Pre Eklamsia Ringan PKK II

22
TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pre-eklamsi dan eklamsi, merupakan kesatuan penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi. Pre eklamasi diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta, 1998). Diagnosis pre-eklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu penambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi dan proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 Kg seminggu berapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat >30 mmHg atau tekanan diastolik >15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. (Kapita Selekta Kedokteran, Mansjoer Arif, Media Aesculapius, Jakarta, 2000). B. Etiologi

Transcript of Pre Eklamsia Ringan PKK II

Page 1: Pre Eklamsia Ringan PKK II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Pre-eklamsi dan eklamsi, merupakan kesatuan penyakit, yakni yang langsung

disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi. Pre

eklamasi diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat

kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Ilmu

Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta, 1998).

Diagnosis pre-eklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala,

yaitu penambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi dan proteinuria.

Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 Kg seminggu berapa

kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari

tangan, dan muka. Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat

>30 mmHg atau tekanan diastolik >15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat

selama 30 menit.(Kapita Selekta Kedokteran, Mansjoer Arif, Media Aesculapius,

Jakarta, 2000).

B. Etiologi

Penyebab pre-eklamsi belum diketahui secara pasti, banyak teori yang coba

dikemukakan para ahli untuk menerangkan penyebab, namun belum ada jawaban

yang memuaskan. Teori yang sekarang dipakai adalah teori Iskhemik plasenta.

Namun teori ini juga belum mampu menerangkan semua hal yang berhubungan

dengan penyakit ini. (Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo,

Fak. UI Jakarta, 1998).

Page 2: Pre Eklamsia Ringan PKK II

C. Klasifikasi Pre-eklamsi

Pre-eklamsia digolongkan menjadi 2 golongan :

Pre-eklamsia ringan : kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90

mmHg dengan 2 kali pengukuran berjarak 1jam atau

tekanan diastolik sampai 110mmHg.

: kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau > atau

mencapai 140 mmHg.

: protein urin positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan

muka. Kenaikan BB > 1Kg/mgg.

Pre-eklampsia berat : tekanan diastolik >110 mmhg

: protein urin positif 3, oliguria (urine, 5gr/L).

hiperlefleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrik,

terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala, gangguan

kesadaran.

D. Patologi

Pre-eklamsi ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu,

sebagian besar pemeriksaaan anatomik patologik berasal dari penderita eklampsi

yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal

ternyata bahwa perubahan anatomi-patologik pada alat-alat itu pada pre-eklamsi tidak

banyak berbeda dari pada ditemukakan pada eklamsi. Perlu dikemukakan disini

bahwa tidak ada perubahan histopatologik khas pada pre-eklamsi dan eklamsi.

Perdarahan, infark, nerkosis ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut

mungkin sekali disebabkan oleh vasospasmus arteriola. Penimbunan fibrin dalam

pembuluh darah merupakan faktor penting juga dalam patogenesis kelainan-kelainan

tersebut.

Page 3: Pre Eklamsia Ringan PKK II

E. Perubahan-perubahan pada organ :

1. Perubahan hati

- Perdarahan yang tidak teratur

- Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati

- Rasa nyeri di epigastrium karena perdarahan subkapsuler

2. Retina

- Spasme areriol, edema sekitar diskus optikus

- Ablasio retina (lepasnya retina)

