Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

24
SISTEM SENSORIK I. TUJUAN Pada akhirnya latihan mahasiswa harus dapat : 1. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin 2. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri dikulit. 3. Memeriksa daya menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil). 4. Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil) pada perangsangan serentak (simultan) dan perangsangan berurutan (suksetif). 5. Menentukan adanya perasaan iringan dan menerangkan mekanisme terjadinya (after image). 6. Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda: a. Kekerasan permukaan b. Bentuk c. Bahan pakaian 7. Memeriksa daya menetukan sikap anggota tubuh. 8. Mengukur waktu reaksi. 9. Menyebutkan faktor-faktor sikap anggota tubuh. II. ALAT YANG DIPERLUKAN : 1. 3 waskom dengan air bersuhu 20˚C, 30˚C dan 40˚C. 2. Gelas beker dan thermometer kimia. 3. Alcohol atau eter. 4. Es. 5. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey dan jarum. 6. Pensil + jangka + pelbagai jenis amplas + benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian. 7. Mistar pengukur reaksi. III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin A. Dasar Teori 1

description

panca indera

Transcript of Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

Page 1: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

SISTEM SENSORIK

I. TUJUANPada akhirnya latihan mahasiswa harus dapat :1. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin2. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri dikulit.3. Memeriksa daya menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil).4. Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil) pada perangsangan

serentak (simultan) dan perangsangan berurutan (suksetif).5. Menentukan adanya perasaan iringan dan menerangkan mekanisme terjadinya (after

image).6. Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda:

a. Kekerasan permukaanb. Bentukc. Bahan pakaian

7. Memeriksa daya menetukan sikap anggota tubuh.8. Mengukur waktu reaksi.9. Menyebutkan faktor-faktor sikap anggota tubuh.

II. ALAT YANG DIPERLUKAN :1. 3 waskom dengan air bersuhu 20˚C, 30˚C dan 40˚C.2. Gelas beker dan thermometer kimia.3. Alcohol atau eter.4. Es.5. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey dan

jarum.6. Pensil + jangka + pelbagai jenis amplas + benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian.7. Mistar pengukur reaksi.

III.PELAKSANAAN PRAKTIKUM

I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin

A. Dasar TeoriTemperatur reseptor/ thermoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis, otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga/ empat kali lebih banyak daripada reseptor panas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin dan panas.Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Mereka dikirim ke formation retikularis, thalamus dan korteks primer sensoris. Thermoreseptor merupakan phasic reseptor, aktif bila temperature berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperature yang stabil.

B. Tata Kerja1. Sediakan 3 waskom masing-masing berisi air suhu 20°, 30°, 40° C

1

Page 2: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

2. Masukkan tangan kanan ke dalam air bersuhu 20° dan tangan kiri ke dalam 40°C selama 2 menit. Catat kesan yang saudara alami.

3. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak ke dalam air bersuhu 30°C. Catat kesan apa yang saudara alami.VII.1. Apakah ada perbedaan perasaan subyektif antara kedua tangan tersebut? Apa sebabnya?

4. Tiup perlahan-lahan kulit punggung tangan yang kering dari jarak ± 10 cm5. Basahi kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali lagi dengan kecepatan

seperti diatas.Bandingkan kesan yang sdr alami hasil tiupan pada sub 4 dan 5!

6. Olesi sebagian kulit punggung tangan dengan alcohol atau eterVII.2. Apakah ada perbedaan antara ke 3 hasil akhir tindakan pada sub 4,5 dan 6 apa

sebabnya ?

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasano.p.: Hendris Utama Citra WahyudinTangan kanan ke dalam air bersuhu 20°C dan tangan kiri ke dalam 40°C selama 2 menit:

Baskom berisi 20° C lama-lama tidak dinginBaskom berisi 40° C lama-lama tidak panas

Tangan segera serentak ke dalam air bersuhu 30°C.:

Baskom 40°C dinginBaskom 20°C hangat

Antara kesan hasil tiupan pada sub 4, sub 5, dan sub 6- Jarak <10 Cm : >dingin- Jarak ±10 Cm : Hangat- Dengan alcohol : >> dingin

D. Menjawab PertanyaanVII.1. Apakah ada perbedaan perasaan subyektif antara kedua tangan tersebut? Apa sebabnya?Jawab:

Tangan kanan terasa lebih panas dibandingkan dengan tangan kiri, karena perubahan suhu yang diterima oleh kulit.

