Presentasi Refreshing - Pendekatan Diagnostik Penurunan Kesadaran
-
Upload
arafani-putri -
Category
Documents
-
view
282 -
download
13
description
Transcript of Presentasi Refreshing - Pendekatan Diagnostik Penurunan Kesadaran
Pendekatan DiagnosisPenurunan Kesadaran
OLEH :ARAFANI PUTRI YAMAN
PEMBIMBING :DR. IRFAN TAUFIK, SP.S
Kepaniteraan KlinikSMF Saraf
Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Pendahuluan
• Kesadaran adalah suatu keadaan dimana seseorang sadar penuh atas dirinya sendiri dan
lingkungan sekitarnya.
• Komponen yang dapat dinilai dari suatu keadaan sadar yaitu kualitas kesadaran itu sendiri
dan isinya.
• Isi kesadaran menggambarkan keseluruhan dari fungsi korteks serebri, termasuk fungsi
kognitif dan sikap dalam merespon suatu rangsangan
• Penurunan kesadaran atau koma menjadi petunjuk kegagalan fungsi integritas otak
dan sebagai “final common pathway” dari gagal organ seperti kegagalan jantung,
nafas dan sirkulasi akan mengarah kepada gagal otak dengan akibat kematian.
• Jadi, bila terjadi penurunan kesadaran maka terjadi disregulasi dan disfungsi otak
dengan kecenderungan kegagalan seluruh fungsi tubuh.
Pendahuluan
Penurunan Kesadaran secara Akut
Apatis
Kebanyakan pasien yang dalam keadaan apatis memiliki penurunan kesadaran yang
ringan sampai sedang diikuti dengan penurunan minat terhadap lingkungan sekitar.
Pasien biasanya merespon lambat terhadap stimulan yang diberikan.
Penurunan Kesadaran secara Akut
Apatis Somnolen
• Keadaaan dimana terjadi penurunan tingkat kesadaran yang minimal sehingga pasien tampak
mengantuk yang dapat disertai dengan mood yang irritable dan respon yang berlebih terhadap
lingkungan sekitar.
• Biasanya keadaan mengantuk akan lebih tampak pada pagi dan siang hari, sedangkan pada malam
harinya pasien akan terlihat gelisah.
Penurunan Kesadaran secara Akut
Apatis Somnolen Delirium
• Gangguan kesadaran yang disertai ketidakmampuan untuk fokus atau mudah terganggunya perhatian.
• Pada delirium, gangguan hanya terjadi sementara dalam waktu yang singkat (biasanya dalam hitungan jam
atau hari) dan dapat timbul fluaktif dalam 1 hari.
• Pasien dengan delirium biasanya mengalami disorientasi, pertama adalah waktu, tempat, lalu lingkungan
sekitar.
Penurunan Kesadaran secara Akut
Apatis Somnolen Delirium Sopor
Kondisi dimana pasien mengalami tidur yang dalam atau tidak merespon,
respon hanya timbul pada stimulan yang kuat dan terus menerus. Dalam
keadaan ini dapat ditemukan gangguan kognitif.
Penurunan Kesadaran secara Akut
Apatis Somnolen Delirium Sopor Koma
Keadaan dimana pasien tidak merespon sama sekali terhadap stimulan,
meskipun telah diberikan stimulan yang kuat dan terus menerus.
Etiologi Penurunan Kesadaran
Koma dengan tanda fokal
Koma tanpa tanda fokal dan tanpa
kaku kuduk
Koma tanpa tanda fokal dan dengan
kaku kuduk
Koma dengan tanda fokal
• Perdarahan intrakranial
• Stroke
• Tumor
• Focal infection – brain abses
• Post seizure state : Todd’s paralysis
• Acute disseminated encephalomyelitis
Koma Tanpa Tanda Fokal Dan Tanpa Kaku Kuduk
• Hipoksia – iskemia : cardiac or pulmonary failure, cardiac arrest, shock, near drowing
• Gangguan metabolic : Hipoglikemia asidosis (organic acidemias, diabetic ketoasidosis)
• Hyperammonemia (Ensefalopati hepatic, urea cycle disorder, valproic acid ensefalopati, gangguan metabolism asam lemak, Reye syndrome) Uremia, Gangguan cairan dan elektrolit (dehidrasi, hyponatremia, hypernatremia)
• Infeksi sistemik (bacterial) : sepsis, toxic shock syndrome, Shigella encephalopathy, Enteric encephalopathy.
