LAPORAN KASUS Katarak Wiyan
-
Upload
wiyan-handri-wirana -
Category
Documents
-
view
50 -
download
0
description
Transcript of LAPORAN KASUS Katarak Wiyan
LAPORAN KASUS
“OD KATARAK SENILIS MATUR”
“OS KATARAK SENILIS IMATUR”
“ODS PRESBIOPIA”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono Magelang
Disusun Oleh:
Thuba Handri Wirana
01.210.6285
Pembimbing:
dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M
FAKULTAS KEDOKTERRAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
“OD KATARAK SENILIS MATUR”
“OS KATARAK SENILIS IMATUR”
“ODS PRESBIOPIA”
Diajukan untuk memenuhi syarat Ujian Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Penyakit Mata RST Tingkat II
dr. Soedjono Magelang
Telah disetujui dan dipresentasikan
pada tanggal: September 2015
Disusun oleh:
Thuba Handri Wirana
01.210.6285
Dosen Pembimbing,
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M
BAB I
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.S
Umur : 70 Tahun
Alamat : Muntilan
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Tanggal Poli : 31 Agustus 2015
2. ANAMNESIS
Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 31 Agustus 2015 jam 17.00 dengan
keluhan utama kedua mata kabur.
a. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan penglihatan mata kanan dan kiri kabur sejak 1 tahun
yang lalu, sejak 3 bulan yang lalu penglihatan mata kanan dirasakan bertambah
kabur daripada mata yang kiri, awalnya seperti kabut dan semakin lama menjadi
sangat kabur. Pasien mengaku awalnya mata kanan lebih jelas melihat pada fajar
atau malam hari daripada siang hari, dan sekarang tidak ada perbedaan, sama-sama
kabur pada siang dan malam hari.
Sedangkan mata yang kiri, jika fajar atau malam hari melihat lebih jelas
dibandingkan siang hari. Pasien mengaku menggunakan kacamata baca sejak usia
42 tahun, sekarang sudah tidak dipakai karena kurang nyaman untuk menghitung
uang dan membaca. Pasien menyangkal adanya keluahan penglihatan ganda, cekot-
cekot, mual muntah, melihat pelangi jika memandang lampu, maupun sering
menabrak nabrak saat berjalan, menyangkal adanya keluhan sering buang air kecil
pada malam hari, sering lapar dan haus, gula darah yang tinggi disangkal. Tekanan
darah tinggi diakui pasien sejak 10 tahun yang lalu.
b. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi diakui
Riwayat Diabetes Melitus disangkal
Riwayat adanya trauma pada mata (terkena bahan kimia, terbentur benda
tumpul, atau benda tajam) disangkal.
c. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat Diabetes disangkal disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat Sakit Serupa disangkal
d. Riwayat Sosial Ekonomi
Kesan sosial ekonomi cukup.
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status gizi : Baik
Tanda Vital
1. Tekanan darah : 150/90mmHg
2. HR : 76 x/menit
3. Suhu : 36.5
4. RR : 20 x/menit
Status generalis dalam batas normal
b. Status Ophthalmicus
Pemeriksaan OD OS
Visus
Bulbus Oculi Gerak bola mata Strabismus Eksoftalmos Endoftalmos
Suprasilia Kedudukan Jaringan parut
Palpebra Benjolan Edema Hiperemi Margo palpebra:
1/300 NCAdd S+ 3,00
Segala arah---
SimetrisTdk ditemukan
---
6/20 NCAdd S+ 3,00
Segala arah---
SimetrisTdk ditemukan
---
Keruh semua Keruh sebagian
EntropionEktropion
Silia:TrikiasisTanda radang
Konjungtiva Hiperemi Injeksi konjungtiva Injeksi siliar Sekret
Sklera Warna Laserasi
Kornea Kejernihan Kecembungan Infiltrat Ulkus Sikatrik
COA Kedalaman Hipopion Hifema
Iris Warna Kripta Sinekia Iris shadow
Pupil Letak Bentuk Diameter Reflek pupil L/TL
Lensa Kejernihan
Corpus Vitreum
Fundus Reflek
Funduskopi
--
Tdk ditemukanTdk ditemukan
Tdk ditemukanTdk ditemukanTdk ditemukanTdk ditemukan
Putih-
+Cembung
---
DalamTdk ditemukanTdk ditemukan
Coklat+--
SentralLingkaran
3 mm+/+
keruh
Jernih
--
Tdk ditemukanTdk ditemukan
Tdk ditemukanTdk ditemukanTdk ditemukanTdk ditemukan
Putih-
+Cembung
---
DangkalTdk ditemukanTdk ditemukan
Coklat+-+
SentralLingkaran
3 mm+/+
Keruh sebagian
Jernih
Papil N. Opticus Vasa
Makula Lutea
Retina
TIO
-
Fokus 0Sulit dinilaiSulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tdk meningkat
-
Fokus 0Sulit dinilaiSulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tdk meningkat
4. DIAGNOSA BANDING
Oculus dexter
a. OD Katarak Senilis Matur dipertahankan karena didapatkan adanya
penurunan tajam penglihatan, hasil pemerikasaan didapatkan lensa keruh
seluruhnya, iris shadow (-), Fundus refleks (-).
