PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

160
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP (INVESTIGASI) DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PENULISAN LAPORAN WAWANCARA SISWA KELAS VIII SMPN SATAP 4 LIUKANG TUPABIRING PULAU KARANRANG KABUPATEN PANGKEP TESIS HERMAWATI NIM: 04034622009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2012

Transcript of PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

Page 1: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP (INVESTIGASI) DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENULISAN LAPORAN WAWANCARA SISWA KELAS VIII SMPN SATAP 4 LIUKANG TUPABIRING PULAU KARANRANG

KABUPATEN PANGKEP

TESIS

HERMAWATI NIM: 04034622009

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2012

Page 2: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP (INVESTIGASI) DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PENULISAN LAPORAN

WAWANCARA SISWA KELAS VIII SMPN SATAP 4 LIUKANG TUPABIRING PULAU KARANRANG KABUPATEN PANGKEP

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister

Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh

HERMAWATI

NIM: 04034622009

kepada

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2012

Page 3: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

ii

TESIS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP (INVESTIGASI) DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PENULISAN LAPORAN

WAWANCARA SISWA KELAS VIII SMPN SATAP 4 LIUKANG TUPABIRING PULAU KARANRANG KABUPATEN PANGKEP

yang disusun dan diajukan oleh

HERMAWATI NIM: 04034622009

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25 Juni 2012

Menyetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Kamaruddin, M. A. Dr. Abd. Rahman Rahim, M. Hum. Ketua Sekretaris

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Universitas Muhammadiyah Pendidikan Bahasa Makassar, dan Sastra Indonesia Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M. Pd. Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum. NBM 988 463 NBM 866 922

Page 4: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR PROGRAM PASCASARJANA

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp. 0411866972 Fax 0411-865588 Makassar 90221

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI

Judul Tesis :Penerapan Metode Pembelajaran Co-Op Co-Op (Investigasi) dalam Peningkatan Kemampuan Penulisan Laporan Wawancara Siswa Kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep

Nama Mahasiswa : Hermawati NIM : 04034622009 Program Studi : Pendidikan Bahasa Kekhususan : Bahasa dan Sastra Indonesia Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Penguji Tesis pada tanggal 25 Juni

2012 dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan dan dapat diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Juni 2012

Tim Penguji:

1. Prof. Dr. H. Kamaruddin, M. A. (………………………….) (Ketua/Pembimbing/Penguji)

2. Dr. Abd. Rahman Rahim, M. Hum. (………………………….) (Sekretaris/Pembimbing/Penguji)

3. Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M.,M.Pd. (………………………….) (Penguji)

4. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. (………………………….) (Penguji)

Page 5: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini;

Nama Mahasiswa : Hermawati NIM : 04034622009 Program Studi : Pendidikan Bahasa Kekhususan : Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Juni 2012

Yang menyatakan,

Hermawati

Page 6: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

v

PRAKATA

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa taala

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul ”Penerapan Metode Pembelajaran Co-op Co-op (Investigasi) dalam

Peningkatan Kemampuan Penulisan Laporan Wawancara Siswa Kelas VIII SMPN

Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep” Tesis ini diajukan

guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dalam bentuk

bimbingan, saran, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang telah membantu penulis.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. H. Kamaruddin, M. A. pembimbing I

dan Dr. Abd. Rahman Rahim, M. Hum. pembimbing II yang telah membimbing,

mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar dan Direktur Program Pascasarjana Universitas

Page 7: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

vi

Muhammadiyah Makassar beserta staf, yang telah memberikan bantuan dan

kemudahan kepada penulis, baik pada waktu mengikuti perkuliahan, penelitian,

maupun pada saat penulisan tesis. Ucapan terima kasih pula kepada seluruh dosen

dan Ketua Prodi. Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah membekali penulis

berbagai pengetahuan selama perkuliahan sampai pada hasil penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru kelas VIII SMPN Satap

4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep yang telah membantu

penulis dalam melaksanakan penelitian, dan semua guru di SMPN Satap 4 Liukang

Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep yang telah membantu selama

penelitian berlangsung. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan kepada seluruh keluarga yang senantiasa setia mendoakan penulis agar

dapat meraih kesuksesan.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat terhadap pengembangan

pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia.

Semoga bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak mendapatkan pahala dari

Allah swt.

Makassar, Juni 2012

Penulis,

Page 8: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

vii

ABSTRAK

HERMAWATI, 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Co-op Co-op (Investigasi) dalam Peningkatan Kemampuan Penulisan Laporan Wawancara Siswa Kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep, dibimbing oleh Kamaruddin sebagai Ketua Komisi dan Abd. Rahman Rahim sebagai Sekretaris.

Tujuan penelitian, yaitu meningkatkan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian penerapan metode pembelajaran co-op co-op (investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep Tahun Pelajaran 2011/2012. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, tes menulis, dan alat perekam. Teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Proses pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op dalam peningkatan pembelajaran co-op co-op (investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep dilaksanakan selama dua siklus. Pada siklus I, proses mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan mengalami dikategorikan masih kurang. Hal ini disebabkan oleh perhatian, antusiasme, dan kemampuan siswa menjadi investigasi sebagai bentuk co-op co-op yang kurang memadai. Selain itu, guru belum menuntun dan membimbing secara totalitas kepada siswa dalam melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op. Namun, proses pelaksanaan mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan pada siklus II sudah meningkat yang didukung oleh perhatian, semangat belajar, kesenangan, serta keterampilan siswa melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op terhadap temannya. Dengan demikian, proses pelaksanaan siklus I rata-rata dikategorikan kurang dan meningkat pada siklus II menjadi kategori tinggi. (2) Penilaian pembelajaran dalam penerapan pembelajaran co-op co-op (investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep siklus I dikategorikan sedang dengan ketuntasan (5,71%) yang mampu mendapatkan nilai 70 ke atas. Namun, pada siklus II meningkat menjadi kategori tinggi dengan ketuntasan mencapai 91,42% yang mendapat nilai 70 ke atas.

Page 9: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

viii

ABSTRACT HERMAWATI, 2012. Applying Co-Op Co-Op Learning Method (Investigation) To Increase Writing Skill of Interview Report of the Student Second Grade of SMP Negeri Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep. (supervised by Kamaruddin as the head of commission and Abdul Rahman Rahim as secretary)

The purpose of this research was to describe®- of planning, conduction

planning, and applying assement method of co-op co-op learning (investigation) to increase writing skill of interview report of the student second grade of SMP Negeri Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep. The used approach in this research was qualitative approach. The type of this research is class room action research. This research was conducted in the second of SMP Negeri Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep. Instrument to be used was observation, writing test, and recording tools. Tecnic analyzed to be used is descriptip qualitative.

The result of this research showed that (1) the learning proces by applying investigation method in the form of co-op co-op learning (investigation) to increase writing skill of interview report of the student second grade of SMP Negeri Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep that was conducted for two cycles. In the first cycles, the proces to change interview text becomed report was categirazed still less. It was due to an attention, enthusiasm, and the student ability hi doing investigation on the form of co-op co-op were still low. Beside that, the teacher didn't guide to the student yet hi doing investigation on the form of co-op co-op. Nevertheless, the process of changing interview text becoming a report on second cycle had incresed that was supported by attention, learning spirit, attractiveness, and the student's skill to do investigation in the form of co-op co-op. So that, the processof the first cycle implementing was categorized still less and increase on the second cycle becomed high category. (2) the learning asseement in applying learning co-op co-op (investigation) to increase writing skill of interview report of the student second grade of SMP Negeri Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep the first cycle was categorized in fan- with the achievement (5,71 %) which got score about 70 and over. But, hi the second cycle becomed high with the achievement (91,42 %) which got score 70 and over.

Page 10: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv

PRAKATA v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI ix

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 8

D. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 10

A. Tinjauan Pustaka 10

B. Kerangka Pikir 38

BAB III METODE PENELITIAN 40

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 40

B. Desain Penelitian 40

C. Definisi Istilah 41

Page 11: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

x

D. Data dan Sumber Data 42

E. Instrumen Penelitian 43

F. Teknik Pengumpulan Data 44

G. Prosedur Penelitian 44

H. Teknik Analisis Data 48

I. Indikator Keberhasilan 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50

A. Hasil Penelitian 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian 104

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 113

A. Simpulan 113

B. Saran 114

DAFTAR PUSTAKA 116

LAMPIRAN 118

Page 12: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP pada dasarnya bertujuan membekali

peserta didik keterampilan berkomunikasi secara efektif dan efisien dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis. Perubahan atau pergantian kurikulum selalu menimbulkan

masalah dan kebingungan bagi semua yang terlibat dalam kegiatan pendidikan,

terutama guru. Apa pun kurikulumnya, guru bahasa Indonesia harus tetap berpegang

pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Guru perlu terus berusaha meningkatkan

kemampuannya dan terus belajar untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didik.

Karena kurikulum yang berlaku pada beberapa tahun terakhir ini adalah Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru harus mengenal, membekali diri, dan

menyiasati kurikulum ini. Dengan demikian, guru dapat menghadapi dan

menanggulangi masalah-masalah yang muncul dalam tugas-tugas

profesionalismenya.

KTSP 2006 telah mampu memberikan sebuah tatanan baru dalam

pembelajaran. Salah satu langkah awal dalam pembelajaran, yaitu keterampilan

berbahasa. Tujuan pembelajaran keterampilan berbahasa dilakukan untuk

mendapatkan output (hasil) yang terampil dalam bidang kebahasaan. Pembelajaran

berbahasa yang dimaksudkan adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis. Keempat keterampilan tersebut mampu menawarkan sebuah resolusi

Page 13: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

2

dalam menunjukkan kompetensi dirinya apabila dilaksanakan secara tepat. Salah satu

pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih menunjukkan kompetensinya, serta

menjadi diri sendiri adalah keterampilan menulis.

Standar kompetensi menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia

merupakan upaya untuk menunjukkan jati dirinya sebagai pribadi yang mampu,

karena siswa akan mampu menuangkan ide/gagasannya, perasaannya, dan

pendapatnya dalam bentuk tulisan sesuai dengan keinginannya. Sejalan dengan

kenyataan tersebut, Syafi’ie (1998: 26) mengemukakan bahwa menulis adalah

menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan dan informasi ke dalam bentuk

tulisan dan kemudian mengirimkannya kepada pembaca (orang lain). Oleh karena

itu, menulis dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang produktif.

Keterampilan menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang

berorientasi pada reproduksi merupakan suatu hal yang paling kompleks yang

membutuhkan beberapa syarat penguasaan kosakata, ketatabahasaan, kemampuan

menyusun dan merangkaikan gagasan, serta mengembangkan gagasan dalam suatu

kebutuhan yang logis, padat, dan mudah dipahami. Oleh karena itu, siswa sangat

dituntut dapat menguasai aspek-aspek yang termuat dalam keterampilan menulis agar

dapat menuangkan gagasannya secara terpadu dan dalam bahasa yang dapat

dimengerti oleh pembacanya.

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang menggunakan proses berpikir.

Proses berpikir tersebut dilakukan penulis dalam dua hal, yakni apa dan bagaimana

cara menulis. Apa yang ditulis berkaitan dengan gagasan atau materi yang akan

Page 14: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

3

ditulis, sedangkan bagaimana cara menulis berkaitan dengan pengembangan

gagasan. Proses menggali materi yang akan ditulis dilakukan melalui kegiatan

pemilihan topik, pengumpulan bahan, perencanaan penataan tulisan, penetapan

tujuan menulis dan pengembangan gagasan. Sejalan dengan pernyataan tersebut,

Enre (1994: 163) mengatakan bahwa salah satu tugas penting seorang penulis ialah

menguasai cara menulis dan berpikir akan banyak membantu dalam usaha

pencapaian sesuatu tujuan yang penting.

Hasil pengamatan peneliti, menunjukkan bahwa rata-rata siswa kurang

menyukai pembelajaran menulis. Hal ini disebabkan oleh sulitnya mengorganiasikan

tulisannya dengan tepat. Siswa menganggap bahwa menulis membutuhkan

kelengkapan syarat yang harus dipenuhi sehingga menjadi suatu beban moril yang

ditanggung. Kondisi ini memungkinkan terciptanya minat rendah terhadap kegiatan

pembelajaan menulis. Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis

tidak secara langsung diketahui oleh guru. Hal ini disebabkan oleh guru yang kurang

memahami keinginan siswanya dalam pembelajaran sehingga berimbas pada siswa

yang semakin tidak menyenangi pembelajaran tersebut. Dengan kata lain, tidak

terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.

Salah satu keterampilan menulis yang dirasakan sulit bagi siswa kelas VIII

SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep adalah

menulis laporan hasil wawancara. Berdasarkan pengamatan selama ini sebagai

pengajar di sekolah ini adalah tingkat penguasaan siswa menulis laporan wawancara

sangat rendah. Perolehan nilai rata-rata semester yang lalu pada aspek menulis

Page 15: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

4

laporan wawancara rata-rata belum mencapai KKM sehingga dilakukan program

remedial dengan tujuan menuntaskan kemampuan siswa menulis laporan wawancara.

Rendahnya kemampuan siswa menulis laporan wawancara disebabkan oleh

kemampuan siswa mendapatkan dan memahami informasi dari narasumber.

Informasi yang telah diperoleh dari narasumber sulit pula dikomunikasikan dalam

bentuk tulisan laporan. Ketidakmampuan siswa mendapatkan dan memahami

informasi dari narasumber karena kemampuan melakukan proses wawancara yang

kurang, ketidakmampuan melakukan tanya jawab terhadap narasumber untuk

memperoleh informasi, serta ketidaktahuan meramu dan mengomunikasikan

informasi dalam bentuk tertulis yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

Sehubungan dengan hal tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya

menulis laporan akan lebih efektif apabila terjadi komunikasi langsung tentang

kesulitan dan keinginan siswa dalam pembelajaran tersebut. Namun, siswa jarang

mengemukakan kesulitan atau harapannya terhadap pembelajaran menulis laporan

kepada guru sehingga guru tidak mengantisipasi hal tersebut. Artinya, guru tidak

benar-benar mengetahui gambaran tentang perkembangan belajar siswa, khususnya

pembelajaran menulis laporan.

Mencermati uraian tersebut, menulis laporan memegang peranan kunci dalam

dunia pendidikan mulai dari tingkat sekolah lanjutan sampai di perguruan tinggi. Hal

ini perlu dikemukakan karena banyak siswa yang mengalami kesulitan jika diberi

tugas oleh guru untuk menulis laporan. Dengan demikian, alangkah idealnya jika

Page 16: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

5

latihan menulis laporan mulai diintensifkan di tingkat sekolah menengah pertama.

Kalau usaha ini dilakukan dengan baik, maka siswa diharapkan memiliki

keterampilan menulis laporan.

Berdasarkan pengalaman penulis, area kesulitan para siswa dalam menulis

laporan secara umum yaitu prosedur penulisan dan kemampuan memformulasikan

ide di dalam kalimat bahasa Indonesia ragam ilmiah dengan tepat. Khusus poin

memformulasikan ide di dalam kalimat bahasa Indonesia ragam ilmiah dengan tepat

memang merupakan sebuah keterampilan yang sulit dilakukan oleh siswa. Hal ini

disebabkan oleh banyak hal, seperti siswa harus menguasai tata bahasa dan kaidah

bahasa Indonesia baku. Hal inilah yang banyak tidak mampu dilakukan oleh siswa

sehingga dalam menulis karya ilmiah banyak terjadi kesalahan berbahasa.

Fenomena yang sering terjadi tersebut harus diatasi. Untuk mengatasi kendala

pembelajaran menulis laporan, guru hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam

memilih strategi pembelajaran sehingga minat dan motivasi siswa dalam menulis

laporan semakin meningkat. Strategi yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut,

yaitu penerapan metode pembelajaran co-op co-op (investigasi).

Pelaksanaannya dilakukan dengan mengajarkan siswa melakukan investigasi

terhadap narasumber. Setelah itu, informasi yang diperoleh diubah menjadi laporan

berdasarkan hasil wawancara. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa

metode co-op co-op dapat dijadikan sebagai metode yang tepat untuk membantu

memudahkan siswa dalam menciptakan sebuah tulisan yang berbentuk laporan. Hal

ini dinyatakan sebab melalui kegiatan co-op co-op (investigasi) dengan narasumber

Page 17: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

6

banyak informasi yang dapat diperoleh. Informasi yang diperoleh tersebut langsung

dapat diformulasikan dalam bentuk tulisan yang sistematis.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik meneliti tentang kemampuan

siswa menulis laporan hasil wawancara dengan judul “Penerapan Metode

Pembelajaran co-op co-op (Investigasi) dalam Peningkatan Kemampuan Penulisan

Laporan Wawancara Siswa Kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau

Karanrang Kabupaten Pangkep.” Hal ini dilakukan karena penelitian yang relevan

masih kurang. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Fatimah (2006) dengan judul:

Kemampuan Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Makassar Mengubah Teks Wawancara

Menjadi Bentuk Paragraf.” Hasilnya menunjukkan bahwa siswa belum mampu

mengubah teks wawancara menjadi paragraf. Selanjutnya, Sartika (2010) dengan

judul ”Keterampilan Menggunakan Teks Wawancara Menjadi Laporan Ilmiah Siswa

Kelas VII SMP Negeri 1 Lilirilau Kabupaten Soppeng.” Hasilnya menujukkan

bahwa siswa terampil menggunakan dan mengubah teks wawancara menjadi bentuk

laporan ilmiah. Namun, ada kendala yang dihadapi oleh siswa dari segi penggunaan

bahasa dan sistematika penulisan laporan ilmiah.

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap problematik pembelajaran

menulis laporan hasil wawancara di kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring

Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep, karena masih ada siswa yang belum dapat

mengubah hasil wawancara ke dalam bentuk laporan. Padahal, materi itu sudah

diajarkan sejak kelas VII. Dalam Kurikulum 2006 (KTSP) Bahasa Indonesia untuk

SMP kelas VIII terdapat materi menulis laporan dan menulis hasil wawancara. Selain

Page 18: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

7

itu, penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengukur tingkat kemampuan

mengembangkan teks wawancara menjadi laporan sekaligus untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap konsep pengajaran menulis laporan diterapkan di sekolah

tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, masalah penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimanaah perencanaan penerapan metode pembelajaran co-op co-op

(investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan

wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau

Karanrang Kabupaten Pangkep?

2. Bagaimanaah pelaksanaan metode pembelajaran co-op co-op (investigasi)

dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa

kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang

Kabupaten Pangkep?

3. Bagaimanaah penilaian penerapan metode pembelajaran co-op co-op

(investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan

wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau

Karanrang Kabupaten Pangkep?

Page 19: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

8

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan metode pembelajaran co-op

co-op (investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara

siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten

Pangkep. Secara khusus, tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengkaji perencanaan penerapan metode pembelajaran co-op co-op

(investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan

wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau

Karanrang Kabupaten Pangkep.

2. Mengkaji pelaksanaan metode pembelajaran co-op co-op (investigasi)

dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa

kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang

Kabupaten Pangkep.

3. Mengkaji penilaian penerapan metode pembelajaran co-op co-op

(investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan

wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau

Karanrang Kabupaten Pangkep.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis. Secara

teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih rinci

dan mendalam mengenai penerapan metode pembelajaran co-op co-op (investigasi)

Page 20: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

9

dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII

SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran terhadap guru-guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP untuk

menyusun metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

terutama (a) peningkatan kemampuan menulis laporan berdasarkan teks wawancara;

(b) sebagai bahan masukan yang berguna bagi penyusun buku atau materi pelajaran

dan penyusun kurikulum pembelajaran dalam menentukan kebijakan pembelajaran,

khususnya pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama; (c)

sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang sejenis dengan penelitian ini.

Page 21: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Metode Pembelajaran Co-op Co-op (Investigasi)

a. Konsep Metode Pembelajaran Co-op Co-op (Investigasi)

Co-op co-op adalah sebuah bentuk Group investigation. Slavin (2008: 22)

menyatakan bahwa co-op co-op memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama

dalam kelompok-kelompok kecil, pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka

tentang dirinya dan dunia, dan selanjutnya memberikan kesempatan untuk saling

berbagi pemahaman baru dengan teman-teman sekelasnya. Metodenya sederhana dan

fleksibel.

Co-op co-op sebagai sebuah bentuk group investigation (kelompok

investigasi) dikembangkan oleh Shiomo dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv,

merupakan perencanaan pengaturan-kelas yang umum di mana para siswa bekerja

dalam kelompok kecil dengan menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi

kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif (Sharan and Sharan dalam

Slavin, 2008: 24). Dalam metode ini, para siswa dibebaskan membentuk

kelompoknya sendiri yang terdiri atas dua sampai enam orang anggota. Kelompok

ini kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari oleh seluruh kelas,

membagi topik-topik ini menjadi tugas pribadi, dan melakukan kegiatan yang

diperlukan untuk mempersipkan laporan kelompok.

10

Page 22: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

11

Group investigation memiliki akar filosofis, etis, psikologi penulisan sejak

awal tahun abad ini. Paling terkenal di antara tokoh-tokoh termuka dan orientasi

pendidikan ini adalah John Dewey. Pandangan Dewey terhadap kooperatif di dalam

kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa menghadapi berbagai masalah kehidupan

yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Kelas adalah sebuah tempat kreativitas

kooperatif di mana guru dan siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan

pada perencanaan mutual dan berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan

mereka masing-masing. Pihak yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala

aspek kehidupan sekolah, membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa

yang mereka kerjakan. Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini.

Rencana kelompok adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para

siswa.

Sebuah metode investigasi-kooperatif dan pembelajaran di kelas diperoleh

dari premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran

sekolah melibatkan nilai-nilai yang didukungnya. Group investigation tidak akan

dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung

dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dan

pembelajaran di dalam kelas (Suprijono, 2010: 93). Komunikasi dan interaksi

kooperatif di antara sesama teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila

dilakukan dalam kelompok kecil, karena pertukaran di antara teman sekelas dan

sikap-sikap kooperatif bisa terus bertahan. Aspek ras sosial dan kelompok,

pertukaran intelektualnya, dan maksud dari subjek yang berkaitan dengannya dapat

Page 23: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

12

bertindak sebagai sumber-sumber penting maksud tersebut bagi usaha para siswa

untuk belajar (Slavin, 2008: 2145).

1) Menguasai Kemampuan Kelompok

Kesuksesan implementasi dan group investigation sebelumnya menuntut

pelatihan dalam kemampuan komunikasi dan sosial. Fase ini sering disebut sebagai

meletakkan landasan kerja atau pembentukan tim. Guru dan siswa melaksanakan

sejumlah kegiatan akademik dan nonakademik yang dapat membangun norma-norma

perilaku kooperatif yang sesuai di dalam kelas.

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi yang

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan, analisis, dan mensistesiskan

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat

multiaspek. Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi, dan tidak boleh dirancang

hanya untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat faktual (siapa, apa,

kapan, dan sebagainya). Misalnya, group investigation akan sangat ideal untuk

mengajari tentang pelajaran sejarah dan budaya dan sebuah negara atau tentang

pelajaran biologi hutan hujan, tetapi tidak sesuai digunakan untuk mengajari

pelajaran kemampuan pemetaan atau unsur-unsur tabel periodik. Secara umum, guru

merancang sebuah topik yang cakupannya luas, di mana para siswa selanjutnya

membagi topik tersebut ke dalam subtopik. Subtopik ini merupakan sebuah hasil

Page 24: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

13

perkembangan dan ketertarikan dan latar belakang siswa, yang sama halnya dengan

pertukaran gagasan di antara para siswa.

Sebagai bagian dari investigasi, para siswa mencari informasi dan berbagai

sumber, baik di dalam maupun di luar kelas. Sumber-sumber seperti (bermacam-

macam buku, institusi, orang) menawarkan sederetan gagasan, opini, data, solusi,

ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari. Para siswa

selanjutnya mengevaluasi dan mensistesiskan informasi yang disumbangkan oleh

tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan buah karya kelompok.

2) Perencanaan Kooperatif

Group investigation mementingkan perencanaan kooperatif bagi siswa.

Anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dan

tuntutan dari proyek. Siswa bersama menentukan yang ingin diinvestigasikan

sehubungan dengan upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi; sumber apa

yang dibutuhkan; siapa akan melakukan apa; dan bagaimana menampilkan proyek

yang sudah selesai ke hadapan kelas. Biasanya ada pembagian tugas dalam

kelompok yang mendorong tumbuhnya interdependensi yang bersifat positif di

antara angota kelompok.

Kemampuan perencanaan kooperatif harus diperkenalkan secara bertahap ke

dalam kelas dan dilatih dalam berbagai situasi sebelum kelas tersebut melaksanakan

proyek investigasi berskala penuh. Guru dapat memimpin diskusi dengan seluruh

Page 25: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

14

kelas atau dengan kelompok-kelompok kecil, untuk memunculkan gagasan-gagasan

untuk menerapkan tiap aspek kegiatan kelas.

3) Peran Guru

Dalam kelas yang melaksanakan proyek group investigation, guru bertindak

sebagai nara sumber dan fasilitator. Guru tersebut berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya, dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi dalam interaksi kelompok, termasuk masalah

dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan proyek

pembelajaran.

Peran guru ini dipelajari dengan praktik sepanjang waktu, seperti halnya

peran siswa. Pertama dan terpenting adalah guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa. Banyak kesempatan bagi

guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan, seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan kelompok-

kelompok kecil. Dalam diskusi ini guru membuat model-model dan berbagai

kemampuan: mendengarkan, membuat ungkapan, memberi reaksi yang tidak

menghakimi, mendorong partisipasi, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa co-op co-op adalah metode

pembelajaran yang berbasis investigasi yang pelaksanaannya di kelas berorientasi

pada penggalian, pencarian, dan penelusuran informasi yang sedetail-detailnya.

Page 26: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

15

b. Implementasi Metode Co-Op Co-Op (Investigasi)

Dalam Co-op co-op atau group investigation, para murid bekerja melalui

enam tahap. Tahap-tahap ini dan komponen-komponennya dijabarkan di bawah ini

dan selanjutnya digambarkan secara rinci. Guru perlu mengadaptasikan pedoman ini

dengan latar belakang, umur, dan kemampuan para murid. Sama halnya seperti

penekanan waktu, tetapi pedoman-pedoman ini cukup bersifat umum untuk dapat

diaplikasikan dalam skala kondisi kelas yang luas (Slavin, 2008: 218).

