Prematur Esa

22
TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR BAYI PREMATUR 1. Pengertian Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong 2004) Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek. (Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996) Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus. 2. Anatomi fisiologi Tahap Pre embrionik Pada tahap pertama,zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.

description

Prematur

Transcript of Prematur Esa

Page 1: Prematur Esa

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR BAYI PREMATUR

1. Pengertian

Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37

minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong 2004)

Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai hari

pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek. (Nelson.

1998 dan Sacharin, 1996)

Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara

bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya

peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.

2. Anatomi fisiologi

Tahap Pre embrionik

Pada tahap pertama,zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah

segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring

pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri

mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.

Tahap Embrionik

Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut

sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari

lapisan- lapisan sel tersebut.

Tahap fetus

Page 2: Prematur Esa

Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai

sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus

tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan

dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah

nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan

berlanjut hingga minggu kelahiran.

Minggu Ke 3

Pada minggu ke 3 merupakan masa ovulasi (pelepasan sel telur). Kehamilan terjadi pada

masa ini. Bertemunya sel telur dengan sel sperma. Jika terjadi hubungan seksual yang

berlangsung selama ovulasi yang memakan waktu sekitar 12-24 jam, salah satu dari

ribuan sperma yang berada di liang vagina berenang melewati leher dan rongga rahim

hingga mencapai tuba falopii, lalu membuahi ovum yang sedang bergerak menuju rahim.

salah satu sel telur yang telah dibuahi dinamakan zigot

Minggu Ke 6

Pada minggu ini panjang embrio sekitar 1,25 cm bentuk embrio terlihat seperti berudu.

Sudah dapat dikenali bentuk kepala, tulang ekor, kedua celah untuk bakal mata, tangan

dan anggota gerak menyerupai tunas kecil. Pada minggu ini juga terjadi pembentukan

awal dari hati, pankreas, paru-paru, jantung dan kelenjar tiroid.

Minggu ke 8

Embrio berukuran sekitar 2,5-3 cm. Seluruh organ utama bayi telah terbentuk meskipun

belum berkembang sempurna. Jaringan saraf di dalam otak berhubungan dengan lobi

penciuman di otak. Tangan dan kaki sudahterbagi menjadi komponen tangan, lengan ,

bahu, paha, kaki. Organ reproduksi mulai terbentuk. Mata membentuk pigmen dan

telinga bagianluar sudah terbentuk sempurna, sehingga pada minggu ini bayi sudahdapat

mendengar. Jantung berdetak keras karena sudah dapat memompadengan irama yang

teratur. Pada minggu ini organ reproduksi mulai terbentuk, sehingga jenis kelaminmulai

terbentuk. Jenis kelamin sebenarnya ditentukan dari awal oleh sperma pria. Hal ini terjadi

Page 3: Prematur Esa

pada masa pembuahan dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Menurut

ilmu genetika dan biologi terdapat dua jenis kromosom seks dalam tubuh manusia, yaitu

kromosom x dan kromosom y. Seluruh sel telur memiliki satu kromosom x sedangkan -

sedangkan sperma dapat mengandung kromosom x dan kromosom y. Jika sebuah sperma

mengandung kromosom x menyatu dengan sel telur (x), akan dilahirkan seorang bayi

perempuan (xx). Sedangkan jika sebuah sperma yang mengandung kromosom y menyatu

dengan ovum (x), akan dilahirkan seorang bayi laki-laki (xy).

Minggu Ke 12

Panjang janin sekarang sekitar 6,5-8 cm dan bobotnya sekitar 18 gram. Kepala bayi

menjadi lebih bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Semua organ vital telah

terbentuk. Bayi mulai menggerak-gerakkan tungkai dan lengannya, bayi dapat mengisap

lengannya tetapi ibu belum dapat merasakan gerakan-gerakan ini.

Minggu ke 16

Panjang janin sekarang sekitar 16 cm dan bobotnya sekitar 35 gram. Dengan bantuan

scan, kita dapat melihat kepala dan tubuh bayi, kita juga dapat melihatnya bergerak-

gerak. Ia menggerak-gerakkan seluruh tungkai dan lengannya, menendang dan

menyepak. Inilah tahap paling awal di mana ibu dapat merasakan gerakan bayi

Minggu Ke 17

Panjang tubuh janin meningkat lebih pesat ketimbang lebarnya, menjadi 13 cm dengan

berat sekitar 120 gram, hingga bentuk rahim terlihat oval dan bukan membulat.

Akibatnya, rahim terdorong dari rongga panggul mengarah ke rongga perut. Otomatis

usus ibu terdorong nyaris mencapai daerahhati, hingga kerap terasa menusuk ulu hati. 

