D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

34
OLEH : WALUYO,M.Si* ( Kepala Litbang BAPPEDA Disampaikan Dalam Acara Simulasi Perda No.1 Tahun 2007 Tentang Prosedur Perencanaan Dan Penganggaran Daerah di Kabupaten Sumedang Isamic Center, 29 Juli 2008 VISI DAERAH : SUMEDANG SEHATI ( SEJAHTERA, AGAMIS DAN DEMOKRATIS 2005- 2025) VISI PEMERINTAH DAERAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DAN KESEJAHTERAAN MASY DLM RANGKA AKSELERASI PENCAPAIAN VISI SUMEDANG SEHATI

Transcript of D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Page 1: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

OLEH : WALUYO,M.Si*

( Kepala Litbang BAPPEDA

Disampaikan Dalam Acara Simulasi Perda No.1 Tahun 2007 Tentang Prosedur Perencanaan Dan

Penganggaran Daerah di Kabupaten SumedangIsamic Center, 29 Juli 2008

VISI DAERAH :SUMEDANG

SEHATI ( SEJAHTERA, AGAMIS DAN DEMOKRATIS 2005-2025)

VISI PEMERINTAH DAERAH :

PENINGKATAN KUALITAS

PELAYANAN DAN KESEJAHTERAAN

MASY DLM RANGKA

AKSELERASI PENCAPAIAN VISI

SUMEDANG SEHATI 2025

Page 2: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Pemerintah daerah saat ini berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku diharuskan menyusun perencanaan anggarannya dengan menggunakan pendekatan kinerja / pendekatan prestasi kerja.

Dengan pendekatan ini maka penyusunan perencanaan dan penganggaran harus benar-benar dapat dialokasikan dan ditujukan untuk pencapaian suatu target kinerja yang telah ditentukan. Konsep perencanaan dan penganggaran kinerja ini merupakan salah satu pendukung pelaksanaan atau implementasi manajemen kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan.

Page 3: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Berbicara Tentang Perencanaan setidaknya harus memiliki, mengetahui dan memperhitungkan beberapa hal, antara lain sbb :1. Tujuan akhir yang dikehendaki;2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk

mewujudkannya ( yang mencerminkan dari berbagai alternatif );

3. Jangka waktu untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut;

4. Masalah-masalah yang dihadapai;5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta

pengalokasiaannya; ( Man, Money, Methode, matrial, market )

6. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakannya;

7. Orang, Organisasi dan Badan Pelaksananya;8. Mekanisme Pengendalian dan pengawasan

( pemantauan, monitoring dan evaluasi, ) dalam pelaksanaannya;

Page 4: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Dalam konteks menejemen perencanaan pembangunan daerah, tanpa mengurangi arti penting dari beberapa komponen lain sebagaimana telah dijelaskan diatas maka salah satu problem yang mendasar dalam perencanaan dan penganggaran daerah adalah seberapa besar sebenarnya kapasitas sumber daya yang dimiliki shg mampu mendukung keberhasilan aktifitas pembangunan yang dilakukan, yang dalam hal ini adalah kapasitas keuangan (financial capasity) daerah yg ada/yg dimiliki serta bagaimana selanjutnya pengalokasian sumber daya keuangan tsb, shg dapat didistribusikan secara efektif dan efisien dalam membiayai sasaran-sasaran dan prioritas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Pengalaman selama ini, ketika kita melaksanakan proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah, kita selalu terjebak pada formalitas yang justru kontra produktif dengan maksud dan tujuan disusunnya sebuah perencanaan, sehingga perencanaan yang disusun tak lebih hanya daftar panjang keinginan belaka ( long list ) tanpa memperhitungkan kapasitas sumber daya keuangan yang kita miliki termasuk bagaimana mendistribusikannya sehinga program dan kegiatan yang disusun dapat dibiayai sesuai kebutuhan shg lebih fokus dan jelas.

