Laporan Kasus ISK

41
1 LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama kepala keluarga : Nn. U Alamat lengkap : Ambon, Maluku Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Dalam Satu Rumah NO Nama Keduduka n L/ P Umu r Pendidika n Pekerjaa n Pasi en klin ik Ket 1. Nn. U Saudara P 21 th S1 Mahasisw a Ya ISK 2. Sdr. N Saudara P 21 th S1 Mahasisw a Tida k - 3. Sdr. Y Saudara P 20 th S1 Mahasisw a Tida k - 4. Sdr. S Saudara P 19 th S1 Mahasisw a Tida k - Kesimpulan: Keluarga Nn.U adalah extended family yang terdiri atas 4 orang. Terdapat satu orang sakit, yaitu Nn. U, umur 21 tahun, beralamat di Jl. Simpang Batu Permata 31 B, Lowokwaru. Diagnosa klinis penderita adalah Infeksi Saluran Kemih. Penderita adalah seorang mahasiswa semester tujuh sebuah Perguruan Tinggi di Malang . Penderita tinggal bersama saudara-saudaranya yang juga kuliah di universitas yang sama.

Transcript of Laporan Kasus ISK

Page 1: Laporan Kasus ISK

1

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama kepala keluarga: Nn. U

Alamat lengkap : Ambon, Maluku

Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Dalam Satu Rumah

NO Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan PekerjaanPasien klinik

Ket

1. Nn. U Saudara P 21 th S1 Mahasiswa Ya ISK2. Sdr. N Saudara P 21 th S1 Mahasiswa Tidak -3. Sdr. Y Saudara P 20 th S1 Mahasiswa Tidak -4. Sdr. S Saudara P 19 th S1 Mahasiswa Tidak -

Kesimpulan:

Keluarga Nn.U adalah extended family yang terdiri atas 4 orang. Terdapat satu

orang sakit, yaitu Nn. U, umur 21 tahun, beralamat di Jl. Simpang Batu Permata

31 B, Lowokwaru. Diagnosa klinis penderita adalah Infeksi Saluran Kemih.

Penderita adalah seorang mahasiswa semester tujuh sebuah Perguruan Tinggi di

Malang . Penderita tinggal bersama saudara-saudaranya yang juga kuliah di

universitas yang sama.

Page 2: Laporan Kasus ISK

2

STATUS PENDERITA

PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan

saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu

mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus

ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat

100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang

bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi

bakteri.Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut

bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa

gejala.

Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan::

a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis

karena infeksi hematogen.

b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi.

c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika.

Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya

adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah

melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah

kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu

berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan

mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin

memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot

polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter,

sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada

kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.

Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita adalah

pembentukan selaput mukus yang dependen estrogen di kandung kemih. Mukus

ini mempunyai fungsi sebagai antimikroba. Pada menopause, kadar estrogen

menurun dan sistem perlindungan ini lenyap sehingga pada wanita yang sudah

mengalami menopause rentan terkena infeksi saluran kemih. Proteksi terhadap

Page 3: Laporan Kasus ISK

3

infeksi saluran kemih pada wanita dan pria, terbentuk oleh sifat alami urin yang

asam dan berfungsi sebagai antibakteri.

Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang

sudah lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia

prostat. Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di

bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan

obstruksi aliran yang merupakan predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam

keadaan normal, sekresi prostat memiliki efek protektif antibakteri.

Pengidap diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang

karena tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yamg menurun, dan

peningkatan frekuensi kandung kemih neurogenik. Individu yang mengalami

cedera korda spinalis atau menggunakan kateter urin untuk berkemih juga

mengalami peningkatan risiko infeksi.

IDENTITAS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Nn. U

Tempat Tanggal Lahir : Ambon, 19 Oktober 1990

Usia : 21 tahun

Alamat : Jl. Simpang Batu Permata 31 B,

Lowokwaru

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Tidak bekerja

Pendidikan : Mahasiswa UNITRI

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Tanggal Periksa : 16 Januari 2012

II. IDENTITAS AYAH

Nama Ayah : Tn. A (Alm.)

Umur Ayah : 46 tahun

Pekerjaan Ayah : Swasta

Page 4: Laporan Kasus ISK

4

Pendidikan Terakhir : SMP

Agama : Islam

Suku : Ambon

III. IDENTITAS IBU

Nama Ibu : Ny. N

Umur Ibu : 40 tahun

Pekerjaan Ibu : Swasta

Pendidikan Terakhir : SMP

Agama : Islam

Suku : Jawa

A. ANAMNESA

1. Keluhan Utama : Nyeri perut sebelah kanan bawah

2. Riwayat Penyakit Sekarang:

- Lokasi : perut sebelah kanan bawah

- Onset dan kronologi : nyeri hebat yang dirasakan sejak sore hari hilang

timbul tetapi sering dan dirasakan sangat parah.

