Presentasi+Kasus+Asma

38
Presentasi Kasus Asma Benedicta Mutiara Suwita Calvin Kurnia Mulyadi Christopher Rico Andrian Deriyan Sukma Widjaja Dwi Wicaksono

Transcript of Presentasi+Kasus+Asma

Name of presentation

Presentasi KasusAsmaBenedicta Mutiara SuwitaCalvin Kurnia MulyadiChristopher Rico AndrianDeriyan Sukma WidjajaDwi Wicaksono

1Ilustrasi KasusIDENTITAS PASIEN

Nama Pasien: Ny. MBAJenis Kelamin: PerempuanUsia: 46 tahunTanggal Masuk: 9 Nov 2012Alamat: Percetakan NegaraSuku: BetawiPendidikan: Tamat SDPekerjaan: Ibu Rumah TanggaStatus perkawinan: MenikahAgama: Islam

2Ilustrasi KasusKeluhan UtamaSesak napas yang tidak sembuh dengan pengobatan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit

Riwayat Penyakit SekarangSesak mulai dirasakan setelah pasien mencuci baju di pagi hariSaat munculnya serangan (hari Jumat pagi, 9 November 2012), pasien berobat ke puskesmas terdekat dan mendapatkan obat antisesak oral keluhan tidak membaik terapi inhalasi di RS lain berkurang3Ilustrasi KasusRiwayat Penyakit SekarangSesak muncul pada sore hari hingga pasien harus datang ke RS persahabatanDi IGD RSP, terapi inhalasi 1x sesak berkurang rawat inapSesak yang dirasakan kali ini tidak dapat diredakan dengan pengobatan inhalasi seperti biasaSesak dirasakan baik pada saat menarik maupun menghembuskan napas, disertai mengi, dan diawali dengan batukDicetuskan setelah pasien bekerja di luar rumah dan mencium wangi-wangian tertentu, menghidup debu, atau beraktivitas berat.4Ilustrasi KasusRiwayat Penyakit Sekarangsesak disertai nyeri dada, terutama jika pasien batukSesak di malam hari dirasakan kurang lebih 2x sebulanSerangan sesak selama 1 bulan terakhir telah terjadi sebanyak dua kali per minggu.Riwayat demam tidak begitu tinggi muncul bersamaan dengan sesakDisertai keringat dingin saat sesak, sukar tidur saat malam hari, perlu dua sampai tiga bantalTidak ada riwayat berdebar-debar, pingsan, atau kaki bengkak

5Ilustrasi KasusRiwayat Pengobatan Sebelumnyarutin berobat ke puskesmas dan mendapatkan salbutamol oral, obat hipertensi (nifedipine 1 x 1 tablet), obat batuk sirup (ambroksol), dan terbutalin sulfat (nama paten terasma)Riwayat pengobatan TB (-)

6Ilustrasi KasusRiwayat Penyakit SebelumnyaHipertensi (+)Diabetes Mellitus (+)Asma (+) sejak hamil anak IDermatitis alergi (+)Gastritis (+)TB (-)

Riwayat SosialMerokok (-)Penggunaan kayu bakar dapur (-)Tinggal bersama ketiga anaknya

7Pemeriksaan FisikStatus GeneralisKeadaan Umum: baik, kompos mentisTekanan darah: 130/90 mmHgNadi/RR: 96x/menit / 18x/menitSuhu: 36,8oC

Status LokalisMata: Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-Mulut: faring hiperemisLeher: JVP 5-2cmH2O

8Pemeriksaan FisikDadaJantung: Bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak terdapat bising atau gallop]

Paru:Inspeksi: simetris saat statis maupun dinamisPalpasi: fremitus vokalis paru kanan sama dengan kiriPerkusi: suara paru kanan dan kiri sonorAuskultasi: bunyi napas vesikuler +/+, ronki -/-, mengi +/+

Abdomen: Teraba lemas dan datar, nyeri tekan di regio epigastrium, hepar dan limpa tidak teraba

Ekstremitas: Akral teraba hangat, tidak sianotik

9Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium tanggal 9 November 2012; pukul 18.08

Hemoglobin: 5,7 mg/dlHematokrit: 23%Eritrosit: 3,81 juta permikroliterMCV: 59,1MCH: 15,0MCHC: 25,3RDW-CV: 18,9Trombosit: 428.000/ulpH: 7.386 (rentang normal: 7.34-7.44)PCO2: 33.5 (rentang normal: 35-45)PO2: 108.2 (rentang normal: 85-95)HCO3: 19.6 (rentang normal: 22-28)TCO2: 20.7 (rentang normal: 23-27)10Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium tanggal 12 November 2012; pukul 12.10Hemoglobin: 6.6 mg/dl (rentang normal: 12.0-16.0)Hematokrit: 25% (rentang normal: 35-47%)Eritrosit: 4,28 juta permikroliter (rentang normal: 3,6-5,8 juta/uL)Leukosit: 19.160/ul (rentang normal: 5.000-10.000/ul)Hitung jenis Neutrofil: 84,4 (rentang normal: 50-70)Limfosit: 10,5 (rentang normal: 25-40)Monosit: 5,1 (rentang normal: 2-8)Eosinofil: 0 (rentang normal: 2-4)Basofil: 0 (rentang normal: 0-1)MCV: 59,3 fL (rentang normal: 80-100)MCH: 15,4 (rentang normal: 26-34)MCHC: 26,0 (rentang normal: 32-36)RDW-CV: 19,4 (rentang normal: 11.5-14.5)Trombosit : 497.000/ul (rentang normal: 150.000-440.000)ElektrolitNatrium: 132,0 (rentang normal: 135-145)Kalium: 3.00(rentang normal: 3.5-5.5)Klorida: 119.0 (rentang normal: 98-109)11Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi (APE) dilakukan pada tanggal 9 November 2012Pre-bronkodilator: 60 ml/menitPost-bronkodilator: 90 ml/menit% peningkatan: 50%

Pemantauan APE harian

12Diagnosis Kerja dan Rencana PenatalaksanaanDiagnosis KerjaEksaserbasi asma sedang pada asma persisten ringanSindrom dispepsiaHipertensi grade I

Rencana penatalaksanaanTerapi oksigen 2 liter/menit dengan kanula hidungCombivent inhalasi 4x/hariAmbroksol 3 x 30 mg tabletAmlodipine 1 x 10 mg tabletRanitidine 2x1 ampul injeksiAntasida sirup 3 x Corig IPemantauan variabilitas APE harian, spirometri, DPL

