Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

download Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

of 39

Transcript of Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    1/39

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pembesaran prostat benign atau lebih dikenal sebagai BPH sering ditemukan pada

     pria yang memasuki usia lanjut. Istilah BPH atau benign prostatic hyperplasia sebenarnya

    merupakan istilah histopatologis, yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel

    kelenjar prostat.

    Suatu penelitian menyebutkan bahwa prevalensi Benign Prostat Hiperplasia (BPH

    yang bergejala pada pria berusia !"#!$ tahun men%apai hampir &'. )ngka ini meningkat

    dengan bertambahnya usia, sehingga pada usia '"#'$ tahun prevalensinya men%apai hampir 

    ' dan pada usia *" tahun men%apai angka sekitar !+. )ngka kejadian BPH di Indonesia

    sebagai gambaran hospital prevalensi di dua umah Sakit besar di akarta yaitu S/ dan

    Sumberwaras selama + tahun (&$$!#&$$$ terdapat &"!" kasus.

    /eskipun jarang mengan%am jiwa, BPH memberikan keluhan akibat dari pembesaran

    kelenjar prostat yang menyebabkan terjadinya obstruksi pada leher buli-buli dan uretra atau

    dikenal sebagai bladder   outlet obstruction (B00. 0bstruksi yang khusus disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat disebut sebagai benign prostate obstruction (BP0. 0bstruksi ini

    lama kelamaan dapat menimbulkan perubahan struktur buli-buli maupun ginjal sehingga

    menyebabkan komplikasi pada saluran kemih atas maupun bawah.

    )danya BPH ini akan menyebabkan terjadinya obstruksi saluran kemih dan untuk 

    mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan dengan berbagai %ara mulai dari tindakan yang paling

    ringan yaitu se%ara konservati1 (non operati1 sampai tindakan yang paling berat yaitu

     pembedahan.

    olok dubur atau digital rectal examination (23 merupakan pemeriksaan yang

     penting  pada pasien BPH, disamping pemeriksaan 1isik pada regio suprapubik untuk men%ari

    kemungkinan adanya distensi buli-buli. 2ari pemeriksaan %olok dubur ini dapat diperkirakan

    adanya pembesaran prostat, konsistensi prostat, dan adanya nodul yang merupakan salah satu

    tanda dari keganasan prostat. 4e%urigaan suatu keganasan pada pemeriksaan %olok dubur,

    ternyata hanya 5*-+! yang positi1 kanker prostat pada pemeriksaan biopsi. Sensiti1itas

     pemeriksaan ini dalam menentukan adanya karsinoma prostat sebesar ++.

    1

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    2/39

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    2

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    3/39

    I. Identitas Pasien

     6ama 7 8n. 9

    9mur 7 :: tahun

    enis kelamin 7 ;aki # ;aki

    Status 7 /enikah

    Suku Bangsa 7 Sunda

    Pekerjaan 7 8idak bekerja

    )lamat 7 Suka ;aksana,

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    4/39

     6yeri pada daerah pinggang dan ken%ing berpasir atau keluar batu

    disangkal oleh pasien.

    #. Riwayat Penyakit Dahulu "

    iwayat penyakit hipertensi dan 2/ disangkal oleh pasien.

    d. Riwayat Penyakit Kelua!a "

    8idak terdapat keluarga pasien yang mengalami hal serupa.

    e. Riwayat Ale!i "

    Pasien menyangkal adanya alergi terhadap obat atau makanan tertentu.

    III. Pemeiksaan $isik 

    Status %enealis

    4eadaan 9mum 7 Baik  

    4esadaran 7 ompos mentis

    Status gi@i 7 ukup

    8andi vital 7 8ekanan 2arah7 &*"A$" mmHg

      6adi 7 $5 >Amenit

      espirasi 7 5! >Amenit

      Suhu 7 +*,5 o

    Ke&ala 

    /ata 7 4onjungtiva )nemis -A-, Sklera ikterik -A-, e1lek pupil A

    Hidung 7 3pistaksis -A-, 2eviasi septum (- , 4repitasi (-, PH (-

    /ulut 7 Sianosis peri oral (-, 1aring tidak hiperemis

    ;eher 7 8rakea ditengah, pembesaran 4?B (-

    4

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    5/39

    'h(aks 

    Inspeksi 7 Hemitorak simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis

    Palpasi 7 Cremitus vokal dan taktil simetris kanan dan kiri, 6yeri tekan (-

    Perkusi 7 Sonor pada kedua hemitorak  

    )uskultasi 7 Pulmo 7 DBS kanan E kiri normal, ronki -A-, whee@ing -A-

      or 7 Bunyi jantung I -II murni reguler, murmur (-, ?allop (-

    Abd(men 

    Inspeksi 7 8ampak datar, simetris, massa (-, kelainan kulit (-

    )uskultasi 7 Bising usus ( normal

    Perkusi 7 8impani di seluruh kuadran abdomen, 6yeri ketok (-

    Palpasi 7 6yeri tekan (, hepar dan lien tidak teraba pembesaran

    Ekstemitas 

    Superior de>. dan sin. 7 8onus otot 7 baik

    ?erakan 7 akti1 A akti1 

      3dema 7 -A-

      /assa 7 -A-

    In1erior de>. dan sin. 7 8onus otot 7 baik 

      ?erakan 7 akti1A akti1 

      3dema 7 -A-

      /assa 7 -A-

    Status U(l(!is"

    5

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    6/39

    Re!i( )(st(*etebalis 

    Inspeksi 7

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    7/39

    • ;ab darah rutin kimia darah ( S?P8, S?08, 9reum, 4reatinin, ?2S

    • 8horak 1oto (pre-op

    • 34?

    • 9S? (pasien tidak sempat melakukan 9S?

     Lab(at(ium -8gl ": 2esember 5"&'

    Daah utin

    • Hb 7 &!,' ( 67 &+ - &* gAd;

    • Ht 7 !' ( 67 !" - '5

    • 3ritrosit 7 !.:5 ( 67 +,' - *,' jutaAd;

    • ;eukosit 7 &"."$" ( 67 +,="" # &",*"" Au;

    • 8rombosit 7 5:".""" ( 67 &'"""" - !""""" Au;

    • masa perdarahan 7 +F,"'FF

    • masa pembekuan 7 'F,""FF

    Kimia klinik 

    • Protein total 7 '.:& (67 *.* # =.: gAd;

    • )lbumin 7 +.' (67 +.' # ' gAd;

    • S?08 7 != (67 sAd +: 9A;

    • S?P8 7 5$ (67 sAd !" 9A;

    • 9reum 7 == (6 7 &' # '" mgAd;

    • 4reatinin 7 5.' (67 ".: # &.5 mgAd;

    ?ula 2arah Sewaktu 7 &5+ (67 :" # &&" mgAd;

    7

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    8/39

    Elekt(lit

    •  6atrium 7 &!& (67 &+' # &!' m3GA;

    • 4alium 7 !.* (67 +,* # ',' m3GA;

    • 4lorida 7 &&5 (67 $= # &"= m3GA;

    • 4alsium 7 +.:= (67 !.: # '.5 m3GA;

    Uine Rutin

    • Berat enis 9rine 7 &."&' (67 &.""5 # &."+"

    • Blood 9rine 7 P0S (

    • ;ekosit 3sterase 7 P0S (

    •  pH 9rine 7 =." (67 !.* # :.'

