PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP & PAGU INDIKATIF 2015

16
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP & PAGU INDIKATIF 2015 Februari 2014

description

PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP & PAGU INDIKATIF 2015. Februari 2014. OUTLINE. LATAR BELAKANG TUJUAN KOORDINASI MEKANISME PELAKSANAAN JADWAL. A.LATAR BELAKANG (1). PP 90 Tahun 2010 Tentang Penyusunan RKAKL - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP & PAGU INDIKATIF 2015

Page 1: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

PRA TRILATERAL MEETINGDALAM RANGKA PENYUSUNAN

RKP & PAGU INDIKATIF 2015

Februari 2014

Page 2: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

OUTLINE

OUTLINE

A. LATAR BELAKANGB. TUJUAN KOORDINASIC. MEKANISME PELAKSANAAND. JADWAL

Page 3: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

3

PP 90 Tahun 2010 Tentang Penyusunan RKAKLPresiden menetapkan arah kebijakan dan prioritas

pembangunan nasional pada bulan Januari untuk tahun direncanakan berdasarkan hasil evaluasi kebijakan berjalan Pasal 7

Kemenkeu menyusun perkiraan kapasitas fiskal untuk penyusunan Pagu Indikatif TA yang direncanakan, termasuk penyesuaian indikasi pagu anggaran jangka menengah paling lambat pertengahan bulan Februari Pasal 8 ayat 1

Pagu Indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Menkeu bersama Menteri Perencanaan, dengan memperhatikan kapasitas fiskal dan pemenuhan prioritas pembangunan nasional (ditetapkan dengan surat bersama pada bulan Maret) Pasal 8 ayat 2 dan 4

A.LATAR BELAKANG (1)

Page 4: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

4

Surat Menteri Keuangan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor S-105/MK.02/2014 tanggal 18 Februari 2014 hal Ketersediaan Anggaran Pagu Indikatif Tahun 2015, sbb:Dalam rangka penyempurnaan sistem perencanaan dan

penganggaran sebagaimana telah disepakati bersama antara Kemenkeu dan KemenPPN/Bappenas, bahwa diperlukan langkah konkrit peningkatan sinergi antara lain dalam penyusunan resource envelope dan penyusunan indikasi pagu K/ L, sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

Terkait dengan estimasi ketersediaan anggaran (resource envelope) Pagu Indikatif Tahun 2015, perlu terlebih dahulu dibicarakan bersama antara Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian/Lembaga terkait Peningkatan Koordinasi/Sinergi (Pra Trilateral Meeting)

A.LATAR BELAKANG (2)

Page 5: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

5

Pra Trilateral Meeting

Review Baseline

2015

Penyusunan Pagu Indikatif

2015

Peserta :K/L,Kemen

PPN/Bappenas dan

Kemenkeu

• Kementerian PPN/Bappenas dan Kemenkeu

Dalam rangka Penyusunan Pagu Indikatif 2015, perlu dilaksanakan Pra Trilateral Meeting, sebelum dilakukannya mekanisme Review Baseline 2015

• Kementerian PPN/Bappenas dan Kemenkeu

Page 6: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

1. Meningkatkan kesepahaman antara K/L, KemenPPN/Bappenas, dan Kementerian Keuangan dalam rangka penyusunan Resource Envelope Pagu Indikatif, dan RKP 2015.

2. Menggali informasi dan evaluasi atas pelaksanaan APBN TA 2013 dan outlook 2014, termasuk evaluasi atas “hasil trilateral meeting” sebelumnya.

