Pre Eklamsia Kehamilan

download Pre Eklamsia Kehamilan

of 66

description

kebidanan

Transcript of Pre Eklamsia Kehamilan

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    1/66

    PRE EKLAMSIA KEHAMILAN

    1.1 Defenisi Pre Eklamsia

    Pre eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau kedua-

    duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebihawal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis (Mitayani, 2009).

    Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul

    karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapidapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa. (Rukiyah, 2010).

    Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah

    minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. (Bobak , 2004)

    Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinnuria dan atau edema setelah umurkehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur

    kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. (Sujiyatini, 2009).

    Pre eklamsia dapat dideskripsikan sebagai kondisi yang tidak dapat diprediksi dan progresif serta

    berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang dapat mengganggu kesehatanibu dan berdampak negative pada lingkungan janin. (Boyle M, 2007).

    1.2 Etiologi

    Penyebab pre eklamsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang

    dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori

    yang dihubungkan dengan kejadian. Itulah sebab pre eklamsia disebut juga disease of theory(Rukiyah, 2010).

    Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan hal-hal berikut :

    (1) sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, danmolahidatidosa

    (2) sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan(3) sebab dapat terjadinya perbaiakan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus

    (4) sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya(5) sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. (Hanifa W, 2006).

    Dari hal-hal tersebut diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor, melainkan banyak faktor

    yang menyebabkan pre-eklamsia dan eklamsia. Adapun teori-teori yang dihubungkan denganterjadinya preeklamsia adalah:

    1) Peran prostasiklin dan trombiksan

    Pada preeklamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskular, sehingga terjadi penurunanproduksi prostsiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktifasi pengumpulan dan

    fibrinolisis, yang kemudian akan digant trombin dan plasmin,trombin akan mengkonsumsi anti

    trombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi trombosit menyebabkan pelepasantromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel(Rukiyah, 2010).

    2) Peran faktor imunologis

    Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbu lagi pada kehamilan

    berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blockingantibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan

    berikutnya. Beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita PE-E, beberapa

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    2/66

    wanita dengan PE-E mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan

    adanya aktifasi sistem komplemen pada PE-E diikuti proteinuria (Rukiyah, 2010).

    3) Faktor genetikBeberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian PE-E antara lain

    (1) preeklamsia hanya terjadi pada manusia

    (2) terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu yangmenderita PE-E(3) kescenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat

    PE-E dan bukan pada ipar mereka

    (4) peran renin-angiotensin-aldosteron sistem (RAAS) (Rukiyah, 2010).Yang jelas preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil, disamping

    infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu hamil ketahuan beresiko, terutama sejak awal

    kehamilan, dokter kebidanan dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan

    tersebut.Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya

    preeklamsia dan eklamsia. Faktor-faktor tersebut antara lain,gizi buruk, kegemukan, dan

    gangguan aliran darah kerahim. Faktor resiko terjadinya preeklamsia, preeklamsia umumnyaterjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita

    diatas usia 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah riwayat tekanan darah tinggi yang kronis

    sebelum kehamilan, riwayat mengalami preeklamsia sebelumnya, riwayat preeklamsia pada ibu

    atau saudara perempuan, kegemukan,mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat kencingmanis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis (Rukiyah 2010).

    Sedangkan menurut Angsar (2008) teoriteorinya sebagai berikut:

    1. Teori kelainan vaskularisasi plasentaPada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapatkan aliran darah dari cabangcabang

    arteri uterina dan arteri ovarika yang menembus miometrium dan menjadi arteri arkuata, yang

    akan bercabang menjadi arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri

    basalis memberi cabang arteri spiralis. Pada kehamilan terjadi invasi trofoblas kedalam lapisanotot arteri spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi distensi

    dan vasodilatasi arteri spiralis, yang akan memberikan dampak penurunan tekanan darah,

    penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada utero plasenta. Akibatnyaaliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga menjamin

    pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan remodelling arteri spiralis. Pada pre

    eklamsia terjadi kegagalan remodelling menyebabkan arteri spiralis menjadi kaku dan kerassehingga arteri spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi, sehingga aliran darah utero

    plasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.

    2. Teori Iskemia Plasenta, Radikal bebas, dan Disfungsi Endotel

    a. skemia Plasenta dan pembentukan Radikal BebasKarena kegagalan Remodelling arteri spiralis akan berakibat plasenta mengalami iskemia, yang

    akan merangsang pembentukan radikal bebas, yaitu radikal hidroksil (-OH) yang dianggapsebagai toksin. Radiakl hidroksil akan merusak membran sel yang banyak mengandung asam

    lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Periksida lemak juga akan merusak nukleus dan

    protein sel endotelb. Disfungsi Endotel

    Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    3/66

    seluruh struktur sel endotel keadaan ini disebut disfungsi endotel, yang akan menyebabkan

    terjadinya:

    a) Gangguan metabolisme prostalglandin, yaitu menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yangmerupakan suatu vasodilator kuat.

    b) Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi

    trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) yaitu suatu vasokonstriktor kuat. Dalam keadaannormal kadar prostasiklin lebih banyak dari pada tromboksan. Sedangkan pada pre eklamsiakadar tromboksan lebih banyak dari pada prostasiklin, sehingga menyebabkan peningkatan

    tekanan darah.

    c) Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular endotheliosis) .d) Peningkatan permeabilitas kapiler.

    e) Peningkatan produksi bahanbahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO menurun

    sedangkan endotelin meningkat.

    f) Peningkatan faktor koagulasi

    3. Teori intoleransi imunologik ibu dan janin

    Pada perempuan normal respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang bersifat asing.Hal ini disebabkan adanya Human Leukocyte Antigen Protein G (HLA-G) yang dapat

    melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu. HLA-G juga akanmempermudah invasis el trofoblas kedalam jaringan desidua ibu. Pada plasenta ibu yangmengalami pre eklamsia terjadi ekspresi penurunan HLA-G yang akan mengakibatkan

    terhambatnya invasi trofoblas ke dalam desidua. Kemungkinan terjadi Immune-Maladaptation

    pada pre eklamsia.4. Teori Adaptasi kardiovaskular

    Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan vasopresor. Refrakter berarti

    pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan vasopresor atau dibutuhkan kadar vasopresor

    yang lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi. Refrakter ini terjadi akibat adanya

    sintesis prostalglandin oleh sel endotel. Pada pre eklamsia terjadi kehilangan kemampuanrefrakter terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap

    bahan vasopresor sehingga pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi dan mengakibatkan

    hipertensi dalam kehamilan.5. Teori Genetik

    Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotype ibu lebih menentukan

    terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotype janin.Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami pre eklamsia, 26% anak perempuannya akan

    mengalami pre eklamsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami pre eklamsia.

    6. Teori Defisiensi Gizi

    Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi gizi berperan dalam terjadinya

    hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikandapat mengurangi resiko pre eklamsia. Minyak ikan banyak mengandung asam lemak tidak

    jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivasi trombosit, danmencegah vasokonstriksi pembuluh darah.

    7. Teori Stimulasi Inflamasi

    Teori ini berdasarkan bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakanrangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Berbeda dengan proses apoptosis pada pre

    eklamsia, dimana pada pre eklamsia terjadi peningkatan stres oksidatif sehingga produksi debris

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    4/66

    trofoblas dan nekrorik trofoblas juga meningkat. Keadaan ini mengakibatkan respon inflamasi

    yang besar juga. Respon inflamasi akan mengaktifasi sel endotel dan sel makrofag/granulosit

    yang lebih besar pula, sehingga terjadi reaksi inflamasi menimbulkan gejala-gejala pre eklamsiapada ibu.

    1.3 PatofisiologiMenurut Bobak (2004) adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume

    plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik (systemic vascular resistance

    [SVR]), peningkatan curah jantung dan penurunan tekanan osmotik koloid. Pada pre eklamsia,volume plasma yang beredar menurun, sehingga hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit

    maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit

    janin uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan

    menghancurkan selsel darh merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun.Vasopasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai pre eklamsia.

    Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan peredaran darah, seperti

    angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidak seimbangan abtara prostasiklin prostaglandin dan

    tromboksan A2. Selain kerusakan endotelil vasospasme arterial turut menyebabkan peningkatanpermeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan volume

    intra vaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami pre eklamsia mudah menderita edemaparu.Hubungan sistem imun dengan pre eklamsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi

    memainkan peran penting dalam perkembangan pre eklamsia. Keberadaan protein asing,

    plasenta, atau janin bisa membangkitkan responsimunologis lanjut. Teori ini di dukung olehpeningkatan insiden pre eklamsia-eklamsia pada ibu baru (pertama kali terpapar jaringan janin)

    dan pada ibu hamil dari pasangan yang baru (materi genetik yang berbeda).

