Presentasi Refrat Isk Geriatri
-
Upload
imam-miraj-suprayoga -
Category
Documents
-
view
49 -
download
9
Transcript of Presentasi Refrat Isk Geriatri
Presented byImam Mi’raj Suprayoga G99131010
Dentiko Wasis Aulia G99131030Angga Dwi Prasetyo G99131014
Brenda Ervistya Pertiwi G99131025
Pembimbing
dr. Fatichati B., Sp.PD, FINASIM
INFEKSI SALURAN KEMIHPADA GERIATRI
Pendahuluan
Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat diperhatikan pada lansia, karena selain sering didapati pada lansia juga mempunyai kekhususan di dalam diagnosa dan pengobatannya.
Tak dapat dipungkiri bahwa jumlah penderita usia lanjut dan penderita geriatri akan semakin banyak di Indonesia. Jumlah penderita geriatri yang meningkat bisa menjadi beban jika tidak diantisipasi dengan bijak.
Gejala dan tanda ISK pada penderita geriatri sering sulit dikenali sehingga pengobatannya sering terlambat. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mendeteksi secara dini ISK sehingga pengelolaannya bisa lebih baik.
Geriatri Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus
pada penyakit yang timbul pada lansia.
Tujuan pelayanan geriatri adalah: mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya, memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung, melakukan diagnosis dini secara tepat dan memadai, melakukan pengobatan yang tepat, memelihara kemandirian secara maksimal, tepat memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematianya berlangsung dengan tepat.
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan istilah yang biasa untuk menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin. Di dalam urin yang disebut dengan bakteriuria bermakna adalah ketika pertumbuhan MO murni lebih dari 10
5 colony forming unit (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria yang bermakna dapat ditemukan dengan tanpa adanya gejala klinis ISK, keadaan ini disebut dengan bakteriuria asimtomatik (covert bacteriuria). Di sisi lain bakteri uria yang bermakna yang disertai gejala klinis ISK disebut dengan bakteriuria bermakna simtomatik.
Epidemiologi ISK pada Geriatri
Pada umumnya ISK lebih berisiko terjadi pada wanita daripada pada pria karena uretra wanita lebih pendek dari uretra pria.
Infeksi saluran kemih (ISK) yang umum terjadi pada populasi usia lanjut, umumnya berupa ISK asimtomatik.
Insidensinya yang tinggi (baik di komunitas maupun di tempat perawatan jangka panjang) menimbulkan masalah baru berupa penggunaan antibiotika secara berlebihan yang meningkatkan laju resistensi kuman terhadap berbagai jenis antibiotika.
Etiologi ISK pada Geriatri
Penggunaan kateter (baik folley maupun kondom) dan neurogenic bladder dengan peningkatan volume residu urine.
Hipertrofi prostat pada pria
Meningkatnya pH vagina dan terjadinya atrofi vagina sehubungan dengan deplesi esterogen post menopause dan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna pada wanita.
Faktor Resiko ISK Geriatri
Infeksi yang terjadi pada usia lanjut, selain dipengaruhi adanya mikroorganisme penyebab infeksi (faktor agen) dan faktor lingkungan juga sangat dipengaruhi perubahan mekanisme respon imun yang menyebabkan daya tahan tubuh (host defence).
Di Indonesia, faktor lingkungan ini masih berkutat pada masalah buruknya higiene, padatnya penduduk di suatu wilayah, dan sarana kesehatan belum merata.
Perubahan Sistem Imun dan Respon Imun
Seorang yang berusia lanjut akan mengalami penurunan kemampuan untuk melawan agen penyebab infeksi (mikroorganisme), yang disebabkan oleh disfungsi sistem imunitas adaptif maupun alami (non-adaptif).
Produksi dan proliferasi limfosit-T akan menurun seiring meningkatnya usia, menyebabkan berkurangnya kemampuan imunitas yang di mediasi-sel, sementara pada sel B terjadinya produksi antibodi terhadap antigen baru.
