Pre Eklamsia Kehamilan
description
Transcript of Pre Eklamsia Kehamilan
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
1/66
PRE EKLAMSIA KEHAMILAN
1.1 Defenisi Pre Eklamsia
Pre eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau kedua-
duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebihawal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis (Mitayani, 2009).
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul
karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapidapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa. (Rukiyah, 2010).
Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah
minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. (Bobak , 2004)
Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinnuria dan atau edema setelah umurkehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. (Sujiyatini, 2009).
Pre eklamsia dapat dideskripsikan sebagai kondisi yang tidak dapat diprediksi dan progresif serta
berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang dapat mengganggu kesehatanibu dan berdampak negative pada lingkungan janin. (Boyle M, 2007).
1.2 Etiologi
Penyebab pre eklamsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang
dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori
yang dihubungkan dengan kejadian. Itulah sebab pre eklamsia disebut juga disease of theory(Rukiyah, 2010).
Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan hal-hal berikut :
(1) sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, danmolahidatidosa
(2) sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan(3) sebab dapat terjadinya perbaiakan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
(4) sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya(5) sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. (Hanifa W, 2006).
Dari hal-hal tersebut diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor, melainkan banyak faktor
yang menyebabkan pre-eklamsia dan eklamsia. Adapun teori-teori yang dihubungkan denganterjadinya preeklamsia adalah:
1) Peran prostasiklin dan trombiksan
Pada preeklamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskular, sehingga terjadi penurunanproduksi prostsiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktifasi pengumpulan dan
fibrinolisis, yang kemudian akan digant trombin dan plasmin,trombin akan mengkonsumsi anti
trombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi trombosit menyebabkan pelepasantromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel(Rukiyah, 2010).
2) Peran faktor imunologis
Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbu lagi pada kehamilan
berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blockingantibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan
berikutnya. Beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita PE-E, beberapa
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
2/66
wanita dengan PE-E mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan
adanya aktifasi sistem komplemen pada PE-E diikuti proteinuria (Rukiyah, 2010).
3) Faktor genetikBeberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian PE-E antara lain
(1) preeklamsia hanya terjadi pada manusia
(2) terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu yangmenderita PE-E(3) kescenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat
PE-E dan bukan pada ipar mereka
(4) peran renin-angiotensin-aldosteron sistem (RAAS) (Rukiyah, 2010).Yang jelas preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil, disamping
infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu hamil ketahuan beresiko, terutama sejak awal
kehamilan, dokter kebidanan dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan
tersebut.Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya
preeklamsia dan eklamsia. Faktor-faktor tersebut antara lain,gizi buruk, kegemukan, dan
gangguan aliran darah kerahim. Faktor resiko terjadinya preeklamsia, preeklamsia umumnyaterjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita
diatas usia 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah riwayat tekanan darah tinggi yang kronis
sebelum kehamilan, riwayat mengalami preeklamsia sebelumnya, riwayat preeklamsia pada ibu
atau saudara perempuan, kegemukan,mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat kencingmanis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis (Rukiyah 2010).
Sedangkan menurut Angsar (2008) teoriteorinya sebagai berikut:
1. Teori kelainan vaskularisasi plasentaPada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapatkan aliran darah dari cabangcabang
arteri uterina dan arteri ovarika yang menembus miometrium dan menjadi arteri arkuata, yang
akan bercabang menjadi arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri
basalis memberi cabang arteri spiralis. Pada kehamilan terjadi invasi trofoblas kedalam lapisanotot arteri spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi distensi
dan vasodilatasi arteri spiralis, yang akan memberikan dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada utero plasenta. Akibatnyaaliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga menjamin
pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan remodelling arteri spiralis. Pada pre
eklamsia terjadi kegagalan remodelling menyebabkan arteri spiralis menjadi kaku dan kerassehingga arteri spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi, sehingga aliran darah utero
plasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
2. Teori Iskemia Plasenta, Radikal bebas, dan Disfungsi Endotel
a. skemia Plasenta dan pembentukan Radikal BebasKarena kegagalan Remodelling arteri spiralis akan berakibat plasenta mengalami iskemia, yang
akan merangsang pembentukan radikal bebas, yaitu radikal hidroksil (-OH) yang dianggapsebagai toksin. Radiakl hidroksil akan merusak membran sel yang banyak mengandung asam
lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Periksida lemak juga akan merusak nukleus dan
protein sel endotelb. Disfungsi Endotel
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
3/66
seluruh struktur sel endotel keadaan ini disebut disfungsi endotel, yang akan menyebabkan
terjadinya:
a) Gangguan metabolisme prostalglandin, yaitu menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yangmerupakan suatu vasodilator kuat.
b) Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi
trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) yaitu suatu vasokonstriktor kuat. Dalam keadaannormal kadar prostasiklin lebih banyak dari pada tromboksan. Sedangkan pada pre eklamsiakadar tromboksan lebih banyak dari pada prostasiklin, sehingga menyebabkan peningkatan
tekanan darah.
c) Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular endotheliosis) .d) Peningkatan permeabilitas kapiler.
e) Peningkatan produksi bahanbahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO menurun
sedangkan endotelin meningkat.
f) Peningkatan faktor koagulasi
3. Teori intoleransi imunologik ibu dan janin
Pada perempuan normal respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang bersifat asing.Hal ini disebabkan adanya Human Leukocyte Antigen Protein G (HLA-G) yang dapat
melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu. HLA-G juga akanmempermudah invasis el trofoblas kedalam jaringan desidua ibu. Pada plasenta ibu yangmengalami pre eklamsia terjadi ekspresi penurunan HLA-G yang akan mengakibatkan
terhambatnya invasi trofoblas ke dalam desidua. Kemungkinan terjadi Immune-Maladaptation
pada pre eklamsia.4. Teori Adaptasi kardiovaskular
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan vasopresor. Refrakter berarti
pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan vasopresor atau dibutuhkan kadar vasopresor
yang lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi. Refrakter ini terjadi akibat adanya
sintesis prostalglandin oleh sel endotel. Pada pre eklamsia terjadi kehilangan kemampuanrefrakter terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap
bahan vasopresor sehingga pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi dan mengakibatkan
hipertensi dalam kehamilan.5. Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotype ibu lebih menentukan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotype janin.Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami pre eklamsia, 26% anak perempuannya akan
mengalami pre eklamsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami pre eklamsia.
6. Teori Defisiensi Gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi gizi berperan dalam terjadinya
hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikandapat mengurangi resiko pre eklamsia. Minyak ikan banyak mengandung asam lemak tidak
jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivasi trombosit, danmencegah vasokonstriksi pembuluh darah.
7. Teori Stimulasi Inflamasi
Teori ini berdasarkan bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakanrangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Berbeda dengan proses apoptosis pada pre
eklamsia, dimana pada pre eklamsia terjadi peningkatan stres oksidatif sehingga produksi debris
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
4/66
trofoblas dan nekrorik trofoblas juga meningkat. Keadaan ini mengakibatkan respon inflamasi
yang besar juga. Respon inflamasi akan mengaktifasi sel endotel dan sel makrofag/granulosit
yang lebih besar pula, sehingga terjadi reaksi inflamasi menimbulkan gejala-gejala pre eklamsiapada ibu.
1.3 PatofisiologiMenurut Bobak (2004) adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume
plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik (systemic vascular resistance
[SVR]), peningkatan curah jantung dan penurunan tekanan osmotik koloid. Pada pre eklamsia,volume plasma yang beredar menurun, sehingga hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit
maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit
janin uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan
menghancurkan selsel darh merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun.Vasopasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai pre eklamsia.
Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan peredaran darah, seperti
angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidak seimbangan abtara prostasiklin prostaglandin dan
tromboksan A2. Selain kerusakan endotelil vasospasme arterial turut menyebabkan peningkatanpermeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan volume
intra vaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami pre eklamsia mudah menderita edemaparu.Hubungan sistem imun dengan pre eklamsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi
memainkan peran penting dalam perkembangan pre eklamsia. Keberadaan protein asing,
plasenta, atau janin bisa membangkitkan responsimunologis lanjut. Teori ini di dukung olehpeningkatan insiden pre eklamsia-eklamsia pada ibu baru (pertama kali terpapar jaringan janin)
dan pada ibu hamil dari pasangan yang baru (materi genetik yang berbeda).