3. Memastikan penyusunan Resource Envelope , Pagu Indikatif dan RKP 2015 dapat mengakomodir hal-hal :a) Program/Kegiatan/Ouput Prioritas Nasional yang bersifat baseline;b) Pemenuhan Biaya Operasional dan mandatory spending yang perlu

dibiayai di secara optimal di TA 2015;c) Kesesuaian dengan Sumber Dana, termasuk rekonfirmasi rencana

penarikan PHLN;

4. Meningkatkan penajaman kualitas belanja K/L dari sisi efektivitas dan efisiensi alokasi

5. Memperoleh bahan untuk harmonisasi/sinkronisasi di dalam mekanisme review baseline

B.TUJUAN KOORDINASI

6

Page 7: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

7

• Koordinasi (Pra Trilateral Meeting) melibatkan K/L, KemenPPN/Bappenas dan Kemenkeu, dilaksanakan sebelum disampaikannya surat bersama Menkeu dan MenPPN/Ka.Bappenas tentang Pagu Indikatif Belanja K/L TA 2015

• KemenPPN/Bappenas sebagai pihak yang mengundang. Sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan di Bappenas atau DJA

• Peserta :

C.MEKANISME PELAKSANAAN (1)

Peserta Pihak Yang Terlibat

K/L (86 K/L) Eselon I selaku penanggung jawab programBiro/Unit Perencanaan di Setjen

KemenPPN/Bappenas

Deputi Sektoral terkaitDeputi Pendanaan Pembangunan

Kemenkeu Ditjen Anggaran

Page 8: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

FOKUS PEMBAHASAN :1. Evaluasi atas kinerja dan capaian TA 2013 dan langkah

perbaikan di TA 2014;2. Target, sasaran dan Program/kegiatan prioritas yang perlu

diperhitungkan sebagai baseline di TA 2015;3. Penyelesaian dan kelanjutan program/kegiatan prioritas, a.l.

yang terkait dengan RPJP, direktif Presiden, dan lain-lain4. Identifikasi atas Pemenuhan Biaya Operasional;5. Identifikasi kebutuhan biaya yang sifatnya insidentil dan

mandatory di masing-masing K/L (termasuk tunggakan, inkracht);

6. Proyeksi Sumber Dana APBN 2015;7. Antisipasi adanya kebutuhan atau Usulan Inisiatif Baru

8

C.MEKANISME PELAKSANAAN (3)

Page 9: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

RENCANA PELAKSANAAN :

9

TANGGAL KEGIATAN CATATAN

24 Februari 2014 Rapat Koordinasi antara DJA dan Bappenas

25-28 Februari 2014(menyesuaikan)

Pelaksanaan Pra Trilateral Meeting antara K/L, Bappenas dan Kemenkeu

Dilaksanakan untuk seluruh K/L Pengguna Anggaran (86 K/L)

3 – 7 Maret 2014 Review baseline K/L Bappenas dan Kemenkeu

10 – 17 Maret 2014 Penyelesaian dan penandatanganan surat bersama Pagu Indikatif K/L 2015

Bappenas dan Kemenkeu

Ket: Jadwal dapat disesuaikan dengan kebutuhan

D.JADWAL

Page 10: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

TERIMA KASIH

Page 11: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

LAMPIRAN

Page 12: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

2012Jun-13 Jan-14 Jun-13 Jan-14 Jun-13 Jan-14

World 2,5 2,2 2,4 3,0 3,2 3,3 3,4

Memo item: World (2010 PPP weights) 2,9 3,1 2,9 3,8 3,7 4,1 3,9High income 1,5 1,2 1,3 2,0 2,2 2,3 2,4

Euro Area -0,6 -0,6 -0,4 0,9 1,1 1,5 1,4Japan 1,9 1,4 1,7 1,4 1,4 1,3 1,2United States 2,7 2,0 1,8 2,8 2,8 3,0 2,9

Developing countries 4,8 5,1 4,8 5,6 5,3 5,7 5,5

China 7,7 7,7 7,7 8,0 7,7 7,9 7,5Indonesia 6,2 6,2 5,6 6,5 5,3 6,2 5,5

India 6,7 5,0 5,7 4,8 6,5 6,2 6,7 6,6

2014f2013 2015f

Oct'13 Jan'14 Oct'13 Jan'14World 3,0 3,6 3,7 4,0 3,9US 1,9 2,6 2,8 3,3 3,0Europe -0,4 1,0 1,0 1,3 1,4China 7,7 7,3 7,5 7,0 7,3India 4,4 5,1 5,4 6,3 6,4ASEAN-5 5,0 5,4 5,1 5,5 5,6Indonesia n.a 5,5 n.a 6,0 n.a

Trade Vol. World 2,7 4,9 4,5 5,4 5,2

WEO-IMF

GDP

20132014 2015

(Satuan dalam %)

Source: WEO-IMF

Perkembangan perekonomian global 2014 diperkirakan akan tumbuh lebih baik meskipun mempunyai Downside Risk…

1.Ekonomi Global masih hadapi risiko pelemahan di 2014 walau diperkirakan lebih baik dari 2013:

• Terjadi akselerasi sektor riil AS dorong PDB tumbuh dekati 3%, dibayangi risiko perbankan dan normalisasi kebijakan moneter.

• Pemulihan krisis Eropa terkendala pembersihan neraca perbankan. Industri Jerman dan relaksasi fiskal dorong PDB tumbuh >1%.

• China diperkirakan masih akan mengalami perlambatan, karena fokus pada struktural.

2.Potensi gejolak likuiditas global

• Perlu diwaspadai exit policy kebijakan moneter longgar di negara-negara maju.

3.Gejolak Harga Komoditas Pasar Global

• Termasuk harga minyak dan harga komoditas ekspor Indonesia.

Jan 2014: Worldbank telah merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi dunia

12

Page 13: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

Indikator Kinerja

Nilai Tukar• Per 31 Desember 2013 : Rp12.171/USD depresiasi 19,54%(ytd)• Per 2 Januari 2014: Rp12.160 depresiasi 0,09% (ytd)• Per 17 Februari 2014: Rp11.785 apresiasi 3,28% (ytd)• Periode 2 Jan – 17 Feb 2014 Terkuat Rp11.785/USD -- Terlemah Rp12.240/USD

IHSG• Per 31 Desember 2013 : 4.274,18 melemah 0,98% (ytd)• Per 2 Januari 2014: 4.327,27 menguat 1,24% (ytd)• Per 17 Februari 2014: 4.555,37 menguat 6,58% (ytd)• Periode 2 Jan – 14 Feb 2014 Tertinggi 4.555,37 – Terendah 4.175,81

Inflasi• Inflasi sepanjang tahun 2012 sebesar 4,30% (ytd, yoy), rata-rata inflasi 2012: 4,28%, lebih rendah

dibandingkan rata-rata 2011: 5,38%• Inflasi Desember 2013: 0,55% (mtm) atau 8,38% (ytd,yoy)• Inflasi Januari 2014 : 1,07%(mtm) atau 8,22% (yoy)

Harga Minyak Mentah Indonesia

• Per Januari 2014 ICP mencapai US$105,8 per barel• Per Desember 2013 ICP mencapai US$107,2 per barel.• Rata-rata tahun 2013 sebesar US$105,9 per barel

Arus Modal Masuk

• Total capital inflow Jan-27 Des 2013 sebesar Rp37,3T. Saham = net outflow 20,7T; SUN net inflow 53,7; SBI (s.d Okt) = net inflow 5T.

• Sepanjang tahun 2014 (s.d 17 Feb 2014) terjadi capital inflow di pasar saham sebesar Rp5,66 triliun.• Sementara di pasar SUN, posisi kepemilikan asing per 11 Februari 2014 adalah sebesarRp332,34 T.

