi Bokong merupakan letak memanjang dengan bokong sebagai

bagian yang terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong

berada di bagian bawah kavum uteri (Martohoesodo, 2002).

Etiologi

Secara garis besar penyebab letak sungsang berasal dari faktor janin

(kembar, hidrosefalus, anensefali, oligohidramnion dan polihidramnion) dan

faktor ibu (uterus abnormal / uterus bikornus, uterus kendor, plasenta previa,

plasenta di fundus). (Martohoesodo, 2002)

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin

terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32

minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin

bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri

dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. (Wiknjosastro H,

2002)

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan

jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai

terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati

ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang

lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti

mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih

tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan

dalam presentasi kepala. (Wiknjosastro H, 2002)

Karena berbagai sebab yang belum diketahui begitu jelas, menjelang

kehamilan aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi

longitudinal dengan presentasi belakang kepala. Presentasi bokong umumnya

Page 5: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

terjadi pada akhir trimester kedua kehamilan atau mendekati aterm.

(Martohoesodo, 2002)

Faktor predisposisi untuk presentasi bokong selain usia kehamilan

adalah relaksasi uterus yang dapat disebabkan oleh multiparitas, bayi multipel,

hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, presentasi bokong

sebelumnya, anomali uterus dan berbagai tumor dalam panggul juga pada

plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri. (Martohoesodo, 2002)

Diagnosis

Diagnosis presentasi bokong dan variannya dapat diketahui melalui

pemeriksaan palpasi abdomen. Manuver Leopold perlu dilakukan pada setiap

kunjungan perwatan antenatal bila umur kehamilannya ≥34 minggu. Untuk

memastikan dapat dilakukan pemeriksaan dalam vagina dan / pemeriksaan

USG.( Sarwono, 2008) Pada pemeriksaan luar, di bagian bawah uterus tidak

dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba di

fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi

kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah

kepala. (Wiknjosastro H, 2002)

Dengan perasat Leopold didapatkan; Leopold I : Kepala janin yang

keras dan bulat dengan balotemen menempati bagian fundus uteri. Leopold II :

Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil

berada pada sisi yang lain. Leopold III : Bokong / kaki janin teraba di atas

pintu atas panggul selama engagement belum terjadi. (Martohoesodo, 2002)

Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain

daripada kehamilannya yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan

gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada

umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.

(Wiknjosastro H, 2002). Sedangkan bila ada engagement kepala janin, denyut

jantung janin terdengar dibawah umbilikus. (Martohoesodo, 2002)

Pemeriksaan dalam dapat mengetahui bokong dengan pasti, kita harus

meraba os sacrum, tuber ossis ischii, anus. Pemeriksaan penunjang dilakukan

Page 6: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

apabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan

pemeriksaan ultrasonografik atau M.R.I. (Magnetic Resonance Imaging).

(Martohoesodo, 2002)

Klasifikasi . (Angsar M.D, 2000)

1. Presentasi bokong murni (Frank Breech)

Yaitu fleksi ekstremitas bawah pada sendi paha dan ekstensi lutut sehingga

kaki terletak berdekatan dengan kepala.

2. Presentasi bokong lengkap (Complete Breech)

Yaitu satu atau kedua lutut lebih banyak dalam keadaan fleksi dari pada

ekstensi.

Page 7: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

3. Presentasi bokong tidak lengkap (Incomplete Breech)

Yaitu satu atau kedua sendi paha tidak dalam keadaan fleksi dan satu atau

kedua kaki atau lutut terletak dibawah bokong, sehingga kaki atau lutut

bayi terletak paling bawah pada jalan lahir,terdiri dari :

a) Letak kaki :

1) Kedua kaki terletak dibawah = letak kaki sempurna

2) Hanya satu kaki terletak dibawah = letak kaki tak sempurna

b) Letak lutut :

1) Kedua lutut terletak paling rendah (letak lutut sempurna)

