Prbhn Akbt Op

19
Laporan Kasus PENDAHULUAN Perubahan fungsi alat pencernaan dalam kehamilan adalah hal yang biasa. Ada tiga faktor yang menyebabkan perubahan fungsi alat pencernaan dalam kehamilan, yaitu : 1. Perubahan hormonal 2. Perubahan anatomik 3. Perubahan fisiologik Ileus obstruktif maupun ileus paralitik dapat dijumpai dalam kehamilan dan persalinan. Ilues paralitik adalah gangguan pasase usus yang mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa. Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristalsis. Obstruksi usus juga disebut obstruksi mekanik misalnya oleh strangulasi, invaginasi, atau sumbatan didalam lumen usus. Ileus dinamik dapat disebabkan oleh kelebihan dinamik seperti spasme. Ileus adinamik dapat disebabkan oleh paralisis pada peritonitis umum. 3 Insidens obstruksi usus pada kehamilan tidak berbeda dengan populasi secara umum. Mayer, dkk melaporkan insiden sebesar 1 dalam tiap 17.000 persalinan pada lebih dari 150.000 wanita yang melahirkan. Volvulus saekum adalah penyebab obstruksi pada 1/3 kasus yang dilaporkan akibat pembedahan pelvis termasuk seksio sesarea. 4 Volvulus saekum dan usus halus lebih sering terjadi pada awal masa puerpurium menurut Prat, dkk (1981), Ranjan dan 1

description

Prbhn Akbt Op

Transcript of Prbhn Akbt Op

Page 1: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

PENDAHULUAN

Perubahan fungsi alat pencernaan dalam kehamilan adalah hal yang biasa.

Ada tiga faktor yang menyebabkan perubahan fungsi alat pencernaan dalam

kehamilan, yaitu :

1. Perubahan hormonal

2. Perubahan anatomik

3. Perubahan fisiologik

Ileus obstruktif maupun ileus paralitik dapat dijumpai dalam kehamilan dan

persalinan. Ilues paralitik adalah gangguan pasase usus yang mengakibatkan

gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa. Hambatan pasase usus

dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristalsis. Obstruksi

usus juga disebut obstruksi mekanik misalnya oleh strangulasi, invaginasi, atau

sumbatan didalam lumen usus. Ileus dinamik dapat disebabkan oleh kelebihan

dinamik seperti spasme. Ileus adinamik dapat disebabkan oleh paralisis pada

peritonitis umum.3

Insidens obstruksi usus pada kehamilan tidak berbeda dengan populasi secara

umum. Mayer, dkk melaporkan insiden sebesar 1 dalam tiap 17.000 persalinan pada

lebih dari 150.000 wanita yang melahirkan. Volvulus saekum adalah penyebab

obstruksi pada 1/3 kasus yang dilaporkan akibat pembedahan pelvis termasuk seksio

sesarea.4

Volvulus saekum dan usus halus lebih sering terjadi pada awal masa puerpurium

menurut Prat, dkk (1981), Ranjan dan Boulton (1993). Perdu, dkk (1992)

mendapatkan 80 % wanita mengalami mual, muntah, dan nyeri abdomen yang

bersifat terus menerus atau kolik.

Gambaran klinis obstruksi usus adalah :

Muntah, mual

Distensi (mateorismus)

Obstipasi/konstipasi

Bising usus diam (peristaltik)

Bising usus logam (obstruktif)

Nadi cepat dan suhu meningkat akibat gangguan elektrolit

1

Page 2: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

Sindrom Ogilvie atau pseudo-obstruksi kolon yang dikarakteristik oleh distensi

abdomen yang masif dengan dilatasi saekum.4

Sindroma ini disebabkan oleh ileus kolon adinamik dan sekitar 10 % dari semua

kasus yang dilaporkan terjadi setelah persalinan.3

Faktor predisposisi obstruksi usus adalah tali-tali perlekatan akibat pembedahan

terdahulu, volvulus, intusepsi dan hernia diafragmatika.

