Laporan Resmi Isk

34
I. TUJUAN Menghilangkan gejala dengan cepat Mengeradikasi bakteri pathogen Meminimalisasi rekurensi dan mengurangi morbiditas dan mortalitas II. DASAR TEORI Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung kemih yang umumnya steril. (Elder JS, 2007) Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Fisher JD,2011)

Transcript of Laporan Resmi Isk

I. TUJUAN Menghilangkan gejala dengan cepat Mengeradikasi bakteri pathogen Meminimalisasi rekurensi dan mengurangi morbiditas dan mortalitas

II. DASAR TEORI

Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung kemih yang umumnya steril. (Elder JS, 2007)Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Fisher JD,2011)Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Purnomo BB, 2007)Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan pada manifestasi bakteri pada saluran kemih (Wilson LM, 2006).Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus/mikroorganisme lain.(Wong SN, 2005)B. KlasifikasiKlasifikasi infeksi saluran kemih sebagai berikut(Elder JS, 2007) :1. Kandung kemih (sistitis)Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik irin dari utetra kedalam kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.2. Uretra (uretritis)Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum3. Ginjal (pielonefritis)Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari dalah satu atau kedua ginjal

Infeksi saluran kemih (ISK) pada usia lanjut dibedakan menjadi(Elder JS, 2007) :1. ISK Uncomplicated (simple)ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutamamengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.

2. ISK ComplicatedSering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis, dan shock.ISK ini terjadi bila terdapat keadaan- keadaan sebagai berikut : Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis. Kelainan faal ginjal :GGA maupun GGK Gangguan daya tahan tubuh Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus spp yang memproduksi urease.

C. Etiologi Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain.(Fisher JD,2011):1. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella2. Escherichia Coli3. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan infeksi saluran kemih adalah :1. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki.Faktor-faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengan pria.2. Abnormalitas Struktural dan FungsionalMekanisme yang berhubungan termasuk stasis urine yang merupakan media untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik.Contoh : strikur,anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis3. ObstruksiContoh : Tumor, Hipertofi prostat4. Gangguan inervasi kandung kemihContoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple sklerosis5. Penyakit kronisContoh : Gout, DM, hipertensi6. InstrumentasiContoh : prosedur kateterisasiD. Patofisiologi Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang terinfeksi.2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari suplay jantung ke ginjal.3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan melalui helium ginjal.4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending. Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering terjadi.(Fisher JD,2011)Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya infeksi di salah satu tempat misalnya infeksi S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di tempat lain.(Fisher JD,2011)Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung kemih dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah. Infeksi ascending juga bisa terjadi oleh adanya refluks vesico ureter yang mana mikroorganisme yang melalui ureter naik ke ginjal untuk menyebabkan infeksi.Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.(Wilson LM, 2006)E. Manifestasi Klinik1. Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah :a. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemihb. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubisc. Hematuriad. Nyeri punggung dapat terjadi2. Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :a. Demamb. Menggigilc. Nyeri panggul dan pinggangd. Nyeri ketika berkemihe. Malaisef. Pusingg. Mual dan muntah

F. Komplikasi1. Gagal ginjal akut2. Ensefalopati hipertensif3. Gagal jantung, edema paru, retinopati hipertensif(Wilson LM, 2006)G. Pemeriksaan Diagnostik1. Urinalisis Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.2. Bakteriologis Mikroskopis Biakan bakteri3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.5. Metode tes Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek). Tes-tes tambahan :Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.(Wilson LM, 2006)H. Pencegahan1. Jaga kebersihan2. Sering ganti celana dalam3. Banyak minum air putih4. Tidak sering menahan kencing5. Setia pada satu pasangan dalam melakukan hubungan(Wilson LM, 2006)I. PenatalaksanaanTatalaksana umum : atasi demam, muntah, dehidrasi dan lain-lain. Pasien dilanjutkan banyak minum dan jangan membiasakan menahan kencing untuk mengatasi disuria dapat diberikan fenazopiridin (pyriduin) 7-10 mg/kg BB hari. Faktor predisposisi dicari dan dihilangkan. Tatalaksana khusus ditujukan terhadap 3 hal, yaitu pengobatan infeksi akut, pengobatan dan pencegahan infeksi berulang serta deteksi dan koreksi bedah terhadap kelamin anatamis saluran kemih.(Elder JS, 2007)1. Pengobatan infeksi akut : pada keadaan berat/demam tinggi dan keadaan umum lemah segera berikan antibiotik tanpa menunggu hasil biakan urin dan uji resistensi kuman. Obat pilihan pertama adalah ampisilin, katrimoksazol, sulfisoksazol asam nalidiksat, nitrofurantoin dan sefaleksin. Sebagai pilihan kedua adalah aminoshikosida (gentamisin, amikasin, dan lain-lain), sefatoksin, karbenisilin, doksisiklin dan lain-lain, Tx diberikan selama 7 hari.2. Pengobatan dan penegahan infeksi berulang : 30-50% akan mengalami infeksi berulang dan sekitar 50% diantaranya tanpa gejala. Maka, perlu dilakukan biakan ulang pada minggu pertama sesudah selesai pengobatan fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun. Setiap infeksi berulang harus diobati seperti pengobatan ada fase akut. Bila relaps/infeksi terjadi lebih dari 2 kali, pengobatan dilanjutkan dengan terapi profiloksis menggunakan obat antiseptis saluran kemih yaitu nitrofurantorin, kotrimoksazol, sefaleksi atau asam mandelamin. Umumnya diberikan dosis normal, satu kali sehari pada malam hari selama 3 bulan. Bisa ISK disertai dengan kalainan anatomis, pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan Tx profilaksis dilanjutkan selama 6 bulan, bila perlu sampai 2 tahun.