    Menurut Mochtar (2007) Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan

    retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada

    beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu seldarah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan

    naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat

    dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan airyang berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui penyebabnya, mungkin karena retensi

    air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan

    glomerolus.Menurut Rukiyah (2010) Vaskonstriksi merupakan dasar patogenesis PE-E. Vasokonstriksi

    menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi . adanya

    vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga terjadi

    kerusakan endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriol disertai

    perdarahan mikro pada tempat endotel. Selain itu Hubel 1989 yang dikutip oleh Rukiyah (2010)mengatakan bahwa adanya vasokonstriksi arteri spiralis akan menyebabkan terjadinya penurunan

    perfusi utero plasenta yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta.Hipoksi/anoksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan prose

    hiperoksidase itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen, sehingga dengan demikian

    akan menggangu metabolisme di dalam sel peroksidase lemak adalah hasil proses oksidaselemak tak jenuh yang menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Peroksidase lemak merupakan

    radikal bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu diman peroksidase dan

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    5/66

    oksidan lebih dominan maka akan timbul keadaan yang disebut stress oksidatif.

    Pada PE-E serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi sumber terjadinya

    peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal serumnya mengandung transferin, iontembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak

    beredar dalam aliran darh melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai

    kesemua komponen sel yang dilewati termasuk sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endoteltersebut. Rusaknya sel-sel endotel akan mengakibatkan antara lain: adhesi dan agresi trombosit,gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, tromboksan

    dan serotinin sebagai akibat rusaknya trombosit, produksi prostasiklin dan tromboksan, terjadi

    hipoksiaplasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.Menurut Zweifel (1922) yang dikutip oleh Manuaba (2008) mengemukakan bahwa gejala

    gestosis tidak dapat diterangkan dengan satu faktor atau teori tetapi merupakan multifakor (teori

    yang menggambarkan berbagai manifestasi klinis yang kompleks yang oleh Zweifel disebut

    diseases of theory. Berbagai teori yang mencoba menerangkan gambaran klinis adalah genetic,teori imunologik, teori iskemia region uteroplasenter, teori kerusakan endotel pembuluh darah,

    teori radikal bebas adan kerusakan endotel, teori trombosit, dan teori diet yang diterangkan untuk

    kepentingan sehari-hari adalah teori diet dan teori yang diakui POGI.Menurut teori diet ibu hamil, kebutuhan kalsium ibu hamil cukup tinggi untuk pembentukan

    tulang dan organ lain janin, yaitu 2-2,5 g/hari. Bila terjadi kekurangan kalsium, kalsium ibu

    hamil akan dikuras untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari

    jaringan otot. Minyak ikan mengandung banyak asam lemak tak jenuh sehingga dapatmenghindari dan menghambat pembentukan trombokson dan mengurangi aktivitas trombosit.

    Oleh karena itu, minyak ikan dapat menurunkan kejadian pre eklamasia / eklamasia. Diduga

    bahwa minyak ikan mengandung kalsium. Fungsi kalsium dalam otot jantung menimbulkanpeningkatan kontraksi sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan volume sekuncup

    jantung dan tekanan darah dapat dipertahankan. Kalsium pada otot pembuluh darah

    mengendalikan dan mengurangi kontraksi-kontraksi sehingga tekanan darah dapat dikendalikan

    bersama dengan vasokontriktor lainnya.Kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium dari jaringan otot

    sehingga menimbulkan manifestasi sebagai berikut : keluar dari otot jantung menimbulkan

    melemahnya kontraksi otot jantung dan menurunkan volume sekuncup sehingga aliran darahakan menurun; keluar dari otot pembuluh darah akan menimbulkan kontraksi, meningkatkan

    tekanandarah tinggi.

    Dengan demikian ibu hamil memerlukan 22,5 g kalsium untuk mempertahankan konsentrasidalam darah menjadi konstan, sehingga tidak akan menimbulkan peningkatan tekanan darah.

    Dalam praktik sehari-hari, bidan sudah dapat memberi kalsium pada ibu hamil yang merupakan

    otot polos dapat digambarkan sebagai berikut :

    a. Ikatan antara myosin dan aktin menjadi dasar terjadinya kontraksi dengan peranan kalsium.

    b. Bila terjadi penurunan konsentrasi kalsium akan terjadi reaksi yang berlawanan sehinggakontraksi meurun dan akibat terdapat penurunan volume sekuncup jantung dan seterusnya

    mengakibatkan iskemia region. Penurunan kalsium dapat terjadi karena masukan yang kurang,

    kemampuan resorbi menurun kalsium mengalami keterasingan (terisolasi)Hal ini menyebabkan mata rantai peranan terputus. Pemberian kalsium 22,5 g pada ibu hamil

    akan menurunkan kejadian pre eklampsia / eklampsia yang bermakna terutama melalui kerja

    pada miosis kinase rantai ringan. Dalam standar pendidikan obstetric dan ginekologi, POGI

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    6/66

    tersurat teori yang dianut iskemia region uteroplasenter dengan teori lainnya. Kejadian pre

    eklampsia/ eklampsia yaitu antara antepartus, intrapartus dan pascapartus.

    1.4 Klasifikasi

    1. Pre-eklamsia ringan

    Pre-eklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai protein urin dan atau edema setelahumur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur

    kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Rukiyah, 2010). Gejala klinis pre eklamsi ringan

    meliputi :a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan

    darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang

    160 mmHg, diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.

    b. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tanganc. Proteinuria secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif

    d. Tidak disertai gangguan fungsi organ

    e. Pre-eklamsia berat

    Pre-eklamsia berat dalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi160/110 mmHg atu lebih disertai protein urin dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau

    lebih (Rukiyah, 2010).Gejala dan tanda pre eklamsia berat :a. Tekanan darah sistolik >160 dan diastolik >110 mmHg atau lebih.

    b. Proteinuria > 3gr/liter/24 jam atau positif 3 atau positif 4

    c. Pemeriksaan kuatitatif bisa disertai dengan :d. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.

    e.Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.

    f. Terdapat edema paru dan sianosis.

    g. Gangguan perkembangan intra uterin

    h. Trombosit < 100.000/mm3

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    7/66

    MuslimahQ

    Rabu, 14 Agustus 2013

    KTI PRE EKLAMPSIA

    GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA

    DI RUMAH SAKIT UMUM NENE MALLOMO

    SIDENRENG RAPPANG TAHUN 2011

    KARYA TULIS ILMIAH

    iajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan

    Di Program Studi Diploma Tiga Kebidanan

    Oleh:

    ASNIAR

    201102119

    STIKES MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG

    PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

    TAHUN 2012

    http://asni4r.blogspot.com/http://asni4r.blogspot.com/
  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    8/66

    PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

    GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA

    DI RUMAH SAKIT UMUM NENE MALLOMO

    SIDENRENG RAPPANG TAHUN 2011

    Oleh

    ASNIAR

    201102119

    Karya Tulis Ilmiah ini diterima dan disetujui untuk diuji dan dipertahankan di hadapan

    Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Kebidanan

    STIKES Muhammadiyah Sidrap.

    Pangkajene, Oktober 2012

    Tim Pembimbing

    Pembimbing I Pembimbing II

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    9/66

    SYAHRIANI.S,Sit,M.Kes

    NBM:1110354

    MUHAMMAD TAHIR,SKM,M.Kes

    NBM : 1069207

    Mengetahui

    Wakil Ketua I Bidang Akademik

    MUHAMMAD TAHIR,SKM,M.Kes

    NBM : 1069207

    Ketua Prodi D III Kebidanan

    SYAHRIANI.S,Sit,M.Kes

    NBM:1110354

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    10/66

    HALAMAN PENGESAHAN

    GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA

    DI RUMAH SAKIT UMUM NENE MALLOMO

    SIDENRENG RAPPANG TAHUN 2011

    Yang disusun dan diajukan oleh

    ASNIAR

    201102119

    Telah dipertahankan Di hadapan Tim Penguji

    Pada Hari :

    Tanggal :

    Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Pembimbing :

    1. SYAHRIANI S.Sit,M.Kes ( )

    2. MUHAMMAD TAHIR, SKM, M.Kes ( )

    Penguji :

    1. ISHAK KENRE ( )

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    11/66

    Diketahui oleh Disetujui oleh

    Wakil Ketua I Bidang Akademik Ketua Prodi D III Kebidanan

    STIKES Muhammadiyah Sidrap STIKES Muhammadiyah Sidrap

    MUH.TAHIR,SKM,M.Kes SYAHRIANI. S,Sit,M.Kes

    NBM : 1069207 NBM :1110354

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    12/66

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    A. Biodata

    1. Nama : ASNIAR

    2. NIM : 201102119

    3. Jenis kelamin : Perempuan

    4. Tempat/ Tgl. Lahir : Simae, 8 Januari 1991

    5. Suku/ Bangsa : Bugis/ Indonesia

    6. Agama : Islam

    7. Alamat : JL. POROS PINRANG BARANTI

    B. Riwayat Pendidikan

    1. Tamat SDN 5 BARANTI tahun 2002

    2. Tamat SMP AL-IMAN tahun 2005

    3. Tamat SMA AL-IMAN tahun 2008

    4. Melanjutkan di Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Pangkajenne

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    13/66

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya

    yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahlimadya / gelar kesarjanaan di suatu

    Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

    yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

    naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Apabila saya melanggar pernyataan ini , maka saya dapat dituntut atau dicabut gelar

    ahli madya yang telah saya peroleh.