13Tinjauan PustakaPatofisiologi Asma

15Patofisiologi Asma16

Patofisiologi AsmaDiagnosisDiagnosisPemeriksaan LainKlasifikasi Derajat Asma

Tingkatan Kontrol Asma

Asthma Control Test

Pengobatan

Pengobatan

Pemantauan

Serangan Asma Akut

27Risiko Tinggi28Penatalaksanaan Serangan Asma29Penatalaksanaan AsmaObat-obatan yang tidak direkomendasikan untuk tatalaksana serangan asma adalah:SedatifMukolitikFisioterapi/terapi fisik yang melibatkan toraksHidrasi dengan cairan jumlah besar untuk pasien dewasa atau anak berusia lebih tuaAntibiotikEpinefrin atau adrenalin30DiskusiAnamnesisPada anamnesis ditemukan bahwa pasien memang telah memiliki asma sebelumnya, dan melalui riwayat sesak napas yang ditemukan, terdapat karakteristik asma yang sangat khas yaitu:Episodik: pasien telah merasakan sesak napas dengan bunyi ngik sejak memiliki anak pertama, terdapat saat-saat serangan sesak napas, dan terdapat pula saat-saat tidak adanya serangan napas, atau dapat bernapas normal.Variabilitas: pasien mengakui bahwa, sesak napas muncul karena adanya pencetus yaitu saat mencium wangi-wangian, terhirup debu, atau bekerja berat.Reversible: Keluhan sesak setelah mendapatkan terapi inhalasi di puskesmas yang kemungkinan besar adalah SABA (Short Acting Beta-Agonist)32PF dan Faal ParuPemeriksaan FisikPada auskultasi didapatkan adanya bunyi mengi (ngik) terutama pada ekspirasi, sedangkan pada pemeriksaan fisik yang lain tidak ditemukan adanya kelainan yang lain kecuali konjungtiva mata yang anemis.Pemeriksaan Faal ParuPada pasien ini hanya dilakukan pemeriksaan APE, dan hasil yang didapatkan adalah bahwa terdapat peningkatan APE sebesar 50% setelah pemberian bronkodilator, hal ini sangat mendukung diagnosis untuk asma. Selain itu, setelah dilakukan variabilitas APE harian, ditemukan bahwa pada hari pertama adalah; 47,61%. Temuan ini juga mendukung diagnosis asma.33DiagnosisKlasifikasi AsmaPasien merasakan sesak khas asma kurang lebih 2 kali seminggu, selain itu sesak napas ini juga menggangu tidur pasien, sehingga dengan anamnesis pun kita dapat memasukan pasien dengan pada klasifikasi asma presisten ringan. Sedangkan untuk serangan akut pasien yang membuat pasien datang ke RSP, memiliki karakteristik dengan pasien sesak napas hingga sulit bernapas dan lebih memilih duduk, hanya dapat berbicara beberapa patah kata, mengi pada akhir ekspirasi, dan PCO2 kurang dari 45 mmHg. Sehingga eksaserbasi serangan pasien masuk dalam klasifikasi serangan asma akut sedang.34TatalaksanaPada pasien, didapatkan bahwa pengobatan yang selama ini dilakukan pada pasien masih tidak terkontrol sebagian, karena masih memiliki gejala malam. Pasien hanya mendapatkan SABA (Salbutamol dan terbutalin sulfat). Sedangkan dari anamnesis, pasien dapat dikategorikan masuk dalam asma presisten ringan sehingga pasien perlu adanya tambahan glukokortikoid inhalasi, dengan terapi alternatifnya adalah teofilin, kromolin ataupun leukotrien modifier.35TatalaksanaPada serangan asma akut sedang, penanganan yang tepat adalah pemberian oksigen untuk meningkatkan saturasi oksigen lebih dari 90%, kemudian berikan terapi inhalasi SABA selama 1 jam terus menerus. Jika tidak ada respon, berikan glukokortikoid. Lalu periksa pasien kembali setelah 1 jam. Jika masuk dalam episode sedang, dimana sesuai dengan klinis serangan asma akut sedang, berikan oksigen kembali, inhalasi beta-2-agonist, dengan antikolinergik selama 1 jam, dan berikan glukokortiroid oral. Kemudian dilihat kembali selama 1-2 jam, apakah terdapat respon atau tidak. Pada penanganan ini, nantinya harus ditentukan apakah pasien perlu dirawat inap atau di rawat jalan.36Daftar PustakaFauci AS, Brunwald E, Kasper DL, Hauser Sl, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th edition. USA: The McGraw-hill Companies. 2008; 1596-1607.Mangunnegoro H, et al. Asma: Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2004.Sutoyo DK, Setyanto DB, Rengganis I, Yunus F, Sundaru H. Pedoman tatalaksana asma. Jakarta: Dewan Asma Indonesia. 2011.Bateman ED, et al. Global strategy for asthma management and prevention. Global Initiative for Asthma; 2011.Schatz M, SorknessCA, Li JT,Marcus P,Murray JJ, NathanRA,et al. Asthma control test: reliability, validity, and responsiveness in patients previously followed by asthma specialists. J Allergy Clin Immunol. 2006;117: 549-5637

TERIMA KASIH