3. Koreksi bedah : bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi, perlu dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung dari stadium. Refluks stadium I sampai III bisanya akan menghilang dengan pengobatan terhadap infeksi pada stadium IV dan V perlu dilakukan koreksi bedah dengan reimplantasi ureter pada kandung kemih (ureteruneosistostomi). Pada pionefrosis atau pielonefritis atsopik kronik, nefrektami kadang-kadang perlu dilakukanJ. PrognosisWalaupun tanpa perawatan antibiotik, penyakit cenderung menjadi jinak dan berhenti sendiri. Fase simptomatik penyakit biasanya berlangsung tidak lebih dari seminggu, walaupun bakteriuria dapat bertahan lebih lama. Pada kasus yang terkait factor fredisposisi, maka penyakit ini dapat kambuh atau kronis.(Elder JS, 2007)III. URAIAN KASUSNy.P (27 thn) mengeluh sakit saat buang air kecil dan merasakan ingin terus buang air kecil sejak menikah lima hari yang lalu.Punggung bawah sebelah kanan nyeri ketika ditepuk.Diagnosa dokter adalah honeymoon cytitis,obat yang diberikan ciprofloxacin 3x1 per hari.

IV. ANALISIS KASUS DENGAN METODE SOAP1. Penyelesaian kasus hipertensi dengan metode SOAP (Subjective, Objective, Assesment, Plan)a) Subjective 1) Identitas Pasien Nama Pasien : Ny. PUsia: 27 tahun.Jenis Kelamin: Perempuan.Pekerjaan: -2) Keluhan Pasien: Sakit pada saat buang air kecil,merasakan ingin buang air kecil sejak menikah 5 hari yang lalu,punggung bawah sebelah kanan nyeri ketika ditepuk.3) Riwayat Penyakit Keluarga : -4) Riwayar Penyakit Penderita: 5) Riwayat pengobatan: -6) Perilaku Hidup: b) Objective1) Data Vital Sign: -2) Data Laboratorium: -Assesment1) Problem MedikPada kasus ini pasien Ny. P didiagnosa menderita Honeymoon cytitis.2) Terapi yang diperolehTerapi yang diperoleh dari pasien antara lain : Ciprofloxacin 3x1 perhariDRPs : Over Dose :CIPROFLOXACIN

http://reference.medscape.com/drug/cipro-xr-ciprofloxacin-342530 Under Dose :

http://reference.medscape.com/drug/cipro-xr-ciprofloxacin-342530

Pemilihan obat tidak tepat :TIDAK ADA

http://reference.medscape.com/drug/cipro-xr-ciprofloxacin-342530

Adverse Drug ReactionTidak ada ADR (Adverse Drug Reaction) yang dialami pasien setelah pengkonsumsian obat-obatan yang diberikan.

http://reference.medscape.com/drug/cipro-xr-ciprofloxacin-342530

Interaksi Obat : Tidak ada interaksi obat,karena obat diberikan secara tunggal Obat Tanpa IndikasiTidak ada

http://reference.medscape.com/drug/cipro-xr-ciprofloxacin-342530

Indikasi tanpa obatTidak Ada

http://reference.medscape.com/drug/cipro-xr-ciprofloxacin-342530

Kepatuhan PasienTidak diketahui kepatuhan pasienc) Plan1) Penetapan tujuan terapi Mengurangi resistensi bakteri akibat penggunaan obat yang tidak tepat. Mengurangi dan menghilangkan gejala penyakit.2) Solusi dari Problem DRPsMengganti Ciprofloxacin dengan Bactrim (trimetoprim,sulfametoxazole)