• Obat dan toksin
• Malaria cerebral
• Hipertensi ensefalopati
• Non convulsive status epilepticus
• Post migraine
Koma Tanpa Fokal Dan Dengan Kaku Kuduk
• Meningitis• Encephalitis• Perdarahan Subaraknoid
Patofisiologi Penurunan Kesadaran
Penurunan Kesadaran
Gangguan Metabolik
Gangguan ARAS
Gangguan pada korteks secara menyeluruh
• Adanya lesi yang dapat mengganggu interaksi ARAS dengan korteks serebri, apakah lesi
supratentorial, subtentorial, infratentorial, dan metabolik akan mengakibatkan
menurunnya kesadaran.
• Area yang mengatur ARAS (ascending) adalah formatio reticularis, mesencephalon,
thalamic intralaminar nucleus, dorsal hipotalamus, dan tegmentum.
• Formatio retikularis mengandung pusat regulasi yang penting untuk berbagai fungsi
vital, seperti aktifitas jantung, sirkulasi, dan respirasi. Formatio retikularis juga
mengirimkan impuls pengaktivasi ke korteks serebri yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kesadaran
Lesi Supra-tentorial
Lesi Infra-tentorial
Gangguan Metabolik
Pada lesi supratentorial, gangguan kesadaran akan terjadi baik oleh kerusakan
langsung pada jaringan otak atau akibat penggeseran dan kompresi pada ARAS
karena proses tersebut maupun oleh gangguan vaskularisasi dan edema yang
diakibatkannya. Proses ini menjalar secara radial dari lokasi lesi kemudian ke arah
rostro kaudal sepanjang batang otak.
Pada lesi infratentorial, gangguan kesadaran dapat terjadi kerusakan ARAS
baik oleh proses intrinsik pada batang otak maupun oleh proses ekstrinsik.
Pada penyakit metabolik, gangguan neurologik umumnya bilateral dan hampir
selalu simetrik. Selain itu gejala neurologiknya tidak dapat dilokalisir pada suatu
susunan anatomic tertentu pada susunan saraf pusat
Kekurangan O2
Hipoglikemia
Gangguan Sirkulasi
Darah
• Otak yang normal memerlukan 3.3 cc 02 /100 gr otak/menit yang disebut Cerebral Metabolic
Rate for Oxygen (CMR 02).
• Pada kejang-kejang CMR 02 meningkat dan jika timbul gangguan fungsi otak, CMR 02 menurun.
• Pada CMR 02 kurang dari 2.5 cc/100 gram otak/menit akan mulai terjadi gangguan mental
• Bila kurang dari 2 cc 02/100 gram otak/menit terjadi koma.• Energi otak hanya diperoleh dari glukosa. Tiap 100 gram otak memerlukan 5.5 mgr
glukosa/menit. Pada hipoglikemi, gangguan pertama terjadi pada serebrum dan kemudian
progresif ke batang otak yang letaknya lebih kaudal.
• Hipoglikemi menyebabkan depresi selektif pada susunan saraf pusat yang dimulai pada formasio
reti-kularis dan kemudian menjalar ke bagian-bagian lain. Pada hipoglikemi, penurunan atau
gangguan kesadaran merupakan gejala dini.
Untuk mencukupi keperluan 02 dan glukosa, aliran darah ke otak memegang peranan
penting. Bila aliran darah ke otak berkurang, 02 dan glukosa darah juga akan berkurang.