b. OD Katarak Senilis Imatur disingkirkan karena didapatkan adanya penurunan
tajam penglihatan, hasil pemerikasaan didapatkan lensa keruh sebagian,coa tidak
dangkal, iris shadow (+), Fundus refleks (+), TIO tidak meningkat.
c. OD katarak senilis Hipermatur disingkirkan karena tidak didaptkan
kekeruhan lensa yang masif, tidak ada COA yang sangat dalam, tidak ada iris
shadow pseudopositif.
d. OD Katarak Komplikata disingkirkan karena hasil anamnesa tidak ditemukan
adanya penyakit DM, dan tidak ada riwayat keluarga yang DM.
e. OD Katarak Traumatika disingkirkan karena tidak ditemukan riwayat trauma
terkena benda tajam maupun tumpul.
Oculus Sinister
a. OS Katarak Senilis Imatur dipertahankan karena didapatkan adanya
penurunan tajam penglihatan, hasil pemerikasaan didapatkan lensa keruh
sebagian, COA tidak dangkal, iris shadow (+), Fundus refleks (+), TIO tidak
meningkat.
b. OS Katarak Senilis Matur disingkirkan karena didapatkan adanya penurunan
tajam penglihatan, hasil pemerikasaan didapatkan lensa keruh seluruhnya, iris
shadow (+), Fundus refleks (+).
c. OS katarak senilis Hipermatur disingkirkan karena tidak didapatkan
kekeruhan lensa yang masif, tidak ada COA yang sangat dalam, tidak ada iris
shadow pseudopositif.
d. OS Katarak Komplikata disingkirkan karena hasil anamnesa tidak ditemukan
adanya penyakit DM, dan tidak ada riwayat keluarga yang DM.
e. OS Katarak Traumatika disingkirkan karena tidak ditemukan riwayat trauma
terkena benda tajam maupun tumpul.
ODS Presbiopia
1. ODS Presbiopia dipertahankan karena usia pasien lebih dari 40 tahun dan
pasien memerlukan kacamata baca untuk membaca..
5. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Gula darah (GDS, GDP, GD2PP)
6. DIAGNOSIS KERJA
OD Katarak Senilis Matur
OS Katarak Senilis Imatur
ODS Presbiopia
7. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa Untuk OS katarak senilis immatur
i. Topikal : Catarlent (CaCl anhidrat 0,075gram, Kalium iodida
0,075gram,, Natrium tiosulfat0,00075gram, fenilmerkuri nitrat
0,3gram)
ii. Oral : vit B1, B6, B12 1x1 tablet sehari malam
iii. Parenteral : Tidak diberikan obat parenteral
iv. Operatif : Belum dilakukan, evaluasi sampai menjadi matur
2. Non medikamentosa Untuk OS katarak senilis immatur :--
1.Medikamentosa Untuk OD katarak senilis matur
i. Topikal --
ii. Oral--
iii. Parenteral--
iv. Operatif : EKEK (Ekstrasi Katarak Ekstra Kapsular) + Penanaman IOL
(Intra Okular Lensa)
2.Non medikamentosa Untuk katarak senilis matur :--
1.Medikamentosa untuk presbiopia
i. Topikal --
ii. Oral --
iii. Parenteral --
iv. Operatif—
2.Non medikamentosa untuk presbiopia
Diberikan kacamata adds +3,00
8. PROGNOSIS
VOD VOS
Quo ad visam Dubia ad Bonam Dubia ad malamQuo ad sanam Ad Bonam Ad malam
Quo ad fungsionam Ad Bonam Ad bonam
Quo ad kosmeticam Ad Bonam Ad bonam
Quo ad vitam Ad Bonam Ad Bonam
9. RUJUKAN
Dalam kasus ini dilakukan rujukan ke ilmu penyakit dalam karena dari pemeriksaan
klinis ditemukan hipertensi
10. KOMPLIKASI
Katarak imatur Glaukoma Sekunder Sudut Tertutup
Katarak matur hipermatur Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka
11. EDUKASI
Untuk Katarak
Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit yang diderita berasal dari
kekeruhan pada lensanya karena terkait usia sehingga menyebabkan
penglihatannya kabur
Memberikan penjelasan bahwa kekeruhan lensa pada mata sebelah kiri
merupakan katarak yang belum matang semakin lama semakin bertambah
seiring berjalannya waktu, obat-obatan hanya diberikan untuk mengurangi
gejala-gejala yang ada tanpa membantu dalam perbaikan penglihatan kembali.