Adapun tahap implementasi metode co-op co-op menurut (Slavin, 2008:

229), yaitu:

1) Diskusi Kelas Terpusat pada Siswa

Pada awal memulai unit pelajaran di kelas di mana Co-op Co-op digunakan,

guru mendorong para siswa untuk menemukan dan mengekspresikan ketertarikan

sendiri terhadap subjek yang akan dicakupi. Serangkaian kegiatan membaca,

menyampaikan pelajaran, atau pengalaman dapat dilakukan untuk tujuan ini. Lalu

melakukan diskusi kelas yang terpusat pada siswa. Tujuan dan diskusi ini dapat

meningkatkan keterlibatan siswa dalarn pembelajaran unit pelajaran dengan

membuka dan memancing rasa ingin tahu, bukan untuk mengarahkan kepada topik

khusus untuk dipelajari. Diskusi mengarah pada sebuah pemahaman di antara guru

dan semua siswa mengenai yang ingin dipelajari dan dialami oleh para siswa

sehubungan dengan topik yang akan dicakupi.

Page 27: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

16

Waktu yang dibutuhkan untuk langkah pertama tergantung pada bagian yang

diperluas yang merupakan bagian berbeda disebabkan oleh perbedaan ketertarikan

terhadap topik. Pentingnya diskusi terpusat pada siswa yang pertama tidak bisa

dipandang rendah. Co-op Co-op berpotensi menjadi tidak sukses bagi tiap siswa

yang tidak memiliki ketertarikan aktif terhadap topik yang berhubungan dengan unit

pelajaran dan yang tidak termotivasi untuk belajar lebih banyak tentang topik

tersebut.

2) Menyeleksi Tim Pembelajaran Siswa dan Pembentukan Tim

Apabila para siswa belum mulai bekerja dalam tim, perlu mengaturnya ke

dalam tim heterogen yang terdiri atas empat sampai lima anggota seperti dalam

STAD. Lalu menggunakan latihan pembentukan tim dan menugasi mengerjakan

unit-unit pelajaran. Para siswa perlu memiliki kelompok kerja dengan kemampuan

yang baik dan kepercayaan yang terbangun sebelum memulai Co-op Co-op.

3) Seleksi Topik Tim

Pada langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa memilih topik

untuk timnya. Apabila pemilihan topik tim tidak langsung diikuti dengan diskusi

kelas berpusat pada siswa, perlu mengingatkan siswa (melalui papan tulis, OHP, atau

selebaran) topik yang merupakan topik yang paling banyak menarik perhatian

seluruh kelas. Lalu menunjukkan bahwa tim dapat bekerja sama paling baik dalam

menyadari tujuan-tujuan kelas apabila mereka memilih topik yang berhubungan

dengan topik yang paling menarik bagi kelas. Mendorong para siswa untuk

Page 28: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

17

mendiskusikan berbagai macam topik di antara anggota kelompok sendiri supaya

dapat memastikan topik yang paling banyak menarik perhatian anggota timnya.

4) Pemilihan Topik Kecil

Begitu kelas sebagai sebuah keseluruhan membagi unit pelajaran ke dalam

bagian-bagian untuk menciptakan pembagian tugas di antara tim-tim yang ada di

kelas, tiap tim membagi topiknya untuk membuat pembagian tugas di antara anggota

tim. Tiap siswa memilih topik kecil yang mencakup satu aspek dan topik tim.

Topik kecil ini mungkin saja tumpang tindih, dan anggota tim didorong untuk

saling berbagi referensi dan bahan pelajaran, tetapi tiap topik kecil harus

memberikan kontribusi yang unik bagi usaha tim. Keterlibatan guru dalam pemilihan

topik kecil bisa bervariasi, tergantung pada tingkat kemampuan para siswa. Guru

boleh saja meminta supaya topik kecil tersebut sesuai dengan persetujuannya untuk

memastikan bahwa topik-topik tersebut sesuai dengan tingkat ketertarikan siswa atau

bahan-bahan pendukung yang diperlukan memang ada.

5) Persiapan Topik Kecil

Setelah para siswa membagi topik timnya menjadi topik-topik kecil, mereka

akan bekerja secara individual. Mereka masing-masing tahu akan tangung jawabnya

terhadap topik kecil dan bahwa kelompok tersebut tergantung pada mereka untuk

menemukan aspek penting dan usaha yang dilakukan tim.

Persiapan topik kecil memiliki beberapa macam bentuk yang berbeda,

tergantung pada sifat pelajaran unit di kelas yang akan dipelajari. Persiapannya bisa

Page 29: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

18

saja melibatkan penelitian kepustakaan, pengumpulan data melalui wawancara atau

eksperimen, menciptakan proyek individual, atau sebuah kegiatan ekspresif seperti

menulis atau melukis. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dalam ketertarikan yang

semakin kuat karena para siswa tahu mereka akan membagi hasil karyanya dengan

teman satu timnya dan bahwa hasil kerja mereka akan memberikan kontribusi

terhadap presentasi tim.

6) Presentasi Topik Kecil

Setelah para siswa menyelesaikan kerja individual, mereka

mempresentasikan topik kecil kepada teman satu timnya. Tahap ini sama seperti

laporan tim pada Jigsaw. Presentasi topik kecil di dalam tim haruslah bersifat formal,

yaitu tiap anggota tim diberikan waktu khusus, dan berdiri ketika mempresentasikan

topik kecilnya.

Presentasi dan diskusi topik kecil di dalam tim dilakukan dengan cara yang

dapat membuat semua teman satu tim memperoleh semua pengetahuan dan

pengalaman yang dilakukan oleh masing-masing anggota tim. Mengikuti presentasi

tersebut, anggota tim mendiskusikan topik tim seperti sebuah panel para ahli. Para

siswa tahu bahwa topik kecil tersebut, bagaikan sepotong bagian teka-teki, dan harus

ditempatkan secara bersama-sama dalam sebuah keseluruhan yang koheren untuk

menghasilkan presentasi tim di hadapan kelas yang baik. Interaksi dengan sesama

teman dalam mengerjakan topik yang sama menciptakan sebuah kesempatan

munculnya sebagian inti pembelajaran yang paling penting.

Page 30: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

19

Selama presentasi topik kecil, pembagian tugas di dalam tim bisa didorong

supaya ada satu anggota tim yang mencatat, yang lainnya mengkritik, yang lain lagi

memberi dukungan, dan yang lain lagi memeriksa poin-poin yang mencapai titik

temu dan yang tidak dan informasi yang dipresentasikan.

7) Persiapan Presentasi Tim

Para siswa didorong untuk memadukan semua topik kecil dalam presentasi

tim. Di sana harus ada sintesis aktif dari topik kecil-topik kecil tersebut supaya

selama diskusi tim presentasi tim akan menjadi lebih dari sekadar sekumpulan

presentasi topik kecil.

Diskusi mengenai bentuk presentasi tim harus mengikuti sintesis materi topik

kecil. Presentasi panel di mana tiap anggota melaporkan topik kecil mereka sangat

dianjurkan, karena mungkin saja terdapat kesalahan yang akan membuat gagalnya

pencapaian tingkat sintesis kooperatif tertinggi. Bentuk presentasi tersebut haruslah

ditentukan berdasarkan konten materinya. Misalnya, bila sebuah kelompok tidak

dapat mencapai kesepakatan, maka bentuk ideal presentasi mereka adalah

mempresentasikan debat ke hadapan kelas. Format-format yang sifatnya bukan

pengajaran langsung seperti memamerkan, mendemonstrasikan, pusat pembelajaran,

lakori singkat, dan diskusi kelas yang dipimpin tim adalah contoh-contoh bentuk

presentasinya yang dianjurkan. Penggunaan papan tulis, OHP, media-media audio

visual, dan selebaran juga dianjurkan.

Page 31: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

20

8) Presentasi Tim

Selama waktu presentasinya, tim memegang kendali kelas. Semua anggota

tim bertanggung jawab pada bagimana waktu, ruang, dan bahan-bahan yang ada di

kelas digunakan selama presentasi mereka. Mereka sangat dianjurkan untuk

menggunakan sepenuhnya fasilitas-fasilitas yang ada di kelas.

Karena tim mempunyai kesulitan dalam mengelola waktu, guru biasanya

harus menunjukkan seorang pengatur waktu yang bukan berasal dari anggota tim

yang sedang berpresentasi. Pengatur waktu tersebut memegang kartu peringatan

apabila waktu yang tersisa hanya tinggal lima menit, satu menit, atau sudah tidak ada

lagi waktu yang tersisa.

Dalam presentasi mereka tim boleh saja memasukkan sebuah periode tanya-

jawab dan/atau waktu untuk memberikan komentar dan umpan balik. Sebagai

tambahan, mengikuti presentasi tersebut guru mungkin akan merasa perlu memimpin

sesi dan/atau mewawancara tim supaya tim lainnya dapat mempelajari sesuatu

mengenai apa yang terlibat dalam pembangunan presentasi tersebut. Biasanya tim

yang sukses akan dipandang sebagai model. Selama sesi wawancara setelah

presentasi ini, guru memberikan strategi yang mungkin berguna bagi tim lainnya

dalam unit-unit co-op co-op berikutnya.

9) Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada tiga tingkatan: (1) pada saat presentasi tim

dievaluasi oleh kelas; (2) kontribusi individual terhadap usaha tim dievaluasi oleh

Page 32: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

21

teman satu tim; dan (3) pengulangan kembali materi atau presentasi topik kecil oleh

tiap siswa dievaluasi oleh sesama siswa.

Mengikuti tiap presentasi, guru memandu diskusi kelas mengenai unsur-unsur

yang paling kuat dan lemah dalam konten dan format presentasi tersebut. Bentuk-

bentuk evaluasi formal kadang kala juga digunakan bagi anggota tim dan kontribusi

tim.

2. Menulis Laporan

a. Pengertian Menulis Laporan

Menulis laporan merupakan salah satu aplikasi dari keterampilan berbahasa,

khususnya menulis. Menulis laporan adalah kegiatan melaporkan secara tertulis hasil

pengamatan/observasi, wawancara, pencatatan, kunjungan, dan sebagainya sebagai

bukti nyata bahwa penulis telah melaksanakan kegiatan tersebut. Menulis laporan

merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai

mediumnya. Menulis laporan adalah rangkaian proses berpikir. Proses berpikir

berkaitan erat dengan kegiatan penalaran. Penalaran yang baik dapat menghasilkan

tulisan yang baik pula. Bahkan, tanpa penalaran tidak akan ada pengetahuan yang

benar. Syafi’ie (1998: 27) mengemukakan bahwa salah satu substansi retorika

menulis laporan adalah penalaran yang baik. Hal ini berarti untuk menghasilkan

simpulan yang benar harus dilakukan penalaran secara cermat dengan berdasarkan

pikiran yang logis. Penalaran yang salahi akan menuntun kepada simpulan yang

salah.

Page 33: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

22

Kegiatan menulis laporan itu ialah suatu proses, yaitu proses penulisan, yang

melewati beberapa tahap, yakni pramenulis, penulisan, dan revisi. Ketiga tahap

penulisan menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. Dalam tahap pramenulis akan

ditentukan hal-hal pokok yang akan ditulis, sedangkan tahap penulisan akan

dilakukan kegiatan mengembangkan gagasan dalam kalimat, paragraf, dan wacana

(Akhadiah, dkk., 1994: 2).

Menulis laporan merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi

gagasan. Banyak yang melakukannya secara spontan, tetapi juga ada yang berkali-

kali mengadakan koreksi dan penulisan kembali (Sumardjo, 2001: 30). Senada

dengan hal itu, California Writing Project (dalam Deporter & Hernacki, 2001: 50)

menyatakan bahwa proses menulis itu meliputi (1) persiapan, mengelompokkan, dan

menulis cepat, (2) draf kasar, gagasan dieksplorasi dan dikembangkan, (3) berbagi,

seorang rekan membaca draf tersebut dan memberikan umpan balik,(4)

memperbaiki, dan umpan balik, perbaiki tulisan tersebut dan bagikan lagi, (5)

penyuntingan, perbaiki semua kesalahan, tatabahasa, dan tanda baca, (6) penulisan

kembali, memasukkan isi yang baru dan perubahan penyuntingan, dan (7) evaluasi,

periksalah apakah tugas ini sudah selesai.

Menulis laporan termasuk bagian menulis kreatif yakni kegiatan menulis

yang berkembang dari gagasan yang kreatif. Mirriam (2006: 169) menyarankan

bahwa menulis laporan merupakan gagasan yang mengalir dari hasil pengamatan dan

observasi seseorang ke dalam sebuah tulisan. Gagasan kreatif yang sudah

Page 34: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

23

diungkapkan dalam bentuk tulisan akan menggambarkan hal-hal yang telah

diobservasi oleh penulis.

Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat

dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dinyatakan bahwa keterampilan

menulis merupakan ciri orang yang terpelajar. Terkait dengan hal itu, Morsey (dalam

Tarigan 1994: 4) mengemukakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang-orang

terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan,

mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik

oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan

jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, struktur

kalimat.”

Sehubungan dengan hal tersebut, (Syafi’ie, 1998: 56) mengemukakan tujuan

menulis sebagai berikut:

1) Mengubah keyakinan pembaca, yaitu pembaca diharapkan mempercayai

sesuatu hal yang berkaitan dengan perihal pokok tulisan atau menyetujui

apa yang kita kemukakan dalam tulisan yang kita sajikan.

2) Menanamkan pemahaman terhadap sesuatu pada pembaca, yaitu pembaca

diharapkan memahami perihal pokok yang kita sajikan.

3) Merangsang proses berpikir pembaca, yaitu pembaca diharapkan dapat

terangsang untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan perihal

pokok yang kita sajikan.

4) Menyenangkan atau menghibur pembaca.

Page 35: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

24

5) Memberitahu pembaca.

6) Memotivasi pembaca.

Menulis laporan dilaksanakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

1) Mendorong siswa untuk menulis dengan jujur, bertanggung jawab, dalam

kaitannya dengan penggunaan bahasa secara hati-hati, integritas, dan

sensitif.

2) Merangsang imajinasi dan daya pikir atau intelek siswa.

3) Menghasilkan tulisan yang bagus organisasinya, tepat, jelas, dan

ekonomis penggunaan bahasanya dalam membebaskan segala sesuatu

yang terkandung dalam hati dan pikiran.

b. Laporan

1) Pengertian Laporan

Karya tulis ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi

yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh

seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang

dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan

ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel

jurnal, yang pada dasarnya semuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut

dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau

pengkajian selanjutnya (Firman, 2004: 26).

Page 36: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

25

Karya ilmiah umumnya berbentuk laporan penelitian, kertas kerja, makalah,

skripsi, tesis, disertasi, dan buku-ajar. Setiap bentuk karya ilmiah ini memiliki

format yang relatif berbeda yang harus diikuti oleh setiap penulis. Karya ilmiah juga

dibedakan berdasarkan perbedaan sasaran pembaca atau sasaran pendengar. Itulah

sebabnya, kita mengenal istilah (1) karya ilmiah populer untuk orang awam, dan (2)

karya ilmiah akademik bagi ilmuwan. Perbedaan ini antara lain ditandai oleh

penggunaan bahasa dalam hal pilihan kata, gaya bahasa, dan perbedaan topik tulisan.

Jika sasaran tulisan adalah kalangan ilmuwan, bahasa yang digunakan adalah bahasa

ragam ilmiah yang biasa juga disebut ragam teknis, dan bila sasaran tulisan

kalangan awam, bahasa yang digunakan bahasa ragam populer (Tanjung dan Ardial

(2005: 7).

Meskipun terdapat perbedaan format dan bahasa yang digunakan, namun ada

ciri kesamaan kedua ragam bahasa itu. Kesamaan itu ditandai oleh orisinalitas,

kejelasan masalah yang dibahas, ketajaman analisis dan keruntunan kesimpulan

yang dirumuskan oleh penulis. Kejelasan masalah yang dibahas ditentukan oleh (1)

kemampuan memahami dan menelaah permasalahan secara kritis, (2) kemampuan

memilah unsur-unsur masalah dan penghayatan keterkaitan antara unsur yang

satu dengan yang lain, dan (3) kemampuan mendeskripsikan atau memaparkan

dengan bahasa yang jelas, lancar, efektif, dan komunikatif (Firman, 2004: 27).

Page 37: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

26

2) Sitematika Penulisan Laporan

Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan untuk menjawab

empat pertanyaan berikut: (1) apa yang menjadi masalah, (2) kerangka acuan teoretik

apa yang dipakai untuk memecahkan masalah?, (3) bagaimana cara yang telah

dilakukan untuk memecahkan masalah itu?, (4) apa yang ditemukan?; serta (5)

makna apa yang dapat diambil dari temuan itu? Paparan tentang hal yang menjadi

masalah dengan latar belakangnya biasanya dikemas dalam bagian Pendahuluan.

Paparan tentang kerangka acuan teoretik yang digunakan dalam memecahkan

masalah umumya dikemukakan dalan bagian dengan judul Kerangka Teoretis atau

Teori atau Landasan Teori, atau Telaah Kepustakaan, atau label-label lain yang

semacamnya. Paparan mengenai hal-hal yang dilakukan dikemas dalam bagian yang

seringkali diberi judul Metode atau Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan

Metode. Jawaban terhadap pertanyaan apa yang ditemukan umumnya dikemukakan

dalam bagian Temuan atau Hasil Penelitian. Sementara itu, paparan tentang makna

dari temuan penelitian umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau

Pembahasan. Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati.

Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masyarakat keilmuan dalam

bidang terkait, jenis karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi) (Firman,

2004: 28).

Breer (1992: 28) mengemukakan bahwa struktur isi sebuah karya tulis ilmiah

bergantung kepada jenisnya, apakah merupakan makalah, skripsi, atau tesis. Hal ini

Page 38: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

27

sejalan yang dikemukakan oleh (Tanjung dan Ardial, 2005: 50-70). Secara umum,

isinya diurutkan seperti berikut:

a) Bagian Pendahuluan. Bagian ini biasanya berisi latar belakang penelitian.

Biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa penelitian ini

dilakukan, apa fokus dari penelitian, apa yang menjadi batasannya. Survei

terhadap karya-karya orang lain yang mirip bisa dituliskan pada bagian

ini (atau pada bagian teori pendukung);

b) Bagian Teori Pendukung. Bagian ini biasanya berisi teori-teori atau hal-

hal yang menjadi pendukung dari penelitian yang dilakukan. Bagian ini

jangan terlalu mendominasi tulisan. Usahakan singkat dan arahkan

pembaca kepada referensi yang digunakan. Bagian Isi merupakan pokok

utama tulisan. Pada bagian ini penulis akan menjelaskan desain yang akan

dilakukan, implementasi, pengujian, dan hal-hal lain yang merupakan

laporan dari pekerjaan. Bagian ini bisa terdiri atas beberapa bab, sesuai

dengan kebutuhan. Misalnya, penulis dapat membuat satu bab mengenai

implementasi dan satu bab lagi mengenai pengujiannya. Dasar-dasar

kesimpulan ditarik atau diutarakan pada bagian ini. Pada bagian penutup

dapat dituliskan kembali;

c) Bagian Penutup. Bagian ini berisi simpulan dan saran. Bagian ini hanya

merangkumkan pokok-pokok yang menarik saja. Perlu diperhatikan

bahwa hal-hal yang muncul pada bagian ini semestinya sudah muncul

pada bagian isi.

Page 39: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

28

3. Wawancara

a. Pengertian Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong, 2002: 135). Menurut Alwi, dkk. (2002: 1127), wawancara

adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan

atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk dimuat di surat kabar, disiarkan melalui

radio, atau ditayangkan pada layar televisi.

Maksud pengadaan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba

(1985: 266), antara lain mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain; merekonstruksi

peristiwa yang dialami pada masa lalu; memproyeksi peristiwa sebagai hal yang

diharapkan dialami pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, dan

memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan

manusia (triangulasi); menverifikasi, mengubah, dan memperluas konstruksi yang

dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

b. Jenis-jenis Wawancara

Ada bermacam-macarn cara pembagian jenis wawancara yang dikemukakan

dalam kepustakaan. Dua di antaranya dikemukakan di sini, yaitu menurut Patton

(1980: 197). Cara pembagian pertama dikemukakan oleh Patton (1980: 197) sebagai

Page 40: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

29

berikut: 1) wawancara pembicaraan informal, 2) pendekatan menggunakan petunjuk

umum wawancara, dan 3) wawancara baku terbuka. Pembagian wawancara yang

dilakukan okh Patton didasarkan atas perencanaan pertanyaannya. Ketiga pembagian

itu dijelaskan secara singkat di bawah ini.

1) Wawancara Pembicaraan Informal

Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada

pewawancara itu sendiri. Jadi, bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan

pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara demikian dilakukan pada latar

alamiah. Hubungan lubungan pewawancara dengan yang diwawancarai adalah dalam

suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti

pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari saja. Sewaktu pembicaraan berjalan,

yang diwawancarai malah barangkali tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa

ia sedang diwawancarai.

2) Pendekatan Menggunakan Petunjuk Umum Wawancara

Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan

garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusun

pokok-pokok itu dilakukan sebelum wawancara dilakukan. Pokok-pokok yang

dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Demikian pula penggunaan dan

pemilihan kata-kata untuk wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan

sebelumnya. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang

proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat

Page 41: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

30

tercakup seluruhnya. Petunjuk itu mendasarkan diri atas tanggapan bahwa ada

jawaban yang secara umum akan sama diberikan oleh para responden, tetapi yang

jelas tidak ada perangkat pertanyaan baku yang disiapkan terlebih dahulu.

Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan

responden dalam konteks wawancara yang sebenarnya.

3) Wawancara Baku Terbuka

Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat

pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama

untuk setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan atau pendalaman

(probing) terbatas, dan hal itu bergantung pada situasi wawancara dan kecakapan

pewawancara. Wawancara demikian digunakan jika dipandang sangat perlu untuk

mengurangi sedapat-dapatnya variasi yang bisa terjadi antara seorang yang

diwawancarai dengan yang lainnya. Maksud pelaksanaannya untuk menghilangkan

kemungkinan terjadinya “kemencengan” (bias). Wawancara jenis ini bermanfaat pula

dilakukan apabila pewawancara ada beberapa orang dan yang diwawancarai cukup

banyak jumlahnya.

Pembagian lain dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (1985: 160-170).

Pembagiannya adalah 1) wawancara oleh tim atau panel, 2) wawancara tertutup dan

wawancara terbuka, 3) wawancara riwayat secara lisan, dan 4) wawancara terstruktur

dan tak terstruktur. Berturut-turut hal itu diuraikan berikut ini.

Page 42: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

31

1) Wawancara oleh Tim atau Panel

Wawancara oleh tim berarti wawancara dilakukan tidak hanya oleh satu

orang, tetapi oleh dua orang atau lebih terhadap seorang yang diwawancarai. Jika

cara ini digunakan, hendaknya pada awalnya sudah disepakati dan disetujui oleh

yang diwawancarai, apakah ia tidak berkeberatan diwawancarai oleh dua orang. Di

pihak lain seorang pewawancara dapat saja memperhadapkan dua orang atau lebih

yang diwawancarai sekaligus, yang dalam hal ini dinamakan panel.

Cara pertama baik digunakan dalam latihan dengan seorang ahli yang

berpengalaman yang menjadi model pewawancara. Maksud utamanya ialah untuk

melatih cara bertanya, keterampilan mendengarkan gaya, cara memperdalam

pertanyaan, dan sebagainya. Kekurangan pada cara kedua ialah setiap orang yang

diwawancarai ingin berbicara sekaligus dan satu-dua anggota mungkin menolak

dengan keras pandangan temannya yang lain.

Kelompok yang diwawancarai barangkali menjadi terlalu besar sehingga

proses wawancara menjadi tidak seimbang antara pewawancara dengan yang

diwawancarai.

2) Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka (Covert and Overt)

Pada wawancara tertutup biasanya yang diwawancarai tidak mengetahui dan

tidak menyadari bahwa mereka diwawancarai. Mereka tidak mengetahui tujuan

wawancara. Cara demikian tidak terlalu sesuai dengan penelitian kualitatif yang

biasanya berpandangan terbuka. Jadi, dalam penelitian kualitatif sebaiknya

Page 43: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

32

digunakan wawancara terbuka yang para subjeknya tahu bahwa mereka sedang

diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara itu.

3) Wawancara Riwayat Secara Lisan

Jenis ini adalah wawancara terhadap orang-orang yang pernah membuat

sejarah atau yang telah membuat karya ilmiah, sosial, pembangunan, perdamaian,

dan sebagainya. Maksud wawancara ini ialah mengungkapkan riwayat hidup,

pekerjaannya, kesenangannya, ketekunannya, pergaulan, dan lain-lain. Wawancara

semacam ini dilakukan sedemikian rupa sehingga yang diwawancarai berbicara

terus-menerus, sedangkan pewawancara duduk mendengarkan dengan baik diselingi

dengan sekali-sekali mengajukan pertanyaan. Mereka yang tertarik kepada

pelaksanaan wawancara demikian dapat mengikuti petunjuk-petunjuk sebagai

berikut:

a) Buatlah dan ajukanlah pertanyaan yang sangat terbuka!

b) Karena maksud utama adalah merekonstruksi peristiwa masa lalu, pewawancara

hendaknya jangan menginterupsi.

c) Ingat bahwa diam itu bermanfaat untuk memberi kesempatan kepada yang

diwawancarai untuk mengingat “film” yang diperankannya dulu.

d) Gunakan dokumen atau bahan bacaan yang berkenaan dengan peristiwa besar

yang dilakukannya dengan maksud untuk memicu dan memberi api pada

ceritanya.

Page 44: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

33

e) Manfaatkan jaringan informan agar banyak sekali yang dapat digali dari orang

yang sangat penting ini.

f) Asumsikan bahwa semua yang dikemukakannya penting dan kelak akan

dirumuskan serta ditata kembali.

4)Wawancara Terstruktur dan Wawancara Tak Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan

sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti yang

menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari jawaban terhadap hipotesis.

Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan disusun dengan ketat. Jenis ini dilakukan

pada situasi jika sejumlah sampel yang representatif ditanyai dengan pertanyaan

yang sama dan hal ini penting sekali. Semua subjek dipandang mempunyai

kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Jenis wawancara

ini tampaknya bersamaan dengan yang dinamakan wawancara baku terbuka menurut

Patton seperti yang dijelaskan di atas.

Format wawancara yang digunakan bisa bermacam-macam. Format itu

dinamakan “protokol wawancara”. Protokol wawancara itu dapat juga berbentuk

terbuka. Pertanyaan-pertanvaan itu disusun sebelumnya dan didasarkan atas masalah

dalam desain penelitian. Pokok-pokok yang dijadikan dasar pertanyaan diatur secara

sangat terstruktur. Keuntungan wawancara terstruktur ialah jarang mengadakan

pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan yang diwawancarai agar jangan

sampai berdusta.

Page 45: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

34

Wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang berbeda dengan yang

terstruktur. Ciri-cirinya adalah kurang diinterupsi dan arbitrer. Wawancara semacam

ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal.