- Menyebabkan penglihatan kabur

3. Otak

- Spasme pembuluh darah arteriol otak menyebabkan anemia jaringan otak,

perdarahan dan nekrosis

- Menimbulkan nyeri kepala yang berat

4. Paru-paru

- Berbagai tingkat edema

- Bronkopnemonia sampai abses

Menimbulkan sesak nafas sampai sianosis

5. Jantung

- Perubahan degenerasi lemak dan edema

- Perdarahan sub-endokardial

- Menimbulkan dekompensasio kordis sampai terhentinya fungsi jantung

6. Aliran darah keplasenta

- Spasme arteriol yang mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai

kemaian janin

- Spasme yang berlangsung lama, mengganggu pertumbuhan janin

7. Perubahan ginjal

- Spasme arteriol menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun sehingga

fitrasi glomerolus berkurang

- Penyerapan air dan garam tubulus tetap terjadi retensi air dan garam

Page 4: Pre Eklamsia Ringan PKK II

- Edema pada tungkai dan tangan, paru dan organ lain

8. Perubahan pembuluh darah

- Permeabilitasnya terhadap protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi

protein ke jaringan

- Protein ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulkan edema

- Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi metabolisme

tubuh dan trombosis.

(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk

Pendidikan Bidan, Ida Bagus Gede Manuaba, Jakarta : EGC, 1998).

F. Gambaran Klinik Pre-Eklampsi

Dimulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema. Pada kaki dan tangan,

kenaikan tekanan darah, dan terakhir terjadi proteinuria. Pada pre-eklamsi ringan

gejala subjektif belum dijumpai, tetapi pada pre-eklamsia berat diikuti keluhan

sebagai berikut :

- Sakit kepala terutama daerah frontal

- Rasa nyeri daerah epigastrium

- Gangguan penglihatan

- Terdapat mual samapi muntah

- Gangguan pernafasan sampai sianosis

- Gangguan kesadaran

G. Diagnosis

Pada umumnya diagnosis diferensial antara pre-eklamsia dengan hipertensi

manahun atau penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaran. Pada hipertensi

menahun adanya tekanan darah yang meninggi sebelum hamil.pada keadaan muda

atau bulan postpartum akan sangat berguna untuk membuat diagnosis.

Page 5: Pre Eklamsia Ringan PKK II

Untuk diagnosis penyakit ginjal saat timbulnya proteinuria banyak menolong.

Proteinuria pada pre-eklamsia jarang timbul sebelum TM ke 3, sedangkan pada

penyakit ginjal timbul lebih dulu.

(Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta,

1997).

H. Pencegahan Pre-Eklamsia

Belum ada kesepakatan dalam strategi pencegahan pre-eklamsia. Beberapa

penelitian menunjukkan pendekatan nutrisi (diet rendah garam, diit tinggi protein,

suplemen kalsium, magnesium dan lain-lain). Atau medikamentosa (teofilin,

antihipertensi, diuretic, asapirin, dll) dapat mengurangi timbulnya pre-eklamsia.

(Kapita Selekta Kedokteran, Mansjoer Arif … Media Aesculapius, Jakarta : 2000)

I. Penanganan

Tujuan utama penanganan ialah :

- Pencegahan terjadi pre-eklamsia berat dan eklamsia

- Melahirkan janin hidup

- Melahirkan janin dengan trauma sekecil kecilnya.

Pada dasarnya penanganan terdiri dari penanganan medik dan obstetrik.

Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optoimal

yaitu sebvelum janin mati dalam kandungan akan tetapi sudah cukup matur untuk

hidup di luar uterus.

Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita pre-eklamsi di rumah sakit ialah

- tekanan darah siscol 140 mmHg atau lebih dan atau tekanan darah diastol

90 mmHg, protein +1 atau lebih.

- Kenaikan berat badan 1,5 Kg atau lebih dalam seminggu berulang

- Penambahan edema berlebihan tiba-tiba

Page 6: Pre Eklamsia Ringan PKK II

Penanganan pre-eklamsia ringan

Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi untuk penanganan pre-

eklamsia. Istirahat dengan berbaring pada posisi tubuh menyebabkan pengaliran

darah ke plasenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga elbih banyak. Tekanan

pada ekstermitas bawah turun dan resobsi aliran darah tersebut bertambah. Selain

itu juga mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar. Oleh sebab itu,

dengan istirahat biasanya tekanan darah turun dan adema berkurang. Pemberian

fenobarbital 3 x 30mg sehari akan meningkatkan penderita dan dapat juga

menurunkan tekanan darah.

