Bakteri Penyebab ISK

18
BAKTERI PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DISUSUN OLEH : Dr. SRI AMELIA, M.Kes NIP. 197409132003122001 DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 Universitas Sumatera Utara

description

bakteri penyebab infeksi saluran kemih

Transcript of Bakteri Penyebab ISK

  • BAKTERI PENYEBAB

    INFEKSI SALURAN KEMIH

    DISUSUN OLEH :

    Dr. SRI AMELIA, M.Kes NIP. 197409132003122001

    DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    2011

    Universitas Sumatera Utara

  • DAFTAR ISI

    BAB I Pendahuluan .......................................................................................... 1 BAB II Tinjauan Pustaka Patogenesis Infeksi Saluran Kemih.................................................................... 3 Penyebab Infeksi Saluran Kemih ....................................................................... 4 Manifestasi Klinis .............................................................................................. 4 Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih.......................................................... 6 Diagnosis

    a. Cara pengumpulan dan pengambilan bahan pemeriksaan ..................... 12 b. Pemeriksaan mikroskopis ...................................................................... 12 c. Pembiakan .............................................................................................. 13

    Pengobatan ......................................................................................................... 14 BAB III Kesimpulan .......................................................................................... 15 Daftar Pustaka .................................................................................................... 16

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Infeksi saluran kemih sering dijumpai di masyarakat yang dapat menyerang

    semua kelompok umur. Infeksi ini lebih sering menginfeksi kaum wanita dibanding kaum

    pria. Prevalensi infeksi saluran kemih tergantung umur penderita dan jenis kelamin.

    Diperkirakan lebih dari 40% wanita pernah menderita infeksi saluran kemih di sepanjang

    hidupnya, terutama wanita dengan perilaku seksual aktif. Kehamilan dan menopause

    merupakan dua keadaan yang menyebabkan peningkatan resiko timbulnya infeksi saluran

    kemih, hal ini diduga berhubungan dengan tingkat keasaman urin.

    Pria jarang menderita infeksi saluran kemih kecuali bila mereka memasuki usia

    limapuluhan. Pada usia limapuluhan pada pria mulai terjadi pembesaran prostate

    sehingga mengganggu pengosongan kandung kemih, hal inilah yang mendorong

    timbulnya kolonisasi bakteri pada urin. Pada penderita yang lebih tua, pembedahan

    prostate, timbulnya inkontinensia urin, pemakaian kateter yang berlangsung lama dapat

    menjadi pendorong timbulnya infeksi pada 30-40% penderita. Pada penggunaan kateter

    lurus, resiko timbulnya infeksi sekitar 1%, sedang pada penggunaan kateter indwelling

    resiko timbulnya infeksi sekitar 10%.

    Infeksi saluran kemih ini dapat dibagi atas dua kelompok yaitu infeksi saluran

    kemih bagian atas dan infeksi saluran kemih bagian bawah. Infeksi saluran kemih bagian

    atas meliputi infeksi pada ginjal (nefritis atau pyelonefritis) dan infeksi pada ureter

    (ureteritis). Sedang infeksi saluran kemih bagian bawah meliputi infeksi pada kandung

    kemih (cystitis), infeksi pada uretra (uretritis) dan pada laki-laki termasuk infeksi pada

    prostate (prostatitis).

    Sistem saluran kemih biasanya steril dari kolonisasi bakteri, namun pada uretra

    yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan dekat dengan perineum pada wanita,

    merupakan tempat yang sangat potensial terhadap kolonisasi mikroba patogen.

    Perlindungan alamiah tubuh untuk mencegah menjalarnya infeksi ke saluran kemih

    bagian atas (ascending) adalah adanya aliran kemih yang teratur, mekanisme pertahanan

    dari mukosa saluran kemih yang berusaha mengeluarkan mikroba patogen dari saluran

    kemih dimana mukosa saluran kemih dilapisi oleh mukus yang mampu mencegah

    Universitas Sumatera Utara

  • perlekatan mikroba dan diproduksinya IgA sebagai pertahanan lokal pada mukosa untuk

    mencegah perlekatan mikroba dan menetralisir toksin yang dihasilkan mikroba, sifat

    antibakterial dari urin dimana sifat keasaman dari urin menghalangi tumbuhnya berbagai

    macam mikroba dan adanya sphincter yang memisahkan uretra dari kandung kemih dan

    saluran kemih bagian atas.

    Beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan menjalarnya infeksi ke saluran

    kemih bagian atas antara lain :

    1. Mekanisme berkemih yang abnormal yang dapat disebabkan karena terganggunya

    aliran urin sehingga bakteri dapat berkembangbiak pada sisa urin.

    2. Kerusakan dari uroepitelium, yang diikuti dengan timbulnya infeksi pada epitel

    saluran kemih.

    3. Kandungan urin yang abnormal, misalnya urin dengan kadar glukosa yang tinggi

    misalnya glukosuria, sehingga menjadi tempat yang sangat baik untuk

    berkembangbiaknya mikroba.

    4. Benda asing, seperti batu, tumor, telur schistosoma dan granuloma, yang

    menyebabkan kolonisasi mikroba pathogen, dimana benda asing tersebut

    bertindak sebagai reservoir pada infeksi saluran kemih.

    5. Hilangnya fungsi sphincter (termasuk dengan penggunaan indwelling kateter),

    sehingga hilangnya barrier terhadap penjalaran ke atas infeksi saluran kemih.

    6. Kehamilan akan menyebabkan dilatasi saluran kemih, penurunan motilitas dan

    meningkatnya volume urin yang tersisa, sehingga menjadi faktor pendorong

    timbulnya penjalaran ke atas dari infeksi saluran kemih.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Patogenesis Infeksi Saluran Kemih

    Urin yang diproduksi oleh ginjal yang kemudian diterima oleh pelvis renal dan

    ureter untuk dialirkan menuju kandung kemih adalah steril. Infeksi pada saluran kemih

    biasanya disebabkan karena masuknya bakteri ke lingkungan ini dan berkembangbiak

    disana. Flora normal di daerah perineum yang berasal dari usus besar merupakan mikroba

    yang sering masuk ke dalam saluran kemih. Pada orang-orang dengan perilaku seksual

    menyimpang sering menyebabkan perpindahan tempat kolonisasi bakteri ke saluran

    kemih. Pada kondisi ini, resiko kaum wanita terinfeksi lebih sering dibanding pria, karena

    ukuran uretra yang pendek. Pemakaian kateter terutama indwelling kateter juga

    merupakan faktor penyebab terjadinya infeksi saluran kemih. Adanya bakteremia juga

    menyebabkan banyaknya bakteri pada urin

    Meningkatnya jumlah bakteri di urin, dapat disebabkan karena beberapa faktor

    antara lain, komponen dari urin itu sendiri yang banyak mengandung nutrien yang

    disukai oleh bakteri, keadaan penderita dimana terjadi penurunan fungsi berkemih yang

    bisa disebabkan karena adanya sumbatan, kelainan struktur saluran kemih dan pemakaian

    kateter, serta kemampuan bakteri itu sendiri untuk dapat menempel pada perineum dan

    mukosa uroepitelial dan menghasilkan eksotoksin.

    Strain uropathic dari Escherichia coli memiliki pili tipe I, pili yang sensitif

    terhadap manosa, yang berperanan dalam kolonisasi bakteri di saluran kemih. Pili tipe P

    biasanya menyebabkan kolonisasi pada ginjal. Pili-pili ini dikode oleh gen pap

    (pyelonephritis-associated pili). Pili tipe P dibagi lagi ke dalam beberapa tipe antigenik

    sampai ke -D-Gal-(1,4)--D-Gal (globobiose). Ekspresi dari gen pap ini akan mengubah

    respon terhadap beberapa stimulus, termasuk stimulus temperatur dan konsentrasi

    glukosa. Pada penempelan bakteri pada mukosa uroepitelial, akan menurunkan

    kemampuan makrofag melakukan fagositosis.

    Bakteri gram-negatif yang menghasilkan endotoksin memiliki aktivitas yang

    sinergis dengan pili tipe P. Strain uropathogenic menghasilkan eksotoksin yang ditandai

    dengan RTX hemolisin. 2

    Universitas Sumatera Utara

  • Penyebab

    Lebih dari 95% infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri tunggal dan 90%-

    nya adalah Escherichia coli. Enterobacteriaceae lain seperti Klebsiella, Proteus dan

    Enterococcus, juga Pseudomonas dan bakteri gram positif akan meningkatkan frekuensi

    timbulnya infeksi saluran kemih pada pasien-pasien dengan penyakit kronis, komplikasi

    dan pasien-pasien rumah sakit. Di Amerika Serikat terdapat sekitar 900.000 kasus infeksi

    saluran kemih yang berasal dari infeksi nosokomial, dan kemungkinan 90% dari

    keseluruhan kasus tersebut berhubungan dengan pemakaian kateter urin. Staphylococcus

    saprophyticus, sering menjadi penyebab infeksi pada orang-orang muda khususnya pada

    wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi. Candida juga dilaporkan sebagai penyebab

    infeksi saluran kemih pada penderita yang menerima pengobatan antibakterial, dan pada

    penderita diabetes.3,4

    Manifestasi Klinis

    a. Infeksi saluran kemih bagian bawah

    Uretritis

    Uretritis biasanya berhubungan dengan penyakit menular seksual. Pada wanita

    sering dipengaruhi adanya infeksi pada organ genital seperti kandidiasis dan vaginitis

    non-spesifik.