VII.2. Apakah ada perbedaan antara ke 3 hasil akhir tindakan pada sub 4,5 dan 6 apa sebabnya ? Jawab: tangan kanan kering di pegang masih terasa lembab tangan kiri benar-benar kering saat dipegang

Sebab: eter/alkohol lebih cepat menguap saat terkena udara luar

E. KesimpulanKulit berfungsi sebagai thermoreseptor, terdapat perbedaan subyektif antara rasa

panas dan dingin. Untuk mendeteksi rasa panas melalui reseptor Ruffini’s dan untuk mendeteksi rasa dingin melalui reseptor Krause.

2

Page 3: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

II. Titik-titik panas, dingin, tekan, dan nyeri di kulit

A. Dasar TeoriReseptor sensorik

Reseptor sensorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi di dalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba dikulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temeperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran dan proprioseptif.

Adapun indera-indera khusus pada tubuh kita seperti penciuman, penglihatan, perasa pada lidah, keseimbangan dan pendengaran. Sensasi yang dating pada tubuh kita diterima oleh reseptor yang khusus yang strukturnya lebih kompleks daripada reseptor pada kulit. Reseptor ini terletak pada indera khusus pada manusia seperti mata, telinga dimana reseptornya dilindungi oleh jaringan-jaringan disekitarnya.

a. NosiseptorReseptor nyeri/nosiseptor terletak pada daerah superficial kulit, kapsul sendi, dalam periostes tulang sekitar dinding pembuluh darah. Jaringan dalam dan organ visceral mempunyai beberapa nosiseptor. Reseptor nyeri merupakan free nerve ending dengan daerah reseptif yang luas, sebagai hasilnya sering kali sulit membedakan sumber rasa nyeri yang tepat.Nosiseptor sensitive terhadap temperature yang ekstrim, kerusakan mekanis dan kimia seperti mediator kimia yang dilepaskan sel yang rusak. Bagaimanapun juga rangsangan yang kuat akan diterima oleh ketiga tipe reseptor. Untuklah kita bias merasakan sensasi rasa nyeri yang disebabkan oleh asam, panas, luka yang dalam. Rangsangan pada dendrite di nosiseptor menimbulkan depolarisasi, bila segmen akson mencapai batas ambang dan terjadi potensial aksi di susunan saraf pusat

b. ThermoreseptorTemperatur reseptor/ thermoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis, otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga/ empat kali lebih banyak daripada reseptor panas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin dan panas.Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Mereka dikirim ke formation retikularis, thalamus dan korteks primer sensoris. Thermoreseptor merupakan phasic reseptor, aktif bila temperature berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperature yang stabil.

c. MechanoreseptorMechanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membrane sel. Membran sel memiliki regulasi mekanis ion channel dimana bias terbuka ataupun tertutup bila ada respon terhadap tegangan, tekanan dan yang bias menimbulkan kelainan pada membrane. Terdapat tiga jenis mechanoreseptor antara lain:- Tactile reseptor memberikan sensasi sentuhan, tekanan dan getaran. Sensasi sentuhan

memberikan inforamsi tentang bentuk atau tekstur, dimana tekanan memberikan sensasi derajat kelainan mekanis. Sensasi getaran memberikan sensasi denyutan/ debaran.

3

Page 4: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

- Baroreseptor untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada dinding pembuluh darah dan pada tractus digestivus, urinarius dan system reproduksi.

- Proprioseptor untuk memonitor posisi sendi dan otot, hal ini merupakan struktur dan fungsi yang kompleks pada reseptor sensoris.

d. ChemoreseptorSpesialisasi pada neuron chemoreseptor dapat dideteksi dengan perubahan kecil dari konsentrasi kimia. Umumnya chemoreseptor berespon terhadap substansi water-soluble dan lipid soluble yang larut dalam cairan.Chemoreseptor tidak mengirim informasi pada korteks primer sensoris, jadi kita tidak tahu adanya sensai yang diberikan kepada reseptor tersebut. Saat informasi datang lalu diteruskan menuju batang otak yang merupakan pusat otonomik yang mengatur pusat respirasi dan fungsi cardiovascular

Reflek mempunyai waktu reaksi yang terukur, waktu yang dibutuhkan dari saat perangsangan sampai timbulnya respon tersebut disebut waktu refelks. Respon dari aksi reflex yang sederhana akan lebih cepat ketimbang respons dari aksi reflex yang kompleks. Waktu reaksi dipengaruhi oleh intensitas rangsangan dan kompleksitas aksi reflex. Pada umumnya makin kuat intensitas rangsangan maka waktu reaksi makin pendek sedangkan makin komleks aksi reflex maka waktu reaksi makin lama.

