Kata pengantar eklamsia
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Design
-
view
1.023 -
download
5
Transcript of Kata pengantar eklamsia
KATA PENGANTAR
“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul
“Askep pada klien dengan Eklamsia “ ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga
hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu
asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan
yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu,
penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator
pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini
masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”.
Raha, Mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN ...............................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................
Tujuan...............................................................................................................
Rumusan Masalah.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS.........................................................................................................
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.........................................................................................................
Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eklamsia selalu menjadi masalah yang serius, bahkan merupakan salah satu
keadaan paling berbahaya dalam kehamilan. Statistik menunjukkan di Amerika
serikat kematian akibat eklamsia mempunyai kecenderungan menurun dalam 40 tahun
terakhir, dengan presentase 10 %-15 % antara tahun 1991-197 kira-kira 6% dari
seluruh kematian ibu di amerika serikat adalah akibat eklamsia, jumlahnya mencapai
207 kematian. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa eklamsia ataupun pre eklamsia
berat harus selalu dianggap sebagai keadaan yang mengancam jiwa ibu hamil. Pada
tahun 1984 Pritchard dan kawan-kawan melaporkan hasil penelitiannya dengan
rejimen terapi 245 kasus eklamsia. Pritchard pada tahun 1995 memulai standardisasi
rejimen terapi eklamsia di Parkland Hospital dan rejimen ini sampai sekarang masih
digunakan.
Eklamsia yang berat merupakan indikasi dari untuk dilakukan operasi seksio
sesar. Operasi seksio sesar dilakukan guna untuk menolong ibu dan anak yang akan
dilahirkan.
B. Tujuan
1. Dapat mengetahui konsep medis eklamsia.
2. Dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan eklamsia.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis dari eklamsia..?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari eklamsia..?
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Eklamsia adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan dalam
nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata,
1981).
Eklamsia adalah suatu komplikasi kehamilan yg ditandai dengan peningkatan TD (S
> 180 mmHg,D > 110 mmHg),proteinuria,oedema,kejang dan/atau penurunan kesadaran.
Eklamsia lebih sering terjadi pada primigravidarum dari pada multipara (Obtetri Patologi,R.
Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).
Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa
nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan
gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri) . (Wirjoatmodjo, 1994: 49).
Eklamsi merupakan kasus akut, pada penderita dengan gambaran klinik pre eklamsi yang
disertai dengan kejang dan koma yang timbul pada ante, intra dan post partum. (Angsar MD,
1995: 41)
B. Etiologi
Etiologi penyakit ini belum diketahui pasti, banyak teori diungkapkan oleh para ahli
yang mencoba menerangkan penyebabnya. Teori yang sekarang dipakai oleh para ahli
sebagai penyebab eklampsi adalah teori ischemia plasenta namun teori ini belum dapat
menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini
Penyakit ini dianggap sebagai suatu “Maldaptation Syndrom” dengan akibat suatu
vaso spasme general dengan akibat yang lebih serius pada organ hati, ginjal, otak, paru-paru
dan jantung yakni tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut. (Pedoman
Diagnosis dan Terapi, 1994: 49)
C.Patofisiologi
Eklamsia terjadi karena perdarahan dinding rahim berkurang sehingga plasenta
mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan ischemia uteroplasenta dan peningkatan tekanan
darah. Terjadinya ischemia uteroplasenta dan hipertensi menimbulakan kejang atau sampai
koma pada wanita hamil.
D. Manifestasi Klinis
1. Tanda dan Gejala
Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:
a. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih
Terjadi kejang-kejang atau koma. Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:
1) Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat
(pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar
kekanan dan kekiri.
2) Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam
dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan
sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.
3) Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat,
mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit.
Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung
selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik
mafas seperti mendengkur.
4) Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam.
Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap
dalam keadaan koma. (Muchtar Rustam, 1998: 275)
b. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi
Hipertensi
Edema
Proteinuri
Sakit kepala yang berat
Penglihatan kabur
Nyeri ulu hati
Kegelisahan atau hiperefleksi
Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ(Wirjoatmodjo, 1994: 49)
2. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis eklamsi dapat ditegakkan apabila terdapat tanda-tanda sebagai
berikut:
a. Berdasarkan gejala klinis diatas
Pemeriksaan laboratorium meliputi adanya protein dalam air seni, fungsi
organ hepar, ginjal dan jantung, fungsi hematologi atau hemostasis.Konsultasi
dengan displin lain kalau dipandang perlu
Kardiolog
Optalmolog
Anestesiologi
Neonatologi dan lain-lain (Wirjoatmodjo, 1994: 49)
b. Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari kehamilan yang disertai kejang-kejang adalah:
Febrile convulsion ( panas +)
Epilepsi ( anamnesa epilepsi + )
Tetanus ( kejang tonik atau kaku kuduk)
Meningitis atau encefalitis ( pungsi lumbal)
3. Komplikasi Serangan
Komplikasi yang dapat timbul saat terjadi serangan kejang adalah:
Lidah tergigit
Terjadi perlukaan dan fraktur
Gangguan pernafasan
Perdarahan otak
Solutio plasenta dan merangsang persalinan ( Muchtar Rustam, 1995:226)
4. Bahaya Eklamsi
a. Bahaya eklamsi pada ibu
Menimbulkan sianosis, aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi
paru, tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan
jantung mendadak, lidah dapat tergigit, jatuh dari tempat tidur menyebabkan
fraktura dan luka-luka, gangguan fungsi ginjal: oligo sampai anuria,
pendarahan atau ablasio retina, gangguan fungsi hati dan menimbulkan
ikterus.
b. Bahaya eklamsi pada janin
Asfiksia mendadak, solutio plasenta, persalinan prematuritas, IUGR
(Intra Uterine Growth Retardation), kematian janin dalam rahim (Pedoman
Diagnosis dan Terapi, 1994: 43).
E. Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan eklamsia pada ibu nifas adalah menghentikan kejang kejang yang
terjadi dan mencegah kejang ulang.
1. Konsep pengobatan
Menghindari tejadinya kejang berulang, mengurangi koma, meningkatkan jumlah
diuresis.
2. Obat untuk anti kejang
MgSO4 ( Magnesium Sulfat) Dosis awal: 4gr 20 % I.V. pelen-pelan selama 3 menit
atau lebih disusul 10gr 40% I.M. terbagi pada bokong kanan dan kiri.
Dosis ulangan : tiap 6 jam diberikan 5 gr 50 % I.M. diteruskan sampai 6 jam pasca
persalinan atau 6 jam bebas kejang.
Syarat : reflek patela harus positif, tidak ada tanda-tanda depresi pernafasan (
respirasi >16 kali /menit), produksi urine tidak kurang dari 25 cc/jam atau 150 cc per
6 jam atau 600 cc per hari.
Apabila ada kejang lagi, diberikan Mg SO 4 20 %, 2gr I.V. pelan-pelan. Pemberian
I.V. ulangan ini hanya sekali saja, apabila masih timbul kejang lagi maka diberikan
pentotal 5 mg / kg BB / I.V. pelan-pelan.
Bila ada tanda-tanda keracunan Mg SO 4 diberikan antidotum glukonas kalsikus 10
gr % 10 cc / I.V pelan-pelan selama 3 menit atau lebih.
Apabila diluar sudah diberi pengobatan diazepam, maka dilanjutkan pengobatan
dengan MgSO 4
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN EKLAMPSIA
A. Pengkajian
1. Keluhan utama
Merupakan hal yang diungkapkan ibu yang berhubungan dengan keadaan dan
masalah yang timbul. Keluhan yang timbul biasanya lendir bercampur darah, keluar
cairan dari vagina, perut terasa mules dan semakin sakit pada PEB biasanya disertai
sakit kepala, mata berkunang – kunang, bengkak pada kaki dan tangan
2. Riwayat penyakit ibu
Untuk megetahui kemungkinan penyakit – penyakit yang menyertai dan
mempengaruhi keadaan ibu yang lemah pada waktu melahirkan, seperti :
Penyakit kronis : jantung, hypertensi, dll
Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV / AIDS
Penyakit keturunan : DM, asma
3. Riwayat penyakit keluarga
Ditanyakan untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu bersalin
serta mengupayakan pencegahan dan penanganannya, terutama pihak keluarga yang
tinggal bersama klien. Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia
dalam keluarga. ( Pusdiknakes, 1993 )
4. Riwayat meanstruasi
Untuk mengetahui tentang faal alat kandungan yang perlu diketahui adalah
menarche, siklus haid, lama haid, warna / jumlah darah, sifat darah ( cair / beku ),
dysminorhoe, flour albus, HPHT ( Obstetri Fisiologi, 1998)
5. Riwayat perkawinan
Yang dikaji yaitu kawin berapa kali, lama kawin dan usia saat kawin. ( Hanifa,
W, 133 ). Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di
atas 35 tahun.