    •  6itrit 9rine 7 P0SI8IC (67 6egati1

    • Protein 9rine 7 6egati1 (67 6egati1

    • ?lukosa 9rine 7 6egati1 (67 6egati1

    • 4eton 9rine 7 6egati1 (67 6egati1

    • 9robilinogen 9rine 7 P0S ( (67 ".5 # &." mgAd;

    • Bilirubin 9rine 7 6egati1 (67 6egati1

    +. Dia!n(sa Ke,a

    Benign Prostat Hiperplasia (BPH

    +I. Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan &e (&easi

    &. Bed rest

    5. In1us ; 5" tetes per menit

    8

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    9/39

    +. Pasang kateter 

    !. en%ana operasi open prostatektomi persiapan puasa *-= jam sebelum operasi

    '. /edikamentosa

    • Inj. e1ota>ime 5>& gr ID

    • Inj. 4etorola% +>& ampul ID

    • Inj. anitidin 5>& ampul ID

    Penatalaksanaan post operasi

    1. Bed rest

    2. Infus RL : D5 2:1 2! tetes per "enit

    3. #ateter tetap terpasan$

    4. %poolin$ RL

    5. &o'ilisasi (ari perta"a pos operasi )"irin$ kanan "irin$ kiri*

    6. &edika"entosa

    • In+. ,efota-i"e 2-1 $r I

    • In+. #etorola/ 3-1 a"pul I

    • In+. Ranitidin 2-1 a"pul I

    • In+. 0sa" trane-a"at 3-1 a"pul I

    +II. P(!n(sis"

    uo ad vitam 7 2ubia ad bonam

    uo ad 1un%tionam 7 2ubia ad malam

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    10/39

    LAPORAN OPERASI -//01/0/213

    0perator 7 2r. Hadiyana S., Sp.B

    )sisten & 7 dr. )l1arina

    Perawat Instrumen 7 H. 2eni

    2iagnosa Pra Bedah 7 etensio urin e.% BPH

    Indilasi operasi 7 /engangkat massa tumor  

    2iagnosa Pas%a Beda 7 Sesuai

    enis 0perasi 7 0pen prostate%tomy

    4ategori 0perasi 7 Besar 

    2esin1eksi 4ulit dengan 7 Povidon Iodine

    aringan yang di eksisi 7 massa (di kirim ke P)

    LAPORAN OPERASI LEN%KAP

    20 7 2itemukan prostat membesar berukuran ' > ' > ! %m. /assa tidak disertai dengan

    nodul

    80 7

    &. 2ilakukan tindakan a dan antiseptik pada lapang operasi dan sekitarnya

    5. 2ilakukan insisi pada daerah in1ra umbili%al bagian medial. 4utis, subkutis, dan

    1as%ia disayat tajam

    +. Buli diidenti1ikasi, lapisan peritoneum didorong ke atas!. 2ilakukan insisi pada daerah buli

    '. Identi1ikasi prostat, ditemukan 20

    *. 2ilakukan pengangkatan prostat

    :. 4ontrol perdarahan, lapang operasi di%u%i dengan menggunakan larutan 6al

    ",$

    =. Buli ditutup dengan jahitan lapis demi lapis

    $. ;apang operasi ditutup lapis demi lapis

    &". 0perasi selesai

    Instruksi pas%a Bedah 7

    - 0bservasi 7 49, 6adi, espirasi, Pendarahan

    - In1us 7 ; 7 2' J 57& (5" tetes per menit

    - )nalgetik 7 Injeksi 4etorola% +>& ampul

    - Puasa 7 sampai dengan B9 (

    - )ntibiotik 7 Injeksi e1ota>ime 5>&gram ID

      Injeksi anitidin 5>& amp

      Injeksi )sam 8rane>amat +> '"" mg ID

    Spooling +" tetes per menit

    ?anti verband P02

    1!

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    11/39

    PER4ASALAHAN

    1. A&akah &ene!akkan dia!n(sis &ada kasus di atas sudah te&at5

    Dai anamnesis di da&atkan iwayat"

    - Pasien seorang laki-laki berumur :" tahun

    - 8erdapat keluhan tidak bisa B)4 sejak & hari S/S

    - Pasien mempunyai gangguan pada B)4 sejak + tahun terakhir 

    11

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    12/39

    - Saat ingin B)4 pasien harus mengedan dan menunggu lama baru air ken%ingnya

    keluar. 8etapi air ken%ing yang keluar tidak lan%er 

    - Saat B)4 pan%arannya berkurang dan kadang terdapat nyeri

    - Setelah B)4 pasien merasa tidak lampias atau kurang puas dan terdapat tetesan air 

    ken%ing pada saat selesai B)4 - Pasien merasakan lebih sering mersakan ingin B)4 pada saat malam hari

    - Pasien selama + tahun terakhir selalu kontrol ke puskesmas untuk dipasangkak 

    kateter, setelah kateter dipasang keluhan tersebut hilang tetapi kembali lagi apabila

    kateter dilepas.

    Dai iwayat tesebut meu&akan !e,ala dan 6akt( &edis&(sisi te,adinya

    Beni!n P(state Hy&e&lasia -BPH

    Dai &emeiksaan 6isik dida&atkan"

    egio Supra Sim1isis 7- D9 7 teraba sedikit adanya tahanan

    - 6yeri tekan 7 (-

    egio ?enitalia 3ksterna7

    - 8idak adanya kelainan, terpasang kateter 

    e%tal 8ou%her7

    - Spin%ter )ni 7 4uat

    - )mpula 7 8idak kolaps

    - Prostat 7 4onsistensi kenyal, mukosa li%in, tidak ada nodul, teraba

    simetris, nyeri tekan (-, pada handskun darah (-, 1eses (, lendir (-

    Dai &emeiksaan &enun,an! dida&atkan"

    Pasien tidak sempat lagi dilakukan 9S? Prostat

    /. A&akah &enatalaksanaan kasus di atas sudah te&at5

    8ujuan terapi medikamentosa adalah (& mengurangi resistensi otot polos prostat

    sebagai komponen dinamik penyebab obstruksi in1ravesika dengan obat-obatan

     penghambat adrenergik al1a, dan (5 mengurangi volume prostat sebagai komponen

    statik dengan %ara menurunkan kadar hormon testosteronA dihirotestosteron (2H8

    melalui penghambat 'K #reduktase.

    Pada pasien ini tidak diberikan terapi medikamentosa berupa penghambat

    adrenergik al1a dan penghambat ' K #reduktase, karena se%ara klinis e1ektivitas obat12

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    13/39

    masih diragukan serta ukuran prostat yang terlalu besar membuat pengobatan se%ara

    medikamentosa kurang bermakna.