B. Tata Kerja1. Letakkan punggung tangan kanan diatas sehelai kertas dan tarik garis pada pinggir tangan

dan jari-jari sehingga terdapat lukisan tangan2. Pilih dan gambarkan ditelapak tangan suatu daerah 3 x 3 cm dan gambarkan pula

dilukisan tangan pada kertas3. Tutup mata orang percobaan dan letakkan punggung tangan kanannya santai di meja4. Selidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan kesan panas

yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah dipanasi. Cara memanasi kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang di rendam dalam airpanas bersuhu 50° C. tandai titik-titik panas yang diperoleh dengan tinta

5. Ulangi penyelidikan yang serupa pada sub 4 dengan kerucut kuningan yang telah didinginkan cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air es.

6. Selidiki pula menurut cara diatas titik-titik yang memberikan kesan tekan dengan menggunakan estesioner rambut Frey dan titik-titik yang memberikan kesan nyeri dengan jarum

7. Gambar dengan symbol yang berbeda semua titik yang diperoleh pada lukisan tangan di kertasVII.3. Menurut teori, kesan apakah yang diperoleh bila titik dingin dirangsang oleh

benda panas? Bagaimana keterangannya ?

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasano.p.: Hendris Utama Citra Wahyudin

4

Page 5: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

O.P. merasa panas ketika kerucut kuningan yg telah didiamkan terlebih dahulu di air panas.Berdasarkan hasil percobaan pada o.p dapat menyimpukan bahwa sensasi titik panas dan dingin dapat teraba jelas berada pada daerah tengan dari pada tangan. Disini terlihat bahwa reseptor-reseptor panas dan dingin pada daerah tangan terbanyak terletak pada daerah tengah, dan juga bukan karena reseptor-resptor panas dingin saja yang banyak tetapi juga karena di daerah tengah tangan sedikit lebih curam, ini menandakan disana lebih sedikit jaringan lemaknya sehingga sensasi titik panas dan dingin lebih terasa.

D. Menjawab PertanyaanVII.3. Menurut teori, kesan apakah yang diperoleh bila titik dingin dirangsang oleh benda panas? Bagaimana keterangannya ?Jawab:Perubahan suhu tubuh dikedua arah mengubah aktivitas sel-peningkatan suhu mempercepat reaksi-reaksi kimia sel, sedangkan penurunan suhu memperlambat reaksi-reaksi tersebut. Karena fungsi sel sensitif terhadap fluktuasi suhu internal maka manusia secara homeostasis mempertahankan suhu tubuh pada tingkat yang optimal agar metabolisma sel berlangsung stabil. Panas berlebihan berakibat lebih serius darpada pendinginan. Bahkan peningkatan moderat suhu tubuh mulai menyebabkan malfungsi syaraf dan denaturasi protein ireversibel.

E. KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan pada o.p dapat menyimpukan bahwa sensasi titik panas dan dingin dapat teraba jelas berada pada daerah tengan dari pada tangan. Disini terlihat bahwa

5

Page 6: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

reseptor-reseptor panas dan dingin pada daerah tangan terbanyak terletak pada daerah tengah, dan juga bukan karena reseptor-resptor panas dingin saja yang banyak tetapi juga karena di daerah tengah tangan sedikit lebih curam, ini menandakan disana lebih sedikit jaringan lemaknya sehingga sensasi titik panas dan dingin lebih terasa.

III.Lokalisasi Taktil

A. Dasar TeoriReseptor taktil adalah Mekanoreseptor, Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan

bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula. Kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisaha bervariasi. Normalnya dua titik terpisah 2-4mm. Dapat dibedakan pada ujung jari tangan, 30-40mm dapat dibedakan pada dorsum pedis. Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik : serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe C yang paling kecil. Kedua jenis serat tipe A mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi dengan sangat cepat; semakin besar serat semakin cepat transmisinya dibanding serat yang lebih kecil. Informasi taktil yang dibawa dalam serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat A. Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di spina, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di talamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusat-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sitem anterolateral.

Indera raba (taktil): reseptor taktil adalah alat indera yang paling luas, terletak diseluruh permukaan kulit dan beberapa selaput lendir. Ada dua fungsi penting yaitu untuk survival; dengan mengidentifikasi sentuhan ringan secara umum, temperatur, dan rasa nyeri. Sedangkan fungsi diskriminasi yang berkembang kemudian, penting untuk mengenal tekstur, bentuk, lokasi akurat dari suatu sentuhan dan berperan penting dalam perkembangan persepsi tubuh, keterampilan motorik halus dan praksis.

