gonore dan ISK

62
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Selama dekade terakhir ini insiden Penyakit Menular Seksual (PMS) cukup cepat meningkat di berbagai negeri di dunia. Secara kesuluruhan dapat dilihat bahwa banyak faktor dapat mempengaruhi meningkatnya insiden PMS, yang paling berperan adalah perubahan demografik yang luar biasa akibat pergerakan masyarakat yang bertambah dan kemajuan sosial; perubahan sikap-dan tindakan akibat perubahan demografik tersebut. Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genitor-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano-genital, sehingga kelainan yang timbul tidak hanya terbatas daerah genital saja, tetapi dapat juga pada daerah-daerah ekstra genital. Salah satu di antara PMS ini adalah penyakit gonore yang disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi selaput lendir saluran kencing, leher rahim, dubur dan tenggorokan atau selaput lendir yang dikenal dengan nama awam “kencing nanah”. Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang alat-alat genitalia pria dan penyakit menular seksual yang dapat terjadi pada alat genitalia pria. Page | 1

Transcript of gonore dan ISK

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGSelama dekade terakhir ini insiden Penyakit Menular Seksual (PMS) cukup cepat meningkat di berbagai negeri di dunia. Secara kesuluruhan dapat dilihat bahwa banyak faktor dapat mempengaruhi meningkatnya insiden PMS, yang paling berperan adalah perubahan demografik yang luar biasa akibat pergerakan masyarakat yang bertambah dan kemajuan sosial; perubahan sikap-dan tindakan akibat perubahan demografik tersebut.Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genitor-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano-genital, sehingga kelainan yang timbul tidak hanya terbatas daerah genital saja, tetapi dapat juga pada daerah-daerah ekstra genital. Salah satu di antara PMS ini adalah penyakit gonore yang disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi selaput lendir saluran kencing, leher rahim, dubur dan tenggorokan atau selaput lendir yang dikenal dengan nama awam kencing nanah. Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang alat-alat genitalia pria dan penyakit menular seksual yang dapat terjadi pada alat genitalia pria.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 SKENARIOLBM IINyeri berkemih dan keluar nanahSeorang laki-laki 35 tahun bekerja sebagai supir truk datang ke Rs FK dengan keluhan nyeri saat buang air kecil. Keluhan ini dirasakan sejak tiga hari yang lalu. Keluhan nyeri ketika berkemih disertai dengan peningkatan frekuensi berkemih, perasaan panas saat berkemih, nyeri pada daerah perut bagian bawah. Pasien mengaku keluar nanah dari lubang penis terutama pagi hari. Pasien juga mengeluhkan demam dan napsu makan pasien menurun. Keluhan lain seperti pusing, batuk pilek, sesak, nafas tidak dirasakan, BAB dalam batas normal. Dalam pemeriksaan fisik didapatkan suhu subfebris dan nyeri tekan supra simpisis.Diskusikan kemungkinan apa yang terjadi pada pasien ?

2.2 TERMINOLOGI1. Suhu Subfebris : Suhu tubuh seseorang antara 37,5 C - 38 C dikatakan mengalami kenaikan suhu tubuh subfebril. Dapat disebabkan oleh proses-proses metabolisme sebagai kerja otot.

2.3 PERMASALAHAN1. Anatomi fisiologi organ genetalia masculina ?2. Penyebab nyeri ketika berkemih ?3. Interpretasi keluhan pada skenario dan Mekanismenya ?4. Cara mendiagnosis pasien dengan keluhan seperti di skenario ?5. Diagnosis Banding dari skenario ?6. Diagnosis pasti dalam skenario ?2.4 PEMBAHASAN1) Anatomi, Fisiologi, dan Histologi Genitalia Masculina

Gambar 1.1 Peta Konsep Anatomi Genitalia Masculina

Gambar 1.2 Anatomi Genitalia MasculinaA.Genitalia Eksternal Pria1.PenisSecara anatomi organ penis terdiri atas dua bagian, yaitu: pars occulta dan pars libera. Pars occulta disebut juga radiks penis atau pars fiksa, yang terdiri atas dua krura penis dan satu bulbus penis. Sementara itu, pars libera terdiri atas korpus penis dan glans penis.

Gambar 1.3 Struktur Penis

a.Pars occultaPars occulta yang disebut juga radiks penis atau pars fiksa adalah bagian penis yang tidak begerak, terletak dalam spatium perinei superfisialis. Pars occulta merupakan jaringan erektil. Pars occulta terdiri atas dua krurapenis dan satu bulbus penis. Krura penis melekat pada bagian kaudal sebelah dalam dari ramus inferior ossis ischii ventraldari tuber iskiadikum. Masing-masing krus penis ini tertutup oleh muskulus ischiokavernosus dan selanjutnya kaudal dari simfisis pubis, kedua krura tersebut bergabung dan disebut sebagai corpora kavernosa penis dan ikut membentuk korpus penis. Sementara itu, bulbus penis terletak antara kedua krura penis dalam spatium perinei superfisialis. Fascies superiornya melekat pada fasia diafragma urogenital inferior, sedangkan fascies lateralis dan inferiornya tertutup oleh muskulus bulbokavernosus. Ke arah kaudal berubah jadi korpus spongiosum penis yang juga ikut membentuk korpus penis.b.Pars liberaPars libera terdiri atas korpus penis dan glans penis. Korpus penis terdiri atas dua corpora kavernosa penis dan suatu korpus spongiosa penis. Korpus spongiosa penis adalah lanjutan dari bulbus penis yang kearah distal menjadi glans penis. Jaringan subkutisnya dinamakan fasia penis superfisialis yang terdiri atas jaringan ikat kendur dan diantaranya terdapat jaringan otot polos, sama sekali tidak ada jaringan lemak. Fasia ini adalah lanjutan dari tunika Dortos dari skrotum dan fasia perinel superfisialis. Glans penis merupakan bagian yang dipisahkan dari korpus oleh suatu penyempitan yang dinamakan kollum, sedangkan peninggian dibagian distal yang membatasinya dinamakan korona glandis. Lubang yang terletak pada ujung glan penis disebut orifisium uretrae eksternum. Preputium penis adalah lipatan kulit yang menutupi glans penis mulai dari kollum glandis sampai orifisium uretrae eksternum. Frenulum proaeptii di bagian median, kaudal (ventral) dari glans penis, menghubungkan praeputium dengan glans penis. Praeputium penis terdiri atas dua lapis kulit (luar dan dalam). Lapisan dalam tidak ada rambur sama sekali, hanya mengndung kelenjar-kelenjar lemak yang dinamakan glandula praeputialis dari Tyson, yang menghasilkan smegma praeputii. Preputium penis merupakan bagian yang dipotong saat sirkumsisi atau sunat.

2.SkrotumSecara anatomi, skrotum merupakan suatu kantong yang terdiri atas jaringan kutis dan subkutis yang terletak dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis pubis. Selain itu, skrotum juga terbagi atas dua bagian dari luar oleh raphe scroti, dan dari dalam oleh septum skrotum scroti. Masing-masing kantong skrotum ruangan berisi testis, epididimis dan sebagai funikulus spermatikus.Bentuk dari skrotum tergantung dari kontraksi dan relaksasi tunika Dartos. Lapisan otot tunika Dartos akan berkontrksi dengan lingkungan dingin. Ketika berolahraga atau ada rangsangan seksual, maka kulit skrotum akan mengerut dan skrotum mengecil. Sebaliknya, lapisan tunika Dartos akan relaksasi saat cuaca panas, maka kulit skrotum lebih halus atau rata sehingga skrotum akan memanjang atau mengendor.Skrotum sinistra lebih rendah daripada dekstra. Lapisan skrotum terdiri atas lapisan kutis dan subkutis.

Gambar 1.4 Gambaran Buah Zakar (Skrotum)

a. Lapisan kurtisLapisan kurtis merupakan lapisan kulit yang sangat tipis mengandung pigmen lebih banyak daripada kulit sekitarnya sehingga lebih gelap warnanya. Terdapat sedikit rambut, tetapi memiliki kelenjar sebasea dan kelenjar keringat lebih banyak.

b. Lapisan subkutisLapisan subkutis disebut juga tunika Dartos. Lapisan subkutis terdiri atas serabut serabut otot polos dan tidak didapatkan jaringan lemak. Lapisan subkutis melekat erat pada jaringan kutis suprafisialnya dan merupakan lanjutan dari fasia superfisialis dan penis superfisialis.