Menurut Mochtar (2007) Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada
beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu seldarah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan
naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat
dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan airyang berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui penyebabnya, mungkin karena retensi
air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan
glomerolus.Menurut Rukiyah (2010) Vaskonstriksi merupakan dasar patogenesis PE-E. Vasokonstriksi
menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi . adanya
vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga terjadi
kerusakan endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriol disertai
perdarahan mikro pada tempat endotel. Selain itu Hubel 1989 yang dikutip oleh Rukiyah (2010)mengatakan bahwa adanya vasokonstriksi arteri spiralis akan menyebabkan terjadinya penurunan
perfusi utero plasenta yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta.Hipoksi/anoksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan prose
hiperoksidase itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen, sehingga dengan demikian
akan menggangu metabolisme di dalam sel peroksidase lemak adalah hasil proses oksidaselemak tak jenuh yang menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Peroksidase lemak merupakan
radikal bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu diman peroksidase dan
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
5/66
oksidan lebih dominan maka akan timbul keadaan yang disebut stress oksidatif.
Pada PE-E serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi sumber terjadinya
peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal serumnya mengandung transferin, iontembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak
beredar dalam aliran darh melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai
kesemua komponen sel yang dilewati termasuk sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endoteltersebut. Rusaknya sel-sel endotel akan mengakibatkan antara lain: adhesi dan agresi trombosit,gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, tromboksan
dan serotinin sebagai akibat rusaknya trombosit, produksi prostasiklin dan tromboksan, terjadi
hipoksiaplasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.Menurut Zweifel (1922) yang dikutip oleh Manuaba (2008) mengemukakan bahwa gejala
gestosis tidak dapat diterangkan dengan satu faktor atau teori tetapi merupakan multifakor (teori
yang menggambarkan berbagai manifestasi klinis yang kompleks yang oleh Zweifel disebut
diseases of theory. Berbagai teori yang mencoba menerangkan gambaran klinis adalah genetic,teori imunologik, teori iskemia region uteroplasenter, teori kerusakan endotel pembuluh darah,
teori radikal bebas adan kerusakan endotel, teori trombosit, dan teori diet yang diterangkan untuk
kepentingan sehari-hari adalah teori diet dan teori yang diakui POGI.Menurut teori diet ibu hamil, kebutuhan kalsium ibu hamil cukup tinggi untuk pembentukan
tulang dan organ lain janin, yaitu 2-2,5 g/hari. Bila terjadi kekurangan kalsium, kalsium ibu
hamil akan dikuras untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari
jaringan otot. Minyak ikan mengandung banyak asam lemak tak jenuh sehingga dapatmenghindari dan menghambat pembentukan trombokson dan mengurangi aktivitas trombosit.
Oleh karena itu, minyak ikan dapat menurunkan kejadian pre eklamasia / eklamasia. Diduga
bahwa minyak ikan mengandung kalsium. Fungsi kalsium dalam otot jantung menimbulkanpeningkatan kontraksi sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan volume sekuncup
jantung dan tekanan darah dapat dipertahankan. Kalsium pada otot pembuluh darah
mengendalikan dan mengurangi kontraksi-kontraksi sehingga tekanan darah dapat dikendalikan
bersama dengan vasokontriktor lainnya.Kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium dari jaringan otot
sehingga menimbulkan manifestasi sebagai berikut : keluar dari otot jantung menimbulkan
melemahnya kontraksi otot jantung dan menurunkan volume sekuncup sehingga aliran darahakan menurun; keluar dari otot pembuluh darah akan menimbulkan kontraksi, meningkatkan
tekanandarah tinggi.
Dengan demikian ibu hamil memerlukan 22,5 g kalsium untuk mempertahankan konsentrasidalam darah menjadi konstan, sehingga tidak akan menimbulkan peningkatan tekanan darah.
Dalam praktik sehari-hari, bidan sudah dapat memberi kalsium pada ibu hamil yang merupakan
otot polos dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Ikatan antara myosin dan aktin menjadi dasar terjadinya kontraksi dengan peranan kalsium.
b. Bila terjadi penurunan konsentrasi kalsium akan terjadi reaksi yang berlawanan sehinggakontraksi meurun dan akibat terdapat penurunan volume sekuncup jantung dan seterusnya
mengakibatkan iskemia region. Penurunan kalsium dapat terjadi karena masukan yang kurang,
kemampuan resorbi menurun kalsium mengalami keterasingan (terisolasi)Hal ini menyebabkan mata rantai peranan terputus. Pemberian kalsium 22,5 g pada ibu hamil
akan menurunkan kejadian pre eklampsia / eklampsia yang bermakna terutama melalui kerja
pada miosis kinase rantai ringan. Dalam standar pendidikan obstetric dan ginekologi, POGI
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
6/66
tersurat teori yang dianut iskemia region uteroplasenter dengan teori lainnya. Kejadian pre
eklampsia/ eklampsia yaitu antara antepartus, intrapartus dan pascapartus.
1.4 Klasifikasi
1. Pre-eklamsia ringan
Pre-eklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai protein urin dan atau edema setelahumur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Rukiyah, 2010). Gejala klinis pre eklamsi ringan
meliputi :a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan
darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang
160 mmHg, diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.
b. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tanganc. Proteinuria secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif
d. Tidak disertai gangguan fungsi organ
e. Pre-eklamsia berat
Pre-eklamsia berat dalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi160/110 mmHg atu lebih disertai protein urin dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih (Rukiyah, 2010).Gejala dan tanda pre eklamsia berat :a. Tekanan darah sistolik >160 dan diastolik >110 mmHg atau lebih.
b. Proteinuria > 3gr/liter/24 jam atau positif 3 atau positif 4
c. Pemeriksaan kuatitatif bisa disertai dengan :d. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
e.Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
f. Terdapat edema paru dan sianosis.
g. Gangguan perkembangan intra uterin
h. Trombosit < 100.000/mm3
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
7/66
MuslimahQ
Rabu, 14 Agustus 2013
KTI PRE EKLAMPSIA
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA
DI RUMAH SAKIT UMUM NENE MALLOMO
SIDENRENG RAPPANG TAHUN 2011
KARYA TULIS ILMIAH
iajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Di Program Studi Diploma Tiga Kebidanan
Oleh:
ASNIAR
201102119
STIKES MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG
PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
TAHUN 2012
http://asni4r.blogspot.com/http://asni4r.blogspot.com/ -
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
8/66
PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA
DI RUMAH SAKIT UMUM NENE MALLOMO
SIDENRENG RAPPANG TAHUN 2011
Oleh
ASNIAR
201102119
Karya Tulis Ilmiah ini diterima dan disetujui untuk diuji dan dipertahankan di hadapan
Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKES Muhammadiyah Sidrap.
Pangkajene, Oktober 2012
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
9/66
SYAHRIANI.S,Sit,M.Kes
NBM:1110354
MUHAMMAD TAHIR,SKM,M.Kes
NBM : 1069207
Mengetahui
Wakil Ketua I Bidang Akademik
MUHAMMAD TAHIR,SKM,M.Kes
NBM : 1069207
Ketua Prodi D III Kebidanan
SYAHRIANI.S,Sit,M.Kes
NBM:1110354
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
10/66
HALAMAN PENGESAHAN
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA
DI RUMAH SAKIT UMUM NENE MALLOMO
SIDENRENG RAPPANG TAHUN 2011
Yang disusun dan diajukan oleh
ASNIAR
201102119
Telah dipertahankan Di hadapan Tim Penguji
Pada Hari :
Tanggal :
Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Pembimbing :
1. SYAHRIANI S.Sit,M.Kes ( )
2. MUHAMMAD TAHIR, SKM, M.Kes ( )
Penguji :
1. ISHAK KENRE ( )
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
11/66
Diketahui oleh Disetujui oleh
Wakil Ketua I Bidang Akademik Ketua Prodi D III Kebidanan
STIKES Muhammadiyah Sidrap STIKES Muhammadiyah Sidrap
MUH.TAHIR,SKM,M.Kes SYAHRIANI. S,Sit,M.Kes
NBM : 1069207 NBM :1110354
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
12/66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata
1. Nama : ASNIAR
2. NIM : 201102119
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Tempat/ Tgl. Lahir : Simae, 8 Januari 1991
5. Suku/ Bangsa : Bugis/ Indonesia
6. Agama : Islam
7. Alamat : JL. POROS PINRANG BARANTI
B. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SDN 5 BARANTI tahun 2002
2. Tamat SMP AL-IMAN tahun 2005
3. Tamat SMA AL-IMAN tahun 2008
4. Melanjutkan di Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Pangkajenne
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
13/66
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahlimadya / gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila saya melanggar pernyataan ini , maka saya dapat dituntut atau dicabut gelar
ahli madya yang telah saya peroleh.