2) Hanya satu lutut terletak paling rendah (letak lutut tak sempurna)

Penanganan

Waktu kehamilan (Rustam Mochtar, 1998)

Jika kausa dapat disingkirkan, tak ada kontra-indikasi maka lakukan

versi luar. Mengenai versi luar ini ada yang berpendapat tidak usah dilakukan

karena kita jangan menyalahi hukum alam “Jangan berbuat lebih pandai dari

hukum alam”. Versi luar ialah tindakan dari luar yang dikerjakan dengan dua

tangan untuk merubah/ memperbaiki presentasi janin. Waktu persalinan

lakukan versi luar bila syarat dipenuhi dan tak ada kontraindikasi.

Page 8: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Penanganan dalam persalinan (Angsar M.D, 2000)

Jenis pimpinan persalinan pada presentasi bokong, antara lain :

1. Persalinan pervaginam

Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam,

persalinan pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Persalinan spontan (spontaneous breech)

Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara yang

lazim dipakai disebut cara BRACHT.

1) Tahap pertama : fase lambat, lahirnya bokong sampai dengan

umbilikus, spontan

2) Tahap kedua : fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut

3) Tahap ketiga : fase lambat, lahirnya mulut sampai kepala.

Tehnik : Hiperlordosis badan bayi

b. Ekstraksi Parsial / EP (Manual aid / partial breech extraction)

Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan

sebagian lagi dengan tenaga penolong.

Indikasi :

1) Bila pertolongan cara bracht gagal

2) Elektif, karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan

manual aid.

Page 9: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Tahapan dalam manual aid;

1) Tahap pertama : lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan

2) Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan dengan tenaga penolong

baik secara klasik (Deventer), Mueller atau Lovset.

3) Tahap ketiga : Lahirnya kepala dengan cara Mauriceau (Veit-

smellie), Najouk, Wigand Martin-Winckel, Prague terbalik atau

dengan cunam piper.

Page 10: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

c. Ekstraksi Total / ET (Total breech extraction)

Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong. Cara

ini dilakukan hanya bila terjadi fetal distress atau ada indikasi untuk

menolong persalinan dengan ekstraksi total.

2. Persalinan perabdominam (Sectio Cesaria / SC).

Persalianan presentasi bokong dengan Sectio Cesaria merupakan cara yang

terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan

presentasi bokong secara pervaginam, memberi trauma yang sangat berarti

bagi janin, yang gejala-gejalanya akan tampak pada waktu persalinan

maupun dikemudian hari. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua

presentasi bokong harus harus dilahirkan secara perabdominam.

Page 11: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bawa presentasi bokong

harus dilahirkan secara perabdominam, antara lain;

1. Primigravida tua,

2. Nilai sosial janin tinggi,

3. Riwayat persalinan yang buruk,

4. Ketuban pecah > 12 Jam

5. Preterm sudah inpartu

6. Cacat rahim (bekas SC)

7. Tafsiran berat janin pada primi > 3500g, pada multi >4000g

8. Plasenta previa

9. Presentasi lutut/kaki

10. Kepala dalam posisi hiperekstensi

11. IUGR

12. Dicurigai terdapat kesempitan panggul

13. Prematuritas.

14. Nilai Zatuchi-Andros kurang atau sama dengan 3

Skore Zatuchi-Andros

Tindakan :

- Skore <3 : Seksio sesar

- Skore = 4 : Reevaluasi kalau tetap 4 lakukan seksio sesar

- Skore .>5 Pervaginam (Cunningham, 1997)

KeteranganN i l a i

0 1 2

Paritas Nulipara Multipara

Umur kehamilan > 39 minggu 38 minggu <37 minggu

Taksiran berat janin 3630 g 3629 –3176 g <3175 g

Pernah presentasi bokong Belum pernah Pernah 1 kali Pernah 2 kali

Penurunan (station) - 3 - 2 > - 1

Pembukaan < 2 cm 3 cm > 4 cm

Page 12: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Komplikasi

Pada letak sungsang yang persisten, meningkatnya komplikasi berikut

harus diantisipasi : (Cunningham FG,2001) (Wiknjosastro H, 2002)

1. Morbiditas dan mortalitas perinatal dari persalinan yang sulit.

2. Berat badan lahir yang rendah pada persalinan preterm, hambatan

pertumbuhan, atau keduanya.