Hasil wawancara semacam ini menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran

yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau

perspektif tunggal.

Wawancara ini sangat berbeda dari wawancara terstruktur dalam hal waktu

bertanya dan cara memberikan respons, yaitu jenis ini jauh lebih bebas iramanya.

Responden biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang

khas. Biasanya responden memiliki pengetahuan dan mendalami situasi, serta

mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan.

Pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan

keadaan dan ciri yang unik dari responden. Pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti

dalam percakapan sehari-hari. Wawancara biasanya berjalan lama dan sering kali

dilanjutkan pada kesempatan berikutnya. Dalam proses wawancara demikian

kadang-kadang terjadi pewawancara atau yang diwawancarai sudah “mengajari”

semua yang ada di benaknya dan apa yang diketahuinya kepada lawan bicaranya.

Peneliti hendaknya menyadari situasi demikian sehingga dapat meluruskan kembali

pembicaraan.

Wawancara tak terstruktur dilakukan pada keadaan-keadaan berikut:

a) bila pewawancara berhubungan dengan orang ‘penting’;

Page 46: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

35

b) jika pewawancara ingin menanyakan sesuatu secara lebih mendalam lagi

pada seorang subjek tertentu;

c) apabila pewawancara menyelenggarakan kegiatan yang bersifat

“penemuan” (discovery);

d) jika pewawancara tertarik untuk mempersoalkan bagian-bagian tertentu

yang tak normal (etiologi);

e) jika pewawancara tertarik untuk berhubungan langsung dengan salah

seorang responden;

f) apabila pewawancara tertarik untuk mengungkapkan motivasi, maksud,

atau penjelasan dari responden;

g) apabila pewawancara mau mencoba mengungkapkan pengertian suatu

peristiwa, situasi, atau keadaan tertentu.

c. Pencatatan Data Wawancara

Pencatatan data selama wawancara penting sekali karena data dasar yang akan

dianalisis didasarkan atas “kutipan” hasil wawancara. Oleh karena itu, pencatatan

data itu perlu dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Ada

pencatatan data yang dilakukan melaiui tape recorder dan ada pula yang dilakukan

melalui pencatatan pewawancara sendiri. Perekaman data melalui tape recorder

hendaknya dilakukan dengan memperoleh persetujuan yang diwawancarai terlebih

dahulu. Di samping itu, selain perekaman dengan tape-recorder, sebaiknya

pewawancara juga membuat catatan. Catatan dimaksudkan untuk: (1) membantu

Page 47: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

36

pewawancara agar dapat merencanakan pertanyaan baru berikutnya, (2) membantu

pewawancara untuk mencari pokok-pokok penting dalam pita suara sehingga

mempermudah analisis (Moleong, 2002: 151).

Setelah atau selama wawancara dilakukan, pewawancara perlu membuat

transkrip”. Transkrip ialah salinan hasil wawancara dalam pita suara ke dalam

ketikan di atas kertas. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan transkrip ialah

biasanya memerlukan waktu empat kali lipat dari waktu wawancara. Jika sukar dan

tidak ada waktu, transkrip mungkin tidak perlu dilakukan sepenuhnya. Akan tetapi,

untuk kepentingan analisis, digunakan catatan yang dicek dan pita suara.

Jika tape-recorder digunakan, pewawancara cukup mencatat frase-frase pokok

saja sehingga akhirnya menjadi sebuah daftar butir pokok yang berupa kata-kata

kunci dari yang dikemukakan oleh yang diwaancarai. Lebih baik lagi apabila

pewawancara dapat menulis steno.

Pewawancara terlebih dahulu perlu mengembangkan singkatan-singkatan

yang digunakannya dalam catatan. Misalnya, untuk kutipan pembicaraan ada

tandanya, untuk ide, pikiran, pendapat ada tanda khususnya, dan seterusnya. Jika

dalam keadaan tertentu tape-recorder tidak dapat digunakan karena rusak atau karena

tidak dihendaki oleh yang diwawancarai, catatan lapangan menjadi alat utama. Jika

yang diwawancarai mengatakan sesuatu yang sangat penting dan pencatatan tidak

sempuma, pewawancara membacakannya dan memintakan persetujuan kepada yang

diwawancarai untuk mengecek kebenarannya.

Page 48: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

37

Melalui latihan berulang, cara menyingkat kata-kata dalam wawancara dapat

ditingkatkan. Hal itu tampak dalam catatan yang dibuat dalam wawancara. Suatu hal

yang perlu diingat oleh pewawancara ialah setelah selesai berwawancara dan

pewawancara tiba di rumah atau tempat tinggal, ia harus secepatnya membuat

catatan lapangan dan memberikan komentar pada bagian-bagian penting. Hal itu

hendaknya dilakukan secepat mungkin selama pikiran dan ingatan masih segar-

bugar. Persoalan tentang catatan lapangan akan diuraikan tersendiri.

d. Kegiatan Sesudah Wawancara

Kegiatan sesudah wawancara berakhir cukup penting artinya bagi wawancara

dalam rangka pengecekan keabsahan data. Selain itu, pewawancara hendaknya

menggunakan waktu itu untuk mengecek kualitas datanya. Pertama-tama periksalah,

apakah tape-recorder berfungsi dengan baik. Jika sekiranya rusak atau ada

gangguan, secepatnya pewawancara membuat catatan lapangan secara lengkap

berdasarkan catatan yang telah dibuatnya. Walaupun tape recordernya berfungsi

dengan baik, pewawancara tetap membuat catatan lapangan dengan cara yang telah

diuraikan terdahulu (Moleong, 2002: 152).

Menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertentu sebagai acuan, adakanlah

pemeriksaan terhadap hal-hal yang diperlukan, seperti: apakah seluruh informasi

yang diperlukan dalam wawancara semuanya telah terjaring? Jika belum, apa

persoalannya? Apakah perumusan dan pengajuan pertanyaan kurang memadai?,

Page 49: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

38

Apakah pertanyaannya dirumuskan secara salah ataukah cara pengajuannya yang

tidak tepat?

Catatan lainnya tentang wawancara perlu pula dilakukan seperti di mana

wawancara itu dilakukan, siapa yang hadir, bagaimana reaksi yang diwawancarai,

bagaimana peranan pewawancara sendiri, dan hal-hal apa saja yang dapat dicatat

untuk memperkaya konteks wawancara.

Di samping yang telah dikemukakan, sesudah wawancara dituntut disiplin

yang tinggi bagi pewawancara untuk mengorganisasi dan mensistematisasikan data

agar siap dijadikan bahan analisis.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMP sesuai dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan menuntut keterampilan siswa di bidang menulis. Salah

satu keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa adalah menulis laporan hasil

wawancara.

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan teks wawancara menjadi

bentuk laporan. Pelaksanaannya dilakukan dengan membagikan teks wawancara

kepada setiap siswa. Siswa mengamati dan memahami isi wawancara tersebut lalu

diubah ke dalam bentuk tulisan laporan. Hasil tulisan (laporan) siswa dianalisis

sehingga menghasilkan temuan.

Pelaksanaan penelitian melalui desain penelitian tindakan kelas yang terdiri

atas dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan,

Page 50: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

39

observasi, dan refleksi. Hasil penerapan tersebut merupakan bahan analisis untuk

mengungkap dan menghasilkan temuan penelitian ini. Secara sederhana, alur

penelitian ini digambarkan seperti berikut ini.

Bagan Kerangka Pikir

Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia

Pembelajaran Penulisan Laporan Wawancara

KTSP 2006

Penerapan Metode Pembelajaran Cop Cop

(Investigasi)

Kesesuaian Isi dengan Judul

Laporan

Organisasi Laporan

Pemakaian Bahasa

Pemakaian Diksi

Penggunaan Ejaan dan

Tanda Baca

Analisis

Temuan

Page 51: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini

termasuk penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan

ini dilakukan untuk menggambarkan dan mengamati proses penerapan metode

pembelajaran co-op co-op (investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan

laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau

Karanrang Kabupaten Pangkep. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam bentuk

siklus, terdapat empat tahap, yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2) Tindakan (action),

3) Pengamatan (observing), dan 4) Refleksi (refleting).

B. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini adalah salah satu upaya untuk memperbaiki

praktik pembelajaran agar lebih bermanfaat. Bila demikian, guru dapat mengetahui

secara jelas masalah-masalah yang ada di kelas dan cara mengatasi masalah tersebut.

Penelitian ini didesain dengan penelitian kualitatif. Proses penelitian dilambangkan

dalam bentuk perangkat-perangkat yang terdiri atas perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Secara umum gambaran alur siklus penelitian tindakan kelas dapat dilihat

pada skema desain penelitian berikut ini.

40

Page 52: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

41

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 2. Model PTK Menurut (Arikunto, 2008:16)

C. Definisi Istilah

Untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian ini, peneliti mendefinisikan

istilah penelitian yang digunakan, yaitu metode co-op co-op (investigasi) dan

kemampuan penulisan laporan wawancara.

Metode co-op co-op adalah metode pembelajaran yang berbasis investigasi

yang pelaksanaannya di kelas berorientasi pada interogasi, penggalian, pencarian,

dan penelusuran informasi yang sedetail-detailnya. Kemampuan menulis laporan

wawancara adalah tingkat keterampilan memaparkan dan menguraikan hasil yang

diperoleh dari kegiatan investigasi terhadap suatu masalah dalam bentuk laporan

Page 53: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

42

yang bersistem dengan judul yang menarik, penggunaan bahasa dan ejaan yang tepat,

organisasi laporan yang tepat, pemilihan kata yang benar.

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data penelitian ini adalah data perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Data

penelitian diperoleh dari proses dan tes pembelajaran dengan penerapan metode

pembelajaran co-op co-op (investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan

laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau

Karanrang Kabupaten Pangkep.

a. Data Perencanaan

Data perencanaan berupa rancangan pembelajaran yang disusun oleh peneliti

bersama guru. Rancangan tersebut meliputi rumusan tujuan pembelajaran, rancangan

proses pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, pemilihan media

pembelajaran, dan evaluasi.

b. Data Pelaksanaan

Data pelaksanaan memuat tentang proses pembelajaran melalui tim

investigasi pada materi menulis laporan hasil wawancara. Data tersebut, mulai dari

kegiatan pramenulis, saat menulis, dan pascamenulis. Data tersebut berdasarkan dari

hasil observasi serta pengamatan terhadap kegiatan siswa yang dibimbing oleh guru

Page 54: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

43

bersama peneliti selama proses pembelajaran berlangsung sampai pada tahap

evaluasi, serta data hasil membaca yang dilakukan oleh siswa.

c. Data Evaluasi

Data evaluasi berupa hasil tes menulis laporan hasil wawancara siswa kelas

VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep

setelah mengikuti pembelajaran.

2. Sumber Data

Data penelitian ini diperoleh dari aktivitas guru dan siswa. Siswa kelas VIII-2

dipilih sebagai subjek terteliti berdasarkan pertimbangan bahwa kelas tersebut

sedang mempelajari aspek menulis laporan wawanacara.

E. Instrumen Penelitian

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen pengumpul

data, yaitu pedoman observasi, studi dokumentasi, wawancara, dan tes menulis

laporan hasil wawancara. Pedoman observasi merupakan pedoman bagi peneliti

dalam melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Studi dokumentasi

merupakan pedoman untuk menelaah rancangan pembelajaran dan hasil

pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa untuk memperoleh

gambaran tentang metode pembelajaran co-op co-op (investigasi) dalam

meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara. Tes menulis laporan

merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

menulis laporan hasil wawancara.

Page 55: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

44

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, analisis dokumentasi

(dokumentasi terhadap materi pelajaran, metode pelajaran, dan rancangan

pembelajaran), tahap refleksi, dan evaluasi. Observasi dilakukan pada saat peneliti

mengamati latar kelas dan suasana berlangsungnya pembelajaran. Setiap siklus

dilakukan bersama-sama dengan guru secara kolaboratif.

Studi dokumentasi dilakukan dengan menelaah perencanaan pembelajaran

yang telah disusun. Studi dokumentasi ini dilakukan dengan menggunakan pedoman

yang berkaitan dengan kriteria perencanaan dan kriteria kemampuan menulis siswa.

Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru setiap selesai pembelajaran kedua

siklus. Tes dilakukan setiap akhir siklus. Bentuk tes adalah esai yakni tes menulis

laporan hasil wawancara.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus

dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai. Siklus I dilaksanakan selama 2

minggu (3 kali pertemuan) dan siklus II dilaksanakan selama 2 minggu (3 kali

pertemuan). Secara rinci pelaksanaan penelitian untuk dua siklus sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

1) Analisis kurikulum bahasa Indonesia kelas VIII.

Page 56: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

45

2) Membuat perangkat pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu rencana

pelaksanaan pembelajaran dengan materi menulis laporan hasil wwancara.

3) Membuat lembar observasi untuk mengamati dan mengidentifikasikan segala

yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung.

4) Guru mempersiapkan LKS yang dijadikan tugas kelompok.

5) Membuat alat evaluasi untuk melihat kemampuan penulisan laporan

wawancara.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pada awal tatap muka, guru menjelaskan materi sesuai dengan rencana

pelaksanaan pengajaran kurang lebih 10 menit.

2) Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok-kelompok kecil yang

pembagiannya menurut ukuran kemampuan yang pintar, sedang, kurang

disatukan dalam satu kelompok. Tiap kelompok berjumlah 4 orang.

3) Siswa diberi tugas latihan berupa soal diselesaikan secara berkelompok.

Kemudian siswa mendiskusikan dalam kelompoknya.

4) Selama proses belajar mengajar berlangsung setiap kelompok tetap diawasi,

dikontrol, dan diarahkan serta dibimbing secara langsung pada kelompoknya

yang mengalami kesulitan.

5) Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya.

Page 57: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

46

c. Pengamatan Hasil Tindakan

Observasi ini dilakukan pada saat guru melaksanakan proses belajar

mengajar. Guru mencatat hal yang dialami oleh siswa dan kondisi belajar siswa

berdasarkan lembar observasi yang sudah disiapkan dalam hal ini mengenai

kehadiran siswa, perhatian dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar mengajar.

d. Refleksi

Merefleksi setiap hal yang diperoleh melalui lembar observasi. Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menilai dan mengamati perkembangan hasil belajar siswa setiap kelompok

serta nilai tes akhir.

2) Mengamati dan mencatat perkembangan-perkembangan yang dialami siswa

pada saat belajar baik per seorangan maupun kelompok.

3) Menarik beberapa kesimpulan dari hasil analisis refleksi dan keseluruhan data

yang diperoleh.

4) Memberikan kesimpulan pada siswa untuk memberi tanggapan, saran

perbaikan melalui tes.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

1) Melanjutkan tahap perencanaan pada siklus I ke siklus II.

2) Dari hasil refleksi siklus I, guru menyusun rencana baru untuk

ditindaklanjuti, atau mengawasi siswa lebih tegas lagi dan memberikan

Page 58: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

47

arahan dan motivasi kepada siswa yang kurang memperhatikan pelajaran atau

tidak.

3) Anggota kelompok diacak dengan tetap memperhatikan heterogenitas

kelompok dan memberi motivasi siswa agar lebih bersemangat belajar secara

kelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus II ini adalah melanjutkan langkah-langkah siklus I dan

memperbaiki yang dianggap perlu dalam memecahkan masalah. Tindakan yang perlu

dilaksanakan adalah:

1) Melanjutkan tindakan pembelajaran.

2) Kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas diberi

bimbingan secara langsung dan sekali-kali diarahkan secara klasikal

demikian pula halnya dengan tugas yang dikerjakan secara individu.

3) Lembar jawaban dari masing-masing kelompok dan individu dikoreksi dan

dibetulkan kemudian dikembalikan untuk menjadi bahan diskusi, kemudian

untuk soal-soal yang dianggap perlu penjelasan lebih lanjut, maka dibahas

secara klasikal.

4) Guru memberikan pujian atau semangat baik kelompok maupun individu.

c. Pengamatan Tindakan

Pada tahap ini melanjutkan kegiatan pada siklus I

Page 59: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

48

d. Refleksi Hasil Tindakan

Refleksi dilakukan dengan merenungkan dan mencermati kembali hasil

pembelajaran yang telah dilakukan dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari

siklus I dan siklus II. Selain itu, menelaah kekurangan selama pembelajaran

berlangsung dan jika dinyatakan sudah berhasil, maka penelitian ini tidak dilanjutkan

dan disimpulkan bahwa metode pembelajaran co-op co-op (investigasi) dapat

meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN

Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep.

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

deskriptif dengan menggambarkan nilai rata-rata perolehan dan persentase, standar

deviasi, tabel frekuensi, persentase nilai terendah dan tertinggi. Selain itu,

mendeskripsikan proses pembelajaran dalam bentuk kualitatif.

Kategorisasi yang digunakan untuk menentukan hasil penerapan metode

pembelajaran co-op co-op (investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan

laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau

Karanrang Kabupaten Pangkep, tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Format Distribusi Kategori Kemampuan Siswa pada Siklus I dan II

No Interval (dalam skor) Kategori 1 0 – 34 Sangat rendah 2 35 – 54 Rendah 3 55 – 64 Sedang 4 65 – 84 Tinggi 5 85 – 100 Sangat tinggi

Jumlah

Page 60: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

49

Tabel 3.2 Format Distribusi Frekuensi, Persentase, serta Kategori Ketercapaian Ketuntasan Belajar pada Siklus I dan II

Tes Belajar Interval Nilai Kategori

Siklus

I dan II

Nilai 70 ke atas Tuntas

Nilai di bawah 70 Tidak tuntas

Sumber: KKM Sekolah

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah bila terjadi perubahan sikap

murid terhadap bahan ajar dalam proses belajar mengajar dan dari segi hasil belajar

terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar menulis.

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini diukur berdasarkan

peningkatan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN

Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep. Selain itu,

peneltian ini dianggap berhasil apabila penerapan metode pembelajaran co-op co-op

(investigasi) dapat meningkatkan aktivitas dan keaktifan siswa kelas VIII SMPN

Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep dalam

pembelajaran.

Page 61: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Analisis Data

Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan metode penelitian yang telah

diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini dipaparkan hasil penelitian

penerapan metode pembelajaran co-op co-op (investigasi) dalam meningkatkan

kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang

Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep. Hasil yang diperoleh dari

penelitian ini disajikan berdasarkan asumsi dari tes siklus I dan II. Setiap siklus

dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yang disesuaikan dengan tahapan menulis.

Tiap pertemuan dilaksanakan selama dua jam pelajaran atau 2 x 40 menit.

Paparan data hasil penelitian diperoleh dari pemantauan pembelajaran dalam

penerapan metode pembelajaran co-op co-op (investigasi) dalam meningkatkan

kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang

Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep. Data penelitian ini terdiri atas data

proses dan data hasil kegiatan menulis siswa. Data proses diperoleh melalui

observasi kegiatan siswa ketika sedang melaksanakan proses pembelajaran menulis

di kelas. Data hasil diperoleh dari hasil tes menulis laporan secara individu. Paparan

ini diperoleh melalui catatan lapangan, dokumentasi, dan observasi terhadap semua

kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran di kelas.

50

Page 62: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

51

1. Penyajian Data Proses Pelaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Co-op Co-op (Investigasi) dalam Meningkatkan Kemampuan Penulisan Laporan Wawancara Siswa Kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep

a. Siklus I

Sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, peneliti dan guru secara

kolaboratif melakukan persiapan pembelajaran. Peneliti dan guru menyamakan

persepsi tentang RPP yang akan dilaksanakan di kelas. Kemudian guru memberikan

masukan mengenai hal-hal yang dianggap perlu dalam kegiatan pembelajaran. Hal

tersebut meliputi bahan yang akan diajarkan, waktu, sumber belajar, media

pembelajaran, dan penilaian akhir untuk siswa agar tujuan pembelajaran dapat

tereapai secara maksimal. Selama penelitian dilaksanakan, peneliti berkolaborasi

dengan 1 orang guru dan 1 rekan peneliti, yakni untuk membantu lebih

mengefektifkan proses pembelajaran dan penilaian haisl belajar.

Peneliti hanyalah sebagai pengamat yang terlibat langsung dalam upaya

memberikan metode pembelajaran kemampuan mengubah teks wawancara menjadi

bentuk laporan kemudian dilanjutkan oleh guru. Selanjutnya, peneliti mengamati

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara totalitas, meliputi cara guru

menerapkan metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun secara kolaboratif.

1) Pertemuan Pertama

Pembelajaran pada proses ini terdiri atas dua aspek yang diuraikan, yaitu

aspek pelaksanaan dan observasi guru dan siswa.

Page 63: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

52

a) Pelaksanaan

Pembelajaran ini dilaksanakan dengan lingkup materi pembelajaran penulisan

laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau

Karanrang Kabupaten Pangkep.

Dalam kegiatan pembelajaran ini yang dilakukan adalah: kegiatan awal: (10

menit) yaitu guru membuka pembelajaran, guru mengecek kehadiran siswa, guru

melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang lalu dan memberikan

pandangan tentang materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran

sesuai dengan indikator, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara

heterogen.

Pada kegiatan (60 menit), terdiri atas guru menjelaskan materi, guru memberi

arahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan melalui co-op

co-op (investigasi), guru menjelaskan prosedur memperagakan co-op co-op

(investigasi), guru bertanya tentang hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi),

siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal

yang menarik tentang co-op co-op (investigasi), guru membagikan teks wawancara

kepada setiap kelompok. Setelah itu, guru mengarahkan siswa untuk membaca teks

tersebut, siswa menuliskan pokok — pokok wawancara, guru menugasi siswa dalam

kelompok bergantian melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op tentang

materi yang dipelajari, setelah melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op

dalam kelompok, setiap wakil kelompok melakukan investigasi sebagai bentuk co-op

co-op untuk seluruh siswa dalam kelas (klasikal), guru membimbing siswa untuk

Page 64: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

53

memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada dalam mengubah teks wawancara,

siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain menanggapi.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa diharapkan dapat saling membantu

dan membimbing dalam menemukan dan merumuskan masalah yang diajukan,

mengajukan masalah dan bertanya. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa dapat

menemukan sendiri topik yang sesuai, judul yang relevan, penyusunan kerangka

laporan sesuai dengan hasil observasinya melalui bertanya dengan teman kelompok,

mengajukan dugaan, mengumpulkan data, dan diakhiri dengan penyimpulan.

Bertanya digunakan untuk menggali informasi, mengonfirmasikan apa yang sudah

diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.

Setelah membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa siswa dan

memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran, guru mengemukakan tujuan

pembelajaran saat itu, yakni menulis laporan. Kemudian, guru bersama siswa

membagi kelompok belajar, tiap kelompok terdiri atas 5 siswa. Dalam pembagian

kelompok tersebut, guru mengupayakan terbentuknya kelompok yang heterogen,

baik dari segi kemampuan akademik maupun dari segi gender siswa. Setelah itu,

guru membagi model laporan kepada masing-masing kelompok.

Kegiatan guru selanjutnya, menyajikan informasi tugas pembelajaran kepada

siswa. Dalam kegiatan ini, guru menyampaikan materi pembelajaran menulis

laporan. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam penyusunan kerangka laporan

dengan memperhatikan beberapa aspek, yakni unsur kriteria paragraf (kelengkapan,

keruntutan, kesatuan, dan kepaduan), unsur argumen (pernyataan, data, dan

Page 65: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

54

pembenaran), dan unsur mekanik kebahasaan (tata baca, ejaan, dan diksi). Untuk

membangkitkan skemata siswa terhadap objek penulisan, maka guru melakukan

kegiatan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa dalam tahap

pramenulis. Ketika proses pembelajaran berlangsung, guru mengarahkan siswa

bekerja dalam kelompok. Jadi, selama proses belajar kelompok berlangsung, guru

terus-menerus melakukan observasi dan intervensi terhadap semua kelompok.

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan mengetes kompetensi siswa dalam menulis

laporan. Meskipun, dalam proses pembelajaran siswa bekerja sama secara

berkelompok. Namun, penilaian siswa dilakukan secara individual. Hal ini dilakukan

untuk mengukur akuntabilitas individual siswa dalam kerja kelompok.

Selanjutnya, guru mengarahkan siswa untuk menunjukkan bagian-bagian

laporan sesuai pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Kegiatan ini

dilakukan agar pengalaman nyata yang benar-benar telah dialami siswa dapat

diungkapkannya secara langsung dalam bentuk laporan. Kemudian, guru

mengajukan masalah dan bertanya jawab kepada siswa tentang tema yang telah

dipilih sesuai dengan masalah. Kegiatan tanya jawab dilakukan untuk

membangkitkan skemata siswa, menentukan tujuan, menentukan bentuk tulisan,

menentukan kerangka paragraf, dan menentukan judul laporan.

Urutan kegiatan akhir selama (10 menit), yaitu guru menyimpulkan

pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi, dan penugasan.

Page 66: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

55

b) Observasi

Bentuk aktivitas guru secara umum sebagai upaya mengoptimalkan

pelaksanaan pembelajaran menulis laporan melalui co-op co-op (investigasi) pada

pertemuan pertama siklus I, dapat dilihat pada Tabel 4.1, sebagai berikut.

Tabel 4.1. Aktivitas Guru pada Pertemuan Pertama Siklus I

No.

Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan SB B K SK 4 3 2 1

1 Menyapa siswa dengan ramah √

2 Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi bersama)

3 Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. √

4 Memberi kesempatan tentang hal yang belum dipahami

5 Memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan mellaui co-op co-op (investigasi)

6 Menjelaskan prosedur co-op co-op (investigasi) √

7 Memperagakan strategi co-op co-op (investigasi) √

8 Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-op co-op (investigasi)

9 Mengajak siswa merenungkan kegiatan co-op co-op (investigasi)

10. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks wawancara menjadi laporan.

11. Mengajak siswa memahami mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan

12. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

13. Membimbing siswa secara individu √

14. Mengadakan refleksi bersama siswa √

Page 67: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

56

Berdasarkan Tabel 4.1 tampak kegiatan guru pertemuan I. Rata-rata aktivitas

guru dikategorikan kurang. Misalnya, aktivitas guru dalam menyapa siswa dengan

ramah dikategorikan baik. Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi bersama)

dikategorikan baik. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran dikategorikan

baik. Memberi kesempatan tentang hal yang belum dipahami dikategorikan kurang.

Memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan

melalui co-op co-op (investigasi) dikategorikan kurang. Menjelaskan prosedur co-op

co-op (investigasi) dikategorikan kurang. Memperagakan strategi co-op co-op

(investigasi) dikategorikan kurang. Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-op

co-op (investigasi) dikategorikan kurang. Mengajak siswa merenungkan kegiatan co-

op co-op (investigasi) dikategorikan kurang. Mengarahkan siswa untuk mengubah

teks wawancara menjadi laporan dikategorikan kurang. Mengajak siswa memahami

mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan dikategorikan

kurang. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

dikategorikan kurang. Membimbing siswa secara individu dikategorikan kurang.