    Organisme yang sering terlibat sebagai penyebab uretritis antara lain, herpes

    simpleks, Escherichia coli, Staphylococcus saprophyticus (pada wanita muda),

    Enterobacteriaceae lain, Neisseria gonorrhoeae, Clamydia trachomatis, Gardnerella

    vaginalis, Candida albicans, Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealitikum.

    Uretritis umumnya terjadi pada wanita. Dua pertiga kasus disebabkan oleh E.coli.

    Uretritis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual, biasanya disebabkan oleh

    Klamidia trakomatis dan Neisseria gonorrhoeae. Angka kejadian meningkat pada pria

    homoseksual.

    Gambaran klinis dari uretritis adalah frequensi, tidak dapat menahan kencing, dan

    disuria. Pada pria dengan penyakit menular seksual, akan dijumpai adanya sekret uretral

    yang mukopurulent, yang sering dijumpai pada pagi hari. Sebagian kasus uretritis

    Universitas Sumatera Utara

  • disebabkan oleh bakteri koliform, kecuali pada wanita dapat disebabkan oleh

    Staphylococcus saphrophyticus.

    Cystitis

    Cystitis adalah proses peradangan pada kandung kemih. Angka kejadian pada

    wanita sepuluh kali lebih sering dibanding pada pria, karena uretra pada wanita

    panjangnya kurang dari 2 inci sehingga memudahkan masuknya mikroba ke dalam

    saluran kemih. Pada kelompok umur yang lebih tua, biasanya cystitis pada laki-laki

    disebabkan karena adanya pembesaran prostat, sedang pada wanita karena adanya

    prolapse atau atrofi vagina.

    Organisme yang mungkin terlibat sebagai penyebab cystitis adalah Adenovirus,

    Escherichia coli, Staphilococcus saphrophyticus, Klebsiella pneumoniae, bakteri koliform

    lainnya, Proteus mirabilis, Candida albicans dan Staphylococcus aureus.

    Gejala yang timbul pada cystitis adalah disuria, seringnya berkemih (frequency),

    urgency (tidak mampu menahan kemih), pyuria (adanya lekosit di dalam urin), dan rasa

    tidak enak pada daerah suprapubik. Urin sering terlihat keruh, berwarna merah terang

    atau merah jambu, karena terjadi proteinuria dan hematuria.

    Pada beberapa kasus, cystitis dihubungkan dengan proses bakteremia, dimana

    akan dijumpai gejala demam tinggi dan menggigil sampai dengan timbulnya shok septik.

    Bakteremia biasanya disebabkan karena adanya benda asing pada saluran kemih seperti

    akibat penggunaan kateter.

    Prostatitis

    Prostatitis akut disebabkan karena bakteri patogen pada saluran kemih. Bakteri

    yang bertanggung jawab atas timbulnya prostatitis adalah 80%-nya adalah E.coli, 10-

    15% Serratia spp, 5-10% Enterococcus, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, Proteus,

    dan kadang-kadang Staphylococcus.

    Pada keadaan akut, penyakit ini menimbulkan gejala sistemik yang berat, berupa

    demam dan dapat diikuti dengan timbulnya sindroma sepsis. Gejala lain adalah rasa nyeri

    pada daerah perineum pada saat duduk, pada punggung bawah dan kadang-kadang pada

    penis dan rektum. Adanya keinginan untuk berkemih terus menerus dan sakit saat

    berkemih. Pembesaran prostat dapat menekan uretra sehingga tejadi retensi urin yang

    Universitas Sumatera Utara

  • akut. Pada pemeriksaan colok dubur akan teraba kelenjar prostat yang halus, lembut,

    membengkak dan panas.

    b. Infeksi saluran kemih bagian atas

    Pyelonefritis

    Dua puluh lima persen dari kasus cystitis yang tidak diobati, dapat berlanjut

    menjadi pyelonefritis, dimana terjadi peradangan pada satu atau kedua ginjal.

