praktikum faal
-
Upload
yehiel-flavius -
Category
Documents
-
view
45 -
download
1
description
Transcript of praktikum faal
Pratikum Fisiologi
Pengaruh Sikap dan Kerja Fisik Terhadap Tekanan Darah
Kelompok B8 :
Krisi 102010125 ...............
Olivia Halim Kumala (Ketua kelompok) 102011002 ...............
Yehiel Flavius Kabanga 102011063 ...............
Jocelyn Judian 102011089 ...............
Claudia Elleonora M. Da Lopez 102011169 ...............
Arif Nurkalim 102011257 ...............
Vebilia Ayudita Prianto 102011279 ...............
Rani Fitria Anggraini 102011386 ...............
Awalliantoni 102011411 ...............
PRAKTIKUM
PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG
TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG
TUJUAN :
1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis dengan cara auskultasi dengan penilaian
menurut metode lama dan metode baru “The American Heart Association” (A.H.A)
2. Mengukur tekanan darah arteri brachialis dengan cara palpasi
3. Menerangkan perbedaan hasil pengkurang cara auskultasi dengan cara palpasi
4. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring,
duduk dan berdiri
5. Menguraikan pelbagai faktor penyebab perubahan hasil pengukuran tekanan darah pada
ketiga sikap tersebut di atas
6. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah arteri brachialis sebelum dan sesudah
kerja otot
7. Menjelaskan pelbagai faktor penyebab perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah
kerja otot.
ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Sfigmomanometer
2. Stestokop
I. PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI BRACHIALIS PADA SIKAP
BERBARING, DUDUK DAN BERDIRI
Berbaring Terlentang
1. Suruhlah orang percobaan (OP) berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit
2. Selama menunggu, pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas
orang percobaan
3. Carilah dengan palpasi denyut arteri brachialis pada fossa cubiti dengan denyut arteri
radialis pada pergelangan tangan kanan orang percobaan
4. Setelah OP berbaring 10 menit, tetapkanlah kelima fase Korotkoff dalam pengukuran
tekanan darah OP tersebut.
5. Ulangilah pengukuran sub. 4 sebanyak 3 kali untuk menda[atkan nilai rata-rata dan
catatlah hasilnya
Duduk
6. Tanpa melepaskan manset, OP disuruh duduk.
Setelah ditunggu 3 menit ukurlah lagi tekanan darah arteri brachialisnya dengan cara
yang sama.
Ulagilah pengukuran sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah
hasilnya.
Berdiri
7. Tanpa melepaskan manset OP berdiri.
Setelah di tunggu 3 menit ukurlah lagi tekanan darah arteri brachialisnya dengan cara
yang sama.
Ulangilah pngukuran sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah
hasilnya.
8. Bandingkan hasil pengukuran tekanan darah OP pada ketiga sikap yang berbeda di
atas.
Hasil berbaring terlentang:
OP
Percobaan Rata-
RataI II III
I 120/80 100/70 100/70 128/132
II 120/80 120/80 120/80 144/144
Hasil percobaan duduk:
OP
Percobaan Rata-
RataI II III
I 120/80 110/80 113/80 137,2/144
II 120/80 120/80 120/80 144/144
Hasil Percobaan berdiri:
OP
Percobaan Rata-
RataI II III
I 108/80 110/80 110/80 131,2/144
II 120/80 120/70 100/70 136/132
Pembahasan:
Cara auskultasi untuk menentukan tekanan arteri sistolik dan diastolic. Dalam menentukan
tekanan darah dengan auskultasi, tekanan dalam manset mula-mula di naikkan sampai di atas
tekanan arteri sistolik. Selama tekanan ini, lebih tinggi daripada tekanan sistolik, arteri brachialis
tetatp kolaps dan tidak ada darah yang mengalir ke dalam arteri yang lebih distal sepanjang
bagian siklus tekanan yang manapun. Oleh karena itu, tidak akan terdengar bunyi Korotkoff.
