Presentasi Kasus Katarak YISLAM
-
Upload
r-adhe-masyhuroh-sofyan -
Category
Documents
-
view
138 -
download
5
Transcript of Presentasi Kasus Katarak YISLAM
Presentasi Kasus
KATARAK SENILIS MATUR
OCCULO DEXTRA
Disusun oleh :
Yislam Al-Jaidi
1102008264
FK YARSI
Pembimbing :
Dr. Hj. Elfi H. Budiman, SpM
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
RSUD dr. SLAMET GARUT
PERIODE 2012
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. E
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Samarang
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal : 26 Desember 2012
Keluhan Utama : Penglihatan pada mata kanan buram secara perlahan
sejak 2 tahun yang lalu tanpa disertai mata merah
Keluhan Tambahan : melihat silau jika terkena sedikit cahaya
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Garut dengan keluhan
penglihatan pada mata kanan buram tanpa disertai mata merah sejak 2 tahun yang
lalu. Buram dirasakan pasien secara perlahan dan digambarkan seperti melihat
kabut yang semakin lama semakin tebal. Keluhan semakin lama semakin
memberat dan pasien sudah tidak bisa melihat dengan mata kanannya sejak 1
tahun smrs, keluhan tidak disertai sakit pada kepala, penglihatan ganda, melihat
pelangi disekitar sumber cahaya,. Pasien tidak menabrak benda-benda bila sedang
berjalan.
Pasien menyangkal adanya riwayat benturan pada mata, pemakaian obat
tetes mata tertentu terus-menerus, aktivitas berlebihan diluar ruangan. Pasien juga
mengakui menderita hipertensi.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Hipertensi : Diakui
- Stroke : Diakui
- Trauma mata : Disangkal
1
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga disangkal.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Berat badan : 55 kg
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 140/ 80 mmHg
- Nadi : 90 x/menit
- Suhu : Afebris
- Pernafasan : 20 x/menit
Kepala : normocephal
THT : tidak diperiksa
Leher : tidak diperiksa
Jantung / Paru-paru : tidak diperiksa
Abdomen : tidak diperiksa
B. Status Oftamologi
1. Visus
Visus OD OSSC 1 / 8 2/ 60CC - -STN - -Koreksi - -Adde - -Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
2
Pemeriksaan EksternalOD OS
Palpebra superior T.a.k T.a.kPalpebra inferior T.a.k T.a.kSilia Tumbuh teratur Tumbuh teraturAp. Lakrimalis T.a.k T.a.kKonjungtiva tarsalis Superior
Tenang Tenang
Konjungtiva tarsalis Inferior Tenang TenangKonjungtiva Bulbi Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-), Kornea Jernih Keruh sebagianBilik mata depan Sedang SedangPupil Bulat, letak tengah Sulit dinilaiDiameter pupil 3 mm Sulit dinilaiReflek cahaya
Direct + Sulit dinilai Indirect + Sulit dinilai
Iris Coklat, sinekia (-) Coklat, sinekia (-)Shadow test - -Lensa Keruh seluruh bagian Keruh sebagian
PEMERIKSAAN BIOMIKROSKOP (SLIP LAMP)OD OS
Silia T.a.k T.a.kKonjungtiva superior T.a.k TakKonjungtiva inferior T.a.k Terdapat jaringan
fibrovaskuler berbentuk segitiga
Kornea Jernih Keruh sebagianCOA Sedang SedangPupil Bulat Sulit dinilaiIris Coklat, sinekia (-) Coklat, sinekia (-)Lensa Jernih Sulit dinilaiTonometri 12,2 18,9
FUNDUSKOPIFunduskopi OD OS
Lensa sdn Sulit dinilaiVitreus sdn jernihFundus Reflex findus (-) Reflex fundus (-)Papil sdn 0,3CDR sdn 0,3A/V retina sentralis sdn 2:3Retina sdn Tidak hiperemisMakula Reflex fovea (-) Reflex fovea +
3
DIAGNOSIS KLINISKatarak Senilis Matur
DIAGNOSIS BANDING
RENCANA PEMERIKSAANPemeriksaan laboratorium:
Darah : Hb, leukosit, PT, BT, trpmbosit, HT
Kimia : gula darah sewaktu
TERAPIMedikamentosa-
Non Medikamentosa- Menghindari paparan matahari- Menggunakan kaca mata pelindung
PROGNOSISQuo ad vitam : Ad bonamQuo ad functionam : Dubia ad bonam
4
RESUMEPasien laki-laki, 56 tahun datang dengan keluhan penglihatan pada mata kiri buram
secara perlahan tanpa disertai mata merah sejak 2 tahun yang lalu. Penglihatan
seperti melihat kabut. Riwayat hipertensi diakui.