Pada umunya pemberian diuretik dan anti hipertensi pada pre-eklamsia ringan

tidak dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak menghentikan proses penyakit

dan juga tidak memperbaiki prognosis janin. Selain itu, pemakaian obat-obatan

tersebut dapat menutupi tanda dan gejala pre-eklamsia berat.

Setelah keadaan normal, penderita dibolehkan pulang, akan tetapi harus dipaksa

lebih sering. Karena biasanya hamil sudah tua, persalinan tidak lama lagi. Bila

hipertensi menetap, penderita tetap tinggal dirumah sakit. Bila keadaan janin

mengizinkan, tunggu dengan melakukan induksi persalinan, sampai persalinan

cukup bulan atau > 37 minggu.

Beberapa kasus pre-eklamsia ringan tidak membaik dengan penanganan

konservatif. Tekanan darah meningkat, retensi cairan dan proteinuria bertambah,

walaupun penderita istirahat dengan pengobatan medik. Dalam hal ini

pengakhiran kehamilan dilakukan walaupun janin masih prematur.

(Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta,

1998).

Page 7: Pre Eklamsia Ringan PKK II

ASUHAN KEBIDANAN TERHADAP NY. A

DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN PADA KEHAMILAN

DI BPS TUMINI BRAJA CAKA LAMPUNG TIMUR

I. Pengumpulan Data Dasar

Tanggal 08 Desember 2008

A. Pengkajian

1. Identitas/ Biodata

Nama Pasien : Ny. Astuti Nama Suami : Tn.Asnawi

Umur : 23 thn Umur : 24 thn

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikan : SD Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Muara sidang Alamat : Muara sidang

2. Anamnese

Ibu hamil anak pertama,usia kehamilan 8 bulan ibu mengeluh kakinya

bengkak

1.Riwayat Menstruasi

a. HPHT : 10 April 2008

b. Haid sebelum : teratur

c. Lamanya : 7 hari

d. Siklus : 28 hari

e. Banyaknya : 3 x ganti pembalut

f. Sifat darah : cair

Page 8: Pre Eklamsia Ringan PKK II

2.Tanda-tanda kehamilan Test kehamilan tanggal 20 mei 2008 dengan hasil(+). 3.Keluhan yang dirasakan

a. Mual dan muntah yang lama : tidak ada

b. Nyeri perut : ada

c. Panas menggigil : tidak ada

d. Sakit kepala : ada

e. Penglihatan kabur : tidak ada

f. Rasa nyeri/ panas waktu BAK : tidak ada

g. Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : tidak ada

h. Pengeluaran cairan pervaginam : tidak ada

i. Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada

j. Oedema : ada

4.Diet/makan:Makan 3x sehari, porsi sepiring nasi,lauk pauk, sayur, buah dan kadang-

kadang susu.

5.Pola Eliminasi

BAB : 1 x sehari

BAK : 7-8 x sehari

6.Aktifitas sehari-hari

Pola istirahat tidur : 7-8 jam

Seksualitas : 1 x seminggu

Pekerjaan : melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari

Imunisasi : TT1 pada kehamilan 16 minggu di bidan

TT2 pada kehamilan 24 minggu di bidan

3. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu belum pernah hamil dan melahirkan

4. a. Riwayat Kesehatan

Page 9: Pre Eklamsia Ringan PKK II

Ibu tidak pernah atau sedang menderita penyakit yang serius seperti

jantung, hipertensi, hepar, DM, anemia, campak, malaria, TBC,

gangguan mental ataupun operasi

b. Perilaku Kesehatan

Klien tidak pernah minum minuman yang mengandung alkohol atau

obat-obatan sejenisnya serta klien tidak pernah merokok. Ibu tidak

melakukan senam hamil dan breast care. Ibu membersihkan vagina

dengan sabun mandi setiap mandi, habis BAK dan BAB

c. Riwayat Psikososial

Klien menyatakan bahwa kehamilan ini direncanakan. Respon suami

dan keluarga adalah senang. Klien dan suami secara resmi sebagai istri

pertama, dengan lama perkawinan 1 tahun. Kepercayaan yang

berhubungan dengan kehamilan,persalinan dan nifas tidak ada.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular maupun

penyakit keturunan.