Bahaya obstruksi usus yang sering ditakuti adalah strangulasi. Pada strangulasi

terdapat jepitan atau lilitan yang menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga

terjadi iskemia, nekrosis atau gangren. Gangren menyebabkan tanda toksis seperti

yang terjadi pada sepsis yaitu, takikardi, syok septik dengan leukositosis.3

Pemeriksaan laboratorium pada obstruksi tanpa strangulasi umumnya tidak

dapat dijadikan pedoman untuk menegakkan diagnosa. Pada foto Roentgen abdomen,

usus dibagian proksimal obstruksi melebar, mengandung cairan dan banyak udara.1,3

Penanggulangan penderita ostruksi usus adlaalh pemasangan sonde lambung,

penderita dipuasakan, rehidrasi intavena, perbaikan kadar elektrolit, serta pemberian

antibiotika.

Tindakan bedah dilakukan bila ada strangulasi, hernia inkarserata, dan tidak ada

perbaikan pada pengobatan konservatif.3

Komplikasi obstruksi usus dan ileus paralisik adalah ruptur usus besar sehingga

dianjurkan untuk melakukan dekompresi bila usus mengalami distensi sampai ukuran

10-12 cm.4

Tindakan laparotomi atau saekotomi dapat diindikasikan tetapi diperlukan

koloniskopi untuk dekompresi selama 2 hr (‘Moor, dkk, 1986).4

2

Page 3: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

LAPORAN KASUS

Nama : Ny. O.M

Umur : 33 tahun

Alamat : Singkil lingk. I

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Suku : Gorontalo / Indonesia

Pendidikan : SMP

MRS : 19 Oktober 2002 j 05.00 WITA

ANAMNESIS

Keluhan utama : nyeri bagian bawah dan ingin melahirkan.

Penderita sudah dipimpin oleh bidan selama 1 jam (j 03.30 WITA), dan karena bayi

belum lahir penderita dibawa ke RSUP Manado.

Pelepasan lendir campur darah (+)

Pelepasan air ketuban (+) sejak 03.00 WITA

Pergerakan janin masih dirasakan saat penderita MRS

Riwayat penyakit dahulu :

tekanan darah tinggi, sakit jantung, sakit ginjal, kencing manis, sakit hati

disangkal penderita. Riwayat mual muntah (+) 3 hari sebelum MRS.

Riwayat kembar tidak ada

Riwayat pernah operasi disangkal penderita

Buang air besar dan buang air kecil biasa

ANAMNESA KEBIDANAN

Riwayat Kehamilan Sekarang :

Mual, muntah, hyeri ulu hati, nyeri dada yang menjalar ke bahu, nyeri pinggang,

nyeri perut kanan bawah disangkal penderita. Buang air besar dan buang air kecil

tidak teratur dan disertai nyeri disangkal penderita.

Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal penderita.

3

Page 4: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

Pemeriksaan Antenatal (PAN) :

PAN tidak teratur

PAN dilakukan 3x di bidan

PAN pertama saat umur kehamilan 16 minggu, PAN terakhir umur kehamilan 32

minggu.

Riwayat Haid :

Haid pertama umur 13 tahun, siklus teratur dnegan lama haid 4-5 hari.

Hari pertama haid terakhir tanggal 8 Januari 2002

Taksiran tanggal partus 15 Oktober 2002.

Riwayat keluarga :

Perkawinan pertama dengan suami sekarang lamanya 12 tahun. Jumlah anak

sekarang 3 orang, jumlah anak yang diinginkan lagi 1 orang.

Keluarga Berencana :

Penderita pernah ikut KB dengan suntikan selama 2 tahun dan berhenti selama 6

bulan kemudian hamil sekarang.

Rencana sesudah melahirkan akan ikut KB suntik.

Riwayat kehamilan terahulu :

1. Tahun 1991, hamil aterm, spontan kepala di RS. Sitti Maryam, bayi perempuan

BBL 2200 gram (hidup).

2. Tahun 1995, hamil aterm, spontan kepala di RS. RSUP Manado, bayi perempuan

BBL 3800 gram (hidup).

3. Tahun 1998, hamil aterm, spontan kepala di RS. Sitti Maryam, bayi laki-laki

BBL 2200 gram (hidup).