Pada pemeriksaan fisik didapat status generalis dalam batas normal. Sedangkan dari
pemerikaan oftamologi didapat :
o Tajam penglihatan OD: 1/ 8 PH tidak maju.
oTajam penglihatan OS: 2/60,
o Lensa: keruh pada sebagian lensa OS
Visus 1 /̴) 2/̴60Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arahPalpebra sup/̴inf Tidak ada kelainan Tidak ada kelainanKonj. Bulb Tidak ada kelainan Injeksi konjungtiva (-),
Kornea s.d.n Keruh sebagianCOA Sedang SedangPupil sdn bulat isokorIris sdn Coklat, sinekia (-)Lensa keruh seluruh bagian keruh sebgaianTonometri 10,2 14,6Lensa (slitlamp) keruh seluruh bagian keruhVitreus sdn jernihFundus Reflek fundus (-) Reflek fundus (-)
5
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Katarak berasal dari bahasa Yunani “Katarrhakies”, dari bahasa Inggris
“Cataract”, dari bahasa Latin “Cataracta”, dan bahasa Indonesia “Bular”. Katarak
merupakan setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat : 1
Hidrasi lensa, yaitu penimbunan air diantara serabut-serabut lensa, atau absorpsi
intraseluler yang biasanya ditentukan oleh tekanan osmotik.
Denaturasi protein lensa, yaitu suatu perubahan kimiawi dari kandungan protein lensa,
dimana protein yang semula larut dalam air menjadi tidak larut dalam air. Atau akibat
kedua hal tersebut.
Katarak dapat diklasifikasikan menurut berbagai macam kriteria, namun yang
paling sering adalah berdasarkan usia :1
1. Katarak Kongenital, pada usia kurang dari 1 tahun
2. Katarak Juvenil, pada usia setelah 1 tahun
3. Katarak Senil, pada usia setelah 50 tahun
Katarak Senil adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai.
Sebenarnya ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi terbentuknya katarak.2,3,4
1. Sejarah keluarga
2. Diabetes
3. Luka pada mata
4. Obat-obatan terutama steroid
5. Sinar matahari yang berlebihan
6. Operasi mata terdahulu
7. Faktor-faktor lainnya
6
DEFINISI
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia diatas 50 tahun.1. Pada katarak senil akan terjadi degenerasi lensa secara perlahan-
lahan, sehingga ketajaman penglihatan akan menurun secara berangsur-angsur. Katarak
senil dapat dijelaskan dengan berbagai konsep penuaan, diantaranya teori putaran
biologic, imunologis, mutasi spontan, a free radical, a cross link.1
ETIOLOGI
Secara umum faktor – faktor yang dapat menyebabkan katarak adalah :1, 2
a. Degenerasi : penurunan sulfhidril dalam protein lensa, peningkatan protein yang
tidak larut dalam air,
b. Gangguan metabolik : DM, galaktosemia, homosistinuria
c. Radiasi : paparan sinar UV, infra red yang berlebihan
d. Pengaruh zat kimia
e. Fisik : trauma
f. Infeksi virus di masa pertumbuhan janin : Rubella
g. Penyakit mata lainnya : Glaukoma, uveitis, abalasi, retinitis pigmentosa.
