Kata pengantar eklamsia

15
KATA PENGANTAR “Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan Nya sehingga makalah yang berjudul Askep pada klien dengan Eklamsia ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga hari kiamat. Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri. Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penggunanya Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”. Raha, Mei 2014 Penyusun

Transcript of Kata pengantar eklamsia

Page 1: Kata pengantar eklamsia

KATA PENGANTAR

“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul

“Askep pada klien dengan Eklamsia “ ini dapat terselesaikan sebagaimana yang

diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga

hari kiamat.

Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu

asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan

yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu,

penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator

pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri.

Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini

masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna

penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”.

Raha, Mei 2014

Penyusun

Page 2: Kata pengantar eklamsia

DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN ...............................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang..................................................................................................

Tujuan...............................................................................................................

Rumusan Masalah.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

KONSEP MEDIS.........................................................................................................

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.........................................................................................................

Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Kata pengantar eklamsia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eklamsia selalu menjadi masalah yang serius, bahkan merupakan salah satu

keadaan paling berbahaya dalam kehamilan. Statistik menunjukkan di Amerika

serikat kematian akibat eklamsia mempunyai kecenderungan menurun dalam 40 tahun

terakhir, dengan presentase 10 %-15 % antara tahun 1991-197 kira-kira 6% dari

seluruh kematian ibu di amerika serikat adalah akibat eklamsia, jumlahnya mencapai

207 kematian. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa eklamsia ataupun pre eklamsia

berat harus selalu dianggap sebagai keadaan yang mengancam jiwa ibu hamil. Pada

tahun 1984 Pritchard dan kawan-kawan melaporkan hasil penelitiannya dengan

rejimen terapi 245 kasus eklamsia. Pritchard pada tahun 1995 memulai standardisasi

rejimen terapi eklamsia di Parkland Hospital dan rejimen ini sampai sekarang masih

digunakan.

Eklamsia yang berat merupakan indikasi dari untuk dilakukan operasi seksio

sesar. Operasi seksio sesar dilakukan guna untuk menolong ibu dan anak yang akan

dilahirkan.

B. Tujuan

1. Dapat mengetahui konsep medis eklamsia.

2. Dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan eklamsia.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep medis dari eklamsia..?

2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari eklamsia..?

Page 4: Kata pengantar eklamsia

BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP MEDIS

A. Pengertian

Eklamsia adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan dalam

nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata,

1981).

Eklamsia adalah suatu komplikasi kehamilan yg ditandai dengan peningkatan TD (S

> 180 mmHg,D > 110 mmHg),proteinuria,oedema,kejang dan/atau penurunan kesadaran.

Eklamsia lebih sering terjadi pada primigravidarum dari pada multipara (Obtetri Patologi,R.

Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).

Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa

nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan

gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri) . (Wirjoatmodjo, 1994: 49).

Eklamsi merupakan kasus akut, pada penderita dengan gambaran klinik pre eklamsi yang

disertai dengan kejang dan koma yang timbul pada ante, intra dan post partum. (Angsar MD,

1995: 41)

B. Etiologi

Etiologi penyakit ini belum diketahui pasti, banyak teori diungkapkan oleh para ahli

yang mencoba menerangkan penyebabnya. Teori yang sekarang dipakai oleh para ahli

sebagai penyebab eklampsi adalah teori ischemia plasenta namun teori ini belum dapat

menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini

Penyakit ini dianggap sebagai suatu “Maldaptation Syndrom” dengan akibat suatu

vaso spasme general dengan akibat yang lebih serius pada organ hati, ginjal, otak, paru-paru

dan jantung yakni tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut. (Pedoman

Diagnosis dan Terapi, 1994: 49)

C.Patofisiologi

Eklamsia terjadi karena perdarahan dinding rahim berkurang sehingga plasenta

mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan ischemia uteroplasenta dan peningkatan tekanan

darah. Terjadinya ischemia uteroplasenta dan hipertensi menimbulakan kejang atau sampai

koma pada wanita hamil.

Page 5: Kata pengantar eklamsia

D. Manifestasi Klinis

1. Tanda dan Gejala

Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:

a. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih

Terjadi kejang-kejang atau koma. Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:

1) Tingkat awal atau aura (invasi)

Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat

(pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar

kekanan dan kekiri.

2) Stadium kejang tonik

Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam

dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan

sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.

3) Stadium kejang klonik

Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat,

mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit.

Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung

selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik

mafas seperti mendengkur.

4) Stadium koma

Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam.

Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap

dalam keadaan koma. (Muchtar Rustam, 1998: 275)

b. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi

Hipertensi

Edema

Proteinuri

Sakit kepala yang berat

Penglihatan kabur

Nyeri ulu hati

Kegelisahan atau hiperefleksi

Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ(Wirjoatmodjo, 1994: 49)

2. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis eklamsi dapat ditegakkan apabila terdapat tanda-tanda sebagai

berikut:

Page 6: Kata pengantar eklamsia

a. Berdasarkan gejala klinis diatas

Pemeriksaan laboratorium meliputi adanya protein dalam air seni, fungsi

organ hepar, ginjal dan jantung, fungsi hematologi atau hemostasis.Konsultasi

dengan displin lain kalau dipandang perlu

Kardiolog

Optalmolog

Anestesiologi

Neonatologi dan lain-lain (Wirjoatmodjo, 1994: 49)

b. Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari kehamilan yang disertai kejang-kejang adalah:

Febrile convulsion ( panas +)

Epilepsi ( anamnesa epilepsi + )

Tetanus ( kejang tonik atau kaku kuduk)

Meningitis atau encefalitis ( pungsi lumbal)

3. Komplikasi Serangan

Komplikasi yang dapat timbul saat terjadi serangan kejang adalah:

Lidah tergigit

Terjadi perlukaan dan fraktur

Gangguan pernafasan

Perdarahan otak

Solutio plasenta dan merangsang persalinan ( Muchtar Rustam, 1995:226)

4. Bahaya Eklamsi

a. Bahaya eklamsi pada ibu

Menimbulkan sianosis, aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi

paru, tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan

jantung mendadak, lidah dapat tergigit, jatuh dari tempat tidur menyebabkan

fraktura dan luka-luka, gangguan fungsi ginjal: oligo sampai anuria,

pendarahan atau ablasio retina, gangguan fungsi hati dan menimbulkan

ikterus.

b. Bahaya eklamsi pada janin

Asfiksia mendadak, solutio plasenta, persalinan prematuritas, IUGR

(Intra Uterine Growth Retardation), kematian janin dalam rahim (Pedoman

Diagnosis dan Terapi, 1994: 43).

Page 7: Kata pengantar eklamsia

E. Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan eklamsia pada ibu nifas adalah menghentikan kejang kejang yang

terjadi dan mencegah kejang ulang.

1. Konsep pengobatan

Menghindari tejadinya kejang berulang, mengurangi koma, meningkatkan jumlah

diuresis.

2. Obat untuk anti kejang

MgSO4 ( Magnesium Sulfat) Dosis awal: 4gr 20 % I.V. pelen-pelan selama 3 menit

atau lebih disusul 10gr 40% I.M. terbagi pada bokong kanan dan kiri.

Dosis ulangan : tiap 6 jam diberikan 5 gr 50 % I.M. diteruskan sampai 6 jam pasca

persalinan atau 6 jam bebas kejang.

Syarat : reflek patela harus positif, tidak ada tanda-tanda depresi pernafasan (

respirasi >16 kali /menit), produksi urine tidak kurang dari 25 cc/jam atau 150 cc per

6 jam atau 600 cc per hari.

Apabila ada kejang lagi, diberikan Mg SO 4 20 %, 2gr I.V. pelan-pelan. Pemberian

I.V. ulangan ini hanya sekali saja, apabila masih timbul kejang lagi maka diberikan

pentotal 5 mg / kg BB / I.V. pelan-pelan.

Bila ada tanda-tanda keracunan Mg SO 4 diberikan antidotum glukonas kalsikus 10

gr % 10 cc / I.V pelan-pelan selama 3 menit atau lebih.

Apabila diluar sudah diberi pengobatan diazepam, maka dilanjutkan pengobatan

dengan MgSO 4

Page 8: Kata pengantar eklamsia

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN EKLAMPSIA

A. Pengkajian

1. Keluhan utama

Merupakan hal yang diungkapkan ibu yang berhubungan dengan keadaan dan

masalah yang timbul. Keluhan yang timbul biasanya lendir bercampur darah, keluar

cairan dari vagina, perut terasa mules dan semakin sakit pada PEB biasanya disertai

sakit kepala, mata berkunang – kunang, bengkak pada kaki dan tangan

2. Riwayat penyakit ibu

Untuk megetahui kemungkinan penyakit – penyakit yang menyertai dan

mempengaruhi keadaan ibu yang lemah pada waktu melahirkan, seperti :

Penyakit kronis : jantung, hypertensi, dll

Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV / AIDS

Penyakit keturunan : DM, asma

3. Riwayat penyakit keluarga

Ditanyakan untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu bersalin

serta mengupayakan pencegahan dan penanganannya, terutama pihak keluarga yang

tinggal bersama klien. Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia

dalam keluarga. ( Pusdiknakes, 1993 )

4. Riwayat meanstruasi

Untuk mengetahui tentang faal alat kandungan yang perlu diketahui adalah

menarche, siklus haid, lama haid, warna / jumlah darah, sifat darah ( cair / beku ),

dysminorhoe, flour albus, HPHT ( Obstetri Fisiologi, 1998)

5. Riwayat perkawinan

Yang dikaji yaitu kawin berapa kali, lama kawin dan usia saat kawin. ( Hanifa,

W, 133 ). Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di

atas 35 tahun.