Adanya Faktor Komorbid
Penyakit kronik: keganasan, aterosklerosis, diabetes melitus, demensia, PPOK, DM, Prostatitis, Batu saluran kemih.
Penggunaan obat-obatan: sedatif, narkotika, antikolinergik, dan obat penekan asam lambung.
Malnutrisi
Malnutrisi sering dijumpai pada populasi usia lanjut, berperan dalam menurunkan imunitas usia lanjut khususnya malnutrisi yang dimediasi-sel.
Seorang usia lanjut rentan terhadap terjadinya malnutrisi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik fisiologis maupun psikologis, yang mempengaruhi keinginan/nafsu untuk makan dan berbagai halangan fisik maupun ekonomi terhadap kebiasaan makanan sehat.
Gangguan Fungsional
Gangguan fungsional (seperti imobilisasi, inkontinensia, disfagia) yang sering terjadi pada usia lanjut dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena meningkatkan penggunaan kateter dan tindakan invasif lainnya.
Gangguan faal kognitif (seperti demensia, depresi) dapat pula meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena membuat lansia kehilangan minat untuk merawat diri, termasuk membersihkan daerah genitalia.
Patofisiologi & Patogenesis
Infeksi Hematogen (Descending)
terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen dapat juga terjadi akibat adanya fokus infeksi di salah satu tempat.
Infeksi Ascending
- Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina
- Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih
- Multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih
- Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Manifestasi Klinis
Menurunnya nafsu makan
Immobilisasi
Inkontinensia urin
Sindrom delirium
Gangguan faal kognitif & emosi
Disuria
Polakisuria
Demam
Nyeri tekan suprapubik
Sakit pinggang
Jarang terjadi
Diagnosis
Pada penderita geriatri sering terjadi gejala yang mengarah kepada ISK namun pemeriksaan bakteriologik urin tidak menunjang. Di sisi lain pada pemeriksaan urin sering ditemukan lekosituria yang banyak tanpa gejala ISK yang khas. Karena hal tersebut, para ahli menetapkan kriteria mikrobiologik untuk mendiagnosis ISK pada penderita geriatri.
Gejala KlinisKultur Urin
ISK asimtomatikDitemukan organisme yang samasebanyak > 10^5 CFU/mL pada duakali (berturut - turut) pemeriksaankultur urin
Pielonefritis atau demam disertai
gejala-genito-urinaria
> 10^4 CFU/mL
Gejala sesuai ISK bagian bawah akut
> 10^3 CFU/mL uropatogen
Spesimen yang diambil dari/melalui
- Kondom (secara lege artis)> 10^5 CFU/mL
- Aspirasi kateter (lege artis)> 10^3 CFU/mL
Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya adalah sebagai berikut:
- Urinalisis
- Bakteriologis
- Pemeriksaan kimia
- Tes dip slide (tes plat-celup)
- Px penunjang lain (rontgen, IVP, USG, dan scanning)
Terapi
Program nutrisi yang adekuat.
Program aktivitas harus dirancang agar penderita tidak mengalami imobilisasi terlalu lama.
Bakteria asimptomatik pada usia lanjut seharusnya tidak diterapi karena terbukti tidak mengurangi morbiditas dan mortalitas, bahkan akan meningkatkan resistensi terhadap antibiotik, meningkatkan risiko terjadinya efek samping obat yang umum terjadi pada usia lanjut, serta meningkatkan biaya.
Terapi pada ISK yang simptomatik memerlukan kultur urine untuk diagnosis yang optimal, pemilihan antibiotika yang sesuai, serta lamanya terapi yang memadai.
Terapi Farmakologi
Pemilihan antibiotik untuk pengobatan ISK pada usia lanjut sama dengan dewasa muda.
Terapi farmakologik yang dianjurkan secara empiris disesuaikan dengan pola kuman yang ada di setiap tempat.
