Praktikum Patologi Klinik Metode sahli

download Praktikum Patologi Klinik Metode sahli

of 5

description

pada praktium dilakukan pengukuran kadar Hb dengan metode sahli

Transcript of Praktikum Patologi Klinik Metode sahli

PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (METODE SAHLI)

I. Pendahuluan 1Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan.Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.

II. Tujuan 2Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kada hemoglobin darah, unsur utama eritrosit, sebagai parameter untuk mendiagnosis dan monitoring kelainan eritrosit seperti anemia dan polisitemia.

III. Dasar teori 1,3III.1 Faktor-Faktor Mempengaruhi Kadar HemoglobinBeberapa faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah :a) Kecukupan Besi dalam tubuhMenurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin,sehingga anemia gizi besiakan menyebabkan terbentuknya sel darahmerah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besijuga merupakan mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobinyang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh,untuk diekskresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponenlain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase,dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah danmioglobin dalam sel otot. Kandungan 0,004% berattubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagaiferitin di dalam hati, hemosiderin di dalam limfa dan sumsum tulang

b) Metabolisme Besi dalam tubuhMenurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orangdewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5g), mioglobin (150mg), phorphyrin cytochrome, hati, limfa sumsum tulang (> 200-1500mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolic dan bagian yang merupakan cadangan.Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan non hem adalahbentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan.Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsifisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Feritin danhemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat dalamhati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiridari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.

III.2 Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)Diantara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin. Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Meskipun demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini masih memadai dan bila pemeriksaannya telat terlatih hasilnya dapat diandalkan.

IV. Alat dan bahan 2Bahan Pemeriksaan:Darah utuh dengan antikoagulan K3EDTA atau Na2EDTA

Alat dan reagen:1. Hemoglobinometer Sahli (Hemometer)2. Tabung pengencer Sahli3. Pipet Sahli 20 uL4. Batang gelas pengaduk5. Pipet Pasteur atau pipet tetes6. Larutan HCl 0.1 N7. Akuades

V. Cara Kerja 21. Pipet 5 tetes larutan HCl ke dalam tabung Sahli2. Campur darah dalam penampung supaya homogen.3. Pipet 20 uL darah menggunakan pipet Sahli, atur volume, apus kelebihan darah di luar pipet Sahli.4. Darah dikeluarkan dengan hati-hati ke dalam reagen HCl dalam tabung pengencer Sahli, bilas isi pipet dengan cara mengisap reagen dan mengeluarkannya lagi beberapa kali. Jaga agar tidak sampai terbentuk gelembung udara. Catat waktu saat darah pertama bercampur dengan reagen. Tunggu sampai campuran darah dengan reagen berubah menjadi coklat.5. Tambahkan akuades sedikit demi sedikit sambil mengaduk sampai warna campuran menjadi sama dengan standard warna coklat pada hemoglobinometer. Sebaiknya tabung ditempatkan dengan sisi tabung yang berskala tidak terlihat. . Sebaiknya keseteraan warna tersebut dicapai dalam 3-5 menit dari saat darah bercampur pertama kali dengan HCl.6. Baca kadar hemoglobin (Hb) sesuai permukaan cairan campuran darah-reagen-aquadest. Kadar hemoglobin dilaporkan dalam satuan g/dL sesuai dengan pembacaan akhir pengenceran. Berdasarkan ketelitian cara ini maka hasil dibaca sampai nilai 0,5 g/dL, contoh 12,0 g/dL, 12,5 g/dL

VI. Hasil

Tabung yang ada ditengah hemoglobinometer sahli ( hemometer) merupakan hasil hemoglobin orang percobaan (OP), sementara tabung kiri dan kanan merupakan kontrol yang ada di hemometer. Dari hasil pembacaan kadar Hb OP adalah 13,5 g/dL

VII. Pembahasan Kadar hemoglobin darah dapat ditentukan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang paling sederhana adalah cara sahli. Metode ini mudah dikerjakan dan dapat dilakukan dimana saja, namun cara ini bersifat subjektif sehingga sering memberikan hasil yang kurang tepat. Pada cara ini hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat tersebut.Kemudian hematin asam bukan merupakan larutan sejati dan alat itu tidak dapat distandarkan serta tidak ada pembakuan warna. Cara ini juga kurang baik karena tidak semua hemoglobin diubah menjadi hematin asam seperti beberapa jenis hemoglobin seperti karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Oleh karena itu sebenarnya cara ini tidak dianjurkan lagi, namun cara ini masih banyak dipakai di laboratorium-laboratorium kecil yang tidak mempunyai fotokolorimeter.Kadar Hb dilaporkan dalam satuan gram per 100 ml, atau g/dL, sesuai pembacaan akhir pengenceran. Berdasarkan ketelitian cara ini maka hasil dibaca sampai nilai 0,5 g/dL. Hemoglobin yaitu pigmen protein pembawa oksigen di dalam darah, khususnya di dalam sel darah merah. Kadar Normal Hb untuk laki-laki : 13-16 g/dL, untuk wanita : 12-14 g/dL. Jika kurang dari kadar normal maka disebut anemia, dan jika selbih dari kadar normal disebut polisitemia. Pengukuran kadar hemoglobin (Hb) sesuai dengan percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil pada permukaan campuran (darah-reagen-aquades) adalah 13,5 g/dL.

VIII.Kesimpulan1. Prinsip Sahli-Hellige adalah hemoglobin dikonversi menjadi hematin asam oleh larutan HCl (asam hidroklorida). Hematin asam ini kemudian dilarutkan pada tabung kalibrasi sampai warnanya sama dengan standar warna pada alat hemometer.2. Didapatkan hasil pada percobaan pengukuran kadar hemoglobin (Hb) adalah 12 g/dL

IX. Daftar pustaka1.Anonymus.Hemoglobin. 11 Oktober 2014. Disadur dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20481/4/Chapter%20II.pdf. 2. Anonymus. Hemoglobin. 11 Oktober 2014. Disadur dari:http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-arimaretdi-6920-3-babii.pdf 3.Immanuel S. Buku Petunjuk Praktikum Patologi Klinik. Jakarta : FKUI. 2014