    8erapi yang sebaik dilakukan adalah terapi bedah dengan %ara Prostatektomi

    Perineal. Prostatektomi Perineal adalah mengangkat kelenjar melalui suatu insisi

    dalam perineum. ara ini lebih praktis dibanding %ara yang lain, dan sangat berguna

    untuk biopsi terbuka. 4euntungan yang lain memberikan pendekatan anatomis

    langsung, drainase oleh bantuan gravitasi, e1ekti1 untuk terapi kanker radikal,

    hemostatik di bawah penglihatan langsung,angka mortalitas rendah, insiden syok 

    lebih rendah, serta ideal bagi pasien dengan prostat yang besar, resiko bedah buruk 

     bagi pasien sangat tua dan ringkih.

    Pada pasien ini dilakukan Prostatektomi dan dilakukan pemeriksaan patologi

    anatomi pada kelenjar prostat yang diambil.

    7. Ba!aimana &(!n(sis &asien di atas 5

    uo ad vitam 7 2ubia ad bonam

    uo ad 1ungsionam 7 2ubia ad malam

    13

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    14/39

    BAB III

    'IN8AUAN PUS'AKA

    1. Kelen,a P(stat

    1.1. Anat(mi

    Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik dilapisi kapsul 1ibromuskuler yang

    terletak di in1erior kandung kemih, mengelilingi bagian proksimal uretra (urethra pars

     prostati%a dan berada disebelah anterior rektum. Bentuknya sebesar buah kenari dengan

     berat normal pada orang dewasa kurang lebih 5" gram. 4arena berat jenis jaringan prostat

    &,"' gramAm; maka volume dalam m; dapat disamakan dengan berat kelenjar prostat

    dalam gram.

    %amba 1. Anat(mi Saluan Kemih Laki0Laki

    4elenjar prostat terbagi menjadi ' lobus7 lobus medius, 5 lobus lateralis, lobus anterior,

    dan lobus posterior. BPH sering terjadi pada lobus lateralis dan lobus medialis karena

    mengandung banyak jaringan kelenjar, tetapi tidak terjadi pada bagian posterior lobus

    medius (lobus posterior yang merupakan bagian tersering terjadinya perkembangan

    karsinoma prostat..

    Prostat mendapat aliran darah dari per%abangan arteri pudenda interna, arteri vesi%alis

    in1erior dan arteri re%talis media. Pembuluh ini ber%abang-%abang dalam kapsula dan

    stroma, dan berakhir sebagai jala-jala kapiler dalam lamina propria. Pembuluh vena

    mengikuti jalannya arteri dan bermuara ke pleksus sekeliling kelenjar. Pleksus vena

    men%urahkan isinya ke vena ilia%a interna. Pembuluh lim1e mulai sebagai kapiler dalam

    14

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    15/39

    stroma dan mengikuti pembuluh darah dam mengikuti pembuluh darah. ;im1e terutama

    di%urahkan ke nodus ilia%a interna dan nodus sa%ralis. Persara1an prostat berasal dari

     ple>us hypogastri%us in1erior dan membentuk ple>us prostati%us. Prostat mendapat

     persara1an terutama dari serabut sara1 tidak bermielin. Beberapa serat ini berasal dari sel

    ganglion otonom yang terletak di kapsula dan di stroma. Serabut motoris, mungkin

    terutama simpatis, tampak mempersara1i sel-sel otot polos di stroma dan kapsula sama

    seperti dinding pembuluh darah.

    ?ambar 5. )natomi Prostat normal dan patologis

    1./. $isi(l(!i

    Prostat adalah suatu alat tubuh yang tergantung kepada pengaruh endokrin. Pengetahuan

    mengenai si1at endokrin ini masih belum pasti. Bagian yang peka terhadap estrogen

    adalah bagian tengah, sedangkan bagian tepi peka terhadap androgen. 0leh karena itu

     pada orang tua bagian tengahlah yang mengalami hiperplasi karena sekresi androgen

     berkurang sehingga kadar estrogen relati1 bertambah. Sel-sel kelenjar prostat dapat

    membentuk en@im asam 1os1atase yang paling akti1 bekerja pada pH '.

    4elenjar prostat mensekresi %airan sedikit yang berwarna putih susu dan bersi1at alkalis

    yang menetralkan %airan vagina yang asam, suatu 1ungsi penting karena sperma lebih

    dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang sedikit basa. airan ini mengandung asam

    sitrat, asam 1os1atase, kalsium dan koagulase serta 1ibrinolisis. 3n@im-en@im pembekuan

     prostat membekukan semen sehingga sperma yang diejakulasikan tetap tertahan di

    saluran reproduksi wanita saat penis ditarik keluar. Segera setelah itu, bekuan seminal

    15

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    16/39

    diuraikan 1ibrinolisin sehingga sperma motil yang dikeluarkan dapat bebas bergerak di

    dalam saluran reproduksi wanita.

    Selama pengeluaran %airan prostat, kapsul kelenjar prostat akan berkontraksi bersamaan

    dengan kontraksi vas de1eren dan %airan prostat keluar ber%ampur dengan semen yang

    lainnya. airan prostat merupakan 5' volume %airan ejakulat dan ber1ungsi

    memberikan makanan spermato@on dan menjaga agar spermato@on tidak %epat mati di

    dalam tubuh wanita, dimana sekret vagina sangat asam (pH7 +,' - !. airan ini dialirkan

    melalui duktus skretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan

     bersama %airan semen yang lain pada saat ejakulasi.

    Dolume %airan prostat kurang lebih 5' dari seluruh volume ejakulat. 2engan demikian

    sperma dapat hidup lebih lama dan dapat melanjutkan perjalanan menuju tuba uterina dan

    melakukan pembuahan, sperma tidak dapat bergerak optimal sampai pH %airan sekitarnya

    meningkat * - *,' akibatnya mungkin bahwa %airan prostat menetralkan keasaman %airan

    dan lain tersebut setelah ejakulasi dan sangat meningkatkan pergerakan dan 1ertilitas

    sperma.

    /. Beni!na P(state Hi&e&lasia -BPH

    /.1. De6inisi

    Pembesaran prostat jinak atau Benign Prostati% Hypertrophy (BPH adalah pertumbuhan

    nodul-nodul 1ibroadenomatosa majemuk dalam prostat, dimulai dari bagian periuretral

    sebagai proli1erasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekan kelenjar normal yang

    tersisa.

    /./. Eti(l(!i

    8idak ada bukti yang meyakinkan mengenai korelasi antara 1aktor- 1aktor lain selain usia

    dalam peningkatan kejadian BPH. /erokok juga diduga sebagai 1aktor yang berhubungan

    dengan prostatektomi, namun ras, habitus, riwayat vasektomi, kebiasaan seksual dan

     penyakit- penyakit lain serta obat-obatan belum ditemukan mempunyai korelasi dengan

     peningkatan kejadian BPH.

    Penyebab BPH belum jelas. Beberapa yang teori telah dikemukakan di antaranya7

    16

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    17/39

    & 8eori 2H8 (dihidrotestosteron 7 testosteron dengan bantuan en@im '-K-redu%tase

    dikonversi menjadi 2H8 yang merangsang pertumbuhan kelenjar prostat.