Pada masa ini bayi sudah dapat bermimpi saat ia tidur.

Pertumbuhan rahim yang pesat ini pun membuat ligamen-ligamen meregang, terutama

bila ada gerakan mendadak. Rasa nyeri atau tak nyaman ini disebut nyeri ligamen

Page 4: Prematur Esa

rotundum. Oleh karena itu amat disarankan menjaga sikap tubuh dan tak melakukan

gerakan-gerakan mendadak atau yang menimbulkan peregangan.

Minggu ke 20

Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm dengan berat sekitar 260 gram. Janin

sudah mengenali suara ibunya. Kulit yang menutupi tubuh janin mulai

bisa dibedakan menjadi dua lapisan, yakni lapisan epidermis yang

terletak di permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam.

Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu pada ujung

jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan dermis

mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah besar

lemak.  Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah janin pun meningkat

tajam. Agar anemia tak mengancam kehamilan, ibu harus mencukupi kebutuhannya akan

asupan zat besi, baik lewat konsumsi makanan bergizi seimbang maupun suplemen yang

dianjurkan

dokter.

Minggu ke 24

Janin.makin terlihat berisi dengan berat yang diperkirakan mencapai 600 gram

dan panjang sekitar 21 cm. Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di

atas simfisis pubis/tulang kemaluan. Kelopak-kelopak matanya kian sempurna dilengkapi

bulu mata. Pendengarannya berfungsi penuh. Terbukti, janin mulai bereaksi dengan

menggerakkan tubuhnya secara lembut jika mendengar irama musik yang disukainya.

Begitu juga ia akan menunjukkan respon khas saat mendengar suara-suara bising atau

teriakan yang tak disukainya. 

Minggu Ke 28

Kepala.bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu mungkin mengalami

tekanan di bagian diafrakma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar 1700

gram dan panjangnya sekitar 40 cm.

Page 5: Prematur Esa

Puncak.rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar. Gerakan janin makin kuat

dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun

kian mudah didengar. Tubuhnya masih terlihat kurus meski mencapai berat

sekitar 1100 gram dengan kisaran panjang 35-38 cm. Kendati dibanding

minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan bertambah jumlah lemak di

bawah kulitnya yang terlihat kemerahan. Jumlah jaringan otak di usia

kehamilan ini meningkat. Begitu juga rambut kepalanya terus bertumbuh

makin panjang. Alis dan kelopak matanya pun terbentuk, sementara

selaput yang semula menutupi bola matanya sudah hilang.

3. Etiologi

a. Faktor Maternal

Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus

kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu

untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan

infark dari plasenta

b. Faktor Fetal

Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi

(Sacharin. 1996)

Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :

a. Kehamilan

Malformasi Uterus

Kehamilan ganda

TI. Servik Inkompeten

KPD

Pre eklamsia

Riwayat kelahiran premature

Page 6: Prematur Esa

Kelainan Rh

b. Penyakit

Diabetes Maternal

Hipertensi Kronik

UTI

Penyakit akut lain

c. Sosial Ekonomi

Tidak melakukan perawatan prenatal

Status sosial ekonomi rendah

Mal nutrisi

Kehamilan remaja

Faktor Resiko Persalinan Prematur :

a. Resiko Demografik

Ras

Usia (<> 40 tahun)

Status sosio ekonomi rendah

Belum menikah

Tingkat pendidikan rendah

b. Resiko Medis

Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya

Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)

Anomali uterus

Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)

Resiko kehamilan saat ini :

Page 7: Prematur Esa

Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta

(misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal :

pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin

c. Resiko Perilaku dan Lingkungan

Nutrisi buruk

Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)

Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)

Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal

d. Faktor Resiko Potensial

Stres

Iritabilitas uterus

Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus

Perubahan serviks sebelum awitan persalinan

Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat

Defisiensi progesteron

Infeksi (Bobak, Ed 4. 2005)

4. Patofisiologi

Etiologi dari bayi prematur dapat disebabkan oleh karena faktor ibu(preeklamsi, HAP,

Diabetes, Nefritis, usia ibu kurang dr 16th, perokok) Sedangkan karena faktor janin

(Hidamnion, KPD, Kelainan kromosom) Faktor lain (sosial ekonomi rendah, terpapar zat

kimia, plasenta previa) Dari etiologi diatas dapat menyebabkan prostaglandin, relaksin,

estrogen meningkatdan yang terjadi pada otot rahim yaitu sensitifitas terhadap rangsangan

meningkat yang memacu ion Ca dan Ip3 berkontraksi sehingga dapat menyebabkan stress

individu sel yang dapat menyebabkan persalinan prematur. Pada bayi prematur akan terjadi

prematuritas pada organ-organ seperti paru-paru, otak, hepar, immunologik, sistem

pencernaan, ginjal, tergantung pada kondisi patologis bayi prematur tersebut.