Mengadakan refleksi bersama siswa dikategorikan kurang.

Kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran menulis laporan

pada siklus I merupakan fokus perbaikan dalam pembelajaran menulis pada siklus

berikutnya. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang direncanakan

guru tidak terlepas dari respons positif dan kemampuan, serta minat siswa dalam

melakukannya.

Page 68: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

57

Selanjutnya, hasil pengamatan aktivitas siswa pertemuan pertama siklus I

disajikan dalam Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama siklus I

1 Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru 5 14.28 5 14.28 15 42.85 10 28.57

2. Keaktifan membaca materi 5 14.28 10 28.57 15 42.85 5 14.28

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op 3 8.57 7 20 15 42.85 10 28.57

4. Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaian

5 14.28 5 14.28 15 42.85 10 28.57

5.

Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi)

3 8.57 10 28.57 15 42.85 7 20

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan 2 5.71 5 14.28 15 42.85 13 37.14

7. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan 5 14.28 8 22.85 15 42.85 7 20

8. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan 5 8.57 5 14.28 15 42.85 10 28.57

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab 9 25.71 8 22.85 11 31.42 7 20

10. Keaktifan siswa menjadi pendengayang baik 5 8.57 9 25.71 11 31.42 10 28.57

11. Keaktifan siswa dalam berwawancara yang sopan 7 20 10 28.57 13 37.14 5 14.28

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 5 14.28 10 28.57 15 42.85 5 14.28

Page 69: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

58

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa masih ada siswa yang belum memusatkan

perhatian terhadap penjelasan guru dan arahan guru tentang materi pembelajaran

menulis. Keaktifan dalam menyimak penjelasan guru dikategorikan kurang dengan

persentase 42,85%. Keaktifan membaca materi dikategorikan kurang dengan

persentase 42,85%. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op

dikategorikan kurang dengan persentase 42,85%. Keaktifan siswa mendiskusikan

tugas untuk menemukan penyelesaiannya dikategorikan kurang dengan persentase

42,85%. Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru

tentang hal-hal yang menarik tentang co-op co-op (investigasi) dikategorikan kurang

dengan persentase 42,85%. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan

dikategorikan kurang dengan persentase 42,85%. Keaktifan siswa mengubah teks

wawancara menjadi laporan dikategorikan kurang dengan persentase 42,85%.

Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan dikategorikan kurang

dengan persentase 42,85%. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab dikategorikan

kurang dengan persentase 31,42%. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik

dikategorikan kurang dengan persentase 37,14%. Keaktifan siswa berwawancara

yang sopan dikategorikan kurang dengan persentase 42,85%. Keaktifan siswa

melakukan refleksi dikategorikan kurang dengan persentase 42,85%.

2) Pertemuan Kedua

a) Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tahap menulis laporan melalui co-op co-op

(investigasi) dilakukan pada pertemuan kedua selama 2x40 menit. Proses

Page 70: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

59

pembelajaran ini difokuskan pada: (1) penuangan gagasan menjadi draf laporan, (2)

melakukan perevisian laporan, (3) melakukan penyuntingan atau pengeditan laporan,

(4) penulisan kembali hasil perevisian draf laporan. Penuangan gagasan tersebut

dengan memperhatikan: (1) unsur kriteria paragraf yang baik (kelengkapan,

keruntutan, keutuhan, dan kepaduan), (2) unsur argumen (pernyataan, data, dan

pembenaran), dan (3) unsur kebahasaan (tanda baca, ejaan, dan diksi).

Kegiatan awal selama 10 menit terdiri atas: Guru membuka pembelajaran.

Guru mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi. Menjelaskan tujuan

pembelajaran. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara heterogen.

Kegiatan inti selama 60 menit yaitu Guru menjelaskan materi. Guru memberi

pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan melalui co-

op co-op (investigasi). Guru menjelaskan prosedur memperagakan co-op co-op

(investigasi). Guru membagikan teks wawancara kepada setiap kelompok. Setelah

teks wawancara dibagikan, guru mengarahkan siswa untuk membaca teks tersebut.

Siswa menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan. Siswa

menuliskan kerangka laporan. Guru menugasi siswa dalam kelompok bergantian

melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op tentang materi yang dipelajari.

Setelah melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op dalam kelompok, setiap

wakil kelompok melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op untuk seluruh

siswa dalam kelas (klasikal). Siswa mengembangkan kerangka menjadi laporan

dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca. Siswa melaporkan tugas-tugas dan

siswa lain menanggapi.

Page 71: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

60

Kegiatan akhir selama 10 menit yaitu guru menyimpulkan pembelajaran.

guru dan siswa melakukan refleksi. penugasan.

Berdasarkan teknik penuangan gagasan ke dalam draf laporan, lalu siswa

memulai menyusun draf secara individu. Siswa menyesuaikan jawaban pertanyaan

yang telah disusun untuk dituangkan sebagai gagasan pengembangan draf laporan.

Ketika pembelajaran berlangsung siswa menanyakan ‘apakah jawaban pertanyaan

yang dijadikan kerangka laporan boleh ditambah atau dihilangkan? Guru langsung

mengarahkan siswa bahwa kerangka laporan tersebut tentu boleh ditambah atau

dihilangkan dan kalau perlu diubah. Namun, yang paling penting adalah keterkaitan

antara rincian kerangka laporan tersebut disesuaikan dengan topik yang telah

ditentukan sebelumnya.

Setelah siswa selesai menulis, guru meminta satu orang siswa setiap

kelompok untuk membacakan hasil kerja kelompoknya. Sementara itu, kelompok

yang lain menyimak dan menanggapi hasil laporan yang sedang dibaca temannya.

Hasil kegiatan tersebut menunjukkan bahwa siswa belum berani bertanya dan

mengemukakan pendapat. Mereka hanya duduk sambil memperhatikan dan

menyimak apa yang sedang dibaca temannya di depan kelas. Hal ini menandakan

bahwa selama ini siswa tidak terbiasa melakukan tanya jawab ketika pembelajaran

menulis berlangsung, dan guru tidak pernah melatih keterampilan bertanya jawab

ketika siswa sedang menulis. Untuk mengatasi hal tersebut, guru langsung

memotivasi siswa agar melatih keberanian dengan jalan temu pendapat antarsiswa

sekelompok, antarkelompok, dan antara siswa dengan guru.

Page 72: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

61

Kegiatan menulis yang dilaksanakan selama dua jam pelajaran ditanggapi

beragam oleh siswa. Sebagian siswa menilainya sudah tepat, sedangkan yang lain

menilainya tidak cukup waktu untuk menulis draf laporan, karena ada hambatan-

hambatan dalam kegiatan menulis paragraf antara lain, siswa segan mengajukan

pendapatnya, tidak percaya diri, dan malu diolok-olok temannya. Hal ini, sering

terjadi di kalangan siswa yang tidak terlatih mental dan minatnya. Hasil

pengembangan kerangka laporan berdasarkan topik ke dalam draf awal siswa terteliti

kelompok tinggi, sedang, dan rendah dapat dipaparkan sebagai berikut.

b) Observasi

Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus I dapat

dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Aktivitas Guru pada Pertemuan Kedua Siklus I

No.

Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan SB B K SK 4 3 2 1

1 Menyapa siswa dengan ramah √

2 Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi bersama)

3 Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. √

4 Memberi kesempatan tentang hal yang belum dipahami

5 Memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan mellaui co-op co-op (investigasi)

6 Menjelaskan prosedur co-op co-op (investigasi) √

7 Memperagakan strategi co-op co-op (investigasi) √

8 Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-op co-op (investigasi)

Page 73: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

62

9 Mengajak siswa merenungkan kegiatan co-op co-op (investigasi)

10. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks wawancara menjadi laporan.

11. Mengajak siswa memahami mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan

12. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

13. Membimbing siswa secara individu √

14. Mengadakan refleksi bersama siswa √

Berdasarkan Tabel 4.3 tampak kegiatan guru pertemuan II masih sama

dengan pertemuan I. Rata-rata aktivitas guru dikategorikan kurang. Misalnya

aktivitas guru dalam menyapa siswa dengan ramah dikategorikan baik. Memotivasi

siswa melalui musik (bernyanyi bersama) dikategorikan baik. Menyampaikan tujuan

dan kegiatan pembelajaran dikategorikan baik. Memberi kesempatan tentang hal

yang belum dipahami dikategorikan kurang. Memberi pengarahan tentang kegiatan

mengubah teks wawancara menjadi laporan melalui co-op co-op (investigasi)

dikategorikan kurang. Menjelaskan prosedur co-op co-op (investigasi)

dikategorikan kurang. Memperagakan strategi co-op co-op (investigasi)

dikategorikan kurang. Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-op co-op

(investigasi) dikategorikan kurang. Mengajak siswa merenungkan kegiatan co-op co-

op (investigasi) dikategorikan kurang. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks

wawancara menjadi laporan dikategorikan kurang. Mengajak siswa memahami

mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan dikategorikan

kurang. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

Page 74: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

63

dikategorikan kurang. Membimbing siswa secara individu dikategorikan kurang.

Mengadakan refleksi bersama siswa dikategorikan kurang.

Berdasarkan hasil observasi pada Tabel 4.3 menunjukkan, bahwa kondisi

pembelajaran yang belum optimal, seperti keadaan pada pertemuan pertama aktivitas

siswa dalam pembelajaran masih perlu dibenahi. Guru masih mempertimbangkan

perubahan mendasar tentang peran siswa dalam pembelajaran perlu dioptimalkan,

karena kurikulum pendidikan yang bernuansa pembaharuan ini memandang siswa

sebagai subjek pembelajaran. Guru hanya memotivasi siswa agar memiliki daya

juang yang tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Untuk

mengoptimalkan usaha pencapaian tujuan pembelajaran kelas, maka guru harus

memiliki trifungsi, yakni sebagai pendidik dan pembimbing, sebagai mitra siswa, dan

sebagai pengamat aktivitas siswa dan dirinya sebagai katalisator peningkatan mutu

pendidikan.

Bila dalam Tabel 4.3 di atas yang terekam adalah semua kegiatan dan peran

guru selama jam pelajaran berlangsung, maka pada Tabel 4.3 merekam semua

aktivitas siswa selama jam pembelajaran berlangsung yang merupakan koneks

respons siswa terhadap semua informasi yang diterima dari guru. Oleh karena itu,

hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran tahap menulis laporan pertemuan

kedua siklus I dapat disajikan pada Tabel 4.4 berikut.

Page 75: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

64

Tabel 4.4. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua Siklus I

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru

5 14.28 10 28.57 15 42.85 5 14.28

2. Keaktifan membaca materi 10 28.57 15 42.85 13 37.14 5 14.28

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op

5 14.28 10 28.57 13 37.14 7 20

4.

Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaian

5 14.28 10 28.57 15 42.85 5 14.28

5.

Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi)

7 20 10 28.57 13 37.14 5 14.28

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan

5 14.28 6 17.14 14 40 10 28.57

7.

Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan

8 22.85 10 28.57 12 34.28 5 14.28

8. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan

8 22.85 8 22.85 10 28.57 9 25.97

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab 9 25.97 10 28.57 11 31.42 5 14.28

10. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik 8 22.85 9 25.97 10 28.57 8 22.85

11. Keaktifan siswa dalam berwawancarayang sopan 8 22.85 10 28.57 12 34.28 5 14.28

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 8 22.85 11 31.42 12 34.28 4 11.42

Page 76: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

65

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada sebagian siswa yang belum memusatkan

perhatian terhadap penjelasan guru dan arahan guru tentang materi pembelajaran

menulis. Keaktifan dalam menyimak penjelasan guru dikategorikan kurang dengan

persentase 42,85%. Keaktifan membaca materi dikategorikan kurang dengan

persentase 37,14%. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op

dikategorikan kurang dengan persentase 37,14%. Keaktifan siswa mendiskusikan

tugas untuk menemukan penyelesaiannya dikategorikan kurang dengan persentase

42,85%. Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru

tentang hal-hal yang menarik tentang co-op co-op (investigasi) dikategorikan kurang

dengan persentase 37,14%. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan

dikategorikan kurang dengan persentase 40%. Keaktifan siswa mengubah teks

wawancara menjadi laporan dikategorikan kurang dengan persentase 34,28%.

Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan dikategorikan kurang

dengan persentase 28,57%. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab dikategorikan

kurang dengan persentase 31,42%. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik

dikategorikan kurang dengan persentase 28,57%. Keaktifan siswa berwawancara

yang sopan dikategorikan kurang dengan persentase 34,28%. Keaktifan siswa

melakukan refleksi dikategorikan kurang dengan persentase 34,28%.

3) Pertemuan Ketiga

a) Pelaksanaan

Tahap pembelajaran pertemuan ketiga difokuskan pada: (1) membacakan

laporan di depan kelas, (2) revisi dan menulis kembali laporan berdasarkan

Page 77: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

66

masukkan yang diterima baik dari guru maupun teman kelompok, dan (3)

memajankan hasil laporan pada mading sekolah.

Kegiatan awal selama 10 menit, yaitu Guru membuka pembelajaran. Guru

mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi. Menjelaskan tujuan

pembelajaran. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara heterogen.

Kegiatan inti selama 60 menit, yaitu Guru menjelaskan materi. Guru

memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan

melalui co-op co-op (investigasi). Guru menugasi siswa menukarkan laporannya.

Siswa merevisi laporan hasil koreksi teman. Siswa menyunting draf laporan tulisan

teman berdasarkan: kesesuaian laporan dengan teks wawancara, penggunaan bahasa

dan ejaan. Siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain menanggapi

Kegiatan akhir selama 10 menit, yaitu guru menyimpulkan pembelajaran.

Guru dan siswa melakukan refleksi. Penugasan.

Secara klasikal dalam pembelajaran ini, guru mengarahkan siswa untuk

menata ulang gagasan yang telah dituangkan pada draf laporan. Pembelajaran yang

berkaitan dengan perevisian draf, guru melalui curah pendapat mengarahkan siswa

bahwa hal-hal yang dapat dilakukan adalah menambah informasi tulisan,

mempertajam perumusan gagasan, mengubah urutan pikiran, membuang informasi

yang tidak relevan, dan menggabungkan gagasan yang relevan.

Pembelajaran yang berkaitan dengan penyuntingan draf, guru melalui curah

pendapat mengarahkan siswa bahwa hal-hal yang dapat dilakukan adalah membaca

seluruh tulisan, memperbaiki pilihan kata yang kurang tepat, memperbaiki salah

Page 78: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

67

tulis, memperbaiki ejaan dan tanda baca.

Kegiatan pembelajaran teknik curah pendapat siswa baru memahami cara

mengorganisasikan gagasan dengan kriteria paragraf yang baik, seperti kelengkapan,

keruntutan, keutuhan, koherensi. Selain itu, melalui tulisan siswa dikenalkan dengan

struktur laporan, seperti kalimat topik, kalimat pengembang, kalimat penegas, dan

pernyataan (claim), data (ground), pembenaran (warrant). Pelaksanaan pembelajaran

tahap pascamenulis ini difokuskan pada: (1) pemublikasian tulisan dengan

membacakan di depan kelas, (2) menuliskan kembali tulisan hasil diskusi kelas, (3)

memublikasikan tulisan di papan pajanan.

Kegiatan pembelajaran pemublikasian tulisan dengan membacakan di depan

kelas dilakukan secara kelompok dan klasikal. Pembacaan ditekankan pada ketepatan

menyuarakan tulisan. Ketepatan dilihat dari lafal, intonasi, suara yang wajar, dan

lancar. Saat salah seorang membaca hasil kerja, siswa yang lain siap dengan catatan

untuk menyimak tentang isi bacaan sambil mencatat kesalahan unsur kebahasaannya.

Ketika pembacaan selesai dilakukan, maka siswa yang mencatat kesalahan atau

kekurangan temannya diberi kesempatan memberikan komentarnya untuk

menyampaikan hasil catatannya.

Hasil catatan respons berupa pembetulan kesalahan penulisan dari temannya,

sebagian besar mereka dapat menerima dengan senang hati. Mereka telah menyadari

bahwa respons teman itu merupakan hasil perbaikan untuk kemajuan di masa yang

akan datang. Sebelumnya guru sudah menanamkan nilai-nilai berdiskusi bahwa

perbaikan adalah untuk kesempurnaan tulisan itu sendiri sebagai antisipasi sekaligus

Page 79: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

68

memberikan peningkatan.

Guru mengingatkan kembali bahwa bagi siswa yang merasa mengalami

kesalahan atau kekurangan hasil tulisan dapat dibetulkan kembali dengan cara

menuliskan pembetulannya. Saat menuliskan kembali tulisannya tampak antusias.

Kemudian, siswa seakan berlomba menyelesaikannya untuk memajankan hasil

tuisannya di tempat yang telah disediakan.

Berdasarkan pedoman yang dapat dilakukan pada perevisian, tiap-tiap

kelompok membacakan hasil kerjanya. Diperoleh hasil kerja bahwa ada gagasan

yang perlu ditambah, dan ada juga gagasan yang perlu dihilangkan. Hal-hal yang

berkaitan dengan penyuntingan diperoleh hasil kerja pilihan kata yang kurang tepat,

ejaan, dan tanda baca digunakan bukan pada tempatnya.

Apabila siswa membaca laporan di depan kelas, maka teman kelompok lain

bertindak sebagai penyunting laporan dengan cara mendengarkan pembacaan

tersebut. Kemudian, menandai kata-kata atau kalimat yang salah itu dengan

menuliskan perbaikan dan menyerahkannya pada kelompok presentasi. Jika salah

seorang siswa telah selesai membaca, maka siswa yang lain memberikan aplaus

dengan tepuk tangan. Selain memberikan aplaus, juga memberikan respons atau

tanggapan dengan cara memberikan pujian, atas pertanyaan, dan tanggapan terhadap

pembacaan hasil laporan. Dalam pembacaan hasil tulisan, ada di antara siswa merasa

malu-malu tampil di depan kelas. Demikian pula siswa cenderung ragu-ragu

menanggapi hasil pembacaan temannya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru

Page 80: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

69

langsung memotivasi dan mengarahkan siswa agar memberanikan diri tampil di

depan kelas. Kondisi seperti ini terjadi dalam pembelajaran menulis pada siklus I.

b) Observasi

Secara umum aktivitas guru dalam pembelajaran pascamenulis pada

pertemuan ketiga dapat disajikan pada Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5. Aktivitas Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus I

No.

Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan SB B K SK 4 3 2 1

1 Menyapa siswa dengan ramah √

2 Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi bersama)

3 Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. √

4 Memberi kesempatan tentang hal yang belum dipahami

5 Memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan mellaui co-op co-op (investigasi)

6 Menjelaskan prosedur co-op co-op (investigasi) √

7 Memperagakan strategi co-op co-op (investigasi) √

8 Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-op co-op (investigasi)

9 Mengajak siswa merenungkan kegiatan co-op co-op (investigasi)

10. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks wawancara menjadi laporan.

11. Mengajak siswa memahami mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan

12. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

13. Membimbing siswa secara individu √

14. Mengadakan refleksi bersama siswa √

Page 81: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

70

Berdasarkan Tabel 4.5 tampak kegiatan guru pertemuan III yang rata-rata

sudah baik. Misalnya aktivitas guru dalam menyapa siswa dengan ramah

dikategorikan sangat baik. Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi bersama)

dikategorikan baik. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran dikategorikan

baik. Memberi kesempatan tentang hal yang belum dipahami dikategorikan baik.

Memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan

melalui co-op co-op (investigasi) dikategorikan baik. Menjelaskan prosedur co-op

co-op (investigasi) dikategorikan baik. Memperagakan strategi co-op co-op

(investigasi) dikategorikan baik. Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-op co-

op (investigasi) dikategorikan baik. Mengajak siswa merenungkan kegiatan co-op

co-op (investigasi) dikategorikan baik. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks

wawancara menjadi laporan dikategorikan baik. Mengajak siswa memahami

mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan dikategorikan baik.

Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

dikategorikan baik. Membimbing siswa secara individu dikategorikan baik.

Mengadakan refleksi bersama siswa dikategorikan baik.

Berdasarkan data Tabel 4.5 di atas ditunjukkan bahwa hasil observasi

aktivitas guru selama proses pembelajaran pada pascamenulis ini telah sesuai

dengan yang direncanakan sebelumnya. Guru telah berusaha mengarahkan dan

memantau seluruh kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Bila ada

siswa yang mengalami hambatan, guru langsung memotivasi siswa tersebut.

Misalnya, siswa merasa malu-malu atau ragu-ragu tampil membacakan hasil

Page 82: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

71

tulisannya di depan kelas. Guru memandang perlu memberikan bimbingan kepada

siswa untuk mendapatkan trik-trik awal yang perlu dilakukan menjelang giliran

tampil tiba sehingga siswa tersebut termotivasi untuk membacakan hasil karyanya di

depan kelas. Guru telah mengarahkan siswa yang lain sebagai pengamat sekaligus

mencatat setiap kesalahan unsur kebahasaan dari pembacaan laporan temannya, dan

bila telah selesai tampil langsung diserahkan perbaikannya.

Kegiatan proses pembelajaran pascamenulis yang diarahkan oleh guru

selanjutnya adalah memberikan petunjuk kepada siswa tentang pendokumentasian

dan pemublikasian hasil tulisannya pada tempat yang disediakan. Bagi siswa yang

telah melaksanakan tugasnya dengan baik selalu dberikan pujian dan aplaus,

sehingga siswa yang belum mendapat giliran tampil termotivasi untuk segera

mengambil giliran tampil di depan kelas. Ketertarikan siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran seperti di atas tidak terlepas dari kelihaian guru menggunakan

metode tertentu. Dalam hal ini penerapan co-op co-op (investigasi) dalam

pembelajaran menulis laporan sangat tepat.

Aktivitas guru di kelas tertentu selalu berkaitan dengan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Keberhasilan guru menggunakan suatu

metode dalam kegiatan pembelajaran tertentu sangat ditentukan tercapainnya tujuan

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu, aktivitas guru dalam

pembelajaran pascamenulis yang tertera pada Tabel 4.5 di atas sangat berhubungan

dengan aktivitas siswa dalam melakukan proses pembelajaran tersebut.

Page 83: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

72

Adapun, aktivitas siswa dalam pembelajaran pascamenulis seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Ketiga Siklus I

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru 12 34.28 14 40 5 14.28 4 11.42

2. Keaktifan membaca materi 10 28.57 15 42.85 4 11.42 4 11.42

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op 9 25.97 11 31.42 10 28.57 5 14.28

4. Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaian

12 34.28 13 37.14 6 17.14 4 11.42

5.

Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi)

10 28.57 15 42.85 6 17.14 4 11.42

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan 8 22.85 12 34.28 8 22.85 7 20

7. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan 10 28.57 11 31.42 10 28.57 4 11.42

8. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan 9 25.97 11 31.42 8 22.85 7 20

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab 12 34.28 14 40 5 14.28 4 11.42

10. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik 10 28.57 15 42.85 5 14.28 5 14.28

11. Keaktifan siswa dalam berwawancara yangsopan 11 31.42 15 42.85 5 14.28 4 11.42

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 9 25.71 13 37.14 9 25.71 4 11.42

Page 84: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

73

Tabel 4.6 sudah menunjukkan perubahan yang positif. Keaktifan dalam

menyimak penjelasan guru dikategorikan baik dengan persentase 40%. Keaktifan

membaca materi dikategorikan baik dengan persentase 42,85%. Keaktifan

melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op dikategorikan baik dengan

persentase 31,42%. Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan

penyelesaiannya dikategorikan baik dengan persentase 37,14%. Siswa mengamati

guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik

tentang co-op co-op (investigasi) dikategorikan baik dengan persentase 42,85%.

Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan dikategorikan baik dengan

persentase 34,28%. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan

dikategorikan baik dengan persentase 31,42%. Keaktifan siswa membaca atau

melaporkan hasil pekerjaan dikategorikan baik dengan persentase 31,42%. Keaktifan

siswa dalam bertanggung jawab dikategorikan baik dengan persentase 40%.

Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik dikategorikan baik dengan persentase

42,85%. Keaktifan siswa berwawancara yang sopan dikategorikan baik dengan

persentase 42,85%. Keaktifan siswa melakukan refleksi dikategorikan baik dengan

persentase 37,14%.

Tabel 4.6 menujukkan bahwa indikator pembelajaran yang telah dirumuskan

dalam RPP sebagian besar tercapai. Rata-rata indikator sudah bagus pelaksanaannya.

Aspek yang belum optimal akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

Page 85: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

74

b. Siklus II

1) Pertemuan Pertama

Pembelajaran pada proses ini sama dengan siklus I sebelumnya yang terdiri

atas dua aspek, yaitu aspek pelaksanaan dan obervasi guru dan siswa.

a) Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan dengan lingkup materi pembelajaran co-op co-op

(investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa

kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep.

Rata-rata pelaksanaan pembelajaran siklus II ini mengulangi pelaksanaan

siklus I. Dalam kegiatan pembelajaran ini yang dilakukan adalah kegiatan awal: (10

menit) yaitu guru membuka pembelajaran, guru mengecek kehadiran siswa, guru

melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok secara heterogen.

Pada kegiatan (60 menit), terdiri atas guru menjelaskan materi, guru memberi

pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan melalui co-

op co-op (investigasi), guru menjelaskan prosedur memperagakan co-op co-op

(investigasi), guru bertanya tentang hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi),

siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal

yang menarik tentang co-op co-op (investigasi), guru membagikan teks wawancara

kepada setiap kelompok, setelah teks wawancara dibagikan, guru mengarahkan siswa

untuk membaca teks tersebut, siswa menuliskan pokok — pokok wawancara, guru

Page 86: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

75

menugasi siswa dalam kelompok bergantian melakukan investigasi sebagai bentuk

co-op co-op tentang materi yang dipelajari, setelah melakukan investigasi sebagai

bentuk co-op co-op dalam kelompok, setiap wakil kelompok melakukan investigasi

sebagai bentuk co-op co-op untuk seluruh siswa dalam kelas, guru membimbing

siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada dalam mengubah teks

wawancara, siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain menanggapi.

Urutan kegiatan akhir selama (10 menit), yaitu guru menyimpulkan

pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi, dan penugasan.

Metode yang digunakan adalah metode co-op co-op. Dalam pelaksanaannya,

siswa diharapkan dapat salang membantu dan membimbing dalam menemukan dan

merumuskan masalah yang diajukan, mengajukan masalah dan bertanya.