B. Data Objektif

a. Tanda-tanda vital

TD : 140/100 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 370C

RR : 20x/menit

b. Pemeriksaan

Keadaan umum : baik

Keadaan emosional : ibu terlihat senang

c. Tinggi badan : 155cm

BB sebelum hamil : 53kg

BB saat hamil : 64 kg

Kenaikan BB : 11kg

Page 10: Pre Eklamsia Ringan PKK II

d. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala

Ibu kadang-kadang merasa kepala nyeri. Tidak ada benjolan di kepala

maupun tanda kelainan

2) Rambut

Hitam kulit kepala tidak berketombe, rambut tidak mudah di cabut

3) Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik.

fungsi penglihatan baik

4) Hidung

Tidak terdapat polip dan tanda kelainan dan fungsi penciuman baik

5) Muka

Pada daerah muka tidak ada chloasma gravidarum

6) Telinga

Simetris tidak terdapat serumen, peradangan pada lubang telinga,

fungsi pendengaran baik

7) Mulut dan gigi

Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing, tidak terdapat

caries pada gigi, fungsi pengecapan baik, tidak ada pembesaran tonsil.

8) Leher

Kelenjar thyroid : tidak terdapat pembesaran ataupun kelainan

Kelenjar getah bening : tidak terdapat pembesaran dan tanda

kebiruan

Vena jugolaris : tidak ada pembesaran

9) Dada

Bentuk dada simetris, pergerakan dada teratur dan tidak ada kelainan.

Jantung

Bunyi jantung normal, tidak terdengar murmur

Paru

Page 11: Pre Eklamsia Ringan PKK II

Bunyi paru normal, tidak terdengar wheezing atau ronchi

Payudara

Ada pembesaran normal, hyperpigmentasi pada areola mammae,

putting menonjol dan sedikit kotor, bentuk payudara simetris, tidak

ada benjolan dan rasa nyeri. Colostrum belum keluar, dan agak kotor.

10) Punggung dan pinggang

Ada nyeri pinggang kadang-kadang, bentuk tulang punggung lordosis,

11) Ekstremitas

Atas : bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, serta tidak ada

kelainan

Bawah : terdapat oedema, bentuk simetris, tidak ada

ketegangan,tidak ada varises.

12) Genetalian eksternal

Bagian vulva tidak ada oedema ataupun varises. Tidak terdapat

keputihan yang disebabkan jamur.

13) Abdomen

Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi

maupun benjolan tanda kelainan.

Leopold I : TFU pertengahan Px dan pusat atau 32 cm dan belum

sering kontraksi, pada atas fundus teraba bagian yang

bulat agak lunak dan tidak melenting berarti bokong

Leopold II : Perut sebelah kanan teraba lebar dan panjang, berarti

punggung, perut sebelah kiri terdapat bagian kecil

seperti mengumpul berarti ekstremitas

Leopold III : Bagian terendah teraba keras seperti kepala belum ada

penurunan kepala

DJJ : 138x/ menit, teratur

Mc Donald : 32 cm

TBJ : (32 – 11) x 155 = 3255gram

Page 12: Pre Eklamsia Ringan PKK II

3. Pemeriksaan Laboratorium

Kadar Hb : 10,8 gr%

Protein urine : +1

II. Interprestasi Data Dasar, diagnosa, masalah, dan Kebutuhan

Diagnosa : G1P0A0,usia kehamilan 32 minggu, janin hidup, tunggal,

intrauterin, memanjang, presentasi kepala dengan pre

eklampsia ringan

Dasar : HPHT 10-4-08,tafsiran partus 17-1-09, bengkak pada ekstremitas

bawah dan ditemukan protein urin +1

TD 140/100 mmHg

Masalah : gangguan rasa nyaman

Dasar : Ibu sering merasa nyeri kepala

Ibu merasa nyeri pada bagian pinggang

Bengkak pada ekstermitas bawah

Ibu terlihat lemah .