Pangkajene, Oktober 2012
ASNIAR
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
14/66
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
NYA sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah dengan judul Gambaran Karakteristik Ibu
Hamil dengan Pre Eklampsia di Rumah Sakit Umum Nene Mallomo Sidenreng Rappang Tahun
2011 .
Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW. yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dari Program Studi Diploma III
Kebidanan Stikes Muhammadiyah Sidrap. Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Ishak
Kenre, S.KM, M.Kes selaku penguji, ibu Syahriani, S.St., M.Kes, selaku pembimbing I dan
bapak Muhammad Tahir,SKM, M.Kes, selaku pembimbing II. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. drg. H. Bambang Roesmono, MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah
Sidenreng Rappang.
2. Muhammad Tahir,SKM, M.Kes, selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanMuhammadiyah Sidenreng Rappang.
3. Syahriani.S,Sit,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Sidenreng Rappang.
4. Para dosen dan staff pengajar Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Sidenreng Rappang.
5. drg. Hj. Hasnani Rapi, M.Kes. selaku Direktur Rumah Sakit Nene Mallomo beserta stafnya atas bantuan
dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.
6. Kedua orang tua tercinta yang tak hentihentinya mendidik, membimbing, membiayai dan mendoakan
sekolah saya sampai lulus kuliah.
7. Suamiku tercinta dan anakku tersayang yang selalu menemani dalam segala suka dan duka, memberisemangat, masukan dan banyak membantu dalam studi maupun terselesaikannya Karya Tulis ini.
8. Semua teman dan para sahabat DIII Kebidanan angkatan I, adik-adik kelas baik kebidanan maupun
keperawatan yang selalu memberi semangat dan dukungan, serta kebersamaanya yang tak henti
melahirkan canda, tawa dan cinta.
9. Dan semua pihak yang turut membantu terselesaikannya Karya Tulis ini.
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
15/66
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat oleh peneliti sesuai dengan kemampuan peneliti. Untuk itu kritik
dan saran saya harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga Karya Tulis ini dapat
bermanfaat. Amin
Pangkajene, Oktober 2012
Penyusun
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
16/66
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
BIODATA PENULIS .......................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH .......................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 5
C.Tujuan Penelitian ....................................................................................................................... 5
D.Manfaat penelitian .................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pre eklampsia ............................................................................................... 7
1. Pengertian Pre eklampsia .................................................................................................. 7
2. Etiologi ....................................................................................................................... 10
3. Patologi ....................................................................................................................... 13
4. Gambaran Klinik ..................................................................... 16
5. Penanganan ..................................................................................................... 18
B. Karakteristik Ibu Hamil dengan Pre eklampsia .......................................................................... 23
C.Gambaran Umum Rumah Sakit .................................................................................................. 29D.Kerangka Konsep..................................................................................................... 33
E. Definisi Operasional ................................................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................................................... 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................................... 35
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
17/66
C.Populasi Dan Sampel .................................................................................................................. 35
D.Metode Pengumpulan Data ...................................................................................................... 36
E. Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data ................................................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................................... 38B. Pembahasan ....................................................................................................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 44
B. Saran ........................................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
18/66
DAFTAR TABEL
No.Tabel Halaman
Tabel 4.1 Frekuensi Umur Ibu Hamil di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang Periode Januari
Desember 2011 ............................................................................................................... 40
Tabel 4.2 Frekuensi Paritas Ibu Hamil di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang Periode Januari
Desember 2011 .............................................................................................................. 40
Tabel 4.3 Frekuensi Preeklampsia Berdasarkan Umur di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang
periode JanuariDesember 2011 .................................................................................. 41
Tabel 4.4 Frekuensi Preeklampsia Berdasarkan Paritas di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang
periode JanuariDesember 2011 .................................................................................. 41
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
19/66
DAFTAR LAMPIRAN
piran I : Master tabel penelitian Frekuensi Umur dan Paritas Ibu Hamil di RSU. Nene Mallomo Kab.
Sidenreng Rappang Periode JanuariDesember 2011
piran II : Master tabel penelitian Frekuensi Pre-eklampsia Berdasarkan Umur di RSU. Nene Mallomo
Kab. Sidenreng Rappang periode JanuariDesember 2011
piran III : Master tabel penelitian Frekuensi Pre-eklampsia Berdasarkan Paritas di RSU. Nene Mallomo
Kab. Sidenreng Rappang periode JanuariDesember 2011
piran IV : Lembaran pengusulan judul
Lampiran V : Lembaran konsul
Lampiran VI :Surat izin pengambilan data awal
piran VII : Surat Permohonan Izin Penelitian dari STIKES Muhammadiyyah Sidenreng Rappang
Lampiran VIII : Surat izin dari Bappeda kabupaten Sidrap
Lampiran IX : Surat Izin penelitian di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang
piran X : Surat keterangan telah melakukan penelitian di RSU. Nene Mallomo Kab.Sidenreng Rappang
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
20/66
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian ibu yang begitu besar banyak
disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai tandatanda kehamilan, usia hamil yang terlalu
muda atau terlalu tua, pendidikan yang rendah, pendapatan keluarga yang rendah selain itu juga aspek
medis juga sangat berpengaruh dalam meningkatnya angka kematian ibu melahirkan, selain itu
penyebab kematian ibu yang cukup penting di Indonesia adalah pre-eklampsiaeklampsia selain
pendarahan dan sepsis. Penyakit ini diklasifikasikan sebagai hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan.
Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan hanya
61% medikasi.dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang
optimal. Pre-eklampsia ringan dapat berkembang dengan cepat menjadi pre-eklampsia berat. Resiko
komplikasi meliputi eklampsia, atau pre-eklampsia yang sangat berat.
Pre-eklampsia merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada kehamilan di dunia.
Kematian pada umumnya terjadi akibat keterlambatan penanganan serta ketidaktahuan ibu
mengenai Pre-eklampsia. Dan di negara berkembang, 30% dari total kematian anak saat
dilahirkan disebabkan oleh Pre-eklampsia. (http://nikmahawidya.wordpress.com)
Pre-eklampsia, baik secara independen maupun bersama dengan penyakit lain,
merupakan penyebab utama kematian ibu dan kelahiran prematur yang tertinggi di dunia.
Tahun 2005, Angka Kematian Maternal (AKM) di rumah sakit seluruh Indonesia akibat
eklampsia dan Pre-eklampsia sebesar 4,91% (8.379 dari 170.725), merupakan golongan
penyakit obstetrik yang paling banyak menyebabkan kematian dengan Case Fatality Rate
(CFR) 2,35%.(http://sikkahoder.blogspot.com)
Pre-eklampsia adalah gejala terjadinya hipertensi pada masa kehamilan di atas 20
minggu yang ditandai dengan 3 gejala khas, yakni naiknya tekanan darah di atas 140/90
mmHG, pembengkakan anggota tubuh, dan adanya protein di dalam air seni ibu. Kehamilan
http://nikmahawidya.wordpress.com/dunia-bunda/preeklampsia-pada-kehamilan/http://sikkahoder.blogspot.com/2012/05/cara-memprediksi-pre-eklamsia-pada.htmlhttp://sikkahoder.blogspot.com/2012/05/cara-memprediksi-pre-eklamsia-pada.htmlhttp://nikmahawidya.wordpress.com/dunia-bunda/preeklampsia-pada-kehamilan/ -
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
21/66
ganda, obesitas, sejarah medis adanya darah tinggi, diabetes atau kelainan ginjal dan
kehamilan pada masa remaja atau di atas 40 tahun merupakan faktor-faktor yang dapat
meningkatkan risiko Pre-eklampsia.
Pada kondisi hamil, tekanan darah ibu seharusnya normal atau justru lebih rendah
karena seorang wanita hamil, maka tubuhnya secara otomatis akan mengencerkan dan
menambah volume darahnya. Gunanya adalah agar bisa lebih banyak mengalirkan oksigen dan
sari makanan ke janin. Selain itu, penambahan volume darah juga sebagai persiapan untuk
proses melahirkan (di mana si ibu akan mengeluarkan banyak darah) sehingga kelak tidak
kekurangan darah.