Page 8: Prematur Esa

5. Klasifikasi bayi premature

a. Bayi prematur digaris batas

- 37 mg, masa gestasi

- 2500 gr, 3250 gr

- 16 % seluruh kelahiran hidup

- Biasanya normal

- Masalah :

o Ketidak stabilan

o Kesulitan menyusu

o Ikterik

o RDS mungkin muncul

Penampilan :

Lipatan pada kaki sedikit

Payudara lebih kecil

Lanugo banyak

Genitalia kurang berkembang

b. Bayi Prematur Sedang

- 31 mg – 36 gestasi

- 1500 gr – 2500 gram

- 6 % - 7 % seluruh kelahiran hidup

- Masalah :

o Ketidak stabilan

o Pengaturan glukosa

o RDS

o Ikterik

o Anemia

Page 9: Prematur Esa

o Infeksi

o Kesulitan menyusu

Penampilan :

Seperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih parah

Kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak

c. Bayi Sangat Prematur

24 mg – 30 mg gestasi

500 gr – 1400 gr

0,8 % seluruh kelahiran hidup

Masalah : semua

Penampilan :

Kecil tidak memiliki lemak

Kulit sangat tipis

Kedua mata mungkin berdempetan (Bobak. Ed 4. 2005)

6. Karakteristik Bayi Prematur :

a. Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan

b. Kepala dan badan disporposional

c. Kulit tipis dan keriput

d. Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala

e. Lanugo pada extremitas, punggung dan bahu

f. Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipat

g. Labia dan clitoris tampak menonjol

h. Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki

7. Kondisi yang menimbulkan masalah bayi prematur :

Page 10: Prematur Esa

a. Sistem Pernapasan

Otot-otot pernapasan susah berkembang

Dinding dada tidak stabil

Produksi surfaktan penurunan

Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan ajanosis

Gangguan reflek dan batuk

b. Sistem Pencernaan

Ukuran Lambung Kecil

Enzim penurunan

Garam Empedu Kurang

Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen

Keterbatasan melepas insulin

Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan

c. Kestabilan Suhu

Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit

Kemampuan menggigil menurunan

Aktivitas kurang

Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat

d. Sistem Ginjal

Ekskresi sodium meningkat

Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun

Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium

e. Sistem Syaraf

Respon untuk stimulasi lambat

Reflek gag, menghisap & menelan kurang

Page 11: Prematur Esa

Reflek batuk lemah

Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung

f. Infeksi

Pembentukan antibodi kurang

Tidak ada munoglobulin M

Kemotaksis terbatas

Opsonization penurunan

Hypo fungsi kel. axrenal

g. Fungsi Liver

Kemampuan mengkonyugasi bill

Penurunan Hb setelah lahir

8. Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur

a. Sindrom Gawat Napas (RDS)

Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan

usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok

b. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)

Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring.

(Whaley & Wong, 1995)

c. Duktus Arteriosus Paten (PDA)

d. Necrotizing Enterocolitas (NEC) - (Bobak. 2005)

9. Pemeriksaan Diagnostik :

Page 12: Prematur Esa

Jumlah darah lengkap : Hb/Ht

Kalsium serum

Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO)

Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2 - (Doengoes. Ed. 2, 2001)

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Riwayat kehamilan, riwayat penyakit ibu yang pernah diderita

Adakah masalah dalam persalinan/riwayat kelahiran

Kruplekamsi

Riwayat vaksinasi ibu saat hamil

b. Pola pengkajian

Berat badan kurang dari 2500 gr

Asupan kalori 90-100 kalori/kg/hari

Asupan protein 3-4 gr/kg/hari

Asupan kalsium dan fosfor mineral 200 dan 100 mg/kg/hari

Asupan vit D 400 ml/kg/hari

Pemberian ASI melalui selang lambung dalam 24 jam tidak boleh lebih dari 20-25

ml/kg

Terjadi edema pada kedua mata

Kulit transparan

Ekstremitas tampak edema

c. Pola eliminasi

Masukan, kaluaran dan berat jenis urine

Gejala foksisitas obat

d. Aktivitas dan latihan

Nadi cepat tidak teratur dalam batas normal (120-160)

Terdapat mur-mur jantung

Apgar score rendah

Page 13: Prematur Esa

Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diagframatik intermiten (40-60

x/menit), mengorok, ada sianosis

Adanya bunyi ampelas pada auskultasi (distress pernafasan)