6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui riwayat tiap–tiap kehamilannya,seperti: riwayat

kehamilan,persalinan dan nifas sebelumnya serta keadaan anaknya( Hanifa W, 133 )

7. Riwayat kehamilan sekarang

G . . . .P . . . .A . . . . UK . . . . .minggu

ANC ( tempat, berap kali, imunisasi TT, terapi )

Keluhan hamil muda

Keluhan hamil tua

Page 9: Kata pengantar eklamsia

Gerakan anak dirasakan sejak usia kehamilan . . . .bulan

8. Riwayat KB

Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah

ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan

pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan

kontrasepsi ( Depkes RI, 1994 : 16)

9. ADL

1) Nutrisi

Kekurangan / kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan. Pada

persalinan dikhawatirkan menjadi penyulit bagi ibu dan akan membahayakan ibu

dan bayi

2) Aktivitas

Untuk mengetahui aktivitas yang telah dilakukan ibu menjelang proses

persalinan

3) Istirahat

Ditanyakan untuk persiapan tenaga mengejan ibu, istirahat yang cukup

menjelang persalinan akan mempermudah proses persalinan

4) Personal hygiene

Ditanyakan personal hygiene ibu terutama menjelang persalinan. Hal ini

perlu untuk mengurangi terjadinya infeksi

10. Riwayat psikososial spiritual dan kultural

Ditanyakan kebiasaan – kebiasaan dalam masyarakat dan keluarga serta

pandangan dan penerimaan keluarga serta materiil dan moril yang diperoleh dari

keluarganya ( Depkes RI, 1995 )

11. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik, cukup, lemah

Kesadaran : composmentis, samnolen, delirium, koma

TTV : TD : ≥ 140 / 110 mmHg N : 80 – 90 x/mnt S : 36 – 37 ºC

Rr : 16 – 20 x/mnt

12. Pemeriksaan khusus

a. Sistem pernapasan

Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang, kurang

dari 14x/menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis melakukan aktifitas,

Page 10: Kata pengantar eklamsia

krekes mungkin ada, adanya edema paru hiper refleksia klonus pada kaki.

b. Sistem cardiovaskuler

Inspeksi : Adanya sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis.

Palpasi

Tekanan darah :Ukur tekanan darah, biasanya terjadi peningkatan tekanan darah

menetap melebihi tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan,

Nadi : Nadi mungkin meningkat atau menurun

Leher : Pemeriksaan JVV apakah ada bendungan atau tidak, jika ada

bendungan menandakan bahwa jantung ibu mengalami gangguan. Edema

periorbital yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam

Suhu dingin

Auskultasi : mendengarkan Detak Jantung Janin untuk mengetahui adanya fetal

distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin melemah.

c. Sistem reproduksi

Dada

Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada payudara.

Genetalia

Inspeksi adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur

darah, adakah pembesaran kelenjar bartholini / tidak.

Abdomen

o Palpasi : untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri , letak janin, lokasi

edema

o Periksa bagian uterus biasanya terdapat kontraksi uterus

d. Sistem integumen perkemihan

o Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada ekstermitas akibat

gangguan filtrasi glomelurus yang meretensi garam dan natrium, (Fungsi

ginjal menurun).

o Oliguria

o Proteinuria

e. Sistem persyarafan

Hiperrefleksi, klonus pada kaki

f. Pencernaan

Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II

kiri atas), anoreksia, mual dan muntah.

Page 11: Kata pengantar eklamsia

B. Diagnosa Keperawatan

Kemugkinan Diagnosa Yang Timbul

1. Resiko tinggi terjadinya cedera b/d kejang-kejang berulang

2. Resiko tinggi terjadi Asidosis respirasi b/d Kejang – kejang berulang

3. Resiko tinggi terjadi oliguri sampai anuri b/d hipovolaemi karena oedema meningkat

4. Resiko tinggi terjadi gangguan vasospasme pembuluh darah b/d hipotensi mendadak

karena usaha penurunan tensi.

C. Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan I

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Perawatan resiko tinggi terjadinya cedera tidak

terjadi

Kriteria : tidak terjadi fraktur, pasien tidak jatuh, lidah tidak tergigit

Intervensi :

Fiksasi tidak terlalu kencang

Pemasangan sudip lidah

Rasional :

Memberikan ruang gerak waktu kejang

Menghalangi supaya lidah tidak tergigit

2. Diagnosa Keperawatan II

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Perawatan dan Medis resiko Asidosis respirasi

tidak terjadi

Kriteria : Kejang berkurang, sianosis tidak ada, nafas 20 x/menit

Intervensi :

Berikan Obat anti kejang sesuai terapi Medis

Berikan Oksigen 2-6 liter/ menit

Observasi R/R dan Nadi

Rasional:

Memberikan ruang gerak bagi paru u/mengembang

Membantu suplai oksigen sel jaringan tubuh

Menilai pola nafas dan kerja jantung

3. Diagnosa Keperawatan III

Tujuan : Setelah dilakuakn tidakan perawatan Resiko oliguri sampai anuri tidak

terjadi

Kriteria : Urine > 30 cc/jam

Page 12: Kata pengantar eklamsia

Intervensi :

Memperbaiki diuresi dengan pemberian glukose 5%-10 %

Rasional :

Sehingga terjadi pengenceran haemokonsentrasi

4. Diagnosa Keperawatan IV

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan dan Medis resiko suplai zat-zat yang

dibutuhkan sel tubuh menurun tidak terjadi.

Kriteria :

Tensi tidak boleh turun lebih dari 20 % dalam 1 jam (maksimal dari 200/120

mmHg menjadi 160/95 mmHg dalam 1 jam).

Tekanan darah tidak boleh kurang dari 140/90 mmHg.

Intervensi :

Observasi tensi dan Nadi pasien setiap 1 jam

Rasional :

Supaya terjadi penurunan tensi secara berangsur-angsur sehingga suplai cukup

sampai kejaringan dan organ-organ penting.

D. Evaluasi

Tidak terjadi fraktur, pasien tidak jatuh, lidah tidak tergigit

Kejang berkurang, sianosis tidak ada, nafas 20 x/menit

Urine > 30 cc/jam

Tensi tidak boleh turun lebih dari 20 % dalam 1 jam (maksimal dari 200/120 mmHg

menjadi 160/95 mmHg dalam 1 jam).

Tekanan darah tidak boleh kurang dari 140/90 mmHg.

Page 13: Kata pengantar eklamsia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Eklamsia adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil

dan dalam nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R.

Sulaeman Sastrowinata, 1981).

Etiologi penyakit ini belum diketahui pasti, banyak teori diungkapkan oleh

para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Teori yang sekarang dipakai oleh

para ahli sebagai penyebab eklampsi adalah teori ischemia plasenta namun teori ini

belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini

Penyakit ini dianggap sebagai suatu “Maldaptation Syndrom” dengan akibat

suatu vaso spasme general dengan akibat yang lebih serius pada organ hati, ginjal,

otak, paru-paru dan jantung yakni tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ

tersebut. (Pedoman Diagnosis dan Terapi, 1994: 49)

Eklamsia terjadi karena perdarahan dinding rahim berkurang sehingga

plasenta mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan ischemia uteroplasenta dan

peningkatan tekanan darah. Terjadinya ischemia uteroplasenta dan hipertensi

menimbulakan kejang atau sampai koma pada wanita hamil.

B. Saran

Dapat membuka cakrawala pemikiran serta pengetahuan Mahasiswa “ AKPER

PEMKAB MUNA “dalam pembahasan mata kuliah Maternitas Tentang Askep Pada

Eklamsia.

Page 14: Kata pengantar eklamsia

DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marilyn E. Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapiu

Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia

Persis Mary Hamilton, (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta

R. Sulaeman Sastrawinata, (1981), Obstetri Patologi,Bandung: Elstar Offset

------(1995), Ilmu Penyakit Kandungan UPF Kandungan,Surabaya: Dr.Soetomo.

Carpenito L. J, 2001, Diagnosa keperawatan, Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC

Winkjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

http/www.jevuska.com

Page 15: Kata pengantar eklamsia

Keperawatan Maternitas

ASUHAN KEPERAWATAN

EKLAMSIA

Oleh :

1. SUMIARNI

2. WA ODE MUJAHID FATIMAH

3. KARMILA

4. WA ODE SITTI MUYANA

5. HARTIAWATI

6. HARIATI

7. SUMARDIN

8. LA ODE HAERUN

Kelompok : I

Tingkat : II.B

AKPER PEMDA MUNA

2014