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Potensial akan terjadi pre eklamsia sedang atau berat

IV. Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan Dan Kolaborasi

Lakukan pemantauan kehamilan dan kolaborasi dengan dokter jika

dibutuhkan

V. Rencana Asuhan

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan

a. Jelaskan kondisi ibu

b. Anjurkan ibu memeriksakan kehamilannya rutin

Page 13: Pre Eklamsia Ringan PKK II

c. Libatkan keluarga memberi dukungan ibu

2. Pemberian informasi pola istirahat

a. Jelaskan pentingnya istirahat bagi ibu hamil

b. Anjurkan ibu untuk beristirahat siang hari minimal 1 jam

c. Istirahat baring

d. Anjurkan ibu untuk tidur dengan kaki lebih tinggi

3. Pemberian terapi pada ibu

a. Beri ibu obat hipertensi

b. Anjurkan ibu mengatur pola istirahat

c. Anjurkan ibu untuk diet

d. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe tiap hari

VI. Pelaksanaan Asuhan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

a. Menjelaskan bahwa kondisi ibu saat ini mengalami pre eklamsia

ringan

b. Menganjurkan ibu untuk periksa kehamilan 2x/ minggu

c. Melibatkan keluarga dalam memberi dukungan dalam pengawasan

pada ibu

2. Memberikan informasi tentang pola istirahat

a. Menjelaskan pentingnya istirahat bagi ibu hamil yaitu normalnya 7 –

8 jam. Untuk memperbaiki tekanan darah ibu

b. Menganjurkan ibu untuk istirahat siang minimal 1 jam untuk

mencukupi pola istirahat ibu hamil

c. Menganjurkan ibu istirahat baring, walaupun tidak harus tidur namun

tidak melakukan pekerjaan berat

d. Menganjurkan ibu untuk tidur degan posisi kaki lebih tinggi dari pada

kepala

Page 14: Pre Eklamsia Ringan PKK II

3. Memberi informasi pada ibu tentang terapi/ pengobatan pre eklamsi

a. Menganjurkan ibu untuk mengatur pola istirahat yaitu 7 – 8 jam dan

ditambah istirahat siang minimal 1 jam, dan anjurkan ibu tirah baring

dan posisi istirahat ibu yaitu kaki lebih tinggi untuk mengurangi

pembengkakan ekstremitas

b. Menganjurkan ibu untuk diit rendah garam, tinggi protein dan banyak

makan sayuran serta buah-buahan dan banyak minum.

c. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe 1 tablet/ hari

d. Minta ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu akan datang

VII. Evaluasi

1. Ibu mengerti tentang kondisi kehamilan saat ini dan berkata akan menjaga

kehamilannya agar mengurangi trauma pada saat bersalin

2. Ibu mengerti pentingnya diet dan istirahat yang baik dan berjanji akan

melaksanakan anjuran yang diberikan

3. Ibu berjanji untuk memeriksakan kehamilannya lagi 2x/ minggu dan

melakukan kunjungan ulang minggu depan serta akan segera periksa

kapan saja bila ada keluhan

Page 15: Pre Eklamsia Ringan PKK II

DAFTAR PUSTAKA

Ida Bagus Gede Manuaga, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC, JAKARTA

Yayasan Sarwono Prawihardjo, 1997, Ilmu Kebidanan, FKUI, Jakarta

Mansjoer Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, JAKARTA