Pasien Datang Tidak Sadarkan Diri
Stimulasi Verbal atau Rangsang
Taktil
'' Apakah Anda OK? '‘atau
''Siapa nama Anda? ''
Stimulasi dengan rangsangan taktil dari
bagian tubuh yang memiliki representasi kortikal besar, seperti
wajah, ikuti jika diperlukan
Tidak ada respons
Sternal Rub
Nailbed Pressure
SupraorbitalPressure
Initial Assessment
AIRWAY BREATHING
CIRCULATION C SPINE CONTROL
20 ml D50%jika GDS < 70 mg/dL
kecurigaan secara klinis toksisitas opioid, Nalokson 0,4-2 mg IV harus diberikan dan diulang sesuai kebutuhan, hingga 4 mg.
Pemeriksaan Fisik Umum
Tanda Vital
Tekanan Darah
Respiratory Rate
Suhu
Heart Rate
Mencari tanda-tanda
trauma dan kondisi lain
yang mungkin
memerlukan
manajemen bedah
adalah tujuan utama
dari survei awal.
Deserebrasi
Dekortikasi
Dapat terjadi baik dalam keadaan koma struktural atau metabolik.
Temuan umum atau simetris meningkatkan kemungkinan proses metabolic atau toksik, atau kemungkinan ada lesi yang melibatkan batang otak atau pusat kesadaran diencephalic.
Pemeriksaan Neurologis
Level Kesadaran
Menilai Brainstem
Menilai Motorik
Pola Pernapasan
Pemeriksaan Neurologis
Level Kesadaran
Menilai Brainstem
Menilai Motorik
Pola Pernapasan
Pemeriksaan Neurologis
Level Kesadaran
Menilai Brainstem
Menilai Motorik
Pola Pernapasan
Pemeriksaan Neurologis
Level Kesadaran
Menilai Brainstem
Menilai Motorik
Pola Pernapasan
Pemeriksaan Neurologis
Level Kesadaran
Menilai Brainstem
Menilai Motorik
Pola Pernapasan
Fungsi motor dinilai dengan mengobservasi pergerakan spontan
dan posture tubuh, respons motorik melalui instruksi verbal, dan
respons stimulasi bahaya. Tonus otot ekstermitas dapat dinilai dari
gerakan pasif anggota tubuh. Pemeriksa harus membedakan
aktifitas reflex yang dimaksud. Contoh aktifitas yang dimaksud
mengikuti instruksi, mendorong pemeriksa, meraih trakeal tube,
atau melokalisir respons bahaya. Contoh aktifitas refleksif
termasuk menarik, atau abnormal fleksi, atau ekstersor posturing
pada stimulasi bahaya.
Pemeriksaan Neurologis
Level Kesadaran
Menilai Brainstem
Menilai Motorik
Pola Pernapasan
Anamnesis dan Riwayat Kesehatan
Onset Mendadak
•Stroke•Kejang•Gangguan Jantung
Onset Bertahap
•Proses Metabolisme•Infeksi
Riwayat medis Riwayat Pembedahan
Riwayat Kejiwaan
Penggunaan obat terlarang
Anamnesis dan Riwayat Kesehatan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
Kimia Darah
Pemeriksaan
Hematologi
Dasar
Analisa Gas
Darah
Pemeriksaan
Kultur Darah
dan Urin
Brain Imaging
• CT cranial tanpa kontras dapat dilakukan pada pasien emergensi tidak sadar,
dengan dugaan penyebab koma adalah structural dan pada pasien dengan
penyebab koma tidak jelas setelah menilaian awal.
• CT memungkinkan menemukan penyebab potensial seperti focal hipodens curiga
adanya infark cerebral dan akut hidrocefalus.
• Jika akut iskemik stroke sedang dipertimbangkan, CT Angiography dan CT
Perfusion dapat memberikan nformasi yang bernilai tentang pembuluh darah
otak dan perfusi regional.
• Non Contras CT dalam tahap hiperakut stroke iskemik sering kali normal,
dalam keadaan ini diagnosis klinis stroke masih berlaku.
Brain Imaging
• Stroke iskemik biasanya tidak menyebabkan koma akut kecuali terjadi pada
sistem kesadaran yang terletak di batang otak atau diencephalon (misalnya
thrombosis arteri basilar)
• Koma subakut mungkin dapat berkembang dengan progresif karena infark
hemisfer dengan herniasi transtentorial.