    5 8eori reawakening, yaitu jaringan kembali seperti perkembangan pada masa

    embriologik (jaringan periuretral tumbuh lebih %epat dari jaringan sekitarnya. 8eori

    ini berdasarkan kemampuan stroma untuk merangsang pertumbuhan epitel. /enurut

    /% 6eal, seperti pada embrio, lesi primer BPH adalah penonjolan kelenjar yang

    kemudian ber%abang menghasilkan kelenjar-kelenjar baru di sekitar prostat.

    + 8eori stem %ell hypotesis. Isaa% dan o11ey mengajukan teori ini berdasarkan asumsi

     bahwa pada kelenjar prostat, selain ada hubungannya dengan stroma dan epitel, juga

    ada hubungan antara jenis-jenis sel epitel yang ada di dalam jaringan prostat. Stem sel

    akan berkembang menjadi sel apli1ying. 4eduanya tidak tergantung pada androgen.

    Sel apli1ying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung se%ara mutlak 

     pada androgen, sehingga dengan adanya androgen sel ini akan berproli1erasi dan

    menghasilkan pertumbuhan prostat yang normal.

    ! 8eori growth 1a%tors. 8eori ini berdasarkan adanya interaksi antara unsur stroma dan

    unsur epitel prostat yang berakibat BPH. Caktor pertumbuhan ini dibuat oleh sel-sel

    stroma di bawah pengaruh androgen. )danya ekspresi berlebihan dari epidermisgrowth 1a%tor (3?C danAatau 1ibroblast growth 1a%tor (C?C danAatau adanya

     penurunan ekspresi trans1orming growth 1a%tor- b (8?C-b, akan menyebabkan

    terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan prostat dan menghasilkan pembesaran

     prostat.

     6amun demikian, diyakini ada dua 1aktor penting penyebab terjadinya BPH, yaitu adanya

    dihidrotestosteron (2H8 dan proses penuaan. 2ihidrotestosteron yang berasal dari

    testosteron dengan bantuan en@im '-K-redu%tase diperkirakan sebagai mediator utama

     pertumbuhan prostat. 2alam sitoplasma sel prostat ditemukan reseptor untuk 

    dihidrotestosteron. eseptor ini jumlahnya akan meningkat dengan bantuan estrogen.

    2H8 yang dibentuk kemudian akan berikatan dengan reseptor membentuk kompleks

    2H8-reseptor yang kemudian masuk ke inti sel dan mempengaruhi 6) dan merangsang

    sintesis protein sehingga terjadi proli1erasi sel. 2engan bertambahnya umur terdapat

    gangguan keseimbangan hormon testosteron dan estrogen. 2iketahui bahwa jumlah

    androgen berkurang sehingga terjadi peninggian estrogen (hiperestrinisme se%ara relati1.

    3strogen diketahui mempengaruhi prostat bagian dalam (bagian tengah, lobus lateralis,

    17

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    18/39

    dan lobus medius hingga pada hiperestrinisme, bagian inilah yang mengalami

    hyperplasia.

    /.7. Pat(6isi(l(!i

    Hiperplasi prostat adalah pertumbuhan nodul-nodul 1ibroadenomatosa majemuk dalam

     prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian periuretral sebagai proli1erasi yang

    terbatas dan tumbuh dengan menekan kelenjar normal yang tersisa. aringan hiperplastik 

    terutama terdiri dari kelenjar dengan stroma 1ibrosa dan otot polos yang jumlahnya

     berbeda-beda. Proses pembesaran prostat terjadi se%ara perlahan-lahan sehingga

     perubahan pada saluran kemih juga terjadi se%ara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah

    terjadi pembesaran prostat, resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat,

    serta otot destrusor menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau divertikel.

    Case penebalan destrusor disebut 1ase kompensasi, keadaan berlanjut, maka destrusor 

    menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk 

     berkontraksiAterjadi dekompensasi sehingga terjadi retensi urin. Pasien

    Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen urethra pars prostati%a dan akan

    menghambat aliran urine. 4eadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan di dalam

    kandung kemih. 9ntuk dapat mengeluarkan urine, kandung kemih harus berkontraksi

    lebih kuat guna melawan tekanan tersebut. 4ontraksi yang terus-menerus ini

    menyebabkan perubahan anatomik dari kandung kemih berupa hipertro1i otot detrusor,

    trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel kandung kemih. Case penebalan

    otot detrusor ini disebut 1ase kompensasi. Perubahan struktur pada kandung kemih

    dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau ;ower 

    9rinary 8ra%t Symptoms (;98S yang dahulu dikenal dengan gejala - gejala

     prostatismus. 2engan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke

    dalam 1ase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga

    terjadi retensi urine. Pasien tidak bisa mengosongkan vesika urinaria dengan sempurna,

    maka akan terjadi statis urin. 9rin yang statis akan menjadi alkalin dan media yang baik 

    untuk pertumbuhan bakteri.

    0bstruksi urin yang berkembang se%ara perlahan-lahan dapat mengakibatkan aliran urin

    tidak deras dan sesudah berkemih masih ada urin yang menetes, ken%ing terputus-putus

    18

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    19/39

    (intermiten, dengan adanya obstruksi maka pasien mengalami kesulitan untuk memulai

     berkemih (hesitansi. ?ejala iritasi juga menyertai obstruksi urin. Desika urinarianya

    mengalami iritasi dari urin yang tertahan tertahan didalamnya sehingga pasien merasa

     bahwa vesika urinarianya tidak menjadi kosong setelah berkemih yang mengakibatkan

    interval disetiap berkemih lebih pendek (nokturia dan 1rekuensi, dengan adanya gejala

    iritasi pasien mengalami perasaan ingin berkemih yang mendesakA urgensi dan nyeri saat

     berkemih Adysuria.

    8ekanan vesika yang lebih tinggi daripada tekanan s1ingter dan obstruksi, akan terjadi

    inkontinensia paradoks. 8ekanan di dalam kandung kemih yang semakin tinggi juga akan

    diteruskan ke seluruh bagian kandung kemih tidak terke%uali pada kedua muara ureter.

    8ekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan re1luks vesi%o-ureter. 4eadaan

    ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidrone1rosis, bahkan

    akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal diper%epat apabila

    terjadi in1eksi. Pada waktu miksi, penderita harus selalu mengedan sehingga lama-

    kelamaan menyebabkan hernia atau hemoroid. 4arena selalu terdapat sisa urine, dapat

    terbentuk urolithiasis di dalam kandung kemih. Batu ini dapat menambah keluhan iritasi

    dan menimbulkan hematuria.

    In1eksi saluran kemih dapat timbul sebagai komplikasi ataupun memper%epat terjadinya

    retensi urine. BPH juga mungkin berhubungan dengan dis1ungsi seksual.