Menemukan digunakan agar siswa dapat menemukan sendiri topik yang sesuai, judul

yang relevan, penyusunan kerangka laporan sesuai dengan hasil observasinya

melalui bertanya dengan teman kelompok, mengajukan dugaan, mengumpulkan data,

dan diakhiri dengan penyimpulan. Bertanya digunakan untuk menggali informasi,

mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek

yang belum diketahuinya.

Setelah membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa siswa dan

memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran, guru mengemukakan tujuan

pembelajaran saat itu, yakni menulis laporan. Kemudian, guru bersama siswa

membagi kelompok belajar, tiap kelompok terdiri atas 5 siswa. Dalam pembagian

kelompok tersebut, guru mengupayakan terbentuknya kelompok yang heterogen,

Page 87: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

76

baik dari segi kemampuan akademik maupun dari segi gender siswa. Setelah itu,

guru membagi model laporan kepada masing-masing kelompok.

Kegiatan guru selanjutnya, menyajikan informasi tugas pembelajaran kepada

siswa. Dalam kegiatan ini, guru menyampaikan materi pembelajaran menulis

laporan. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam penyusunan kerangka laporan

dengan memperhatikan beberapa aspek, yakni unsur kriteria paragraf (kelengkapan,

keruntutan, kesatuan, dan kepaduan), unsur argumen (pernyataan, data, dan

pembenaran), dan unsur mekanik kebahasaan (tata baca, ejaan, dan diksi). Untuk

membangkitkan skemata siswa terhadap objek penulisan, maka guru melakukan

kegiatan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa dalam tahap

pramenulis. Ketika proses pembelajaran berlangsung, guru mengarahkan siswa

bekerja dalam kelompok. Jadi, selama proses belajar kelompok berlangsung, guru

terus-menerus melakukan observasi dan intervensi terhadap semua kelompok.

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan mengetes kompetensi siswa dalam menulis

laporan. Meskipun, dalam proses pembelajaran siswa bekerja sama secara

berkelompok. Namun, penilaian siswa dilakukan secara individual. Hal ini dilakukan

untuk mengukur akuntabilitas individual siswa dalam kerja kelompok.

Selanjutnya, guru mengarahkan siswa untuk menunjukkan bagian-bagian

laporan sesuai pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Kegiatan ini

dilakukan agar pengalaman nyata yang benar-benar telah dialami siswa dapat

diungkapkannya secara langsung dalam bentuk laporan. Kemudian, guru

mengajukan masalah dan bertanya jawab kepada siswa tentang tema yang telah

Page 88: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

77

dipilih sesuai dengan masalah. Kegiatan tanya jawab dilakukan untuk

membangkitkan skemata siswa, menentukan tujuan, menentukan bentuk tulisan,

menentukan kerangka paragraf, dan menentukan judul laporan.

b) Observasi

Bentuk aktivitas guru secara umum sebagai upaya mengoptimalkan

pelaksanaan pembelajaran menulis laporan melalui co-op co-op (investigasi) pada

pertemuan pertama siklus II, dapat dilihat pada Tabel 4.7, sebagai berikut.

Tabel 4.7 Aktivitas Guru pada Pertemuan Pertama Siklus II

No.

Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan SB B K SK 4 3 2 1

1 Menyapa siswa dengan ramah √

2 Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi bersama) √

3 Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. √

4 Memberi kesempatan tentang hal yang belum dipahami √

5 Memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan mellaui co-op co-op (investigasi)

6 Menjelaskan prosedur co-op co-op (investigasi) √

7 Memperagakan strategi co-op co-op (investigasi) √

8 Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-op co-op (investigasi)

9 Mengajak siswa merenungkan kegiatan co-op co-op (investigasi)

10. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks wawancara menjadi laporan.

11. Mengajak siswa memahami mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan

12. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

13. Membimbing siswa secara individu √

14. Mengadakan refleksi bersama siswa √

Page 89: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

78

Berdasarkan Tabel 4.7 tampak kegiatan guru pertemuan I. Rata-rata aktivitas

guru dikategorikan baik. Misalnya aktivitas guru dalam menyapa siswa dengan

ramah dikategorikan sangat baik. Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi

bersama) dikategorikan sangat baik. Menyampaikan tujuan dan kegiatan

pembelajaran dikategorikan sangat baik. Memberi kesempatan tentang hal yang

belum dipahami dikategorikan baik. Memberi pengarahan tentang kegiatan

mengubah teks wawancara menjadi laporan melalui co-op co-op (investigasi)

dikategorikan baik. Menjelaskan prosedur co-op co-op (investigasi) dikategorikan

sangat baik. Memperagakan strategi co-op co-op (investigasi) dikategorikan sangat

baik. Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-op co-op (investigasi)

dikategorikan sangat baik. Mengajak siswa merenungkan kegiatan co-op co-op

(investigasi) dikategorikan sangat baik. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks

wawancara menjadi laporan dikategorikan sangat baik. Mengajak siswa memahami

mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan dikategorikan sangat

baik. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

dikategorikan sangat baik. Membimbing siswa secara individu dikategorikan sangat

baik. Mengadakan refleksi bersama siswa dikategorikan sangat baik.

Kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran menulis laporan

pada siklus II merupakan fokus perbaikan dalam pembelajaran menulis pada siklus

berikutnya. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang direncanakan

guru tidak terlepas dari respons positif dan kemampuan, serta minat siswa dalam

melakukannya.

Page 90: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

79

Selanjutnya, hasil pengamatan aktivitas siswa pertemuan pertama siklus II

disajikan dalam Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus II

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru 13 37.14 15 42.85 4 11.42 3 8.57

2. Keaktifan membaca materi 13 37.14 16 45.71 3 8.57 3 8.57

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op

11 31.42 12 34.28 8 22.85 4 11.42

4. Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaian

13 37.14 14 40 5 14.28 3 8.57

5.

Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi)

13 37.14 15 42.85 4 11.42 3 8.57

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan 9 25.71 13 37.14 7 20 6 17.14

7. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan

12 34.28 14 40 6 17.14 3 8.57

8. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan

11 31.42 13 37.14 6 17.14 5 14.28

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab 13 37.14 15 42.85 4 11.42 3 8.57

10. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik 12 34.28 15 42.85 4 11.42 4 11.42

11. Keaktifan siswa dalam berwawancara yang sopan 12 34.28 16 45.71 4 11.42 3 8.57

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 12 34.28 15 42.85 5 14.28 3 8.57

Page 91: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

80

Tabel 4.8 menunjukkan perubahan yang signifikan aktivitas siswa yang sudah

memusatkan perhatian terhadap penjelasan dan arahan guru tentang materi

pembelajaran menulis. Keaktifan dalam menyimak penjelasan guru dikategorikan

sangat baik dengan persentase 42,85%. Keaktifan membaca materi dikategorikan

baik dengan persentase 45,71%. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-

op co-op dikategorikan sangat baik dengan persentase 34,28% Keaktifan siswa

mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaiannya dikategorikan sangat baik

dengan persentase 40%. Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab

pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik tentang co-op co-op (investigasi)

dikategorikan sangat baik dengan persentase 42,85% Keaktifan siswa mengajukan

pertanyaan dan tanggapan dikategorikan sangat baik dengan persentase 37,14%.

Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan dikategorikan sangat

baik dengan persentase 40%. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil

pekerjaan dikategorikan sangat baik dengan persentase 37,14%. Keaktifan siswa

dalam bertanggung jawab dikategorikan baik dengan persentase 42,85%. Keaktifan

siswa menjadi pendengar yang baik dikategorikan baik dengan persentase 42,85%.

Keaktifan siswa berwawancara yang sopan dikategorikan baik dengan persentase

45,71%. Keaktifan siswa melakukan refleksi dikategorikan sangat baik dengan

persentase 42,85%.

Page 92: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

81

2) Pertemuan Kedua

a) Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tahap menulis laporan melalui co-op co-op

(investigasi) dilakukan pada pertemuan kedua selama 2x40 menit. Proses

pembelajaran ini difokuskan pada: (1) penuangan gagasan menjadi draf laporan, (2)

melakukan perevisian laporan, (3) melakukan penyuntingan atau pengeditan laporan,

(4) penulisan kembali hasil perevisian draf laporan. Penuangan gagasan tersebut

dengan memperhatikan: (1) unsur kriteria paragraf yang baik (kelengkapan,

keruntutan, keutuhan, dan kepaduan), (2) unsur argumen (pernyataan, data, dan

pembenaran), dan (3) unsur kebahasaan (tanda baca, ejaan, dan diksi).

Kegiatan awal selama 10 menit terdiri atas: Guru membuka pembelajaran.

Guru mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi. Menjelaskan tujuan

pembelajaran. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara heterogen.

Kegiatan inti selama 60 menit. Guru menjelaskan materi lalu memberi arahan

tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan melalui co-op co-op

(investigasi). Guru menjelaskan prosedur memperagakan co-op co-op (investigasi).

Guru membagikan teks wawancara kepada setiap kelompok. Setelah teks

wawancara dibagikan, mengarahkan siswa membaca teks tersebut. Siswa

menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan. Siswa

menuliskan kerangka laporan. Guru menugasi siswa/kelompok bergantian melakukan

investigasi sebagai bentuk co-op co-op tentang materi yang dipelajari. Setelah

melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op dalam kelompok, setiap wakil

Page 93: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

82

kelompok melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op untuk seluruh siswa

dalam kelas (klasikal). Siswa mengembangkan kerangka menjadi laporan dengan

memperhatikan ejaan dan tanda baca. Siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain

menanggapi.

Kegiatan akhir selama 10 menit yaitu guru menyimpulkan pembelajaran.

guru dan siswa melakukan refleksi. penugasan.

Berdasarkan teknik penuangan gagasan ke dalam draf laporan, lalu siswa

memulai menyusun draf secara individu. Siswa menyesuaikan jawaban pertanyaan

yang telah disusun untuk dituangkan sebagai gagasan pengembangan draf laporan.

Ketika pembelajaran berlangsung siswa menanyakan ‘apakah jawaban pertanyaan

yang dijadikan kerangka laporan boleh ditambah atau dihilangkan? Guru langsung

mengarahkan siswa bahwa kerangka laporan tersebut tentu boleh ditambah atau

dihilangkan dan kalau perlu diubah. Namun, yang paling penting adalah keterkaitan

antara rincian kerangka laporan tersebut disesuaikan dengan topik yang telah

ditentukan sebelumnya.

Setelah siswa selesai menulis, guru meminta satu orang siswa setiap

kelompok untuk membacakan hasil kerja kelompoknya. Sementara itu, kelompok

yang lain menyimak dan menanggapi hasil laporan yang sedang dibaca temannya.

Hasil kegiatan tersebut menunjukkan bahwa siswa belum berani bertanya dan

mengemukakan pendapat. Mereka hanya duduk sambil memperhatikan dan

menyimak apa yang sedang dibaca temannya di depan kelas. Hal ini menandakan

bahwa selama ini siswa tidak terbiasa melakukan tanya jawab ketika pembelajaran

Page 94: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

83

menulis berlangsung, dan guru tidak pernah melatih keterampilan bertanya jawab

ketika siswa sedang menulis. Untuk mengatasi hal tersebut, guru langsung

memotivasi siswa agar melatih keberanian dengan jalan temu pendapat antarsiswa

sekelompok, antarkelompok, dan antara siswa dengan guru.

Kegiatan menulis yang dilaksanakan selama dua jam pelajaran ditanggapi

beragam oleh siswa. Sebagian siswa menilainya sudah tepat, sedangkan yang lain

menilainya tidak cukup waktu untuk menulis draf laporan, karena ada hambatan-

hambatan dalam kegiatan menulis paragraf antara lain, siswa segan mengajukan

pendapatnya, tidak percaya diri, dan malu diolok-olok temannya. Hal ini, sering

terjadi di kalangan siswa yang tidak terlatih mental dan minatnya. Hasil

pengembangan kerangka laporan berdasarkan topik ke dalam draf awal siswa terteliti

kelompok tinggi, sedang, dan rendah dapat dipaparkan sebagai berikut.

b) Observasi

Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus II dapat

dilihat pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9. Aktivitas Guru pada Pertemuan Kedua Siklus II

No.

Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan SB B K SK

4 3 2 1 1 Menyapa siswa dengan ramah √

2 Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi bersama) √

3 Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. √

4 Memberi kesempatan tentang hal yang belum dipahami √

5 Memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan mellaui co-op co-op

bersambung….

Page 95: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

84

6 Menjelaskan prosedur co-op co-op (investigasi) √

7 Memperagakan strategi co-op co-op (investigasi) √

8 Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-op co-op (investigasi)

9 Mengajak siswa merenungkan kegiatan co-op co-op (investigasi)

10. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks wawancara menjadi laporan.

11. Mengajak siswa memahami mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan

12. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

13. Membimbing siswa secara individu √

14. Mengadakan refleksi bersama siswa √

Berdasarkan Tabel 4.9 tampak kegiatan guru pertemuan II yang rata-rata

sudah baik. Rata-rata aktivitas guru dikategorikan sangat baik. Misalnya aktivitas

guru dalam menyapa siswa dengan ramah dikategorikan sangat baik. Memotivasi

siswa melalui musik (bernyanyi bersama) dikategorikan sangat baik. Menyampaikan

tujuan dan kegiatan pembelajaran dikategorikan sangat baik. Memberi kesempatan

tentang hal yang belum dipahami dikategorikan sangat baik. Memberi pengarahan

tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan melalui co-op co-op

(investigasi) dikategorikan sangat baik. Menjelaskan prosedur co-op co-op

(investigasi) dikategorikan sangat baik. Memperagakan strategi co-op co-op

(investigasi) dikategorikan sangat baik. Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-

op co-op (investigasi) dikategorikan sangat baik. Mengajak siswa merenungkan

kegiatan co-op co-op (investigasi) dikategorikan sangat baik. Mengarahkan siswa

untuk mengubah teks wawancara menjadi laporan dikategorikan sangat baik.

Mengajak siswa memahami mengubah teks wawancara menjadi laporan secara

Lanjutan Tabel 4.9

Page 96: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

85

keseluruhan dikategorikan sangat baik. Membimbing siswa untuk memaknai dan

menangkap nilai-nilai yang ada dikategorikan sangat baik. Membimbing siswa

secara individu dikategorikan sangat baik. Mengadakan refleksi bersama siswa

dikategorikan sangat baik.

Apabila dalam Tabel 4.9 di atas yang terekam adalah semua kegiatan dan

peran guru selama jam pelajaran berlangsung, maka pada Tabel 4.9 merekam semua

aktivitas siswa selama jam pembelajaran berlangsung yang merupakan koneks

respons siswa terhadap semua informasi yang diterima dari guru. Oleh karena itu,

hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran tahap menulis laporan pertemuan

kedua siklus II dapat disajikan pada Tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua Siklus II

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru 14 40 16 45.71 3 8.57 2 5.71

2. Keaktifan membaca materi 14 40 17 48.57 2 5.71 2 5.71

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op 13 37.14 14 40 5 14.28 3 8.57

4. Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaian

14 40 15 42.85 4 11.42 2 5.71

5.

Siswa mengamati guru sebagaimodel dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi)

14 40 16 45.71 3 8.57 2 5.71

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan 10 28.57 14 40 6 17.14 5 14.28

bersambung ….

Page 97: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

86

7. Keaktifan siswa mengubah teks

wawancara menjadi laporan 13 37.14 15 42.85 5 14.28 2 5.71

8. Keaktifan siswa membaca atau

melaporkan hasil pekerjaan 13 37.14 15 42.85 4 11.42 3 8.57

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung

jawab 14 40 16 45.71 3 8.57 2 5.71

10. Keaktifan siswa menjadi pendengar

yang baik 14 40 15 42.85 3 8.57 3 8.57

11. Keaktifan siswa dalam berwawancara yang sopan

14 40 17 48.57 2 5.71 2 5.71

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 14 40 16 45.71 3 8.57 2 5.71

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa rata-rata siswa sudah memusatkan perhatian

terhadap penjelasan dan arahan guru. Keaktifan dalam menyimak penjelasan guru

dikategorikan sangat baik dengan persentase 45,71%. Keaktifan membaca materi

sangat baik dengan persentase 48,57%. Keaktifan melakukan investigasi sebagai

bentuk co-op co-op sangat baik dengan persentase 40%. Keaktifan siswa

mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaiannya sangat baik dengan

persentase 42,85%. Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan

guru tentang hal-hal yang menarik tentang co-op co-op (investigasi) sangat baik

dengan persentase 45,71%. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan

sangat baik dengan persentase 40%. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara

menjadi laporan sangat baik dengan persentase 42,85%. Keaktifan siswa membaca

atau melaporkan hasil pekerjaan sangat baik dengan persentase 42,85%. Keaktifan

siswa dalam bertanggung jawab dikategorikan baik dengan persentase 45,71%.

Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik dikategorikan baik dengan persentase

Lanjutan Tabel 4.10

Page 98: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

87

42,85%. Keaktifan siswa berwawancara yang sopan dikategorikan baik dengan

persentase 48,57%. Keaktifan siswa melakukan refleksi sangat baik dengan

persentase 45,71%.

3) Pertemuan Ketiga

a) Pelaksanaan

Tahap pembelajaran pertemuan ketiga difokuskan pada: (1) membacakan

laporan di depan kelas, (2) revisi dan menulis kembali laporan berdasarkan

masukkan yang diterima baik dari guru maupun teman kelompok, dan (3)

mendokumentasikan serta memajankan hasil laporan pada mading sekolah.

Kegiatan awal selama 10 menit, yaitu guru membuka pembelajaran. Guru

mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi. Menjelaskan tujuan

pembelajaran. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara geterogen.

Kegiatan inti selama 60 menit, yaitu guru menjelaskan materi. Guru memberi

pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan melalui co-

op co-op (investigasi). Guru menugasi siswa menukarkan laporannya. Siswa

merevisi laporan hasil koreksi teman. Siswa menyunting draf laporan tulisan teman

berdasarkan: kesesuaian laporan dengan teks wawancara, penggunaan bahasa dan

ejaan. Siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain menanggapi. Kegiatan akhir

selama 10 menit, yaitu guru menyimpulkan pembelajaran. Guru dan siswa

melakukan refleksi. Penugasan.

Secara klasikal dalam pembelajaran ini, guru mengarahkan siswa untuk

menata ulang gagasan yang telah dituangkan pada draf laporan. Pembelajaran yang

Page 99: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

88

berkaitan dengan perevisian draf, guru melalui curah pendapat mengarahkan siswa

bahwa hal-hal yang dapat dilakukan adalah menambah informasi tulisan,

mempertajam perumusan gagasan, mengubah urutan pikiran, membuang informasi

yang tidak relevan, dan menggabungkan gagasan yang relevan.

Pembelajaran yang berkaitan dengan penyuntingan draf, guru melalui curah

pendapat mengarahkan siswa bahwa hal-hal yang dapat dilakukan adalah membaca

seluruh tulisan, memperbaiki pilihan kata yang kurang tepat, memperbaiki salah

tulis, memperbaiki ejaan dan tanda baca.

Kegiatan pembelajaran teknik curah pendapat siswa baru memahami cara

mengorganisasikan gagasan dengan kriteria paragraf yang baik, seperti kelengkapan,

keruntutan, keutuhan, koherensi. Selain itu, melalui tulisan siswa dikenalkan dengan

struktur laporan, seperti kalimat topik, kalimat pengembang, kalimat penegas, dan

pernyataan (claim), data (ground), pembenaran (warrant). Pelaksanaan pembelajaran

tahap pascamenulis ini difokuskan pada: (1) pemublikasian tulisan dengan

membacakan di depan kelas, (2) menuliskan kembali tulisan hasil diskusi kelas, (3)

memublikasikan tulisan di papan pajanan.

Kegiatan pembelajaran pemublikasian tulisan dengan membacakan di depan

kelas dilakukan secara kelompok dan klasikal. Pembacaan ditekankan pada ketepatan

menyuarakan tulisan. Ketepatan dilihat dari lafal, intonasi, suara yang wajar, dan

lancar. Saat salah seorang membaca hasil kerja, siswa yang lain siap dengan catatan

untuk menyimak tentang isi bacaan sambil mencatat kesalahan unsur kebahasaannya.

Ketika pembacaan selesai dilakukan, maka siswa yang mencatat kesalahan atau

Page 100: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

89

kekurangan temannya diberi kesempatan memberikan komentarnya untuk

menyampaikan hasil catatannya.

Hasil catatan respons berupa pembetulan kesalahan penulisan dari temannya,

sebagian besar mereka dapat menerima dengan senang hati. Mereka telah menyadari

bahwa respons teman itu merupakan hasil perbaikan untuk kemajuan di masa yang

akan datang. Sebelumnya guru sudah menanamkan nilai-nilai berdiskusi bahwa

perbaikan adalah untuk kesempurnaan tulisan itu sendiri sebagai antisipasi sekaligus

memberikan peningkatan.

Guru mengingatkan kembali bahwa bagi siswa yang merasa mengalami

kesalahan atau kekurangan hasil tulisan dapat dibetulkan kembali dengan cara

menuliskan pembetulannya. Saat menuliskan kembali tulisannya tampak antusias.

Kemudian, siswa seakan berlomba menyelesaikannya untuk memajankan hasil

tuisannya di tempat yang telah disediakan.

Berdasarkan pedoman yang dapat dilakukan pada perevisian, tiap-tiap

kelompok membacakan hasil kerjanya. Diperoleh hasil kerja bahwa ada gagasan

yang perlu ditambah, dan ada juga gagasan yang perlu dihilangkan. Hal-hal yang

berkaitan dengan penyuntingan diperoleh hasil kerja pilihan kata yang kurang tepat,

ejaan, dan tanda baca digunakan bukan pada tempatnya.

Apabila siswa membaca laporan di depan kelas, maka teman kelompok lain

bertindak sebagai penyunting laporan dengan cara mendengarkan pembacaan

tersebut. Kemudian, menandai kata-kata atau kalimat yang salah itu dengan

menuliskan perbaikan dan menyerahkannya pada kelompok presentasi. Jika salah

Page 101: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

90

seorang siswa telah selesai membaca, maka siswa yang lain memberikan aplaus

dengan tepuk tangan. Selain memberikan aplaus, juga memberikan respons atau

tanggapan dengan cara memberikan pujian, atas pertanyaan, dan tanggapan terhadap

pembacaan hasil laporan. Dalam pembacaan hasil tulisan, ada di antara siswa merasa

malu-malu tampil di depan kelas. Demikian pula siswa cenderung ragu-ragu

menanggapi hasil pembacaan temannya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru

langsung memotivasi dan mengarahkan siswa agar memberanikan diri tampil di

depan kelas. Kondisi seperti ini terjadi dalam pembelajaran menulis pada siklus II.

b) Observasi

Secara umum aktivitas guru dalam pembelajaran pascamenulis pada

pertemuan ketiga dapat disajikan pada Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11. Aktivitas Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus II

No.

Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan SB B K SK 4 3 2 1

1 Menyapa siswa dengan ramah √

2 Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi bersama)

3 Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. √

4 Memberi kesempatan tentang hal yang belum dipahami

5 Memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan mellaui co-op co-op (investigasi)

6 Menjelaskan prosedur co-op co-op (investigasi) √

7 Memperagakan strategi co-op co-op (investigasi) √

8 Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-op co-op (investigasi)

bersambung ….

Page 102: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

91

9 Mengajak siswa merenungkan kegiatan co-op co-op (investigasi)

10. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks wawancara menjadi laporan.

11. Mengajak siswa memahami mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan

12. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

13. Membimbing siswa secara individu √

14. Mengadakan refleksi bersama siswa √

Berdasarkan Tabel 4.11 tampak kegiatan guru pertemuan II yang rata-rata

sudah baik. Rata-rata aktivitas guru dikategorikan sangat baik. Misalnya aktivitas

guru dalam menyapa siswa dengan ramah dikategorikan sangat baik. Memotivasi

siswa melalui musik (bernyanyi bersama) dikategorikan sangat baik. Menyampaikan

tujuan dan kegiatan pembelajaran dikategorikan sangat baik. Memberi kesempatan

tentang hal yang belum dipahami dikategorikan sangat baik. Memberi pengarahan

tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan melalui co-op co-op

(investigasi) dikategorikan sangat baik. Menjelaskan prosedur co-op co-op

(investigasi) dikategorikan sangat baik. Memperagakan strategi co-op co-op

(investigasi) dikategorikan sangat baik. Bertanya tentang hal yang, menarik dari co-

op co-op (investigasi) dikategorikan sangat baik. Mengajak siswa merenungkan

kegiatan co-op co-op dikategorikan sangat baik. Mengarahkan siswa untuk

mengubah teks wawancara menjadi laporan dikategorikan sangat baik. Mengajak

siswa memahami mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan

dikategorikan sangat baik. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap

nilai-nilai yang ada dikategorikan sangat baik. Membimbing siswa secara individu

Lanjutan Tabel 4.11

Page 103: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

92

dikategorikan sangat baik. Mengadakan refleksi bersama siswa dikategorikan sangat

baik.

Berdasarkan data Tabel 4.11 di atas ditunjukkan bahwa hasil observasi

aktivitas guru selama proses pembelajaran pada pascamenulis ini telah sesuai

dengan yang direncanakan sebelumnya. Guru telah berusaha mengarahkan dan

memantau seluruh kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Bila ada

siswa yang mengalami hambatan, guru langsung memotivasi siswa tersebut.

Misalnya, siswa merasa malu-malu atau ragu-ragu tampil membacakan hasil

tulisannya di depan kelas. Guru memandang perlu memberikan bimbingan kepada

siswa untuk mendapatkan trik-trik awal yang perlu dilakukan menjelang giliran

tampil tiba sehingga siswa tersebut termotivasi untuk membacakan hasil karyanya di

depan kelas. Guru telah mengarahkan siswa yang lain sebagai pengamat sekaligus

mencatat setiap kesalahan unsur kebahasaan dari pembacaan laporan temannya, dan

bila telah selesai tampil langsung diserahkan perbaikannya.

Kegiatan proses pembelajaran pascamenulis yang diarahkan oleh guru

selanjutnya adalah memberikan petunjuk kepada siswa tentang pendokumentasian

dan pemublikasian hasil tulisannya pada tempat yang disediakan. Bagi siswa yang

telah melaksanakan tugasnya dengan baik selalu dberikan pujian dan aplaus,

sehingga siswa yang belum mendapat giliran tampil termotivasi untuk segera

mengambil giliran tampil di depan kelas. Ketertarikan siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran seperti di atas tidak terlepas dari kelihaian guru menggunakan

Page 104: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

93

metode tertentu. Dalam hal ini penerapan co-op co-op (investigasi) dalam

pembelajaran menulis laporan sangat tepat.

Aktivitas guru di kelas tertentu selalu berkaitan dengan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Keberhasilan guru menggunakan suatu

metode dalam kegiatan pembelajaran tertentu sangat ditentukan tercapainnya tujuan

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu, aktivitas guru dalam

pembelajaran pascamenulis yang tertera pada Tabel 4.11 di atas sangat berhubungan

dengan aktivitas siswa dalam melakukan proses pembelajaran tersebut.