- Kualitas keluhan: nyeri yang hilang timbul seperti di tusuk- tusuk

- Kuantitas keluhan : sakitnya mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti

kuliah.

- Yang memperberat keluhan : aktivitas sehari- hari seperti berdiri dan

berjalan.

- Yang memperingan keluhan : tiduran dan perut sedikit di tekan

(membungkuk)

- Gejala penyerta: sakit pada perut bawah saat buang air kecil, BAK tidak

dapat ditahan ( kebelet) dan sering, mual dan nafsu makan menurun.

Pasien datang dengan keluhan awal nyeri hebat di perut sebelah kanan.

Nyeri tersebut sudah dirasakan sejak sore hari pada tanggal 16 Januari

2012. Nyeri dirasakan hilang dan timbul tetapi sering. Nyeri dirasakan

sangat parah sampai menembus kebelakang sehingga Nn. U tidak dapat

beraktifitas seperti biasa. Pasien juga mengeluhkan perut terasa mual,

nafsu makan menurun, nyeri perut bawah saat buang air kecil, BAK tidak

Page 5: Laporan Kasus ISK

5

bisa ditahan ( rasa kelebet) dan sering sebelum sakit pasien seringkali

menahan rasa ingin pipis.

3. Riwayat Penyakit Dahulu yang pernah diderita:

Riwayat Sakit Serupa : Pasien belum pernah menderita seperti ini

Riwayat MRS : -

Riwayat Diabetes : -

Riwayat Penyakit Jantung : -

Riwayat Hipertensi : -

Riwayat Sakit Kejang : -

Riwayat Alergi Obat : -

Riwayat Alergi Makanan : Pasien mengatakan alergi terhadap telur.

Riwayat Asma : -

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : -

Riwayat Hipertensi : -

Riwayat Diabetes : -

Riwayat Jantung : -

Riwayat Penyakit Tumor : -

Riwayat Asma : -

Riwayat Alergi : -

5. Riwayat Kebiasaan

Riwayat Merokok : -

Riwayat Minum Alkohol : -

Riwayat Olahraga : Tidak pernah Olah Raga

Riwayat Pengisisan Waktu Luang : Nonton TV, waktu banyak

dihabiskan di rumah.

6. Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien seorang mahasiswa UNITRI semester tujuh. Pasien adalah anak

kedua dari enam bersaudara. Ayah pasien sudah meninggal karena sakit. Ibu

pasien adalah seorang wiraswasta. Penghasilan orangtua pasien digunakan

Page 6: Laporan Kasus ISK

6

untuk membiayai kuliah pasien dan sekolah adik-adiknya. Pasien memilki 1

orang kakak laki-laki dan empat orang adik laki-laki dan perempuan, kakak

pertama sudah bekerja, dan empat adiknya yang lain tinggal bersama

orangtuanya di Ambon. Ekonomi keluarga Ny. U terkesan kurang.

Anamnesa Sistem

1. Kulit : Gatal (-), kering (-)

2. Kepala : Sakit kepala (-), pusing (-), rambut todak rontok, luka

kepala (-), benjolan (-).

3. Mata : Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan

kabur (-), ketajaman penglihatan normal.

4. Hidung : Tersumbat (-) , mimisan (-)

5. Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar

cairan (-)

6. Mulut : Sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit (-)

7. Tenggorokan : Sakit menelan (-), suara serak (-)

8. Pernafasan : Sesak nafas (-), batuk lama (-)

9. Kardiovaskuler : Berdebar-debar (-), nyeri dada (-)

10. Gastrointestinal : Mual (+), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun

(+), nyeri perut kanan bawah (+).

11. Genitourinaria : Nyeri perut bawah saat BAK (+)

12. Neurologik : Kejang (-), lumpuh (-), kesemutan pada kaki (-)

13. Psikiatri : Emosi stabil (+), mudah marah (-)

14. Muskuloskeletal : Kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-)

15. Ekstremitas atas : Bengkak (-), sakit (-), luka (-)

16. Ekstremitas bawah: Bengkak (-), sakit (-), luka (-)

E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum: Tampak kesakitan, Composmentis , GCS 456

2. Vital Sign :

- BB : 50 Kg

- TD : 110/70 mmHg

- Nadi : 87 x/ menit

Page 7: Laporan Kasus ISK

7

- RR : 20 x/ menit

- Suhu : 370C

3. Kulit : Kulit hitam, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-),

kulit gatal dan mengelupas (-), kulit kering (-)

4. Kepala : Simetris, normocephal, rambut tidak rontok, rambut tidak

mudah dicabut, luka pada kepala (-), benjolan/borok (-).

5. Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

radang/konjungtivitis/uveitis (-/-), reflek cahaya (+/+),

katarak (-/-)

6. Hidung : Nafas cuping hidung (-), simetris, saddle nose (-), sekret (-),

perforasi (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-)

7. Telinga : Daun telinga simetris, membran tympani (intak), nyeri tekan

mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping

telinga dalam batas normal.

8. Mulut : Simetris, mulut kering (-), sianosis (-), bibir pucat (-), bibir

kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah

hiperemis (-), tremor (-), gusi berdarah (-).

9. Tenggorokan : Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).

10. Leher : JVP tidak meningkat, trakea di tengah, pembesaran, kelenjar

tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-).

11. Thorax : Simetris, bentuk normochest, retraksi interkostal (-), retraksi

subkostal (-), spider nevi (-), venectasi (-), pembesaran

kelenjar limfe (-)

Cor :

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis kuat angkat

Perkusi :

batas kiri atas : SIC II 1 cm lateral Linea Para Sternalis

Sinistra

batas kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dekstra

batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral Linea Medio

Clavicularis Sinistra

Page 8: Laporan Kasus ISK

8

batas kanan bawah : SIC IV Linea Para Sternalis Dekstra

(batas jantung kesan tidak melebar)

Auskultasi : Bunyi Jantung I–II intensitas normal, regular, bising (-)

Pulmo :

Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi : fremitus raba kanan sama dengan kiri

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi : suara dasar vesikuler

+ +

+

+ +

suara tambahan

- -

-

- -

12. Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (+), hepar dan lien tak teraba

13. Sistem Collumna Vertebralis

Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

Palpasi : nyeri tekan (-)

Perkusi : NKCV (-)

14. Ektremitas : palmar eritema (-/-)

Akral dingin

Oedem

- -

- -

- -

- -

Page 9: Laporan Kasus ISK

9

Ulkus

15. Sistem genetalia: dalam batas normal

16. Pemeriksaan Neurologik

Kesadaran : GCS 456

Fungsi Luhur : Dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : Dalam batas normal

Fungsi Sensorik : Dalam batas normal fungsi sensorik

fungsi motorik : Dalam batas normal

Kekuatan Tonus Reflek RP

17. Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan : sesuai umur, perawatan diri terkesan baik

Kesadaran : kualitatif tidak berubah ; kuantitatif compos mentis

Afek : appropriate

Psikomotor : normoaktif

Proses pikir : Bentuk : realistik

Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

Arus : koheren

Insight : baik

- -

- -

N N

N N

5 5

5 5

N N

N N

- -

- -

N N

N N

Page 10: Laporan Kasus ISK

10

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Darah lengkap

Hb : 13,3 g/dL

Leukosit : 10.600/mm3

Trombosit : 260.000 /mm3

Eritrosit : 4,95 juta/mm3

LED : -

PCV : 43,0 %

HT :

- Eosinophil : 4 %

- Basophil : 1 %

- Stab neutrofil : -

- Segmen : 58

- Lymposit : 30 %

- Monosit : 6 %

PLANO TEST : Negative

G. RESUME

Pasien (Nn. U, 21 tahun) datang dengan keluhan awal nyeri hebat di perut

sebelah kanan sampai tembus ke belakang. Nyeri tersebut sudah dirasakan

sejak sore hari pada tanggal 16 Januari 2012. Nyeri dirasakan hilang dan timbul

tetapi sering. Nyeri dirasakan sangat parah sehingga Nn. U tidak dapat

beraktifitas seperti biasa. Nn. U juga mengeluhkan perut terasa mual dan nyeri

saat buang air kecil, BAK tidak bias di tahan dan sering, Saat nyeri perut pasien

juga merasa badannya lemas. Pasien memiliki kebiasaan menahan rasa ingin

BAK, gemar makan makanan yang pedas, serta jarang makan nasi. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan perut sebelah kanan bawah. Leukosit

10.600/mm3, Eosinophil 4 %.

DIAGNOSA HOLISTIK

1. Diagnosis dari segi biologis: Infeksi Saluran Kemih DD: pielonefritis

Page 11: Laporan Kasus ISK

11

2. Diagnosis dari segi psikologis: Hubungan Nn. U dengan keluarganya baik

dan harmonis, saling mendukung antar anggota keluarga, saling

memperhatikan dan saling pengertian

3. Diagnosis dari segi sosial ekonomi dan budaya :Nn.U adalah anggota

masyarakat biasa dalam kehidupan bermasyarakat. Pasien merupakan orang

yang mudah bergaul dengan tetangga di sekitarnya.

PENATALAKSANAAN:

1. Non Medikamentosa:

- Istirahat tirah baring

- makan sedikit tapi sering

- pasien di sarankan banyak minum air putih

- mobilisasi duduk

2. Medikamentosa

Infus NS 20 tpm NS (20 tetes permenit)

Injeksi:

Ranitidin 2 x 1 amp IV

Komposisi: ranitidine 150 mg /tab/25 mg atau ampul.

Dosis: tukak duodenum: sehari 2x150 mg (pagi dan malam) atau sehari 1x300 mg

sesudah makan malam atau sebelum tidur, selama 4-8 minggu. Tukak lambung

aktif: sehari 2x150 mg (pagi dan malam) selama 2 minggu. Terapi pemeliharaan

penyembuhan tukak deudenum dan tukak lambung 2x150 mg. dosis hingga 6 g

sehari dapat diberikan pada penyakit yang berat, reflex gastro esofagitis: sehari

2x150 mg, esofagitis erosive: sehari 4x150 mg pemeliharaan dan penyembuhan

esofagitis erosive: sehari 2x150 mg. dosis pada penderita gangguan fungsi ginjal:

bila bersihan kreatinin < 50 ml/mnt :150mg/24 jam.bila perlu dosis dapat

bditingkatkan secara hati-hati selama 12 jam atau kurang tergantung kondisi

penderita inj : 50 mg IM/IV suntikan lambat /IV infuse tiap 6-8 jam.

Indikasi: pengobatan jangka pendek tukak deudenum aktif,tukak lambung aktif

mengurangi gejala refluks esofagitis, terapi pemeliharaan setelah penyembuhan

tukak deudenum dan lambung sindroma Zollinger-Ellison.

Page 12: Laporan Kasus ISK

12

Kedacilin 3 x 1 g IV

Komposisi: sulbenisilin 1 g

Dosis: dws: 2-4 g anak-anak: 40-80mg/kgBB/hari dlm sehari 2-4x scr IV pada

penyakit yang parah dosis bias dinaikan menjadi sehari 13 g untuk dewasa dan

180 mg/kgBB/ hari untuk anak-anak.

Indikasi : infeksi disebabkan pseudomonas, proteus, E.coli, klebsiela, stafilococus,

bakteri anaerob, infeksi traktus urinarius, biliaris, dan respiratorius, luka, kulit dan

jaringan lunak, sistemik berat dan septicemia, THT.

Norages 2 x 1 amp IV

Komposisi: natrium metamizol 250 mg/ 5 ml: 250mg/1 ml. inj 500 mg/1ml.

Dosis: sirup: dws:2sdtk setiap 6-8 jam anak-anak dan remaja,15 thun: dihitung

berdasarkan bobot badan.

Indikasi: meringankan rasa sakit terutama nyeri kholik dan sakit setelah operasi.

FOLLOW UP

H. Tanggal 16 Januari 2012

S : nyeri (+), mual (+), muntah (-), nyeri saat BAK

O : KU tampak kesakitan, coposmentis, gizi kesan kurang

Tanda vital: T : 110/70 mmHg

N : 87 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 37 0C

BB : 50 Kg

TB : 160 Cm

Status Generalis : dalam batas normal

Status Lokalis : nyeri tekan perut bawah sebelah kanantembus ke

belakang

Status Neurologis : dalam batas normal

Status Mentalis : dalam batas normal

A : Infeksi Saluran Kemih.

P : Terapi medikamentosa.

II. Tanggal 17 Januari 2012

Page 13: Laporan Kasus ISK

13

S : nyeri perut (+), mual (+), muntah (-).

O : KU masih lemah, coposmentis, gizi kesan cukup

Tanda vital: T : 110/70 mmHg

N : 87 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 370C

BB : 50 Kg

TB : 160 Cm

Pasien memegangi perutnya, makan/minum (+), akral hangat.

Status Generalis : dalam batas normal

Status Lokalis : Abdomen supel, bising usus (+) lemah, nyeri tekan

perut bawah tembus ke belakang.

Status Neurologis : dalam batas normal

Status Mentalis : dalam batas normal

A : Infeksi Saluran Kemih.

P : USG abdomen, Terapi medikamentosa dilanjutkan.

II. Tanggal 18 Januari 2012

S : nyeri perut (+), mual (-), muntah (-).

O : KU masih lemah, coposmentis, gizi kesan cukup

Tanda vital: T : 110/70 mmHg

N : 87 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 370C

BB : 50 Kg

TB : 160 Cm

Makan/minum (+), akral hangat.

Status Generalis : dalam batas normal

Status Lokalis : Abdomen supel, bising usus (+) lemah, nyeri tekan

(-)

Status Neurologis : dalam batas normal

Status Mentalis : dalam batas normal

Page 14: Laporan Kasus ISK

14

A : Infeksi Saluran Kemih.

P : Terapi medikamentosa dilanjutkan.

Kesimpulan:

Keadaan Nn. U berangsur membaik

Nyeri pada perut, dan mual berangsur membaik

FLOW SHEET

No Tanggal Vital SignBB/TB BMI Status

LokalisKeluhan Rencana

1

16

Januari

2012

T : 110/70

N : 87

RR : 20

S : 370C

50 /160 19,5

Nyeri (+),

mual (+),

muntah (-),

nyeri saat

BAK

terapi

medikamentosa,

selain diberikan

pula terapi non

farmakologis

(diet dan

mobilisasi

duduk).

2

17

Januari

2012

T : 110/70

N : 87

RR : 20

S : 370C

50 /160 19,5

Nyeri (+),

mual (-),

muntah (-),

nyeri saat

BAK (-)

USG abdomen,

terapi

medikamentosa

dilanjutkan,

selain diberikan

pula terapi non

farmakologis

(diet dan

mobilisasi

duduk).

3. 18

Januari

2012

T : 110/70

N : 87

RR : 20

50 /160 19,5 Nyeri (-),

mual (-),

muntah (-),

Terapi

medikamentosa

Page 15: Laporan Kasus ISK

15

S : 370C nyeri saat

BAK (-)di lanjutkan

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI BDALAM KELUARGA

Fungsi Holistik :

• Fungsi Biologis

Keluarga terdiri atas pasien (Nn. U 21 tahun), Sdr. N 21 th, Sdr. Y 20 th,

sdr. S 19 th. Pasien adalah penderita Infeksi Saluran Kemih belum pernah

masuk rumah sakit

• Fungsi Psikologis

Hubungan keluarga di antara mereka terjalin cukup baik, terbukti dengan

adanya komunikasi antar anggota keluarga, dan semua menyempatkan diri

untuk menjenguk dan selalu menunggu pasien saat pasien sakit.

• Fungsi Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari Nn. U dan keluarganya hanya sebagai

anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu

dalam masyarakat. Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar

terjalin cukup baik. Penghasilan keluarga Nn. U terkesan kurang untuk

memmenuhi kebutuhan sehari-hari.

Fungsi Fisiologis

Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score.

APGAR score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi

keluarga ditinjau dari sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap

hubungannya dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score

meliputi:

1. Adaptasi

Page 16: Laporan Kasus ISK

16

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota

keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari

anggota keluarga yang lain.

2. Partnership

Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi

antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh

keluarga tersebut.

3. Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang

dilakukan anggota keluarga tersebut.

4. Affection

Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar

anggota keluarga.

5. Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan

dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

Terdapat tiga kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata ≤ 5 kurang,

6-7 cukup dan 8-10 adalah baik.

APGAR score Nn. U

APGAR Nn. U Terhadap Keluarga Sering

/selalu

Kadang

-kadang

Jarang/

Tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi

masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

Page 17: Laporan Kasus ISK

17

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama √

Untuk Nn. U APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :

Adaptation : Penderita mendapat dukungan dari keluarga untuk berobat.

Penderita merasa senang atas dukungan yang diberikan oleh

keluarganya.

Score : 1

Partnership : Kesibukan pasien pada saat kuliah tidak mengurangi hubungan

dan komunikasi dengan orangtua maupun keluarga walaupun

jarak jauh dibuktikan terkadang orangtua pasien menelpon pasien

dan menayakan kondisi pasien.

Score : 2

Growth : Keluarga pasien selalu mendukung kegiatan yang dilakukan oleh

pasien baik didalam maupun diluar kampus selama kegiatan

tersebut positif.

Score : 2

Affection : Keluarga pasien sangat sayang dan perhatian kepada anak-

anaknya termasuk pasien

Score : 2

Page 18: Laporan Kasus ISK

18

Resolve : Waktu yang tersedia bagi pasien dan keluarga untuk berkumpul

masih kurang karaena pasien jauh dari keluarga dan orangtua

sehingga jarang bertemu dan berkumpul bersama.

Score : 0

Fungsi APGAR keluarga tidak dapat dinilai karena pada saat itu

kami hanya dapat mewawancarai pasien, saudara dan teman pasien.

I.9.3. FUNGSI PATOLOGIS

Fungsi patologis dari keluarga Nn. U dinilai dengan

menggunakan alat S.C.R.E.E.M sebagai berikut :

SUMBER PATOLOGIS KET

Social

Sejak sakit pasien tidak dapat beraktifitas dengan

baik seperti biasanya dan belumdapat berkumpul

dengan teman-tem

Anya

+

Cultur

Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik,

dapat dilihat dari sikap pasien dan keluarga yang

menghargai adat istiadat.

-

Religious

Pemahaman terhadap ajaran agama baik, demikian

juga dalam ketaatannya dalam beribadah dan pasien

sering mengikuti kegiatan keagamaan di kampus.

