BBLR DENGAN PREMATUR

27
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA BAYI BBLR DENGAN PREMATUR A. KONSEP DASAR BBLR DENGAN PREMATUR 1. Pengertian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Sitohang, 2007). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (2499 gram). (Saifuddin, 2008). Bayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. Prematur dan bayi berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersama, terutama diantara bayi dengan berat badan 1500 gram atau kurang saat lahir, keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mobilitas neonatus (Wong 2007). Bayi Prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20- 37 minggu) atau dengan berat janin yang kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2005).

Transcript of BBLR DENGAN PREMATUR

Page 1: BBLR DENGAN PREMATUR

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP PADA BAYI BBLR DENGAN PREMATUR

A. KONSEP DASAR BBLR DENGAN PREMATUR

1. Pengertian

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir

yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram.

Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir

(Sitohang, 2007).

Bayi  Berat  Lahir  Rendah  (BBLR)  adalah  neonatus  dengan 

berat  badan  lahir  pada  saat  kelahiran  kurang  dari  2.500  gram 

(2499  gram). (Saifuddin,  2008).

Bayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan

kurang dari sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan

lahir. Prematur dan bayi berat lahir rendah biasanya terjadi secara

bersama, terutama diantara bayi dengan berat badan 1500 gram atau

kurang saat lahir, keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan

mobilitas neonatus (Wong 2007).

Bayi Prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang

dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin yang

kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2005).

Pada tahun 2006 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan

berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants

(BBLR).

Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan

lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan:

1. Prematuritas murni.

Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan

mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa

kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa

Kehamilan ( NKBSMK).

Page 2: BBLR DENGAN PREMATUR

2. Dismaturitas.

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam

preterm, aterm, dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus

Kurang Bulan-Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK). Neonatus

Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih

Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK).

Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan.

Berasarkan kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi

menjadi 3, yaitu :

1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.

2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34

minggu.

3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang

dari 28 minggu.

(Hari. 2007)

2. Etiologi

a. Faktor Ibu.

1) Penyakit

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan,

misalnya: perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,

toksemia gravidarum, dan nefritis akut.

2) Usia ibu

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20

tahun, dan multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian

terendah ialah pada usia antara 26 – 35 tahun.

3) Keadaan sosial ekonomi

Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya

prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial

ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang

Page 3: BBLR DENGAN PREMATUR

baik dan pengawasan antenatal yang kurang Demikian pula kejadian

prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak

sah.ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir

dari perkawinan yang sah.

4) Sebab lain

a) Ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.

b) Faktor janin

Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom

c) Faktor lingkungan

Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.

(Alimul,  2008).

3. Patofisiologi

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan

yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan

dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),

tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya,

yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya

gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan

oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan

keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi

berkurang.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan

janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi

dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system

reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada

masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar

dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.

Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan

bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi

bila ibu menderita anemia.

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb

Page 4: BBLR DENGAN PREMATUR

berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu

gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil

umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi

kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.

Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu

turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan

pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat

mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat

bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan

morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna

lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat

meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi,

kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.

(Handayani. 2006).

4. Manifestasi Klinis

a. Fisik.

1) Bayi kecil

2) Pergerakan kurang dan masih lemah

3) Kepala lebih besar dari pada badan

4) Berat badan < 2500 gram

b. Kulit dan kelamin

1) Kulit tipis dan transparan

2) Lanugo banyak

3) Rambut halus dan tipis

4) Genitalia belum sempurna

c. Sistem syaraf

1) Refleks moro

Page 5: BBLR DENGAN PREMATUR

2) Refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna.

d. Sistem muskuloskeletal

1) Axifikasi tengkorak sedikit

2) Ubun-ubun dan satura lebar

3) Tulang rawan elastis kurang

4) tot-otot masih hipotonik

5) Tungkai abduksi

6) Sendi lutut dan kaki fleksi

e. Sistem pernafasan

1) Pernafasan belum teratur sering apnea

2) Frekuensi nafas bervariasi

(Donna L. 2004).

5. Komplikasi

1. Sindrom  distest  pernafasan,  disebut  juga  penyakit membran  hialin 

yang  melapisi  alveolus  perut.

2. Aspirasi  pnemunia,  keadaan  ini  disebabkan  karena  repleks

menelan  dan  batuk  pada  bayi  prematur  belum sempurna.

3. Perdarahan  intraventrikuler,  adalah perdarahan  spontan  pada

ventrikel  atau  lateral,  biasanya  terjadi  bersamaan  dengan 

pembentukan  membran  hialin di  paru – paru.