    Pyelonefritis ditandai dengan adanya nyeri pinggang disertai adanya nyeri tekan

    pada ginjal, demam dengan suhu melebihi 38,3C. Dapat pula dijumpai gejala lain seperti

    menggigil, mual dan diare. Pada ginjal yang sudah mengalami hidronefrosis dapat teraba

    massa seperti ballon pada abdomen atas. Bakteri yang bertanggungjawab dalam

    timbulnya pyelonefritis 75% adalah E.coli. Jika pyelonefritis berlangsung kronis, dapat

    menyebabkan timbulnya parut pada ginjal dan penurunan fungsi dari ginjal tersebut.

    Ureteritis

    Proses peradangan pada satu atau kedua ureter. Biasanya disebabkan karena

    penyebaran infeksi dari kandung kemih atau infeksi yang berasal dari ginjal.

    Bakteri penyebab infeksi saluran kemih

    a. E.coli

    Sekitar 90% infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri E.coli terutama pada

    wanita muda. Infeksi bakteri ini menimbulkan gejala sering kencing, disuria, hematuria

    dan piuria. Bila infeksi sudah menyebar ke saluran kemih bagian atas dapat timbul gejala

    nyeri pinggang. Namun tak satupun gejala-gejala ini bersifat khusus untuk infeksi E.coli.

    Infeksi saluran kemih bagian atas dapat menimbulkan bakteremia yang diikuti tanda-

    tanda sepsis dan septik shok.

    E.coli merupakan bakteri batang gram-negatif dengan ujung membulat, yang

    hidup normal di saluran usus manusia. Bakteri ini dapat tumbuh pada kondisi aerob dan

    anaerob sehingga disebut bersifat anaerob fakultatif, walaupun pertumbuhan lebih

    optimum pada kondisi aerob. Bakteri ini dapat melakukan pergerakan dan tidak

    menghasilkan spora. Komponen dinding sel bakteri E.coli sama dengan bakteri-bakteri

    yang masuk ke dalam kelompok Enterobacteriaceae dimana terdapat 3 macam antigen

    yaitu antigen permukaan (antigen O), antigen kapsul (antigen K) dan antigen Flagel

    Universitas Sumatera Utara

  • (antigen H). Ketiga antigen ini sangat penting dalam menyebabkan infeksi oleh E.coli.

    Antigen K pada E.coli berfungsi sebagai faktor virulensi dalam menyebabkan infeksi

    saluran kemih, karena pada kapsul E.coli banyak terdapat pili-pili yang menyebabkan

    perlekatan dengan sel uroepitelium.

    Pada perbenihan E.coli membentuk koloni yang bundar, cembung, halus dengan

    pinggiran yang jelas. Bakteri E.coli memiliki kemampuan memfermentasi laktosa

    sehingga akan menghasilkan koloni berwarna pink (koloni asam) bila ditanam pada

    MacConkey. Isolat urin dengan cepat dapat dikenali sebagai E.coli karena terjadi

    hemolisis pada agar darah, morfologi koloni yang khas dengan kilau iridesen pada

    perbenihan EMB. Pada reaksi biokimia secara khas memberi hasil positif pada tes indol,

    lisin dekarboksilase, dan peragian manitol serta membentuk gas dari glukosa.

    Kemampuan E.coli uropathik dalam menyebabkan infeksi saluran kemih secara

    umum karena faktor virulensi seperti alpha hemolisin, pili P yang menyebabkan

    perlekatan bakteri pada sel uroepitelium pada reseptor digalactoside terutama pada

    infeksi saluran kemih bagian atas, dan pili tipe 1 penting dalam perlekatan bakteri dengan

    sel uroepitelium pada kandung kemih.

    Gambar 1. Persentase bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran kemih

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Klebsiella

    Klebsiella jenis K.pneumoniae dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan

    bakteremia pada pasien-pasien yang immunocompromised dan sering menjadi penyebab

    infeksi nosokomial. Pili yang terdapat pada permukaan sel bakteri diduga sebagai faktor

    penyebab perlengketan bakteri pada sel uroepitelium.

    Klebsiella merupakan bakteri batang gram negatif, yang memiliki kapsul yang

    tebal bila dilihat di bawah mikroskop dan merupakan bakteri yang tidak dapat bergerak.