B.Genitalia Internal Pria

Gambar 1.5 Genitalia Interna Pria

1.TestisSecara anatomis, testis merupakan organ bentuk ovoid dengan jumlah dua buah, biasanya testis sebelah kiri lebih berat dan lebih besar daripada yang kanan. Berat testis 10-14 g, panjangnya 4 cm, diameter antero-posteriornya kurang lebih 3 cm, dan memiliki ketebalan (dari medial ke lateral) kurang lebih 2,5 cm. Testis merupakan kelenjar eksokrin (sitogenik) dan endokrin, disebut kelenjar eksokrin karena pada pria dewasa menghasilkan spermatozoa dan disebut kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon untuk pertumbuhan genitalia eksterna.Testis terbungkus oleh tunika albuginea yang terdiri atas jaringan ikat padat, letaknya profundus dari tunika vaginalis (epiorchium). Pada permukaan dalam tunika albuginea membentuk septula testis yang arahnya kovergen ke epididimis sehingga testis terbagi menjadi lobulus-lobulus (kurang lebih 200-400). Basis dari lobulus ini mengarah ke perifer, sedangkan apeksnya menuju ke fascies posterior dimana septula testis bertemu dan membentuk jaringan yang dinamakan mediastinum testis. Pada bagian dalam lobulus-lobulus tersebut terletak jaringan parenkim yang membentuk tubuli seminiferi kontorti (saluran yang berkelok-kelok). Pada waktu mencapai mediastinum testis, tubulus-tubulus ini berubah menjadi tubuli seminiferi recti (lurus), jalannya kurang lebih 20-30 tubulus dimana mereka membentuk anyaman sehingga disebut sebagai ree testis (halleri). Dari rete ini keluar kurang lebih 15-20 duktuli efferentes yang masuk ke dalam kaput epididimis. Spermatozoa dihasilkan oleh tubuli seminiferi kontorti, sedangkan sel interstitial yang terletak antara septula dan tubuli-tubuli tersebut membentuk hormon androgen (testosteron).Organ testis dikontrol oleh dua hormon gonadotropik, yaitu Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) disekresikan oleh hipofisis anterior. Hormon LH dan FSH bekerja pada komponen-komponen testis yang berbeda. Hormon LH bekerja pada sel Leydig untuk mengatur sekresi testosteron, sedangkan hormon FSH bekerja pada tubulus seminiferosa, terutama pada sel sertoli untuk meningkatkan spermatogenesis.

2.EpididimisSecara anatomi, epididimis merupakan organ yang berbentuk huruf C, terletak pada fascies posterior testis dan sedikit menutupi fascies lateralis. Secara fisiologis, fungsi dari epididimis adalah untuk menyimpan spermatozoa sampai penuh, kemudian dialirkan ke dalam duktus epididimis.

a.Kaput epididimisKaput epididimis merupakan bagian terbesar di bagian proksimal, terletak pada bagian superior testis dan menggantung. Lobulus hanya terdapat di bagian kaput dan septa-septanya berasal dari tunika albuginea. Duktuli efferentes testis yang pada awalnya memiliki jalan yang mulus setelah sampai pada kaput epididimis menjadi berbelok-belok. Pada bagian dalam kaput ini terbentuk lobulus epididimis di mana apeksnya menuju ke arah testis. Tiap duktuli tersebut bermuara ke dalam duktus apididimis yang panjangnya kurang lebih 6 meter tetapi jalannya berkelok-kelok.

b.Korpus epididimisKorpus epididimis melekat pada fascies posterior testis, terpisah dari testis oleh suatu rongga yang disebut sinus epididimis (bursa testikularis) celah ini dibatasi oleh epiorchium (pars viseralis) dari tunika vaginalis.c.Kauda epididimisKauda epididimis merupakan bagian paling distal dan terkecil di mana duktus epididimis mulai membesar dan berubah jadi duktus deferens. Di samping itu masih terdapat struktur-struktur kecil (sisa) yang perlu diketahui karena bila membesar dapat membentuk cysta, meskipun kadang-kadang tidak dijumpai.

3.Duktus Deferens (Vas Deferens)Duktus deferens merupakan lanjutan dari duktus epididimis. Secara fisiologis fungsi duktus deferens adalah membawa spermatozoa dari epididimis ke duktus ejakulatorius.

4.Vesikula SeminalisSecara anatomi, vesikula seminalis adalah organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang menghasilkan cairan seminal. Jumlahnya ada dua, di kiri dan kanan, serta posisinya tergantung isi vesika urinaria. Bila vesika urinaria penuh, maka posisi lebih vertical, sedangkan bila kosong lebih horizontal.Vesika seminalis terbungkus oleh jaringan ikat fibrosa dan muscular pada dinding dorsal vesika urinaria. Bagian kranialnya tertutup oleh peritoneum, terpisah dari rectum oleh ekskavatio rektrovesikalis. Vesika seminalis terdapat dari ureter dan ampula duktus deferens, dan medial dari pleksus venosus vesikalis.

5.Duktus EjakulatoriusSecara anatomi, duktus ejakulatoris merupak gabungan dari duktus deferens dan duktus ekskretorius vesikula seminalis, menuju basis prostat, yang akhirnya bermuara ke dalam kollikus seminalis pada dinding posterior lumen uretra.

6.Glandula prostataSecara anatomis, bagian-bagian dari glandula prostate dapat dilihat dari sisi apeks, basis, fascies infero lateral, fascies anterior dan fascies posterior. Apeks merupakan bagian paling kaudal dari glandula prostate, letaknya kurang lebih 10 cm dorsal dari simfisis pubis. Basis merupakan bagian proksimal dari glandula prostate, terletak setinggi pertengahan simfisis pubis. Dari luar sulit dipisahkan dari vesika urinaria karena hanya terpisah oleh suatu celah. Orifisium uretrae intestinum terdapat kurang lebih di tengah-tengahnya. Bagian fescies infero lateral glandula prostate, terpisah dari fasia pelvis superior karena di antaranya terdapat pleksus venosus. Bagian fascies anterior glandula prostate berhubungan dengan spatium praevesicale Retzii, tempat perlekatan ligament puboprostatica medialis. Sementara itu bagian fascies posterior glandula prostate berhadapan dengan vesikula seminalis dan ampulla vas deferens.Glandula prostate merupakan organ yang terdiri atas kelenjar-kelenjar tubuloalveolar. Kelenjar ini letaknya di dalam kavum pelvis subperitonealis, dorsal dari simfisis pubis. Kelenjar ini menghasilkan cairan seminal dan terbungkus oleh serabut-serabut otot polos dan jaringan ikat fibrosa. Jaringan ototnya dinamakan muskulus prostatikus dan jaringan otot ini akan berkontraksi untuk menyekresi cairan prostat.

7.Glandula Bulbouretralis (Cowperi)Secara anatomis, glandula bulbouretralis berbentuk bulat dan berjumlah dua buah. Letak glandula bulbouretralis berada di dalam otot sfigter uretrae eksternum pada diafragma urogenital, dorsal dari uretra pars membranasea. Duktus menembus fasia diafragma urogenital inferior masuk ke dalam bulbus panis setelah berjalan 2-4 cm, ia berakhir pada bagian ventral (kaudal) dari pars spongiosa uretra.

Histologi Testis merupakan kelenjar tubuler kompleks yang mempunyai 2 fungsi yaitu hormonal dan reproduksi. Testis dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat yang disebut tunika albuginea. Tunika ini mengalami penebalan pada bagian posterior testis yang disebut mediastinum testis. Testis dibagi menjadi ruang-ruang piramidal sebanyak sekitar 250 ruang yang disebut lobulus testis.

Gambar 1.6 Gambaran Testis

Diantara lobulus-lobulus terdapat septa (septa ini sering tidak sempurna). Tiap-tiap lobulus terdapat 1- 4 tubulus seminiferus. Testis diselubungi oleh kantong serosa yang berasal dari peritoneum yang dinamakan tunika vaginalis.