Di bagian arteri yang lebih distal. Begitu tekanan dalam manset turun dibawaha tekanan sistolik,
akan ada darah yang mengalir melalui arteri yang terletak di bawah manset selama puncak
tekanan sisitolik dan kita mulai dengar bunyi yang berdetak dalam arteri brachialis yang sinkron
dengan denyut jantung. Begitu bunyi terdengar, nilai tekanan yang ditunjukkan oleh manometer
yang dihubungkan dengan manset kira-kira sama dengan tekanan sistolik.
Bila tekanan dalam manset diturunkan lebih lanjut, terjadi perubahan bunyi Korotkoff, kualitas
bunyi berdetaknya menjadi berkurang, namun lebih berirama dan bunyi lebih kasar. Kemudian
akhirnya, sewaktu tekanan dalam manset turun sama dengan tekanan diastolic, arteri tersebut
tidak tersumbat lagi. Yang berarti bahwa faktor dasar yang menyebabakan timbulnya bunyi tidak
ada lagi. Oleh karena itu, bunyi tersebut mendadak berubah menjadi meredam, dan
biasanya ,menghilang seluruhnya, setelah tekanan dalam manset turun lagi sebanyak 5-10 mm.
tekanan ini ± sama dengan tekanan diastolic.
Tekanan arteri rata-rata adalah jumlah rata-rata dari seluruh tekanan yang dihitung milidetik
demi milidetik selama periode waktu tertentu. Nilai ini tidak sama dengan rata-rata tekanan
diastolic dan sistolik karena tekanan lebih mendekati ke tekana diastolic daripada ke tekanan
sistolik selama sebagian besar siklus jantung. Oleh karena itu, tekanan arteri rata-rata ditentukan
sekitar 60% dari tekanan diastolic dan 40 % dari tekanan sistolik. Tekanan rata-rata pada semua
usia, adalah lebih mendekati tekana diastolic daripada sistolik terutama pada usia lanjut.
II. PENGUKURAN TEKANAN DARAH SESUDAH KERJA OTOT
1. Ukurlah tekanan darah arteri brachialis OP dengan penilaian menurut metode baru pada
sikakp duduk (OP tak perlu yang sama seperti pada sub I)
2. Tanpa melepaskan manset suruhlah OP berlari di tempat dengan frekuensi ± 120
loncatan/menit selama 2 menit. Segera setelah selesai, OP disuruh duduk dan ukurlah
tekanan darahnya.
3. Ulangilah pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai tekanan darahnya kembali
seperti semula.
Catatlah hasil pengukuran tersebut
Hasil percobaan berlari:
OP
Percobaan Rata-
RataI II III
I 110/60 100/70 110/80 128/126
II 150/40 130/60 120/80 160/108
Pembahasan:
Berdasarkan percobaan pada kedua OP, Pada berlari tekanan rata-rata sistolik meningkat
dibandingkan diastolic.
III. PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI BRACHIALIS DENGAN CARA
PALPASI
1. Ukurlah tekanan darah arteri brachialis OP pada sikap duduk dengan cara
auskultasi (sub. I)
2. Ukurlah Tekanan darah arteri brachialis OP pada sikap yang sama dengan
cara palpasi.
Hasil percobaan:
OP Denyut/ menit
I 67/menit
II 63/menit
Pembahasn:
Cara auskultasi untuk menentukan tekanan arteri sistolik dan diastolic. Dalam
menentukan tekanan darah dengan auskultasi, tekanan dalam manset mula-mula di naikkan
sampai di atas tekanan arteri sistolik. Selama tekanan ini, lebih tinggi daripada tekanan sistolik,
arteri brachialis tetap kolaps dan tidak ada darah yang mengalir ke dalam arteri yang lebih distal
sepanjang bagian siklus tekanan yang manapun. Oleh karena itu, tidak akan terdengar bunyi
Korotkoff.
Kesimpulan
Posisi, dan aktivitas tubuh mempengaruhi besarnya tekanan darah melalui hubungannya
dengan efek gravitasi bumi.Denyut nadi dan tekanan darah dapat meningkat pada posisi tubuh
berdiri dan duduk karena melawan gaya gravitasi bumi. Pengukuran dengan cara auskultasi
untuk menentukan tekanan arteri sistolik dan diastolic oleh karena itu, tidak akan terdengar bunyi
Korotkoff.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2001.hal.208-
9
2. Guyton AC. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 1983.
3. Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 1985.