Reseptor indera taktil terletak pada kulit dan beberapa lokasi selaput lendir. Inderataktil memberikan informasi tentang kualitas benda-benda yang diraba (keras, halus, dsb), arah gerak dari input taktil dan lokasi dari input tersebut (= fungsi diskriminatif). Selain itu system taktil juga menerima rasa raba halus, nyeri dan temperatur (=fungsi protektif).

Reseptor taktil, terdapat paling sedikit 6 jenis reseptor, tapi sebenrnya masih banyak reseptor taktil yang serupa.1. Beberapa ujung saraf bebas, yang terdapat di jumpai di semua bagian kulit dan jaringan-

jaringan lain,dapat mendeteksi rabaan dan tekanan.

6

Page 7: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

2. Reseptor raba dengan sensitivitas khusus,yakni badan meisner, yang meupakan juluran saraf bermeilin dari sensorik besar meilin jenis (A&B). Reseptor ini terutama peka terhadap pergerakkan objek di atas permukaan kulit seperti juga terhadap getaran berfrekuensi rendah.

3. Ujung jari dan daerah-daerah lainnya yang mengandung banyak sekali badan meissner biasanya juga mengandung reseptor taktil yang ujung nya meluas,yang salah satu jenis nya diskus Merkel. Berperan penting dalam melokalisasi sensasi raba di daerah permukaan tubuh yang spesifik dan menentukan bentuk apa yang dirasakan.

4. Pergerakkan sedikit saja pada setiap rambut tubuh akan merangsang serabut saraf yang pangkal nya melilit.jadi setiap rambut, dan bagian dasar serabut saraf yang disebut organ ujung rambut. Reseptor ini dapat mendeteksi, pergerakkan objek pada permukaan tubuh atau kontak awal dengan tubuh.

5. Ruffini reseptor ini berguna untuk menjalarkan sinyal perubahan bentuk jaringan yang terus-menerus, missal nya sinyal raba dan tekan yang besar dan berkepanjangan.

6. Badan paccini . reseptor ini hanya dapat dirangang oleh penekkanan local jaringan yang cepat karena reseptor ini beradaptasi dalam waktu sepersekian detik.

B. Tata Kerja1. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit ujung jari

nya.2. Suruh sekarang orang percobaan melokalisasi tempat yang baru d rangsang tadi dengan

ujung sebuah pensil pula.3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dang titik yang di tunjuk.4. Ulangi percobaaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung

jari,telapak tangan,lengan bawah,lengan atas dan tengkuk.VII.4. Apakah kemampuan lokalisasi taktil seseorang sama besarnya untuk seluruh

bagian tubuh?

VII.5. Apakah istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsang taktil?

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasano.p : Hendris Utama Citra Wahyudin

No. Ujung Jari Telapak Tangan Lengan Bawah Lengan Atas Tengkuk

1 0,1 0,1 1 0,4 0,9

2 0,3 0,3 0,6 0,7 0,5

3 0,3 0 0,2 0,4 0,5

4 0,1 0,3 0,3 0,3 0,8

5 0,4 0,2 0,7 0,8 0,7

Rata2 0,24 cm 0,18 cm 0,36 cm 0,52 cm 0,68 cm

7

Page 8: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

Lokalisasi taktil di tiap bagian tubuh berbeda, dan paling sulit melokalisasi di lengan bawah dapat terlihat di hasil percobaan dimana jarak perangsangan dan lokalisasi nya berbeda cukup jauh.

Jika kurang dari 5 cm maka hasilnya adalah baik, dan jika lebih dari 5 cm maka hasilnya adalah tidak baik pada syaraf perabanya.

TPL (Two Point Localization) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti hidung, mata, bibir, dan lain-lain; merupakan suatu system yang bersifat menyebar dan melingkar

Waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi.

D. Menjawab PertanyaanVII.4. Apakah kemampuan lokalisasi taktil seseorang sama besarnya untuk seluruh

bagian tubuh?

Jawab: kemampuan lokalisasi taktil tidak sama besarnya di seluruh bagian tubuh, reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.

VII.5. Apakah istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsang taktil?

Jawab: Topognosia, sensasi somatik (sensasi eksteroseptif =propioseptif)

E. KesimpulanKemampuan lokalisasi taktil seseorang tidak sama besar pada seluruh bagian tubuh,Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. TPL (lokalisasi taktil) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti hidung, mata, bibir, dan lain-lain.