Gambar 1.7 Tampak sebagian dari dinding tubulus seminiferous dan terlihat sebagian sel spermatogogenius

Tunika ini terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan viseral (bagian dalam) dan lapisan parietal. Pada mulanya testis terdapat di dinding dorsal rongga peritoneum dan kemudian masuk ke dalam kantung yang disebut skrotum. 1. Tubulus seminiferous Spermatozoa dihasilkan di tubulus seminiferous setiap testis memiliki 250-1000 tubulus seminiferous, setiap tubulus seminiferous dilapisi oleh epitel berlapis mejemuk, garis tengahnya lebih kurang 150 250 dan panjangnya 30-70cm. di ujung setiap setiap lobules, lumen menyempit dan berlanjut ke dalam ruas pendek yang dikenal sebagai tubulus rectum atau tubulus lurus yang menghubungkan tubulus seminiferous dengan labirin saluran berlapis epitel yang beranastomosis yaitu rete testis yang kira- kira 10 20 duktus eferentes menghubungkan retetestis yang menghubungkan dengan epididymis Epitel tubulus seminiferous terdiri atas dua jenis sel sertoli atau sel penyokong dan sel sel yang membentuk garis keturunan spermatogenik sel ini mempunyai 4 sampai 8 lapisan, Sel sertoli merupakan sel-sel piramidal panjang yang saling bertautan dengan sel-sel spermatogenik. Dasar sel sertoli melekat pada lamina basalis, sedang ujung apikalnya menjorok ke dalam lumen tubulus seminiferus. Akibat adanya sel-sel spermatogenik di sisi lateral dan di sisi basalnya, maka bentuk sel sertoli menjadi tidak teratur. Sel-sel sertoli mempunyai 3 fungsi utama ; 1. pelindung, penyokong dan pengatur nutrisi sel-sel spermatogenik yang sedang berkembang, 1. fagositosis, yaitu dengan membuang kelebihan sitoplasma spermatid dalam proses spermiogenesis (perubahan bentuk spermatid menjadi spermatozoa), 1. sekresi, yaitu sel-sel sertoli mensekresi sekret untuk transpor spermatozoa

Gambar 1.8 Tubulus seminiformis

Saluran reproduksi jantan dibagi dua yaitu saluran intratestis dan saluran ekstra testis. Saluran intratestis meliputi tubulus rektus, rete testis, vas eferens dan epididimis. Saluran ekstratestis meliputi vas deferens dan urethra.Tubulus rektus merupakan bagian akhir dari tubulus seminiferus yang merupakan saluran pendek yang lurus dengan lumen sempit. Saluran itu dilapisi oleh sel epitel kubus dengan satu flagel. Tubulus rektus bermuara pada rete testis yang merupakan saluran-saluran yang saling beranastomose. Rete testis terdapat pada bagian mediastinum testis. Rete testis dilapisi oleh epitel kubus. Dari rete testis keluar 10-20 vas eferens. Vas eferens terletak dalam jaringan ikat epididimis. Vas eferens dilapisi oleh epitel kubus dan berganti menjadi epitel kolumnar bersilia setelah mendekati epididimis. Di bawah lapisan epitel terdapat lamina propria dengan jaringan ikat padat dan otot polos (lamina proprianya tipis.).

1. Epididymis Epididimis merupakan satu saluran panjang yang sangat berkelok-kelok, dengan panjang sekitar 4-6 m. Saluran yang panjang ini dengan jaringan ikat membentuk korpus dan ekor epididimis. Kaput epididimis berisi vas eferens. Epididimis dilapisi oleh epitel berlapis semu kolumnar dengan sel-sel kolumnar yang sangat panjang dengan stereosilia yang panjang dan sel basal yang kecil. Lamina proprianya tipis dengan jaringan ikat dan otot polos. Segerombol spermatozoa dapat terlihat dalam lumen epididimis.

Gambar 1.9 Gambaran Epididymis

1. Vas deferen Vas deferens merupakan saluran lurus yang keluar dari ekor epididimis. Saluran ini berdinding tebal terdiri dari lapisan mukosa yang tipis dan lapisan muskularis yang tebal dan dikelilingi oleh lapisan adventisia. Lapisan epitelnya merupakan epitel berlapis semu kolumnar dengan stereosilia.. Sel kolumnarnya lebih pendek dibandingkan sel kolumnar epididimis. Lapisan ototnya terdiri dari lapisan otot polos yang tipis dengan susunan longitudinal di bagian dalam dan luar dan tengahnya merupakan lapisan otot yang tebal dengan susunan sirkuler. Lapisan mukosanya pada vas deferens awal membentuk vili-vili sederhana, tetapi pada bagian ampula, vas deferens melebar, dan terdapat vili-vili yang membentuk kripta-kripta yang bercabang-cabang sehingga lumennya semakin besar. Bagian yang membentuk kripta-kripta itu merupakan kelenjar yang menghasilkan sekret yang penting untuk kehidupan spermatozoa. Pada bagian akhir ampulla, saluran itu bersatu dengan kelenjar vesikula seminalis dan selanjutnya salurannya mengecil dan masuk ke dalam prostat dan bermuara pada urethra. Bagian yang masuk prostat dinamakan duktus ejakulatorius, dengan lapisan mukosa sama dengan pada ampula tetapi tanpa lapisan otot.

2) Penyebab nyeri pada skenarioMukosa kandung kemih dilapisi oleh glukoprotein mucin layer, yang berfungsi sebagai anti bakteri. Robeknya lapisan ini dapat menyebab kan bakteri dapat melekat, membentuk koloni pada lapisan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dapat naik melalui ureter dan sampai ke ginjal melalui lapisan tipis cairan.Bila buli buli terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi otot polos vesika urinaria akibatnya rasa ingin miksi terus menerus dan berulang kali, dan juga mengalami nyeri saat berkemih.Penyebabnya adalah : infeksi virus atau jamurE. coli adalah penyebab dari 8085% infeksi, dan Staphylococcus saprophyticus menjadi penyebab pada 510%.Bakteri : Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, Enterococcus dan Enterobacter. Hal ini tidak umum ditemukan dan biasanya berkaitan dengan abnormalitas saluran kemih atau pemasangan kateter urine.

3) Interpretasi keluhan di skenario :1. Nyeri saat buang air kecilNyeri ketika BAK menandakan adanya gangguan pada saluran kemih. Dimana pada kasus ini, terjadi inflamasi pada Uretra yang disebabkan oleh proses infeksi. Karena proses inflamasi tersebut, akan timbul gejala seperti nyeri ketika BAK. Iritasi kandung kemih juga bisa menyebabkandisuria (nyeri ketika berkemih) danurgensi(desakan untuk berkemih), yang bisa dirasakan sebagaitenesmus(nyeri ketika mengedan yang hampir dirasakan terus menerus). Jumlah air kemih biasanya sedikit.1. Peningkatan frekuensi berkemih, Perasaan panas saat berkemih, nyeri pada daerah perut bagian bawahGejala ini muncul sebagai akibat dari terjadinya peradangan pada vesika urinaria yang di sebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi ditunjukan oleh adanya gejala perasaan panas ketika berkemih. Vesika urinaria tidak dapat menampung urin sampai penuh karena jaringan mukosa pada vesika urinaria mengalami peradangan.Iritasi kandung kemih juga bisa menyebabkandisuria (nyeri ketika berkemih) danurgensi(desakan untuk berkemih), yang bisa dirasakan sebagaitenesmus(nyeri ketika mengedan yang hampir dirasakan terus menerus). Jumlah air kemih biasanya sedikit, tetapi jika penderita tidak segera berkemih, air kemih bisa keluar dengan sendirinya. Jika tidak ditangani, bakteri yang ada didalam vesika urinaria akan berkoloni dan menyerang daerah-daerah disekitarnya sehingga peradangan semakin meluas. Keadaan ini akan menimbulkan gejala seperti nyeri pada perut bagian bawah.

1. Keluar nanah dari lubang penis terutama dipagi hariKeluar nanah menunjukan adanya suatu reaksi antigen dan antibodi. Bakteri yang berhasil menembus masuk sel mukosa pada saluran cerna, akan melakukan replikasi dan akan menimbulkan destruksi pada sel dan akan menimbulkan nanah akibat dari adanya interaksi antara netrofil atau makrofag dengan bakteri penyebab penyakit.

1. Demam dan nafsu makan pasien menurunAkibat adanya suatu respon inflamsi atau infeksi, akan merangsang pengeluaran mediator inflamsi seperti sitokin atau pirogen yang nantinya akan di respon atau dihantarkan ke Hypotalamus. Oleh hypotalamus akan dikeluarkan Prostaglandin untuk merubah termostat suhu, sehingga suhu akan meningkat dan terjadinya demam. Sedangakan nafsu makan menurun akibat adanya inflamasi yang merangsang pengeluaran sitokin yang akan di hantarkan ke hypotalamus nanti akan direspon oleh pusat nafsu makan disana dan terjadi nafsu makan menurun.