-

Economic Menengah kebawah +

EducationalTingkat pengetahuan pasien cukup baik ,pasien

adalah mahasiswa salah satu PTS di Malang, -

Medical

Pasien cukup mengerti tentang kesehatan . Pasien

sering memeriksakan dirinya kedokter tetapi pasien

tidak dapat menjaga kesehatannya dengan baik

+

Page 19: Laporan Kasus ISK

19

Pola Interaksi Keluarga

Keterangan:

: Hubungan Baik

: Hubungan tidak baik

Genogram

Keterangan

= Pasien

= Laki-laki

= Perempuan

Nn. U

Sdr. Y

Sdr. SSdr. N

Tn. A (Alm.)

Ny. S

Nn. U

Page 20: Laporan Kasus ISK

20

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

KELUARGA

Faktor Perilaku Keluarga

Pasien sering memeriksakan dirinya kedokter terbukti dengan

apabila pasien merasakan nyeri pada perutnya, pasien segera

memeriksakan dirinya ke dokter. Pasien kurang mengerti tentang

pentingnya kesehatan sehingga pasien kurang dapat menjaga

kesehatannya.

Faktor Non Perilaku

Tempat tinggal yang dihuni pasien adalah rumah sewa yang satu

kamarnya berukuran kurang lebih tipe 54 dan rumah tersebut dihuni

oleh empat orang termasuk pasien, pencahayaan cukup, ventilasi

cukup. Kamar mandi pasien diluar dan jadi satu dengan teman yang

lainnnya.

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

Keluarg

Faktor Perilaku

Keluarga Nn. U Sikap: Pasien kurang

dapat menjaga kesehatannya dengan

baik

Pelayanan Kesehatan : Jika sakit Nn. U periksa ke RS

Tindakan: Pasien segera memeriksakan dirinya

jika pasien sakit

Faktor Non Perilaku

Pemahaman: Keluarga cukup paham tentang

penyakit

Keturunan : Tidak ada penyakit serupa dgn yg

diderita pasien

Lingkungan : tempat tinggal memenuhi syarat kesehatan

Page 21: Laporan Kasus ISK

21

A. Indoor :

Tidak dapat dievaluasi karena pasien masih dirawat,tetapi kami

melakukan anamnesa terhadap lingkungan tempat tinggal pasien.

Ukuran rumah :perumahan tipe 54

Kamar tidur dikeramik

Satu rumah dihuni oleh 4 orang

Kamar mandi pasien jadi satu dengan teman yang lainnya

Pencahayaan cukup

ventilasi cukup

B. utdoor :

Memiliki halaman yang sempit, berhadapan langsung dengan jalan.

Jarak antar rumah berdempetan

Denah Tempat tinggal :

Keterangan :

- KT : Kamar tidur

- KM : kamar Mandi

- RT : Ruang tamu

KT

KT

KT

Teras

R. T

KM

KT

Dapur

Page 22: Laporan Kasus ISK

22

- KM : Kamar mandi

- : Jendela

- : Pintu

DAFTAR MASALAH

Masalah Medis

Infeksi Saluran Kemih

Masalah Non Medis

Pasien kurang dapat menjaga kesehatannya dengan baik

Ekonomi pasien yang kurang dan Rumah sakit pasien dirawat

yang tidak terkaver oleh Askes

DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN

MATRIKULASI MASALAH

Nn. U Infeksi Saluran Kemih

Ekonomi pasien yang kurang dan

Rumah sakit pasien dirawat yang

tidak terkaver oleh Askes

Pasien kurang dapat

menjaga kesehatannya

dengan baik

Page 23: Laporan Kasus ISK

23

Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik criteria matriks. (Azrul, 1996)

Matrikulasi masalah: Matrikulasi

No.

Daftar Masalah I T R JumlahIxTxRP S SB Mn Mo Ma

1. An.P kurang menjaga kesehatan diri.

5 4 4 3 3 3 3 6480

4. Ekonomi pasien yang kurang dan rumah sakit pasien dirawat tidak terkaver oleh askes

5 4 4 3 3 3 3 6480

Keterangan :

I : Importancy (pentingnya masalah)

P : Prevalence (besarnya masalah)

S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)

SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)

T : Technology (teknologi yang tersedia)

R : Resources (sumber daya yang tersedia)

Mn : Man (tenaga yang tersedia)

Mo : Money (sarana yang tersedia)

Ma : Material (pentingnya masalah)

Kriteria penilaian :

1 : tidak penting

2 : agak penting

3 : cukup penting

4 : penting

5 : sangat penting

Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga

Tn. Y adalah sebagai berikut :

1. An.N kurang menjaga kesehatan diri.

2. Ekonomi pasien yang Kurang dan rumah sakit tempat pasien dirawat tidak

terkaver askes.

Kesimpulan :

Page 24: Laporan Kasus ISK

24

Prioritas masalah yang diambil adalah Nn. U kurang menjaga kesehatan dan

ekonomi pasien yang kurang serta rumah sakit tempat pasien dirawat tidak

terkaver askes.

PEMBAHASAN

Permasalahan medis

Diagnosa Pasien

Pasien datang ke dokter dengan keluhan awal nyeri hebat di perut sebelah

kanan. Nyeri tersebut sudah dirasakan sejak sore hari pada tanggal 16 Januari

2012. Nyeri dirasakan hilang dan timbul tetapi sering. Nyeri dirasakan sangat

parah sehingga Nn. U tidak dapat beraktifitas seperti biasa. Pasien juga

mengeluhkan perut terasa mual dan nyeri perut bawah saat buang air kecil.

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan darah lengkap hasilnya menunjukkan

nyeri tekan perut sebelah bawah tembus ke belakang, leukosit 10.600/mm3,

Eosinophil 4 %. Pasien kemudian didiagnosa oleh dokter mengalami Infeksi

Saluran Kemih, dari anamnesa yang telah dilakukan kemungkinan terjadi suatu

proses infeksi pada saluran kencing dari penderita, karena pada kasus ini dijumpai

adanya nyeri saat buang air kecil, tetapi tidak menutup juga kemungkinan suatu

batu walaupun pada batu umumnya dijumpai hematuria akibat gesekan batu pada

mukosa saluran kencing, akan tetapi pada batu yang relatif kecil jarang dijumpai

adanya hematuria.

Infeksi saluran kemih secara umum dapat dibedakan atas infeksi saluran

kemih bawah dan infeksi saluran kemih atas. Pada infeksi saluran kemih bagian

bawah kemungkinan dapat terjadi sistitis yang merupakan suatu peradangan pada

kandung kemih ataupun epididimitis (pada epididimis), prostatitis (pada prostat)

ataupun uretritis (pada uretra), dimana epididimitis dan prostatitis hanya dijumpai

pada pria karena wanita tidak mempunyai prostat dan epididimis, selain itu juga

dapat ditemui suatu sindrom ureter akut, dimana gejala sistitis seperti nyeri

berkemih, dan demam mengigil, tetapi hasil kultur bakteri urin negatif. Infeksi

saluran kemih atas mungkin dapat kita jumpai pielonefritis yaitu suatu peradangan

pada jaringan parenkin ginjal yang dapat disebabkan oleh suatu infeksi, obstruksi

Page 25: Laporan Kasus ISK

25

saluran kemih ataupun refluks vesikouretra. pielonefritis dapat dibedakan atas

akut dan kronik.

Berdasarkan prevalensinya, infeksi saluran kemih lebih banyak dijumpai pada

wanita akibat pendeknya saluran uretra pada wanita bila dibandingkan dengan

laki-laki. selain itu ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian infeksi

saluran kemih seperti lithiasis, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik,

nekrosis papilar, diabetes melitus pasca transplantasi ginjal, nefropati analgesik,

penyakit sicle cell, senggama, kehamilan dan pengguna KB dengan tablet

progesteron serta kateterisasi.

Untuk menelaah lebih lanjut pasien ini, hendaknya dilakukan pemeriksaan

darah rutin dan urinalisa. Hasil pemeriksaan darah rutin dijumpai peningkatan

leukosit sekitar 10.600/mm3. Sementara itu, pemeriksaan urin belum dilakukan.

Dari hasil pemeriksaan lab diatas, dapat kita lihat adanya peningkatan

leukosit sekitar 10.600/mm3, hal ini memberi kita dasar akan adanya infeksi pada

saluran kemih. Berdasarkan epidemiologinya, infeksi saluran kemih umumnya

disebabkan oleh bakteri E. Coli, stapilokokus, proteus sp dam proteus,

pseudomonas sp jarang dijumpai tetapi dapat dijumpai pada pasien yang memakai

kateter.

Berdasarkan temuan diatas, maka pada pasien ini kemungkinan terjadi suatu

infeksi saluran kemih dengan diferensial diagnosis dan pielonefritis yaitu radang

pada pielum dan nefron yang disebabkan oleh infeksi ginjal , umumnya berasal

dari infiltrasi bakteri sehingga menyebabkan destruksi yang besar pada ginjal.

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN ISK

Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah nyeri yang sering dan

rasa panas ketika berkemih, spasme pada area kandung kemih dan suprapubis,

hematuria, nyeri punggung juga dapat terjadi. Tanda dan gejala ISK bagian atas

adalah demam, menggigil, nyeri panggul dan pinggang, nyeri ketika berkemih,

malaise, pusing, mual dan muntah.