Page 5: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Dengan demikian menjadi penting dan urgen bagi Pemerintah Daerah ( dalam hal ini Bappeda sebagai sebuah institusi perencanaan yang membantu Bupati secara teknis dalam menyusun perencanaan pembangunan di daerah ) untuk menyusun pagu indikatif anggaran, sebelum proses perencanaan pembangunan daerah atau yang sering kita kenal dengan Musrenbang dilaksanakan, disamping menyiapkan Rancangan draff RKPD sebagai dasar/pedoman dan arahan dalam proses pelaksanaan musrenbang.

Hal ini penting karena faktanya sumber daya keuangan yang digunakan untuk membiayai aktifitas pembangunan yang bersumber dari APBD sangat terbatas, sementara instrumen fiskal yang ada sering tdk dapat dijalankan dengan baik karena dipengaruhi oleh berbagai hal, walaupun dari sisi regulasi memungkinkan untuk dilakukan oleh Pemeintah daerah. Sbagai misal, skema pinjaman ( baik LN, maupun dalam negeri ), Penerbitan Obligasi Daerah, kerjasama antar daerah, kerjasama investasi, dls.

Page 6: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Penyusunan pagu indikatif anggaran ini menjadi penting karena pagu indikatif anggaran adalah merupakan salah satu variabel penunjang keberhasilan implementasi konsep perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja, agar dengan keterbatasan sumber daya keuangan yg ada dapat disusun program dan kegiatan yg lebih fokus dan sesuai kebutuhan.

Dalam peraturan perundang-undangan juga disebutkan bahwa agar setiap satuan kerja sebagai entitas anggaran (fiscal entity) dapat mulai menyusun rancangan anggaran satuan kerjanya maka perlu ditetapkan pagu anggaran indikatif bagi setiap satuan kerja, untuk membiayai program dan kegiatan yg betul-betul menjadi prioritas.

Page 7: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Kita memahami bahawa Belanja APBD tidak dpt didefinisikan sepihak oleh Pemda dan DPRD tetapi dalam porsi terbatas, juga oleh masyarakat.

Dengan adanya pagu indikatif akan memberikan kepastian bahwa setiap usulan Musrenbang Desa Kecamatan, maupun Kabupaten akan didanai, oleh APBD, jika tidak melebihi pagu indikatif yg telah ditentukan.

Dengan Pagu Indikatif juga memperbesar peluang usulan musrenbang yg menjadi prioritas akan diakomodasi oleh APBD.

Dengan Pagu indikatif juga diharapkan dpt mendidik masyarakat untuk mengusulkan kebutuhan yg sangat prioritas bukan sekedar daftar keinginan (long list ) belaka

Mendidik SKPD untuk menyusun program/kebutuhan berdasarkan skala prioritas untuk mencapai RPJMD, Renstra SKPD dan SPM SKPD

Page 8: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Konsep penyusunan pagu indikatif anggaran ini, khususnya di Kabupaten Sumedang sesuai dengan Perda No. 1 Tahun 2007 tentang Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah Pasal 20 adalah Pagu indikatif yang sering kita sebut dengan Pagu indikatif SKPD ( PI SKPD ) dan Pagu Indikatif Kewilayahan/Kecamatan ( PIK )

Pagu indikatif anggaran ini sebenarnya menurut konsepsinya dibeberapa literatur sebenarnya sering dikenal dengan sebutan SAB ( Standar Analisis Biaya ).

Stantar Analisis Biaya ini adalah merupakan standar biaya atau kebutuhan anggaran yang diperlukan oleh sebuah institusi/kelembanagan pemerintah ( SKPD yang ada ) untuk dapat membiayai dan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan urusan wajibnya.

Page 9: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Sampai sejauh ini, pada kenyataannya SAB ini belum dapat disusun sebagaimana mestinya, pada hal SAB ini sangat diperlukan untuk menghitung berapa sebenarnya kebutuhan biaya yang dibutuhkan oleh setiap SKPD untuk dapat menjalankan aktifitasnya.