IV. Diskriminasi Taktil

A. Dasar TeoriKemampuan panca indra untuk membedakan keberadaan 2 titik yang mendapat rangsangan sangat dipengaruhi oleh mekanisme inhibisi lateral yang meningkatkan derajat kontras pada pola spasial yang disadari.Setiap jaras sensorik bila dirangsang, secara simultan akan menghasilkan sinyal inhibitorik lateral; sinyal ini menyebar ke sisi sinyal eksitatorik dan menghambat neuron yang berdekatan. Sebagai contoh, ingat lah neuron yang dirangsang di nukleus kolumna dorsalis. Selain dari pusat sinyal eksitatorik, jaras lateral pendek juga menjalarkan sinyal inhibitorik ke neuron di sekitarnya. Jadi, sinyal ini lewat melelui interneuron tambahan yang mensekresi transmitter inhibitorik.Pentingnya inhibisi lateral adalah bahwa inhibisi ini menghambat penyebaran sinyal eksitatorik ke lateral sehingga meningkatkan derajat kontras dalam pola sensorik yang dirasakan di korteks serebralis.

8

Page 9: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

B. Tata Kerja1. Tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari dengan

menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit ujung jari.2. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai dibawah ambang dan kemudian jauhkan

berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat dibedakan sebagai 2 titik.VII.6. Bagaimana caranya saudara mengatahui bahwa jarak antar kedua ujung jangka

dibawah ambang diskriminasi taktil?3. Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan diatas ambang. Ambil angka ambang

terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu.4. Lakukan percobaan diatas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan kedua ujung

jangka secara berturut-turut (suksetif).5. Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksetif) ambang membedakan dua titik

ujung jari, tengkuk, bibir, pipi dan lidah.6. Berikan sekarang jarak kedua ujung jangka yang sebesar-besarnya yang masih dirasakan

oleh kulit pipi depan telinga sebagai satu titik. Dengan jarak ini gerakan jangka itu dengan ujungnya pada kulit kearah pipi muka, bibir atas dan bibir bawah. Arah gerakan harus tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan kedua ujung jangka.

7. Catat apa yang saudara alami.

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasano.p.: Hendris Utama Citra Wahyudin

Ambang Diskriminasi Taktil

SimultanUjung Jari : 0,5 cm

Pipi : 1,25 cm

Tengkuk : 2,1 cm

Bibir bawah : 0,3 cm

Bibir atas : 0,3 cm

SuksesifUjung Jari : 0,5 cm

Pipi : 1,23 cm

Tengkuk : 2,4 cm

Bibir bawah : 0,7 cm

Bibir atas : 0,5 cm

Bagian yang terbesar ambang diskriminasi taktilnya yakni tengkuk, dan yang terkecil di bibir dan ujung jari. Ini membuktikan bahwa sentuhan dua titik di tengkuk sulit dibedakan, karena reseptor peraba lebih banyak namun lapang reseptif kecil di ujung jari atau bibir.

9

Page 10: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

D. Menjawab Pertanyaan:VII.6. Bagaimana caranya saudara mengatahui bahwa jarak antar kedua ujung jangka dibawah ambang diskriminasi taktil?Jawab:Dengan bertanya ke OP apakah ia bisa membedakan sentuhan yang terasa satu atau dua titik, jika terasa dua titik dimana sebelumnya ia merasa satu, maka itu ambang diskriminsi taktilnya.Apabila kedua titik menyentuh lapangan reseptif yang sama, keduanya akan dirasakan sebagai satu titik. Seseorang dapat menentukan jarak minimal sebagai 2 titik yang terpisah dan bukan menjadi satu yang mencerminkan dari ukuran lapangan reseptif di daerah tersebut. Ambang 2 titik berkisar antara 2mm di ujung jari. Bila di kulit betis terangsang 48mm.

E. KesimpulanApabila kedua titik menyentuh lapangan reseptif yang sama, keduanya akan dirasakan sebagai satu titik

V. Perasaan Iringan (After Image)

A. Dasar TeoriSistem saraf mempunyai sirkuit , salah satunya adalah sikuit reverberasi atau sirkuit bolak balik (oscilatory).Sirkuit ini dapat disebabkan oleh adanya umpan balik positif di dalam sirkuit neuron. Umpan balik ini ditujukan untuk merangsang kembali masukan sirkuit yang sama sehingga sirkuit itu dapat mengeluarkan letupan berulang-ulang untuk waktu yang lama. Umpan balik positif ini dapat terjadi apabila suatu neuron memiliki percabangan ke neuron lain yang memiliki percabangan yang menuju kembali ke neuron sebelumnya.Adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik sehingga rangsangan yang telah diteruskan oleh satu neuron kembali kembali lagi kepada neuron tersebut sehingga menimbulkan perasaan iringan (after image).