    1

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    20/39

    %amba 7 Pat(6isi(l(!i BPH

    /.9. 4ani6estasi Klinis

    ?ejala pembesaran prostat jinak dibedakan menjadi dua kelompok 7

    & ?ejala obstrukti1

    8erjadi karena penyempitan uretra pars prostati%a karena didesak oleh prostat yang

    membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi %ukup kuat dan atau %ukup

    lama sehingga kontraksi terputus-putus. ?ejala obstrukti1 BPH terdiri dari pan%aran

    melemah (poor stream, harus menunggu lama pada permulaan miksi (hesisten%y, miksi

    terputus-putus (intermitten%y, harus mengejan saat buang air ke%il (straining, menetes

    2!

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    21/39

     pada akhir miksi (terminal dribbling, dan rasa belum puas setelah miksi (in%omplete

    emptying.

    0bstruksi saluran kemih pada BPH menyebabkan terjadinya retensi urine akut. etensi

    urine akut ditemukan pada hampir sepertiga penderita BPH yang menjalani terapi bedah.

    5 ?ejala iritati1

    2isebabkan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna pada saat miksi atau

    karena pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada kandung kemih, sehingga

    kandung kemih sering berkontraksi meskipun belum penuh. ?ejala iritati1 terdiri dari

    sering miksi (1reGuen%y, miksi sulit ditahan (urgen%y, buang air ke%il malam hari lebih

    dari satu kali (no%turia, dan nyeri saat miksi (disuria.

    4umpulan gejala yang ditandai dengan gejala obstrukti1 dan iritati1 pada saluran kemih

    disebut ;ower 9rinary 8ra%t Symptoms (;98S. ;ebih dari '" pria berusia di atas '"

    tahun mengalami sebagai mani1estasi klinis dari BPH. 8anda klinis terpenting dalam BPH

    adalah ditemukannya pembesaran prostat pada pemeriksaan %olok duburA2igital e%tal

    3>amination (23. 9kuran dan konsistensi prostat perlu diketahui, walaupun ukuran

     prostat yang ditentukan melalui 23 tidak berhubungan dengan derajat obstruksi.

    /.3. Dia!n(sis

    /.3.1. Anamnesis

    a. 4eluhan pada saluran kemih bagian bawah (;98S'

    8erdiri atas gejala obstruksi dan iritasi 7

    8abel &. ?ejala 0bstruksi dan Iritasi Benigna Prostat Hiperplasia

    0bstruksi Iritasi

    • Hesistansi

    • Pan%aran miksi lemah

    • Intermitensi

    •/iksi tidak puas

    • Crekuensi

    •  6okturi

    • 9rgensi

    •2isuria

    21

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    22/39

    • 2istensi abdomen

    • 8erminal dribbling (menetes

    • Dolume urine menurun

    • /engejan saat berkemih

    9rgensi dan disuria jarang

    terjadi, jika ada disebabkan oleh

    ketidakstabilan detrusor 

    sehingga terjadi kontraksi

    involunter.

    /ani1estasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih

    tergantung tiga 1aktor, yaitu7

    • Dolume kelenjar periuretral

    • 3lastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat

    • 4ekuatan kontraksi otot detrusor 

    8imbulnya gejala ;98S merupakan mani1estasi kompensasi otot buli-buli untuk 

    mengeluarkan urine. Pada suatu saat, otot buli-buli mengalami kepayahan (1atigue

    sehingga jatuh ke dalam 1ase dekompensasi yang diwujudkan dalam bentuk retensi

    urin akut.

    8imbulnya dekompensasi buli-buli ini didahului oleh 1a4tor pen%etus antara lain 7

    & Dolume buli-buli tiba-tiba penuh (%ua%a dingin, konsumsi obat-obatan yang

    mengandung diuretikum, minum tertalu banyak

    5 /assa prostat tiba-tiba membesar (setelah melakukan aktivitas seksualA in1eksi

     prostat

    + Setelah mengkonsumsi obat-obat yang dapat menurunkan kontraksi otot

    detrusor (golongan antikolinergik atau adrenergi%-K

    9ntuk menentukan derajat beratnya penyakit yang berhubungan dengan penentuan

     jenis pengobatan BPH dan untuk menilai keberhasilan pengobatan BPH, dibuatlah

    suatu skoring yang valid  dan reliable. 8erdapat beberapa sistem skoring, di

    antaranya skor  International Prostate Skoring System (IPSS yang diambil

     berdasarkan skor  American Urological Association ()9). Skor )9) terdiri dari :

    22

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    23/39

     pertanyaan. Pasien diminta untuk menilai sendiri derajat keluhan obstruksi dan

    iritati1 mereka dengan skala "-'. 8otal skor dapat berkisar antara "-+'. Skor "-:

    ringan, =-&$ sedang, dan 5"-+' berat.

    'abel /. Intenati(nal P(state Sym&t(m S#(e -IPSS

     b. ?ejala pada saluran kemih bagian atas

    /erupakan penyulit dari hiperplasi prostat, berupa gejala obstruksi antara lain nyeri

     pinggang, benjolan di pinggang (hidrone1rosis, demam (in1eksiA urosepsis.

    %. ?ejala di luar saluran kemih

    4eluhan pada penyakit herniaA hemoroid sering mengikuti penyakit hipertropi

     prostat. 8imbulnya kedua penyakit ini karena sering mengejan pada saat miksi

    sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intra abdominal.

    23

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    24/39

    ?ejala generalisata juga mungkin tampak, termasuk keletihan, anoreksia, mual dan

    muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik (Brunner L Suddarth, 5""&. Se%ara

    klinik derajat berat, dibagi menjadi ! gradiasi, yaitu7

    • 2erajat & 7 )pabila ditemukan keluhan prostatismus, pada 23 (%olok dubur

    ditemukan penonjolan prostat dan sisa urine kurang dari '" ml.

    • 2erajat 5 7 2itemukan tanda dan gejala seperti pada derajat &, prostat lebih

    menonjol, batas atas masih teraba dan sisa urine lebih dari '" ml tetapi kurang

    dari &"" ml.

    • 2erajat + 7 Seperti derajat 5, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi dan sisa urin

    lebih dari &"" ml.

    • 2erajat ! 7 )pabila sudah terjadi retensi total.

    /.3./. Pemeiksaan 6isik 

     Buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa kistus di daerah supra sim1isis akibat

    retensi urine. 4adang-kadang didapatkan urine yang selalu menetes yang

    merupakan pertanda dari inkontinensia paradoksa.

    1 Pemeiksaan #(l(k dubu : di!ital e#tal e;aminati(n - DRE

    /erupakan pemeriksaan yang sangat penting, 23 dapat memberikangambaran

    tonus s1ingter ani, mukosa rektum, adanya kelainan lain sepertibenjolan di dalam

    rektum dan tentu saja meraba prostat. Pada perabaan prostat harus diperhatikan 7

    − 4onsistensi pada pembesaran prostat kenyal

    − )dakah asimetri

    − )dakah nodul pada prostat

    − )pakah batas atas dapat diraba dan apabila batas atas masih dapat diraba biasanya

     besar prostat diperkirakan M*" gr.