Jika selama pengobatan timbul keluhan saat melihat cahaya seperti melihat
pelangi segera periksakan ke dokter.
Menjelaskan kepada pasien bahwa mata sebelah kanan merupakan katarak
yang sudah matang, maka pengobatanya hanya bisa secara operasi. Jika tidak
segera dioperasi akan menjadi katarak yang hipermatur (sangat matang) dan
bisa mengakibatkan penyakit glaukoma sekunder sudut terbuka.
Untuk presbiopia
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh karena
melemahnya lensa mata karena faktor usia.
• Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang terjadi dapat diperbaiki
dengan kacamata baca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KATARAK
Definisi
Katarak berasal dari bahasa Yunani yang berarti Katarrahakies, bahasa Inggris
Cataract, dan bahasa latin Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut
bular, dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak dapat
terjadi akibat hidrasi, denaturasi protein atau keduanya.
Epidemiologi
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), katarak merupakan penyebab
kebutaan dan gangguan penglihatan terbanyak di dunia. Dengan proses penuaan populasi
umum, prevalensi keseluruhan kehilangan penglihatan sebagai akibat dari kekeruhan lensa
meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2002, WHO memperkirakan jumlah katarak yang
mengakibatkan kebutaan reversible melebihi 17 juta (47,8%) dari 37 juta penderita kebutaan
di dunia, dan angka ini diperkirakan mencapai 40 juta pada tahun 2020.
Anatomi Lensa
Lensa Kristalina Normal
Lensa Kristalina adalah sebuah struktur yang transparan dan bikonveks yang memiliki
fungsi untuk mempertahankan kejernihan, refraksi cahaya, dan memberikan akomodasi.
Lensa tidak memiliki suplai darah atau inervasi setelah perkembangan janin dan hal ini
bergantung pada aqueus humor untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya serta membuang
sisa metabolismenya. Lensa terletak posterior dari iris dan anterior dari korpus vitreous.
Posisinya dipertahankan oleh zonula Zinnii yang terdiri dari serat-serat yang kuat yang
menyokong dan melekatkannya pada korpus siliar. Lensa terdiri dari kapsula, epitelium lensa,
korteks dan nukleus.
Kutub anterior dan posterior dihubungkan dengan sebuah garis imajiner yang disebut
aksis yang melewati mereka. Garis pada permukaan yang dari satu kutub ke kutub lainnya
disebut meridian. Ekuator lensa adalah garis lingkar terbesar.
Gambar 1. Bentuk lensa dan posisinya pada mata.
Gambar 2. Struktur lensa normal
Kapsula
Kapsula lensa memiliki sifat yang elastis, membran basalisnya yang transparan
terbentuk dari kolagen tipe IV yang ditaruh di bawah oleh sel-sel epitelial. Kapsula terdiri
dari substansi lensa yang dapat mengkerut selama perubahan akomodatif. Lapis terluar dari
kapsula lensa adalah lamela zonularis yang berperan dalam melekatnya serat-serat zonula.
Kapsul lensa tertebal pada bagian anterior dan posterior preekuatorial dan tertipis pada daerah
kutub posterior sentral di mana memiliki ketipisan sekitar 2-4 m. Kapsul lensa anterior
lebih tebal dari kapsul posterior dan terus meningkat ketebalannya selama kehidupan.
Serat zonular
Lensa disokong oleh serat-serat zonular yang berasal dari lamina basalis dari
epitelium non-pigmentosa pars plana dan pars plikata korpus siliar. Serat-serat zonula ini
memasuki kapsula lensa pada regio ekuatorial secara kontinu. Seiring usia, serat-serat zonula
ekuatorial ini beregresi, meninggalkan lapis anterior dan posterior yang tampak sebagai
bentuk segitiga pada potongan melintang dari cincin zonula.