Penyebab pasti pre-eklampsia hingga saat ini tidak diketahui dengan jelas. Diduga karena
kondisi plasentanya, kekurangan oksigen atau ada gangguan di pembuluh darah. Kondisi ini harus
mendapat perhatian khusus, karena akibatnya bisa membahayakan. (http://www.femina.co.id)
Pre-eklampsia berakibat buruk pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Komplikasi
pada janin berupa prematuritas, gawat janin, berat badan lahir rendah atau intra uterine fetal
death (IUFD). (Wijayarini, 2002).
Angka kejadian pre-eklampsia di Indonesia 3,4% - 8,5%. Menurut Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (2002-2003).4 Angka kematian ibu adalah 307 per 100.000 kelahiran
hidup. Menurut laporan bulanan (LB.3) KIA tahun 2006, Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) di
Jawa Timur sebesar 168 per 100.000 kelahiran hidup, dan keracunan kehamilan (Pre-
eklampsia) adalah 14,01 %.
Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung dan penyebab tidak
langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh
perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu
karena masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang terkait dengan faktor akses,
sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kasus 3 Terlambat meliputi:
http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/preeklampsia.bisa.membahayakan.ibu.dan.janin/005/005/214http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/preeklampsia.bisa.membahayakan.ibu.dan.janin/005/005/214 -
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
22/66
- Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan
- Terlambat dirujuk
- Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
Pre-eklampsia merupakan penyakit yang angka kejadiannya di setiap negara berbeda-
beda. Angka kejadian lebih banyak terjadi di negara berkembang dibanding pada negara maju.
Hal ini disebabkan oleh karena di negara maju perawatan prenatalnya lebih baik. Kejadian pre-
eklampsia dipengaruhi oleh paritas, ras, faktor genetik dan lingkungan. Kehamilan dengan
preklampsia lebih umum terjadi pada primigravida, sedangkan pada multigravida berhubungan
dengan penyakit hipertensi kronis, diabetes melitus dan penyakit ginjal (Baktiyani, 2005).
Berdasarkan data dari profil dinas kesehatan provinsi Sulawesi Selatan jumlah kematian
ibu maternal yang di laporkan pada tahun 2006 di sulawesi selatan sebesar 101,56 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan tahun 2007 menurun menjadi 92,89 per 100.000 kelahiran hidup
yang penyebabnya adalah perdarahan 77 orang ( 50,33%), infeksi 6 orang (3,92%), pre-
eklampsia 40 orang ( 26,14%), dan lain-lainnya sebanyak 30 orang (19,61%). Maros terdapat
2.741 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada periode januari 2007 desember
2008, dari jumlah ibu hamil tersebut terdapat 42 ibu hamil yang menderita pre- eklampsia.
(Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2008)
Data tahun 2011 RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang didapatkan penderita Pre-
eklampsia sebanyak 33 orang dari 1120 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya.
Setelah peneliti melakukan survei di tempat penelitian yaitu RSU. Nene Mallomo
Sidenreng Rappang didapatkan data penderita Pre-eklampsia sebanyak 33 orang dari 1120 ibu
hamil pada tahun 2011 (RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang, 2011).
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
23/66
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul
Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pre-eklampsia di RSU. Nene Mallomo Sidenreng
Rappang periode tahun 2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Pre-eklampsia
di RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang Tahun 2011?.
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan UmumUntuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pre-eklampsia di RSU.
Nene Mallomo Sidenreng Rappang Tahun 2011.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dengan Pre-eklampsia di RSU. Nene Mallomo
Sidenreng Rappang Tahun 2011 berdasarkan umur.
2. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dengan Pre-eklampsia di RSU. Nene Mallomo
Sidenreng Rappang Tahun 2011 berdasarkan paritas
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Kebidanan
Sebagai penambah informasi untuk mahasiswi jurusan kebidanan dalam melakukan penelitian
kebidanan selanjutnya yang berkaitan dengan Pre-eklampsia.
2. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai sumber informasi dalam memberikan penyuluhan pada ibu hamil tentang Pre-
eklampsia.
3. Bagi Peneliti
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
24/66
Menambah wawasan dan pengalaman dalam mengaplikasikan mata kuliah metode penelitian.
4. Bagi Ibu Hamil
Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang Pre-eklampsia.
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
25/66
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pre-eklampsia
1. Pengertian Pre-eklampsia
a) Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena
kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya,
misalnya pada molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).
b) Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kumpulan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,
bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : proteinuri, hipertensi,dan edema, yang kadang-
kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan-kelainan
vaskular atau hipertensi sebelumnya ( Mochtar, 2007)
c) Menurut Mansjoer (2007), Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu. Perkembangan penelitian terbaru menyatakan
bahwa edema tidak lagi dimasukkan dalam penegakan diagnosis pre-eklampsia.
d) Definisi pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila
terjadi penyakit trofoblastik (Wibowo dan Rachimhadi, 2006).
Pre-eklampsia adalah gejala terjadinya hipertensi pada masa kehamilan yang ditandai
dengan 3 gejala khas, yakni naiknya tekanan darah di atas 140/90 mmHG, pembengkakan
anggota tubuh, dan adanya protein di dalam air seni ibu. Kehamilan ganda, obesitas, sejarah
medis adanya darah tinggi, diabetes atau kelainan ginjal dan kehamilan pada masa remaja atau
di atas 40 tahun merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko pre-eklampsia.
Tingginya tekanan darah mengakibatkan mengecilnya pembuluh darah di uterus, yang
berfungsi memberi janin oksigen serta semua nutrisi yang diperlukan. Akibatnya,
perkembangan bayi pun terhambat. Karena itu sangat penting mewaspadai bahaya Pre-
eklampsia, terutama bagi Anda yang beresiko tinggi terkena Pre-eklampsia. Jika Pre-eklampsia
makin parah bisanya akan ditandai dengan kejang bahkan hingga koma. Solusi yang
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
26/66
ditawarkan biasanya adalah dengan melahirkan bayi lebih awal jika dirasa janin sudah matang
atau jika Pre-eklampsia ini sudah pada taraf yang sangat membahayakan bagi ibu dan janin.
(http://www.ayahbunda.co.id)
Gambaran klinik pre-eklampsia bervariasi luas dan sangat individual. kadang kadang
sukar untuk menentukan gejala preklampsia yang timbul dahulu.
Pre-eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan
post partum.dari gejala klinik pre eklampsi di bagi menjadi dua pre-eklampsia ringan dan berat
(Prawirohardjo, 2010)
Pre-eklampsia dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Pre-eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan /atau edema pada umur
kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Nugroho, 2011)
Gejala klinis pre-eklampsia ringan meliputi
1) Hipertensi : sistolik /distolik 140/90 mm Hg
2) Proteteinuria : secara kuantitatif lebih 03gr / literDalam 24 jam atau secara kuantitatif positif 2 (+2)
3) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan
4) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda tanda preklampsia berat
(Nugroho, 2011)
b. Pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya pertensi
160/110 mm hg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
(Nugroho, 2011)
Pre-eklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:
1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
2) Proteinuria 5gr per liter.
3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.5) Terdapat edema paru dan sianosis. (mukhtar 2007)
2. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah
banyak terdapat teori yang mencoba yang menerangkan sebab penyakit tersebut, akan tetapi
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
27/66
tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan.Teori yang dapat diterima harus
dapat menerangkan hal hal berikut:
a. sebab bertambahnya prekuesi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa;
b. sebab bertambahnya prekuensi dengan makin tuanya kehamilan ;
c. sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus ;
d. sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. (Prawirohardjo, 2005)
Menurut Mochtar (2007), Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan
pasti. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya.oleh karena itu disebut Penyakit teori, namun belum ada yang memberikan
jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab pre-eklampsia
adalah teori iskemia plasenta. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang
bertalian dengan penyakit ini.
Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan :
a. Mengapa frekuensi menjadi tinggi pada: primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa;
b. Mengapa frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan, umumnya pada triwulan ke III;
c. Mengapa terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin dalam kandungan;
d. mengapa frekuensi menjadi lebih rendah pada kehamilan berikutnya; dan
e. Penyebab timbulnya hipertensi, proteinuria, edema dan konvulsi sampai koma. Dari hal-hal tersebut
diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-
eklampsia dan eklampsia.
