Presentasi Referat - Kehamilan Abdominal
-
Upload
naysh-rhiiu -
Category
Documents
-
view
132 -
download
9
description
Transcript of Presentasi Referat - Kehamilan Abdominal
Oleh: AISYAH MUHRINI SOFYAN
Pembimbing: dr. Hj. Juminten Saimin, Sp. OG
(K)
Kehamilan Ektopik Abdominal
Presentasi Referat KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUP BAHTERAMAS
MARET 2014
PendahuluanKehamilan abdominal merupakan bentuk dari kehamilan ektopik yang berlokasi di
kavum peritoneal
Hal ini terjadi jika perjalanan ovum yang dibuahi di sepanjang tuba Fallopi terganggu
karena terjadi kerusakan tuba
Kehamilan abdomen terjadi 1,4% dari kehamilan ektopik dan 0,01% dari seluruh
kehamilan.
Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
Teori Fertilisasi dan Implantasi
Fertilisasi = penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampulla tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik.
Kehamilan EktopikKehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang terjadi
di luar rongga rahim (kavum uteri). Kehamilan ektopik, ialah kehamilan, dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang secara normal
seharusnya dalam endometrium kavum uteri
Kehamilan ektopik lanjut
kehamilan ektopik dimana janin dapat tumbuh terus karena
mendapat cukup zat-zat makanan dan oksigen dari plasenta yang
meluaskan implantasinya ke jaringan sekitarnya, misalnya ke ligamentum latum uterus, dasar panggul, usus, dan sebagainya.
• Kehamilan abdominal merupakan bentuk dari kehamilan ektopik yang berlokasi di kavum peritoneal, namun tidak termasuk kehamilan ovarium dan kehamilan intraligamenter.
Definisi
Frekuensi kehamilan ektopik :diantara 300 kehamilan. Kehamilan abdominal sekunder adalah yang paling umum lAngka kejadian kehamilan abdominal adalah 1: 10.000 hingga 1: 30.000 kelahiran hidup dengan insiden anomali kongenital 20% -40%6,9.
Epidemiologi
tidak diketahui secara pasti.Setelah sel telur dibuahi di bagian ampulla tuba, maka setiap hambatan perjalanan sel telur ke dalam rongga rahim memungkinkan kehamilan tuba
Etiologi
Kehamilan Ektopik Abdominal
• Berdasar etiologinya kehamilan abdominal terbagi dua,
yaitu:
– Kehamilan abdominal primer; terjadi apabila ovum difertilisasi dan
berimplantasi langsung dikavum abdomen.
– Kehamilan abdominal sekunder; terjadi bila fetus keluar dari tempat
implantasi primernya melalui suatu robekan ataupun melalui ujung
fimbria dan berimplantasi di kavum abdomen. Sebagian besar
kehamilan abdominal merupakan jenis ini
Etiologi
Faktor risiko1. Rekonstruksi tuba2. Sterilisasi tuba3. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya4. Paparan dietilstilbestrol (DES) intrauterin5. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)6. Patologi tuba
Risiko tinggi
1. Infertil2. Riwayat infeksi genital3. Sering berganti pasangan
Risiko sedang
Risiko ringan
1. Riwayat operasi pelvis atau abdominal sebelumnya2. Merokok3. Douching Vagina4. Koitus sebelum usia 18 tahun
• Prinsip patofisiologi kehamilan ektopik yakni terdapat gangguan mekanik
terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum
uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat
terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba tersebut
• Fimbria pada tuba tidak tertutup pada peritoneum visceral dari
ligamentum latum sehingga berhubungan dengan rongga abdomen.
Hubungan anatomis ini menimbulkan potensi masuknya benda asing yang
berasal dari vagina (misalnya bakteri, sperma dan zat kimia) ke dalam
rongga abdomen.
Patofisiologi
Kehamilan abdomen primer
Kehamilan abdomen primer terjadi apabila ovum dan spermatozoon
bertemu dan bersatu di dalam satu tempat pada peritoneum dalam rongga perut, dan kemudian juga berimplantasi
di tempat tersebut
Kehamilan abdomen sekunder
Kehamilan abdomen sekunder. Awalnya dari kehamilan tuba yang ruptur dan hasil
konsepsi yang terlepas dalam keadaan masih diselubungi oleh kantung ketuban dengan plasenta masih utuh, selanjutnya
melakukan implantasi di kavum abdomen
• Terjadinya abortus tuba bergantung pada lokasi implantasi, umumnya terjadi bila implantasi di ampulla.
• Perdarahan plasenta dan membran terlepas dari dinding tuba.
• Jika plasenta terlepas seluruhnya, semua produk konsepsi dapat keluar melalui fimbria ke rongga abdomen.
• Perdarahan akan tetap terjadi selama produk konsepsi tetap berada di tuba. Darah akan menetes sedikit-sedikit melalui tuba dan berkumpul di kavum Douglasi.
Abortus tuba
Ruptur ruba• Terjadi pada 35% kasus kehamilan
ekstra-uterin, dan lebih umum terjadi apabila tempat implantasinya di isthmus.