    24

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    25/39

    %amba 9. Pemeiksaan )(l(k Dubu

    Pada BPH akan ditemukan prostat yang lebih besar dari normal, permukaan

    li%in dan konsistensi kenyal.&5 Pemeriksaan 1isik apabila sudah terjadi kelainan pada

    traktus urinaria bagian atas kadang-kadang ginjal dapat teraba dan apabila sudah

    terjadi pnielone1ritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri ketok pada pinggang.

    Desi%a urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total, buli-buli penuh

    (ditemukan massa supra pubis yang nyeri dan pekak pada perkusi. 2aerah inguinal

    harus mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. ?enitalia eksterna harus

     pula diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat

    menyebabkan gangguan miksi seperti batu di 1ossa navikularis atau uretra anterior,

    1ibrosis daerah uretra, 1imosis, %ondiloma di daerah meatus.

    25

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    26/39

    / Dea,at beat (bstuksi

    2erajat berat obstruksi dapat diukur dengan menentukan jumlah sisa urin

    setelah miksi spontan. Sisa urin ditentukan dengan mengukur urin yang masih dapat

    keluar dengan kateterisasi. Sisa urin dapat pula diketahui dengan melakukan

    ultrasonogra1i kandung kemih setelah miksi. Sisa urin lebih dari &""%% biasanya

    dianggap sebagai batas untuk indikasi melakukan intervensi pada hipertro1i

     prostat.2erajat berat obstruksi dapat pula diukur dengan mengukur pan%aran urin

     pada waktu miksi, yang disebut uro1lowmetri. )ngka normal pan%aran kemih rata-

    rata &"-&5 mlAdetik dan pan%aran maksimal sampai sekitar 5" mlAdetik. Pada

    obstruksi ringan, pan%aran menurun antara * # = mlAdetik, sedangkan maksimal

     pan%aran menjadi &' mlAdetik atau kurang.

    /.3.7. Pemeiksaan Lab(at(ium

    &. Pemeriksaan laboratorium7

    a. Sedimen urin

    9ntuk men%ari kemungkinan adanya proses in1eksi atau in1lamasi pada

    saluran kemih. /engevaluasi adanya eritrosit, leukosit, bakteri, protein

    atau glukosa.

     b. 4ultur urin

    /en%ari jenis kuman yang menyebabkan in1eksi dan sekaligus

    menentukan sensi1itas kuman terhadap beberapa antimikroba yang

    diujikan

    %. Caal ginjal

    /en%ari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih

     bagian atas. 3lektrolit, B96, dan kreatinin berguna untuk insu1isiensi

    ginjal kronis pada pasien yang memiliki postvoid residu (PD yang

    tinggi.

    d. ?ula darah

    26

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    27/39

    /en%ari kemungkinan adanya penyekit diabetes mellitus yang dapat

    menimbulkan kelainan persara1an pada buli-buli (buli-buli neurogenik

    e. Penanda tumor PS) (prostat spesi1ik antigen

    ika %uriga adanya keganasan prostat

    5. Pemeriksaan Patologi )natomi

    BPH di%irikan oleh berbagai kombinasi dari hiperplasia epitel dan stroma di

     prostat. Beberapa kasus menunjukkan proli1erasi halus-otot hampir murni,

    meskipun kebanyakan menunjukkan pola 1ibroadenomyomatous hyperplasia

    %amba 3. %ambaan 4ak(sk(&is dan 4ik(sk(&is

    +. Pen%itraan pada Benigna Prostat Hiperplasia7

    a. Coto polos

    Berguna untuk men%ari adanya batu opak di saluran kemih, adanya

     batuAkalkulosa prostat dan kadangkala menunjukan bayangan buli-buli yang

     penuh terisi urine, yang merupakan tanda suatu retensi urine

     b. Pemeriksaan ultrasonogra1i transrektal (89S

    )dalah tes 9S? melalui re%tum. 2alam prosedur ini, probe dimasukkan ke

    dalam rektum mengarahkan gelombang suara di prostat. ?ema pola

    gelombang suara merupakan gambar dari kelenjar prostat pada layar 

    tampilan. 9ntuk menentukan apakah suatu daerah yang abnormal tampak 

    27

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    28/39

    memang tumor, digunakan probe dan gambar 9S? untuk memandu jarum

     biopsi untuk tumor yang di%urigai. arum mengumpulkan beberapa potong

     jaringan prostat untuk pemeriksaan dengan mikroskop. Biopsy terutama

    dilakukan untuk pasien yang di%urigai memiliki keganasan prostat.

    8ransrektal ultrasonogra1i (89S sekarang juga digunakan untuk pengukur 

    volume prostat, %aranya antara lain 7

    • /etode Nstep planimetryO. ang menghitung volume rata-rata area

    hori@ontal diukur dari dasar sampai pun%ak.

    • /etode diameter. ang menggabungkan pengukuran tinggi (HAheight

    ,lebar ( < > ;

    %. Sistoskopi

    2alam pemeriksaan ini, disisipkan sebuah tabung ke%il melalui pembukaan

    urethra di dalam penis. Prosedur ini dilakukan setelah solusi numbs bagian

    dalam penis sehingga sensasi semua hilang. 8abung, disebut sebuah

    N%ystos%opeO , berisi lensa dan sistem %ahaya yang membantu dokter melihat

     bagian dalam uretra dan kandung kemih. 8es ini memungkinkan dokter 

    untuk menentukan ukuran kelenjar dan mengidenti1ikasi lokasi dan derajat

    obstruksi.

    %amba

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    29/39

    @ona peri1er. Rona transisi hipoekoik %enderung menekan @ona %entral

    dan peri1er. Batas yang memisahkan hyperplasia dengan @ona peri1er 

    adalah Nsurgi%al %apsuleO.

    • 9S? transabdominal mampu pula mendeteksi adanya hidrone1rosis

    ataupun kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama.

    %amba =. %ambaan S(n(!a6i P(stat N(mal

    %amba >. %ambaan S(n(!a6i Beni!na P(stat Hi&e&lasia

    e. Sistogra1i buli

    %amba ?.%ambaan Ele*asi Dasa Buli yan! 4en!indikasikan

    2

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    30/39

    !. Pemeriksaan lain7

    Pemeriksaan derajat obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan %ara mengukur7

    • esidual urin 7

    umlah sisa urin setelah miksi, dengan %ara melakukan kateterisasiA9S? setelah

    miksi

    • Pan%aran urinA1low rate 7

    2engan menghitung jumlah urine dibagi dengan lamanya miksi berlangsung

    (mlAdetik atau dengan alat uro1lometri yang menyajikan gambaran gra1ik 

     pan%aran urin. )liran yang berkurang sering pada BPH. Pada aliran urin yang

    lemah, aliran urinnya kurang dari &'m;As dan terdapat peningkatan residu urin.

    Post-void residual  mengukur jumlah air seni yang tertinggal di dalam kandung

    kemih setelah buang air ke%il. PD kurang dari '" m; umum menunjukkan

     pengosongan kandung kemih yang memadai dan pengukuran &"" sampai 5"" ml

    atau lebih sering menunjukkan sumbatan. Pasien diminta untuk buang air ke%il

    segera sebelum tes dan sisa urin ditentukan oleh 9S? atau kateterisasi.