Adapun aktivitas siswa dalam pembelajaran pascamenulis seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Ketiga Siklus II

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak penjelasan guru 17 48.51 15 42.85 2 5.71 1 2.85

2. Keaktifan membaca materi 17 48.51 16 45.71 1 2.85 1 2.85

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op 16 45.71 14 40 3 8.57 2 5.71

4.

Keaktifan siswa mendiskusikan

tugas untuk menemukan

penyelesaian 16 45.71 15 42.85 3 8.57 1 2.85

5.

Siswa mengamati guru sebagai

model dan menjawab pertanyaan

guru tentang hal-hal yang menarik

dari co-op co-op (investigasi)

17 48.51 16

45.71

1 2.85 1 2.85

bersambung….

Page 105: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

94

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan 16 45.71 15 42.85 2 5.71 2 5.71

7. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan 16 45.71 15 42.85 3 8.57 1 2.85

8. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan 17 48.51 15 42.85 2 5.71 1 2.85

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab 17 48.51 16 45.71 1 2.85 1 2.85

10. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik 16 45.71 15 42.85 2 5.71 2 5.71

11. Keaktifan siswa dalam berwawancara yang sopan 17 48.51 16 45.71 1 2.85 1 2.85

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 17 48.51 16 45.71 1 2.85 1 2.85

Tabel 4.12 sudah menunjukkan perubahan yang positif. Keaktifan dalam

menyimak penjelasan guru dikategorikan sangat baik dengan persentase 48,51%.

Keaktifan membaca materi dikategorikan sangat baik dengan persentase 48,51%

Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op dikategorikan sangat

baik dengan persentase 45,71% Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk

menemukan penyelesaiannya dikategorikan sangat baik dengan persentase 45,71%

Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal

yang menarik tentang co-op co-op dikategorikan sangat baik dengan persentase

48,51%. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan dikategorikan

sangat baik dengan persentase 45,71%. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara

menjadi laporan dikategorikan sangat baik dengan persentase 45,71%. Keaktifan

siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan dikategorikan sangat baik dengan

persentase 48,51%. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab dikategorikan sangat

baik dengan persentase 48,51%. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik

dikategorikan sangat baik dengan persentase 45,71%. Keaktifan siswa berwawancara

Lanjutan Tabel 4.12

Page 106: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

95

yang sopan dikategorikan sangat baik dengan persentase 48,51%. Keaktifan siswa

melakukan refleksi dikategorikan sangat baik dengan persentase 48,51%.

2. Penyajian Hasil Tes Pembelajaran Pembelajaran Co-op Co-op (Investigasi) dalam Meningkatkan Kemampuan Penulisan Laporan Wawancara Siswa Kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep

a. Siklus I

Berdasarkan analisis data siklus I dengan 35 orang (lihat lampiran), diperoleh

gambaran, yaitu tidak ada siswa yang mampu memperoleh nilai 100 sebagai nilai

maksimal. Nilai tertinggi hanya 73 yang diperoleh oleh 1 orang dan niali terendah,

yaitu 55,5 yang diperoleh oleh 1 orang.

Berdasarkan perolehan skor, nilai, beserta frekuensinya dapat diketahui hasil

siklus I dalam pembelajaran menulis laporan seperti tabel berikut ini.

Tabel 4.13. Distribusi Nilai Siklus I

Interval (dalam Nilai) Kategori Frekuensi Persentase 86 – 100 71– 85 56– 70 41 – 55 0 – 40

Sangat tinggi Tinggi

Sedang/Cukup Rendah

Sangat rendah

0 2 32 1 0

0 5.71 91.42 2.85

0 Jumlah 35 100

Berdasarkan kategori kemampuan siswa tersebut dapat dinyatakan bahwa

tidak ada siswa (0%) yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan sangat

tinggi. Selanjutnya, siswa yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan tinggi

sebanyak 2 orang (5,71%); siswa yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan

sedang sebanyak 32 orang (91,42%); siswa yang memperoleh nilai pada kategori

Page 107: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

96

kemampuan rendah sebanyak 1 orang (2,85%); tidak ada siswa yang memperoleh

nilai pada kategori kemampuan sangat rendah (0%). Hal ini menunjukkan bahwa

hasil siklus I dikategorikan sedang.

Sesuai hasil analisis data tersebut dapat dikonfirmasikan ke dalam kriteria

ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan KKM sekolah mata pelajaran

bahasa Indonesia, yaitu siswa dinyatakan mampu apabila jumlah siswa mencapai

85% yang memperoleh nilai 70 ke atas. Sebaliknya, siswa dikatakan tidak mampu

apabila jumlah siswa kurang dari 85% yang memperoleh nilai 70.

Tabel 4.14 Distribusi Ketuntasan pada Siklus I

Tes Belajar Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

Siklus I

Nilai 70 ke atas Tuntas 2 5,71 Nilai di bawah 70 Tidak tuntas 33 94,28

Jumlah 35 100 Berdasarkan pada Tabel 4.14, dapat diketahui frekuensi dan persentase hasil

siklus I dalam pembelajaran menulis laporan, yaitu sebanyak 2 siswa (5,71%) yang

mampu mendapatkan nilai 70 ke atas dan 33 siswa yang mendapat nilai di bawah 70

(94,28%). Hal ini berarti bahwa pembelajaran menulis laporan siklus I belum

memadai (belum tuntas). Hal ini dinyatakan sebab hanya (5,71%) yang mendapat

nilai 70 ke atas atau tidak mencapai kriteria yang ditetapkan, yaitu 85%. Jadi, ditinjau

dari aspek ketuntasan belajar, siswa dinyatakan rata-rata belum tuntas untuk siklus I.

Page 108: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

97

b. Siklus II

Berdasarkan analisis data siklus II dengan 35 orang (lihat lampiran),

diperoleh gambaran, tidak ada yang memperoleh nilai 100. nilai teringgi 89,5

sebanyak 1 siswa dan nilai terendah, yaitu 66,5 yang diperoleh oleh 1 orang.

Berdasarkan perolehan skor, nilai, beserta frekuensinya dapat diketahui hasil siklus II

dalam pembelajaran menulis laporan seperti tabel berikut ini.

Tabel 4.15 Distribusi Nilai Siklus II

Interval (dalam Nilai) Kategori Frekuensi Persentase 86 – 100 71– 85 56– 70 41 – 55 0 – 40

Sangat tinggi Tinggi

Sedang/Cukup Rendah

Sangat rendah

5 27 3 0 0

14.28 77,14 8,57

0 0

Jumlah 35 100 Berdasarkan kategori kemampuan siswa tersebut dapat dinyatakan bahwa

sebanyak 5 siswa (14,28%) yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan sangat

tinggi. Selanjutnya, siswa yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan tinggi

sebanyak 27 orang (77,14%); siswa yang memperoleh nilai pada kategori

kemampuan sedang sebanyak 3 orang (8,57%); dan tidak ada siswa yang

memperoleh nilai pada kategori kemampuan rendah dan sangat rendah (0%). Hal ini

menunjukkan bahwa hasil siklus dikategorikan tinggi.

Sesuai hasil analisis data tersebut dapat dikonfirmasikan ke dalam kriteria

ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan KKM sekolah mata pelajaran

bahasa Indonesia, yaitu siswa dinyatakan mampu apabila jumlah siswa mencapai

Page 109: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

98

85% yang memperoleh nilai 70 ke atas. Sebaliknya, siswa dikatakan tidak mampu

apabila jumlah siswa kurang dari 85% yang memperoleh nilai 70.

Tabel 4.16 Distribusi Ketuntasan pada Siklus II

Tes Belajar Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

Siklus II

Nilai 70 ke atas Tuntas 32 91,42 Nilai 70 ke bawah Tidak tuntas 3 8,57

Jumlah 35 100

Berdasarkan pada Tabel 4.16, dapat diketahui frekuensi dan persentase hasil

siklus II dalam pembelajaran menulis laporan, yaitu sebanyak 32 siswa (91,42%)

yang mampu mendapatkan nilai 70 ke atas dan 3 siswa yang mendapat nilai di bawah

70 (8,57%). Hal ini berarti bahwa pembelajaran menulis laporan siklus II memadai

(tuntas). Hal ini dinyatakan sebab sudah melebih target 85% dengan perolehan

persentase mencapai (91,42%) yang mendapat nilai 70 ke atas. Jadi, ditinjau dari

aspek ketuntasan belajar, siswa dinyatakan rata-rata sudah tuntas untuk siklus II.

4. Refleksi Pembelajaran Pembelajaran Co-op Co-op (Investigasi) dalam Meningkatkan Kemampuan Penulisan Laporan Wawancara Siswa Kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep

a. Siklus I

Refleksi data penelitian pembelajaran menulis laporan pada siklus I ini

difokuskan pada pelaksanaan dan penilaian pembelajaran.

Page 110: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

99

Refleksi pelaksanaan pembelajaran menulis laporan pada siklus I dapat dibagi

menjadi: (1) tahap pramenulis, (2) tahap menulis, (3) tahap pascamenulis. Adapun,

wujud pelaksanaan dari ketiga tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

Pertama, refleksi pelaksanaan pembelajaran menulis laporan tahap

pramenulis dilakukan oleh peneliti dan guru untuk mendapatkan gambaran

tercapaianya tujuan pembelajaran menulis pada siklus I. Ada beberapa hal yang

harus diperhatikan guru agar lebih baik pelaksanaan siklus II, sebagai berikut. (1)

Melalui curah pendapat guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk

membuat kluster (jaringan) topik di papan tulis. Supaya pelaksanaannya tertib

digunakan sistem keterwakilan dari kelompok tinggi, kelompok sedang, dan

kelompok rendah. (2) Melalui curah pendapat guru hendaknya mengarahkan siswa

untuk memilih topik sesuai dengan tema yang dikembangkan. (3) Melalui tanya

jawab guru hendaknya menjelaskan kepada siswa untuk memilih judul dengan

memperhatikan kesesuaian dengan tema, topik, isi tulisan. (4) Melalui tanya jawab

hendaknya guru mengarahkan siswa untuk menyusun kerangka/struktur laporan

sesuai dengan teknik menulis laporan.

Kedua, refleksi pelaksanaan pembelajaran tahap menulis pada siklus I

sebagai berikut. (1) Siswa mengembangkan kerangka/struktur laporan lebih banyak

mengikuti model atau contoh. Hendaknya siswa dilatih untuk mengonstruksi sendiri

kerangka paragraf melalui kerja sama teman kelompok dengan teknik dan pola

tertentu. (2) Siswa dilatih mengembangkan tulisan menggunakan kerangka, agar draf

yang dipaparkan itu tidak lepas dari tema atau topik. Selain itu, teknik induktif dan

Page 111: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

100

deduktif dengan pola kausalitas perlu dioptimalkan latihannya. (3) Dalam proses

perevisian atau perbaikan hendaknya dilakukan dengan teman sejawat. Namun, peran

guru sebagai pendamping masih diperlukan, karena tidak seluruh aspek yang

berkaitan dengan perevisian dikuasai oleh siswa. (4) Dalam proses penyuntingan atau

pengeditan hendaknya dilakukan dengan teman sejawat melalui sharing, tetapi guru

berperan sebagai pendamping. Penyuntingan berkaitan dengan mekanikal tulisan,

siswa lebih banyak mengalami kesalahan untuk menempatkan kata depan dengan

awalan, penggunaan konjungsi intrakalimat dan antarkalimat penempatan tanda

koma pada kalimat entimen atau berkausalitas.

Ketiga, refleksi pelaksanaan pembelajaran tahap pascamenulis pada siklus I

sebagai berikut. (1) Guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membacakan hasil tulisannya di depan kelas sesuai porsi dari masing-masing

kelompok tinggi, kelompok sedang, kelompok rendah. Guru perlu memberikan

balikan atas tampilan unjuk kerja siswa sekaligus memberikan penguatan. (2) Guru

perlu memberikan contoh membaca di depan kelas sesuai dengan lafal, intonasi yang

wajar, dan ketepatan menyuarakan dengan wajar. (3) Komentar siswa harus

mencakup aspek keterincian kriteria paragraf, unsur argumen, dan pola

pengembangan laporan.

Hasil pengamatan peneliti dibahas bersama guru kolaborator. Misalnya, apa

yang ditemukan peneliti dalam pengamatan cocok dengan pendapat guru kolaborator

tersebut. Artinya, bila ada langkah atau tahap yang kurang atau belum mencapai

Page 112: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

101

target, guru juga merasakan hal yang sama. Setelah itu, peneliti dan guru berupaya

untuk memaksimalkannya.

b. Siklus II

Refleksi dilaksanakan setelah siswa melaksanakan tindakan pembelajaran

siklus II. Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bahasa Indonesia

tentang seluruh proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa.

Refleksi yang telah dilaksanakan bersama guru merupakan upaya untuk mengetahui

hasil tindakan yang berupa proses dan hasil tindakan yang berupa produk. Selain itu,

kegiatan tersebut dilakukan dengan memperhatikan respons yang disampaikan oleh

siswa dalam temu pendapat bersama guru selama pembelajaran berlangsung.

Kegiatan refleksi diarahkan pada perencanaan dan pelaksanaan.

Refleksi pelaksanaan pembelajaran dibagi atas tiga tahapan kegiatan, yaitu

(1) kegiatan pembelajaran tahap pramenulis, (2) kegiatan tahap menulis, (3) kegiatan

tahap pascamenulis. Ketiga tahapan kegiatan pembelajaran tersebut merupakan

implementasi dari apa yang telah direncanakan peneliti bersama guru yang tertuang

dalam RPP sebagai panduan pengajaran di kelas. Adapun, refleksi pelaksanaan

pembelajaran menulis dari ketiga tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut.

Pertama, kegiatan pembelajaran tahap pramenulis telah memberikan latihan

keterampilan bagi siswa berupa pengalaman menentukan topik, mengembangkan

topik dengan teknik membuat pertanyaan sekaligus jawabannya, dan menyusun

kerangka laporan berdasarkan rumusan kalimat dari jawaban pertanyaan. Kegiatan

tersebut dilakukan siswa dengan sistem kerja sama dalam kelompok kerja, dan tiap

Page 113: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

102

anggota kelompok sangat antusias menyelesaikan tugasnya. Bila, ada teman yang

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas, maka mereka saling membantu

menyelesaikan kesulitan itu. Budaya kerja dengan saling membagi pengetahuan dan

pengalaman antarsiswa menghasilkan ketuntasan belajar yang merata. Karena yang

pintar dapat memberikan yang kurang dengan jalan menjelaskan kepada teman dan

dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya, sekaligus mengaplikasikan pengetahuan

dan pengalaman yang telah dimiliki. Bagi yang kurang pengetahuan akan

mendapatkan tambahan dari temannya, sehingga penguasaan materi tertentu akan

merata pada semua anggota kelompok.

Kedua, refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran tahap menulis

dilakukan oleh peneliti bersama guru kolaborator untuk menyamakan temuan

pengamatan, sehingga keduanya memiliki pandangan yang sama terhadap hasil kerja

siswa. Kemudian, hasil kerja siswa dalam bentuk tulisan yang telah dianalisis

bersama untuk disesuaikan dengan rencana dan tujuan penulisan. Jika, hasil tulisan

siswa telah sesuai dengan rencana dan tujuan penulisan, serta menunjukkan

peningkatan yang signifikan, maka siklus berikutnya tidak perlu dilanjutkan.

Adapun, refleksi pelaksanaan pembelajaran tahap menulis pada siklus II sebagai

berikut. (1) Siswa menyusun laporan lebih banyak berkreasi menurut inisiatif sendiri

tidak lagi mengikuti model atau contoh. Siswa sudah dilatih untuk mengonstruksi

sendiri laporan melalui kerja sama teman kelompok dengan teknik dan pola tertentu.

(2) Siswa telah terlatih mengembangkan tulisan menggunakan kerangka, agar draf

yang dipaparkan itu tidak lepas dari tema atau topik. (3) Dalam proses perevisian

Page 114: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

103

atau perbaikan draf sangat tepat dilakukan dengan teman sejawat. Namun demikian,

peran guru sebagai pendamping masih diperlukan, karena tidak seluruh aspek yang

berkaitan dengan perevisian dikuasai oleh siswa. (4) Dalam proses penyuntingan atau

pengeditan dilakukan dengan teman sejawat melalui sharing, tetapi guru berperan

sebagai motivator, fasilitator, dan inisiator masih diperlukan.

Ketiga, refleksi pelaksanaan pembelajaran tahap pascamenulis pada siklus II

sebagai berikut. (1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakan

hasil tulisannya di depan kelas sesuai porsi dari masing-masing kelompok, yaitu

kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Setelah itu, guru

memberikan balikan atas tampilan unjuk kerja siswa sekaligus memberikan

penguatan. (2) Guru terlebih dahulu memberikan contoh membaca di depan kelas

sesuai dengan lafal, intonasi yang wajar dan ketepatan menyuarakan dengan wajar.

(3) Komentar siswa mencakup aspek keterincian kriteria paragraf, unsur argumen,

pola pengembangan paragraf, dan unsur kebahasaan.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dibahas bersama guru kolaborator

tentang pelaksanaan pembelajaran menulis laporan telah sesuai dengan yang

direncanakan dalam RPP dan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Misalnya, apa yang ditemukan peneliti dalam pengamatan cocok dengan

pendapat guru kolaborator tersebut. Artinya, hasil pembelajaran menulis yang telah

dilakukan siswa dalam siklus II menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.

Page 115: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

104

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan penyajian hasil analisis data, dibahas tentang pembelajaran

dalam penerapan metode investigasi terhadap peningkatan pembelajaran co-op co-op

(investigasi) dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa

kelas VIII SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep.

Permasalahan pokok tersebut meliputi kompetensi mengubah teks wawancara

menjadi bentuk laporan dengan memperhatikan aspek kesesuaian judul dengan isi

laporan, oraganisasi laporan, tata bahasa, diksi, dan ejaan.

Penerapan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan

melalui metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op menekankan pada pengajuan

masalah dan pemecahan masalah. Pengajuan masalah terdiri atas dua aspek penting,

yaitu accepting dan challenging. Accepting berkaitan dengan kemampuan siswa

memahami situasi yang diberikan oleh guru atau situasi yang telah ditentukan.

Sementara challenging berkaitan dengan sejauh mana siswa tertantang dari situasi

yang telah diberikan sehingga melahirkan kemampuan untuk mengajukan masalah.

Pengajuan masalah memunculkan reaksi siswa terhadap situasi yang telah

disediakan oleh guru. Reaksi tersebut berupa respons dalam bentuk pernyataan,

terlepas dari apakah pertanyaan tersebut dapat dipecahkan atau tidak. Pertanyaan

tersebut mungkin berkaitan dengan situasi yang diberikan atau merupakan

pengembangan dari situasi lain.

Hasil tes pratindakan menunjukkan bahwa kompetensi siswa dalam hal

kesesuaian judul dengan isi laporan, oraganisasi laporan, tata bahasa, diksi, dan

Page 116: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

105

ejaan dalam menulis laporan sangat rendah. Hal ini yang menjadi tolok ukur peneliti

untuk mendapatkan sumber data. Pada prinsipnya, pendekatan keterampilan proses

dalam pembelajaran menulis laporan, tempat belajar tidak terikat di mana dan kapan

saja dapat dilaksanakan proses belajar mengajar di lingkungan sekolah ataupun di

tempat rekreasi siswa bebas memilih objek untuk dijadikan sebagai objek tulisan.

Itulah yang dilakukan guru dan peneliti memberikan kebebasan kepada siswa untuk

memilih objek sesuai dengan hasil observasi siswa sendiri dan hasil sangat

menggembirakan karena dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan metode

investigasi sebagai bentuk co-op co-op dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam

hal menulis laporan meliputi kesesuaian judul dengan isi laporan, oraganisasi

laporan, tata bahasa, diksi, dan ejaan. Evaluasi keterampilan menulis yang

difokuskan pada kesesuaian judul dengan isi laporan, oraganisasi laporan, tata

bahasa, diksi, dan ejaan, sejalan dengan prinsip utama evaluasi keterampilan menulis

yang dikemukakan oleh (Nurgiyantoro, 2008). Menurutnya, penilaian menulis dapat

dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian judul dengan isi laporan, oraganisasi

laporan, tata bahasa, diksi, dan ejaan.

Evaluasi keterampilan menulis yang difokuskan pada kesesuaian judul

dengan isi laporan, oraganisasi laporan, tata bahasa, diksi, dan ejaan, setelah

dilakukan tindakan pertama dan kedua menunjukkan hasil yang cukup

menggembirakan karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis

laporan.

Page 117: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

106

Pada hasil tes siklus pertama ditunjukkan bahwa ketepatan isi gagasan dalam

menulis laporan sudah meningkat yang tergolong tinggi. Hasil analisis siklus pertama

aspek isi gagasan, oraganisasi isi, tata bahasa, diksi, dan ejaan berada pada kategori

tinggi. Namun, keempat aspek dalam menulis laporan tersebut masih perlu diberikan

melalui pembelajaran berdasarkan siklus dengan menerapkan metode investigasi

sebagai bentuk co-op co-op dalam pembelajaran menulis laporan. Hasil tes siklus

pertama menunjukkan bahwa ketepatan isi gagasan dalam menulis laporan tergolong

rendah.

Hal tersebut berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa dalam mengubah

teks wawancara menjadi bentuk laporan siklus I. Berdasarkan kategori kemampuan

siswa dapat dinyatakan bahwa tidak ada siswa (0%) yang memperoleh nilai pada

kategori kemampuan sangat tinggi. Selanjutnya, siswa yang memperoleh nilai pada

kategori kemampuan tinggi sebanyak 2 orang (5,71%); siswa yang memperoleh nilai

pada kategori kemampuan sedang sebanyak 32 orang (91,42%); siswa yang

memperoleh nilai pada kategori kemampuan rendah sebanyak 1 orang (2,85%); tidak

ada siswa yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan sangat rendah (0%). Hal

ini menunjukkan bahwa hasil siklus I dikategorikan sedang.

Pada aspek ketuntasan, dapat diketahui frekuensi dan persentase hasil

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan siklus I, yaitu

sebanyak 2 siswa (5,71%) yang mampu mendapatkan nilai 70 ke atas dan 33 siswa

yang mendapat nilai di bawah 70 (94,28%). Hal ini berarti bahwa pembelajaran

menulis laporan siklus I belum memadai (belum tuntas). Hal ini dinyatakan sebab

Page 118: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

107

hanya (5,71%) yang mendapat nilai 70 ke atas atau tidak mencapai kriteria yang

ditetapkan, yaitu 85%. Jadi, ditinjau dari aspek ketuntasan belajar, siswa dinyatakan

rata-rata belum tuntas untuk siklus I.

Pada hasil tes siklus kedua tergolong tinggi. Hasil analisis siklus kedua aspek

isi gagasan, oraganisasi isi, tata bahasa, diksi dan ejaan berada pada kategori tinggi.

Oleh karena itu, keempat aspek dalam menulis laporan tersebut sudah dipahami oleh

siswa.

Hal tersebut berdampak positif terhadap hasil belajar siswa dalam mengubah

teks wawancara menjadi bentuk laporan siklus II. Berdasarkan kategori kemampuan

tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada

kategori kemampuan sangat rendah dan rendah (0%). Artinya, nilai yang diperoleh

siswa rata-rata berada pada kategori tinggi dan kategori sangat tinggi.

Selanjutnya, pada aspek ketuntasan belajar, dapat diketahui frekuensi dan

persentase hasil pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan

siklus II, yaitu sebanyak 32 siswa (91,42%) yang mampu mendapatkan nilai 70 ke

atas dan 3 siswa yang mendapat nilai di bawah 70 (8,57%). Hal ini berarti bahwa

pembelajaran menulis laporan siklus II memadai (tuntas). Hal ini dinyatakan sebab

sudah melebihi target 85% dengan perolehan persentase mencapai (91,42%) yang

mendapat nilai 70 ke atas. Jadi, ditinjau dari aspek ketuntasan belajar, siswa

dinyatakan rata-rata sudah tuntas untuk siklus II.

Peningkatan kemampuan siswa tersebut tentunya dipengaruhi pula oleh

penerapan penilaian pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi bentuk

Page 119: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

108

laporan. Pelaksanaan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran mengubah teks

wawancara menjadi bentuk laporan melalui metode investigasi sebagai bentuk co-op

co-op dibagi dua macam penilaian, yaitu (1) penilaian proses kegiatan pembelajaran

menulis dan (2) penilaian hasil tulisan menulis laporan siswa. Penilaian proses

adalah suatu bentuk penilaian kinerja siswa dalam mengikuti seluruh rangkaian

pelaksanaan kegiatan pembelajaran menulis dari tahap pramenulis sampai tahap

pascamenulis. Penilaian hasil adalah suatu bentuk penilaian produk dari kegiatan

pembelajaran menulis dalam wujud tulisan atau laporan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian terhadap kegiatan

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan melalui metode

investigasi sebagai bentuk co-op co-op dilakukan dalam dua macam penilaian, yaitu

penilaian proses dan penilaian hasil. Hal ini, sejalan dengan Tompkins (1994:131)

yang menyatakan bahwa untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan

pembelajaran menulis dan kemampuan menulis peserta didik digunakan penilaian

proses menulis dan penilaian hasil.

Penilaian proses meliputi penilaian secara keseluruhan proses kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik mulai tahap pramenulis, menulis,

dan pascamenulis. Dalam penilaian proses kegiatan pembelajaran ditemukan adanya

antusias, aktivitas, produktivitas, dan kerja sama peserta didik selama pelaksanaan

pembelajaran menulis. Untuk menilai antusias, aktivitas, produktivitas, dan kerja

sama peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran menulis dengan menggunakan

Page 120: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

109

lembar observasi. Lembar observasi tersebut berguna untuk memberikan arahan

kepada guru tentang aktivitas yang perlu dilakukan dan dikuasai oleh siswa.

Penilaian hasil meliputi hasil laporan peserta didik yang dinilai berdasakan

rambu-rambu hasil yang telah disiapkan. Penilaian hasil dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam menganalisis perkembangan kemampuan peserta didik

dalam mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan yang dimanfaatkan

sebagai dasar perbaikan pembelajaran setiap siswa. Sasaran yang dinilai dalam

penilaian hasil belajar adalah tingkat penguasaan peserta didik terhadap apa yang

dipelajarinya itu, tampak pada keberhasilan tujuan pengajaran. Penilaian hasil

terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran dikumpulkan melalui tahap pramenulis,

menulis, dan pascamenulis.