4. Tahun 2002 (hamil ini).

PEMERIKSAAN KEBIDANAN

Status Praesens :

KU : cukup Kesadaran : kompos mentis

TB : 155 cm BB : 60 kg

TD : 110/70 mmHg, N : 96 x/menit, R : 24 x/menit, Sb : 36,8C

4

Page 5: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

Kepala : simetris

Mata : konjungtiva anemis (–) Sklera ikterus (–)

Telinga : serumen (–)

Hidung : sekret (–)

Mulut : gigi karies (+)

Tenggorok : T1/T1 hiperemis (–)

Leher : pembesaran kelenjar getah bening (–)

Thoraks : mamae : simetris, hiperpigmentasi areola dan papila (+),

benjolan (–)

Jantung : S I-II normal, bising (–)

Paru : SP bronkovesikuler, ronkhi (–), wheezing (–)

Abdomen : inspeksi : cembung, mateorismus (+)

Hepar dan lien : sukar dievaluasi

Genital : tidak ada kelainan

Ekstremitas : edema (–), refleks fisiologis (+) normal, refleks patologi (–)

Status Obstetrik :

Pemeriksaan luar :

TFU : 34 cm (3 jbpx)

Letak janin : letak kepala punggung kiri

Detak jantung anak : (+) 13-12-13

His : (+) interval 3’-4’ durasi 45”-50”

Gerak janin (+)

TBBA 3400 gram, SML 3518 gram, Johnson 3565 gram

Pemeriksaan dalam :

Effesment 90 %, pembukaan lengkap, ketuban (–), presenting part Hodge III-IV,

UUK didepan.

5

Page 6: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

RESUME MASUK

G4P3A0, 33 tahun, hamil 40-41 minggu MRS tanggal 19 Oktober 2002 jam 05.00

WITA dengan keluhan utama nyeri perut bagian bawah dan ingin melahirkan.

Penderita sudah dipimpin 1 jam oleh bidan, His (+), BJA (+), Bloody show (+),

pelepasan air (–), foetal movement (+) saat MRS, RPD (–), BAB/BAK : biasa.

HPMT 8-1-2002, PAN tidak teratur (3x) di bidan.

Riwayat kehamilan :

1. 1991, hamil aterm, spontan kepala di RS. Sitti Maryam, bayi perempuan BBL

2200 gram (hidup).

2. 1995, hamil aterm, spontan kepala di RS. RSUP Manado, bayi perempuan BBL

3800 gram (hidup).

3. 1998, hamil aterm, spontan kepala di RS. Sitti Maryam, bayi laki-laki BBL 2200

gram (hidup).

4. Saat ini.

Status praesens :

KU : cukup Kesadaran : kompos mentis

TD : 110/70 mmHg, N : 96 x/menit, R : 24 x/menit, Sb : 36,8C

Kepala : konjungtiva anemis –/–, Sklera ikterus –/–

Thoraks : C/P dbn

Abdomen : inspeksi : cembung, mateorismus (+)

Genital : tidak ada kelainan

Ekstremitas : edema (–)

Status Obstetrik :

TFU : 34 cm, letak janin : letak kepala punggung kiri

BJA (+) 13-12-13 His : (+) interval 3’- 4’ durasi 45”-50”

TBBA 3400 gram, SML 3818 gram, Johnson 3565 gram

PD : Eff. 90 %, pembukaan lengkap, ketuban (–), PP H III-IV, UUK didepan.

Diagnosa Sementara :

G4P3A0, 32 tahun, hamil 40-41 minggu, inpartu kala III.

Janin intra uterin, tunggal hidup, letak kepala HIII-IV.

6

Page 7: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

Sikap :

Kateterisasi → keluar urin 300 cc

IVFD

Pimpin mengejan

Konseling sterilisasi

Laporan Persalinan :

Tanggal 19 Oktober 2002

Jam 08.10 WITA lahir bayi laki-laki spontan LBK, BBL 3900 gram,

PBL 52 cm, AS 5-7

Jam 08.20 WITA lahir plasenta lengkap dengan selaputnya. BPL 600 gram,

PPL 50 cm

KU 2 jam Post partum :

KU : cukup Kesadaran : CM

T : 120/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit kontraksi uterus baik