    Pada perbenihan koloni Klebsiella besar, sangat mukoid dan cenderung bersatu bila lama

    dieramkan. Bakteri ini mampu memfermentasi laktosa sehingga menghasilkan koloni

    berwarna pink (koloni asam) bila ditanam pada MacConkey. Pada reaksi biokimia, tes

    lisin dekarboksilase, tes sitrat positif, dan tes voges-proskauer menunjukkan hasil positif.

    Gambar 2. Klebsiella pada MacConkey

    c. Enterobacter

    Enterobacter aerogenes merupakan bakteri yang hidup bebas dalam saluran usus,

    dapat dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan sepsis. Bakteri ini merupakan

    bakteri batang gram-negatif dengan kapsul yang kecil. Mampu memfermentasi laktosa

    dan dapat menghasilkan koloni yang mirip dengan Klebsiella walaupun tidak mukoid.

    Enterobacter dapat bergerak bebas menggunakan flegella peritrik. Spesies ini tidak

    begitu virulen dibanding dengan Klebsiella, dan biasanya dijumpai pada infeksi

    campuran dan diduga sebagai penyebab infeksi nosokomial. Bakteri ini pada reaksi

    biokimia memberi hasil positif terhadap tes sitrat, ornitin dekarboksilase, voges

    proskauer, dan membentuk gas dari glukosa.

    d. Proteus

    Spesies Proteus menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri ini

    meninggalkan saluran usus. Bakteri ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan

    Universitas Sumatera Utara

  • menyebabkan bakteremia, pada penderita yang lemah atau pada penderita yang diinfus

    intravena. Proteus mirabilis dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan diduga

    transmisinya melalu penggunaan kateter. Proteus vulgaris dan Morganella morganii

    merupakan patogen nosokomial yang penting.

    Spesies Proteus menghasilkan urease, mengakibatkan hidrolisis urea yang cepat

    dengan pembebasan amonia. Oleh karena itu infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh

    Proteus menyebabkan urine bersifat basa, sehingga memudahkan pembentukan batu dan

    praktis tidak mungkin mengasamkannya. Bakteri ini mampu bergerak cepat, inilah yang

    diduga berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih.

    Pada media perbenihan padat akan terlihat gambaran koloni swarming

    (pertumbuhan menyebar pada permukaan media, membentuk pola menyerupai lingkaran

    tahun pada pohon). Proteus dapat mendeaminasi fenilalanin, tumbuh pada perbenihan

    kalium sianida (KCN), meragikan xilosa, dan meragikan laktosa secara amat lambat atau

    tidak sama sekali.

    e. Serratia

    Serratia marcescens adalah patogen oportunistik yang biasa menyerang pasien

    yang dirawat di rumah sakit. Serratia menyebabkan pneumonia, infeksi saluran kemih,

    bakteremia dan endokarditis terutama pada pasien yang dirawat di rumah sakit dan

    pecandu narkotika. Bakteri ini resisten terhadap aminoglikosida dan penisilin, penderita

    yang terinfeksi dapat diobati dengan sefalosporin generasi ketiga.

    f. Pseudomonas aeruginosa

    Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri batang gram-negatif, dapat terlihat

    tunggal atau berpasangan dan kadang-kadang membentuk rantai pendek. Bakteri ini

    dapat bergerak. Pseudomonas aeruginosa sering terdapat sebagai flora normal di usus.

    Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa bersifat aerob obligat. Pada perbenihan

    membentuk koloni halus bulat dengan warna fluoresensi kehijauan. Bakteri ini sering

    menghasilkan piosianin, pigmen kebiru-biruan yang tak berfluoresensi, yang berdifusi ke

    dalam agar. Selain menghasilkan piosianin, bakteri ini juga menghasilkan pioverdin yang

    berfluoresensi memberikan warna kehijauan pada agar.

    Pseudomonas aeruginosa dalam biakan menghasilkan berbagai jenis koloni,

    sehingga memberi kesan biakan campuran dari berbagai spesies bakteri. Pada jenis koloni

    Universitas Sumatera Utara

  • yang berbeda mempunyai aktivitas ezimatik yang berbeda dan kepekaan antimikroba

    yang berbeda pula.

    Pseudomonas aeruginosa tumbuh dengan baik pada suhu 37-42C. Kemampuan

    bekteri ini tumbuh pada suhu 42C membantu membedakan spesies ini dari spesies

    Pseudomonas yang lain. Bakteri ini bersifat oksidase positif dan tidak meragikan

    karbohidrat.

    Pseudomonas aeruginosa hanya bersifat patogen bila masuk ke daerah yang

    fungsi pertahanannya abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit robek karena

    kerusakan jaringan langsung, pada pemakaian kateter air kemih atau kateter intravena.