B. Tata Kerja1. Letakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarakan ditempat itu selama

saudara melakukan percobaan VI.2. Setelah saudara selesai dengan percobaan VI angkatlah pensil dari telinga saudara dan

apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu diambil.P.VII.7 Bagaimana mekanisme terjadinya perasaan iringan?

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasano.p.: Hendris Utama Citra Wahyudin

Masih terasa adanya pensil di telinga saat pensil diambil. Perasaan iringan hilang setelah ±4 menit. Perasaan iringan = normal

D. Menjawab PertanyaanVII.7. Bagaimana mekanisme terjadinya perasaan iringan?

10

Page 11: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

Jawab:

Adanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang dihasilkan melalui tekanan, getaran dan sifat sifat fisik benda, mengakibatkan kita terbiasa dalam memakai benda tersebut. sehingga pada saat mencopot benda, reseptor-reseptor tersebut memperlihatkan suatu “off reseptor” dan adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik menyebabkan kita menyadari bahwa benda telah di copot. Mekanisme adaptasi ini dilakukan oleh badan paccini.

Perasaan iringan terjadi karena adanya impuls yang terus beredar dalam lingkaran rantai neuron daerah yang terangsang, walaupun stimulus sudah tidak ada lagi.

E. KesimpulanAdanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang dihasilkan melalui tekanan, getaran dan sifat-sifat fisik benda,mengakibatkan kita terbiasa dalam memakai benda tersebut

VI. Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda

A. Tata Kerjaa. Kekasaran permukaan benda

1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba permukaan amplas yang derajat kekasaran yang berbeda-beda.

2. Perhatikan kemampuan orang percobaanm untuk membedakan derajat kekasaran amplas.

b. Bentuk benda1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan memegang-megang benda-benda kecil

yang saudara berikan.2. Suruh orang percobaan menyebutkan nama/bentuk benda-benda itu.

c. Bahan pakaian1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba bahan-bahan pakaian yang

saudara berikan.2. Suruh orang percobaan setiap kali menyebutkan jenis/bentuk benda-benda itu.

VII.8. Bila orang percobaan membuat kesalahan dalam membedakan sifat benda (ukuran, bentuk, berat, permukaan), apa kelainan neurologis yang di deritanya?

B. Hasil Pengamatan dan Pembahasano.p.: Hendris Utama Citra Wahyudin

a. Kekasaran permukaan bendaDapat membedakan urutan derajat kekerasan bisa dirasakan oleh orang percobaan dengan mata tertutup dengan urutannya dari kasar ke rendah.12534.

b. Bentuk bendaOrang percobaan bisa menebak 4 benda yang diberikan dengan mata tertutup.a) Tutup bolpoint

11

Page 12: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

b) Pensilc) Penghapusd) Stabiloe) Kainf) Tip-X kertas

c. Bahan pakaianOrang percobaan dapat menebak jenis kain yang diberikan dengan mata tertutup urutan.a) Wool bisab) Tenun bisac) Sifon bisa

C. Menjawab Pertanyaan:VII.8. Bila orang percobaan membuat kesalahan dalam membedakan sifat benda (ukuran, bentuk, berat, permukaan), apa kelainan neurologis yang di deritanya?

Jawab:

Terjadi lesi pada lobus parietal yang tidak dominan.gangguannya disebut “agnosia”.jika pasien mempunyai daya visus normal dan tidak dapat mengenali benda itu,disebut “agnosia visual”.jika ketidakmampuan seorang pasien mengenali sebuah benda dengan palpasi tanpa adanya gangguan sensorik di sebut “agnosia taktil”

D. KesimpulanKemampuan dapat membedakan berbagai sifat benda menunjukkan bahwa sifat sensoris baik

VII. Tafsiran Sikap

A. Dasar TeoriBaik disadari maupun tidak, tubuh kita selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkanoleh kontrasi otot.Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen tubuh yang terlibat dalam grak ini Baik itu disadari maupun tidak disadari. Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks, tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga jenis :1. Sel saraf sensorik

Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena berhubungan dengan alat indra.

2. Sel saraf Motorik

12

Page 13: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju to atau kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.