Menangis lemah

e. Reproduksi seksualitas

Persalinan/kelahiran belum cukup bulan

♀ labia minora lebih besar dari labia mayora, klitoris menonjol

♂ testis belum turun, rugae dapat banyak/tidak ada pada skrotum

2. Diagnosa keperawatan

a. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan perfusi ventilasi

b. Ketidak efektifan pola nafas b.d maturasi pusat pernafasan perkembangan otot,

penurunan energi atau kelelahan.

c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d imaturitas produksi enzim

d. Resiko terjadi penurunan hipotermia b.d perkembangan SSR imatur, ketidak mampuan

merasakan dingin berkeringat

e. Resiko tinggi infeksi b.d respon imunimatur, prosedur infasif.

3. Intervensi keperawatan

a. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan perfusi ventilasi

Hasil yang diharapkan : tidak terjadi gangguan pertukaran gas

Intervensi

1. Kaji pola pernafasan ledakan suara tembakan, retraksi dada, pernafasan cuping

hidung, (yanosis)

R/ pola nafas mengindentifikasi adanya masalah pada pernafasan

2. Auskultasi suara nafas : wheezing, rales, dan rochi

R/ Menentukan intervensi selanjutnya

3. beri psoisis kepala lebih tinggi (fowler/semifowler)

R/ posisi kepala lebih tinggi dapat meningkatkan ekspansi paru

4. Kaji TTV (S, HR, N, P) tiap 1-2 jam

R/ mengindentifikasi masalah untuk menentukan entervensi yang tepat

Page 14: Prematur Esa

5. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian program medik therapy O2 dan obat

R/ therapy medik dapat meningkatkan perfusi ventilasi yang adekuat

b. Ketidak efektifan pola nafas b.d imaturitsa pusat pernafasan

Hasil yang diharapkan : Pola pernafasan efektif/adekuat

Intervensi :

1. Observasi frekuensi pernafasan dan pola nafas

R/ mengindentifikasi masalah pernafasan

2. Atur/posisikan bayi terlentang dengan gulungan popok ditengah bahu

R/ meningkatkan ekspansi paru

3. Koloborasi dengan medik untuk pemberian O2 dan obat

R/ meningkatkan perfusi ventilasi yang adekuat

c.Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d imanturasi system pencernaan

Hasil yang diharapkan : tidak terjadi perubahan nutrisi

Intervensi

1. Observasi maturitaas menelan dan menghisap

R/ menilai kemampuan menelan dan menghisap

2. Auskultasi bising usus

R/ mengetahui fungsi system pencernaan

3. Beri minum ASI tidak boleh lebih dari 20-25 ml/kg/24 jam

R/ pemberian nutrisi sesuai kebutuhan

4. Timbang BB setiap hari

R/ membandingkan BB sebelumnya untuk menilai status nutrisi

5. Kolaborasi untuk pemberian therapy obat

R/ memberikan vitamin untuk meningkatkan asupan nutrisi

d. Resiko terjadi penurunan/hipotermi b.d perkembangan SSP imatur

Hasil yang diharapkan: Tidak terjadi hipotermi

Intervensi :

1. Gunakan lampu pemanas saat prosedur dilakukan

R/ mempertahankan suhu normal

2. Kurangi pemejanan pada udara bebas

R/ Pencegahan hipotermi

Page 15: Prematur Esa

3. Ganti pakaian/popok bila basah

R/ pakaian basah dapat

4. Observasi system pengaturan suhu incubator setiap 15 menit

R/ mempertahankan / memonitor agar suhu tetap terkontrol

5. Observasi adanya sesak, cianosis, kulit belang dan menangis buruk

R/ identifikasi tanda-tanda hipotermi

6. Kolaborasi pemberian O2 dan bluelight

R/ pencegahan hipotermi

e. Resiko tinggi infeksi b.d respon imun immature prosedur invasive

Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi infeksi

Intervensi :

1. Kaji tanda-tanda viatal (S, N, P, hr)

R/ identifikasi masalah dan menentukan intervensi yang tepat

2. Observasi pemeriksaan hasil laboratorium

R/ mengetahui tanda-tanda infeksi

3. Kaji tanda-tanda infeksi

R/ menentukan intervensi yang tepat

4. Pertahankan tehnik cuci tangan yang efektif

R/ desinfekton mencegah perpindahan mikroorganisme

5. Pertahankan kesterilan alat

R/ mencegah infeksi nosokomial

6. Lanjutan intruksi medik dengan memberi therapy obat

R/ antibiotic dapat mencegah infeksi

Page 16: Prematur Esa

DAFTAR PUSTAKA

Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.

Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC.

Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.