    Bakteri melekat dan membentuk kolonisasi pada selaput mukosa atau kulit, menginvasi

    secara lokal, dan menimbulkan penyakit sistemik. Proses ini dibantu oleh pili, enzim dan

    toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini.

    g. Staphylococcus

    Staphylococcus adalah bakteri berbentuk bulat gram-positif, yang tersusun

    berkelompok seperti anggur. Terdapat tiga spesies utama yang penting secara klinik yaitu

    Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus.

    Staphylococcus aureus bersifat patogen dan invasif, cenderung menghasilkan

    koagulase positif, pigmen kuning pada media perbenihan dan bersifat hemolitik pada agar

    darah. Staphylococcus epidermidis cenderung bersifat koagulase negatif dan tidak

    hemolitik, pada perbenihan terlihat koloni berwarna putih. Organisme ini jarang

    menyebabkan pernanahan tetapi dapat menginfeksi prostesis ortopedik atau

    kardiovascular. Staphylococcus saprophyticus secara khas tidak berpigmen, koagulase

    negatif, non hemolitik dan resisten terhadap novobiosin. Staphylococcus dengan

    koagulase negatif merupakan flora normal di tubuh, namun kadang-kadang menyebabkan

    infeksi, seringkali berkaitan dengan alat-alat yang ditanam, khususnya pada pasien yang

    sangat muda, tua dan dengan fungsi imun yang terganggu. Staphylococcus saprophyticus

    sering menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda.

    Pada perbenihan bakteri ini mudah tumbuh baik dalam keadaan aerobik atau

    mikroaerofilik. Bakteri ini tumbuh paling cepat pada suhu 37C, namun membentuk

    pigmen yang paling baik pada suhu kamar 20-25C. Koloni pada perbenihan padat

    berbentuk bundar, halus, menonjol dan berkilau. Bakteri ini juga menghasilkan katalase,

    Universitas Sumatera Utara

  • yang membedakannya dengan Streptococcus. Selain itu juga meragikan banyak

    karbohidrat dengan lambat, menghasilkan asam laktat, tetapi tidak menghasilkan gas.

    h. Enterococcus fecalis

    Enterococcus merupakan penyebab infeksi saluran kemih oportunistik yang

    disebabkan karena manipulasi pada saluran kemih seperti penggunan kateter urin. Bakteri

    ini paling sering menyebabkan infeksi nosokomial, terutama pada unit perawatan intensif,

    dan hanya pada pengobatan dengan sefalosporin dan antibiotika lain dimana mereka

    bersifat resisten.

    Enterococcus merupakan bakteri bentuk kokus gram-positif dengan susunan

    membentuk rantai atau berpasangan, dimana bentuk dari sel tunggal dapat memanjang

    menyerupai batang pendek, yang hampir mirip dengan Streptococcus. Bakteri ini tumbuh

    dalam kondisi anaerob fakultatif. Pada perbenihan agar darah menghasilkan koloni kecil

    berwarna kelabu setelah diikubasi selama 24 jam pada suhu 35C dan bersifat

    nonhemolitik atau alpha-hemolitik. Pada tes katalase menunjukkan hasil negatif atau

    positif lemah.

    Sebenarnya, kebanyakan spesies Enterococcus memiliki gambaran karakteristik

    yang dijumpai pada Streptococcus pyogenic, termasuk dijumpainya antigen Lancefield

    grup D. Bakteri ini dijumpai normal pada saluran cerna, dan memiliki kemampuan hidup

    dalam konsentrasi tinggi garam empedu dan NaCl.

    i. Chlamydia trachomatis

    Chlamydia merupakan bakteri gram-negatif yang tidak memiliki mekanisme

    untuk menghasilkan energi metabolik dan tidak dapat mensintesis ATP, oleh sebab itu

    bakteri ini bersifat intraseluler. Chlamydia merupakan parasit obligat intraseluler.

    Dalam perkembangannya, bakteri ini terdiri dua fase yaitu badan retikulat dan

    badan elementer. Badan elementer merupakan bentuk infeksius yang mengandung

    nukleoid yang padat elektron, sedang bentuk retikulat sama sekali tidak mengandung

    nukleoid yang padat elektron. Siklus perkembangan Chlamydia memerlukan waktu 24-

    48 jam.

    Chlamydia tumbuh pada biakan berbagai macam sel eukariotik. Sel McCoy

    ditambah dengan sikloheksimid sering digunakan untuk mengisolasi bakteri ini.