Adapun teori-teori yang dihubungkan dengan terjadinya pre-eklampsia adalah :
a. Peran prostasiklin dan trombiksan
Pada pre-eklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskular,
sehingga terjadi penurunan produksi prostsiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
28/66
meningkat, aktifasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang kemudian akan digant trombin dan
plasmin,trombin akan mengkonsumsi anti trombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi
trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi
vasospasme dan kerusakan endotel.
b. Peran faktor imunologis
Menurut Rukiyah (2010), Pre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak
timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan
pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang
semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Beberapa data yang mendukung adanya sistem
imun pada penderita Pre-Eklampsia - Eklampsia, beberapa wanita dengan Pre-Eklampsia -
Eklampsia mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan adanya
aktifasi sistem komplemen pada Pre-Eklampsia - Eklampsia diikuti proteinuria.
c. Faktor genetik
Beberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian Pre-Eklampsia -
Eklampsia antara lain:
1) pre-eklampsia hanya terjadi pada manusia;
2) terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi Pre-Eklampsia - Eklampsia pada anak-anak dari ibu
yang menderita Pre-Eklampsia - Eklampsia;
3) kecenderungan meningkatnya frekuensi Pre-Eklampsia - Eklampsia pada anak dan cucu ibu hamil dengan
riwayat Pre-Eklampsia - Eklampsia dan bukan pada ipar mereka;
4) peran renin-angiotensin-aldosteron sistem (RAAS).
Yang jelas pre-eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil,
disamping infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu hamil ketahuan beresiko, terutama
sejak awal kehamilan, dokter kebidanan dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi
kehamilan tersebut.
Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang
terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia. Faktor-faktor tersebut antara lain,gizi buruk,
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
29/66
kegemukan, dan gangguan aliran darah kerahim. Faktor resiko terjadinya pre-eklampsia, pre-
eklampsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan
kehamilan pada wanita diatas usia 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah riwayat tekanan
darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami pre-eklampsia sebelumnya,
riwayat pre-eklampsia pada ibu atau saudara perempuan, kegemukan,mengandung lebih dari
satu orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis.
2. Patologi
Pre-eklampsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu,
sebagian besar periksaan anatomi patologi berasal dari penderita pre-eklampsia yang
meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biosi hati dan ginjal ternyata bahwa
perubahan anatomi-patologi pada alat alat itu pada preklmpsia tidak banyak berbeda dari pada
yang ditemukan eklampsia.perlu dikemukakan di sini bahwa tidak ada perubahan histopatologi
yang khas pada pre-eklampsia. (Pudiastuti, 2011)
Kelainan patofisiologi yang mendasari preklampsia pada umumnya karena vasospasme.
Peningkatan tekanan darah dapat ditimbulkan oleh peningkatan cardiac output dan resistensi
sistem pembuluh darah. Aliran darah renal dan angka filtrasi glomerulus pada pasien pre-
eklampsia lebih rendah dibandingkan pada pasien dengan kehamilan normal dengan usia
kehamilan yang sama. Penurunan aliran darah renal diakibatkan oleh konstriksi di pembuluh
darah afferen yang dapat mengakibatkan kerusakan membran glomerulus dan kemudian
meningkatkan permeabilitas terhadap protein yang berakibat proteinuria. Resistensi vaskular
cerebral selalu tinggi pada pasien pre-eklampsia. Pada hipertensi aliran darah cerebral dan
konsumsi oksigen lebih sedikit dibandingkandengan wanita hamil biasa dan terdapat penurunan
aliran darah dan peningkatan tahanan vaskuler pada sirkulasi utero plasenta pada pasien pre-
eklampsia (Castro, 2004)
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
30/66
Menurut Mochtar (2007) pada penderita pre-eklampsia dapat terjadi perubahan pada
organ-organ, antara lain :
a. Otak
Pada pre-eklampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas-batas normal.
Pada eklampsia, resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah
otak. Edema yang terjadi pada otak dapat menimbulkan kelainan serebral dan gangguan visus,
bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.
b. Plasenta dan rahim
Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta, sehingga terjadi
gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-
eklampsia dan eklampsiasering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaanya terhadap
rangsang, sehingga terjadi partus prematus.
c. Ginjal
Filtrasi glomerolus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun. Hal ini menyebabkan
filtrasi natrium melalui glomerolus menurun, sebagai akibatnya terjadilah retensi garam dan air.
Filtrasi glomerolus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapat
terjadi oliguria dan anuria.
d. Paru-paru
Kematian ibu pada pre-eklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh edema paru
yang menimbulkan decompensasi cordis. Bisa pula karena terjadinja aspirasi pnemonia,atau
abses paru.
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
31/66
e. Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila terdapat hal-hal
tersebut, maka harus di curigai terjadinya pre-eklampsia berat. Pada eklampsia dapat terjadi
ablasio retina yang disebabkan odema intra-okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk
melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang dapat menunjukkan tanda pre-eklampsia
berat adalah adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri,atau di dalam retina.
f. Keseimbangan air dan elektrolit
Pada pre-eklampsia ringan biasanya tidak dijumpai perubahan yang nyata pada
metabolisme air, elektrolit, kristaloit, dan protein serum. Jadi, tidak terjadi gangguan
keseimbangan elektrolit. Gula darah, kadar natrium bikarbonat dan pH darah berada berada
pada batas normal. Pada pre-eklampsia berat dan eklampsia, kadar gula darah naik sementara,
asam laktat dan asam organik lainya naik,sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini
biasanya disebabkan oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai zat-zat organik dioksidasi,
dan dilepaskan natrium yang lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk natrium
bikarbonat. Dengan demikian cadangan alkalidapat kembali pulih normal.
3. Gambaran Klinik
Gambar klinik mulai dengan kenaikan BB oedema kaki atau tangan, kenaikantekanan
darah terakhir terjadi protein urin. Pada pre-eklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala
subjektif. Pada pre-eklampsia ditemukan sakit kepala terutama daerah frontalis, rasa nyeri di
daerah epigastrium, penglihatan kabur, mual disertai muntah. Gejala ini sering ditemukan pada
pre-eklampsia yang mana merupakan petunjuk bahwa pre-eklampsia akibat timbul tekanan
darah akan meningkat lebih tinggi, oedema terjadi lebih umum dan proteinuria bertambah.
(Winkjasastro.H.2002 hal 287-288)
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
32/66
Pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul proteinuria.
Gejala subjektif: sakit kepala didaerah frontal, nyeri epigastrium; gangguan visus; penglihatan
kabur, skotoma, diplopia; mual dan muntah. Mochtar (2007)
Gambaran klinik pre-eklampsia
a. Hipertensi
Gejala yang terlebih dahulu timbul ialah hipertensi yang terjadi secara tiba-tiba, sebagai batas diambil
tekanan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg, tapi juga kenaikan sistolik 30 mmHg atau
diastolik 15 mmHg diatas tekanan yang biasa merupakan petanda.
Tekanan darah sistolik dapat mencapai 180 mmHg dan diastolik 11o mmHg, tetapi jarang mencapai 200
mmHg. Jika tekanan drah melebihi 200 mmHg maka sebabnya biasanya hipertensi asensial.
b. OedemTimbulnya oedem didahului oleh pertambahan berat badan yang berlebihan. Pertambahan berat 0,5 kg
pada seseorang yang hamil dianggap normal, tetapi jika mencapai 1kg per minggu atau 3 kg dalam satu
bulan , pre-eklampsia harus dicurigai. Oedem ini tidak hilang dengan istirahat.
c. Proteinuria
Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar 0.19/L (> positif 2 dengan cara dipstik) atau
lebih dalam sekurang-kurangnya dua kali spesimen urin yang dikumpulkan sekurang-kurangnya dengan
jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24 jam. Proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3
per 24 jam.
Gejala-gejala subyektif
a. sakit kepala yang keras karena vasospasmus atau oedem otak.
b. nyeri ulu hati karena regangan selaput hati oleh haemorhagia atau oedem atau sakit karena perubahan
pada lambung.
c. gangguan penglihatan, penglihatan menjadi kabur. Gangguan ini disebabkan karena vasospasme, oedem
atau ablasioret
4. Penanganan
Menurut Winkjasastro Hanif (2006), Pengobatan hanya dapat dilakukan secara
simtomatis karena etiologi pre-eklampsia dan faktor faktor apa dalam kehamilan yang
menyebabkannya belum diketahui, tujuan penanganan ialah :
a. Mencegah terjadinya pre-eklampsia berat dan eklampsia
b. Melahirkan janin hidup
c. Melahirkan janin dengan trauma sekecilkecilnya
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
33/66
Menurut Cuningham (2005), Tujuan dasar penatalaksanaan untuk setiap kehamilan
dengan penyulit pre-eklampsia adalah :
1) Terminasi kehamilan dengan trauma sekecil mungkin bagi ibu dan janinya.