Perdarahan kala III : 150 cc

Perdarahan kala IV : 100 cc

TOTAL : 250 cc

FOLLOW UP

Tanggal 19 Oktober 2002

Jam 09.00 WITA

Keluhan : Nyeri ulu hati

KU : Tampak sakit. Kesadaran : CM

T : 120 / 70 mmHg. N : 112 x/menit. R : 32 x/menit. Sb : 370 C

Kepala : Konjungtiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–

Toraks : C/P dalam batas normal

Abdomen : Inspeksi : cembung

Palpasi : lemas, nyeri tekan (+), TPU 2 JBpst,

kontraksi uterus baik

Perkusi : WD (–), mateorismus (+)

Auskultasi : peristaltik usus (–)

7

Page 8: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

Ekstremitas : (–) edema

Diagnosis : P4A0 35 tahun post partum 1 jam + susp ileus paralitik.

Lahir bayi laki-laki spontan LBK, BBL 3900 gram, PBL 52 cm,

AS 5–7

Sikap : IVFD RL : Dekstrosa 5 % : NaCl 0,9 % = 1 : 1 : 1 guyur

Pasang kateter → keluar urin warna kecoklatan ± 100 cc

Ranitidin injeksi 3 x 1

Klindamisin 3 x 1 injeksi

Observasi tanda-tanda vital

Observasi balance cairan

Konsul interna

Konsul bedah

Jam 10.45 WITA

Hb : 11,6 gr%, leukosit : 12.000 mg/dL, trombosit : 250.000

T : 120 / 80 mmHg, N : 92 x/menit, R : 28 x/menit

Jam 12.00 WITA

T 120 / 80 mmHg, N : 92 x/menit, R : 28 x/menit

Urine kateter : 650 cc

Jam 17.00 WITA

Pasang NGT → keluar cairan berwarna hijau ± 200 cc

Jawaban konsul interna :

- IVFD Asering : Dekstrosa 5% : Kaen B : Aminofel = 2 : 2 : 1 : 1 40 gtt/menit

- Puasakan

- Bila urin sedikit injeksi 2 Amp lasix IV

Tanggal 20 Oktober 2002

Jam 08.00 WITA

Keluhan : perut kembung

KU : Tampak sakit. Kesadaran : CM

T : 120 / 80 mmHg. N : 100 x/menit. R : 30 x/menit. Sb : 37,5 C

8

Page 9: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

Kepala : Konjungtiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–

Toraks : C/P dalam batas normal

Abdomen : Inspeksi : cembung

Palpasi : lemas, nyeri tekan (–)

Perkusi : WD (–), mateorismus (+)

Auskultasi : peristaltik usus (–) menurun

BAB (–), BAK (+) urine kateter 400 cc warna jernih

St. Puerpuralis:Mamae : laktasi –/–, infeksi –/–

Uterus : TFU 2 Jbpst, kontraksi baik

Lochia : rubra

Diagnosis : P4A0 35 tahun post partum hari ke-1 + Susp ileus paralitik.

Lahir bayi laki-laki spontan LBK, BBL 3900 gram, PBL 52 cm,

AS 5–7

Sikap : IVFD Asering : Dekstrosa 5% : Kaen B : Aminofel = 2 : 2 : 1 : 1

40 gtt/menit

Ranitidin injeksi 3 x 1

Ampisilin inj 3 x 1

Foto polos abdomen

Lapor konsulen

Jam 11.00 WITA

T 120 / 80 mmHg, N : 120 x/menit, R : 40 x/menit, Sb : 36,9C

NGT → keluar cairan berwarna kehijauan ± 100 cc

NaCl BNO 3 porsi

Konsul interna

Konsul bedah

Instruksi konsulen :

- Perhatikan balance cairan ± 3000 cc/24 jam

- Observasi ketat

- Laboratorium : elektrolit darah

9

Page 10: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

Tanggal 21 Oktober 2002

Jam 08.00 WITA

Keluhan : perut kembung, belum flatus

KU : Tampak sakit, Kesadaran : CM

T : 120/80 mmHg. N : 120 x/menit. R : 32 x/menit. Sb : 36,9C

Kepala : Konjungtiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–

Toraks : C/P dalam batas normal

Abdomen : Inspeksi : cembung, gambaran usus (–)

Palpasi : lemas, nyeri tekan (–)

Perkusi : WD (–), mateorismus (–)

Auskultasi : peristaltik usus (+) menurun

Ekstremitas : edema (–)

St. Puerpuralis :

Mamae : laktasi –/–, infeksi –/–

Uterus : TFU 2 Jbpst, kontraksi baik

Lochia : rubra

Diagnosis : P4A0 35 tahun post partum hari ke-2 + susp ileus paralitik.