    Pangkajene, Oktober 2012

    ASNIAR

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    14/66

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-

    NYA sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah dengan judul Gambaran Karakteristik Ibu

    Hamil dengan Pre Eklampsia di Rumah Sakit Umum Nene Mallomo Sidenreng Rappang Tahun

    2011 .

    Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad

    SAW. yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.

    Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dari Program Studi Diploma III

    Kebidanan Stikes Muhammadiyah Sidrap. Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Ishak

    Kenre, S.KM, M.Kes selaku penguji, ibu Syahriani, S.St., M.Kes, selaku pembimbing I dan

    bapak Muhammad Tahir,SKM, M.Kes, selaku pembimbing II. Tidak lupa kami mengucapkan

    terima kasih kepada :

    1. drg. H. Bambang Roesmono, MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah

    Sidenreng Rappang.

    2. Muhammad Tahir,SKM, M.Kes, selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanMuhammadiyah Sidenreng Rappang.

    3. Syahriani.S,Sit,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    Muhammadiyah Sidenreng Rappang.

    4. Para dosen dan staff pengajar Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

    Sidenreng Rappang.

    5. drg. Hj. Hasnani Rapi, M.Kes. selaku Direktur Rumah Sakit Nene Mallomo beserta stafnya atas bantuan

    dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

    6. Kedua orang tua tercinta yang tak hentihentinya mendidik, membimbing, membiayai dan mendoakan

    sekolah saya sampai lulus kuliah.

    7. Suamiku tercinta dan anakku tersayang yang selalu menemani dalam segala suka dan duka, memberisemangat, masukan dan banyak membantu dalam studi maupun terselesaikannya Karya Tulis ini.

    8. Semua teman dan para sahabat DIII Kebidanan angkatan I, adik-adik kelas baik kebidanan maupun

    keperawatan yang selalu memberi semangat dan dukungan, serta kebersamaanya yang tak henti

    melahirkan canda, tawa dan cinta.

    9. Dan semua pihak yang turut membantu terselesaikannya Karya Tulis ini.

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    15/66

    Karya Tulis Ilmiah ini dibuat oleh peneliti sesuai dengan kemampuan peneliti. Untuk itu kritik

    dan saran saya harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga Karya Tulis ini dapat

    bermanfaat. Amin

    Pangkajene, Oktober 2012

    Penyusun

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    16/66

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

    BIODATA PENULIS .......................................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH .......................................... v

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 5

    C.Tujuan Penelitian ....................................................................................................................... 5

    D.Manfaat penelitian .................................................................................................................... 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Tentang Pre eklampsia ............................................................................................... 7

    1. Pengertian Pre eklampsia .................................................................................................. 7

    2. Etiologi ....................................................................................................................... 10

    3. Patologi ....................................................................................................................... 13

    4. Gambaran Klinik ..................................................................... 16

    5. Penanganan ..................................................................................................... 18

    B. Karakteristik Ibu Hamil dengan Pre eklampsia .......................................................................... 23

    C.Gambaran Umum Rumah Sakit .................................................................................................. 29D.Kerangka Konsep..................................................................................................... 33

    E. Definisi Operasional ................................................................................................................... 34

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ....................................................................................................................... 35

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................................... 35

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    17/66

    C.Populasi Dan Sampel .................................................................................................................. 35

    D.Metode Pengumpulan Data ...................................................................................................... 36

    E. Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data ................................................................................ 37

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian ................................................................................................................... 38B. Pembahasan ....................................................................................................................... 40

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 44

    B. Saran ........................................................................................................................ 44

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    18/66

    DAFTAR TABEL

    No.Tabel Halaman

    Tabel 4.1 Frekuensi Umur Ibu Hamil di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang Periode Januari

    Desember 2011 ............................................................................................................... 40

    Tabel 4.2 Frekuensi Paritas Ibu Hamil di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang Periode Januari

    Desember 2011 .............................................................................................................. 40

    Tabel 4.3 Frekuensi Preeklampsia Berdasarkan Umur di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang

    periode JanuariDesember 2011 .................................................................................. 41

    Tabel 4.4 Frekuensi Preeklampsia Berdasarkan Paritas di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang

    periode JanuariDesember 2011 .................................................................................. 41

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    19/66

    DAFTAR LAMPIRAN

    piran I : Master tabel penelitian Frekuensi Umur dan Paritas Ibu Hamil di RSU. Nene Mallomo Kab.

    Sidenreng Rappang Periode JanuariDesember 2011

    piran II : Master tabel penelitian Frekuensi Pre-eklampsia Berdasarkan Umur di RSU. Nene Mallomo

    Kab. Sidenreng Rappang periode JanuariDesember 2011

    piran III : Master tabel penelitian Frekuensi Pre-eklampsia Berdasarkan Paritas di RSU. Nene Mallomo

    Kab. Sidenreng Rappang periode JanuariDesember 2011

    piran IV : Lembaran pengusulan judul

    Lampiran V : Lembaran konsul

    Lampiran VI :Surat izin pengambilan data awal

    piran VII : Surat Permohonan Izin Penelitian dari STIKES Muhammadiyyah Sidenreng Rappang

    Lampiran VIII : Surat izin dari Bappeda kabupaten Sidrap

    Lampiran IX : Surat Izin penelitian di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang

    piran X : Surat keterangan telah melakukan penelitian di RSU. Nene Mallomo Kab.Sidenreng Rappang

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    20/66

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang

    berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian ibu yang begitu besar banyak

    disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai tandatanda kehamilan, usia hamil yang terlalu

    muda atau terlalu tua, pendidikan yang rendah, pendapatan keluarga yang rendah selain itu juga aspek

    medis juga sangat berpengaruh dalam meningkatnya angka kematian ibu melahirkan, selain itu

    penyebab kematian ibu yang cukup penting di Indonesia adalah pre-eklampsiaeklampsia selain

    pendarahan dan sepsis. Penyakit ini diklasifikasikan sebagai hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan.

    Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan hanya

    61% medikasi.dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang

    optimal. Pre-eklampsia ringan dapat berkembang dengan cepat menjadi pre-eklampsia berat. Resiko

    komplikasi meliputi eklampsia, atau pre-eklampsia yang sangat berat.

    Pre-eklampsia merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada kehamilan di dunia.

    Kematian pada umumnya terjadi akibat keterlambatan penanganan serta ketidaktahuan ibu

    mengenai Pre-eklampsia. Dan di negara berkembang, 30% dari total kematian anak saat

    dilahirkan disebabkan oleh Pre-eklampsia. (http://nikmahawidya.wordpress.com)

    Pre-eklampsia, baik secara independen maupun bersama dengan penyakit lain,

    merupakan penyebab utama kematian ibu dan kelahiran prematur yang tertinggi di dunia.

    Tahun 2005, Angka Kematian Maternal (AKM) di rumah sakit seluruh Indonesia akibat

    eklampsia dan Pre-eklampsia sebesar 4,91% (8.379 dari 170.725), merupakan golongan

    penyakit obstetrik yang paling banyak menyebabkan kematian dengan Case Fatality Rate

    (CFR) 2,35%.(http://sikkahoder.blogspot.com)

    Pre-eklampsia adalah gejala terjadinya hipertensi pada masa kehamilan di atas 20

    minggu yang ditandai dengan 3 gejala khas, yakni naiknya tekanan darah di atas 140/90

    mmHG, pembengkakan anggota tubuh, dan adanya protein di dalam air seni ibu. Kehamilan

    http://nikmahawidya.wordpress.com/dunia-bunda/preeklampsia-pada-kehamilan/http://sikkahoder.blogspot.com/2012/05/cara-memprediksi-pre-eklamsia-pada.htmlhttp://sikkahoder.blogspot.com/2012/05/cara-memprediksi-pre-eklamsia-pada.htmlhttp://nikmahawidya.wordpress.com/dunia-bunda/preeklampsia-pada-kehamilan/
  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    21/66

    ganda, obesitas, sejarah medis adanya darah tinggi, diabetes atau kelainan ginjal dan

    kehamilan pada masa remaja atau di atas 40 tahun merupakan faktor-faktor yang dapat

    meningkatkan risiko Pre-eklampsia.

    Pada kondisi hamil, tekanan darah ibu seharusnya normal atau justru lebih rendah

    karena seorang wanita hamil, maka tubuhnya secara otomatis akan mengencerkan dan

    menambah volume darahnya. Gunanya adalah agar bisa lebih banyak mengalirkan oksigen dan

    sari makanan ke janin. Selain itu, penambahan volume darah juga sebagai persiapan untuk

    proses melahirkan (di mana si ibu akan mengeluarkan banyak darah) sehingga kelak tidak

    kekurangan darah.