3. Sel saraf penguhubung Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi du kelompok besar :

1. Sistem saraf sadarAdalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain.Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :a. Saraf pusat terdiri dari :

Otak: Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.Sumsum tulang belakang: Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan) dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang belakang, yakni dari ruas-ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul-simpul gerak refleks.

b. Saraf Tepi:Sistem saraf tepi terdiri dari saraf-saraf yang berada di luar system saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubh tertentu, sepeti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.

2. Susunan saraf tak sadar.a. Susunan saraf simpatisb. Susunan saraf parasimpatisGerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

B. Tata Kerja1. Suruh orang percobaan duduk dan tutup matanya2. Pegang dan gerakkan secara pasif lengan bawah orang percobaan kedekat kepalanya, ke

dekat dadanya, ke dekat lututnya dan akhirnya gantungkan di sisi badannya.3. Tanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan orang percobaan4. Suruh orang percobaan dengan telunjuknya menyentuh telinga, hidung dan dahinya

dengan perlahan-lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya5. Perhatikan apakah ada kesalahan.

VII.9. Bila orang percobaan membuat kesalahan dalam melokalisasi tempat-tempat yang diminta, apa nama neurologis yang dideritanya?

13

Page 14: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasano.p.: Hendris Utama Citra Wahyudin

Dari hasil percobaan, subjek dapat meniru atau mensinkronkan gerakan asisten dengan tangannya: 1. Telinga2. Mulut dan hidung3. Alis, mata, dan hidung4. KupingJadi, subjek singkron melakukan gerakan antara subjek dan asisten.

Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron.

Sistem syaraf memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Pusat koordinasi segala aktivitas tubuh2. Pusat kesadaran, memori dan intelegansi3. Higher mental process, yaitu reasoning (penalaran), thinking (berpikir), judgement

(pengambilan keputusan).Seperti yang telah dijelaskan pada teori diatas, jalan dari gerak reflex  ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kemudian impus tersebut dibawa oleh saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang, kemudian impul dilanjutkan oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh efektor maka terjadilah respon/tanggapan. Pasien dapat melakukan gerakan yang diperintah oleh pemeriksa dengan benar. Pasien normal dan tidak mengalami gangguan neurologis.

D. Menjawab PertanyaanVII.9. Bila orang percobaan membuat kesalahan dalam melokalisasi tempat-tempat yang diminta, apa nama neurologis yang dideritanya?Jawab:Dysdiadochokinesis

E. KesimpulanJika tafsiran sikap benar, maka daya menentukan sikap anggota tubuh baik.

VIII.Waktu Reaksi

A. Dasar TeoriWaktu reaksi (reaction time) merupakan waktu antara pemberian rangsangan sampai

dengan timbulnya respon terhadap rangsangan tersebut. Parameter waktu reaksi ini dipakai untuk pengukuran performansi. Yang mempengaruhi performansi kerja diantaranya tingkat kelelahan, kondisi motivasi, rasa bosan, konsentrasi, dan kondisi psikologis manusia lainnya. Hal tersebut akan mengakibatkan waktu reaksi yang berbeda-beda antara satu kondisi dengan

14

Page 15: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

kondisi lainnya. Kondisi-kondisi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan baik secara fisik (penerangan, temperatur, getaran, dll) maupun secara psikologis (suasana hati, motivasi, dll) dan kerja itu sendiri.

Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian lebih lanjut tentang waktu reaksi dalam hubungannya dengan aktivitas kerja. Waktu reaksi menjadi hal yang sangat penting dan signifikan dalam pengukuran performansi kerja. Dalam praktikum ini, akan diteliti bagaimana perbandingan waktu reaksi sederhana sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik.

Waktu reaksi merupakan interval waktu yang diperlukan seseorang untuk memberikan reaksi terhadap sinyal atau rangsangan yang muncul ketika seseorang memberikan respon tentang sesuatu yang didengar, dilihat, atau dirasakan. Ada berbagai macam eksperimen waktu reaksi:

Simple Reaction Time ExperimentPada eksperimen ini hanya ada satu jenis stimulus dan satu reaksi. Contohnya percobaan waktu reaksi terhadap cahaya, reaksi terhadap bunyi pada lokasi yang telah ditentukan dan tetap.

Recognition Reaction Time ExperimentTerdapat banyak stimulus. Pada stimulus tertentu, subjek harus memberi respon sedangkan ada beberapa yang subjek tidak boleh merespon. Ada 2 jenis, yaitu symbol recognition (subjek menghafal lima buah huruf, kemudian subjek hanya bereaksi pada huruf yang dihafal tersebut) dan tone/sound recognition (subjek menghafal frekuensi dari bunyi, kemudian subjek hanya bereaksi pada frekuensi yang dihafalkan).