2) Lahirnya bayi yang kemudian dapat berkembang.3) Pemulihan sempurna kesehatan ibu
Pada kasus pre eklamia tertentu, terutama pada wanita menjelang atau sudah aterm,
tiga tujuan tersebut dapat terpenuhi oleh induksi persalinan. Dengan demikian, informasi
terpenting yang perlu dimiliki oleh ahli obstetri agar penanganan kehamilan berhasil dan
terutama kehamilan dengan penyulit hipertensi, adalah kepastian usia janin.
Penanganan Pre-eklampsia ringan menurut Rukiyah (2010), dapat dilakukan dengan
dua cara tergantung gejala yang timbul yakni :
a. Pre-eklampsia ringan
1) Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre-eklampsia ringan, dengan cara : ibu dianjurkan banyak istirahat
(berbaring,tidur/miring), diet : cukup protein, rendah karbohidrat,lemak dan garam; pemberian sedativa
ringan : tablet phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg/oral selama 7 hari (atas instruksi dokter);
roborantia; kunjungan ulang selama 1 minggu; pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, hematokrit,
trombosit, urin lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.
2) Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre-eklampsia ringan berdasarkan kriteria : setelah dua minggu
pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala pre-eklampsia; kenaikan
berat badan ibu 1 kg atau lebih/minggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu); timbul salah satu atau
lebih gejala atau tanda-tanda pre-eklampsia berat.
Bila setelah satu minggu perawatan diatas tidak ada perbaikan maka pre-eklampsia ringan
dianggap sebagai pre-eklampsia berat. Jika dalam perawatan dirumah sakit sudah ada
perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat
selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat jalan.
Perawatan obstetri pasien pre-eklampsia menurut Rukiyah (2010) adalah :
1) Kehamilan preterm (kurang 37 minggu) : bila desakan darah mencapai normotensi selama perawatan,
persalinan ditunggu sampai aterm; bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensi selama
perawtan maka kehamilanya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
2) Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih) : persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau
dipertimbangkan untuk melakukan persalinan pada tanggal taksiran persalinan
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
34/66
3) Cara persalinan: Persalinan dapat dilakukan secara spontan bila perlu memperpendek kala II.
b. Pre-eklampsia Berat
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklampsia berat
selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
1) Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medicinal; 2)
Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medicinal.
2) Perawatan aktif, sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan
fetal assessment yakni pemeriksaan non stress test (NST) dan ultrasonografi (USG) dengan indikasi salah
satu atau lebih yakni :
a) Ibu: Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya tandatanda impending eklampsia, kegagalan terapi
konserfatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan tekanan darah atau
setelah 24 jam perawatan medicinal, ada gejalagejala status quo (tidak ada perbaikan)
b) Janin: Hasil fetal assasemen jelek (NST dan USG) adanya tanda IUGRc) Hasil laboratorium: Adanya HELLP syndrome
3) Pengobatan medisinal pasien PEB dilakukan di RS dan atas instruksi dokter yaitu segera masuk RS, tirah
baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, reflek patela setiap jam, infus dextrose
5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60125 cc/jam) 500cc berikan antasida : diet cukup
protein, rendah karbohidrat lemak dan garam, pemberian obat anti kejang MgSO4 diuretikum tidak
diberikan kecuali bila ada tandatanda edema paru, payah jantungkongestif atau edema anasarka.
Diberikan furosemid injeksi 40 mg/IM.
4) Antihapertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg (diastol lebih 110 mmHg atau MAP
lebih 125 mmHg sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg bukan kurang 90
mmHg karena akan menurunkan perfusi plasenta dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensipada umumnya.
5) Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya diberikan obatobat antihipertensi parenteral
(tetesan kontinyu) catapres injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau pres
disesuaikan dengan tekanan darah.
6) Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat di berikan tablet anti hipertensi secara sublingual
diulang selang 1 jam maksimal 45 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang
sama mulai diberikan secara oral.
7) Pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tandatanda menjurus payah jantung diberikan
digitalisasi cepat dengan cedilanid D.
8) Lainlain : Konsul penyakit dalam/jantung, mata, obatobat anti piretik diberikan bila suhu rectal38,5C dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc IM, antibiotik
diberikan atas indikasi. Diberikan ampicilin 1 gr/ 6 jam/ IV/hari, anti nyeri bila penderita kesakitan atau
gelisah karena kontraksi uterus dapat diberikan petidin HCL 5075 mg sekali saja, selambat lambatnya
2 jam sebelum janin lahir.
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
35/66
B. Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pre-eklampsia
Secara umum karakteristik ibu hamil dengan pre-eklampsia adalah umur dan paritas.
1. Umur Ibu
Apa pengaruh usia dan fisik wanita pada kehamilan pertama dan proses persalinan?
Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena kondisi fisik belum
100% siap. Kehamilan dan persalinan di usia tersebut, meningkatkan angka kematian ibu dan
janin 4-6 kali lipat dibanding wanita yang hamil dan bersalin di usia 20-30 tahun, jelas dr. Seno.
Beberapa risiko yang bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun adalah
kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat. Bisa jadi secara
mental pun si wanita belum siap. Ini menyebabkan kesadaran untuk memeriksakan diri dan
kandungannya rendah. Di luar urusan kehamilan dan persalinan, risiko kanker leher rahim pun
meningkat akibat hubungan seks dan melahirkan sebelum usia 20 tahun ini, tambah dr. Seno.
Berbeda dengan wanita usia 2030 tahun yang dianggap ideal untuk menjalani kehamilan
dan persalinan. Di rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah
mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Umumnya secara
mental pun siap, yang berdampak pada perilaku merawat dan menjaga kehamilannya secara
hati-hati, jelas dr. Seno
Sedangkan usia 30-35 tahun sebenarnya merupakan masa transisi Kehamilan pada usia
ini masih bisa diterima asal kondisi tubuh dan kesehatan wanita yang bersangkutan, termasuk
gizinya, dalam keadaan baik, ujar dr. Seno
Setelah usia 35 tahun, sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi. Di
kurun usia ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat. Itu sebabnya, sebenarnya,
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
36/66
tidak dianjurkan menjalani kehamilan di atas usia 40 tahun, ungkap dr. Seno yang juga staf
pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Tinggi rendahnya umur seseorang mempengaruhi terjadinya pre-eklampsia (Sarwono,
2006).
Faktor resiko tinggi yang mempengaruhi kehamilan.
a) Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil)
Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada usia < 20 tahun. Pada usia
35 tahun (terlalu tua untuk hamil)
Yang dimaksud dengan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun kondisi kesehatan ibu
danfungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya otot, syaraf, endokrin, dan reproduksi
mulai menurun. Pada usia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan curah jantung yang
disebabkan(BKKBN, 2007).
Pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 18 tahun perlu diperhatikan karena
sering terjadi anemia, hipertensi menuju pre-eklampsiaa/eklamsia, persalinan dengan berat
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
37/66
badan lahir rendah, kehamilan disertai infeksi, penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan
tindakan operasi. Aspek sosial yang sering menyertai ibu hamil dengan usia muda adalah
kehamilan yang belum diinginkan, kecanduan obat dan atau perokok, arti dan manfaat
antenatal care yang kurang diperhatikan. Aspek sosial dapat menimbulkan kesulitan tumbuh
kembang janin dan penyulit saat proses persalinan berlangsung. Kini wanita karier dan terdidik
banyak yang ingin hidup mandiri mengejar karier sehingga akan terlambat menikah dan hamil
diatas usia 35 tahun. Pengawasan terhadap mereka perlu juga diperhatikan karena dapat
terjadi hipertensi karena stres pekerjaan, hipertensi dapat menjadi pemicu pre-
eklampsiaa/eklamsia, diabetes melitus, perdarahan antepartum, abortus, persalinan premature,
kelainan kongenital, ganggguan tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, 2007).
2. Paritas
Paritas (Para)Parietas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati. Paritas adalah jumlah kehamilan yang dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki baik
dari hasil perkawinan sekarang atau sebelumnya.
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim dengan
usia kehamilan 28 minggu (Pusdiknakes, 2001). Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh
seorang ibu (Nursalam, 2003). (http://bidan-ilfa.blogspot.com)
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup atau jumlah anak yang dimiliki oleh seorang wanita.