    Penyebab pasti pre-eklampsia hingga saat ini tidak diketahui dengan jelas. Diduga karena

    kondisi plasentanya, kekurangan oksigen atau ada gangguan di pembuluh darah. Kondisi ini harus

    mendapat perhatian khusus, karena akibatnya bisa membahayakan. (http://www.femina.co.id)

    Pre-eklampsia berakibat buruk pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Komplikasi

    pada janin berupa prematuritas, gawat janin, berat badan lahir rendah atau intra uterine fetal

    death (IUFD). (Wijayarini, 2002).

    Angka kejadian pre-eklampsia di Indonesia 3,4% - 8,5%. Menurut Survei Demografi dan

    Kesehatan Indonesia (2002-2003).4 Angka kematian ibu adalah 307 per 100.000 kelahiran

    hidup. Menurut laporan bulanan (LB.3) KIA tahun 2006, Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) di

    Jawa Timur sebesar 168 per 100.000 kelahiran hidup, dan keracunan kehamilan (Pre-

    eklampsia) adalah 14,01 %.

    Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung dan penyebab tidak

    langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh

    perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu

    karena masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang terkait dengan faktor akses,

    sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kasus 3 Terlambat meliputi:

    http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/preeklampsia.bisa.membahayakan.ibu.dan.janin/005/005/214http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/preeklampsia.bisa.membahayakan.ibu.dan.janin/005/005/214
  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    22/66

    - Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan

    - Terlambat dirujuk

    - Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan

    Pre-eklampsia merupakan penyakit yang angka kejadiannya di setiap negara berbeda-

    beda. Angka kejadian lebih banyak terjadi di negara berkembang dibanding pada negara maju.

    Hal ini disebabkan oleh karena di negara maju perawatan prenatalnya lebih baik. Kejadian pre-

    eklampsia dipengaruhi oleh paritas, ras, faktor genetik dan lingkungan. Kehamilan dengan

    preklampsia lebih umum terjadi pada primigravida, sedangkan pada multigravida berhubungan

    dengan penyakit hipertensi kronis, diabetes melitus dan penyakit ginjal (Baktiyani, 2005).

    Berdasarkan data dari profil dinas kesehatan provinsi Sulawesi Selatan jumlah kematian

    ibu maternal yang di laporkan pada tahun 2006 di sulawesi selatan sebesar 101,56 per 100.000

    kelahiran hidup, sedangkan tahun 2007 menurun menjadi 92,89 per 100.000 kelahiran hidup

    yang penyebabnya adalah perdarahan 77 orang ( 50,33%), infeksi 6 orang (3,92%), pre-

    eklampsia 40 orang ( 26,14%), dan lain-lainnya sebanyak 30 orang (19,61%). Maros terdapat

    2.741 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada periode januari 2007 desember

    2008, dari jumlah ibu hamil tersebut terdapat 42 ibu hamil yang menderita pre- eklampsia.

    (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2008)

    Data tahun 2011 RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang didapatkan penderita Pre-

    eklampsia sebanyak 33 orang dari 1120 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya.

    Setelah peneliti melakukan survei di tempat penelitian yaitu RSU. Nene Mallomo

    Sidenreng Rappang didapatkan data penderita Pre-eklampsia sebanyak 33 orang dari 1120 ibu

    hamil pada tahun 2011 (RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang, 2011).

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    23/66

    Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul

    Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pre-eklampsia di RSU. Nene Mallomo Sidenreng

    Rappang periode tahun 2011.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalah dalam

    penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Pre-eklampsia

    di RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang Tahun 2011?.

    C. Tujuan Penelitian

    1.

    Tujuan UmumUntuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pre-eklampsia di RSU.

    Nene Mallomo Sidenreng Rappang Tahun 2011.

    2. Tujuan Khusus

    1. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dengan Pre-eklampsia di RSU. Nene Mallomo

    Sidenreng Rappang Tahun 2011 berdasarkan umur.

    2. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dengan Pre-eklampsia di RSU. Nene Mallomo

    Sidenreng Rappang Tahun 2011 berdasarkan paritas

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Institusi Kebidanan

    Sebagai penambah informasi untuk mahasiswi jurusan kebidanan dalam melakukan penelitian

    kebidanan selanjutnya yang berkaitan dengan Pre-eklampsia.

    2. Bagi Tempat Penelitian

    Sebagai sumber informasi dalam memberikan penyuluhan pada ibu hamil tentang Pre-

    eklampsia.

    3. Bagi Peneliti

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    24/66

    Menambah wawasan dan pengalaman dalam mengaplikasikan mata kuliah metode penelitian.

    4. Bagi Ibu Hamil

    Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang Pre-eklampsia.

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    25/66

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Tentang Pre-eklampsia

    1. Pengertian Pre-eklampsia

    a) Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena

    kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya,

    misalnya pada molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).

    b) Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kumpulan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,

    bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : proteinuri, hipertensi,dan edema, yang kadang-

    kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan-kelainan

    vaskular atau hipertensi sebelumnya ( Mochtar, 2007)

    c) Menurut Mansjoer (2007), Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema

    akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu. Perkembangan penelitian terbaru menyatakan

    bahwa edema tidak lagi dimasukkan dalam penegakan diagnosis pre-eklampsia.

    d) Definisi pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia

    kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila

    terjadi penyakit trofoblastik (Wibowo dan Rachimhadi, 2006).

    Pre-eklampsia adalah gejala terjadinya hipertensi pada masa kehamilan yang ditandai

    dengan 3 gejala khas, yakni naiknya tekanan darah di atas 140/90 mmHG, pembengkakan

    anggota tubuh, dan adanya protein di dalam air seni ibu. Kehamilan ganda, obesitas, sejarah

    medis adanya darah tinggi, diabetes atau kelainan ginjal dan kehamilan pada masa remaja atau

    di atas 40 tahun merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko pre-eklampsia.

    Tingginya tekanan darah mengakibatkan mengecilnya pembuluh darah di uterus, yang

    berfungsi memberi janin oksigen serta semua nutrisi yang diperlukan. Akibatnya,

    perkembangan bayi pun terhambat. Karena itu sangat penting mewaspadai bahaya Pre-

    eklampsia, terutama bagi Anda yang beresiko tinggi terkena Pre-eklampsia. Jika Pre-eklampsia

    makin parah bisanya akan ditandai dengan kejang bahkan hingga koma. Solusi yang

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    26/66

    ditawarkan biasanya adalah dengan melahirkan bayi lebih awal jika dirasa janin sudah matang

    atau jika Pre-eklampsia ini sudah pada taraf yang sangat membahayakan bagi ibu dan janin.

    (http://www.ayahbunda.co.id)

    Gambaran klinik pre-eklampsia bervariasi luas dan sangat individual. kadang kadang

    sukar untuk menentukan gejala preklampsia yang timbul dahulu.

    Pre-eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan

    post partum.dari gejala klinik pre eklampsi di bagi menjadi dua pre-eklampsia ringan dan berat

    (Prawirohardjo, 2010)

    Pre-eklampsia dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

    a. Pre-eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan /atau edema pada umur

    kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Nugroho, 2011)

    Gejala klinis pre-eklampsia ringan meliputi

    1) Hipertensi : sistolik /distolik 140/90 mm Hg

    2) Proteteinuria : secara kuantitatif lebih 03gr / literDalam 24 jam atau secara kuantitatif positif 2 (+2)

    3) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan

    4) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda tanda preklampsia berat

    (Nugroho, 2011)

    b. Pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya pertensi

    160/110 mm hg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.

    (Nugroho, 2011)

    Pre-eklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:

    1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.

    2) Proteinuria 5gr per liter.

    3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.

    4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.5) Terdapat edema paru dan sianosis. (mukhtar 2007)

    2. Etiologi

    Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah

    banyak terdapat teori yang mencoba yang menerangkan sebab penyakit tersebut, akan tetapi

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    27/66

    tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan.Teori yang dapat diterima harus

    dapat menerangkan hal hal berikut:

    a. sebab bertambahnya prekuesi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa;

    b. sebab bertambahnya prekuensi dengan makin tuanya kehamilan ;

    c. sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus ;

    d. sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. (Prawirohardjo, 2005)

    Menurut Mochtar (2007), Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan

    pasti. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan

    penyebabnya.oleh karena itu disebut Penyakit teori, namun belum ada yang memberikan

    jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab pre-eklampsia

    adalah teori iskemia plasenta. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang

    bertalian dengan penyakit ini.

    Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan :

    a. Mengapa frekuensi menjadi tinggi pada: primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan

    molahidatidosa;

    b. Mengapa frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan, umumnya pada triwulan ke III;

    c. Mengapa terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin dalam kandungan;

    d. mengapa frekuensi menjadi lebih rendah pada kehamilan berikutnya; dan

    e. Penyebab timbulnya hipertensi, proteinuria, edema dan konvulsi sampai koma. Dari hal-hal tersebut

    diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-

    eklampsia dan eklampsia.