4) Cara mendiagnosis pasien pasien di skenariodilakukan pemeriksaan penunjang 1. Pewarnaan gram Diagnosis cepat infeksi gonokokel melalui pewarnaan gram dari eksudat uretra telah diterima secara luas. Dikatakan positif bila ditemukan adannya diplokokus gram negative dengan morfologi tipikal yang ditemukan berhubungan dengan neutrofil1. Kultur Pengambilan kultur dengan cara swab Dacron atau rayon kemudian sampel diinokulsi ke plate modikfikai tyayer martein. Kultur darah sering positif pada awal 24-48jam 1. Serologi Serum dan cairan genital yang mengandung antibody IgG dan IgA bekerja melawan pili gonococci, membrane protein paling luar dan LPS. Beberapa IgM dari serum manusia bersifat bakterisidal terhadap gonococci pada percobaan in vitro.

5) DIAGNOSIS BANDINGUntuk diagnosis bandingnya nya terdiri dari sistitis, prostatitis dan epidimitis, uretritis, serta sindrom uretra. Presentasi klinis ISKB tergantung dari gender. Pada perempuan biasanya berupa sistitis dan sindrom uretra akut, sedangkan pada laki-laki berupa sistitis, prostatitis, epidimitis, dan uretritis.Sistitis terbagi menjadi sistitis akut dan sistitis kronik. Sistitis akut adalah radang selaput mukosa kandung kemih (vesika urinaria) yang timbulnya mendadak, biasanya ringan dan sembuh spontan (self-limited disease) atau berat disertai penyulit ISKA (pielonefritis akut). Sistitis akut termasuk ISK tipe sederhana (uncomplicated type). Sebaliknya sistitis akut yang sering kambuh (recurrent urinary tract infection) termasuk ISK tipe berkomplikasi (complicated type), ISK jenis ini perlu perhatian khusus dalam pengelolaannya.Sistitis kronik adalah radang kandung kemih yang menyerang berulang-ulang (recurrent attact of cystitis) dan dapat menyebabkan kelainan-kelainan atau penyulit dari saluran kemih bagian atas dan ginjal. Sistitis kronik merupakan ISKB tipe berkomplikas, dan memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor predisposisi.Sindrom uretra akut (SUA) adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis abakterialis karena tidak dapat diisolasi mikroorganisme penyebabnya. Penelitian terkini menunjukkan bahwa SUA disebabkan oleh MO anaerobik

1. Sistitis akutSistitis merupakan penyakit radang kandung kemih atau saluran kencing, mungkin kita lebih mengenalnya sebagai anyang-anyangan. Sistitis lebih banyak dialami oleh wanita daripada pria. Ini disebabkan oleh adanya perbedaan pada bentuk kelamin antara wanita dan pria. Systitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop.Pada wanita, uretra atau saluran kencing bagian bawah yang berfungsi untuk menyalurkan air kencing, lebih pendek dibandingkan pada pria. Hal ini menyebabkan kuman dan bakteri lebih mudah memasuki kandung kemih. Oleh karena itu, uretra pada wanita biasanya mengandung kuman seperti E. Coli, streptokokus, stolilokokus, atau basilus. Padahal seharusnya kandung kemih ini terbebas dari kuman.Beberapa penyelidikan menunjukkan 20% dari wanita-wanita dewasa tanpa mempedulikan umur setiap tahun mengalami disuria dan insidennya meningkat sesuai pertumbuhan usia dan aktifitas seksual, meningkatnya frekwensi infeksi saluran perkemihan pada wanita terutama yang gagal berkemih setelah melakukan hubungan seksual dan diperkirakan pula karena uretra wanita lebih pendek dan tidak mempunyai substansi anti mikroba seperti yang ditemukan pada cairan seminal. Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma karena kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah pengosongan sempurna kandung kemih. Cistitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa faktor misalnya prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau batu pada kandung kemih.Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu; Cystitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra. Cystitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.

EtiologiPada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi.Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) atau karena infeksi dari usus. Jalur infeksi Tersering dari uretra, uretra wanita lebih pendek membuat penyalkit ini lebih sering ditemukan pada wanita Infeksi ginjalyan sering meradang, melalui urine dapat masuk kekandung kemih. Penyebaran infeksi secara lokal dari organ laindapat mengenai kandung kemih misalnya appendiksitis Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.

Faktor predisposisi Benda asing yang menyebabkan iritasi, misalnya kalkulus tumor dan faeces dari fistula usus Instrumentasi saat operasi menyebabkan trauma dan menimbulakn infeksi Retensi urine yang kronis memungkinkan berkembang biaknya bakteri Hubungan seksual.

Tanda dan GejalaPada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada cystitis adalah ; peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nocturnal Rasa nyeri pada saluran kencing dan perut bagian bawah. Jika dibawa buang air kecil terasa sakit dan nyeri. Sering buang air kecil, tetapi air seni yang keluar hanya sedikit dan disertai rasa nyeri. Jika sistitis disebabkan oleh kanker kandung kemih, biasanya kencing disertai rasa nyeri dan darah yang keluar bersama air seni. disuria karena epitelium yang meradang tertekan rasa nyeri pada daerah suprapubik atau perineal rasa ingin buang air kecil hematuria demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah

PatofisiologiSystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.

Pendekatan DiagnostikPemeriksaan urine berwarna keruh, berbau, dan pada urinalisis terdapat piuria, hematuria, dan bakteriuria. Pada pemeriksaan urine dari pasien wanita dengan sistitis hanya ditemukan 102 sampai 104 bakteri/mL urine, keadaan ini tidak dapat terlihat pada sediaan dengan pewarnaan Gram. Pada pemeriksaan fisik biasanya hanya ditemukan nyeri tekan pada uretra atau area suprapubik. Apabila ditemukan adanya lesi di genital dan duh tubuh vagina, terutama pada kasus dengan jumlah bakteri di kultur urin < 105 bakteri/mL, maka patogen yang dapat difikirkan sebagai penyebab yaitu C. trachomatis, N. gonorrhoeae, Trichomonas, Candida, dan virus herpes simpleks. Bila ditemukan nyeri di CVA (costovertebral angle) dan manifestasi sistemik yang menonjol, seperti suhu > 38,30C, mual dan muntah, biasanya mengindikasikan adanya infeksi renal konkomitan. Tetapi apabila tanda-tanda tersebut tidak ditemukan tidak menjamin bahwa infeksi hanya terbatas di buli-buli dan uretra.2. Sifilis DefinisiSifilis adalah penyakit infeksi penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum , yang merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik . selama perjalanan penyalit ini dapat menyerang seluruh organ tubuh.

EtiologiPenyebab sifilis adalah treponema pallidium, yang ditularkan ketika hubungan seksual dengan cara kontak langsung dari luka yang mengandung treponema.Treponema dapat melewati selaput lendir yang normal atau luka pada kulit. 10-90 hari sesudah treponema memasuki tubuh, terjadilah luka pada kulitprimer (chancre atau ulkus durum).

Pada tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman ialah Treponema pallidum, yang termasuk ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae, dan genus Treponema. Bentuknya sebagai spiral teratur, panjangnya antara 6-15 m, lebar 0,15 m, terdiri atas delapan sampai dua puluh empat lekukan.Gerakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol.Membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap tiga puluh jam. Klasifikasi sangat sulit dilakukan, karena spesies Treponema tidak dapat dibiakkan in vitro. Sebagai dasar diferensiasi terdapat 4 spesies yaitu Treponema pallidum sub species pallidum yang menyebabkan sifilis, Treponema pallidum sub species pertenue yang menyebaban frambusia, Treponema pallidum sub speciesendemicum yang menyebabkan bejel, Treponema carateum menyebabkan pinta. 3 Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit. Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai kekelenjar getah bening terdekat, kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui alirandarah. Sifilis juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan. 4