Secara umum, temuan penilaian hasil pembelajaran mengubah teks

wawancara menjadi bentuk laporan melalui metode investigasi sebagai bentuk co-op

co-op menunjukkan, bahwa semua siswa terteliti kelompok tinggi, sedang, dan

rendah telah mencapai ketuntasan belajar.

Secara khusus penilaian hasil tulisan peserta didik selama pembelajaran

mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan pada siklus II dapat dipaparkan

sebagai berikut. (1) Kesesuaian topik atau masalah penulisan dengan tema telah

mencapai ketuntasan belajar dengan kualifikasi sangat baik. (2) Kesesuaian susunan

pertanyaan dan jawaban dengan pengembangan topik/masalah (dengan kata tanya:

apa, mengapa, dan bagaimana) tercapai ketuntasan dengan kualifikasi sangat baik.

(3) Penentuan judul sesuai dengan masalah, tema, topik, dan isi laporan tercapai

Page 121: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

110

ketuntasan belajar dengan kualifikasi sangat baik. (4) Keterincian pengembangan

gagasan dengan penalaran telah mencapai ketuntasan belajar dengan kualifikasi

sangat baik. (5) Ketepatan pengorganisasian gagasan dengan unsur kriteria paragraf

yang baik (kelengkapan, keruntutan, keutuhan dan kepaduan) telah mencapai

ketuntasan belajar dengan kualifikasi sangat baik. (6) Ketepatan penggunaan unsur

menulis laporan mencapai ketuntasan belajar dengan kualifikasi sangat baik. (7)

Ketepatan penggunaan unsur kebahasaan (tanda baca, ejaan, dan diksi) dalam tulisan

tercapai ketuntasan belajar dengan kualifikasi sangat baik.

Berdasarkan temuan penilaian hasil tulisan yang dicapai oleh siswa selama

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan pada siklus II

hampir semua siswa terteliti telah mencapai ketuntasan belajar. Walaupun, ada

peserta didik yang mengalami sedikit hambatan pada dua aspek dalam pembelajaran

menulis siklus II, yaitu pemenuhan unsur kriteria menulis laporan yang baik dan

ketepatan pemakaian unsur mekanik kebahasaan. Hal tersebut dapat ditempuh

dengan konferensi kecil antarsiswa dalam kelompok dengan bimbingan guru, maka

hambatan dapat teratasi. Dengan demikian, hasil tulisan peserta didik pada siklus II

telah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.

Penerapan metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op dapat

meningkatkan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan.

Melalui metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op, siswa benar-benar tertuntun

belajar berdasarkan masalah dan memecahkan masalah (problem solving). Selain itu,

siswa mengalami proses pembelajaran menulis laporan yang selama ini hanya

Page 122: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

111

menguatamakan hasil. Bukan hanya hal tersebut, melainkan juga pembelajaran

dengan metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op mendidik siswa belajar

merumuskan dan menyelesaikan berbagai masalah.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Upu (2003 : 15) bahwa sebagai suatu

metode, investigasi sebagai bentuk co-op co-op berkaitan dengan pendidikan siswa

melalui perumusan situasi yang menantang, sehingga dapat mengajukan pertanyaan

yang dapat diselesaikan dan berakibat kepada peningkatan kemampuan dalam

memecahkan masalah. Selain itu, investigasi sebagai bentuk co-op co-op

berhubungan dengan kompleksitas dan kualitas masalah yang diajukan oleh siswa

berdasarkan situasi dan masalah yang diberikan.

Berdasarkan penerapan metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op dalam

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan, tampak bahwa

metode ini membangun struktur kognitif siswa. Hal ini dilakukan oleh siswa dengan

cara mengaitkan skemata yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan

metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op merupakan suatu metode yang efektif

karena kegiatan investigasi sebagai bentuk co-op co-op itu sesuai dengan pola pikir

dalam arti pengembangan sering terjadi dari investigasi sebagai bentuk co-op co-op.

Penerapan metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op dalam

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan memberikan

banyak manfaat bagi siswa, yaitu membuka peluang dan kesempatan berpikir bebas

dan kritis, memotivasi siswa, siswa melakukan pembaharuan konsep atau

pemecahan masalah. Selain itu investigasi sebagai bentuk co-op co-op menjadi awal

Page 123: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

112

usaha intelektual yang berfungsi untuk merangsang pikiran, mendobrak wawasaan

yang kaku dan sempit, membuka cakrawala dan mencerdaskan. Hal tersebut sejalan

dengan pendapat Ahmadi dan Prasetya (2005), bahwa metode investigasi sebagai

bentuk co-op co-op memberikan banyak manfat dalam pembelajaran, yaitu (1)

Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencapai pemahaman yang lebih luas dan

menganalisis secara lebih mendalam tentang suatu topik. (2) Memotivasi siswa untuk

belajar lebih lanjut. (3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

sikap kreatif, bertangguang jawab, dan berdiri sendiri. (4) Pengetahuan akan lebih

lama diingat siswa karena diperoleh dari hasil belajar atau hasil eksperimen yang

berhubungan dengan minat mereka dan lebih terasa berguna untuk kehidupan

mereka.

Page 124: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

113

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, disimpulkan hasil penelitian ini, yaitu:

1. Perencanaan penerapan metode pembelajaran co-op co-op (investigasi) dalam

meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN

Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep yaitu peneliti

dan guru menyamakan persepsi tentang RPP yang akan digunakan, memilih

bahan yang akan diajarkan, waktu, sumber belajar, media pembelajaran, dan

penilaian akhir untuk siswa agar tujuan pembelajaran dapat tereapai secara

maksimal. Selama penelitian dilaksanakan, peneliti berkolaborasi dengan seorang

guru dan seorang rekan peneliti, yakni untuk membantu lebih mengefektifkan

proses pembelajaran dan penilaian haisl belajar.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode investigasi dalam

meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII SMPN

Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep dilaksanakan

selama dua siklus. Pada siklus I, proses mengubah teks wawancara menjadi

bentuk laporan mengalami dikategorikan masih kurang. Hal ini disebabkan oleh

perhatian, antusiasme, dan kemampuan siswa menjadi investigasi sebagai bentuk

co-op co-op yang kurang memadai. Selain itu, guru belum menuntun dan

membimbing secara totalitas kepda siswa dalam melakukan investigasi sebagai

113

Page 125: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

114

bentuk co-op co-op. Namun, proses pelaksanaan mengubah teks wawancara

menjadi bentuk laporan pada siklus II sudah meningkat yang didukung oleh

perhatian, semangat belajar, kesenangan, serta keterampilan siswa melakukan

investigasi sebagai bentuk co-op co-op terhadap temannya. Dengan demikian,

proses pelaksanaan siklus I rata-rata dikategorikan kurang dan meningkat pada

siklus II menjadi kategori tinggi.

3. Penilaian pembelajaran dalam penerapan pembelajaran co-op co-op (investigasi)

dalam meningkatkan kemampuan penulisan laporan wawancara siswa kelas VIII

SMPN Satap 4 Liukang Tupabiring Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep siklus

I dikategorikan sedang dengan ketuntasan (5,71%) yang mampu mendapatkan

nilai 70 ke atas. Namun, pada siklus II meningkat menjadi kategori tinggi dengan

ketuntasan mencapai 91,42% yang mendapat nilai 70 ke atas.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang berkaitan dengan hasil penelitian pembelajaran

menulis laporan melalui metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op, maka

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Disarankan yang berprofesi sebagai guru pada umumnya dan guru bahasa

Indonesia khususnya agar membuat perencanaan pembelajaran yang disusun

secara matang dengan mempertimbangkan aspek kondisi siswa sebelum

melaksanakan pembelajaran di kelas.

Page 126: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

115

2. Disarankan guru yang mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran

mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan atau jenis tulisan lainnya

hendaknya menggunakan metode investigasi sebagai bentuk co-op co-op. Metode

tersebut terbukti dapat mengatasi masalah pembelajaran menulis di kelas karena

siswa dapat mengonstruksi pengetahuan dengan bertolak pada masalah yang

diajukan.

3. Disarankan guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak hanya menilai hasil

belajar, tetapi lebih menekankan penilaian proses pembelajaran yang dilakukan

oleh siswa di kelas. Salah satu metode pembelajaran yang inovatif adalah metode

investigasi sebagai bentuk co-op co-op yang memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk berpikir kritis dan menanggapi masalah yang diajukan dan

berpikir dalam merumuskan masalah.

Page 127: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

116

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nurdin. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: YE.

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia.

Akhadiah, Sabarti dkk. 1994. Pembinaan Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan., dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Breer, David F. 1992. Writing and Speaking in the Technology Professions: a practical guide. La Trobe: IEEE Press.

Deporter, Bobby dan Hernacki, Mike. 2001. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Enre, Fachrudin Ambo. 1994. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud, Proyek PLPTK

Fatimah. 2006. ”Kemampuan Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Makassar Mengubah Teks Wawancara Menjadi Bentuk Paragraf.” Skripsi. Makassar: FBS UNM.

Firman, Harry. 2004. Menulis Karya Ilmiah. Online (Http://www. bdg.centrin.net.id//). Diakses April 2011.

Lincoln, Yvonna S. dan Egon G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. Beverliy Hills: Sage Publication.

Mirriam, Caryn. 2006. Daripada Bete Nulis Aja. Bandung: KAIFA.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muchlisoh, dkk. 1991. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Nurgiyantoro, Burhan. 2008. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

116

Page 128: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

117

Patton, Michael Quinn. 1980. Qualitative Evaluation Methods. Beverliy Hills: Sage Publication.

Sartika. 2010. ”Keterampilan Menggunakan Teks Wawancara Menjadi Laporan Ilmiah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lilirilau Kabupaten Soppeng.” Tesis. Makassar: PPs UNISMUH.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusamedia.

Sumardjo, J., 2001. Catatan Kecil tentang Menulis Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syafi’ie. Imam. 1998. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tompkins, G. E. 1994. Teaching Writing: Balancing Process and Product. New York: Macmillan.

Upu, Hamzah. 2003. Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika (Pegangan untuk Dosen, Mahasiswa PPS, Calon Guru dan Guru Matematika). Bandung: Pustaka Ramadan.

Page 129: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

118

LAMPIRAN

Page 130: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

119

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Sekolah : SMPN Satap 4 Liukang Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ 2 Waktu : 6 x 40 menit

I. Standar Kompetensi

Menulis : 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan teks pidato dalam bentuk laporan.

II. Kompetensi Dasar 12.3 Menulis hasil wawancara ke dalam bentuk laporan dengan menggunakan

ejaan yang tepat III. Indikator

A. Kognitif Produk

1. Menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan

Proses Menuliskan pokok — pokok wawancara.

B. Psikomotor 1. Mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan dengan

memperhatikan ejaan dan tanda baca. c. Afektif

1. Karakter Tanggung jawab Pendengar yang baik Berwawancara yang sopan

2. Keterampilan sosial Kerja sama

IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan cop cop (investigasi), siswa dapat: A. Kognitif

Produk 1. Menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk

laporan Proses

1. Menuliskan pokok — pokok wawancara.

Page 131: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

120

B. Psikomotor 1. Mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan dengan

memperhatikan ejaan dan tanda baca. c. Afektif

1. Karakter Bertanggung jawab Menjadi pendengar yang baik Berwawancara yang sopan

2. Keterampilan sosial Bekerja sama

V. Materi Pembelajaran Pokok-pokok isi wawancara Mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan

VI. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : Kontekstual 2. Metode : Cop cop, penugasan, dan Diskusi

VII. Media Pembelajaran 1. Rekaman visual wawancara 2. LCD

VIII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I Kegiatan Awal: (10 menit) 1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru melakukan apersepsi 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 5. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara geterogen Kegiatan Inti: (60 menit) 1. Guru menjelaskan materi 2. Guru membentuk tim/kelompok melalui proses penyeleksian anggota

tim yang heterogen. 3. Guru menjelaskan prosedur memperagakan cop cop (investigasi) 4. Guru bertanya tentang hal yang menarik dari cop cop (investigasi) 5. Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru

tentang hal-hal yang menarik tentang cop cop (investigasi) 6. Guru membagikan teks wawancara kepada setiap kelompok. 7. Setelah teks wawancara dibagikan, guru mengarahkan siswa untuk

membaca teks tersebut. 8. Siswa menuliskan pokok — pokok wawancara. 9. Guru menugasi siswa dalam kelompok secara bergantian melakukan

investigasi sebagai bentuk cop cop yang mengajari temannya tentang materi yang dipelajari.

Page 132: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

121

10. Guru membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada dalam mengubah teks wawancara

11. Siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain menanggapi Kegiatan Akhir : (10 menit) 1. Guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan refleksi 3. Penugasan. Pertemuan II Kegiatan Awal: (10 menit) 1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru melakukan apersepsi 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 5. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara geterogen Kegiatan Inti: (60 menit) 1. Guru menjelaskan materi 2. Guru memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara

menjadi laporan melalui cop cop (investigasi) 3. Guru menjelaskan prosedur memperagakan cop cop (investigasi) 4. Guru membagikan teks wawancara kepada setiap kelompok. 5. Setelah teks wawancara dibagikan, guru mengarahkan siswa untuk

membaca teks tersebut. 6. Siswa menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk

laporan 7. Siswa menuliskan kerangka laporan 8. Guru menugasi siswa dalam kelompok bergantian melakukan

investigasi sebagai bentuk cop cop tentang materi yang dipelajari. 9. Setelah melakukan investigasi sebagai bentuk cop cop dalam kelompok,

setiap wakil kelompok melakukan hal yang sama seluruh siswa dalam kelas (klasikal).

10. Siswa mengembangkan kerangka menjadi laporan dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca.

11. Siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain menanggapi Kegiatan Akhir : (10 menit) 1. Guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan refleksi 3. Penugasan.

Pertemuan III Kegiatan Awal: (10 menit) 1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru melakukan apersepsi

Page 133: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

122

4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 5. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara geterogen Kegiatan Inti: (60 menit) 1. Guru menjelaskan materi 2. Guru memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara

menjadi laporan melalui cop cop (investigasi) 3. Guru menugasi siswa menukarkan laporannya 4. Siswa merevisi laporan hasil koreksi teman. 5. Siswa menyunting draf laporan tulisan teman berdasarkan: kesesuaian

laporan dengan teks wawancara, penggunaan bahasa dan ejaan. 6. Siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain menanggapi Kegiatan Akhir : (10 menit) 1. Guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan refleksi 3. Penugasan.

IX. Sumber Belajar/Alat/Bahan 1. Buku pedoman wawancara 2. Teks wawancara 3. Laporan

X. Penilaian Jenis Tagihan: Tugas individu Ulangan Bentuk Instrumen: Uraian bebas (terlampir pada instrumen)

Liukang, Agustus 2015

Peneliti, Guru Mata Pelajaran, Hermawati Iksan, S. Pd. NIM 04034622009 NIP 19820828 200902 1 001

Mengetahui :

Kepala SMPN Satap 4 Liukang Kabupaten Pangkep, Umar A.S., S. Pd. NIP 19661231 199203 1 082

Page 134: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

123

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II

Sekolah : SMPN Satap 4 Liukang Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ 2 Waktu : 6 x 40 menit

I. Standar Kompetensi

Menulis : 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan teks pidato dalam bentuk laporan.

II. Kompetensi Dasar 12.3 Menulis hasil wawancara ke dalam bentuk laporan dengan menggunakan

ejaan yang tepat III. Indikator

A. Kognitif Produk

1. Menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan

Proses Menuliskan pokok — pokok wawancara.

B. Psikomotor 1. Mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan dengan

memperhatikan ejaan dan tanda baca. c. Afektif

1. Karakter Tanggung jawab Pendengar yang baik Berwawancara yang sopan

2. Keterampilan sosial Kerja sama

IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan cop cop (investigasi), siswa dapat: A. Kognitif

Produk 1. Menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk

laporan Proses

2. Menuliskan pokok — pokok wawancara.

Page 135: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

124

B. Psikomotor 1. Mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan dengan

memperhatikan ejaan dan tanda baca. c. Afektif

1. Karakter Bertanggung jawab Menjadi pendengar yang baik Berwawancara yang sopan

2. Keterampilan sosial Bekerja sama

V. Materi Pembelajaran Pokok-pokok isi wawancara Mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan

VI. Strategi Pembelajaran 3. Pendekatan : Kontekstual 4. Metode : Cop cop, Tanya Jawab, dan Investigasi Kelompok

VII. Media Pembelajaran 1. Format Wawancara 2. Rekaman visual wawancara 3. LCD

VIII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I Kegiatan Awal: (10 menit) 1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru melakukan apersepsi 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 5. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara geterogen Kegiatan Inti: (60 menit) 1. Guru menjelaskan materi dan tema wawancara 2. Guru membentuk tim/kelompok melalui proses penyeleksian anggota

tim yang heterogen. 3. Guru menjelaskan prosedur memperagakan cop cop (investigasi) 4. Guru bertanya tentang hal yang menarik dari cop cop (investigasi) 5. Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru

tentang hal-hal yang menarik tentang cop cop (investigasi) 6. Guru setiap kelompok menentukan topik wawancara dan menentukan

daftar pertanyaan. 7. Siswa melakukan wawancara dengan narasumber yang telah ditetapkan. 8. Setelah wawancara dilakukan, siswa melengkapi dan merevisi haisl

wawancara

Page 136: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

125

9. Guru membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada dalam wawancara

10. Siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain menanggapi Kegiatan Akhir : (10 menit) 1. Guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan refleksi 3. Penugasan. Pertemuan II Kegiatan Awal: (10 menit) 1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru melakukan apersepsi 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 5. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara geterogen Kegiatan Inti: (60 menit) 1. Guru menjelaskan materi 2. Guru memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah hasil wawancara

menjadi laporan melalui cop cop (investigasi) 3. Guru menjelaskan prosedur memperagakan cop cop (investigasi) 4. Guru menugasi kepada setiap kelompok membaca kembali stiap haisl

awancara yang telah diperoleh dari kegiatan wawancara. 5. Siswa menuliskan kerangka laporan 6. Setelah wawancara dibaca, guru mengarahkan siswa untuk menyusun

laporan hasil wawancara. 7. Siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain menanggapi Kegiatan Akhir : (10 menit) 1. Guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan refleksi 3. Penugasan. Pertemuan III Kegiatan Awal: (10 menit) 1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru melakukan apersepsi 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 5. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok secara geterogen Kegiatan Inti: (60 menit) 1. Guru menjelaskan materi 2. Guru memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara

menjadi laporan melalui cop cop (investigasi) 3. Guru menugasi siswa menukarkan laporannya 4. Siswa merevisi laporan hasil koreksi teman.

Page 137: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

126

5. Siswa menyunting draf laporan tulisan teman berdasarkan: kesesuaian laporan dengan teks wawancara, penggunaan bahasa dan ejaan.

6. Siswa melaporkan tugas-tugas dan siswa lain menanggapi Kegiatan Akhir : (10 menit) 1. Guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan refleksi 3. Penugasan.

IX. Sumber Belajar/Alat/Bahan 1. Buku pedoman wawancara 2. Teks wawancara 3. Laporan

X. Penilaian Jenis Tagihan: Tugas individu Ulangan Bentuk Instrumen: Uraian bebas (terlampir pada instrumen)

Liukang, Agustus 2015

Peneliti, Guru Mata Pelajaran, Hermawati Iksan, S. Pd. NIM 04034622009 NIP 19820828 200902 1 001

Mengetahui :

Kepala SMPN Satap 4 Liukang Kabupaten Pangkep, Umar A.S., S. Pd. NIP 19661231 199203 1 082

Page 138: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

127

Lampiran 3. Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No.

Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan SB B K SK 4 3 2 1

1 Menyapa siswa dengan ramah √

2 Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi bersama)

3 Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. √

4 Memberi kesempatan tentang hal yang belum dipahami

5 Memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan mellaui cop cop (investigasi)

6 Menjelaskan prosedur cop cop (investigasi) √

7 Memperagakan strategi cop cop (investigasi) √

8 Bertanya tentang hal yang, menarik dari cop cop (investigasi)

9 Mengajak siswa merenungkan kegiatan cop cop (investigasi)

10. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks wawancara menjadi laporan.

11. Mengajak siswa memahami mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan

12. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

13. Membimbing siswa secara individu √

14. Mengadakan refleksi bersama siswa √

Keterangan:

SB: Sangat Baik, jika indikator yang dinilai dan kegiatan guru terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran

B: Baik jika indikator yang dinilai dan kegiatan guru terlaksana, namun terdapat sedikit kekurangan.

K: Kurang, jika indikator yang dinilai dan kegiatan guru kurang terlaksana dengan baik

SK: Sangat Kurang, jika indikator yang dinilai dan kegiatan guru tidak terlaksana.

Page 139: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

128

Lampiran 4. Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No.

Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan SB B K SK 4 3 2 1

1 Menyapa siswa dengan ramah √

2 Memotivasi siswa melalui musik (bernyanyi bersama)

3 Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. √

4 Memberi kesempatan tentang hal yang belum dipahami

5 Memberi pengarahan tentang kegiatan mengubah teks wawancara menjadi laporan mellaui cop cop (investigasi)

6 Menjelaskan prosedur cop cop (investigasi) √

7 Memperagakan strategi cop cop (investigasi) √

8 Bertanya tentang hal yang, menarik dari cop cop (investigasi)

9 Mengajak siswa merenungkan kegiatan cop cop (investigasi)

10. Mengarahkan siswa untuk mengubah teks wawancara menjadi laporan.

11. Mengajak siswa memahami mengubah teks wawancara menjadi laporan secara keseluruhan

12. Membimbing siswa untuk memaknai dan menangkap nilai-nilai yang ada

13. Membimbing siswa secara individu √

14. Mengadakan refleksi bersama siswa √

Keterangan:

SB: Sangat Baik, jika indikator yang dinilai dan kegiatan guru terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran

B: Baik jika indikator yang dinilai dan kegiatan guru terlaksana, namun terdapat sedikit kekurangan.

K: Kurang, jika indikator yang dinilai dan kegiatan guru kurang terlaksana dengan baik

SK: Sangat Kurang, jika indikator yang dinilai dan kegiatan guru tidak terlaksana.

Page 140: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

129

Lampiran 5.

Kriteria Hasil Observasi Kegiatan Siswa siklus I Pertemuan I

1 Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru 5 14.28 5 14.28 15 42.85 10 28.57

2. Keaktifan membaca materi 5 14.28 10 28.57 15 42.85 5 14.28

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op 3 8.57 7 20 15 42.85 10 28.57

4. Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaian

5 14.28 5 14.28 15 42.85 10 28.57

5.

Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi)

3 8.57 10 28.57 15 42.85 7 20

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan 2 5.71 5 14.28 15 42.85 13 37.14

7. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan 5 14.28 8 22.85 15 42.85 7 20

8. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan 5 8.57 5 14.28 15 42.85 10 28.57

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab 9 25.71 8 22.85 11 31.42 7 20

10. Keaktifan siswa menjadi pendengayang baik 5 8.57 9 25.71 11 31.42 10 28.57

11. Keaktifan siswa dalam berwawancara yang sopan 7 20 10 28.57 13 37.14 5 14.28

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 5 14.28 10 28.57 15 42.85 5 14.28

Page 141: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

130

Kriteria Hasil Observasi Kegiatan Siswa siklus I Pertemuan II

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru

5 14.28 10 28.57 15 42.85 5 14.28

2. Keaktifan membaca materi 10 28.57 15 42.85 13 37.14 5 14.28

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op

5 14.28 10 28.57 13 37.14 7 20

4.

Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaian

5 14.28 10 28.57 15 42.85 5 14.28

5.

Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi)

7 20 10 28.57 13 37.14 5 14.28

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan

5 14.28 6 17.14 14 40 10 28.57

7.

Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan

8 22.85 10 28.57 12 34.28 5 14.28

8. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan

8 22.85 8 22.85 10 28.57 9 25.97

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab 9 25.97 10 28.57 11 31.42 5 14.28

10. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik 8 22.85 9 25.97 10 28.57 8 22.85

11. Keaktifan siswa dalam berwawancarayang sopan 8 22.85 10 28.57 12 34.28 5 14.28

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 8 22.85 11 31.42 12 34.28 4 11.42

Page 142: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

131

Kriteria Hasil Observasi Kegiatan Siswa siklus I Pertemuan III

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru 12 34.28 14 40 5 14.28 4 11.42

2. Keaktifan membaca materi 10 28.57 15 42.85 4 11.42 4 11.42

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op 9 25.97 11 31.42 10 28.57 5 14.28

4. Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaian

12 34.28 13 37.14 6 17.14 4 11.42

5.

Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi)

10 28.57 15 42.85 6 17.14 4 11.42

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan 8 22.85 12 34.28 8 22.85 7 20

7. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan 10 28.57 11 31.42 10 28.57 4 11.42

8. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan 9 25.97 11 31.42 8 22.85 7 20

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab 12 34.28 14 40 5 14.28 4 11.42

10. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik 10 28.57 15 42.85 5 14.28 5 14.28

11. Keaktifan siswa dalam berwawancara yangsopan 11 31.42 15 42.85 5 14.28 4 11.42

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 9 25.71 13 37.14 9 25.71 4 11.42

Page 143: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

132

Lampiran 6 Kriteria Hasil Observasi Kegiatan Siswa siklus II

Pertemuan I

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru 13 37.14 15 42.85 4 11.42 3 8.57

2. Keaktifan membaca materi 13 37.14 16 45.71 3 8.57 3 8.57

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op

11 31.42 12 34.28 8 22.85 4 11.42

4. Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaian

13 37.14 14 40 5 14.28 3 8.57

5.

Siswa mengamati guru sebagai model dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi)

13 37.14 15 42.85 4 11.42 3 8.57

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan 9 25.71 13 37.14 7 20 6 17.14

7. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan

12 34.28 14 40 6 17.14 3 8.57

8. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan

11 31.42 13 37.14 6 17.14 5 14.28

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab 13 37.14 15 42.85 4 11.42 3 8.57

10. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik 12 34.28 15 42.85 4 11.42 4 11.42

11. Keaktifan siswa dalam berwawancara yang sopan 12 34.28 16 45.71 4 11.42 3 8.57

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 12 34.28 15 42.85 5 14.28 3 8.57

Page 144: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

133

Kriteria Hasil Observasi Kegiatan Siswa siklus II Pertemuan II

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru 14 40 16 45.71 3 8.57 2 5.71

2. Keaktifan membaca materi 14 40 17 48.57 2 5.71 2 5.71

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op 13 37.14 14 40 5 14.28 3 8.57

4. Keaktifan siswa mendiskusikan tugas untuk menemukan penyelesaian

14 40 15 42.85 4 11.42 2 5.71

5.