    Adapun teori-teori yang dihubungkan dengan terjadinya pre-eklampsia adalah :

    a. Peran prostasiklin dan trombiksan

    Pada pre-eklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskular,

    sehingga terjadi penurunan produksi prostsiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    28/66

    meningkat, aktifasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang kemudian akan digant trombin dan

    plasmin,trombin akan mengkonsumsi anti trombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi

    trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi

    vasospasme dan kerusakan endotel.

    b. Peran faktor imunologis

    Menurut Rukiyah (2010), Pre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak

    timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan

    pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang

    semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Beberapa data yang mendukung adanya sistem

    imun pada penderita Pre-Eklampsia - Eklampsia, beberapa wanita dengan Pre-Eklampsia -

    Eklampsia mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan adanya

    aktifasi sistem komplemen pada Pre-Eklampsia - Eklampsia diikuti proteinuria.

    c. Faktor genetik

    Beberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian Pre-Eklampsia -

    Eklampsia antara lain:

    1) pre-eklampsia hanya terjadi pada manusia;

    2) terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi Pre-Eklampsia - Eklampsia pada anak-anak dari ibu

    yang menderita Pre-Eklampsia - Eklampsia;

    3) kecenderungan meningkatnya frekuensi Pre-Eklampsia - Eklampsia pada anak dan cucu ibu hamil dengan

    riwayat Pre-Eklampsia - Eklampsia dan bukan pada ipar mereka;

    4) peran renin-angiotensin-aldosteron sistem (RAAS).

    Yang jelas pre-eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil,

    disamping infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu hamil ketahuan beresiko, terutama

    sejak awal kehamilan, dokter kebidanan dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi

    kehamilan tersebut.

    Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang

    terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia. Faktor-faktor tersebut antara lain,gizi buruk,

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    29/66

    kegemukan, dan gangguan aliran darah kerahim. Faktor resiko terjadinya pre-eklampsia, pre-

    eklampsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan

    kehamilan pada wanita diatas usia 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah riwayat tekanan

    darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami pre-eklampsia sebelumnya,

    riwayat pre-eklampsia pada ibu atau saudara perempuan, kegemukan,mengandung lebih dari

    satu orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis.

    2. Patologi

    Pre-eklampsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu,

    sebagian besar periksaan anatomi patologi berasal dari penderita pre-eklampsia yang

    meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biosi hati dan ginjal ternyata bahwa

    perubahan anatomi-patologi pada alat alat itu pada preklmpsia tidak banyak berbeda dari pada

    yang ditemukan eklampsia.perlu dikemukakan di sini bahwa tidak ada perubahan histopatologi

    yang khas pada pre-eklampsia. (Pudiastuti, 2011)

    Kelainan patofisiologi yang mendasari preklampsia pada umumnya karena vasospasme.

    Peningkatan tekanan darah dapat ditimbulkan oleh peningkatan cardiac output dan resistensi

    sistem pembuluh darah. Aliran darah renal dan angka filtrasi glomerulus pada pasien pre-

    eklampsia lebih rendah dibandingkan pada pasien dengan kehamilan normal dengan usia

    kehamilan yang sama. Penurunan aliran darah renal diakibatkan oleh konstriksi di pembuluh

    darah afferen yang dapat mengakibatkan kerusakan membran glomerulus dan kemudian

    meningkatkan permeabilitas terhadap protein yang berakibat proteinuria. Resistensi vaskular

    cerebral selalu tinggi pada pasien pre-eklampsia. Pada hipertensi aliran darah cerebral dan

    konsumsi oksigen lebih sedikit dibandingkandengan wanita hamil biasa dan terdapat penurunan

    aliran darah dan peningkatan tahanan vaskuler pada sirkulasi utero plasenta pada pasien pre-

    eklampsia (Castro, 2004)

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    30/66

    Menurut Mochtar (2007) pada penderita pre-eklampsia dapat terjadi perubahan pada

    organ-organ, antara lain :

    a. Otak

    Pada pre-eklampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas-batas normal.

    Pada eklampsia, resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah

    otak. Edema yang terjadi pada otak dapat menimbulkan kelainan serebral dan gangguan visus,

    bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.

    b. Plasenta dan rahim

    Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta, sehingga terjadi

    gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-

    eklampsia dan eklampsiasering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaanya terhadap

    rangsang, sehingga terjadi partus prematus.

    c. Ginjal

    Filtrasi glomerolus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun. Hal ini menyebabkan

    filtrasi natrium melalui glomerolus menurun, sebagai akibatnya terjadilah retensi garam dan air.

    Filtrasi glomerolus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapat

    terjadi oliguria dan anuria.

    d. Paru-paru

    Kematian ibu pada pre-eklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh edema paru

    yang menimbulkan decompensasi cordis. Bisa pula karena terjadinja aspirasi pnemonia,atau

    abses paru.

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    31/66

    e. Mata

    Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila terdapat hal-hal

    tersebut, maka harus di curigai terjadinya pre-eklampsia berat. Pada eklampsia dapat terjadi

    ablasio retina yang disebabkan odema intra-okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk

    melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang dapat menunjukkan tanda pre-eklampsia

    berat adalah adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan adanya perubahan

    peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri,atau di dalam retina.

    f. Keseimbangan air dan elektrolit

    Pada pre-eklampsia ringan biasanya tidak dijumpai perubahan yang nyata pada

    metabolisme air, elektrolit, kristaloit, dan protein serum. Jadi, tidak terjadi gangguan

    keseimbangan elektrolit. Gula darah, kadar natrium bikarbonat dan pH darah berada berada

    pada batas normal. Pada pre-eklampsia berat dan eklampsia, kadar gula darah naik sementara,

    asam laktat dan asam organik lainya naik,sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini

    biasanya disebabkan oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai zat-zat organik dioksidasi,

    dan dilepaskan natrium yang lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk natrium

    bikarbonat. Dengan demikian cadangan alkalidapat kembali pulih normal.

    3. Gambaran Klinik

    Gambar klinik mulai dengan kenaikan BB oedema kaki atau tangan, kenaikantekanan

    darah terakhir terjadi protein urin. Pada pre-eklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala

    subjektif. Pada pre-eklampsia ditemukan sakit kepala terutama daerah frontalis, rasa nyeri di

    daerah epigastrium, penglihatan kabur, mual disertai muntah. Gejala ini sering ditemukan pada

    pre-eklampsia yang mana merupakan petunjuk bahwa pre-eklampsia akibat timbul tekanan

    darah akan meningkat lebih tinggi, oedema terjadi lebih umum dan proteinuria bertambah.

    (Winkjasastro.H.2002 hal 287-288)

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    32/66

    Pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul proteinuria.

    Gejala subjektif: sakit kepala didaerah frontal, nyeri epigastrium; gangguan visus; penglihatan

    kabur, skotoma, diplopia; mual dan muntah. Mochtar (2007)

    Gambaran klinik pre-eklampsia

    a. Hipertensi

    Gejala yang terlebih dahulu timbul ialah hipertensi yang terjadi secara tiba-tiba, sebagai batas diambil

    tekanan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg, tapi juga kenaikan sistolik 30 mmHg atau

    diastolik 15 mmHg diatas tekanan yang biasa merupakan petanda.

    Tekanan darah sistolik dapat mencapai 180 mmHg dan diastolik 11o mmHg, tetapi jarang mencapai 200

    mmHg. Jika tekanan drah melebihi 200 mmHg maka sebabnya biasanya hipertensi asensial.

    b. OedemTimbulnya oedem didahului oleh pertambahan berat badan yang berlebihan. Pertambahan berat 0,5 kg

    pada seseorang yang hamil dianggap normal, tetapi jika mencapai 1kg per minggu atau 3 kg dalam satu

    bulan , pre-eklampsia harus dicurigai. Oedem ini tidak hilang dengan istirahat.

    c. Proteinuria

    Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar 0.19/L (> positif 2 dengan cara dipstik) atau

    lebih dalam sekurang-kurangnya dua kali spesimen urin yang dikumpulkan sekurang-kurangnya dengan

    jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24 jam. Proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3

    per 24 jam.

    Gejala-gejala subyektif

    a. sakit kepala yang keras karena vasospasmus atau oedem otak.

    b. nyeri ulu hati karena regangan selaput hati oleh haemorhagia atau oedem atau sakit karena perubahan

    pada lambung.

    c. gangguan penglihatan, penglihatan menjadi kabur. Gangguan ini disebabkan karena vasospasme, oedem

    atau ablasioret

    4. Penanganan

    Menurut Winkjasastro Hanif (2006), Pengobatan hanya dapat dilakukan secara

    simtomatis karena etiologi pre-eklampsia dan faktor faktor apa dalam kehamilan yang

    menyebabkannya belum diketahui, tujuan penanganan ialah :

    a. Mencegah terjadinya pre-eklampsia berat dan eklampsia

    b. Melahirkan janin hidup

    c. Melahirkan janin dengan trauma sekecilkecilnya

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    33/66

    Menurut Cuningham (2005), Tujuan dasar penatalaksanaan untuk setiap kehamilan

    dengan penyulit pre-eklampsia adalah :

    1) Terminasi kehamilan dengan trauma sekecil mungkin bagi ibu dan janinya.