Faktor paritas memiliki pengaruh terhadap persalinan dikarenakan Ibu hamil memiliki risiko lebih
tinggi untuk mengalami gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu yang pertama kali
mengalami masa kehamilan.
Klasifikasi Paritas
a. Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di
dunia luar (Varney, 2006).
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Wanita yang pertama kali
hamil sedangkan umurnya dibawah 20 tahun disebut pimigravida muda. Usia terbaik untuk
seorang wanita hamil antara usia 20 tahun hingga 35 tahun. Sedangkan wanita yang pertama
hamil pada usia diatas 35 tahun disebut primigravida tua. Primigravida muda termasuk didalam
http://bidan-ilfa.blogspot.com/http://bidan-ilfa.blogspot.com/ -
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
38/66
kehamilan risiko tinggi (KRT) dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam.
Risiko kematian maternal pada primigravida muda jarang dijumpai dari pada primigravida tua.
Dikarenakan pada primigravida muda dianggap kekuatannya masih baik. Sedangkan pada
primigravida tua risiko kehamilan meningkat bagi sang ibu yang dapat terkena pre-eklampsia/
eklampsia (Manuaba, 2007)
b. Multipara
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo,
2009).
Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali (Manuaba,
2008).
Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney,2006).
c. Grandemultipara
Grande Multipara adalah kondisi dimana seorang ibu pernah melahirkan lebih dari 4 kali.
Grande multipara termasuk dalam kehamilan dengan resiko tinggi.Ibu hamil dengan resiko
tinggi memiliki bahaya yang lebih besar pada waktukehamilan maupun persalinan bila di
bandingkan dengan ibu hamil normal. Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya
ditemukan sedini mungkinsehingga dapat dilakukan tindakan segera.
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya
mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2006).
(http://dr-suparyanto.blogspot.com)
Pada primigravida atau ibu yang pertama kali hamil sering mengalami
http://dr-suparyanto.blogspot.com/http://dr-suparyanto.blogspot.com/ -
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
39/66
stress dalam menghadapi persalinan. Stress emosi yang terjadi pada primigravida
menyebabkan peningkatan pelepasan corticotropic-releasing hormone (CRH) oleh
hipothalamus, yang kemudian menyebabkan peningkatan kotisol. Efek kortisol adalah
mempersiapkan tubuh untuk berespons terhadap semua stressor dengan meningkatkan
respons simpatis, termasuk respons yang ditujukan untuk meningkatkan curah jantung dan
mempertahankan tekanan darah (Corwin, 2001).
Hipertensi pada kehamilan terjadi akibat kombinasi peningkatan curah jantung dan
resistensi perifer total. Selama kehamilan normal, volume darah meningkat secara dratis. Pada
wanita sehat, peningkatan volume darah diakomodasikan oleh penurunan responsivitas
vaskular terhadap hormon-hormon vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan
resistensi perifer total berkurang pada kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada
wanita dengan pre-eklampsiaa/eklamsia, tidak terjadi penurunan sensitivitas terhadap
vasopeptida-vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan besar volume darah langsung
meningkatkan curah jantung dan tekanan darah (Corwin, 2001).
Pada primigravida frekuensi pre-eklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan
multigravida, terutama primigravida muda (Sarwono, 2006)
C. Gambaran Umum Rumah Sakit
1. Definisi Rumah Sakit
Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelengarakan upaya
kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
2. Tugas Rumah Sakit
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
40/66
Dalam keputusan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992,
tentang pedoman organisasi rumah sakit umum yang menyebutkan bahwa tugas rumah sakit
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
3. Fungsi Rumah Sakit
Guna melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai fungsi, yaitu
menyelenggarakan pelayanan medik; pelayanan penunjang medik dan non medik; pelayanan
dan asuhan keperawatan, pengembangan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, serta atministrasi umum keuangan.
Secara tradisional, maksud dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan
perawatan penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit
melakukan pendidikan terutama bagi mahasiswa kedokteran, perawat, dan personel lainnya.
Penelitian telah juga merupakan fungsi penting. Dalam zaman modern ini fungsi keempat, yaitu
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat juga telah menjadi fungsi rumah
sakit. Jadi, empat fungsi dasar rumah sakit adalah pelayanan penderita, pendidikan, penelitian,
dan kesehatan rumah sakit .
4. Klasifikasi Rumah Sakit
Suatu sistem klasifikasi rumah sakit yang seragam diperlukan untuk memberi kemudahan
mengetahui indentitas, organisasi, jenis pelayanan yang diberikan, kepemilikan, dan kapasitas
tempat tidur. Samping itu, agar dapat mengadakan evaluasi yang lebih tepat untuk suatu
golongan rumah sakit tertentu.
Rumah sakit dapat dikasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria sebagai berikut:
a. Kepemilikan
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
41/66
Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri dari rumah sakit pemerintah. Di Indonesia, rumah
sakit pemerintah terdiri atas rumah sakit vertikal yang langsung dikelolah oleh Departemen
Kesehatan; rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit militer, dan rumah sakit BUMN.
b. Jenis pelayanan
Berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit
khusus. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai
jenis kesakitan, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti
penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatri, ibu hamil, dan sebagainya. Rumah sakit khusus
adalah rumah sakit yang memberi pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita
dengan kondisi medic tertentu baik bedah maupun non bedah.
c. Lama Tinggal
Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas rumah sakit perawatan jangka pendek dan
jangka panjang. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat
penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari, misalnya penderita yang dengan kondisi
penyakit akut dan kasus darurat, biasanya dirawat di rumah sakit kurang dari 30 hari. Rumah
sakit perawat jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata-
rata 30 hari atau lebih. Penderita demikian mempunyaikesakitan jangka panjang.
d. Kapasitas Tempat Tidur
Rumah sakit pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan kapasitas tempat tidur sebagai pola
berikut:
1) Di bawah 50 tempat tidur
2) 50-99 tempat tidur
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
42/66
3) 100-199 tempat tidur
4) 200-299 tempat tidur
5) 300-399 tempat tidur
6) 400-499 tempat tidur
7) 500 tempat tidur dan lebih.
e. Afilasi Pendidikan
Rumah sakit berdasarkan afilisasi pendidikan terdiri atas dua jenis, yaitu rumah sakit pendidikan
dan rumah sakit non pendidikan. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang
melaksanakan program pelatihan residensidalam medik, bedah, pediatrik, dan bidang spesialis
lain. Rumah sakit yang tidak memiliki program pelatihan residensi dan tidak ada afilasi rumah
sakit dengan universitas disebut rumah sakit nonpedidikan.
d. Status akreditasi
Rumah sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah diakreditasi dan
rumah sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit yang telah diakreditasi adalah rumah sakit
yang telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan
bahwa suatu rumah sakit telah memenuhipersyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.
(http:www.ko2smath06.wordpress.com).
D. Kerangka Konsep
1. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu peubah penelitian yang dapat diukur. Variabel juga dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang yang atau objek yang mempunyai variasi antara satu
orang dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang lain (http://www.mediaskripsi.com).
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
43/66
Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu dependen dan independen:
a. Variabel Independen
Variabel independen atau variable bebas, atau peubah bebas merupakan peubah yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap peubah tak bebas. Atau yang menyebabkan
terjadinya variasi bagi peubah tak bebas (variabel dependen).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah umur ibu dan paritas.
b. Variabel Dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai peubah tak bebas atau variabel
terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pre-eklampsia.
2. Kerangka Penelitian
Kerangka dalam penelitian Pre-eklampsia di RSU. Nene Mallomo Tahun 2011.
Variabel Independen Variabel Dependen
mur Ibu
aritas
Pre eklampsia
E. Definisi Operasional
1. Umur
Umur adalah lamanya hidup seseorang sejak dilahirkan sampai sekarang yang dapat dilihat
melalui medical record, dengan kategori:
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
44/66
a. < 20 tahun
b. 2035 tahun
c. > 35 tahun
Skala : Interval
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu baik lahir hidup atau lahir mati dengan
kategori :
1) Primigravida
2) Multigravida
3) Grendenmultipara
Skala : Ordinal
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
45/66
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dengan
Pre-eklampsia di RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang pada tahun 2011.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang , dengan alasan
bahwa rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan tipe C di kabupaten Sidenreng Rappang
yang menerima rujukan dari 14 puskesmas dan pada tahun 2011.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan mulai tanggal 13 - 25 Agustus 2012.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami Pre-eklampsia di
RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang bulan Januari 2011 Desember 2011 sebanyak 33
orang.