PatofisiologiA. Stadium diniT. pallidum masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lendir, biasanya melalui sanggama. Kuman tersebut membiak, jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat yang terdiri atas sel-sel limfosit dan sel- sel plasma, terutama di perivaskular, pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi di kelilingi oleh T. Pallidum dan sel-sel radang. Treponema tersebut terletak di antara endotelium kapiler dan jaringan perivaskular di sekitarnya. Enarteritis pembuluh darah kecilmenyebabkan perubahan hipertrofik endotelium yang menimbulkan obliterasi lumen(enarteritis obliterans). Kehilangan pendarahan akan menyebabkan erosi, pada pemeriksaan klinis tampak sebagai S I. Sebelum S I terlihat, kuman telah mencapai kelenjar getah bening regional secara limfogen dan membiak. Pada saat itu terjadi pula penjalaran hematogen danmenyebar ke semua jaringan di badan, tetapi manifestasinya akan tampak kemudian.Multiplikasi ini diikuti oleh reaksi jaringan sebagai S II, yang terjadi enam sampaidelapan minggu sesudah S I. S I akan sembuh perlahan-lahan karena kuman di tempattersebut jumlahnya berkurang, kemudian terbentuklah fibroblas-fibroblas danakhirnya sembuh berupa sikatriks. SII jugs mengalami regresi perlahan-lahan dan lalu menghilang.2 Tibalah stadium laten yang tidak disertai gejala, meskipun infeksi yang aktif masih terdapat. Sebagai contoh pada stadium ini seorang ibu dapat melahirkan bayidengan sifilis kongenital. 2B. Stadium lanjutStadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun, dimana treponema didapatkan dalam keadaan dorman. Meskipun demikian antibodi tetap ada dalam serum penderita.Keseimbangan antara treponema dan jaringan dapat sewaktu - waktu berubah,sebabnya belum jelas, mungkin trauma merupakan salah satu faktor predisposisi. Pada saat itu muncullah S III berbentuk guma. Meskipun pada guma tersebut tidak dapat ditemukan T. pallidum, reaksinya hebat karena bersifat destruktif dan berlangsung bertahun-tahun. Setelah mengalami masa laten yang bervariasi guma tersebut timbul di tempat-tempat lain.

Manifestasi klinisSifilis Primer : Papula kecil yang berubah menjadi ulkus tanpa-nyeri (syanker) dengan bagian tepi yang berbatas jelas pada anus, jari-jari atau kelopak mata. Limfadenopati regional.

Sifilis Sekunder : Lesi mukokutaneus yang simetris Limfadenopati umum Ruam bisa berbentuk makula, papula, pustula atau nodul sakit kepala malaise Anoreksia, penurunan berat badan, nausea dan vomitus Nyeri tenggorok dan demam ringan Alopesia

Sifilis Stadium Lanjut : Benigna-lesi berbentuk guma, yang ditemukan pada tulang atau organ Nyeri gastrik, nyeri tekan, dan pe,besaran limpa Lesu yang mengenai saluran napas atas, perforasi septum nasi atau palatum, destruksi tulan dan organ. Fibrisis jaringan elastik aorta Insufisiensi aorta Aneurisma aorta Meningitis Paresis Perubahan kepribadian Kelemahan pada lengan dan tungkaiDiagnosis Pemeriksaan lapang gelap pada lesi untuk mengidentifikasi keberadaan Treponema pallidum Tes fluoresen absorpsi antibodi treponema mengidentifikasi antigen T. pallidum dalam jaringan cairan mata, cairan serebrospinal, sekret trakeobronkial dan eksudat dari lesi. Tes slide dan Veneral Disease Research Laboratory dan tes reagin plasma cepat akan mendeteksi antibodi nonspesifik

Penatalaksanaan Penisilin G Azitromisin Seftriakson atau eritomisin

3. UretritisUretritis sering disebut peradangan pada uretra (saluran tempat lewatnya air seni dari kandung kemih ke luar tubuh) pada pria ditandai dengan keluarnya cairan dan/ atau gejala seperti disuria uretra atau gatal pada bagian uretra, tapi dimungkinkan juga tanpa memperlihatkan gejala. Uretritis biasanya disebabkan karena infeksi dan juga dapat disebabkan oleh berbagai organisme, termasuk bakteri dan jamur. Uretritis noninfeksi seringkali disebabkan dari hasil kateterisasi medis. Uretritis juga dapat berkembang karena sensitivitas kimia yang menyebabkan iritasi, seperti dari spermatosit di kondom, kontrasepsi jelly, krim, atau foam.

EtiologiFaktor risiko terkena uretritis, meliputi:1. Praktek seksual tertentu dapat meningkatkan tertularnya uretritis sekunder untuk PMS.1. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat membantu untuk mengurangi kemungkinan STD. 1. Penggunaa spermisida dapat menyebabkan uretritis kimia.1. Usia yang lebih muda saat berhubungan seksual pertama berkorelasi dengan peningkatan risiko tertular PMS (penyakit menular seksual).1. Individu dengan banyak pasangan lebih mungkin terkena PMS. 1. Preferensi seksual, pria homoseksual memiliki tingkat PMS tertinggi.Uretritis juga dapat meningkatkan pelepasan virus dari HIV.

PatofisiologiUretritis adalah kondisi peradangan yang dapat menular atau pasca trauma di alam. Penyebab infeksi uretritis biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan digolongkan sebagai uretritis gonokokal, dimana uretritis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae sedangkan Uretriris Non Gonokokal disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Mycoplasma genitalium, atau Trichomonas vaginalis.Uretritis pasca trauma dapat terjadi pada 2% - 20% pasien yang sedang mengalami kateterisasi intermiten dan setelah instrumentasi atau penyisipan benda asing. Kasus uretritis dengan kateter lateks 10 kali lebih tinggi dibandingkan kateter dengan silikon. Uretritis disebabkan oleh hubungan dengan sindrom menular lainnya, seperti epididimitis, orkitis, prostatitis, procititis, arthritis reaktif, iritis, pneumonia, otitis media, dan infeksi saluran kemih.Pada awal mulanya pasien mengeluh sensasi perih saat buang air kecil (disuria). Sekitar 25% kasus uretritis tidak tampak gejalanya. Timbulnya gejala pada umumnya mulai 4 hari sampai 2 minggu setelah kontak pasangan yang terinfeksi, atau pasien yang mungkin tanpa gejala. Pada uretal discharge tampak cairan berwarna kuning, hijau, coklat, atau warna merah darah dari produksi urinnya. Sebuah sensasi gatal atau iritasi pada bagian uretra. Pada pria menunjukkan keluarnya darah di urin (hematuria). Selain itu, uretritis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri gonorrhoeae yang penampakan fisiknya sering mengeluarkan nanah dari penisnya. Jika uretritis terjadi pada pria, saat hubungan seksual dan ejakulasi terasa menyakitkan (orchalgia), dan adanya noda darah pada air maninya. Pada wanita biasanya mengeluhkan gejala memburuk selama menstruasi.Patofisiologi pada Uretritis GonorealBakteri Neisseria gonorrhoeae akan mengalami kontak seksual di uretra, lalu akan menginvasi dan menempel pada mukosa uretra. Di dalam mukosa uretra bakteri akan berproliferasi untuk menghancurkan sel mukosa yang mengakibatkan inflamasi, edema pada mukosa. Peradangan pada saluran uretra inilah yang menyebabkan uretritis.Patofisiologi pada Uretritis Non-GonorealBakteri Chlamydia trachomatis masuk melalui uretra. Lalu, bakteri akan menginvasi dan menempel pada dinding mukosa uretra. Dalam mukosa mengalami proliferasi bakteri, dimana akan mengakibatkan peradangan dan edema mukosa ureter sehingga menyebabkan uretritis.

KlasifikasiUretritisbiasanyadikategorikan ke dalamdua bentuk, yaitu Uretritis Gonokokal(GU) dan UretritisNon Gonococcal (NGU).Gonokokal Uretritis (80% kasus) disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gonorrhoeae, yang merupakan bakteri gram negatif. Pasien memiliki masa inkubasi yang lebih pendek dibandingkan dengan Uretritis Non Gonokokal. Pada pria, infeksi orifisium mental terjadi disertai rasa terbakar ketika urinasi. Rabas uretral purulen muncul dalam 3 sampai 14 hari (atau lebih lama) setelah kontak seksual. Meskipun demikian penyakit ini dapat bersifat asimtomatik. Pada pria, infeksi melibatkan jaringan di sekitar uretra, menyebabkan periuretritis, prostatis, epididimitis, dan striktir uretra. Sterilitas dapat terjadi akibat obstruksi vasoepididimal. Pada wanita rabas uretral tidak selalu muncul dan penyakit juga asimtomatik. Oleh karena itu gonorea pada wanita sering tidak didiagnosis dan dilaporkan. Uretritis Non Gonokokal (50% kasus) disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Mycoplasma genitalium dan T. Vaginalis. Pasien memiliki inkubasi lebih lama dibandingkan dengan uretritis gonokokal. Periode inkubasi untuk NGU adalah 1-5 minggu. Jika pada pria, akan terjadi keluhan adanya disuria tingkat sedang atau parah dan rabas uretral dengan jumlah sedikit sampai sedang. Uretritis kateterisasi terjadi pada 2-20% pasien yang mengalami kateterisasi intermiten dan kateter lateks cenderung lebih mungkin menimbulkan uretritis daripada kateter silikon.