    2) Lahirnya bayi yang kemudian dapat berkembang.3) Pemulihan sempurna kesehatan ibu

    Pada kasus pre eklamia tertentu, terutama pada wanita menjelang atau sudah aterm,

    tiga tujuan tersebut dapat terpenuhi oleh induksi persalinan. Dengan demikian, informasi

    terpenting yang perlu dimiliki oleh ahli obstetri agar penanganan kehamilan berhasil dan

    terutama kehamilan dengan penyulit hipertensi, adalah kepastian usia janin.

    Penanganan Pre-eklampsia ringan menurut Rukiyah (2010), dapat dilakukan dengan

    dua cara tergantung gejala yang timbul yakni :

    a. Pre-eklampsia ringan

    1) Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre-eklampsia ringan, dengan cara : ibu dianjurkan banyak istirahat

    (berbaring,tidur/miring), diet : cukup protein, rendah karbohidrat,lemak dan garam; pemberian sedativa

    ringan : tablet phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg/oral selama 7 hari (atas instruksi dokter);

    roborantia; kunjungan ulang selama 1 minggu; pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, hematokrit,

    trombosit, urin lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.

    2) Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre-eklampsia ringan berdasarkan kriteria : setelah dua minggu

    pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala pre-eklampsia; kenaikan

    berat badan ibu 1 kg atau lebih/minggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu); timbul salah satu atau

    lebih gejala atau tanda-tanda pre-eklampsia berat.

    Bila setelah satu minggu perawatan diatas tidak ada perbaikan maka pre-eklampsia ringan

    dianggap sebagai pre-eklampsia berat. Jika dalam perawatan dirumah sakit sudah ada

    perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat

    selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat jalan.

    Perawatan obstetri pasien pre-eklampsia menurut Rukiyah (2010) adalah :

    1) Kehamilan preterm (kurang 37 minggu) : bila desakan darah mencapai normotensi selama perawatan,

    persalinan ditunggu sampai aterm; bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensi selama

    perawtan maka kehamilanya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

    2) Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih) : persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau

    dipertimbangkan untuk melakukan persalinan pada tanggal taksiran persalinan

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    34/66

    3) Cara persalinan: Persalinan dapat dilakukan secara spontan bila perlu memperpendek kala II.

    b. Pre-eklampsia Berat

    Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklampsia berat

    selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :

    1) Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medicinal; 2)

    Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medicinal.

    2) Perawatan aktif, sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan

    fetal assessment yakni pemeriksaan non stress test (NST) dan ultrasonografi (USG) dengan indikasi salah

    satu atau lebih yakni :

    a) Ibu: Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya tandatanda impending eklampsia, kegagalan terapi

    konserfatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan tekanan darah atau

    setelah 24 jam perawatan medicinal, ada gejalagejala status quo (tidak ada perbaikan)

    b) Janin: Hasil fetal assasemen jelek (NST dan USG) adanya tanda IUGRc) Hasil laboratorium: Adanya HELLP syndrome

    3) Pengobatan medisinal pasien PEB dilakukan di RS dan atas instruksi dokter yaitu segera masuk RS, tirah

    baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, reflek patela setiap jam, infus dextrose

    5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60125 cc/jam) 500cc berikan antasida : diet cukup

    protein, rendah karbohidrat lemak dan garam, pemberian obat anti kejang MgSO4 diuretikum tidak

    diberikan kecuali bila ada tandatanda edema paru, payah jantungkongestif atau edema anasarka.

    Diberikan furosemid injeksi 40 mg/IM.

    4) Antihapertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg (diastol lebih 110 mmHg atau MAP

    lebih 125 mmHg sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg bukan kurang 90

    mmHg karena akan menurunkan perfusi plasenta dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensipada umumnya.

    5) Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya diberikan obatobat antihipertensi parenteral

    (tetesan kontinyu) catapres injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau pres

    disesuaikan dengan tekanan darah.

    6) Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat di berikan tablet anti hipertensi secara sublingual

    diulang selang 1 jam maksimal 45 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang

    sama mulai diberikan secara oral.

    7) Pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tandatanda menjurus payah jantung diberikan

    digitalisasi cepat dengan cedilanid D.

    8) Lainlain : Konsul penyakit dalam/jantung, mata, obatobat anti piretik diberikan bila suhu rectal38,5C dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc IM, antibiotik

    diberikan atas indikasi. Diberikan ampicilin 1 gr/ 6 jam/ IV/hari, anti nyeri bila penderita kesakitan atau

    gelisah karena kontraksi uterus dapat diberikan petidin HCL 5075 mg sekali saja, selambat lambatnya

    2 jam sebelum janin lahir.

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    35/66

    B. Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pre-eklampsia

    Secara umum karakteristik ibu hamil dengan pre-eklampsia adalah umur dan paritas.

    1. Umur Ibu

    Apa pengaruh usia dan fisik wanita pada kehamilan pertama dan proses persalinan?

    Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena kondisi fisik belum

    100% siap. Kehamilan dan persalinan di usia tersebut, meningkatkan angka kematian ibu dan

    janin 4-6 kali lipat dibanding wanita yang hamil dan bersalin di usia 20-30 tahun, jelas dr. Seno.

    Beberapa risiko yang bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun adalah

    kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat. Bisa jadi secara

    mental pun si wanita belum siap. Ini menyebabkan kesadaran untuk memeriksakan diri dan

    kandungannya rendah. Di luar urusan kehamilan dan persalinan, risiko kanker leher rahim pun

    meningkat akibat hubungan seks dan melahirkan sebelum usia 20 tahun ini, tambah dr. Seno.

    Berbeda dengan wanita usia 2030 tahun yang dianggap ideal untuk menjalani kehamilan

    dan persalinan. Di rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah

    mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Umumnya secara

    mental pun siap, yang berdampak pada perilaku merawat dan menjaga kehamilannya secara

    hati-hati, jelas dr. Seno

    Sedangkan usia 30-35 tahun sebenarnya merupakan masa transisi Kehamilan pada usia

    ini masih bisa diterima asal kondisi tubuh dan kesehatan wanita yang bersangkutan, termasuk

    gizinya, dalam keadaan baik, ujar dr. Seno

    Setelah usia 35 tahun, sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi. Di

    kurun usia ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat. Itu sebabnya, sebenarnya,

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    36/66

    tidak dianjurkan menjalani kehamilan di atas usia 40 tahun, ungkap dr. Seno yang juga staf

    pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

    Tinggi rendahnya umur seseorang mempengaruhi terjadinya pre-eklampsia (Sarwono,

    2006).

    Faktor resiko tinggi yang mempengaruhi kehamilan.

    a) Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil)

    Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada usia < 20 tahun. Pada usia

    35 tahun (terlalu tua untuk hamil)

    Yang dimaksud dengan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun kondisi kesehatan ibu

    danfungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya otot, syaraf, endokrin, dan reproduksi

    mulai menurun. Pada usia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan curah jantung yang

    disebabkan(BKKBN, 2007).

    Pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 18 tahun perlu diperhatikan karena

    sering terjadi anemia, hipertensi menuju pre-eklampsiaa/eklamsia, persalinan dengan berat

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    37/66

    badan lahir rendah, kehamilan disertai infeksi, penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan

    tindakan operasi. Aspek sosial yang sering menyertai ibu hamil dengan usia muda adalah

    kehamilan yang belum diinginkan, kecanduan obat dan atau perokok, arti dan manfaat

    antenatal care yang kurang diperhatikan. Aspek sosial dapat menimbulkan kesulitan tumbuh

    kembang janin dan penyulit saat proses persalinan berlangsung. Kini wanita karier dan terdidik

    banyak yang ingin hidup mandiri mengejar karier sehingga akan terlambat menikah dan hamil

    diatas usia 35 tahun. Pengawasan terhadap mereka perlu juga diperhatikan karena dapat

    terjadi hipertensi karena stres pekerjaan, hipertensi dapat menjadi pemicu pre-

    eklampsiaa/eklamsia, diabetes melitus, perdarahan antepartum, abortus, persalinan premature,

    kelainan kongenital, ganggguan tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, 2007).

    2. Paritas

    Paritas (Para)Parietas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup

    maupun lahir mati. Paritas adalah jumlah kehamilan yang dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki baik

    dari hasil perkawinan sekarang atau sebelumnya.

    Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim dengan

    usia kehamilan 28 minggu (Pusdiknakes, 2001). Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh

    seorang ibu (Nursalam, 2003). (http://bidan-ilfa.blogspot.com)

    Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup atau jumlah anak yang dimiliki oleh seorang wanita.