Yield SUN

• Per 31 Des 2013: Yield SUN 10Y 8,47%, Yield SUN 5Y 8,07%.• Per 2 Jan 2014: Yield SUN 10Y 8,57%, Yield SUN 5Y 8,09%• Per 17 Feb 2014: Yield SUN 10Y 8,48%, Yield SUN 5Y 7,86%• Periode 1 Jan – 17 Feb 2014 : Yield SUN 10Y Tertinggi 9,18% -- Terendah 8,41% Yield SUN 5Y Tertinggi 8,67% -- Terendah 7,85%

Update Perekonomian Indonesia

13

Page 14: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

Indikator Kinerja

Pertumbuhan PDB • Pada Q4-2013 PDB tumbuh sebesar 5,72% (yoy)• Sepanjang 2013 : 5,78% (yoy)• Sepanjang 2012 : 6,23% (yoy). PDB nonmigas 6,8%, PDB migas -3.3%

Investasi Langsung

• Realisasi investasi Triwulan IV 2013 sebesar Rp105,35T atau naik 26,4% (yoy) PMA : Rp 71,2T naik 25,4% (yoy) PMDN : Rp 34,1T naik 28,7%(yoy)

• Realisasi investasi selama 2013 mencapai Rp398,6T atau naik 27,3% (yoy) PMA : Rp 270,42T naik 22,4% (yoy) PMDN : Rp 128,2T naik 39,0%(yoy)

Perdagangan Internasional

• Desember 2013 : ekspor naik 10,3% (yoy) menjadi US$16,98 miliarimpor turun -0.8% (yoy) menjadi US$15,46 miliarSurplus perdagangan Desember sebesar US$1,52 miliar• Jan – Des 2013 : Ekspor tumbuh -3.93% (yoy)

Impor tumbuh -2,64% (yoy) Kumulatif defisit perdagangan hingga Nov 2013 USD4,06 miliar

Neraca Pembayaran

• Defisit transaksi berjalan menurun di dua kuartal terakhir 2013. Defisit transaksi berlajan yang pada Q2-2013 mencapai US$9,95 miliar (-4,4% dari PDB) menurun di Q3-2013 menjadi US$8,45 miliar (-4,0% PDB) dan di Q4-2013 menjadi US$4.0 miliar (-2,0 % dari PDB).

• Surplus transaksi modal dan finansial kembali meningkat yaitu dari US$5,6 miliar di Q3 2013 menjadi US$9,2 miliar di Q4 2013.

Update Perekonomian Indonesia

14

Page 15: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

15

Asumsi Dasar Ekonomi MakroRealisasi 2013 dan Outlook 2014

APBN-P Realisasi APBN

Pertumbuhan Ekonomi %, yoy 6.3 5.8 6.0 5.8 - 6.0

Inflasi %, yoy 7.2 8.4 5.5 5.4 - 5.7

Nilai Tukar Rp/US$, rata rata 9600 10451.4 10500 11500 - 12000

Suku Bunga SPN 3 Bulan %, rata rata 5.0 4.5 5.5 5.5 - 6.0

ICP US$ /brl 108 105.7 105 103 - 105

LiftingMinyak Mentah Ribu brl/ hari 840 825 870 800 - 830

Gas Ribu brl/ hari 1240 1215 1240 1200 - 1225

2013Outlook

2014

Page 16: PRA TRILATERAL MEETING DALAM RANGKA PENYUSUNAN  RKP & PAGU INDIKATIF  2015

16

• Mencermati outlook APBN 2014, postur RAPBN 2015 dari sisi belanja negara sangat mungkin tidak berbeda jauh dengan 2014.

• RAPBN 2015 merupakan APBN transisi dari pemerintahan saat ini dengan pemerintahan baru hasil Pemilu 2014.

• Sisi belanja negara dalam RAPBN 2015 kemungkinan berisikan pengeluaran yang sifatnya baseline saja (Tidak ada ruang inisiatif baru) dari Pemerintahan saat ini.

• Dengan demikian apabila terdapat potensi fiscal space, Pemerintahan baru hasil Pemilu 2014 mempunyai ruang inisiatif baru melalui APBNP 2015.

Arah Kebijakan Belanja K/L dalam RAPBN 2015