Secara umum trimetoprim-sulfametoksasol masih dapat dibenarkan. Golongan beta-laktam dan sefalosporin juga masih cukup efektif, namun akhir-akhir ini sudah mulai terdapat kecenderungan resistensi. Saat ini golongan kuinolon merupakan terapi pilihan secara empiris yang bisa diberikan kepada penderita baik yang berobat jalan maupun rawat inap. Lama pengobatan minimal tujuh hari.
Terapi Farmakologi
Pemberian obat pada ISK penderita geriatri mengacu kepada prinsip pemberian obat pada usia lanjut umumnya dengan memperhitungkan kelarutan obat, perubahan komposisi tubuh, status nutrisi (kadar albumin), dan efek samping obat (mual, gangguan faal ginjal).
Pasien usia lanjut yang memerlukan perawatan rumah sakit akibat ISK umumnya diterapi dengan antibiotika parenteral sampai terdapat perbaikan klinis. Antibiotika parenteral yang dianjurkan digunakan sebagai terapi empirik ISK pada lanjut usia yang dirawat adalah fluoroquinolone, cephalosporine spektrum luas, beta-lactam dan anti beta-lactamase, dan aminoglicoside. Pada perawatan di rumah sakit, lama terapi umumnya sekitar 10 sampai 14 hari. Evaluasi ulang kultur harus dilakukan setelah 7 sampai 10 hari setelah selesainya pemberian antibiotika.
Prognosis
Pada lansia prognosis ISK lebih buruk dibandingkan ISK pada dewasa, meskipun tidak mengancam jiwa namun ISK menjadi salah satu penyebab yang membuat bakteriemia dan sepsis yang secara tidak langsung ISK akan meningkatkan mortalitas bagi usia lanjut. ISK pada usia lanjut juga dapat mudah terjadi karena faktor komorbid yang banyak di punyai oleh usia lanjut.
Preventif
Pada populasi usia lanjut yang mempunyai beberapa faktor risiko yang harus pertama-tama dilakukan adalah memodifikasi faktor faktor risiko dan faktor predisposisi terjadinya ISK pada usia lanjut. Beberapa cara intervensi telah dievaluasi untuk mencegah ISK pada populasi usia lanjut, antara lain konsumsi pemberian antibiotika dosis rendah, terutama pada perempuan usia lanjut yang mengalami episode kekambuhan sistitis akut yang sering. Terapi profilaksis ini diberikan pada waktu menjelang tidur, dan diteruskan selama 6 bulan sampai 1 tahun.
Antibiotika yang dianjurkan Dosis
Nitrofurantoin 50-100 mg per hari
Trimetoprim-sulfametoxazole 80/400 mg per hari atau 3 kali
perminggu
Trimetoprim alternative 100 mg per hari
Cafalexine 125 mg per hari
Norfloxacine 200 mg per hari atau tiga kali
perminggu
Ciprofloxacine 125 mg per hari
Antibiotika Profilaksis pada ISK Simptomatis Akut yang Berulang
Simpulan
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi yang umum terjadi pada populasi usia lanjut. Faktor yang mempredisposisi seorang usia lanjut mengalami ISK adalah penggunaan kateter (baik folley maupun kondom), dan neurogenic bladder dengan peningkatan volume residu urine, hipertrofi prostat pada pria, meningkatnya pH vagina dan terjadinya atrofi vagina sehubungan dengan deplesi esterogen post menopause dan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna pada wanita.
Bakteria asimptomatik pada usia lanjut sebaiknya tidak diterapi, pada ISK yang simptomatik memerlukan kultur urine untuk diagnosis yang optimal, pemilihan antibiotika yang sesuai, serta lamanya terapi yang memadai. Pemilihan antibiotik untuk pengobatan ISK pada usia lanjut sama dengan dewasa muda. Terapi empirik yang direkomendasikan pada pasien rawat jalan adalah dengan trimetroprim-sulfametoxazole.
TERIMA KASIH