    Faktor paritas memiliki pengaruh terhadap persalinan dikarenakan Ibu hamil memiliki risiko lebih

    tinggi untuk mengalami gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu yang pertama kali

    mengalami masa kehamilan.

    Klasifikasi Paritas

    a. Primipara

    Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di

    dunia luar (Varney, 2006).

    Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Wanita yang pertama kali

    hamil sedangkan umurnya dibawah 20 tahun disebut pimigravida muda. Usia terbaik untuk

    seorang wanita hamil antara usia 20 tahun hingga 35 tahun. Sedangkan wanita yang pertama

    hamil pada usia diatas 35 tahun disebut primigravida tua. Primigravida muda termasuk didalam

    http://bidan-ilfa.blogspot.com/http://bidan-ilfa.blogspot.com/
  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    38/66

    kehamilan risiko tinggi (KRT) dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam.

    Risiko kematian maternal pada primigravida muda jarang dijumpai dari pada primigravida tua.

    Dikarenakan pada primigravida muda dianggap kekuatannya masih baik. Sedangkan pada

    primigravida tua risiko kehamilan meningkat bagi sang ibu yang dapat terkena pre-eklampsia/

    eklampsia (Manuaba, 2007)

    b. Multipara

    Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo,

    2009).

    Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali (Manuaba,

    2008).

    Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney,2006).

    c. Grandemultipara

    Grande Multipara adalah kondisi dimana seorang ibu pernah melahirkan lebih dari 4 kali.

    Grande multipara termasuk dalam kehamilan dengan resiko tinggi.Ibu hamil dengan resiko

    tinggi memiliki bahaya yang lebih besar pada waktukehamilan maupun persalinan bila di

    bandingkan dengan ibu hamil normal. Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya

    ditemukan sedini mungkinsehingga dapat dilakukan tindakan segera.

    Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya

    mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).

    Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2006).

    (http://dr-suparyanto.blogspot.com)

    Pada primigravida atau ibu yang pertama kali hamil sering mengalami

    http://dr-suparyanto.blogspot.com/http://dr-suparyanto.blogspot.com/
  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    39/66

    stress dalam menghadapi persalinan. Stress emosi yang terjadi pada primigravida

    menyebabkan peningkatan pelepasan corticotropic-releasing hormone (CRH) oleh

    hipothalamus, yang kemudian menyebabkan peningkatan kotisol. Efek kortisol adalah

    mempersiapkan tubuh untuk berespons terhadap semua stressor dengan meningkatkan

    respons simpatis, termasuk respons yang ditujukan untuk meningkatkan curah jantung dan

    mempertahankan tekanan darah (Corwin, 2001).

    Hipertensi pada kehamilan terjadi akibat kombinasi peningkatan curah jantung dan

    resistensi perifer total. Selama kehamilan normal, volume darah meningkat secara dratis. Pada

    wanita sehat, peningkatan volume darah diakomodasikan oleh penurunan responsivitas

    vaskular terhadap hormon-hormon vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan

    resistensi perifer total berkurang pada kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada

    wanita dengan pre-eklampsiaa/eklamsia, tidak terjadi penurunan sensitivitas terhadap

    vasopeptida-vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan besar volume darah langsung

    meningkatkan curah jantung dan tekanan darah (Corwin, 2001).

    Pada primigravida frekuensi pre-eklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan

    multigravida, terutama primigravida muda (Sarwono, 2006)

    C. Gambaran Umum Rumah Sakit

    1. Definisi Rumah Sakit

    Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelengarakan upaya

    kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

    kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

    2. Tugas Rumah Sakit

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    40/66

    Dalam keputusan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992,

    tentang pedoman organisasi rumah sakit umum yang menyebutkan bahwa tugas rumah sakit

    mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan

    terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

    3. Fungsi Rumah Sakit

    Guna melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai fungsi, yaitu

    menyelenggarakan pelayanan medik; pelayanan penunjang medik dan non medik; pelayanan

    dan asuhan keperawatan, pengembangan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

    pengembangan, serta atministrasi umum keuangan.

    Secara tradisional, maksud dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan

    perawatan penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit

    melakukan pendidikan terutama bagi mahasiswa kedokteran, perawat, dan personel lainnya.

    Penelitian telah juga merupakan fungsi penting. Dalam zaman modern ini fungsi keempat, yaitu

    pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat juga telah menjadi fungsi rumah

    sakit. Jadi, empat fungsi dasar rumah sakit adalah pelayanan penderita, pendidikan, penelitian,

    dan kesehatan rumah sakit .

    4. Klasifikasi Rumah Sakit

    Suatu sistem klasifikasi rumah sakit yang seragam diperlukan untuk memberi kemudahan

    mengetahui indentitas, organisasi, jenis pelayanan yang diberikan, kepemilikan, dan kapasitas

    tempat tidur. Samping itu, agar dapat mengadakan evaluasi yang lebih tepat untuk suatu

    golongan rumah sakit tertentu.

    Rumah sakit dapat dikasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria sebagai berikut:

    a. Kepemilikan

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    41/66

    Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri dari rumah sakit pemerintah. Di Indonesia, rumah

    sakit pemerintah terdiri atas rumah sakit vertikal yang langsung dikelolah oleh Departemen

    Kesehatan; rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit militer, dan rumah sakit BUMN.

    b. Jenis pelayanan

    Berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit

    khusus. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai

    jenis kesakitan, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti

    penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatri, ibu hamil, dan sebagainya. Rumah sakit khusus

    adalah rumah sakit yang memberi pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita

    dengan kondisi medic tertentu baik bedah maupun non bedah.

    c. Lama Tinggal

    Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas rumah sakit perawatan jangka pendek dan

    jangka panjang. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat

    penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari, misalnya penderita yang dengan kondisi

    penyakit akut dan kasus darurat, biasanya dirawat di rumah sakit kurang dari 30 hari. Rumah

    sakit perawat jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata-

    rata 30 hari atau lebih. Penderita demikian mempunyaikesakitan jangka panjang.

    d. Kapasitas Tempat Tidur

    Rumah sakit pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan kapasitas tempat tidur sebagai pola

    berikut:

    1) Di bawah 50 tempat tidur

    2) 50-99 tempat tidur

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    42/66

    3) 100-199 tempat tidur

    4) 200-299 tempat tidur

    5) 300-399 tempat tidur

    6) 400-499 tempat tidur

    7) 500 tempat tidur dan lebih.

    e. Afilasi Pendidikan

    Rumah sakit berdasarkan afilisasi pendidikan terdiri atas dua jenis, yaitu rumah sakit pendidikan

    dan rumah sakit non pendidikan. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang

    melaksanakan program pelatihan residensidalam medik, bedah, pediatrik, dan bidang spesialis

    lain. Rumah sakit yang tidak memiliki program pelatihan residensi dan tidak ada afilasi rumah

    sakit dengan universitas disebut rumah sakit nonpedidikan.

    d. Status akreditasi

    Rumah sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah diakreditasi dan

    rumah sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit yang telah diakreditasi adalah rumah sakit

    yang telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan

    bahwa suatu rumah sakit telah memenuhipersyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.

    (http:www.ko2smath06.wordpress.com).

    D. Kerangka Konsep

    1. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

    Variabel adalah suatu peubah penelitian yang dapat diukur. Variabel juga dapat

    didefinisikan sebagai atribut seseorang yang atau objek yang mempunyai variasi antara satu

    orang dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang lain (http://www.mediaskripsi.com).

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    43/66

    Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu dependen dan independen:

    a. Variabel Independen

    Variabel independen atau variable bebas, atau peubah bebas merupakan peubah yang mempengaruhi

    atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap peubah tak bebas. Atau yang menyebabkan

    terjadinya variasi bagi peubah tak bebas (variabel dependen).

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah umur ibu dan paritas.

    b. Variabel Dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai peubah tak bebas atau variabel

    terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable

    independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pre-eklampsia.

    2. Kerangka Penelitian

    Kerangka dalam penelitian Pre-eklampsia di RSU. Nene Mallomo Tahun 2011.

    Variabel Independen Variabel Dependen

    mur Ibu

    aritas

    Pre eklampsia

    E. Definisi Operasional

    1. Umur

    Umur adalah lamanya hidup seseorang sejak dilahirkan sampai sekarang yang dapat dilihat

    melalui medical record, dengan kategori:

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    44/66

    a. < 20 tahun

    b. 2035 tahun

    c. > 35 tahun

    Skala : Interval

    2. Paritas

    Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu baik lahir hidup atau lahir mati dengan

    kategori :

    1) Primigravida

    2) Multigravida

    3) Grendenmultipara

    Skala : Ordinal

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    45/66

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dengan

    Pre-eklampsia di RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang pada tahun 2011.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Penelitian dilakukan di RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang , dengan alasan

    bahwa rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan tipe C di kabupaten Sidenreng Rappang

    yang menerima rujukan dari 14 puskesmas dan pada tahun 2011.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian ini dilakukan mulai tanggal 13 - 25 Agustus 2012.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami Pre-eklampsia di

    RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang bulan Januari 2011 Desember 2011 sebanyak 33

    orang.