Hal ini disebabkan karena untuk menyusun SAB ini dibutuhkan sebuah instrumen yaitu adanya Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) dari setiap SKPD yang ada sesuai dengan urusan wajib yang dilaksanakannya ( sesuai PP 65/2005 ) ttg pedoman penyusunan dan penerapan SPM

Page 10: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Menurut PP 65/2005 Ttg Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM pasal 4 menjelaskan bahwa sebenarnya yang harus menyusun SPM adalah Pemerintah Pusat dalam hal ini adalah : Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-

Departemen sesuai dengan urusan wajibnya, dimana penyusunan SPM dimaksud mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur urusan wajib. SPM yang disusun tersebut selanjutnya dijadikan pedoman bagi pemerintah daerah, untuk menyelenggarakan urusan wajib yang harus dilaksanakan.

Page 11: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Sampai saat ini kenyatannya baru beberapa Departemen dan Lembanga Non departemen yang telah menyusun SPM, misalnya Departemen Pendidikan, Departemen Kesehatan dan beberapa departemen lain, shg dpt dipedomasi oleh Pemerintah Daerah

Karena SPM ini masih menjadi persoalan, maka tentunya kita tidak mungkin menunggu dan menunggu sampai SPM tersusun semuanya, baru kita dpt menyusun SAB tsb.

Untuk mensikapi itu semua agar kita mampu mendistribusikan angaran secara terarah dan lebih fokus untuk dapat menyelenggarakan urusan wajib SKPD maka kita menyusun Model Pagu indikatif sebagaimana yang telah kita lakukan, dimana utk PIK disusun melalui 14 indikatordan untuk PI-SKPD menggunakan kombinasi beberapa model disamping beberapa indikator fokus yg telah ditetapkan sesuai sasaran-saran Draf substansi RPJMD yang operasionalisasinya telah kita gunakan dalam pelaksanaan Musrenbang beberapa waktu yang lalu.

Page 12: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Penyusunan Pagu indikatif sebagaimana yang telah kita lakukan ini, disamping telah memebrikan arah, tentunya masih banyak pula kelemahan-kelemahan yang ini sebenarnya adalah mrp bentuk inovasi yang dpt kita lakukan saat ini, karena sampai hari ini belum ada konsep yang sama di daerah lain yang menyusun dan mengembangkan konsep spt ini. Saat ini dibeberpa daerah lain baru mulai menyusun konsep serupa setalah terinspirasi dari apa yg kembangkan di Sumedang.

Inilah kiranya, yang sampai saat ini akan dan terus kita kembangkan sebelum SPM yang dijadikan sebagai dasar dalam menyusun SAB tersusun,dgn harapan dpt memudahkan kita dalam proses penyusunan perencanaan dan penganggaran kita di daerah.

Page 13: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Untuk itu, kalau didalam operasionalisasinya masih banyak ketidakpuasan disana sini itu sangat kita maklumi bersama, oleh karenanya, masukan dan saran yang konstruktif agar penyusunan pagu indikatif ini kedepan lebih memadai dalam konteks sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh masing-masing SKPD dalam konteks PI- SKPD dan masing-masing kecamatan dalam konteks PIK, disamping tentunya semua ini akan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kapasitas keuangan daerah kita, pada setiap tahun anggaran.

Page 14: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Metode pengalokasian keuangan merupakan salah satu variabel penunjang keberhasilan implementasi konsep anggaran berbasis kinerja. Dalam peraturan perundang-undangan juga disebutkan bahwa agar setiap satuan kerja sebagai entitas anggaran (fiscal entity) dapat mulai menyusun rancangan anggaran satuan kerjanya maka perlu ditetapkan pagu anggaran indikatif bagi setiap satuan kerja.

Terdapat paling tidak 3 (tiga) pertanyaan dalam penyusunan pagu anggaran ini yaitu bagaimana cara atau metode apa yang digunakan dalam membuat pagu anggaran? Kapan pagu anggaran ini disusun? dan siapa yang membuat pagu anggaran ini?. Pertanyan kedua dan ketiga sudah tertuang dan dijelaskan dalam peraturan perundang-undangan.