Siswa mengamati guru sebagaimodel dan menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik dari co-op co-op (investigasi)

14 40 16 45.71 3 8.57 2 5.71

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan 10 28.57 14 40 6 17.14 5 14.28

7. Keaktifan siswa mengubah teks

wawancara menjadi laporan 13 37.14 15 42.85 5 14.28 2 5.71

8. Keaktifan siswa membaca atau

melaporkan hasil pekerjaan 13 37.14 15 42.85 4 11.42 3 8.57

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung

jawab 14 40 16 45.71 3 8.57 2 5.71

10. Keaktifan siswa menjadi pendengar

yang baik 14 40 15 42.85 3 8.57 3 8.57

11. Keaktifan siswa dalam berwawancara yang sopan

14 40 17 48.57 2 5.71 2 5.71

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 14 40 16 45.71 3 8.57 2 5.71

Page 145: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

134

Kriteria Hasil Observasi Kegiatan Siswa siklus II Pertemuan III

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Pengamatan

SB B K SK

F % F % F % F %

1. Keaktifan dalam menyimak Penjelasan guru 17 48.51 15 42.85 2 5.71 1 2.85

2. Keaktifan membaca materi 17 48.51 16 45.71 1 2.85 1 2.85

3. Keaktifan melakukan investigasi sebagai bentuk co-op co-op 16 45.71 14 40 3 8.57 2 5.71

4.

Keaktifan siswa mendiskusikan

tugas untuk menemukan

penyelesaian 16 45.71 15 42.85 3 8.57 1 2.85

5.

Siswa mengamati guru sebagai

model dan menjawab pertanyaan

guru tentang hal-hal yang menarik

dari co-op co-op (investigasi)

17 48.51 16 45.71 1 2.85 1 2.85

6. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan 16 45.71 15 42.85 2 5.71 2 5.71

7. Keaktifan siswa mengubah teks wawancara menjadi laporan 16 45.71 15 42.85 3 8.57 1 2.85

8. Keaktifan siswa membaca atau melaporkan hasil pekerjaan 17 48.51 15 42.85 2 5.71 1 2.85

9. Keaktifan siswa dalam bertanggung jawab 17 48.51 16 45.71 1 2.85 1 2.85

10. Keaktifan siswa menjadi pendengar yang baik 16 45.71 15 42.85 2 5.71 2 5.71

11. Keaktifan siswa dalam berwawancara yang sopan 17 48.51 16 45.71 1 2.85 1 2.85

12. Keaktifan siswa melakukan refleksi 17 48.51 16 45.71 1 2.85 1 2.85

Page 146: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

135

Lampiran 7. Skor Siswa Siklus I Pemeriksa I No. Kode Aspek Penilaian Jumlah

1 2 3

(0-10)

(0-10)

A (0-10)

B (0-10)

C (0-10)

D (0-10)

E (0-10)

F (0-10)

G (0-10)

H (0-10)

1. 01 5 5 5 5 6 5 5 5 7 7 55 2. 02 5 5 6 7 6 5 7 6 5 5 58 3. 03 7 7 10 10 7 7 5 7 7 5 70 4. 04 5 5 8 8 5 7 6 5 5 5 59 5. 05 7 7 10 5 6 5 5 6 5 5 60 6. 06 6 6 5 5 6 6 7 7 5 8 62 7. 07 5 5 5 5 5 7 5 5 5 5 53 8. 08 8 8 5 6 7 5 6 5 5 5 59 9. 09 7 7 5 5 6 5 7 7 5 5 58 10. 010 5 5 10 8 7 7 5 6 6 5 65 11. 011 5 5 5 6 5 5 5 5 7 7 55 12. 012 5 5 10 8 7 9 6 5 5 10 70 13. 013 6 6 5 5 6 8 5 6 6 7 61 14. 014 8 8 7 5 5 6 5 7 6 6 62 15. 015 7 7 5 6 5 5 7 7 5 8 63 16. 016 6 6 5 5 9 6 7 7 5 7 58 17. 017 5 5 5 7 10 9 9 6 5 5 61 18. 018 5 5 5 5 7 5 6 7 6 7 60 19. 019 7 7 5 5 5 5 7 10 6 7 65 20. 020 7 7 6 10 5 7 5 9 5 7 66 21. 021 5 5 5 5 6 6 7 9 6 7 61 22. 022 6 6 8 5 9 7 8 5 5 7 65 23. 023 5 5 5 5 5 7 5 5 5 8 55 24. 024 7 7 6 10 7 5 5 7 5 7 65 25. 025 6 6 5 5 6 8 6 6 5 5 58 26. 026 5 5 7 5 6 7 6 7 5 7 60 27. 027 5 5 6 10 7 5 5 7 5 8 63 28. 028 8 8 5 5 5 7 6 8 9 5 65 29. 029 6 6 5 5 9 6 5 7 8 7 63 30. 030 5 5 5 5 5 6 5 5 6 10 58 31. 031 5 5 7 7 5 6 7 5 5 8 60 32. 032 7 7 7 5 6 7 6 6 7 10 67

Page 147: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

136

33. 033 8 8 6 5 7 6 5 5 7 10 66 34. 034 6 6 5 10 5 7 6 5 5 5 56 35. 035 5 5 10 10 5 5 7 5 6 10 63

Keterangan:

1. Skor menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan 2. Skor menuliskan pokok-pokok informasi dari teks 3. Skor mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan

Page 148: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

137

Pemeriksa II No. Kode Aspek Penilaian Jumlah

1 2 3

(0-10)

(0-10)

A (0-10)

B (0-10)

C (0-10)

D (0-10)

E (0-10)

F (0-10)

G (0-10)

H (0-10)

1. 01 6 6 6 6 7 6 5 6 8 7 63

2. 02 6 7 7 8 6 5 8 7 5 5 64

3. 03 8 6 10 10 7 8 5 8 7 7 76

4. 04 6 6 8 8 5 8 7 5 5 5 63

5. 05 8 7 10 6 6 5 5 7 5 5 64

6. 06 7 8 6 6 7 7 8 8 6 5 68

7. 07 6 7 6 6 5 8 5 5 5 5 58

8. 08 8 8 6 6 8 5 6 5 5 5 62

9. 09 8 7 6 8 6 5 7 8 5 5 65

10. 010 6 7 10 8 8 6 5 7 7 7 71

11. 011 6 6 6 7 5 5 5 5 8 8 61

12. 012 6 6 10 8 8 10 7 5 5 7 72

13. 013 7 8 6 5 7 9 5 7 7 8 69

14. 014 8 8 8 6 6 7 5 8 7 8 71

15. 015 8 8 6 6 5 5 8 8 6 7 67

16. 016 7 6 6 7 10 7 8 8 5 5 69

17. 017 6 6 6 6 10 10 7 6 8 5 70

18. 018 6 8 6 6 8 5 6 7 6 7 71

19. 019 8 7 8 10 5 5 7 10 6 8 74

20. 020 6 6 7 6 5 8 5 10 5 8 68

21. 021 7 6 6 6 7 6 8 10 7 8 70

22. 022 7 6 8 5 10 8 9 5 5 8 71

23. 023 6 6 6 10 5 8 6 5 5 7 64

Page 149: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

138

24. 024 7 7 7 5 5 8 5 5 5 5 59

25. 025 7 7 6 5 7 9 7 7 5 7 67

26. 026 6 6 8 10 6 7 6 8 5 8 70

27. 027 6 6 6 6 7 5 5 8 5 5 59

28. 028 7 8 6 6 5 6 7 8 10 7 70

29. 029 6 6 7 5 10 7 6 7 9 10 73

30. 030 7 7 8 7 5 7 5 5 7 8 66

31. 031 6 6 6 5 6 7 8 5 5 10 64

32. 032 7 7 6 7 7 8 7 7 5 10 71

33. 033 8 8 5 6 8 7 5 5 8 7 67

34. 034 7 7 7 6 5 7 6 6 5 4 60

35. 035 6 6 5 10 5 5 5 5 5 5 57

Keterangan:

1. Skor menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan 2. Skor menuliskan pokok-pokok informasi dari teks 3. Skor mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan

Page 150: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

139

Lampiran 8. Nilai Siklus II Pemeriksa I No. Kode Aspek Penilaian Jumlah

1 2 3

(0-10)

(0-10)

A (0-10)

B (0-10)

C (0-10)

D (0-10)

E (0-10)

F (0-10)

G (0-10)

H (0-10)

1. 01 7 7 7 8 7 6 6 6 8 6 67

2. 02 7 8 7 10 7 6 8 7 6 5 69

3. 03 8 9 8 8 9 9 8 9 9 8 85

4. 04 6 7 10 7 6 8 7 6 8 6 71

5. 05 8 8 8 7 7 6 6 7 8 7 72

6. 06 8 8 10 7 7 7 8 8 6 6 75

7. 07 7 8 7 7 6 8 6 6 6 8 69

8. 08 8 8 7 8 8 6 7 6 6 7 70

9. 09 8 8 7 8 7 6 8 8 6 5 71

10. 010 7 8 10 8 7 8 6 7 7 8 76

11. 011 7 7 7 7 6 6 7 6 8 7 69

12. 012 8 8 10 9 9 10 8 7 7 8 84

13. 013 8 8 7 6 7 9 6 7 7 10 77

14. 014 8 8 8 7 6 7 6 8 7 10 74

15. 015 8 8 7 7 6 6 8 8 6 10 74

16. 016 8 7 7 8 10 7 8 8 6 7 75

17. 017 8 8 8 8 9 9 8 9 8 9 84

18. 018 7 8 7 7 8 6 7 8 7 9 74

19. 019 8 8 8 7 6 6 8 10 7 8 76

20. 020 8 8 8 9 8 8 8 9 7 9 82

21. 021 7 7 7 7 7 7 8 10 7 8 76

22. 022 8 7 8 8 9 8 9 8 7 9 81

Page 151: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

140

23. 023 7 7 7 10 6 8 6 6 6 8 71

24. 024 8 8 8 6 8 6 6 8 6 8 72

25. 025 8 8 7 6 7 9 7 7 6 9 74

26. 026 7 7 8 10 7 8 7 8 5 6 73

27. 027 7 7 7 7 8 7 6 8 5 8 70

28. 028 8 8 7 7 6 8 7 9 9 8 77

29. 029 8 7 8 6 10 7 6 8 8 8 76

30. 030 7 7 8 8 6 7 6 6 6 6 67

31. 031 7 7 7 6 6 7 8 6 7 10 71

32. 032 8 8 7 8 7 8 7 7 5 8 58

33. 033 8 8 6 7 8 7 6 6 7 7 70

34. 034 8 8 8 7 6 8 7 5 5 6 68

35. 035 7 7 5 10 6 6 8 7 6 7 69

Keterangan:

1. Skor menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan 2. Skor menuliskan pokok-pokok informasi dari teks 3. Skor mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan

Page 152: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

141

Pemeriksa II No. Kode Aspek Penilaian Jumlah

1 2 3

(0-10)

(0-10)

A (0-10)

B (0-10)

C (0-10)

D (0-10)

E (0-10)

F (0-10)

G (0-10)

H (0-10)

1. 01 8 8 8 8 8 7 6 6 8 8 66

2. 02 8 9 8 9 7 6 9 9 6 8 78

3. 03 9 10 9 9 10 10 9 10 10 8 94

4. 04 7 8 10 9 6 9 8 8 6 6 75

5. 05 9 9 9 8 7 6 6 6 6 9 77

6. 06 9 9 10 8 8 8 9 9 6 6 82

7. 07 8 9 8 8 6 9 6 6 6 6 72

8. 08 8 8 8 8 9 6 7 7 6 8 74

9. 09 8 8 8 9 7 6 8 8 6 7 76

10. 010 8 9 10 9 9 7 6 6 7 8 81

11. 011 8 8 8 9 6 6 6 6 9 8 75

12. 012 9 9 10 9 10 9 10 9 8 9 92

13. 013 9 9 8 8 8 10 6 6 8 10 85

14. 014 9 9 9 7 7 8 6 6 8 10 82

15. 015 8 9 8 8 6 6 9 9 8 10 81

16. 016 9 8 8 7 10 8 9 9 7 7 82

17. 017 8 9 9 9 10 10 9 9 8 9 90

18. 018 8 9 8 9 9 6 7 7 6 9 79

19. 019 8 8 9 8 6 6 8 8 8 8 79

20. 020 9 9 9 10 9 9 9 9 8 9 90

21. 021 8 8 8 8 8 7 9 9 8 8 82

22. 022 9 8 9 9 10 9 10 9 8 10 91

23. 023 8 8 8 10 6 9 7 7 8 5 75

24. 024 8 7 9 7 6 9 6 6 6 8 72

Page 153: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

142

25. 025 8 8 8 7 8 10 8 8 6 9 80

26. 026 8 7 9 10 7 8 7 7 6 5 74

27. 027 8 8 8 8 8 6 6 6 6 8 75

28. 028 8 8 8 8 6 7 8 8 10 8 80

29. 029 8 8 9 7 10 8 7 7 10 8 83

30. 030 8 8 9 8 6 8 6 6 8 8 75

31. 031 8 8 8 7 7 8 9 9 6 5 71

32. 032 8 8 8 8 8 9 8 8 6 10 79

33. 033 8 8 7 8 9 8 6 6 9 8 77

34. 034 8 8 9 8 6 8 7 7 6 7 74

35. 035 7 7 6 10 6 7 6 6 6 5 69

Keterangan:

1. Skor menjelaskan cara mengubah teks wawancara ke dalam bentuk laporan 2. Skor menuliskan pokok-pokok informasi dari teks 3. Skor mengubah teks wawancara menjadi bentuk laporan!

Page 154: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

143

Lampiran 9. Rata– rata Nilai Siswa per Aspek Siklus I (Nilai Pemeriksa I + Pemeriksa II) Siklus I

No. Kode Aspek Penilaian

1 2 3

(0-10)

(0-10)

A (0-10)

B (0-10)

C (0-10)

D (0-10)

E (0-10)

F (0-10)

G (0-10)

H (0-10)

1. 01 5.5 5.5 5.5 5.5 6.5 5.5 5 5.5 7.5 7

2. 02 5.5 6.5 6.5 7.5 6 5 7.5 6.5 5 5

3. 03 7.5 5.5 10 10 7 7.5 5 7.5 7 6

4. 04 5.5 5.5 8 8 5 7.5 6.5 5 5 5

5. 05 7.5 6.5 10 5.5 6 5 5 6.5 5 5

6. 06 6.5 7.5 5.5 5.5 6.5 6.5 7.5 7.5 5.55 6.5

7. 07 5.5 6.5 5.5 5.5 5 7.5 5 5 5 5

8. 08 7.5 7.5 5.5 6 7.5 5 6 5 5 5

9. 09 7.5 6.5 5.5 6.5 6 5 7 7.5 6.5 5

10. 010 5.5 6.5 10 8 7.5 6.5 5 6.5 7.5 6

11. 011 5.5 5.5 5.5 6.5 5 5 5 5 5 7.5

12. 012 5.5 5.5 10 8 7.5 9.5 6.5 5 6.5 8.5

13. 013 6.5 7.5 5.5 5 6.5 8.5 5 6.5 6.5 7.5

14. 014 8 7.5 7.5 5.5 5.5 6.5 5 7.5 5.5 7

15. 015 7.5 8 5.5 6 5 5 7.5 7.5 5 7.5

16. 016 6.5 5.5 5.5 6 9.5 6.5 7.5 7.5 6.5 6

17. 017 5.5 5.5 5.5 6.5 7.5 9.5 8 6 6 5

18. 018 5.5 7.5 5.5 5.5 7.5 5 6 7 6 7

19. 019 7.5 6.5 7.5 7.5 5 5 7 10 5 7.5

20. 020 7.5 5.5 6.5 8 5 7.5 5 9.5 6.5 7.5

21. 021 5.5 5.5 5.5 5.5 6.5 6 7.5 9.5 5 7.5

22. 022 6.5 5.5 8 5 9.5 7.5 8.5 5 5 7.5

Page 155: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

144

23. 023 5.5 5.5 5.5 7.5 5 7.5 5.5 5 5 7.5

24. 024 7 6.5 6.5 7.5 6 6.5 5 6 5 6

25. 025 6.5 6.5 5.5 5 6.5 8.5 6.5 6.5 5 6

26. 026 5.5 5.5 7.5 7.5 6 7 6 7.5 5 7.5

27. 027 5.5 5.5 6 8 7 5 5 7.5 5 6.5

28. 028 7.5 7.5 5.5 5.5 5 6.5 6.5 8 9.5 7

29. 029 6 5.5 6 5 9.5 6.5 5.5 7 8.5 8.5

30. 030 6 6.5 6.5 6 5 6.5 5 5 6.5 9

31. 031 5.5 5.5 6.5 6 5.5 6.5 7.5 5 5 9

32. 032 7 6.5 6.5 6 6.5 7.5 6.5 6.5 6 10

33. 033 8 7.5 5 6 7.5 6.5 5 5 7.5 8.5

34. 034 6.5 6.5 6.5 5.5 5 7 6 5.5 5 4.5

35. 035 5.5 5.5 5 10 5 5 6 5 5.5 7.5

Page 156: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

145

Lampiran 10. Rata– rata Nilai Siswa per Aspek Siklus I (Nilai Pemeriksa I + Pemeriksa II) Siklus II

No. Kode Aspek Penilaian

1 2 3

(0-10)

(0-10)

A (0-10)

B (0-10)

C (0-10)

D (0-10)

E (0-10)

F (0-10)

G (0-10)

H (0-10)

1. 01 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5 6.5 6 6.5 8 7 2. 02 7.5 8.5 7.5 9.5 7 6 8.5 7.5 6 6.5 3. 03 8.5 9.5 9.5 8.5 9.5 9.5 8.5 9.5 9.5 8 4. 04 6.5 7.5 10 8.5 6 8.5 7.5 7 7 6 5. 05 8.5 8.5 8.5 7.5 7 6 6 6.5 7 8 6. 06 8.5 8.5 10 7.5 7.5 7.5 8.5 8.5 6 6 7. 07 7.5 8.5 7.5 7.5 6 8.5 6 6 6 7 8. 08 8 8 7.5 7.5 8.5 6 7 6.5 6 7.5 9. 09 8 8 7.5 8.5 7 6 8 8 6 6 10. 010 7.5 8.5 10 8.5 8 7.5 6 6.5 7 8 11. 011 7.5 7.5 7.5 8.5 6 6 6.5 6 8.5 7.5 12. 012 8.5 8.5 10 9 9.5 9.5 9 8 7.5 8.5 13. 013 8.5 8.5 7.5 8 7.5 9.5 6 6.5 7.5 10 14. 014 8.5 8.5 8.5 6.5 6.5 7.5 6 7 7.5 10 15. 015 8 8.5 7.5 7.5 6 6 8.5 8.5 7 10 16. 016 8.5 7.5 7.5 7 10 7.5 8.5 8.5 6.5 7 17. 017 8 8.5 8.5 8.5 9.5 9.5 8.5 9 8 9 18. 018 7.5 8.5 7.5 8 8.5 6 7 7.5 6.5 9 19. 019 8 8 8.5 7.5 6 6 8 10 7.5 8 20. 020 8.5 8.5 8.5 9.5 8.5 8.5 8.5 9 7.5 9 21. 021 7.5 7.5 7.5 8 7.5 7 8.5 10 7.5 8 22. 022 8.5 7.5 8.5 8.5 9.5 8.5 9.5 8.5 7.5 9.5 23. 023 7.5 7.5 7.5 7.5 6 8.5 6.5 6 7 6.5 24. 024 8 7.5 8.5 6.5 7 7.5 6 7 6 8 25. 025 8 8 7.5 8.5 7.5 9.5 7.5 7.5 6 9 26. 026 7.5 7 8 8.5 7 8 7 8.5 5.5 5.5 27. 027 7.5 7.5 7.5 7.5 8 6.5 6 8.5 5.5 8 28. 028 7.5 7.5 7.5 7.5 6 7.5 7.5 9 9.5 8 29. 029 8 8 8.5 6.5 10 7.5 6.5 8 9 8 30. 030 8 7.5 8.5 8 6 7.5 6 6 7 7 31. 031 7.5 7 7.5 6.5 6.5 7.5 8.5 6 6.5 7.5 32. 032 8 8 8 8 7.5 8.5 7.5 7.5 5.5 9 33. 033 8 8 6.5 7.5 8.5 7.5 6 6 8 7.5 34. 034 8 8 8.5 7.5 6 8 7 6 5.5 6.5 35. 035 7 7.5 5.5 10 6 6.5 7 7.5 6 6

Page 157: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

146

Lampiran 11. Rekapitulasi Nilai Siklus I

No. Kode Skor

Rata-rata

Nilai Pemeriksa I Pemeriksa II

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.

01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035

55 58 70 59 60 62 53 59 58 65 55 70 61 62 63 58 61 60 65 66 61 65 55 65 58 60 63 65 63 58 60 67 66 56 63

63 64 76 63 64 68 58 62 65 71 61 72 69 71 67 69 70 71 74 68 70 71 64 59 67 70 59 70 73 66 64 71 67 60 57

59 61 73 61 62 65

55.5 60.5 61.5 68 58 71 65

66.5 65

63.5 65.5 65.5 69.5 67

65.5 68

59.5 62

62.5 65 61

67.5 68 62 61 69

66.5 58 60

59 61 73 61 62 65

55.5 60.5 61.5 68 58 71 65

66.5 65

63.5 65.5 65.5 69.5 67

65.5 68

59.5 62

62.5 65 61

67.5 68 62 61 69

66.5 58 60

Page 158: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

147

Lampiran 12. Rekapitulasi Nilai Siklus II

No. Kode Skor

Rata-rata

Nilai Pemeriksa I Pemeriksa II

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.

01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035

67 69 85 71 72 75 69 70 71 76 69 84 77 74 74 75 84 74 76 82 76 81 71 72 74 73 70 77 76 67 71 58 70 68 69

66 78 94 75 77 82 72 74 76 81 75 92 85 82 81 82 90 79 79 90 82 91 75 72 80 74 75 80 83 75 71 79 77 74 69

66.5 73.5 80.5 73

74.5 78.5 70.5 72

73.5 78.5 72 88 81 78

77.5 78.5 89

76.5 77.5 86 79 86 73 72 77

73.5 72.5 78.5 79.5 71 71

68.5 73.5 71 69

66.5 73.5 89.5 73

74.5 78.5 70.5 72

73.5 78.5 72 88 81 78

77.5 78.5 89

76.5 77.5 86 79 86 73 72 77

73.5 72.5 78.5 79.5 71 71

68.5 73.5 71 69

Page 159: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

148

Rubrik Penilaian Keterampilan Mengubah Teks

No. Aspek Penilaian Skor

1. Kesesuaian topik dengan isi laporan a. Topik laporan sangat sesuai dengan isi laporan b. Topik laporan sesuai dengan isi laporan c. Topik laporan kurang sesuai dengan isi laporan d. Topik laporan tidak sesuai dengan isi laporan

0–10 8–10 6–7 4–5 0–3

2. Kesesuaian topik, hasil wawancara, dan isi secara keseluruhan a. Topik sangat sesuai dengan hasil wawancara dan isi secara

keseluruhan b. Topik sesuai dengan hasil wawancara dan isi secara keseluruhan c. Topik kurang sesuai dengan hasil wawancara dan isi secara

keseluruhan d. Topik tidak sesuai dengan hasil wawancara dan isi secara

keseluruhan

0–10 8–10

6–7 4–5

0–3

3. Kesesuaian pertanyaan dan jawaban dengan penguraian topik a. Penguraian topik sangat sesuai dengan struktur pertanyaan dan

jawaban b. Penguraian topik sesuai dengan struktur pertanyaan dan jawaban c. Penguraian topik kurang sesuai dengan struktur pertanyaan dan

jawaban d. Penguraian topik tidak sesuai dengan struktur pertanyaan dan

jawaban

0–10 8–10

5–7 2–4

0–1

4. Keterincian pengembangan gagasan dengan teknik induktif dan pola kausalitas a. Keterincian pengembangan gagasan sangat sesuai dengan teknik

induktif dan pola kausalitas b. Keterincian pengembangan gagasan sesuai dengan teknik induktif

dan pola kausalitas c. Keterincian pengembangan gagasan kurang sesuai dengan teknik

induktif dan pola kausalitas d. Keterincian pengembangan gagasan tidak sesuai dengan teknik

induktif dan pola kausalitas

0–10

8–10

5–7

2–4

0–1

5. Ketepatan dalam mengorganisasikan gagasan dengan kriteria paragraf (kelengkapan, keruntutan, keutuhan, dan koherensi) a. Ketepatan dalam mengorganisasikan gagasan sangat sesuai

dengan kriteria paragraf (kelengkapan, keruntutan, keutuhan, dan koherensi)

b. Ketepatan dalam mengorganisasikan gagasan sesuai dengan kriteria paragraf (kelengkapan, keruntutan, keutuhan, dan

0–10

8–10

5–7

Page 160: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP …

149

koherensi) c. Ketepatan dalam mengorganisasikan gagasan kurang sesuai

dengan kriteria paragraf (kelengkapan, keruntutan, keutuhan, dan koherensi)

d. Ketepatan dalam mengorganisasikan gagasan tidak sesuai dengan kriteria paragraf (kelengkapan, keruntutan, keutuhan, dan koherensi)

2–4

0–1

6. Ketepatan penggunaan struktur paragraf atau argumen (kalimat topik/pernyataan (claim), kalimat pengembang/data (ground), dan kalimat penegas/pembenaran (warrant) a. Sangat tepat dalam penggunaan struktur paragraf atau argumen

(kalimat topik/pernyataan (claim), kalimat pengembang/data (ground), dan kalimat penegas/pembenaran (warrant)

b. Tepat dalam penggunaan struktur paragraf atau argumen (kalimat topik/pernyataan (claim), kalimat pengembang/data (ground), dan kalimat penegas/pembenaran (warrant)

c. Kurang tepat dalam penggunaan struktur paragraf atau argumen (kalimat topik/pernyataan (claim), kalimat pengembang/data (ground), dan kalimat penegas/pembenaran (warrant)

d. Tidak tepat dalam penggunaan struktur paragraf atau argumen (kalimat topik/pernyataan (claim), kalimat pengembang/data (ground), dan kalimat penegas/pembenaran (warrant)

0–10

8–10

5–7

2–4

0–1

7. Ketepatan penulisan unsur kebahasaan (tanda baca, ejaan, dan diksi) a. Sangat tepat dalam penulisan unsur kebahasaan (tanda baca,

ejaan, dan diksi b. Tepat dalam penulisan unsur kebahasaan (tanda baca, ejaan, dan

diksi) c. Kurang tepat dalam penulisan unsur kebahasaan (tanda baca,

ejaan, dan diksi) d. Tidak tepat dalam penulisan unsur kebahasaan (tanda baca, ejaan,

dan diksi)

0–10

8–10

5–7

2–4

0–1