Brain Imaging
Saat sistem saraf pusat (SSP) terinfeksi dapat dipertimbangkan, CT dengan dan
tanpa kontras dapat diminta untuk evaluasi abses, pengumpulan cairan di ekstra
aksial, hidrosefalus, perdarahan, dan infark sebelum pungsi lumbal dan analisis
cairan serebrospinal.
Brain Imaging
Non Structural Coma
Metabolic Ensefalopati
•Hipoglikemia•Hipoksia, Hiperkampia•Diabetic Ketoasidosis•Uremia•Hiponatremia•Hipernatremia•Myxedema•Adreal Failure•Hiperkalsemia•Sepsis
Drugs/Medication Overdose
•Drug abuse (opioid, alcohol, methanol, ethylene glycol, amfetamin, kokoain)•Sedative – hypnotic•Narkotik•Aspirin•Acetominofen•Tricyclic antidepressant•Carbon monoksida•Anticonvulsant
Lingkungan•Heat stroke•Hypotermia•Carbon monoksida
Persisting Uncertainty
Diagnosis Tetap Tidak
Menentu
Susp. Perdarahan Subaraknoid
Lumbar puncture dapat dipilih jika pada CT
perdarahan subaraknoid negatif.
Hyperakut Akut
Iskemik Stroke
MRI dapat dipilih jika ada kecurigaan hyperakut iskemik
stroke atau ketika penyebab koma tidak dapat
dijelaskan oleh pemeriksaan lain.
Non-convulsive
status epilepticus
Riwayat Kejang. Pada PF ditemukan seperti, kedutan pada
kelopak mata atau pergerakan jari, tapi pada pasien tidak
mengalami aktifitas tonik-klonik. Pada kasus ini EEG
diperlukan untuk diagnostik.
Persisting Uncertainty
Diagnosis Tetap Tidak
Menentu
Perdarahan Serebral
• Penurunan kesadaran cepat dari kompresi batang otak.
• Riwayat sakit kepala tiba-tiba diikuti dengan
ketidakmampuan untuk berjalan atau mual muntah yang
berat, dapat menjadi kunci diagnosis
• Non Contras CT sebagai diagnostik.
Stroke iskemik arteri
basilar
• Ketidaksadaran mendadak
• CT angiography dapat memperlihatkan bekuan
basilar
• Pemeriksaa CT Non Contras dapat diperlihatkan
Hiperdens Arteri Basilar.
Kesimpulan
Penurunan kesadaran disebabkan oleh gangguan pada korteks secara menyeluruh misalnya pada gangguan
metabolik, dan dapat pula disebabkan oleh gangguan ARAS di batang otak, terhadap formasio retikularis di
thalamus, hipotalamus, maupun mesensefalon.
Penilaian awal yang harus dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran adalah pantau Airway,
Breathing, Circulation, dan Control Cervical Spine pada pasien trauma, kemudian pemeriksaan fisik umum dan
neurologis serta anamnesis riwayat kejadian dan riwayat kesehatan sebelumnya. Pemeriksaan laboratorium
dan pencitraan dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis.
DAFTAR PUSTAKA
Lumbantobing, S.M (2007). Neurologi klinik : Pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.
Huff, JS., Stevens, R.D., Weingart, S.D., & Smith, W.S. (2012). Emergency Neurogical Life
Support : Approach to the Patient with Coma. www.mc.vanderbilt.edu /documents/ NeuroICU/ files/ENLS_Coma.pdf. Diperoleh 18 November 2015
Moore, SA,. & Wijdicks, Eelco F. (2013). The acutely comatose patient : Clinical Approach and
Diagnosis. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23888395 Diperoleh 18 November 2015.
Sharma, S,. Kochar, G.S,. Sankhyan, N,. & Gulati, S,. (2010). Approach to Child with Coma.
http://medind.nic.in/icb/t10/i11/icbt10i11p1279.pdf Diperoleh 18 November 2015.