• Trofoblas dan villus khorialis menembus lapisan muskularis dan peritoneum dan akhirnya menimbulkan erosi dinding serosa tuba, sehingga berakhir dengan kebocoran secara mendadak atau bertahap yang dapat menyebabkan perdarahan langsung ke rongga peritoneum.
• Saat ruptur, semua hasil konsepsi keluar dari tuba, atau jika robekan tuba kecil, perdarahan hebat dapat terjadi tanpa disertai keluarnya hasil konsepsi dari tuba.
• Jika hasil konsepsi keluar dari kavum abdomen pada awal kehamilan, implantasi dapat terjadi di daerah mana saja di rongga abdomen, asal terdapat sirkulasi darah yang cukup, sehingga dapat bertahan dan berkembang.
• Sebagian besar hasil konsepsi yang berukuran kecil umumnya akan diresorbsi. Kadang-kadang jika ukurannya besar, dapat tertahan di kavum douglasi membentuk massa yang berbentuk kapsul atau mengalami kalsifikasi membentuk lithopedon
• Nyeri abdomen, nausea, muntah, malaise, nyeri saat janin bergerak dan perdarahan pervaginam
• Perdarahan dan nyeri perut bagian bawah pada kehamilan muda.• Gejala gastrointestinal
Anamnesis
• Nyeri ekan abdomen, presentasi janin abnormal, dan lokasi serviks uteri yang berubah
• Kontraksi Braxton Hicks (-)• Bagian janin kadang-kadang teraba sangat dekat • Tes oksitosin
Pemeriksaan fisis
• Serviks kecil, panjang, kenyal, dan terletak tinggi (terdorong dari tempat semestinya)• Teraba tumor kurang lebih sebesar tinju yang berhubungan dengan serviks (tumor ini
ialah uterus) dan disampingnya teraba tumor berisi janin yang sering salah dikenali dan dianggap sebagai uterus karena ukurannya sering lebih besar daripada uterus yang sebenarnya.
PDV
Manifestasi Klinis
• Pemeriksaan laboratorium– Anemia transient – Peningkatan nilai serum alpha-fetoprotein
• Sonografi– Janin di dalam suatu kantung kehamilan yang terletak di luar uterus.– Diantara kandung kemih dan kantung yang berisi janin tidak dapat
diidentifikasi dinding uterus.– Janin atau plasenta tampak seperti menempel pada dinding perut.– Dalam pemeriksaan ulang, janin tetap letak abnormal.– Plasenta jelas tampak di luar uterus dan tampak menempel pada dada
atau kepala janin tanpa dipisahkan oleh air ketuban.• Magnetic resonance imaging (MRI)• Histerosalfingografi• Computed tomography (CT-Scan)
Pemeriksaan penunjang
• Beberapa praktisi menunggu kelangsungan hidup janin dengan
manajemen hamil di rumah sakit jika kehamilan didiagnosis
setelah 24 minggu
• Dalam kasus dimana volume cairan amnion minimal atau tidak
ada, dan dalam kasus-kasus kurang dari 24 minggu, pengobatan
konservatif jarang dibenarkan karena kelangsungan hidup janin
sangat berisiko
Penatalaksanaan
Pembedahan
• Kehamilan abdominal dapat memicu perdarahan masif
karena kurangnya vasokonstriksi pembuluh darah yang
hipertrofi setelah pemisahan plasenta.
• Laparotomi umumnya dilakukan melalui sayatan vertikal
garis tengah
• Kantung janin dibuka dengan hati-hati, kemudian bayi
harus dilahirkan di daerah yang sedikit pembuluh
darahnya, serta hindari penarikan tali pusar yang
berlebihan. Tali pusat dipotong di dekat insersinya
(plasenta)
Pengelolaan plasenta
• Penilaian plasenta pada saat operasi sangat penting untuk memperoleh kesan tentang kemungkinan terjadinya perdarahan.
• Pemisahan plasenta parsial dapat berkembang perdarahan secara spontan atau, lebih mungkin, dalam perjalanan dari operasi ketika mencoba untuk menemukan situs yang tepat dari lampiran plasenta
• Penggunaan metotreksat kontroversial Telah direkomendasikan untuk mempercepat involusi tetapi dapat menyebabkan percepatan kerusaka plasenta dengan akumulasi jaringan nekrotik dan infeksi dengan pembentukan abses
• Arteri Kateterisasi dan Embolisasi. Kateterisasi perkutan arteri femoral dan angiografi pelvis, diikuti oleh embolisasi situs perdarahan spesifik
• Drain. Pemasangan drain pada kasus dengan plasenta yang ditinggalkan tidak dilakukan,
Janin– Kelangsungan hidup bayi yang lahir setelah 30 minggu adalah 63%. – Malformasi janin dan deformasi hanya 20%.– Deformasi yang paling umum adalah fasial atau kranial asimetri, atau
keduanya, dan berbagai kelainan sendi. Kelainan yang paling umum adalah kekurangan anggota tubuh dan anomali sistem saraf pusat1
Ibu– Dengan perencanaan pra-operasi yang tepat, mortalitas ibu berkurang
menjadi 5% dalam 20 tahun terakhir
Fertilitas– Wanita dengan riwayat kehamilan ektopik 60% akan hamil setelah itu,
dengan peningkatan risiko ektopik dari ektopik lain 7-13 kali lipat.
Prognosis
TERIMA KASIH