Berdasarkan bagian saluran kemih yang terinfeksi, tanda dan gejala

sebagai berikut:

Page 26: Laporan Kasus ISK

26

Sistitis : piuria urgensi, frekuensi miksi meningkat perubahan warna dan

bau urine, nyeri suprapublik, demam biasanya tidak ada.

Uretritis : mungkin mirip dengan sistitis kecuali adanya discharge urethra

Prostatitis: serupa dengan sistitis kecuali gejala obstruksi orifisium uretra

(cont: hesitansi, aliran lemah).

Pielonefritis : demam, menggigil, nyeri punggung atau bokong, mual,

muntah, diare.

Abses ginjal (intrarenal atau perinefrik); serupa dengan pielonefritis

kecuali demam menetap meskipun diobati dengan antibiotik.

Diagnosis

Anamnesis : ISK bawah frekuensi, disuria terminal, polakisuria, nyeri

suprapubik. ISK atas: nyeri pinggang, demam, menggigil, mual dan muntah,

hematuria. Pemeriksaan fisik: febris, nyeri tekan suprapubik, nyeri ketok sudut

kostovertebra. Laboratorium: lekositosis, lekosituria, kultur urin (+): bakteriuria >

105/ml urin.

Permasalahan Non Medis

Faktor Perilaku

Pasien kurang dapat menjaga kesehatannya dengan baik. Hal ini terbukti

dengan pasien suka makan-makanan yang pedas, makan tidak teratur dan jarang

mengkonsumsi air putih. Selain itu pasien juga sangat sibuk dengan kegiatannya

sehari-hari, sehingga jarang istirahat dan kondisi fisiknya juga kurang baik.

Faktor Non Perilaku

Tempat tinggal yang dihuni pasien adalah rumah sewa yang satu kamarnya

berukuran kurang lebih tipe 54 dan rumah tersebut dihuni oleh empat orang

termasuk pasien, pencahayaan cukup, ventilasi cukup. Kamar mandi pasien diluar

dan jadi satu dengan teman yang lainnnya.

Kesimpulan Holistik

Page 27: Laporan Kasus ISK

27

1. Segi biologis

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

didapatkan hasil bahwa Nn. U 21 Tahun adalah penderita Infeksi Saluran

Kemih.

2. Segi Psikologis

Nn. U memiliki APGAR score yang cukup baik. Hubungan antara anggota

keluarga cukup baik. Penuh dengan kasih sayang, perhatian dan

komunikasi yang cukup.

3. Segi Sosial

Keluarga ini memiliki status ekonomi menengah ke bawah. Hubungan

pasien dengan teman-temannya sangat baik dan pasien sering mengikuti

kegiatan di kampusnya.

Saran

Saran Komprehensif

1. Promotif

Edukasi penderita dan keluarga mengenai Infeksi Saluran Kemih meliputi

pencegahan , tanda dan gejala dari penyakit tersebut.

2. Preventif

Beberapa hal paling penting untuk mencegah infeksi saluran kencing,

infeksi kandung kemih, dan infeksi ginjal adalah menjaga kebersihan

diri , bila setelah buang air besar atau air kecil bersihkan dengan cara

membersihkan dari depan ke belakang, dan mencuci kulit di sekitar

dan antara rektum dan vagina setiap hari. Mencuci sebelum dan

sesudah berhubungan seksual juga dapat menurunkan resiko seorang

wanita dari ISK.

Minum banyak cairan (air) setiap hari akan membantu pengeluaran

bakteri melalui sistem urine.

Mengosongkan kandung kemih segera setelah terjadi dorongan untuk

buang air kecil juga bisa membantu mengurangi risiko infeksi kandung

kemih atau ISK.

Page 28: Laporan Kasus ISK

28

Buang air kecil sebelum dan setelah melakukan hubungan seks dapat

flush setiap bakteri yang mungkin masuk ke uretra selama hubungan

seksual.

Vitamin C membuat urin asam dan membantu mengurangi jumlah

bakteri berbahaya dalam sistem saluran kemih.

Hindari pemakaian celana dalam yang dapat membuat keadaan lembab

dan berpotensi berkembang biaknya bakteri. Hindari sandal jepit.

3. Kuratif

Terapi yang telah dilakukan adalah :

: - NS (20 tetes permenit)

- Kedacillin 1g 3x1 IV

- Norages 2x1 amp IV

- Ranitidin 2x1 amp IV

4. Rehabilitatif

Edukasi dan motivasi pada pasien bahwa penderita ISK membutuhkan

banyak istirahat makan makanan yang bergizi serta memenuhi syarat

kesehatan dan memperbanyak konsumsi air putih. Menjaga higienitas

pribadi dan jangan terbiasa menahan miksi.