4. Fibroplasia  retrolintal,  keadaan  ini  disebabkan  oleh  gangguan 

oksigen  yang  berlebihan. Oksigen konsentrasi tinggi pada daerah arteri

berakibat pertumbuhan jaringan serat atau fibrosa di belakang lensa dan

pelepasan retina yang menyebabkan kebutaan.hal ini dapat dihindari

dengan menggunakan konsentrasi oksigen di bawah 40% ( kecuali bayi

yang membutuhkan lebih dari 40 % ). Sebagian besar incubator

mempunyai control untuk mencegah konsentrasi oksigen naik melebihi

40% tetapi lebih baik menggunakan pemantau oksigen perkutan yang

saat ini mudah didapat untuk memantau tekanan oksigen arteri bayi.

Page 6: BBLR DENGAN PREMATUR

5. Hiperbillirubinemia,  keadaan  ini  disebabkan  karena  hepar  pada 

bayi  prematur  belum  matang.

(Speirs, 2007)

6. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta

menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra

sonografi.

2. Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrostix atau

laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.

3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.

4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan.

5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita

aspirasimekonium.

6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekuensi pernafasan dan bila frekuensi

lebih dari 60x/menit dibuat foto thorax.

(Ngastiyah, 2009)

7. Penatalaksanaan

Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu

untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan

lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu

lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi

serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.

1) Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/BBLR

Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan

dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum

berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan

relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam

inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi

dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg

adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg

Page 7: BBLR DENGAN PREMATUR

adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat

dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air

panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan.

Cara Perawatan Bayi dalam Inkubator:

Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan

dimasukkan ke dalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu

lingkungan yang cukup dengan suhu yang normal. Dalam pelaksanaan

perawatan di dalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara

tertutup dan terbuka.

Inkubator tertutup:

a. Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka dalam keadaan

tertentu seperti apnea, dan apabila membuka incubator usahakan

suhu bayi tetap hangat dan oksigen harus selalu disediakan.

b. Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung.

c. Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk

memudahkan observasi.

d. Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh.

e. Pengaturan oksigen selalu diobservasi.

f. Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira

dengan suhu 27 derajat celcius.

Inkubator terbuka:

a. Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat

pemberian perawatan pada bayi.

b. Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan

suhu normal dan kehangatan.

c. Membungkus dengan selimut hangat.

d. Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk

mencegah aliran udara.

e. Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui

kepala.

f. Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai

Page 8: BBLR DENGAN PREMATUR

dengan ketentuan di bawah ini.

Pengaturan suhu inkubator

Berat Badan Lahir

(gram)

0-24 jam

(º C)

2-3 hari

(º C)

4-7 hari

(º C)

8 hari

(º C)

1500 34-36 33-35 33-34 32-33

1501-2000 33-34 33 32-33 32

2001-2500 33 32-33 32 32

> 2500 32-33 32 31-32 32

Keterangan:

Apabila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan 1 derajat

celcius setiap minggu dan apabila berat badan bayi sudah mencapai 2000

gram bayi boleh dirawat di luar inkubator dengan suhu 27 derajat celcius.

2) Nutrisi

Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung

kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5

gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat

meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan

didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih

lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi

frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling

utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor

menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan

sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung.

Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari dan terus

dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cckg BB/ hari.

3) Menghindari infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan

tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan

pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif

sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi

Page 9: BBLR DENGAN PREMATUR

persalinan prematuritas ( BBLR). Dengan demikian perawatan dan

pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.

4) Pemberian oksigen

Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi

preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2

yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box,

konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan

kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.

(Asnah. 2004).

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Biodata

Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam

kandungan terganggu

b. Keluhan utama

Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau

suhu tubuh rendah

c. Riwayat penayakit sekarang

Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37

minnggu,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada

1 sampai 5 menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4

sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal 

d. Riwayat penyakit dahulu

Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan

ganda,hidramnion

e. Riwayat penyakit keluarga

Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti

DM,TB Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi

f. Riwayat Maternal

1) Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)

Page 10: BBLR DENGAN PREMATUR

2) Kehamilan ganda ( gemeli)

3) Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang

4) Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya

5) Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll

6) Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta previa dll.

7) Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok

g. Riwayat Kelahiran

1) Gestasi : 24- 37 minggu

2) BB : < 2500 gram

h. Aktivitas/istirahat

Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama tidur sehari

rata-rata 20 jam.

i. Pernafasan

Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran

caesaria atau persentasi bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal

dengan gerakan singkron dari dada dan abdomen, perhatikan adanya

sekret yang mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping

hidung.

j. Makanan/cairan

Berat badan rata-rata 2500 – 4000 gram : kurang dari 2500 gr

menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus

diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum

dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR belum

sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120 - 150m1/kg BB/

hari.

k. Berat badan

Kurang dari 2500 gram.

l. Suhu

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu

tubuhnya harus dipertahankan.

m. Integumen

Page 11: BBLR DENGAN PREMATUR

Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak

mengkilat dan kering.

n. Sistem kardiovaskuler

1) HR : 120-160 x/menit

2) Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya shunt ke kiri

dan tekanan paru yang masih tinggi atau adanya atelektasis.

o. Sistem gastrointestinal

1) Abdomen menonjol

2) Pengeluaran mekonium: 12-24 jam

3) Refleks hisap lemah, koordinasi mengisap dan menelan lemah

4) Anus: paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital

5) Berat badan kurang 2500(5lb 8 oz).

p. Sistem Integumen.

1) Kemerahan

2) Kulit tipis, transparan, halus dan licin

3) Verniks caseosa sedikit dengan lanugo banyak

4) Terdapat edema umum atau lokal

5) Kuku pendek

6) Rambut sedikit dan halus

7) Garis tangan sedikit dan halus

q. Sistem Muskuluskeletal

1) Tulang rawan telinga (Cartilago ear) belum berkembang, telinga

halus dan lunak

2) Tulang kepala dan tulang rusuk lunak

3) Reflek kurang dan letargi

r. Keamanan

Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah.

Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum. Kulit

kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah.

muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat. Lanugo terdistribusi

secara luas diseluruh tubuh.

Page 12: BBLR DENGAN PREMATUR

Ekstremitas mungkin tampak edema. Garis telapak kaki

mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak. Kuku mungkin

pendek.

s. Seksualitas

Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora,

dengan klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae

mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.

Page 13: BBLR DENGAN PREMATUR

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa  keperawatan  adalah  suatu  pernyataan  yang  menjelaskan

respon  (status  kesehatan  atau  resiko  perubahan  pola )  dari  individu. 

dimana  perawat  dapat  mengidentifikasi  dan  memberikan  intervensi

secara  pasti  untuk  menjaga  status  kesehatan  menurunkan,  membatasi, 

mencegah  dan  merubah.

   Masalah   diagnosa  keperawatan  yang  mungkin timbul  pada 

bayi  dengan  BBLR  prematur  (Doengoes dkk) :

1) Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan imaturitas

2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis

3) Risiko infeksi berhubungan dengan imunitas yang tidak adekuat

(imatur), prosedur invasif, malnutrisi

4) Potensial perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d berat badan

menurun kurang mampu menghisap, volume lambung kecil,

menurunnya motilitas gaster.

3. Perencanaan / Intervensi  Keperawatan

            Perencanaan  disesuaikan  dengan  masalah  yang  ada,  membahas 

tindakan  yang  akan  dilakukan  pada  bayi  BBLR / Prematur  sesuai 

dengan  kebutuhan,  antara  lain  memungkinkan  masalah  yang  timbul 

pada  bayi  dengan  BBLR / Prematur :

a. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan imaturitas

1) Tujuan dan kriteria hasil

NOC:

a) Keseimbangan antara panas yang dihasilkan, peningkatan panas,

dan kehilangan panas.

b) Menunjukkan termoregulasi, dengan indikator:

1. Sangat berat

2. Berat

3. Sedang

4. Ringan

5. Tidak bermasalaH

Page 14: BBLR DENGAN PREMATUR

c) Ada merinding dan menggigil saat kedinginan

d) Dilaporkannya suhu yang nyaman

e) Memperlihatkan glukosa darah dalam batas normal

2) Intervensi

NIC:

a) Hangatkan kembali dan awasi dengan ketat pasien dengan suhu

tubuh basal dibawah 35 0C

b) Pertahankan dan/atau capai suhu tubuh dalam batas normal

c) Pantau tanda-tanda vital

d) Gunakan termometer yang berentang rendah, bila perlu untuk

mendapatkan suhu yang akurat

e) Kaji gejala hipotermia, misalnya perubahan warna kulit,

menggigil

f) Pantau suhu bayi baru lahir sampai stabil

g) Pantau suhu paling sedikit setiap dua jam, sesuai kebutuhan

h) Pertahankan temperatur pada aksila (36,5-37,2 derajat Celsius)

i) Pertahankan suhu bayi ke dalam incubator

b.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis

3) Tujuan dan kriteria hasil

NOC:

a) Menunjukkan pola penafasan efektif, dibuktikan

dengan status pernafasan yang tidak berbahaya: ventilasi dan

status tanda vital

b) Menunjukkan status pernafasan: ventilasi tidak

terganggu, ditandai dengan indikator gangguan sebagai berikut

(dengan ketentuan 1-5: ekstrem, kuat, sedang, ringan, tidak)

c) Kedalamn inspirasi dan kemudahan bernafas

d) Ekspansi dada simetris

e) Tidak ada penggunaan otot bantu

f) Bunyi nafas tambahan tidak ada

Page 15: BBLR DENGAN PREMATUR

4) Intervensi:

NIC:

a) Pengelolaan jalan nafas: fasilitasi untuk kepatenan

jalan nafas

b) Pemantauan pernafasan: pengumpulan dan analisis

data pasien untuk memastikan kepatenan jalan nafas dan

keadekuatan pertukaran gas

c) Panatau adnya pucat dan sianosis

d) Pantau efek obat pada status respirasi

e) Kaji kebutuhan insersi jalan nafas

f) Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha

respirasi

g) Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan,

penggunaan otot-otot bantu, serta retraksi otot supraklavikular dan

interkostal

h) Pantau respirasi yang berbunyi, seperti mendengkur

i) Pantau pola pernafasan: bradipnea, takipnea,

hiperventilasi, pernaafasan kussmaul, pernafasan cheyne-stokesdan

apneastik. Biot dan pola ataksik

j) Perhatikan lokasi trakea

k) Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area

penurunan/tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan

l) Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas dan

tersengal-sengal

m) Catat perubahan pada SaO2, SvO2, CO2, ahir tidal dan

nilai gas daaah arteri (GDA) dengan tepat.

c. Risiko infeksi berhubungan dengan imunitas yang tidak adekuat

(imatur), prosedur invasif, malnutrisi

1) Tujuan dan kriteria hasil

NOC:

a) Immune status

Page 16: BBLR DENGAN PREMATUR

b) Knowledge: Infection control

c) Risk control

d) Risk detection

2) Kriteria hasil:

Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

Jumlah leukosit dan Hb dalam batas normal

Skala :

5 : Tidak pernah

4 : Jarang

3 : Kadang-kadang

2 : Sering

1 : Konsisten menunjukkan

3) Intervensi

NIC :

Infection control (kontrol infeksi)

a) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien

b) Pertahankan teknik isolasiBatasi pengunjung bila perlu

c) Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat

berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

d) Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tanganCuci tangan setiap

sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

e) Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung

f) Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

g) Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan

petunjuk umum

h) Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung

kencing

i) Tingkatkan intake nutrisi

j) Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection protection (proteksi terhadap penyakit)

Page 17: BBLR DENGAN PREMATUR

a) Kaji tanda-tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal seperti

kemerahan, peningkatan suhu tubuh

b) Monitor hitung granulosit, WBC

c) Monitor kerentanan terhadap infeksi

d) Batasi pengunjung

e) Saring pengunjung terhadap penyakit menular

f) Pertahankan teknik aseptik pada pasien yang berisiko

g) Pertahankan teknik isolasi bila perlu

h) Berikan perawatan kulit pada area epidema

i) Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,

panas, drainase

j) Inspeksi kondisi luka/insisi bedah

k) Dorong masukan nutrisi yang cukup

l) Dorong masukan cairan

d.Potensial perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d berat badan

menurun kurang mampu menghisap, volume lambung kecil,

menurunnya motilitas gaster

Tujuan/kriteria hasil:

NOC:

a) Kebutuhan nutrisi terpenuhi

1) Intervensi:

NIC:

a) Kaji pola makan bayi dan kebutuhan nutrisi

b) Diskusikan dengan orang tua mengenai pemberian ASI

c) Berikan intervensi spesifik untuk meningkatkan pemberian makan

per oral yang selektif selain melalui sonde

d) Tingkatkan pemberian makan per oral dan penurunan pemberian

makan enteral sejalan dengan makin efektifnya bayi

makan/minum melalui mulut

e. Berikan informasi tentang pentingnya asi untuk bayi.

Page 18: BBLR DENGAN PREMATUR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Bayi Berat Lahir Rendah (On-Line). Terdapat pada :

http://www.keluargasehat.com/keluarga-ibuisi

Sitohang, Nur Asnah. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat Badan Lahir

Rendah. USU Repository©2006

Sowden, Betz Cicilia. 2007. Keperawatan Pediatric. EGC. Jakarta

Speirs, al.2008. Ilmu Kesehatan anak Untuk Perawat. IKIP Semarang Press, Semarang.

Whaley's and Wong. 2007. Clinic Manual of Pediatric Nursing. 4th Edition. Mosby

Company

Wong, Donna L. 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.

Zulhaida Lubis. 2007. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang