Makalah Post Op

27
MAKALAH POST OPERATIF Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Semester Dosen : Zahara Farhan, S.Kep., Ners Disusun Oleh : Galuh Jatnika 11DP277016 Kelas 2 A

Transcript of Makalah Post Op

Page 1: Makalah Post Op

MAKALAH

POST OPERATIF

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Semester

Dosen : Zahara Farhan, S.Kep., Ners

Disusun Oleh :

Galuh Jatnika11DP277016

Kelas 2 A

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATANSTIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

Jln. K. H. Ahmad Dahlan No. 20 2013

Page 2: Makalah Post Op

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah

dengan mengambil pembahasan “Post Operatif”.

Dalam pembentukan makalah ini tentu banyak hambatan-hambatan yang

penulis temukan, akan tetapi atas bantuan dan dukungan semua pihak makalah ini

dapat terselesaikan, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga penulis dapat

menyelesaikannya dengan baik.

Penulis menyadari bahawa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Ciamis, Januari 2013

Penulis

i

Page 3: Makalah Post Op

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... iDAFTAR ISI................................................................................................... iiBAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2A. Pengertian......................................................................................... 2B. Ruang Perawatan Pasca Anesthesia................................................. 2C. Kriteria Pasien Yang di Perbolehkan Keluar Dari Recovery Room 3

..........................................................................................................D. Tugas Perawat Ruangan Setelah Menerima Pasien dari Recovery

Room................................................................................................ 4E. Komplikasi Pasca Operatif .............................................................. 5F. Asuhan Keperawatan....................................................................... 7

BAB III PENUTUP......................................................................................... 13A. Kesimpulan...................................................................................... 13B. Saran................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Makalah Post Op

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar

klien adalah sesuatu yang menakutkan dan mengancam jiwa klien. Hal ini

dimungkinkan karena belum adanya pengalaman dan dikarenakan juga

adanya tindakan anestesi yang membuat klien tidak sadar dan membuat klien

merasa terancam takut apabila tidak bisa bangun lagi dari efek anestesi.

Tindakan operasi membutuhkan persiapan yang matang dan benar-benar teliti

karena hal ini menyangkut berbagai organ, terutama jantung, paru,

pernafasan. Untuk itu diperlukan perawatan yang komprehensif dan

menyeluruh guna mempersiapkan tindakan operasi sampai dengan benar-

benar aman dan tidak merugikan klien maupun petugas.

1

Page 5: Makalah Post Op

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Keperawatan post operatif adalah periode akhir dari keperawatan

perioperatif. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada

menstabilkan kondisi pasien pada keadaan equlibrium fisiologis pasien,

menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat

dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya

dengan cepat, aman dan nyaman.

B. Ruang Perawatan Pasca Anesthesia

Recovery Room (RR) adalah suatu ruangan yang terletak di dekat

kamar bedah, dekat dengan perawat bedah, ahli anesthesia dan ahli bedah

sendiri, sehingga apabila timbul keadaan gawat pasca-bedah, klien dapat

segera diberi pertolongan.

Selama belum sadar betul, klien dibiarkan tetap tinggal di RR. Setelah

operasi, klien diberikan perawatan yang sebaik-baiknya dan dirawat oleh

perawat yang berkompeten di bidangnya (ahli dan berpengalaman).

Ruang pemulihan hendaknya diatur agar selalu bersih, tenang, dan alat-

alat yang tidak berguna disingkirkan. Sebaliknya, semua alat yang diperlukan

harus berada di RR. Sirkulasi udara harus lancar dan suhu di dalam kamar

harus sejuk. Bila perlu dipasang AC.

Bila pengaruh obat bius sudah tidak berbahaya lagi, tekanan darah

stabil-bagus, perafasan lancar-adekuat dan kesadaran sudah mencukupi (lihat

Aldered Score), barulah klien dipindahkan ke kamarnya semula (bangsal

perawatan).

1. Syarat Ruangan

2. Tenang, bersih dan bebas dari peralatan yang tidak dibutuhkan

3. Warna ruangan lembut dan menyenangkan

4. Pencahayaan tidak langsung

5. Plafon kedap suara

2

Page 6: Makalah Post Op

6. Peralatan yang mengontrol atau menghilangkan suara (ex : karet pelindung

tempat tidur supaya tidak mengeluarkan suara saat terbentur)

7. Tersedia peralatan standart : alat bantu pernafasan; oksigen, laringoskop,

set trakeostomi, peralatan bronkial, kateter, ventilator mekanis dan

perlatan suction)

8. Peralatan kebutuhan sirkulasi : aparatus tekanan darah, peralatan

parenteral, plasma ekspander, set intravena, defibrilator, kateter vena, dan

tourniquet

9. Balutan bedah, narkotik dan medikasi kedaruratan

10. Set kateterisasi dan peralatan drainage

11. Tempat tidur pasien yang dapat diakses dengan mudah, aman dan dapat

digerakkan dengan mudah

12. Suhu ruangan berkisar antara 20 –22.2oC dengan ventilasi ruangan yang

baik.

C. Kriteria Pasien Yang di Perbolehkan Keluar Dari Recovery Room

Pasien dipindahkan dari ruang pemulihan bila criteria berikut sudah

bisa dipenuhi :

1. Gejala vital stabil dan fungsi respiratori serta sirkulatori sempurna.

2. Pasien sudah bangun atau mudah bangun dan bisa memanggil bila ada

keperluan.

3. Komplikasi pasca bedah telah dievaluasi dengan cermat dan terkendali.

4. Setelah anastesi regional fungsi motor dan sebagian sensori telah pulih

kembali pada daerah yang terkena anastesi.

5. Klien telah mempunyai control suhu tubuh yang baik, fungsi ventilasi

yang baik, nyeri dan mual minimal, pengeluaran urin yang adekuat, dan

cairan elektrolitnya seimbang.

Pasien-pasien yang sakit akut yang memerlukan supervise ketat

dipendahkan ke unit intensif. Banyak pasien dipindahkan ke unit klinis. Unit

diberi tahu bahwa akan datang pasien dan semua informasi yang tepat

mengenai status pasien dikomunikasikan pada perawat yang akan

meneruskan asuhan keperawatan pasca bedah. Perawat dari ruang pemulihan

3

Page 7: Makalah Post Op

membuat ringkasan tentang catatan sebelum pasien meninggalkan ruang

pemulihan.

D. Tugas Perawat Ruangan Setelah Menerima Pasien dari Recovery Room

Pada saat pasien siap dipindahkan dari Recovery Room, petugas

memberitahu pada divisi keperawatan tentang kedatangan  klien. Hal ini akan

memudahkan petugas keperawatan untuk memberi informasi kepada anggota

keluarga klien tentang tindakan pembedahan yang telah dijalani klien.

Perawat biasanya menganjurkan anggota keluarga tetap berada diruang

tunggu sehingga mereka dapat ditemukan jika dokter bedah datang untuk

menjelaskan kondisi klien. Dokter bedah akan memeberikan gambaran

tentang status klien, hasil pembedahan dan adanya komplikasi.

Rasa cemas akan meningkat jika dokter bedah menginformasikan

keluarga tentang lamanya pembedahan dan jika klien masih berada dalam

ruang operasi melebihi waktu yang diperkirakan. Perawat dapt membantu

keluarga menghilangkan rasa khawatir dengan menjelaskan alas an

penundaan yang normal, seperti perlunya persiapan ruang operasi atau adanya

keterlambatan papembedahan sebelumnya. Apabila lama klien berada di RR

bertambah, perawat dapat menjelaskan pada keluarga bahwa klien lebih lama

disanan untuk diobservasi. Apabila klien mengalami komplikasi, dokter

bedah bertanggung jawab untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi selama

pembedahan berlangsung.

1. Persiapan di unit klinis

Ruang pasien dipersiapkan sehingga memberi fasilitas kepada

kepindahan pasien serta dilaksanakan pemantauan. Keluarga diberitahu

bahawa pasien akan kembali

Banyak ahli bedah suka menceritakan hasil bedah dengan

keluarganya segera setelah boperasi usai dan mengunjungi pasien dan

menceritakan apa yang ditemukan secara singkat dan memberi jaminan.

Keluarga pasien kebanyakan suka cemas tentang kondisi pasien dan suka

tidak bisa menanggapi apa yang ahli bedah terangkan kepada mereka.

4

Page 8: Makalah Post Op

Pasien sering menderita amnesia pada jam-jam pertama mulai sadar dan

tidak dapat mengingat apa yang sudah dikatakan kepadanya.

Perawat harus mengetahui apa yang sudah dikatakan kepada pasien

dan keluarganya sehingga bisa memberi jawaban jika mereka ditanya.

Keluarga juga harus mengetahui apa yang diharapkan bila pasien kembali

ke unit.

2. Persiapan bangsal untuk pasien yang kembali dari kamar bedah

a. Menyiapkan tempat tidur terbuka untuk pasien bedah agar perpindahan

berjalan lancer.

b. Disiapkan cukup selimut (pasien masih suka kedinginan).

c. Perintang-perintang lalu lintas dipindahkan.

d. Persiapan perlengkapan :

1) Tiang infuse

2) Sphygmomanometer

3) Alat khusus yang dipesan oleh perawat ruang pemulihan

E. Komplikasi Pasca Operatif

1. Syok

Syok adalah komplikasi pasca operatif yang paling serius.

Digambarkan sebagai tidak memadainya oksigenasi selular yang disertai

dengan ketidakmampuan untuk mengekspresikan produk sampah

metabolisme.

Tekanan darah rendah dan urine pekat.Meskipun terdapat banyak

jenis syok, definisi dasar tentang syok secara umum berpusat pada suatu

ketidakadekuatan aliran darah ke organ-organ vital dan ketidakmampuan

jaringan dari organ-organ ini untuk menggunakan oksigen dan nutrien

lain.

2. Hemorrhagi (Perdarahan)

Hemorrhagi dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Hemorrhagi Primer : terjadi pada waktu pembedahan.

b. Hemorrhagi Intermediari : beberapa jam setelah pembedahan ketika

kenaikan tekanan darah ke tingkat normalnya melepaskan bekuan

5

Page 9: Makalah Post Op

yang tersangkut dengan tidak aman dari pembuluh darah yang tidak

terikat.

c. Hemorrhagi Sekunder : beberapa waktu setelah pembedahan bila

ligatur slip karena pembuluh darah tidak terikat dengan baik atau

menjadi terinfeksi atau mengalami erosi oleh selang drainage.

3. Trombosis Vena Profunda (TVP)

Trombosis Vena Profunda (TVP) adalah trombisis pada vena yang

letaknya dalam dan bukan superfisial. Dua komplikasi serius dari TVP

adalah embolisme pulmonari dan sindrom pasca flebitis.

4. Embolisme Pulmonal

Suatu embolus adalah benda asing  (bekuan darah, udara, lemak)

yang terlepas dari tempat asalnya dan terbawa disepanjang aliran darah.

Ketika embolus menjalar ke sebelah kanan jantung dan dengan sempurna

menyumbat arteri pulmonal, gejala yang ditimbulkan mendadak dan

sangat tiba-tiba. Pasien yang mengalami penyembuhan normal mendadak

menangis dengan nyaring, nyeri seperti ditusuk-tusuk pada dada dan

menjadi sesak napas, diaforetik, cemas, dan sianosis. Pupil dilatasi, nadi

menjadi cepat dan tidak teratur, kematian mendadak  dapat terjadi.

5. Komplikasi Pernapasan

Komplikasi pernapasan merupakan masalah yang paling sering

dan paling serius dihadapi oleh pasien bedah.

6. Retensi Urine

Retensi urine dapat terjadi setelah segala prosedur pembedahan

pembedahan, retensi terjadi paling sering setelah pembedahan pada

rektum, anus, dan vagina, dan setelah herniorafi dan pembadahan pada

abdomen bagian bawah. Penyebabnya diduga adalah spasme spinkter

kandung kemih.

7. Komplikasi Gastrointestinal

Komplikasi yang timbul akibat gangguan ini  dapat terjadi dalam

beberapa bentuk, tergantung pada letak dan keluasan pembedahan.

Sebagai contoh, bedah mulut dapat menghadirkan masalah mengunyah

dan menelan, sehingga diet harus dimodifikasi untuk bisa menyesuaikan

6

Page 10: Makalah Post Op

kesulitan ini. Prosedur pembedahan lainnya, seperti gastrektomi, reseksi

usus halus, ileostomi, dan kolostomi, mempunyai efek yang lebih drastis

pada sistem gastrointestinal dan membutuhkan pertimbangan diet yang

lebih mendalam.

F. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian segera pasien bedah saat kembali ke unit klinik terdiri atas

yang berikut:

a Respirasi : Kecepatan jalan napas, kedalaman, frekuensi, dan

karakter pernapasan, sifat dan bunyi napas.

b Sirkulasi : Tanda-tanda vital termasuk tekanan darah dan kondisi

kulit.

c Tingkat kesadaran :  Respon secara verbal terhadap pertanyaan atau

reorientasi terhadap tempat terbangun ketika dipanggil namanya.

d Drainase : Adanya drainase, keharusan untuk menghubungkan

selang ke sistem drainase yang spesifik, adanya dan kondisi balutan.

e Kenyamanan : Tipe nyeri dan lokasi, mual atau muntah, perubahan

posisi yang dibutuhkan.

f Psikologi : Sifat dari pertanyaan pasien, kebutuhan akan istirahat dan

tidur, gangguan oleh kebisingan, pengunjung, ketersediaan bel

pemanggil atau lampu pemanggil.

g Keselamatan : Kebutuhan akan pagar tempat tidur, drainase selang

tidak tersumbat, cairan IV terinfus dengan tepat dan letak IV terbebat

dengan baik.

h Peralatan : Diperiksa untuk fungsi yang baik.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data pada pengkajian, diagnosa keperawatan mayor dapat

mencakup yang berikut:

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan efek depresan

dari medikasi dan agens anestetik.

7

Page 11: Makalah Post Op

b. Nyeri dan ketidaknyamanan pasca operatif.

c. Risiko terhadap perubahan suhu tubuh : hipotermia.

d. Risiko terhadap cedera yang berhubungan dengan status pasca

anetesia.

e. Perubahan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh

f. Perubahan eliminasi urinarius yang berhubungan dengan penurunan

aktivitas, efek medikasi, dan penurunan masukan cairan.

g. Konstipasi yang berhubungan dengan motilitas lambung dan usus

selama periode intraoperatif.

h. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan

intoleransi aktivitas, dan pembatasan aktivitas yang diresepkan.

i. Ansietas tentang diagnosis pasca operatif, kemungkinan perubahan

dalam gaya hidup, dan perubahan dalam konsep diri.

3. Perencanaan dan Implementasi

Tujuan: Tujuan utama pasien dapat mencakup fungsi pernapasan

yang optimal, reda dari nyeri dan ketidaknyamanan pasca operatif (mual

dan mutah, distensi abdomen, cegukan), pemeliharaan suhu tubuh normal,

bebas dari cedera, pemeliharaan keseimbangan nutrisi, kembalinya fungsi

perkemihan yang normal, mengalami kembali pola biasanya dari

eliminasi usus, pemulihan mobilitas dalam keterbatasan pasca operatif

dan rencana rehabilitatif, reduksi ansietas dan pencapaian kesejahteraan

psikologi, dan tidak adanya komplikasi. Komplikasi ini termasuk, tetapi

tidak terbatas pada, kerusakan perfusi jaringan, ketidakseimbangan cairan,

kerusakan integritas kulit, dan infeksi.

4. Intervensi Keperawatan dan Evaluasi

a. Diagnosa ke-1

Intervensi :

1) Latih pasien untuk napas dalam

2) Kaji bunyi napas pasien

3) Gunakan spirometri insentif

8

Page 12: Makalah Post Op

4) Kaji suhu tubuh pasien

5) Observasi nilai gas darah

6) Anjurka pasiem untuk pemeriksaan rotgen dada

7) Anjurkan pasien untuk mengobah posisi setiap 2 jam sekali

8) Ajarkan pasien untuk batuk efektif

9) Latih pasien untuk melakukan ambulasi dini

10) Hindarkan pasien dari penderita infeksi pernapasan atas

Evaluasi: Pasien memepertahankan fungsi pernapasan yang optimal.

1) Melakukan latihan napas dalam

2) Menunjukkan bunyi napas yang bersih

3) Menggunakan spirometer insensitive sesuai dengan yang

diresepkan

4) Menunjukkan suhu tubuh yang normal

5) Memepertahankan nilai gas darah yang normal

6) Menunjukkan hasil rontgen dada yang normal

7) Berbalik dari satu posisi ke posisi laninnya sesuai yang

diinstruksikan

8) Batuk secara effektif untuk memebersihkan sekresi

9) Melakukan latihan dan ambulasi seperti yang diresepkan

10) Menghindari individu yang menderita infeksi pernapasan atas

b. Diagnosa ke-2

Intervensi :

1) Meredakan nyeri

2) Anjurkan pasien untuk melakuakn strategi distraksi

3) Kaji mual dan muntah

4) Hilangkan distress abdomen dan nyeri akibat gas

5) Hilangkan cegukan

9

Page 13: Makalah Post Op

Evaluasi : Pasien mengalami peredaan nyeri dan ketidaknyamanan

pasca operatif (kegelisahan, mual dan muntah, distensi abdomen, dan

cegukan).

1) Menunjukkan bahwa nyeri berkurang intensitasnya

2) Membebat tempat insisi ketika batuk untuk mengurangi nyeri

3) Ikut serta dalam strategi distraksi

4) Melaporkan tidak adanya mual dan tidak muntah

5) Bebas dari distress abdomen dan nyeri akibat gas

6) Menunjukkan tidak adanya cegukan

c. Diagnosa ke-3

Intervensi:

1) Observasi tanda-tanda hipotermia dan laporkan pada dokter

2) Pertahankan ruangan pada suhu yang nyaman dan sediakan selimut

untuk mencegah menggigil

3) Pantau kondisi pasien terhadap disritmia jantung

Evaluasi : Pasien memeprtahankan suhu tubuh normal

1) Menunjukkan suhu tubuh inti normal

2) Bebas dari menggigil

3) Tidak menunjukkan tanda-tanda kedinginan

4) Tidak mengalami disritmia jantung

d. Diagnosa ke-4

Intervensi :

1) Lindungi pasien dari penyebab yang dapat mencedrai diri

2) Anjurkan menggunkaan restrain bila dibutuhkan

3) Deteksi masalah-masalah sebelum mereka mengakibatkan cedera

Evaluasi :

1) Terhindar dari cedera

2) Menerima untuk menaikkan pagar tempat tidur ketika dibutuhkan

3) Bebas dari cedera yang berhubungan dengan kesalahan posisi,

terjatuh dan bahaya lainnya.

10

Page 14: Makalah Post Op

4) Mencapai kembali sensorium yang normal

e. Diagnosa ke-5

Intervensi :

1) Auskultasi abdomen untuk mendeteksi adanya paralisis ileus, dan

bising usus normal

2) Kembalikan pasein pada masukan diet normal bila pasien telah

pulih benar dari efek anestesi dan tidak merasa mual

3) Observasi berat badan pasien sebelum dan sesudah operasi

Evaluasi : Pasien memepertahankan keseimbangan nutrisi

1) Menunjukkan motilitas gastrointestinal yang meningkat dan tidak

adanya paralisis ileus, bising usus normal.

2) Kembali pada pola diet normal bila memungkinkan

3) Mengalami penambahan berat badan ke berat badan sebelum

operasi.

f. Diagnosa ke-6

Intervensi :

1) Kaji pasien apakah berkemih atau dengan kateter

2) Haluaran urin kurang dari 30 ml selama 2 jam berurutan harus

dilaporkan

3) Masukan dan haluaran dicatat bagi semua pasien setelah prosedur

operatif urologic atau prosedur yang kompleks dan bagi semua

pasien lansia

Evaluasi : Fungsi perkemihan normal kembali

1) Berkemih adekuat tanpa menggunakan kateter

2) Menunjukkan tidak adanya berkemih dalam jumlah yang sedikit

(menunjukkan retensi)

3) Menerima untuk bertanggung jawab terhadap masukan cairan

yang adekuat

11

Page 15: Makalah Post Op

g. Diagnosa ke-7

Intervensi :

1) Auskultasi abdomen untuk mendeteksi adanya bising usus, jika

bising usus terdengar, diet pasien secara bertahap sitingkatkan.

2) Auskultasi abdomen atau usus untuk mendeteksi adanya distress

abdomen, nyeri akibat gas, dan konstipasi

3) Observasi pola eliminasi usus pasien

Evaluasi : Pasien mengalami fungsi usus yang kembali normal

1) Menunjukkan bising usus yang normal dan efektif saat auskultasi

2) Bebas dari distress abdomen, nyeri akibat gas, dan konstipasi

3) Menunjukkan pola eliminasi usus yang lazim

h. Diagnosa ke-8

Intervensi :

1) Menyesuaikan antara aktivitas dan istirahat

2) Secara progresif meningkatkan ambulasi

3) Melanjutkan aktivitas normal dalam kerangka waktu yang

ditetapkan

4) Melakukan aktivitas yang berhubungan dengan perawatan diri

5) Ikut serta dalam program rehabilitasi (bila memungkinkan)

Evaluasi :  Pasien dapat melakukan ambulasi dalam keterbatasan pasca

opertatif dan rencana rehabilitatif.

12

Page 16: Makalah Post Op

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan post operatif adalah periode akhir dari keperawatan

perioperatif. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada

menstabilkan kondisi pasien pada keadaan equlibrium fisiologis pasien,

menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat

dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya

dengan cepat, aman dan nyaman.

Komplikasi dari post operatif, yaitu syok, hemorrhagi, thrombosis

vena profunda (VTP), embolisme pulmonal, komplikasi pernapasan, retensi

urin, komplikasi gastrointestinal.

Jadi, Upaya yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi dan

mencegah masalah yang kemungkinan mucul pada tahap ini. Pengkajian dan

penanganan yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan untuk mencegah

komplikasi yang memperlama perawatan di rumah sakit atau membayakan

diri pasien. Memperhatikan hal ini, asuhan keperawatan post operatif sama

pentingnya dengan prosedur pembedahan itu sendiri.

Fase pasca operatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang

pemulihan (recovery room) dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada

tatanan klinik atau di rumah. Lingkup aktivitas keperawaan mecakup

renatang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase ini fokus

pengkajian meliputi efek agen anstesi dan memantau fungsi vital serta

mencegah komplikasi. Aktivitas keprawatan kemudian berfokus pada

peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan

tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi

serta pemulangan.

B. Saran

Bagi perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan post operatif harus lebih memperhatikan dan tahu pada bagian-bagian

13

Page 17: Makalah Post Op

mana saja dari asuhan keperawatan pada klien dengan post operatif ini yang

perlu ditekankan.

Untuk pasien semestinya harus lebih tanggap terhadap pengkajian-

pengkajian yang dilakukan perawat dalam memeberikan asuhan keperawatan

khususnya dalam asuhan keperawatan pada klien dengan post operatif, karena

peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan

tindak lanjut dan rujukan untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta

pemulangan sangat penting bagi pasien maupun perawat.

14

Page 18: Makalah Post Op

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Edisi 8 Vol 1. EGC. Jakarta.

Barbara C. Long. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan. Bandung.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Edisi 4 Vol 2. EGC. Jakarta.

http://okditiar.wordpress.com/2010/07/02/asuhan-keperawatan-post-operatif/

15