Manifestasi KlinikTanda dan gejala Uretritis Gonococcal (UG) dan Uretritis Non Gonococcal (UNG) pada dasarnya adalah sama, namun berbeda pada derajat keparahan gejala yang timbul. Kedua uretritis baik gonoccoccal maupun UNG menyebabkan adanya lendir, dysuria, dan gatal pada uretra. Lendir yang sangat banyak, dan purulen lebih sering pada gonorrhea, sedangkan pada kondisi UNG, lendir yang dihasilkan lebih sedikit dan mukoid. Pada UNG, lendir sering hanya muncul pada pagi hari, atau hanya terlihat seperti krusta yang melekat di meatus atau terlihat seperti bercak pada pakaian dalam. Frekuensi, hematuria, dan urgensi sering terjadi pada kedua jenis infeksi. Masa inkubasi jauh lebih pendek pada infeksi gonorrhea, yaitu dalam 2-6 hari, sedangkan pada UNG, gejala muncul dalam 1-5 minggu setelah infeksi, dengan masa inkubasi rata-rata 2-3 minggu.

Pendekatan DiagnostikSekitar 30 % dari wanita dengan disuria akut, gejala frekuensi, dan pyuria, memiliki hasil kultur dari urin arus tengah (midstream) yang tidak menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri atau pertumbuhan yang sedikit sekali. Secara klinis, wanita dengan keluhan tersebut tidak dapat dibedakan dengan mereka yang menderita sistitis. Pada kondisi ini, yang harus dibedakan yaitu antara wanita yang terinfeksi kuman patogen yang ditularkan melalui hubungan seksual, seperti C. trachomatis, N. gonorrhoeae, atau virus herpes simpleks, dengan mereka yang terinfeksi E.coli dalam jumlah sedikit atau infeksi stafilokokus pada uretra dan buli-buli. Infeksi klamidia atau gonokokus dapat dicurigai pada wanita dengan awitan penyakit yang bertahap, tidak ada hematuria, tidak ada nyeri suprapubik, dan gejala sudah berlangsung selama > 7 hari. Informasi tambahan berupa riwayat berganti-ganti pasangan, terutama jika pasangan tersebut memiliki riwayat uretritis klamidia atau gonococal dan ditemukan servisitis mukopurulen, maka kecurigaan terhadap infeksi menular seksual makin besar. Gross hematuria, nyeri suprapubik, dan awitan panyakit yang tiba-tiba atau cepat, lama penyakit < 3 hari, dan adanya riwayat ISK sebelumnya mengarah kepada diagnosa ISK E. coli.

4. ProstatitisBakterial prostatitis merupakan peradangan yang terjadi pada kelenjar prostat dan jaringan sekitarnya. Bacterial prostatitis terbagi menjadi prostatitis akut dan kronik. Dari definisinya, bakteri patogen dan inflamasi akan muncul pada ekskresi prostat dan urin yang menjadi tanda untuk diagnosis bakterial prostatitis. Prostatitis jarang terjadi pada laki-laki muda, tetapi infeksi berulang akan muncul pada pria yang berumur di atas 30 tahun. Akut prostatitis dikarakterisasi dengan adanya batuk yang muncul tiba-tiba, dan gejala urin dan konstitutional. Prostatitis kronis menimbulkan gejala susah buang air kecil, sakit punggung belakang, dan tekanan perineal. Penyakit ini merupakan infeksi berulang oleh organisme yang sama akibat pengobatan yang tidak sempurna bakteri dari kelenjar prostat.

EtiologiAkut bakterial prostatitis dapat disebabkan infeksi melalui uretra, refluks urin ke dalam saluran prostat, atau penyebaran langsung dari dubur. 80% patogen adalah organisme gram negatif seperti Eschericia coli, Enterobacter, Serratia, Pseudomonas, Enterococcus, dan spesies prosteus. Merawat pasien di rumah dengan penggunaan kateter yang tidak baik dapat menyebabkan resiko munculnya penyakit akut bakterial prostatitis.Kronis bakterial prostatitis dapat disebabkan oleh hal berikut : Masalah utama disfungsi berkemih, baik struktural dan fungsional. 75-80% E coli menyebabkan kronik bakterial prostatitis. C trachomatis, spesies Ureaplasma, Trichomonas vaginalis.Organisme yang tidak umum, seperti M tuberculosis dan Coccidioides, Histoplasma, dan spesies candida. Tuberkulosis prostatitis dapat ditemukan pada renal tuberkulosis. HIV Cytomegalovirus Kondisi inflamasiPenyebab kronis prostatitis dan kronis pelvis pain adalah :Patologi fungsional dan struktural kandung kemih seperti obstruksi leher vesikal dan pseudodyssynergia Obstruksi saluran kemih Peningkatan tekanan pelvis Inflamasi nonspesifik prostatic.

PatofisiologiDi bakterial prostatitis, penularan bakteri umum terjadi, tapi hematogenus, limfatik, dan penyebaran infeksi dari organ sekitarnya perlu diperhitungkan. Kehadiran sel akut inflamasi pada kelenjar epitelium dan lumen prostat, dan kronik inflamasi sel di jaringan perigandular mengkarakterisasi prostatitis. Meskipun kehadiran dan kuantitas sel inflamatori di urin dan sekresi prostat tidak berkaitan dengan berbagai macam gejala klinik. Sindrom kronis sakit pada panggul didiagnosis melalui kultur urin dan sekresi prostat. Disfungsi neuromuscular atau masuknya urin pada saluran ejakulator dan saluran prostat dapat menjadi faktor pengendapan. Virus dan granulomatosa prostitis dapat dihubungkan dengan infeksi HIV dan penyebab lainnya penyakit kultur negatif. Virus patogen yang umum pada prostatitis bagi pasien yang terinfeksi HIV adalah cytomegalovirus. Mycobacteria seperti mycobacterium tuberkulosis dan jamur seperti Candida albicans.

Klasifikasi National Institutes of Health (NIH) mengklasifikasikan dan mendefinisikan kategori prostatitis yaitu :Kategori 1 : Akut bakterial prostatitis yaitu infeksi akut pada prostatKategori 2 : Kronis bakterial prostatitis, infeksi saluran kencing yang berulang dan atau infeksi kronis pada prostatKategori 3 : kronis abakterial prostatitis atau sindrom kronis nyeri panggul, ketidaknyamanan atau sakit pada bagian panggul selama 3 bulan dengan gejala yang bervariasiKategori 3a : sindrom inflamasi kronis nyeri pada panggul, sel darah putih di semen dan atau muncul pada sekresi prostat dan atau spesimen kandung kemihKategori 3b : sindrom noninflamasi kronis nyeri pada panggul, tidak ada sel darah putih di semen atau sekresi prostatKategori 4 : inflamasi prostatitis asimptomatik : berdasarkan sampel biopsi, semen, dan atau sekresi prostatik, tanpa gejala.

Manifestasi klinikDemam, meriang, rasa tidak enak, mialgia, sakit pada perineal, disuria, gangguan saluran kencing, sakit pada punggung belakang, sakit pada abdominal. Tanda dan gejala : Akut bakterial prostatitis : demam tinggi, menggigil, malaise, mialgia, nyeri lokal pada perineum, rektum, dan sacrococcygeal, dan disuria.Kronis bakterial prostatitis : disuria, sakit pada punggung dan ketidaknyamanan pada suprapubic dan perineal. 6) Diagnosis pasti dari skenario1. DefinisiGonore adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrehoeae (N. gonnorhoeae). (kapita Selekta Kedokteran jilid 2, 2000); Gonore adalah infeksi menular seksual di saluran genitourinaria bawah yang disebabkan oleh Neisseria gonnorrhoae.(buku ajar patologi edisi 7, 2007).Gonore dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genitor-genital, orogenital dan ano-genital. Tetapi, di samping itu dapat juga terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, thermometer, dan sebagainya. Oleh karena itu secara garis besar dikenal gonore genital dan gonore ekstra genital.