    Universitas Sumatera Utara

  • Diagnosis

    Pada keadaan normal, saluran kemih bebas dari kolonisasi bakteri atau steril,

    tetapi pada meatus uretra dan sekitar perineum dapat ditemukan kolonisasi bakteri yang

    berasal dari flora normal di kulit dan saluran cerna. Pada wanita flora normal pada vagina

    dapat menyebabkan kontaminasi uretra.

    a. Cara pengumpulan dan pengambilan bahan pemeriksaan

    Pengumpulan bahan yang sesuai merupakan langkah yang paling penting dalam

    membiakkan urin. Bahan yang baik dapat diperoleh dengan membersihkan terlebih

    dahulu meatus dengan sabun dan air pada pria, sedang pada wanita membuka labia dan

    membersihkan vulva, baru kemudian ditampung urin arus tengah dalam wadah yang

    steril. Kateterisasi menimbulkan resiko masuknya mikroorganisme ke dalam kandung

    kemih, namun kadang-kadang tidak dapat dihindari. Urin terpisah yang berasal dari ginjal

    dan ureter kiri kanan biasanya diambil oleh seorang ahli urologi dengan menggunakan

    kateter sistoskopi. Jika dipakai kateter sementara dan system pengumpulannya tertutup,

    maka urin harus diambil melalui aspirasi steril dai kateter dengan jarum dan semprit,

    bukan dari kantong pengumpul. Untuk menyelesaikan masalah diagnostik, urin dapat

    diaspirasi langsung secara aseptik dari kandung kemih yang penuh dengan punksi supra-

    pubik pada dinding perut.

    Untuk sebagian besar pemeriksaan, 0,5 mL urin ureter atau 5 mL urin yang

    dikeluarkan sudah mencukupi. Karena banyak jenis mikroorganisme membelah diri

    dengan cepat dalam urin pada suhu kamar atau suhu tubuh, maka bahan urin harus

    dikirim secepatnya ke laboratorium atau dibekukan tidak lebih dari semalam.

    b. Pemeriksaan mikroskopis

    Banyak yang dapat dipelajari dari pemeriksaan mikroskopik urin yang sederhana.

    Tetesan urin segar yang tidak disentrifugasi ditempatkan pada suatu gelas objek, ditutupi

    dengan kaca penutup, dan diperiksa dengan intensitas cahaya yang dibatasi objektif

    kering-tinggi dari suatu mikroskop klinik, dari sini biasanya dapat ditemukan lekosit, sel

    epitel, dan bakteri. Jika bakteri yang ditemukan lebih dari 105/mL dalam urin yang

    dikumpulkan dan diperiksa dengan baik, merupakan bukti kuat mengenai infeksi saluran

    kemih aktif.

    Universitas Sumatera Utara

  • Urin yang disentrifugasi dengan singkat mudah mengendapkan sel pus urin, yang

    mungkin membawa bakteri sehingga dapat membantu penegakkan diagnosis. Adanya

    unsur berbentuk lain dalam sedimen atau adanya proteinuria secara langsung sedikit

    membantu identifikasi spesifik terhadap infeksi saluran kemih aktif. Sel pus dapat

    ditemukan tanpa bakteri, dan sebaliknya, bakteriuria dapat ditemukan tanpa piuria.

    Banyaknya sel epitel skuamosa, laktobasili atau flora campuran dalam biakan

    menunjukkan bahwa proses pengumpulan bahan pemeriksaan tidak benar.

    Sebagian urin dipstick yang mengandung lekosit esterase dan nitrit, mengukur

    berturut-turut sel polimorfonuklear dan bakteri, dalam urin. Reaksi positif memberi

    dugaan kuat terhadap infeksi bakteri saluran kemih.

    Gambar 3. Bakteri batang gram-negatif pada pemeriksaan mikroskopis urin

    c. Pembiakan

    Biakan urin agar bermakna, harus dilakukan secara kuantitatif. Urin yang

    dikumpulkan sebagaimana mestinya dibiakkan dalam jumlah tertentu dalam perbenihan

    padat, kemudian dihitung koloni yang tampak setelah diinkubasi, untuk menunjukkan

    jumlah bakteri per mililiter. Prosedur yang biasa adalah dengan menyebarkan 0,01-0,1

    mL urin yang tidak diencerkan pada lempeng agar darah dan perbenihan lain untuk

    biakan kuantitatif. Semua perbenihan diinkubasi semalaman pada suhu 37C. Kemudian

    dibandingkan kepadatan pertumbuhan bakteri dengan fotograf dari beragam kepadatan

    pertumbuhan pada bakteri serupa dan menghasilkan data semikuantitatif.