Lahir bayi laki-laki spontan LBK, BBL 3900 gram, PBL 52 cm,

AS 5–7

Sikap :

- Balance cairan dengan kateter, NGT, IVFD

IVFD Asering : Dekstrosa 5% : Kaen B : Aminofel = 2 : 2 : 1 : 1 40 gtt/menit

- Rawat bersama interna

- Alinamin injekdi 3 x 1 ampul

- Ranitidin injeksi 3 x 1 ampul

- Ampisilin injeksi 3 x 1 ampul

Jawaban konsul Bedah : - Hemmoroid gr. II – Borraginal cream

- Dibidang bedah tidak ada penanganan khusus

Jawaban konsul Radiologi : gambaran ileus paralitik/obstipasi (–)

Hasil laboratorium :

Ureum : 28 mg/dL Na : 140 MEQ

Kreatinin : 210 mg/dL K : 217 MEQ

10

Page 11: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

Asam urat : 210 mg/dL Cl : 103 MEQ

SGOT : 25 mg/dL LED : 83 mm/jam

SGPT : 15 mg/dL

Kesimpulan : Hipokalemia

Instruksi Interna : KCl drips 25 u gr 12 gtt/menit labortatorium : periksa Kalium

ulang

Jam 14.00

Keluhan : BAB encer ± 5x

Tanggal 22 Oktober 2002

Keluhan : (–)

KU : Cukup. Kesadaran : CM

T : 120/80 mmHg. N : 100 x/menit. R : 32 x/menit. Sb : 36,7C

Kepala : Konjungtiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–

Toraks : C/P dalam batas normal

Abdomen : Inspeksi : agak cembung

Palpasi : lemas, NT (–)

Perkusi : WD (–)

Auskultasi : peristaltik usus (+) menurun

Ekstremitas : edema (–)

BAB : cair 1x BAK : urine kateter.

St. Puerpuralis :

Mamae : laktasi –/–, infeksi –/–

Uterus : TFU 2 Jbpst, kontraksi baik

Lochia : rubra

Diagnosis : P4A0 post partum hr ke-3 + Hipokalemia

Lahir bayi laki-laki spontan LBK BBL 3900 gram, PBL 52 cm,

AS 5-7

Sikap : IVFD Asering : D 5% : Kaen 3B : Aminoven = 2:2:1:1

Ampisilin inj 3x1

Ranitidin inj 3x1

Metronidazole 2x1

NGT – aff

11

Page 12: Prbhn Akbt Op

Laporan Kasus

Tanggal 23 Oktober 2002

Keluhan : (–)

KU : Cukup, Kesadaran : CM

T : 120 / 80 mmHg. N : 96 x/menit. R : 32 x/menit. Sb : 36,60 C

Kepala : Konjungtiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–

Toraks : C/P dalam batas normal

Abdomen : Inspeksi : agak cembung

Palpasi : lemas, TFU 1 jbpst, kontraksi baik

Perkusi : WD (–)

Auskultasi : peristaltik usus (+)

Ekstremitas : edema –/–

BAB (+) cair 2x, BAK (+)

Diagnosis : P4A0 post partum hr ke-4 + Hipokalemia

Lahir bayi laki-laki spontan LBK, BBL 3900 gram, PBL 52 cm,

AS 5-7

Sikap : penderita pulang paksa

Ampisilin tab 3x1

Metronidazole 2x1

Ranitidin 2x150 mg

12

Page 13: Prbhn Akbt Op

LAPORAN KASUS

POST PARTUM DENGAN ILEUS PARALITIK

Oleh :

Frida S. Wanane

90 01 098

Pembimbing :

Dr. Ny. M. F. Taniowas-Loho, SpOG. KFER

BAGIAN / SMF OBSTETRI & GINEKOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGIMANADO2 0 0 2