Penyebab katarak senil belum diketehui dengan pasti, namun diduga penyebabnya
adalah : 4,5
7
a. Proses pada nukleus
Seiring dengan berjalannya waktu, pertumbuhan serat – serat lensa yang bermula
dari nuclear arch termampatkan di tengah – tengah lensa sehingga terbentuklah nukleus
( bagian tengah lensa yang lebih padat ). Hal tersebut terjadi karena lensa diliputi oleh
kapsul yang tidak dapat membuang serat-serat yang terbentuk dan lensa selalu
mempertahankan bentuk bikonveksnya. Kemudian nukleus juga mengalami dehidrasi,
penimbunan ion Ca dan terjadi penimbunan pigmen.
b. Proses pada korteks
Terjadinya perubahan struktur pada lensa, menimbulkan timbulnya celah – celah di
antara serat – serat lensa, yang berisi air dan penimbunan Ca. Hal ini menyebabkan
lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak.
STADIUM
Secara klinik, katarak senil dibedakan menjadi empat stadium, yaitu insipien,
imatur, matur dan hipermatur.1-2, 4-5
1. Katarak Insipien
Merupakan stadium dini yang belum menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan
terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak – bercak seperti jari-jari roda
(kuneiform) pada korteks anterior, sedangkan aksis masih relatif jernih. Kekeruhan
mulai dari tepi ekuator menuju korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ).
Vakuol mulai terlihat di korteks, yang terlihat bila pupil dilebarkan disebut ”spokes
of wheel”.
2. Katarak Intumessen
Kekeruhan lensa pada stadium ini disebabkan karena terjadi pembengkakan lensa,
dimana lensa degeneratif tersebut menyerap air. Lensa yang membengkak dan besar
menyebabkan terdorongnya iris, sehingga bilik mata akan lebih dangkal
dibandingkan yang normal. Stadium ini tidak selalu terjadi pada proses katarak.
3. Katarak Imatur
8
Pada stadium ini kekeruhan terjadi hanya pada sebagian lensa, belum mengenai
seluruh lapisan lensa. Volume lensa juga dapat bertambah akibat meningkatnya
tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif, sehingga pada keadaan lensa
mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil dan dapat menimbulkan
glaukoma sekunder. Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau shadow test akan
terlihat bayangan iris pada lensa, di sebut shadow test positif.
4. Katarak Matur
Pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa
terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur tidak
dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran
normal dan terjadi kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan
kalsifikasi lensa pada katarak matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman
normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
5. Katarak Hipermatur
Katarak hipermatur merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi
lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi
keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering.
Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang
pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur.
Bila proses katarak berlanjut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan
bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam
korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak morgagni.
Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata sehingga
menimbulkan glaucoma fakolitik. Pada stadium hipermatur akan terlihat lensa yang
lebih kecil dari normal, yang akan mengakibatkan iris tremulans dan bilik mata
depan terbuka. Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh lensa telah
keruh sehingga pada stadium ini disebut uji bayangan iris pseudopositif. Bayangan
iris yang terbentuk pada kapsul lensa anterior yang telah keruh dengan lensa yang
mengecil.
Perbedaan katarak senil 1
9
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah(air masuk ) Normal Berkurang (air+massa
lensa keluar)
Iris Normal Terdorong normal Tremulans
COA Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut COA Normal Sempit normal Terbuka
Shadow Test Negatif Positif negatif Pseudopositif
Penyulit - Glaukoma - Uveitis + glaukoma
GEJALA KLINIS 1-5
a. Penurunan tajam penglihatan, terjadi karena proses pada nukleus, maupun korteks.
Sehingga keluhan yang dirasakan pasien adalah sulit melihat dekat bila prosesnya
terjadi pada nukleus karena lensa lebih hipermetropia. Sedangkan bila prosesnya
terjadi pada korteks ataupun bila katarak memasuki tahap intumesen, pasien akan
sulit melihat jauh karena lensa lebih miopia.
b. Penglihatan berkabut atau berasap
c. Fotofobia, terjadi karena cahaya yang masuk tidak difokuskan tepat di fovea
sentralis, sehingga menyebar. Akibatnya acuisity visus menurun secara drastis.
d. Distorsi, katarak akan menyebabkan ujung benda yang tajam akan terlihat
melengkung dan bisa juga menimbulkan diplopia.
e. Dapat menimbulkan gejala - gejala glaukoma bila pasien memasuki tahap katarak
imatur atau hipermatur dan telah terjadi penyempitan sudut COA.
PEMERIKSAAN KLINIS
Pemeriksaan yang dilakukan pada penyakit lensa adalah pemeriksaan tajam
penglihatan dan dengan melihat lensa melalui slitlamp, oftalmoskop, senter tangan atau
kaca pembesar, sebaiknya dengan pupil dilatasi.
Secara klinis pemeriksaan katarak berdasarkan pemeriksaan dengan oftalmoskop
atau slitlamp. Funduskopi pada kedua mata bila masih memungkinkan, tonometri juga
dilakukan untuk menyingkirkan penyulit katarak berupa glaukoma juga sebagai
pemeriksaan pre-op.
10
Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan sebelum operasi, untuk
melihat apakah kekeruhan lensa sebanding dengan turunnya tajam penglihatan.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan katarak senil terutama adalah pembedahan, namun pengobatan
katarak senil yang pernah dipakai adalah : 1
- Iodium tetes, salep, injeksi dan iontoforesis, tidak jelas, efektif, tapi memuaskan
beberapa pasien
- Kalsium sistein
- Imunisasi
- Lentokalin, kataraktolisin
- Vitamin dosis tinggi
Indikasi bedah pada katarak senil, yaitu :
- Katarak telah mengganggu pekerjaan sehari-hari walaupun katarak belum matur
- Katarak matur, karena bila telah mencapai hipermatur dapat menimbulkan
komplikasi glaukoma dan uveitis.
- Katarak telah menimbulkan penyulit, misalnya telah terjadi glaukoma pada
katarak intumesen.
Persiapan operasi katarak :
11
- Tidak ada infeksi disekitar mata seperti keratitis, konjungtivitis, blefaritis,
hordeolum dan kalazion
- Tekanan bola mata normal atau tidak ada glaucoma
- Keadaan umum harus baik
- Gula darah terkontrol
- Tidak batuk, terutama pada saat pembedahan
- Fungsi retina harus baik, yang diperiksa dengan tes proyeksi sinar, dimana
penderita dapat menentukan semua arah sinar yang menyinari retina.
Tindakan bedah untuk katarak senil antara lain ekstraksi dan fakoemulsifikasi :1-5
a. Ekstraksi katarak Ekstrakapsuler (ECCE)
Dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa
anterior sehingga massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut.
Sedangkan kapsul lensa posterior tetap ditinggalkan di tempatnya. Keuntungannya
adalah dengan masih utuhnya kapsula posterior, berarti badan kaca terlindung, dan bisa
mengurangi insidens edema makula kistoid. Kerugiannya adalah dapat terjadi katarak
sekunder karena sisa-sisa bahan lensa mungkin masih tertinggal dalam mata.
b. Ekstraksi katarak Intrakapsuler (ICCE)
Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa beserta kapsulnya tanpa
menyisakan apapun. Keuntungannya adalah tidak adanya kemungkinan katarak
sekunder, karena seluruh lensa telah dikeluarkan. Kerugiannya adalah dapat terjadi
prolaps badan kaca ke COA atau menempel pada luka post-op sehingga terjadi
degenerasi endotel kornea yang secara langsung atau tidak langsung merusak retina
Penyulit pada saat pembedahan yang dapat terjadi adalah :
- Kapsul lensa pecah sehingga lensa tidak dapa dikeluarkan bersama-sama kapsulnya.
Pada keadaan ini terjadi ekstraksi lensa ekstrakapsular tanpa rencana karena kapsul
posterior akan tertinggal
- Prolap badan kaca pada saat lensa dikeluarkan
c. Small Incision Cataract Sustruction (SICS)
Teknik ini hanya memerlukan dua sayatan kecil di sisi bola mata, lalu melepas lensa
mata keruh dan memasangkan lensa intraokular buatan. Hasil operasi teknik ini sama
12
dengan hasil operasi teknik phacoemulsification. Tak hanya itu, waktu operasi juga
relatif singkat, sekitar 5-8 menit, dan pasien langsung bisa melihat kembali.
d. Fakoemulsifikasi
Pembedahan dengan menghancurkan lensa dengan getaran ultrasonik melaui
insisi minimal, kemudian kepingan diaspirasi dan lensa diganti dengan foldable IOL
( lensa intraokuler yang dapat dilipat). Keuntungannya adalah luka op minimal, operasi
cepat (30 menit), memperkecil kejadian astigmat. Kerugiannya adalah masih
tertinggalnya sisa-sisa bahan lensa, sehingga bila nukleus lensa keras, memerlukan
banyak manipulasi dan waktu yang lama.