3. Prolaps tali pusat atau Plasenta previa.

4. Kelainan fetus, neonatus, dan bayi.

5. Anomali uterus dan tumor.

6. Multipel fetus

7. Intervensi operatif, khususnya seksio sesarea.

Prognosis

Baik ibu maupun janin dengan letak sungsang memiliki risiko yang

lebih besar dibandingkan dengan letak kepala. Pada persalinan sungsang yang

sulit terdapat peningkatan risiko maternal. Manipulasi secara manual dalam

jalan lahir akan memperbesar risiko infeksi pada ibu. Berbagai perasat intra

uteri, khususnya dengan segmen bawah uterus yang sudah tipis, atau persalinan

after coming head lewat serviks yang belum berdilatasi lengkap, dapat

mengakibatkan ruptura uteri, laserasi serviks ataupun keduanya. Tindakan

manipulasi tersebut dapat pula menyebabkan pelebaran luka episiotomi dan

robekan perineum yang dalam. Anestesi yang memadai untuk menimbulkan

relaksasi uterus yang nyata dapat pula mengakibatkan atonia uteri yang

selanjutnya diikuti oleh perdarahan postpartum dari tempat implantasi plasenta.

Meskipun demikian, secara umum prognosis bagi ibu yang bayinya dilahirkan

dengan ekstraksi bokong bagaimanapun juga lebih baik bila dibandingkan pada

tindakan seksio sesarea.

Bagi janin, prognosisnya kurang menguntungkan dan akan semakin

serius dengan semakin tingginya bagian presentasi pada awal dilakukannya

ekstraksi bokong. Di samping peningkatan risiko terjadinya ruptura tentorium

dan perdarahan intraserebral, yang menyertai persalinan sungsang, angka

Page 13: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

mortalitas perinatal juga meningkat akibat semakin besarnya kemungkinan

terjadinya trauma lain pada saat dilakukan ekstraksi. Fraktur humerus dan

klavikula tidak selalu dapat dihindari ketika dilakukan pembebasan lengan, dan

fraktur femur dapat terjadi dalam pelaksanaan ekstraksi bokong pada

persalinan frank breech yang sulit. Kalau bayi ditarik keluar secara paksa lewat

panggul yang sempit, fraktur kompresi berbentuk sendok atau fraktur

tengkorak yang sebenarnya, dengan akibat yang umumnya fatal, bisa saja

terjadi. Kadang-kadang leher bayi sendiri dapat patah kalau pada waktu

ekstraksi digunakan tenaga yang besar. Lebih lanjut, prolapsus funikuli pada

presentasi bokong tak lengkap jauh lebih sering dijumpai bila dibandingkan

pada presentasi verteks, dan komplikasi ini selanjutnya akan memperburuk

prognosis bagi bayi. (Cunningham FG,2001) (Wiknjosastro H, 2002)

B. SECUNDIGRAVIDA

Secundigravida adalah seorang wanita yang hamil kedua kali.

C. HAMIL ATERM

WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Pre term : kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari)

2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu

lengkap (259 hari sampai 293 hari).