    %amba 12. %ambaan Pan#aan Uin N(mal dan &ada BPH

    4eterangan 7

    ?ambaran aliran urin atas 7 dewasa muda yang asimtomatik, aliran urin lebih dari

    &'m;As, urin residu $ m; pada ultrasonogra1i.

    ?ambaran aliran urin bawah 7 dewasa tua dengan benigna hyperplasia prostat,

    terlihat waktu berkemih memanjang dengan aliran urin kurang dari &"m;As,

     pasien ini urin residunya &"" m;.

    3!

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    31/39

    /.

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    32/39

    (5 4urangi konsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan iritasi pada buli-buli

    (kopi atau %okelat

    (+ Batasi penggunaan obat-obat in1luen@a yang mengandung 1enilpropanolamin,

    (! 4urangi makanan pedas dan asin

    (' angan menahan ken%ing terlalu lama.

    Setiap * bulan, pasien diminta untuk datang kontrol dengan ditanya dan diperiksa

    tentang perubahan keluhan yang dirasakan, IPSS, pemeriksaan laju pan%aran urine,

    maupun volume residual urine. ika keluhan miksi bertambah jelek daripada sebelumnya,

    mungkin perlu di1ikirkan untuk memilih terapi yang lain.

    5 /edikamentosa

    Pasien BPH bergejala biasanya memerlukan pengobatan bila telah men%apai tahap

    tertentu. Pada saat BPH mulai menyebabkan perasaan yang mengganggu, apalagi

    membahayakan kesehatannya, direkomendasikan pemberian medikamentosa. 2alam

    menentukan pengobatan perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu dasar pertimbangan terapi

    medikamentosa, jenis obat yang digunakan, pemilihan obat, dan evaluasi selama

     pemberian obat. Perlu dijelaskan pada pasien bahwa harga obat-obatan yang akan

    dikonsumsi tidak murah dan akan dikonsumsi dalam jangka waktu lama. 2engan

    memakai piranti skoring IPSS dapat ditentukan kapan seorang pasien memer-lukan terapi.

    Sebagai patokan jika skoring : berarti pasien perlu mendapatkan terapi medikamentosa

    atau terapi lain. 8ujuan terapi medikamentosa adalah berusaha untuk7

    (& /engurangi resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik atau

    (5 /engurangi volume prostat sebagai kom-ponen statik. enis obat yang digunakan

    adalah 7

    a. )ntagonis adrenergik reseptor K yang dapat berupa7

    - Preparat non selekti17 1enoksiben@amin

    - Preparat selekti1 masa kerja pendek7 pra@osin, a1lu@osin, dan indoramin

    - Preparat selekti1 dengan masa kerja lama7 doksa@osin, tera@osin, dan tamsulosin

    32

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    33/39

     b. Inhibitor ' K redukstase, yaitu 1inasteride dan dutasteride

    Cinasteride adalah obat inhibitor '-K reduktase pertama yang dipakai untuk 

    mengobati BPH. 0bat ini bekerja dengan %ara menghambat pembentukan

    dihidrotestosteron (2H8 dari testosteron, yang dikatalisis oleh en@im ' K-redukstase

    di dalam sel-sel prostat. Beberapa uji klinik menunjukkan bahwa obat ini mampu

    menurunkan ukuran prostat hingga 5"-+", meningkatkan skor gejala sampai &'

    atau skor )9) hingga + poin, dan meningkatkan pan%aan urine. 31ek maksimum

    1inasteride dapat terlihat setelah * bulan. Pada penelitian yang dilakukan oleh

    /%onnell et al (&$$= tentang e1ek 1inasteride terhadap pasien BPH bergejala,

    didapatkan bahwa pemberian 1inasteride ' mg per hari selama ! tahun ternyata

    mampu menurunkan volume prostat, meningkatkan pan%aran urine, menurunkan

    kejadian retensi urine akut, dan menekan kemungkinan tindakan pembedahan hingga

    '". Cinasteride digunakan bila volume prostat !" %m+. 31ek samping yang terjadi

     pada pemberian 1inasteride ini minimal, di antaranya dapat terjadi impotensia,

     penurunan libido, ginekomastia, atau timbul ber%ak-ber%ak kemerahan di kulit.

    Cinasteride dapat menurunkan kadar PS) sampai '" dari harga yang semestinya

    sehingga perlu diperhitungkan pada deteksi dini kanker prostat.

    %. Cito1armaka

    Beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu dapat dipakai untuk memperbaiki

    gejala akibat obstruksi prostat,tetapi data-data 1armakologik tentang kandungan @at

    akti1 yang mendukung mekanisme kerja obat 1itoterapi sampai saat ini belum

    diketahui dengan pasti. 4emungkinan 1itoterapi bekerja sebagai7 anti-estrogen, anti-

    androgen, menurunkan kadar se> hormone binding globulin (SHB?, inhibisi basi%

    1ibroblast growth 1a%tor (bC?C dan epidermal growth 1a%tor (3?C, menga%aukan

    metabolisme prostaglandin, e1ek anti-in1lam-masi, menurunkan out1low resistan%e,

    dan memperke%il volume prostat. 2i antara 1ito-terapi yang banyak dipasarkan

    adalah7 Pygeum a1ri%anum, Serenoa repens, Hypo>is rooperi, adi> urti%a dan masih

     banyak lainnya

    + 8erapi bedah

    Pembedahan adalah tindakan pilihan, keputusan untuk dilakukan pembedahan didasarkan

     pada beratnya obstruksi, adanya IS4, retensio urin berulang, hematuri, tanda penurunan

    33

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    34/39

    1ungsi ginjal, ada batu saluran kemih dan perubahan 1isiologi pada prostat.

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    35/39

    /erupakan tindakan operasi yang paling banyak dilakukan, reseksi kelenjar 

     prostat dilakukan dengan transuretra menggunakan %airan irigan (pembilas agar 

    daerah yang akan dioperasi tidak tertutup darah. Indikasi 89P ialah gejala-

    gejala sedang sampai berat, volume prostat kurang dari $" gr.8indakan ini

    dilaksanakan apabila pembesaran prostat terjadi dalam lobus medial yang

    langsung mengelilingi uretra. Setelah 89P yang memakai kateter threeway.

    Irigasi kandung kemih se%ara terus menerus dilaksanakan untuk men%egah

     pembekuan darah. /an1aat pembedahan 89P antara lain tidak meninggalkan

    atau bekas sayatan serta waktu operasi dan waktu tinggal dirumah sakit lebih

    singkat.4omplikasi 89P adalah rasa tidak enak pada kandung kemih, spasme

    kandung kemih yang terus menerus, adanya perdarahan, in1eksi, 1ertilitas.