KOMPLIKASI 1-5
Komplikasi pada katarak senil dapat terjadi akibat proses katarak itu sendiri,
maupun akibat tindakan operasi, antara lain :
- Glaukoma
- Uveitis
- Katarak sekunder
- Edema makula kistoid
- Prolaps badan kaca ke COA
Pada perjalanan katarak dapat terjadi penyulit. Yang tersering adalah glaukoma,
yang terjadi karena proses :
- Fakotopik
Berdasarkan kedudukan lensa, iris terdorong kedepan, sudut COA dangkal,
aliran COA tak lancar sedang produksi terus berlangsung, sehingga tekanan intraokuler
meninggi dan menimbulkan glaukoma.
- Fakolitik
Lensa yang keruh, jika kapsulnya menjadi rusak, substansi lensa yang keluar
akan diresorbsi oleh serbukan fagosit atau makrofag yang banyak di COA dan
menyebabkan glaukoma.
Penyumbatan dapat terjadi pula oleh substansi lensa sendiri yang menumpuk disudut
COA, terutama bagian kapsul lensa.
13
- Fakotoksik
Substansi lensa di COA merupakan zat yang toksis bagi mata (protein asing)
sehingga terjadi reaksi alergi dan timbulah uveitis. Uveitis ini dapat menyebabkan
glaukoma.
PROGNOSIS 1-5
Pada umumnya katarak senil tanpa komplikasi dan dengan penatalaksanaan
yang sesuai, maka prognosisnya adalah baik.
PENCEGAHAN 7
Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula darah selalu
normal pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata,
mengonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada mata dan
antioksidan seperti buah-buahan banyak yang mengandung vitamin C, minyak sayuran,
sayuran hijau, kacang-kacangan, kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan
makanan dengan kandungan vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi.
Vitamin C dan E dapat memperjelas penglihatan. Vitamin C dan E merupakan
antioksidan yang dapat meminimalisasi kerusakan oksidatif pada mata, sebagai salah
satu penyebab katarak. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 3.000 orang dewasa
selama lima tahun menunjukkan, orang dewasa yang mengonsumsi multivitamin atau
suplemen lain yang mengandung vitamin C dan E selama lebih dari 10 tahun, ternyata
risiko terkena katarak 60% lebih kecil.
Seseorang dengan konsentrasi plasma darah yang tinggi oleh dua atau tiga jenis
antioksidan ( vit C, vit E, dan karotenoid) memiliki risiko terserang katarak lebih rendah
dibandingkan orang yang konsentrasi salah satu atau lebih antioksidannya lebih rendah.
ANALISA KASUS
Diagnosis pada pasien ini adalah :
OD: Katarak senilis matur
OS: Katarak Senilis Imatur
14
Diagnosis katarak senilis matur OD ditegakan berdasarkan:
Identitas :
Umur pasien adalah 56 tahun, sesuai dengan definisi katarak senilis, yaitu
semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, diatas 50 tahun.
Anamnesis:
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD GARUT dengan keluhan
penglihatan pada mata kanan buram secara perlahan-lahan tanpa disertai mata merah
sejak 2 tahun yang lalu. Buram didefinisikan seperti melihat kabut yang selalu
mengikuti arah pandang.
Berdasarkan keluhan tersebut, maka kelainan pada mata pasien dapat
dikelompokkan dalam kelompok mata tenang dengan visus turun perlahan, dengan
kemungkinan-kemungkinan antara lain: kelainan refraksi, katarak, glaukoma
ataupun kelainan pada makula dan retina.