3) Pemilihan Terapi farmakologi berdasar farmakoterapi rasional (4T1W) Tepat Indikasi

http://reference.medscape.com/drug/bactrim-trimethoprim-sulfamethoxazole-342543 Tepat dosis

http://reference.medscape.com/drug/bactrim-trimethoprim-sulfamethoxazole-342543

http://reference.medscape.com/drug/bactrim-trimethoprim-sulfamethoxazole-342543

Tepat obat

http://reference.medscape.com/drug/bactrim-trimethoprim-sulfamethoxazole-342543

Tepat pasien

http://reference.medscape.com/drug/bactrim-trimethoprim-sulfamethoxazole-342543

Waspada terhadap efek samping http://reference.medscape.com/drug/bactrim-trimethoprim-sulfamethoxazole-342543KIE dan Monitoring

https://online.epocrates.com/u/10c1488/Bactrim/Safety+Monitoring

V. PEMBAHASANPada kasus kali ini, pasien dengan inisial Ny.P yang berumur 27 tahun mengeluhkan sakit saat buang air kecil dan merasakan ingin terus buang air kecil (poliuria) sejak menikah lima hari yang lalu.selain itu pasien juga merasakan nyeri di Punggung bawah sebelah kanan ketika ditepuk. Didapat hasil diagnosa dokter bahwa pasien menderita honeymoon cytitis dan diberikan terapi antibiotik ciprofloxacin 3x1 per hari.Infeksi saluran kemih (ISK) adalah umum pada wanita, terhitung lebih dari 6 juta kunjungan pasien ke dokter per tahun di Amerika Serikat. Sistitis (infeksi kandung kemih) merupakan sebagian besar infeksi ini. Istilah terkait termasuk pielonefritis, yang mengacu pada infeksi saluran kemih bagian atas; bakteriuria, yang menggambarkan bakteri dalam urin; dan candiduria, yang menggambarkan ragi dalam urin.Penggunaan ciprofloxacin dianggap tidak tepat karena bukan merupakan lini pertama untuk terapi honeymoon cytitis sehingga di ganti dengan Trimethoprim-sulfamethoxazole (TMP-SMX) yang merupakan lini pertama untuk cytitis akut tanpa komplikasi dengan infeksi yang disebabkan oleh Escherichia coli ataupun Staphylococcud saprophyticus. Dan terapi yang kami berikan merupakan terapi tunggal sehingga tidak ada interaksi antar obat yang terjadi.Perhatian Penggunaan Trimethoprim-sulfamethoxazole (TMP-SMX) : Jangan gunakan di daerah dengan tingkat resistensi> 10% Trimethoprim menurunkan ekskresi urin kalium; dapat menyebabkan hiperkalemia, terutama dengan dosis tinggi, insufisiensi ginjal, atau bila dikombinasikan dengan obat lain yang menyebabkan hiperkalemia Hiponatremia dan gejala yang dilaporkan dengan dosis tinggi trimethoprim Kematian jarang dilaporkan dengan sulfonamid karena sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, nekrosis hati fulminan, agranulositosis, anemia aplastik, dan diskrasia darah lainnya Perhatian bila digunakan pada orang tua, berisiko supresi sumsum tulang PCP profilaksis dengan AIDS: telah dilaporkan ruam, demam, leukopenia, dan nilai-nilai transaminase tinggi; hiperkalemia dan hiponatremia juga tampak meningkat Sulfonamid tidak boleh digunakan untuk mengobati infeksi streptokokus grup A beta-hemolitik; tidak akan memberantas streptococcus atau mencegah demam rematik Telah dilaporkan Clostridium difficile terkait diare Pemberian bersama leucovorin untuk pengobatan pasien HIV-positif dengan PCP mengakibatkan kegagalan pengobatan dan kematian kelebihan acak, kontrol plasebo; menghindari coadministration Pengembangan bakteri resistan terhadap obat dapat terjadi ketika diresepkan dalam ketiadaan diduga kuat infeksi bakteri atau indikasi profilaksis Perhatian dengan gangguan fungsi ginjal atau hati, pasien dengan kemungkinan kekurangan folat (misalnya, orang tua, pecandu alkohol kronis, pasien yang menerima terapi antikonvulsan, pasien dengan sindrom malabsorpsi, dan pasien dalam keadaan malnutrisi), dan pasien dengan alergi parah atau asma bronkial Hemolisis dapat terjadi jika diberikan kepada pasien dengan defisiensi G6PD Hipoglikemia (jarang) dilaporkan pada pasien non diabetes; pasien dengan disfungsi ginjal, penyakit hati, atau malnutrisi, atau mereka yang menerima dosis tinggi pada risiko tertentu Trimethoprim dapat mengganggu metabolisme fenilalanin Perhatian dengan porfiria atau disfungsi tiroid

MODIFIKASI DOSISKerusakan Ginjal : CrCl> 30 mL / menit: Dosis penyesuaian tidak diperlukan CrCl 15-30 mL / menit: Penurunan dosis sebesar 50% CrCl