Choice Reaction Time ExperimentSubjek harus merespon stimulus yang diberikan berupa huruf yang ditampilkan di layar, kemudian menekan tombol huruf/keyboard yang sesuai dengan stimulus yang diberikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu reaksi:

1. ArousalArousal atau state of attention, dalam hal ini didalamnya termasuk tekanan darah. Waktu reaksi akan menjadi cepat bila tekanan darah ada di level tengah (dalam keadaan normal), dan akan melambat bila praktikan terlalu santai atau terlalu tegang

2. UsiaWaktu reaksi menjadi berkurang mulai usia bayi hingga akhir 20-an, bertambah pada usia 50-60 tahun, lalu melambat pada usia 70 tahun keatas. Penurunan waktu reaksi pada orang dewasa mungkin disebabkan karena orang dewasa lebih hati-hati merespon sebuah stimulus. Orang dewasa juga cenderung mencurahkan pikirannya pada satu stimulus dan mengabaikan stimulus yang lainnya.

3. Jenis kelaminBiasanya laki-laki memiliki waktu reaksi yang lebih cepat daripada wanita.

4. Right handed vs left handedOrang kidal, banyak menggunakan otak kanan, dimana otak kanan banyak digunakan untuk berpikir mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas, dan hal-hal yang berkaitan dengan ruang (misal: membidik sasaran). Maka banyak peneliti bernaggapan

15

Page 16: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

bahwa orang kidal memiliki waktu reaksi yang lebih cepat dibanding dengan orang yang tidak kidal.

5. Direct vs peripheral visionWaktu reaksi akan lebih cepat bila stimulus diberikan ketika subyek melihat tepat pada titik stimulus (direct vision), dan dapat melambat bila stimulus diberikan disekitar pandangan mata (peripheral vision).

6. Practice and errorsKetika seorang subyek melakukan hal yang baru atau belum pernah dilakukan sebelumnya, maka waktu reaksinya akan lebih lambat bila dibandingkan dengan subyek yang sudah terlatih atau efek pembelajaran.

7. KelelahanWaktu reaksi akan melambat bila subyek sedang mengalami kelelahan.

8. GangguanAdanya gangguan pada saat stimulus diberikan dapat meningkatkan waktu reaksi.

9. Peringatan akan stimulusWaktu reaksi akan menjadi lebih cepat apabila ada peringatan yang diberikan kepada subyek sebelum stimulus tersebut diberikan.

10. AlkoholKonsumsi alkohol yang berlebihan dapat menurunkan waktu reaksi.

11. Faktor lingkunganPencahayaan, temperatur, dll.

12. Faktor psikologiSuasana hati, tekanan, dll.

B. Tata Kerja1. Suruh orang percobaan duduk dan meletakkan lengan bawah dan tangannya di tepi meja

dengan ibu jari dan telunjuk berjarak 1 cm siap menjepit2. Pemeriksa memegang mistar pengukur waktu reaksi pada titik hitam dengan

menempatkan garis tebal diantara dan setinggi ibu jari dan telunjuk orang percobaan tanpa menyentuh jari-jari orang percobaan

3. Dengan tiba-tiba pemeriksa melepaskan mistar tersebut dan orang percobaan harus mengangkat selekas-lekasnya. Ulangi percobaan ini sebanyak 5 kali

4. Tetapkan waktu reaksi orang percobaan (rata-rata dari ke 5 hasil yang diperoleh)

C. Hasil Pengamatano.p.: Hendris Utama Citra Wahyudin

NO. Waktu Reaksi

I. 6,16 0,20

II. 0,01 0,09

III. 0,09 0,09

IV. 0,14 0,13

16

Page 17: Laporan Praktikum Faal Sistem Sensoris

V. 0,15 0,12

(rata-rata) 1,3 0,12

Dari hasil percobaan, didapatkan kesimpulan bahwa waktu reaksi o.p normal. Karena masih di bawah rata-rata waktu reaksi manusia yang normal yaitu 0,5 s.

D. Menjawab PertanyaanVII.10. Apa yang menentukan waktu reaksi seseorang ? Jawab:Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu reaksi seseorang adalah : usia, jenis kelamin, suhu tubuh, kesiapan bertindak, indera penerima rangsang yang terlibat, dan banyaknya reseptor yang distimuli.

E. KesimpulanWaktu reaksi seseorang dtentukan oleh kecepatan dan ketanggapannya

17