Pada riwayat penyakit sekarang, didapatkan :
- Penglihatan buram seperti tertutup kabut sejak 2 tahun yang lalu secara
perlahan, sesuai dengan gejala klinis katarak.lalu tidak bisa melihat pada mata
kanan sejak 1 tahun smrs.
- Riwayat melihat pelangi atau lingkaran di sekitar sumber cahaya yang disangkal
pasien menyingkirkan diagnosis glaukoma kronik.
- Menabrak-nabrak jika berjalan yang disangkal pasien menunjukan tidak ada
penyempitan lapang pandang yang terdapat pada glaukoma
- Aktivitas pasien tidak berlebihan di bawah sinar matahari dan tidak sedang
menjalani pengobatan berupa penyinaran, menyingkirkan radiasi sebagai faktor
penyebab katarak.
- Pasien tidak pernah menggunakan obat tertentu (kortikosteroid) dalam waktu
lama, menyingkirkan bahan kimia (obat) sebagai faktor penyebab katarak.
- Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, namun kadar gula darah
pasien terkontrol. Menyingkirkan kelainan sistemik/ metabolik sebagai faktor
penyebab katarak.
15
- Pasien tidak pernah menggunakan obat2an TBC, menyingkirkan retinopathy
akibat intoksikasi etambutol.
- Pasien tidak pernah tinggal didaerah episemik malaria dan tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan malaria(kina) dalam jangka waktu lama,
menyingkirkan diagnosa retinopathy akibat intoksikasi kina.
Pemeriksaan Fisik
- Status Oftalmologi:
o Tajam penglihatan OD: 2/60, dengan Pin Hole tidak maju, tidak
dapat dikoreksi karena adanya kekeruhan pada media refraksi. Hal ini
menunjukan bahwa kelainan yang terjadi pada mata sebelah kiri bukan
suatu kelainan refraksi. Bisa kelainan organik atau katarak
o Seluruh bagian lensa OD keruh dengan hasil shadow test (-) menunjukan
adanya kalsifikasi lensa pada katarak matur
o Kedalaman bilik mata depan OD sedang/normal dikarenakan cairan lensa
yang keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi
kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi
lensa. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali,
tidak terdapat bayangan iris pada shadow tes
o Pada palpasi tidak ada peningkatan TIO dan nyeri, proyeksi yang baik
menyingkirkan adanya penyempitan lapang pandang perifer sehingga
dapat menyingkirkan diagnosis glaukoma kronis ataupun kelainan pada
makula dan retina.
Pemeriksaan Anjuran
- Anel test, untuk mengetahui fungsi apparatus lakrimalis, karena adanya
dakriosistitis merupakan kontraindikasi tindakan ECCE.
- Pemeriksaan darah rutin : Hb, Ht, Eritrosit, Leukosit, BT-CT, GDS, untuk
mengetahui keadaan umum sebagai persiapan operasi.
16
- Pemeriksaan EKG dilakukan karena untuk menilai kondisi jantung pasien
yang sudah berumur lanjut.
- Pemeriksaan biometri dilakukan untuk mengetahui kekuatan lensa sehingga
didapatkan ukuran lensa pengganti.
Penatalaksanaan
Tindakan SICS dipilih dengan pertimbangan agar mengurangi penyulit seperti:
edema makula kistoid, ablasio retina, ablasi badan kaca, dan distrofi kornea.
Tindakan hanya memerlukan dua sayatan kecil di sisi bola mata, lalu melepas lensa
mata keruh dan memasangkan lensa intraokular buatan, karena dapat memperbaiki
tajam penglihatan (visus) seoptimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
17
1. Ilyas Sidarta. Katarak dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Edisi ke-2. Cetakan ke-2. 2003.
2. Suhardjo, Budihardjo. Katarak dalam Ilmu Penyakit Mata II. Laboratorium Ilmu
Penyakit Mata FK-UGM. Yogyakarta. 1991.
3. Vaughan Daniel, et al. Katarak Senil dalam Oftalmologi Umum. Widya Medika.
Cetakan I. 2000.
4. Wijana Nana. Katarak dalam Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-3.1983.
5. Hollwich Fritz. Katarak dalam Oftalmologi. Binarupa Aksara. Cetakan pertama.
1993.
18