    - 8ransurethral In%ision o1 the Prostate (89IP

    )dalah prosedur lain dalam menangani BPH. 8indakan ini dilakukan apabila

    volume prostat tidak terlalu besar atau prostat 1ibroti%. Indikasi dari penggunan

    89IP adalah keluhan sedang atau berat, dengan volume prostat normalAke%il (+"

    gram atau kurang. 8eknik yang dilakukan adalah dengan memasukan instrument

    kedalam uretra. Satu atau dua buah insisi dibuat pada prostat dan kapsul prostat

    untuk mengurangi tekanan prostat pada uretra dan mengurangi konstriksi uretral.

    4omplikasi dari 89IP adalah pasien bisa mengalami ejakulasi retrograde ("-

    +:

    - 8erapi invasive minimal

    8erapi invasive minimal dilakukan pada pasien dengan resiko tinggi terhadap

    tindakan pembedahan. 8erapi invasive minimal diantaranya 8ransurethral

    /i%rovawe 8hermotherapy (89/8, 8ransuretral Ballon 2ilatation (89B2,

    8ransuretral 6eedle )blationA)blasi jarum 8ransuretra (896), Pemasangan

    stent uretra atau prostat%att

    • 8ransurethral /i%rovawe 8hermotherapy (89/8, jenis pengobatan ini hanya

    dapat dilakukan di beberapa rumah sakit besar. 2ilakukan dengan %ara

     pemanasan prostat menggunakan gelombang mikro yang disalurkan ke

    kelenjar prostat melalui transdu%er yang diletakkan di uretra pars prostatika,

    35

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    36/39

    yang diharapkan jaringan prostat menjadi lembek. )lat yang dipakai antara

    lain prostat.

    • 8ransuretral Ballon 2ilatation (89B2, pada tehnik ini dilakukan

    dilatasi (pelebaran saluran kemih yang berada di prostat dengan

    menggunakan balon yang dimasukkan melalui kateter. 8eknik ini e1ekti1 

     pada pasien dengan prostat ke%il, kurang dari !" %m+. /eskipun dapat

    menghasilkan perbaikan gejala sumbatan, namun e1ek ini hanya

    sementar, sehingga %ara ini sekarang jarang digunakan.

    • 8ransuretral 6eedle )blation (896), pada teknik ini memakai energy

    dari 1rekuensi radio yang menimbulkan panas men%apai &"" derajat

    selsius, sehingga menyebabkan nekrosis jaringan prostat. Pasien yang

    menjalani 896) sering kali mengeluh hematuri, disuria, dan kadang-

    kadang terjadi retensi urin.

    • Pemasangan stent uretra atau prostat%atth yang dipasang pada uretra

     prostatika untuk mengatasi obstruksi karena pembesaran prostat, selain

    itu supaya uretra prostatika selalu terbuka, sehingga urin leluasa

    melewati lumen uretra prostatika. Pemasangan alat ini ditujukan bagi

     pasien yang tidak mungkin menjalani operasi karena resiko pembedahan

    yang %ukup tinggi.

    ! 4ontrol berkala

    Setiap pasien hiperplasia prostat yang telah mendapatkan pengobatan perlu %ontrol se%ara

    teratur untuk mengetahui perkembangan penyakitnya. adwal %ontrol tergantung pada

    tindakan apa yang sudah dijalaninya. Pasien yang hanya mendapatkan pengawasan(atch!ul aiting  dianjurkan %ontrol setelah * bulan, kemudian setiap tahun untuk 

    mengetahui apakah terjadi perbaikan klinis. Penilaian dilakukan dengan pemeriksaan skor 

    IPSS, uro1lometri dan residu urine pas%a miksi.

    Pasien yang mendapatkan terapi penghambat 'K-reduktase harus dikontrol pada minggu

    ke-&5 dan bulan ke-* untuk menilai respon terhadap terapi. 4emudian setiap satu tahun

    untuk menilai perubahan gejala miksi. Pasien yang menjalani pengobatan penghambat

    'K-adrenergik harus dinilai respons terhadap pengobatan setelah * minggu dengan

    36

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    37/39

    melakukan pemeriksaan IPSS, uro1lometri dan residu urin pas%a miksi. 4alau terjadi

     perbaikan gejala tanpa menunjukkan penyulit yang berarti, pengobatan dapat diteruskan.

    Selanjutnya kontrol dilakukan setelah * bulan dan kemudian setiap tahun. Pasien setelah

    menerima pengobatan se%ara medikamentosa dan tidak menunjukkan tanda perbaikan

     perlu dipikirkan tindakan pembedahan atau terapi intervensi yang lain.

    Setelah pembedahan, pasien harus menjalani kontrol paling lambat * minggu pas%a

    operasi untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyulit. 4ontrol selanjutnya setelah +

     bulan untuk mengetahui hasil akhir operasi. Pasien yang mendapatkan terapi invasi1 

    minimal harus menjalani kontrol se%ara teratur dalam jangka waktu lama, yaitu setelah *

    minggu, + bulan, * bulan dan setiap tahun. Pada pasien yang mendapatkan terapi invasi1 

    minimal, selain dilakukan penilaian terhadap skor miksi, dilakukan pemeriksaan kultur 

    urin.

    /.>. K(m&likasi

    /enurut Sjamsuhidajat dan 2e ong (5"&" komplikasi BPH adalah 7

    & etensi urin akut, terjadi apabila buli-buli menjadi dekompensasi

    5 In1eksi saluran kemih

    + Involusi kontraksi kandung kemih

    ! e1luk kandung kemih

    ' Hidroureter dan hidrone1rosis dapat terjadi karena produksi urin terus berlanjut

    maka pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi menampung urin yang akan

    mengakibatkan tekanan intravesika meningkat.

    * ?agal ginjal bisa diper%epat jika terjadi in1eksi

    : Hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga dapat terbentuk batu

    endapan dalam buli-buli, batu ini akan menambah keluhan iritasi. Batu tersebut

    dapat pula menibulkan sistitis, dan bila terjadi re1luks dapat mengakibatkan

     pielone1ritis.

    = Hernia atau hemoroid lama-kelamaan dapat terjadi dikarenakan pada waktu miksi

     pasien harus mengedan.

    37

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    38/39

    /.?. P(!n(sis

    Prognosis se%ara umum baik jika dikelola dengan medikamentosa maupun

     pembedahan. BPH yang tidak diobati dapat memi%u timbulnya in1eksi saluran kemih,

     batu vesika urinaria, gagal ginjal, atau retensi urin yang merupakan akibat dari

    obstruksi

    DA$'AR PUS'AKA

    )rgie 2. 5""=. Pembesaran Prostat inak (Benign Prostate Hyperplasia. http7AAargie-

    health.blogspot.%omA diakses pada "+ )gustus 5"&'

    itra B.2. 5""$. Benign Prostate Hyperplasia (BPH. http7AAwww.Ciles-o1- 2rs/ed.tk 

    diakses pada "' )gustus 5"&'

    2e ong

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus BPH DIBAMMM

    39/39

    Sherwood ;. 5""&. Cisiologi /anusia dari Sel ke Sistem. akarta7 3?, p7 :"'.

    Sjamsuhidajat . (ed. 5""'. Buku )jar Ilmu Bedah. akarta7 3?, pp7 :=5-'.