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui riwayat tiap–tiap kehamilannya,seperti: riwayat
kehamilan,persalinan dan nifas sebelumnya serta keadaan anaknya( Hanifa W, 133 )
7. Riwayat kehamilan sekarang
G . . . .P . . . .A . . . . UK . . . . .minggu
ANC ( tempat, berap kali, imunisasi TT, terapi )
Keluhan hamil muda
Keluhan hamil tua
Gerakan anak dirasakan sejak usia kehamilan . . . .bulan
8. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah
ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan
kontrasepsi ( Depkes RI, 1994 : 16)
9. ADL
1) Nutrisi
Kekurangan / kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan. Pada
persalinan dikhawatirkan menjadi penyulit bagi ibu dan akan membahayakan ibu
dan bayi
2) Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas yang telah dilakukan ibu menjelang proses
persalinan
3) Istirahat
Ditanyakan untuk persiapan tenaga mengejan ibu, istirahat yang cukup
menjelang persalinan akan mempermudah proses persalinan
4) Personal hygiene
Ditanyakan personal hygiene ibu terutama menjelang persalinan. Hal ini
perlu untuk mengurangi terjadinya infeksi
10. Riwayat psikososial spiritual dan kultural
Ditanyakan kebiasaan – kebiasaan dalam masyarakat dan keluarga serta
pandangan dan penerimaan keluarga serta materiil dan moril yang diperoleh dari
keluarganya ( Depkes RI, 1995 )
11. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik, cukup, lemah
Kesadaran : composmentis, samnolen, delirium, koma
TTV : TD : ≥ 140 / 110 mmHg N : 80 – 90 x/mnt S : 36 – 37 ºC
Rr : 16 – 20 x/mnt
12. Pemeriksaan khusus
a. Sistem pernapasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang, kurang
dari 14x/menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis melakukan aktifitas,
krekes mungkin ada, adanya edema paru hiper refleksia klonus pada kaki.
b. Sistem cardiovaskuler
Inspeksi : Adanya sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis.
Palpasi
Tekanan darah :Ukur tekanan darah, biasanya terjadi peningkatan tekanan darah
menetap melebihi tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan,
Nadi : Nadi mungkin meningkat atau menurun
Leher : Pemeriksaan JVV apakah ada bendungan atau tidak, jika ada
bendungan menandakan bahwa jantung ibu mengalami gangguan. Edema
periorbital yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
Suhu dingin
Auskultasi : mendengarkan Detak Jantung Janin untuk mengetahui adanya fetal
distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin melemah.
c. Sistem reproduksi
Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada payudara.
Genetalia
Inspeksi adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur
darah, adakah pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
Abdomen
o Palpasi : untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri , letak janin, lokasi
edema
o Periksa bagian uterus biasanya terdapat kontraksi uterus
d. Sistem integumen perkemihan
o Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada ekstermitas akibat
gangguan filtrasi glomelurus yang meretensi garam dan natrium, (Fungsi
ginjal menurun).
o Oliguria
o Proteinuria
e. Sistem persyarafan
Hiperrefleksi, klonus pada kaki
f. Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II
kiri atas), anoreksia, mual dan muntah.
B. Diagnosa Keperawatan
Kemugkinan Diagnosa Yang Timbul
1. Resiko tinggi terjadinya cedera b/d kejang-kejang berulang
2. Resiko tinggi terjadi Asidosis respirasi b/d Kejang – kejang berulang
3. Resiko tinggi terjadi oliguri sampai anuri b/d hipovolaemi karena oedema meningkat
4. Resiko tinggi terjadi gangguan vasospasme pembuluh darah b/d hipotensi mendadak
karena usaha penurunan tensi.
C. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan I
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Perawatan resiko tinggi terjadinya cedera tidak
terjadi
Kriteria : tidak terjadi fraktur, pasien tidak jatuh, lidah tidak tergigit
Intervensi :
Fiksasi tidak terlalu kencang
Pemasangan sudip lidah
Rasional :
Memberikan ruang gerak waktu kejang
Menghalangi supaya lidah tidak tergigit
2. Diagnosa Keperawatan II
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Perawatan dan Medis resiko Asidosis respirasi
tidak terjadi
Kriteria : Kejang berkurang, sianosis tidak ada, nafas 20 x/menit
Intervensi :
Berikan Obat anti kejang sesuai terapi Medis
Berikan Oksigen 2-6 liter/ menit
Observasi R/R dan Nadi
Rasional:
Memberikan ruang gerak bagi paru u/mengembang
Membantu suplai oksigen sel jaringan tubuh
Menilai pola nafas dan kerja jantung
3. Diagnosa Keperawatan III
Tujuan : Setelah dilakuakn tidakan perawatan Resiko oliguri sampai anuri tidak
terjadi
Kriteria : Urine > 30 cc/jam
Intervensi :
Memperbaiki diuresi dengan pemberian glukose 5%-10 %
Rasional :
Sehingga terjadi pengenceran haemokonsentrasi
4. Diagnosa Keperawatan IV
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan dan Medis resiko suplai zat-zat yang
dibutuhkan sel tubuh menurun tidak terjadi.
Kriteria :
Tensi tidak boleh turun lebih dari 20 % dalam 1 jam (maksimal dari 200/120
mmHg menjadi 160/95 mmHg dalam 1 jam).
Tekanan darah tidak boleh kurang dari 140/90 mmHg.
Intervensi :
Observasi tensi dan Nadi pasien setiap 1 jam
Rasional :
Supaya terjadi penurunan tensi secara berangsur-angsur sehingga suplai cukup
sampai kejaringan dan organ-organ penting.
D. Evaluasi
Tidak terjadi fraktur, pasien tidak jatuh, lidah tidak tergigit
Kejang berkurang, sianosis tidak ada, nafas 20 x/menit
Urine > 30 cc/jam
Tensi tidak boleh turun lebih dari 20 % dalam 1 jam (maksimal dari 200/120 mmHg
menjadi 160/95 mmHg dalam 1 jam).
Tekanan darah tidak boleh kurang dari 140/90 mmHg.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Eklamsia adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil
dan dalam nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R.
Sulaeman Sastrowinata, 1981).
Etiologi penyakit ini belum diketahui pasti, banyak teori diungkapkan oleh
para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Teori yang sekarang dipakai oleh
para ahli sebagai penyebab eklampsi adalah teori ischemia plasenta namun teori ini
belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini
Penyakit ini dianggap sebagai suatu “Maldaptation Syndrom” dengan akibat
suatu vaso spasme general dengan akibat yang lebih serius pada organ hati, ginjal,
otak, paru-paru dan jantung yakni tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ
tersebut. (Pedoman Diagnosis dan Terapi, 1994: 49)
Eklamsia terjadi karena perdarahan dinding rahim berkurang sehingga
plasenta mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan ischemia uteroplasenta dan
peningkatan tekanan darah. Terjadinya ischemia uteroplasenta dan hipertensi
menimbulakan kejang atau sampai koma pada wanita hamil.
B. Saran
Dapat membuka cakrawala pemikiran serta pengetahuan Mahasiswa “ AKPER
PEMKAB MUNA “dalam pembahasan mata kuliah Maternitas Tentang Askep Pada
Eklamsia.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marilyn E. Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapiu
Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia
Persis Mary Hamilton, (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta
R. Sulaeman Sastrawinata, (1981), Obstetri Patologi,Bandung: Elstar Offset
------(1995), Ilmu Penyakit Kandungan UPF Kandungan,Surabaya: Dr.Soetomo.
Carpenito L. J, 2001, Diagnosa keperawatan, Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC
Winkjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
http/www.jevuska.com
Keperawatan Maternitas
ASUHAN KEPERAWATAN
EKLAMSIA
Oleh :
1. SUMIARNI
2. WA ODE MUJAHID FATIMAH
3. KARMILA
4. WA ODE SITTI MUYANA
5. HARTIAWATI
6. HARIATI
7. SUMARDIN
8. LA ODE HAERUN
Kelompok : I
Tingkat : II.B
AKPER PEMDA MUNA
2014