3. Post term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih)

BAB III

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Page 14: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Umur : 35 tahun

Alamat : Palang 2/15 Wonorejo, Karanganyar

Pekerjaan : Penjahit

Status Perkawinan : Kawin

Nama Suami : Tn. J

Pekerjaan Suami : Buruh

Agama : Islam

HPMT : 10 Juli 2010

HPL : 17 April 2010

UK : 37 minggu

Tanggal Masuk : 2 April 2011

No CM : 01059317

II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama

Letak sungsang

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Datang seorang G2P1A0 dengan keluhan letak sungsang. Pasien

merupakan rujukan dari bidan dengan diagnosis G2P1A0 hamil 38

minggu, inpartu dengan KPD. Pasien merasa hamil 9 bulan, gerakan

janin masih dirasakan, kenceng-kenceng sudah dirasakan, air ketuban

belum dirasakan keluar, lendir darah sudah dirasakan keluar.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat DM : Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

Riwayat Asma : Disangkal

Riwayat Alergi Obat : Disangkal

Riwayat Operasi : Disangkal

Page 15: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Riwayat Mondok di RS : Disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat DM : Disangkal

Riwayat Asma : Disangkal

Riwayat Alergi Obat : Disangkal

E. Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Lama Haid : 6 hari

Siklus Haid : 28 hari

F. Riwayat Fertilitas : baik

G. Riwayat Obstetri

I. Perempuan, 10 tahun, 2400 gram, lahir di bidan, partus spontan

II. Hamil sekarang

H. Riwayat Perkawinan

Menikah 1 kali dengan suami sekarang selama 12 tahun

I. Riwayat KB : Tidak KB.

J. Riwayat Ante Natal Care (ANC) :

Teratur, pertama kali periksa ke bidan pada usia kehamilan 2 bulan. Pasien

periksa ke bidan 1 bulan sekali sampai usia kehamilan 6 bulan, dialnjutkan

periksa dua keli sebulan sampai usia 8 bulan. Setelah itu periksa 1 minggu

sekali.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Interna

Keadaan Umum : baik, compos mentis, gizi kean baik.

Tanda Vital : Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 22 x/menit

Page 16: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Suhu : 36,6° C

Kepala : Mesocephal

Mata : Conjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Leher : KGB tidak membesar, glandula thyroid tidak

membesar, JVP tidak meningkat.

Thorak : Gld. Mammae dalam batas normal, areola

mammae hiperpigmentasi (+)

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : Sonor / sonor

Auskultasi : SD vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

Abdomen : Inspeksi : Dinding perut > dinding dada,

stria gravidarum (+)

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar tidak membesar,

lien tidak membesar.

Perkusi : Timpani pada daerah bawah processus

xyphoideus, redup pada daerah uterus

Auskultasi : Peristaltik (+) normal

Ekstremitas : Oedem (-/-)

Genital : Perdarahan (-), lendir (-), massa (-)

B. Status Obstetri

Kepala : Mesocephal

Mata : Conjunctiva anemis ( - / - ) sklera ikterik ( - / - )

Wajah : Kloasma Gravidarum ( + )

Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Page 17: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Thorax : Glandula mammae hipertrofi (+), areola mammae

hiperpigmentasi (+)

Abdomen : Dinding perut > dinding dada, striae gravidarum (+)

Genital eksterna : Vulva/uretra tenang,lendir darah (+), peradangan(-),

tumor(-)

Palpasi

Pemeriksaan Leopold

Leopold I : teraba bagian yang keras dan bulat kesan kepala

Leopold II : di sebelah kanan teraba bagian keras, rata, memanjang,

kesan punggung.

Leopold III : teraba bagian lunak kesan bokong

Leopold IV : Menunjukan bagian bokong yang sudah masuk pintu atas

panggul.

Abdomen : supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal, intrauterine,

memanjang, punggung di kanan, presentasi bokong, bagian

bawah janin sudah masuk panggul. TFU: 33 cm ~TBJ 3300

gr, His (+) 5x/ 10 menit/ 40-50 detik/ kuat.

Ekstremitas : Oedema (-) akral dingin (-)

Auskultasi

DJJ (+) 12-12-13/ 13-13-13/ 12-11-12/ reguler.

Pemeriksaan Dalam:

VT : Vulva/ uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio

membuka lengkap, eff = 100%, presentasi bokong, bokong turun di Hodge

III, penunujuk di jam 12, Kantung ketuban (+), Air ketuban (-), jernih,

tidak berbau, Sarung tangan lendir darah (+), nitrazin test (-).

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 18: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Laboratorium tanggal 2 April 2011 :

Hb : 14,7 g/dl Ureum : 31 mg/dl

Hct : 44,1 % Creatinin : 1,1 mg/dl

Eritrosit : 4.790.000/µL Na : 144 mmol/L

Leukosit : 7.200 /µL K : 5,7 mmol/L

Gol Darah : O Cl : 110 mmol/L

GDS : 89 mg/dL HBsAg : negatif

Trombosit : 343.000 /µL

V. KESIMPULAN

Seorang G2P1A0 35 tahun, UK 37 minggu dengan riwayat fertilitas dan

riwayat obstetri baik, janin tunggal, intra uterin, memanjang, presbo,

punggung di kanan, bagian bawah janin sudah masuk panggul, HIS (+), DJJ

(+), portio tidak teraba, pembukaan lengkap, eff : 100%, bokong turun di

Hodge III, kulit ketuban (+), sakrum di jam 12, air ketuban (-).

VI. DIAGNOSIS

Kala II presbo pada sekundigravida hamil aterm

VII. PROGNOSIS

Dubia

VIII. PENATALAKSANAAN

- Mondok Bangsal

- Pimpin persalinan dengan perasat bracht

- Siapkan resusitasi janin

IX. FOLLOW UP

1. Laporan Pimpinan persalinan cara bracht

Kala II :

Page 19: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Bokong masuk ke dalam rongga panggul dengan garis pangkal paha

melintang atau miring. Setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran

paksi dalam, sehingga di pintu bawah panggul garis panggul paha

menempati diameter anteposterior dan trokhanter depan berada dibawah

simpisis. Kemudian terjadi fleksi lateral pada badan janin, sehingga

trokhanter belakang melewati perineum dan lahirlah seluruh bokong

diikuti oleh kedua kaki. Setelah bokong lahir terjadi putaran paksi luar

dengan perut janin berada di posterior yang memungkinkan bahu melewati

pintu atas panggul dengan garis terbesar bahu melintang atau miring.

Terjadi putaran paksi dalam pada bahu, sehingga bahu depat berada

dibawah simfisis dan bahu belakang melewati perineum. Pada saat tersebut

kepala masuk ke dalam rongga panggul dengan sutura sagistalis melintang

atau miring. Di dalam rongga panggul terjadi putaran paksi dalam kepala,

sehingga muka memutar ke posterior dan oksiput ke arah simfisis. Dengan

suboksiput sebagai hipomoklion, maka dagu, mulut, hidung, dahi dan

seluruh kepala lahir berturut-turut melewati perineum.

Lahir bayi ♂ BB 2800 gram, LD 32 cm, LK 34 cm, AS 7-8-9.

Kala III : lahir plasenta, ukuran 20 x 20 x 1,5 cm, berbentuk cakram, kesan

lengkap.

Lama Persalinan Jumlah perdarahan

Kala I Kala II 20 cc

Kala II 15 menit Kala III 50 cc

Kala III 10 menit Kala IV 15 cc

__ jam 25 menit 85 cc

2. Tanggal 3 April 2011

Keluhan : -

Keadaan umum : baik, compos mentis, gizi cukup

Vital sign : TD = 120/80mmHg Rr = 20x/menit

N = 80x/menit Suhu = 36,60C

Page 20: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Mata : Conjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

Thorax : Cor/Pulmo dalam batas normal

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-)

Genital : darah (-), lochia (+)