Epitel Lensa
Terletak tepat di belakang kapsula anterior lensa, lapisan ini merupakan lapisan
tunggal dari sel-sel epitelial. Sel-sel ini secara metabolik aktif dan melakukan semua aktivitas
sel normal termasuk biosintesis DNA, RNA, protein dan lipid. Sel-sel ini juga menghasilkan
ATP untuk memenuhi kebutuhan energi dari lensa. Sel-sel epitelial aktif melakukan mitosis
dengan aktifitas terbesar pada sintesis DNA pramitosis yang terjadi pada cincin di sekitar
anterior lensa yang disebut zona germinativum. Sel-sel yang baru terbentuk ini bermigrasi
menuju ekuator di mana sel-sel ini melakukan diferensiasi menjadi serat-serat. Dengan sel-sel
epitelial bermigrasi menuju bow region dari lensa, maka proses differensiasi menjadi serat
lensa dimulai.
Mungkin, bagian dari perubahan morfologis yang paling dramatis terjadi ketika sel-
sel epitelial memanjang membentuk sel serat lensa. Perubahan ini terkait dengan peningkatan
massa protein selular pada membran untuk setiap individu sel-sel serat. Pada waktu yang
sama, sel-sel kehilangan organel-organelnya, termasuk inti sel, mitokondria, dan ribosom.
Hilangnya organel-organel ini sangat menguntungkan, karena cahaya dapat melalui lensa
tanpa tersebar atau terserap oleh organel-organel ini. Bagaimana pun, karena serat-serat sel
lensa yang baru ini kehilangan fungsi metaboliknya yang sebelumnya dilakukan oleh
organel-organel ini, kini serat lensa terganting dari energi yang dihasilkan oleh proses
glikolisis.
Korteks dan Nukleus
Tidak ada sel yang hilang dari lensa sebagaimana serat-serat baru diletakkan, sel-sel
ini akan memadat dan merapat kepada serat yang baru saja dibentuk dengan lapisan tertua
menjadi bagian yang paling tengah. Bagian tertua dari ini adalah nukleus fetal dan embrional
yang dihasilkan selama kehidupan embrional dan terdapat pada bagian tengah lensa. Bagian
terluar dari serat adalah yang pertama kali terbentuk dan membentuk korteks dari lensa.
Fisiologi Lensa
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. untuk
memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat
zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil;
dalam posisi ini, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya parallel akan terfokus
ke retina. untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga
tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastic kemudian mempengaruhi lensa
menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya. Kerjasama fisiologik antara
korpus siliaris, zonula dan lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai
akomodasi. Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan
berkurang.
Gangguan pada lensa adalah kekeruhan (katarak perkembangan/pertumbuhan
misalnya congenital atau juvenile, degenerative misalnya katarak senile, komplikata, trauma),
distorsi, dislokasi, dan anomaly geometric.
KATARAK SENILIS
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terjadi biasanya mulai pada usia 50 tahun.
Tiga tipe katarak terkait usia adalah nuclear, kortical, dan subkapsular posterior katarak.
Pada katarak senilis akan terjadi degenerasi serat lensa secara perlahan karena proses
penuaan. Pathogenesis dari katarak terkait usia multifactor dan belum sepenuhnya
dimengerti. Berdasarkan usia lensa, terjadi peningkatan berat dan ketebalan serta menurunnya
kemampuan akomodasi. Sebagai lapisan baru serat kortical berbentuk konsentris, akibatnya
nucleus dari lensa mengalami penekanan dan pergeseran (nucleus sclerosis). Cristalisasi
(protein lensa) adalah perubahan yang terjadi akibat modifikasi kimia dan agregasi protein
menjadi high-molecular-weight-protein. Hasil dari agregasi protein secara tiba tiba
mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa, cahaya yang menyebar, penurunan
pandangan.
Katarak senilis secara klinik mempunyai 4 stadium :
1. Katarak senilis insipien
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior
(katarak kortikal). Katarak subkapsular psoterior, kekeruhan mulai terlihat di anterior
subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi jaringan
degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipien. Katarak intumesen. Kekeruhan lensa
disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air. Pada keadaan
ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya
bertambah, yang akan memberikan miopisasi.
2. Katarak senilis imatur
sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum mengenai seluruh
lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan
degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan
pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder.
3. Katarak senilis matur
pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi
akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur tidak dikeluarkan, maka
cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi
kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak
matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali, tidak terdapat
bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
4. Katarak senilis hipermatur
merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras,
lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga
lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata
dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalanterus sehingga
hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berlanjut disertai
dengan penebalan kapsul, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar,
maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan
nukleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut
dinamakan katarak morgagni.