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
46/66
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling
adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono,
2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang
kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 33 pasien yang mengalami pre-eklampsia.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder. Data sekunder
diperoleh melalui instansi terkait yaitu RSU. Nene Mallomo Sidenreng Rappang dimana data
yang dibutuhkan berasal dari Medical Record atau catatan medik di tentang kasus Pre-
eklampsia pada ibu hamil Januari 2011Desember 2011.
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Editing
Dilakukan pengecekan akan kelengkapan data pada format kuesioner terkumpul, bila terdapat
kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan, bila terdapat kesalahan atau kekurangan
dalam pengumpulan data, maka dilakukan pendataan ulang.
b. Coding
Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk mempermudah
memasukkan data ke dalam tabel.
c. Tabulating
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
47/66
Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan kesimpulan kemudian
data dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi.
2. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase data yang telah
terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dilakukan pembahasan
dengan menggunakan kepustakaan yang ada.
Persentase data diperoleh dengan menggunakan rumus distribusi sebagai berikut :
P = x 100%
n
Keterangan :
P : persentase yang dicari
f : jumlah pengamatan
n : jumlah sampel (Notoatmojo, 2010).
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
48/66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini berjudul Karekteristik ibu hamil dengan pre-eklampsiaa di RSU. Nene
Mallomo Kab. Sidenreng Rappang pada tahun 2011 dan hasilnya disajikan pada tabel di bawah
ini :
Tabel 4.1
Frekuensi Umur Ibu Hamil di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang Periode
Januari Desember 2011
No. Umur Pre-eklampsia Tidak Pre-eklampsia Tot
1 < 20 tahun 15 111 12
2 20-35 tahun 9 828 83
3 > 35 tahun 9 148 15
Jumlah 33 1087 112
Sumber: Rekam Medik RSU. Nene Mallomo kab. Sidrap
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dari 1120 ibu hamil di RSU. Nene Mallomo Kab.
Sidenreng Rappang periode JanuariDesember 2011 sebagian besar berumur 20 35 tahun
berjumlah 837 ibu hamil.
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
49/66
Tabel 4.2.
Frekuensi Paritas Ibu Hamil di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang Periode
Januari Desember 2011
No. Paritas Pre-eklampsia Tidak Pre-eklampsia Tot
1 Primigravida 18 390 40
2 Multigravida 11 609 62
3 Grandemultigravida 4 88 92
Jumlah 33 1087 112
Sumber: Rekam Medik RSU. Nene Mallomo kab. Sidrap
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dari 1120 ibu hamil di RSU. Nene Mallomo Kab.
Sidenreng Rappang periode Januari Desember 2011 sebagian besar adalah Multigravida
berjumlah 620 ibu hamil.
Tabel 4.3.
Frekuensi Pre-eklampsia Berdasarkan Umurdi RSU. Nene Mallomo
Kab. Sidenreng Rappang periode Januari Desember 2011
No.
Umur Jumlah Persentase (%)
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
50/66
1 < 20 tahun 15 45.46
2 2035 tahun 9 27.27
3 > 35 tahun 9 27.27
Jumlah 33 100
Sumber: Rekam Medik RSU. Nene Mallomo kab. Sidrap
Dari tabel 4.3, di atas dapat dilihat bahwa pre-eklampsia paling banyak dijumpai pada
ibu hamil yang berumur < 20 tahun berjumlah 15 kasus (45,46%).
Tabel 4.4
Frekuensi Pre-eklampsia Berdasarkan Paritas di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappan
periode Januari Desember 2011
No.
Paritas Jumlah Persentase (%)
1 Primigravida 18 54.55
2 Multigravida 11 33.33
3 Grandemultigravida 4 12.12
Jumlah 33 100,00
Sumber: Rekam Medik RSU. Nene Mallomo kab. Sidrap
Dari tabel 4.4, di atas dapat dilihat bahwa pre-eklampsia paling banyak dijumpai pada
ibu hamil primigravida berjumlah 18 kasus (54,55%).
B. Pembahasan
1. Kasus Ibu Hamil dengan Pre-eklampsia Berdasarkan Umur
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
51/66
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 33 kasus ibu hamil dengan pre-
eklampsia dapat dilihat bahwa pre-eklampsia paling banyak dijumpai pada ibu hamil yang
berumur < 20 tahun berjumlah 15 kasus (45,46%) sedangkan ibu hamil yang berumur 20 35
tahun dan >35 tahun berjumlah 9 kasus (27,27%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa umur yang beresiko terkena pre-eklampsia
adalah < 20 tahun. Menurut BKKBN (2007) pada umur < 20 tahun tidak termasuk umur
reproduksi sehat. Beberapa risiko yang bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun
adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat.
Selain itu Manuaba (2007) menyatakan pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah
18 tahun perlu diperhatikan karena sering terjadi anemia, hipertensi menuju pre-
eklampsiaa/eklamsia, persalinan dengan berat badan lahir rendah, kehamilan disertai infeksi,
penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan tindakan operasi. Aspek sosial yang sering
menyertai ibu hamil dengan usia muda adalah kehamilan yang belum diinginkan, kecanduan
obat dan atau perokok, arti dan manfaat antenatal care yang kurang diperhatikan. Aspek sosial
dapat menimbulkan kesulitan tumbuh kembang janin dan penyulit saat proses persalinan
berlangsung. Kini wanita karier dan terdidik banyak yang ingin hidup mandiri mengejar karier
sehingga akan terlambat menikah dan hamil diatas usia 35 tahun. Pengawasan terhadap
mereka perlu juga diperhatikan karena dapat terjadi hipertensi karena stres pekerjaan,
hipertensi dapat menjadi pemicu pre-eklampsiaa/eklamsia, diabetes melitus, perdarahan
antepartum, abortus, persalinan premature, kelainan kongenital, ganggguan tumbuh kembang
janin dalam rahim.
2. Kasus Preklampsia Berdasarkan Paritas
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
52/66
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh pre-eklampsia berdasarkan paritas
dapat dilihat bahwa kasus paling banyak dijumpai pada ibu hamil primigravida berjumlah 18
kasus (54,55%).
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Wanita yang pertama
kali hamil sedangkan umurnya dibawah 20 tahun disebut pimigravida muda. Usia terbaik untuk
seorang wanita hamil antara usia 20 tahun hingga 35 tahun. Sedangkan wanita yang pertama
hamil pada usia diatas 35 tahun disebut primigravida tua. Primigravida muda termasuk didalam
kehamilan risiko tinggi (KRT) dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam.
Risiko kematian maternal pada primigravida muda jarang dijumpai dari pada primigravida tua.
Dikarenakan pada primigravida muda dianggap kekuatannya masih baik. Sedangkan pada
primigravida tua risiko kehamilan meningkat bagi sang ibu yang dapat terkena pre-eklampsia/
eklampsia (Manuaba, 2007)
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan Corwin (2001) bahwa pada
primigravida sering mengalami stress dalam menghadapi persalinan. Stress emosi yang terjadi
pada primigravida menyebabkan peningkatan pelepasan corticotropic-releasing hormone (CRH)
oleh hipothalamus, yang kemudian menyebabkan peningkatan kortisol. Efek kortisol adalah
mempersiapkan tubuh untuk berespons terhadap semua stresor dengan meningkatkan respons
simpatis, termasuk respons yang ditujukan untuk meningkatkan curah jantung dan
mempertahankan tekanan darah. Pada wanita dengan pre-eklampsiaa/eklamsia, tidak terjadi
penurunan sensitivitas terhadap vasopeptida-vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan
besar volume darah langsung meningkatkan curah jantung dan tekanan darah.
Hipertensi pada kehamilan terjadi akibat kombinasi peningkatan curah jantung dan
resistensi perifer total. Selama kehamilan normal, volume darah meningkat secara dratis. Pada
wanita sehat, peningkatan volume darah diakomodasikan oleh penurunan responsivitas
-
5/28/2018 Pre Eklamsia Kehamilan
53/66
vaskular terhadap hormon-hormon vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan
resistensi perifer total berkurang pada kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada
wanita dengan pre-eklampsiaa/eklamsia, tidak terjadi penurunan sensitivitas terhadap
vasopeptida-vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan besar volume darah langsung
meningkatkan curah jantung dan tekanan darah (Corwin, 2001).
Selain itu, pada primigravida frekuensi pre-ekl