Dx : post partus cara bracht atas indikasi presbo pada

sekundigravid h.aterm

Tx : Pos partus spontan DPH I

Cefadroxil 2 x 500 mg

Metilergometrin 3 x 0,125 mg

As. Mefenamat 3 x 500 mg

3. Tanggal 4 April 2011

Keluhan : -

Keadaan umum : baik, compos mentis, gizi cukup

Vital sign : TD = 120/70mmHg Rr = 20x/menit

N = 80x/menit Suhu = 36,60C

Mata : Conjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

Thorax : Cor/Pulmo dalam batas normal

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-)

Genital : darah (-), lochia (+)

Dx : post partus cara bracht atas indikasi presbo pada

sekundigravid h.aterm

Tx : Post partus spontan DPH II

Cefadroxil 2 x 500 mg

Metilergometrin 3 x 0,25 mg

As. Mefenamat 3 x 500 mg

4. Tanggal 5 April 2011

Keluhan : -

Keadaan umum : baik, compos mentis, gizi cukup

Vital sign : TD = 120/70mmHg Rr = 20x/menit

Page 21: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

N = 80x/menit Suhu = 36,70C

Mata : Conjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

Thorax : Cor/Pulmo dalam batas normal

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-)

Genital : darah (-), lochia (-)

Dx : post partus cara bracht atas indikasi presbo pada

sekundigravid h.aterm

Tx : Partus spontan spontan DPH III

Cefadroxil 2 x 500 mg

Metilergometrin 3 x 0,25 mg

As. Mefenamat 3 x 500 mg

BAB IV

ANALISIS KASUS

Page 22: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Presentasi Bokong merupakan letak memanjang dengan bokong sebagai

bagian yang terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada

di bagian bawah kavum uteri.

Diagnosis presentasi bokong dilakukan dengan palpasi dengan perasat

Leopold didapatkan; Leopold I : Kepala janin yang keras dan bulat dengan

balotemen menempati bagian fundus uteri. Leopold II : Teraba punggung berada

satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain.

Leopold III : Bokong janin teraba sudah masuk pintu atas panggul.

Kehamilan cukup bulan (hamil aterm) dalam persalinan ditegakkan dari

anamnesis bahwa penderita merasa umur kehamilannya sudah 37 minggu.

Pemeriksaan fisik kasus ini pada palpasi abdomen sesuai dengan

pernyataan di atas, yaitu teraba janin tunggal, intra uterin, memanjang, punggung

di kanan, presentasi bokong.

Penanganan pada kasus presentasi bokong dapat pervaginam ataupun per

abdominal. Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bawa presentasi

bokong harus dilahirkan secara perabdominal, antara lain; primigravida tua, nilai

sosial janin tinggi, riwayat persalinan yang buruk, ketuban pecah > 12 jam,

preterm sudah inpartu, cacat rahim (bekas SC), tafsiran berat janin pada primi >

3500g, pada multi >4000g, Plasenta previa, presentasi lutut/kaki, kepala dalam

posisi hiperekstensi, IUGR, dicurigai terdapat kesempitan panggul, prematuritas.

Penanganan kasus ini yaitu partus pervaginam atas indikasi pasien sudah

mengalami pembukaan lengkap, tanpa ada indikasi untuk dilakukan persalinan

perabdominal.

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Preskes Presbo Dr.abkar 2011

Angsar,M.D., Setjalilakusuma,L., 2000. Persalinan sungsang, dalam Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, , hal;104-122

Cunningham FG Mac Donal P.C. William Obsetric, Edisi 18, Appletion & Lange, 1998 : 881-903

.Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JH, Wenstrom KD.

2001. Breech Presentation and Delivery in William Obstetrics, 21st edition. New York: Mc Graw Hill Company,: 509-535

Martohoesodo,S., Hariadi,R., 2002. Distokia karena kelainan letak serta bentuk janin, dalam Ilmu Kebidanan Edisi III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, , hal;595-636

Wiknjosastro H. 2002. Patologi Persalinan dan Penanganannya dalam Ilmu Kebidanan, edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka,: 607-622