    Pada pyelonefritis aktif, jumlah bakteri dalam urin yang dikumpulkan melalui

    kateter ureteral relatif rendah. Sementara berakumulasi dalam kandung kemih, bakteri

    membelah diri dengan cepat dan segera mencapai jumlah yang melebihi 105/mL, jumlah

    ini melebihi jumlah yang dapat terjadi sebagai akibat kontaminasi oleh flora uretra atau

    Universitas Sumatera Utara

  • kulit atau dari udara. Karena itu, lazimnya disetujui bahwa jika lebih dari 105 koloni / mL

    dikultivasi dari biakan urin yang dibiakkan dan dikumpulkan dengan semestinya, maka

    hal ini dapat merupakan bukti kuat terhadap infeksi saluran kemih aktif. Adanya lebih

    dari 105 bakteri dengan jenis yang sama per mililiter dalam dua bahan berturut-turut

    menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih aktif dengan kepastian 95%. Jika lebih

    sedikit bakteri dibiakkan, pemeriksaan ulang urin merupakan indikasi untuk menetapkan

    adanya infeksi.

    Adanya kurang dari 104 bakteri/mL, termasuk beberapa jenis bakteri yang

    berbeda, menunjukkan bahwa organisme berasal dari flora normal dan merupakan

    kontaminan, biasanya berasal dari bahan yang dikumpulkan tidak sebagaimana mestinya.

    Ditemukannya 104/mL bakteri batang gram-negatif jenis tunggal menunjukkan dengan

    kuat adanya infeksi saluran kemih, khususnya pada pria. Kadang-kadang wanita muda

    dengan disuria akut dan infeksi saluran kemih akan mempunyai 102-103/mL. Jika biakan

    negatif tetapi ditemukan tanda klinik infeksi saluran kemih, dapat diduga adanya

    sindroma uretral, obstruksi ureteral, tuberkulosis kandung kemih atau penyakit lain.

    Pengobatan

    Pengobatan infeksi saluran kemih didasarkan pada kultur bakteri penyebab dan uji

    kepekaan antimikroba. Sulfonamid dan trimetoprim merupakan antibiotika yang secara

    lokal masih sensittif. Penggunaan obat ini dapat secara tunggal atau kombinasi dengan

    sulfametoksazol, fluoroquinolon, dan nitrofurantoin. Resistensi terhadap pemakaian

    ampisilin sebagai antibiotika sekitar 25% dari keseluruhan kasus. Keberhasilan

    pengobatan harus dilihat dengan melakukan kultur urin 1-2 minggu setelah pengobatan.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB III

    KESIMPULAN

    1. Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang mengenai saluran kemih mulai dari

    uretra sampai ke ginjal, dimana penyebaran infeksi biasanya secara ascending.

    2. Penyebab infeksi saluran kemih umumnya bakteri-bakteri batang gram negatif

    dimana E.coli sebagai penyebab tersering (80%).

    3. Manifestasi klinis sesuai dengan bagian mana dari saluran kemih yang terlibat,

    bila infeksi melibatkan saluran kemih bagian bawah, manifestasi klinis yang khas,

    frequensi, urgensi dan disuria. Bila yang terinfeksi saluran kemih bagian atas,

    gejala yang khas adanya nyeri pinggang dan nyeri tekan di daerah ginjal.

    4. Penegakan diagnosis dari infeksi saluran kemih bila ditemukan bakteriuria dengan

    kriteria sebagai berikut :

    a. Bakteriuria dengan kuantitative >100.000 cfu/ml

    b. Bakteriuria dengan kuantitative

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Engelkirk, Burton. Burtons Microbiology for The Health Sciences. Eight Edition. Lippincoat Williams & Wilkins. 2007. p. 317-319.

    2. Bannister, Gillespie, Jones. Infection Microbiology and Management. Third

    Edition. Blackwell Publishing. 2006. p. 226-236.

    3. Ryan. Sheriss Medical Microbiology. Fourth Edition. MacGraw Hill Companies. 2004. p. 867-871.

    4. Tortora, Funke, Case. Microbiologi an Introduction. Seventh Edition. Addison

    Wesley Longman. 2001. p. 722-725.

    5. Brooks, Butel, Morse. Jawetz, Melnick & Adelberg Medical Microbiology. Twenty second edition. Appleton & Lange. 2002.

    Universitas Sumatera Utara

    Judul + Daftar IsiBakteri Penyebab ISK