1. EpidemiologiGonore telah menyebar ke seluruh dunia. Laporan WHO pada tahun 1999 secara global terdapat 62 juta kasus baru gonorrhea, 27,2 juta diantaranya terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara,Di Amerika Serikat, Di Jepang terdapat peningkatan kasus infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang sudah resisten terhadap Ciprofloxacin,dan di Indonesia, data dari Departemen Kesehatan RI pada tahun 1988, angka insidensi gonorrhea adalah 316 kasus per 100.000 penduduk. Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap PSK wanita menunjukkan bahwa prevalensi gonorrhea berkisar antara 7,4 50%.Tahun 1980 an sampai pada tahun 2005 di laporkan terjadi 339.593 kasus,di mana angka ini menunjukan peningkatan, terutama pada Negara berkembang ( termaksuk Amerika Serikat).

1. EtiologiPenyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh Albert Neisser pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut masuk dalam grup Neisseria sebagai Neisseria gonorrhoeae yang bersifat komensal.

Morfologi Neisseria gonorrhoeae merupakan kuman kokus gram negative, berukuran 0,8 dan panjang 1,6, bersifat tahan asam, gram negatif, terlihat di dalam dan di luar leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39C, dan tidak tahan zat desinfektan. Secara morfologik terdiri dari 4 c tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang sangat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan nonvirulen. Gonococci biasanya menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan Neisseeria lainnya. Koloni yang pekat berhubungan dengan keberadaan protein yang berada di permuakaan, yang disebut opa. Makin kecil N. gonorrheae makin tinggi virulensinya, karena sel bakteri ini memiliki ili yang memudahkan perlekatan dengan dinding sel selaput lendir.

MikrobiologiDengan mikroskop electron, dinding N. gonorrheae terlihat mempunyai komponen-komponen permukaan yang diduga berperan pada pathogenesis virulensinya. Komponen permukaan tersebut mulai dari lapisan dalam ke luar dengan susunan sebagai berikut.1. Membrane sitoplasma. Membran ini menghasilkan beberapa enzim seperti suksinat dehidrogenase, laktat dehidrogenase, NADH dehidrogenase dan ATP ase.1. Lapisan peptidoglikan. Lapisan ini mengandung beberapa jenis asam amino seperti pada kuman gram negative lainnya. Lapisan ini mengandung penicillin binding component yang merupakan sasaran antibiotic penisilin dalam proses kematian kuman. Terjadi hambatan sintesis dinding sel, sehingga kuman akan mati.1. Membrane luar (dinding sel). Membrane ini terdiri atas beberapa komponen yang terpenting:1. Lapisan polisakarida yang memegang peranan dalam virulensi dan pathogenesis kuman N. gonorrheaea.1. Pili merupakan bagian dinding sel gonokokus yang menyerupai rambut, berbentuk batang dan terdiri dari sub unit protein sekitar 1800 dalton. Pili ini dihubungkan dengan patogenesitas kuman yang sangat berperan dalam perlekatan pada sel mukosa dan penyebaran kuman dalam inang.1. Protein. (1) porin protein (por) berfungsi sebagai penghubung anion spesifik ke dalam lapisan yang banyak mengandung lemak pada membrane luar; (2) opacity protein (Opa) banyak ditemukan pada daerah perlekatan sel antar sel dalam koloni atau sel dengan epitel yang mempunyai kemampuan menyesuaikan perubahan panas sel; (3)Reduction Modifiable Protein (RMP) yang dapat memblokade antibody yang ada dalam serum. Semua Neisseria pathogen mempunyai protein RMP; H8 protein.1. Lipo oligosakarida (LOS). Komponen ini berperan dalam menginvasi sel epitel dengan cara memproduksi endotoksin yang menyebabkan kematian sel mukosa.1. Ig A1 protease. Komponen ini berperan dalam inaktifasi pertahanan imun mukosa. Hilangnya Ig A1 protease akan menyebabkan hilangnya kemampuan gonokokus untuk tumbuh dalam sel epitel.1. PathogenesisMeskipun teah banyak peningkatan dalam pengetahuan tentang pathogenesis dari mikroorganisme, mekanisme molekular yang tepat tentang invasi gonokokkus ke dalam sel host tetap belum diketahui. Ada beberapa faktor virulen yang terlibat dalam mekanisme perlekatan, inflamasi dan invasi mukosa. Pili memainkan peranan penting dalam pathogenesis gonorre.Untuk dapat menular, harus terjadi kontak langsung mukosa ke mukosa. Tidak semua orang yang terpajan gonore akan terjangkit, dan resiko penularan laki-laki ke perempuan lebih besar terutama karena lebih luasnya selaput lendir yang terpajan dan eksudat yang berdiam lama di vagina. Setelah infeksi oleh Neisseria gonorrhoeae tidak timbul imunitas alami, sehingga infeksi dapat terjadi lebih dari satu kali. Ada masa tenggang (masa inkubasi) selama 2-10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.Pili meningkatkan adhesi ke sel host, hal ini merupakan alasan mengapa gonokok yang tidak memiliki pili kurang mampu menginfeksi manusia.tetapi dalam tubuh juga terdapat antibody antipili yang memblok epithelial dan meningkatkan kemampuan dari sel fagosit. Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar bartolini, konjungtivita mata dan rectum.

1. Manifestasi Klinis

Pada Laki-LakiSekali kontak dengan wanita yang terinfeksi, 25% akan terkena uretritis gonore dan 5 % berupa uretritis yang akut. Setelah masa tunas yang berlangsung antara 2-10 hati, penderita mengeluh nyeri dan panas pada waktu kencing yang kemudian diikuti keluarnya nanah kental berwarna kuning kehijauan.Pada keadaan ini umumnya penderita tetap merasa sehat, hanya kadang-kadang dapat diikuti gejala konstitusi ringan. Sebanyak 10% pada laki-laki dapat memberikan gejala klinis sama sekali pada saat diagnosis, tetapi hal ini sebenarnya merupakan stadium presimtomatik dari gonore. Oleh karena waktu inkubasi pada laki-laki bisa lebih panjang (1-47 hari) dengan rata-rata 8 hari dari laporan sebelumnya. Bila keadaan ini tidak segera diobat, maka dalam beberapa hari sampai beberapa minggu maka sering menimbulkan komplikasi local berupa epididimitis, seminal vesikulitis dan prostatitis, yang didahului oleh gejala klinis yang lebih berat yaitu sakit waktu kencing, frekuensi kencing meningkat, dan keluarnya tetes darah pada akhir kencing. Pada wanitaPada wanita gejala uretritis ringan atau bahkan tidak ada, karena uretra pada wanita selain pendek, juga kontak pertama pada cervix sehingga gejala yang menonjol berupa cervicitis dengan keluhan berupa keputihan. Karena gejala keputihan biasanya ringan, seringkali disamarkan dengan penyebab keputihan fisiologis sain, sehingga tidak merangsang penderita untuk berobat.Dengan demikian wanita sering kali menjadi carier dan akan menjadi sumber penularan yang tersembunyi. Pada kasus-kasus yang simptomatis dengan keluhan keputihan harus dibedakan dengan penyebab keputihan yang lain seperti trichomoniasis, vaginosis, candidiasis, maupun uretritis non gonore lainnya.Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke arah uretra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan yang mukourulen. Ini dapat berkembang ke tuba uretrine, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba. Ketidak suburban (infertilitas) terjadi pada 20% wanita dengan salpingitis karena gonococci.

Pada bayiOphtalmia neonatum yang disebabkan oleh gonococci, yaitu suatu infeksi mata pada bayi yang baru lahir yang didapat selama bayi berada dalam saluran lahir yang terinfeksi. Conjungtivitis inisial dengan cepat dapat terjadi dan bila tidak diobati dapat menimbulkan kebutaan. Untuk mencegah ophtalmia neonatorum ini, pemberian tetracycline atau eritromycin ke dalam kantung conjungtiva dari bayi yang baru lahir banyak dilakukan.

1. DiagnosisDiagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri atas 5 tahapan.1. Sediaan LangsungPada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram akan ditemukan gonokok negative-gram, intraseluler dan ekstraseluler. Bahan duh tubuh pada pria diambil dari daerah fosa navikularis, sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar bartholin, servix, dan rectum. 1. Kulturuntuk identifikasi perlu diakukan pembiakan (kultur). Dua macam media yang dapat digunakan:1. Media transport 1. Media pertumbuhanContoh media transport: Media StuartHanya untuk transport saja, sehingga perlu ditanam pada media pertumbuhan. Media TransgrowMedia ini selektif dan nutrisif untuk N. gonorrhoeae dan N. meningitides; dalam perjalanan dapat bertahan hingga 96 jam dan merupakan gabungan media transport dan media pertumbuhan , sehingga tidak perlu ditanam pada media pertumbuhan. Media ini merupakan modifikasi media Thayer Martin dengan menambahkan trimetoprim untuk mematikan Proteus spp.Contoh media pertumbuhan: Mc leods chocolate agarBerisi agar coklat, agar serum, dan agar hidrokel. Selain kuman gonokok, kuman-kuman lain juga dapat tumbuh. Media Thayer MartinMedia ini selektif untuk mengisolasi gonokok. Mengandung vankomisin untuk menekan pertumbuhan kuman gram-positif, kolestimetat untuk menekan pertumbuhan bakteri negative-gram, dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur. Modified Thayer MartinIsinya ditambahkan dengan trimetoprim untuk mencegah pertumbuhan kuman Proteus spp.

1. Tes definitif1. Tes oksidasiReagen oksidasi yang mengandung larutan tetrametil-pfenilendiamin hidroklorida 1% ditambahkan pada koloni gonokok tersangka. Semua Neisseria member reaksi positif dengan perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.1. Tes fermentasiTes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa, maltose, dan sukrosa. Kuman gonokok hanya meragikan glukosa.

1. Tes beta-laktamasePemeriksaan beta-laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL 961192 yang mengandung chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim betalaktamase1. Tes ThomsonTes Thomson iniberguna untuk mengetahui sampai mana infeksi sudah berlangsung. Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan: Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi Urin dibagi dalam dua gelas Tidak boleh menahan kencing dari gelas 1 ke gelas 2.Syarat mutlak ialah kandung kencing harus mengandung air seni paling sedikit 80-100 ml, jika air seni kurang dari 80 ml, maka gelas 2 sukar dinilai karena baru menguras uretea anterior.

1. PengobatanPengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektifitas, harga dan sedikit mungkin efek toksiknya. Pilihan utama ialah penisilin + probenesid, kecuali di daerah yang tinggi insiden Neisseria gonorrhoeae Penghasil Penisilin. Secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal. Macam-macam obat yang dapat dipakai antara lain:

1. PenisilinYang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 4, 8 juta unit + 1 gram probenesid. Obat tersebut dapat menutupi gejala sifilis. Kontra indikasinya adalah alergi penisilin.

1. Ampisilin dan amoxicillinAmpisilin dosisnya ialah 3,5 gram + 1 gram probenesid, dan amoxicillin 3 gram + 1 gram probenesid. Kontra indikasinya ialah alergi penisilin. Untuk daerahdengan Neisseria gonorrhoeae penghasil penisilinase yang tinggi, penisilin, ampisilin, dan amoxicillin tidak dianjurkan.1. SefalosporinSeftriakson (generasi ketiga) cukup efektif dengan dosis 250mg IM. Sefoperason denga dosis 0,50-1,00 gram secara intramuscular.

1. SpektinomisinDosisnyaialah 2 gram intramuscular baik untuk penderita yang aergi penisilin, yang mengalami kegagalan pengobatan dengan penisilin, dan terhadap penderita yang juga tersangka menderita sifilis karena obat ini tidak menutupi gejala sifilis.

1. KanamisinDosisnya 2gram i.m. Angka kesembuhan pada tahun 19585 ialah 85 %. Baik untuk penderita yang alergi penisilin, gagal dengan pengobatan penisilin dan terangka sifilis.

1. TiamfenikolDosisnya 3,5 gram secara oral. Angka kesembuhan pada tahun 1988 ialah 97,7 %. Tidak dianjurkan pemakaiannya pada kehamilan.

1. KuinolonDari golongan kuinolon, obat yang menjadi piihan adalah ofloksasin 400 mg, siprofloksasin 250-500mg, dan norfloksasin 800mg secara oral. Obat dengan dosis tunggal yang tidak efektif lagi ialah tetrasiklin, streptomisin, dan spiramisin.1. PencegahanPenjelasan pada pasien dengan baik dan benar sangat berpengaruh pada keberhasilan pengobatan dan pencegahan karena gonore dapat menular kembali dan dapat terjadi komplikasi apabila tidak diobati secara tuntas.Tidak ada cara pencegahan terbaik kecuali menghindari kontak seksual dengan pasangan yang beresiko. Penggunaan kondom masih dianggap yang terbaik. Serta penanaman pendidikan moral, agama dan seks perlu diperhatikan.

1. PrognosisBila didiagnosis dini dan diobati secara tepat dan segera, gonore akan memberikan prognosis yang baik. Tetapi bila terinfeksi sampai tahap lanjut atau terlambat ditangani akan menunjukan prognosis yang buruk yaitu infertilitas.

j. KomplikasiKomplikasi gonore sangata erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genitalia. Komplikasi lokal pada pria bisa berupa tisonitis (kelenjar tyson). Parauretritis, litritis (radang kelenjar littre), dan cowperitis (radang kelenjar cowper). Selain itu, infeksi dapat pula menjalar ke atas (ascendens) sehingga terjadi prostatitits, vaskulitis, epididimis, yang dapat menimbulkan infertilitas. Ibfeksi dari uretra pas posterior dapat mengenai trigonum kandung kemih yang menimbulkan trigonum. Gejala trigonitis adalah poliura, disuria terminal, dan hematuria.Pada wanita inveksi pada serviks (servititis gonore) dapat menimbulkan komplikasi salpingitis, ataupun penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul yang simptomatik ataupun asimptomatik dapat mengakibatkan jaringan parut pada tuba sehingga menyebabkan infertilitas atau kehamilan ektopik. Bila infeksi mengenai uretra dapat menjadi parauretritis, sedangkan pada kelenjar Bartholin akan menyebabkan bartholinitis.Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitidis, dan dermatitis. Kelainan yang timbul akibat hubungan kelamin selain cara genito-genital. Pada pria dan wanita dapat berupa infeksi non-genital, yaitu orofaringitis, proktitis, dan konjungtivitis.

BAB IVPENUTUPKesimpulanJadi berdasarkan penjelasan diatas kami dapat menarik kesimpulan bahwa pasien di skenario menderita penyakit menular seksual (PMS) yaitu penyakit Gonore. Gonore adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrehoeae (N. gonnorhoeae), yang secara umum penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genitor-genital, orogenital dan ano-genital. Tetapi, di samping itu dapat juga terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, thermometer, dan sebagainya. Pencegahan yang dapat kita lakukan adalah menghindari kontak seksual dengan pasangan yang beresiko. Penggunaan kondom, serta penanaman pendidikan moral, agama dan seks. Penyakit gonore ini prognosisnya baik jika cepat ditangani dan jika terlambat ditangani akan menyebabkan infertilitas.

DAFTAR PUSTAKA1. Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisilogi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu1. Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC1. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta: EGC1. Moore L Keith, Anne M. 2003. Anatomi klinis Dasar.Jakarta: Hipocrates1. Setiati, Siti Dan Idrus Alwi. Dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, Jakarta : Interna Publishing1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. infeksi saluran kemih. editor sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellus SK, Setiati S. Ilmu penyakit dalam Edisi V. Jakarta: Interna publishing. 2009.1. Naber KG, Bergman B, Bishop MC, Johansen TEB, Botto H. European Association of urology : guidelines on urinary and Male genital Tract Infections. 20011. Infeksi saluran kemih, http://emedicine.medscape.com/article/438091-overview#showall, diakses tanggal 24 Maret 2015.1. Brunner & Suddath.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC1. Tessy, Agus dkk. 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI1. Sukandar, E. Infeksi Saluran Kemih. In Sudoyo A.W, et all.ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Internal Publishing. 2009:1008-1014.1. Sukandar, E. Infeksi (non spesifik dan spesifik) Saluran Kemih dan Ginjal. In Sukandar E. Nefrologi Klinik Edisi III. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII) Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD. 2006: 29-721. Daili S. F. 2005. Gonore. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-4. hal 367-378. FKUI: Jakarta1. Ernawati. Uretritis Gonore. FK UKSW: Surabaya. Diakses tanggal 10 Maret 2013. Tersedia dari http://www.fk.uksw.ac.id/1. Geo F. Brooks, Janet S. Butel, dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.

Page | 42