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    46/66

    2. Sampel

    Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling

    adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono,

    2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang

    kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampel dalam

    penelitian ini sebanyak 33 pasien yang mengalami pre-eklampsia.

    D. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder. Data sekunder

    diperoleh melalui instansi terkait yaitu RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang dimana data

    yang dibutuhkan berasal dari Medical Record atau catatan medik di tentang kasus Pre-

    eklampsia pada ibu hamil Januari 2011Desember 2011.

    E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

    1. Teknik Pengolahan Data

    Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

    berikut :

    a. Editing

    Dilakukan pengecekan akan kelengkapan data pada format kuesioner terkumpul, bila terdapat

    kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan, bila terdapat kesalahan atau kekurangan

    dalam pengumpulan data, maka dilakukan pendataan ulang.

    b. Coding

    Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk mempermudah

    memasukkan data ke dalam tabel.

    c. Tabulating

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    47/66

    Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan kesimpulan kemudian

    data dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi.

    2. Analisa Data

    Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase data yang telah

    terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dilakukan pembahasan

    dengan menggunakan kepustakaan yang ada.

    Persentase data diperoleh dengan menggunakan rumus distribusi sebagai berikut :

    P = x 100%

    n

    Keterangan :

    P : persentase yang dicari

    f : jumlah pengamatan

    n : jumlah sampel (Notoatmojo, 2010).

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    48/66

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Penelitian ini berjudul Karekteristik ibu hamil dengan pre-eklampsiaa di RSU. Nene

    Mallomo Kab. Sidenreng Rappang pada tahun 2011 dan hasilnya disajikan pada tabel di bawah

    ini :

    Tabel 4.1

    Frekuensi Umur Ibu Hamil di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang Periode

    Januari Desember 2011

    No. Umur Pre-eklampsia Tidak Pre-eklampsia Tot

    1 < 20 tahun 15 111 12

    2 20-35 tahun 9 828 83

    3 > 35 tahun 9 148 15

    Jumlah 33 1087 112

    Sumber: Rekam Medik RSU. Nene Mallomo kab. Sidrap

    Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dari 1120 ibu hamil di RSU. Nene Mallomo Kab.

    Sidenreng Rappang periode JanuariDesember 2011 sebagian besar berumur 20 35 tahun

    berjumlah 837 ibu hamil.

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    49/66

    Tabel 4.2.

    Frekuensi Paritas Ibu Hamil di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang Periode

    Januari Desember 2011

    No. Paritas Pre-eklampsia Tidak Pre-eklampsia Tot

    1 Primigravida 18 390 40

    2 Multigravida 11 609 62

    3 Grandemultigravida 4 88 92

    Jumlah 33 1087 112

    Sumber: Rekam Medik RSU. Nene Mallomo kab. Sidrap

    Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dari 1120 ibu hamil di RSU. Nene Mallomo Kab.

    Sidenreng Rappang periode Januari Desember 2011 sebagian besar adalah Multigravida

    berjumlah 620 ibu hamil.

    Tabel 4.3.

    Frekuensi Pre-eklampsia Berdasarkan Umurdi RSU. Nene Mallomo

    Kab. Sidenreng Rappang periode Januari Desember 2011

    No.

    Umur Jumlah Persentase (%)

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    50/66

    1 < 20 tahun 15 45.46

    2 2035 tahun 9 27.27

    3 > 35 tahun 9 27.27

    Jumlah 33 100

    Sumber: Rekam Medik RSU. Nene Mallomo kab. Sidrap

    Dari tabel 4.3, di atas dapat dilihat bahwa pre-eklampsia paling banyak dijumpai pada

    ibu hamil yang berumur < 20 tahun berjumlah 15 kasus (45,46%).

    Tabel 4.4

    Frekuensi Pre-eklampsia Berdasarkan Paritas di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappan

    periode Januari Desember 2011

    No.

    Paritas Jumlah Persentase (%)

    1 Primigravida 18 54.55

    2 Multigravida 11 33.33

    3 Grandemultigravida 4 12.12

    Jumlah 33 100,00

    Sumber: Rekam Medik RSU. Nene Mallomo kab. Sidrap

    Dari tabel 4.4, di atas dapat dilihat bahwa pre-eklampsia paling banyak dijumpai pada

    ibu hamil primigravida berjumlah 18 kasus (54,55%).

    B. Pembahasan

    1. Kasus Ibu Hamil dengan Pre-eklampsia Berdasarkan Umur

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    51/66

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 33 kasus ibu hamil dengan pre-

    eklampsia dapat dilihat bahwa pre-eklampsia paling banyak dijumpai pada ibu hamil yang

    berumur < 20 tahun berjumlah 15 kasus (45,46%) sedangkan ibu hamil yang berumur 20 35

    tahun dan >35 tahun berjumlah 9 kasus (27,27%).

    Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa umur yang beresiko terkena pre-eklampsia

    adalah < 20 tahun. Menurut BKKBN (2007) pada umur < 20 tahun tidak termasuk umur

    reproduksi sehat. Beberapa risiko yang bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun

    adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat.

    Selain itu Manuaba (2007) menyatakan pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah

    18 tahun perlu diperhatikan karena sering terjadi anemia, hipertensi menuju pre-

    eklampsiaa/eklamsia, persalinan dengan berat badan lahir rendah, kehamilan disertai infeksi,

    penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan tindakan operasi. Aspek sosial yang sering

    menyertai ibu hamil dengan usia muda adalah kehamilan yang belum diinginkan, kecanduan

    obat dan atau perokok, arti dan manfaat antenatal care yang kurang diperhatikan. Aspek sosial

    dapat menimbulkan kesulitan tumbuh kembang janin dan penyulit saat proses persalinan

    berlangsung. Kini wanita karier dan terdidik banyak yang ingin hidup mandiri mengejar karier

    sehingga akan terlambat menikah dan hamil diatas usia 35 tahun. Pengawasan terhadap

    mereka perlu juga diperhatikan karena dapat terjadi hipertensi karena stres pekerjaan,

    hipertensi dapat menjadi pemicu pre-eklampsiaa/eklamsia, diabetes melitus, perdarahan

    antepartum, abortus, persalinan premature, kelainan kongenital, ganggguan tumbuh kembang

    janin dalam rahim.

    2. Kasus Preklampsia Berdasarkan Paritas

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    52/66

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh pre-eklampsia berdasarkan paritas

    dapat dilihat bahwa kasus paling banyak dijumpai pada ibu hamil primigravida berjumlah 18

    kasus (54,55%).

    Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Wanita yang pertama

    kali hamil sedangkan umurnya dibawah 20 tahun disebut pimigravida muda. Usia terbaik untuk

    seorang wanita hamil antara usia 20 tahun hingga 35 tahun. Sedangkan wanita yang pertama

    hamil pada usia diatas 35 tahun disebut primigravida tua. Primigravida muda termasuk didalam

    kehamilan risiko tinggi (KRT) dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam.

    Risiko kematian maternal pada primigravida muda jarang dijumpai dari pada primigravida tua.

    Dikarenakan pada primigravida muda dianggap kekuatannya masih baik. Sedangkan pada

    primigravida tua risiko kehamilan meningkat bagi sang ibu yang dapat terkena pre-eklampsia/

    eklampsia (Manuaba, 2007)

    Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan Corwin (2001) bahwa pada

    primigravida sering mengalami stress dalam menghadapi persalinan. Stress emosi yang terjadi

    pada primigravida menyebabkan peningkatan pelepasan corticotropic-releasing hormone (CRH)

    oleh hipothalamus, yang kemudian menyebabkan peningkatan kortisol. Efek kortisol adalah

    mempersiapkan tubuh untuk berespons terhadap semua stresor dengan meningkatkan respons

    simpatis, termasuk respons yang ditujukan untuk meningkatkan curah jantung dan

    mempertahankan tekanan darah. Pada wanita dengan pre-eklampsiaa/eklamsia, tidak terjadi

    penurunan sensitivitas terhadap vasopeptida-vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan

    besar volume darah langsung meningkatkan curah jantung dan tekanan darah.

    Hipertensi pada kehamilan terjadi akibat kombinasi peningkatan curah jantung dan

    resistensi perifer total. Selama kehamilan normal, volume darah meningkat secara dratis. Pada

    wanita sehat, peningkatan volume darah diakomodasikan oleh penurunan responsivitas

  • 5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan

    53/66

    vaskular terhadap hormon-hormon vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan

    resistensi perifer total berkurang pada kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada

    wanita dengan pre-eklampsiaa/eklamsia, tidak terjadi penurunan sensitivitas terhadap

    vasopeptida-vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan besar volume darah langsung

    meningkatkan curah jantung dan tekanan darah (Corwin, 2001).

    Selain itu, pada primigravida frekuensi pre-ekl