Gejala Klinis
Seorang pasien dengan katarak senilis biasanya datang dengan riwayat kemunduran
secara progesif dan gangguan dari penglihatan. Penyimpangan penglihatan bervariasi,
tergantung pada jenis dari katarak ketika pasien datang.
a. Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien dengan
katarak senilis.
b. Silau, Keluhan ini termasuk seluruh spectrum dari penurunan sensitivitas kontras
terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika
mendekat ke lampu pada malam hari.
d. Diplopia monocular. Kadang-kadang, perubahan nuclear yang terkonsentrasi pada
bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area refraktil pada bagian tengah dari lensa,
yang sering memberikan gambaran terbaik pada reflek merah dengan
retinoskopi atau ophtalmoskopi langsung. Fenomena seperti ini menimbulkan diplopia
monocular yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, prisma, atau lensa kontak.
e. Noda, berkabut pada lapangan pandang.
f. Ukuran kaca mata sering berubah.
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen atau chart projector
2. Pemeriksaan slit-lamp : untuk mengetahui segmen anterior
3. Tonometry non contact atau aplanasi atau Schiotz
4. Pemeriksaan funduscopy (jika masih memungkinkan)
5. USG : untuk menyingkirkan adanya kelainan lain pada mata selain katarak
6. Biometri : untuk mengukur power IOL jika pasien akan dioperasi katarak
Penatalaksanaan
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak
tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan
mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa
yang keruh.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa.
Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra
capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut
ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi
katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.
PRESBIOPI
Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya
sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat. Presbiopi adalah suatu
bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai
dengan makin meningkatnya umur.
Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan merupakan
penyakit dan tidak dapat dicegah. Presbiopi atau mata tua yang disebabkan karena daya
akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan baik akibatnya lensa mata tidak dapat
menmfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat sehingga mata tidak bisa melihat yang
dekat. Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Daya akomodasi
adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih. Biasanya terjadi diatas usia
40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan membutuhkan kaca mata baca
untuk mengkoreksi presbiopinya.
Etiologi
a. Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut
b. Kelemahan otot-otot akomodasi
c. Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan
(sklerosis) lensa
Klasifikasi
a. Presbiopi Insipien
tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa didapatipasien memerlukan kaca mata
untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan biladilakukan tes, dan pasien biasanya akan
menolak preskripsi kaca mata baca
b. Presbiopi Fungsional
Amplitud akomodasi yang semakin menurun dan akandidapatkan kelainan ketika diperiksa
c. Presbiopi Absolut
Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional,dimana proses akomodasi sudah tidak
terjadi sama sekali
d. Presbiopi Prematur
Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhungan dengan
lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan
e. Presbiopi Nokturnal
Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelapdisebabkan oleh peningkatan
diameter pupil
Gejala
a. Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus / kecil
b. Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga
disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama
c. Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkanpunggungnya
karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat matamakin
menjauh)
d. Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari
e. Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca
Penatalaksanaan Presbiopi
1. Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopi. Tujuan koreksi adalah
untukmengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang
dekat
2. Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahan dengan lensa positif sesuaiusia dan
hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu membaca tulisan pada kartu
Jaeger 20/30
3. Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3.00 D adalah lensa positif terkuat
yang dapat diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini, mata tidak melakukan
akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm, karena tulisan yang dibaca terletak
padatitik fokus lensa +3.00 D
Selain kaca mata untuk kelainan presbiopi saja, ada beberapa jenis lensa lain yang digunakan
untuk mengkoreksi berbagai kelainan refraksi yang ada bersamaan dengan presbiopia. Ini
termasuk:
a. Bifokal
untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bisa yang mempunyaigaris horizontal
atau yang progresif
b. Trifokal
untuk mengkoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh. Bisa yangmempunyai garis
horizontal atau yang progresif
c. Bifokal kontak
untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bagian bawahadalah untuj membaca.
Sulit dipasang dan kurang memuaskan hasil koreksinya
d. Monovision kontak
lensa kontak untuk melihat jauh di mata dominan, dan lensakontak untuk melihat
dekat pada mata non-dominan. Mata yang dominan umumnyaadalah mata yang
digunakan untuk fokus pada kamera untuk mengambil foto
e. Monovision modified
lensa kontak bifokal pada mata non-dominan, dan lensakontak untuk melihat jauh
pada mata dominan. Kedua mata digunakan untuk melihat jauh dan satu mata
digunakan untuk membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia ; 2009
Ilyas S. Kelainan Refraksi dan Kacamata. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
KedokteranUniversitas Indonesia; 2003
Vaughan DG. Oftalmologi Umum. Jakarta : Widya Medika; 2000
James B. Lecture Notes Oftalmologi. Jakarta : Erlangga ; 2003