Page 15: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Pertanyaan pertama belum dengan jelas disebutkan dalam peraturan perundang-undangan yang saat ini berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa peraturan yang ada menyediakan ruang fleksibilitas atau memberikan ruang kebebasan dalam memilih dang menggunakan metode yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

Untuk menjawab pertanyaan pertama, bagaimana membuat pagu anggaran agar implementasi anggaran berbasis kinerja ini dapat dilakukan dengan baik?

Pertama-tama kita harus memahami berbagai metode penyusunan anggaran. Dengan memahami berbagai metode penyusunan anggaran maka kita akan dapat memilih dan menentukan metode apa yang akan digunakan untuk menyusun pagu anggaran.

Dari berbagai literatur dapat diketahui bahwa paling tidak terdapat 4 (empat) metode atau pendekatan penyusunan anggaran, yaitu : Incremental Approach Zero Based Budget Approach Planning Programming Budgeting Approach Performance Based Approach

Page 16: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Dengan mengetahui dan memahami metode penyusunan anggaran tersebut diatas maka secara sederhana sebetulnya dapat dikatakan bahwa metode atau pendekatan yang digunakan untuk menentukan pagu anggaran adalah harus sesuai dengan metode penyusunan anggaran yang digunakan.

Metode Penyusunan Pagu Anggaran = Metode Penyusunan Anggaran

Pemikiran dan persamaan tersebut diatas didasarkan pada suatu tesis bahwa jika penentuan pagu anggaran tidak didasarkan pada metode penyusunan anggaran yang digunakan maka metode penyusunan anggaran yang digunakan tidak akan dapat diimplementasikan secara utuh, tidak dapat dijalankan secara benar yang pada akhirnya hasilnya tidak akan sempurna.

Page 17: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Pendekatan inkremental atau pendekatan kenaikan bertahap (incremental approach) adalah suatu metode penyusunan anggaran dengan didasarkan pada asumsi bahwa besaran kebutuhan suatu entitas akan terus meningkat sesuai dengan perubahan dan atau peningkatan yang terjadi didalam maupun diluar lingkungan entitas tersebut

Dengan demikian maka penentuan kebutuhan atau besaran pagu anggaran termasuk anggarannya itu sendiri ditentukan berdasarkan pada pada data besaran anggaran atau realisasi anggaran tahun sebelumnya. Data tersebut kemudian dikalikan dengan suatu variabel penyesuaian untuk menentukan pagu anggaran atau anggaran pada tahun yang akan dihitung sehingga dapat diketahui besarnya alokasi anggarannya.

Page 18: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Metode ini secara sederhana dapat digambarkan dalam suatu model persamaan matematis sebagai berikut :A = An-1(1 + (VP1 + ... VPn))A = Anggaran A n-1 = Anggaran tahun sebelumnya1 = Nilai / Angka SatuVPi = Variabel Penyesuaian ke satuVPn = Variabel Penyesuaian ke n

Dari persamaan tersebut maka penentuan pagu anggaran juga dapat didasarkan pada persamaan tersebut, yaitu : PA = An-1(1 + (VPi + ... VPn))Atau PA = PAn-1(1 + (VPi + ... VPn)) PA = Pagu Anggaran PAn-1 = Anggaran tahun sebelumnya

Page 19: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Misalkan anggaran tahun sebelumnya Rp. 1.000.000 kemudian ditentukan bahwa Variabel Penyesuaian yang digunakan adalah tingkat dan besaran dana tambahan atau cadangan. Tingkat inflasi tahun berjalan adalah 10 % dan variabel untuk cadangan 10 % maka pagu anggaran dihitung sebagai berikut :

PA = Rp. 1.000.000 (1 + (0.1 + 0.1.))PA = Rp. 1.000.000 (1 + 0.2)PA = Rp. 1.000.000 (1.2)PA = Rp. 1.200.000

Page 20: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Pendekatan ini mudah dan murah untuk dilakukan sehingga sampai saat ini masih banyak digunakan dan dipraktekkan terutama ketika keadaan lingkungan tidak banyak mengalami perubahan.

Tetapi metode ini sudah selayaknya diganti atau tidak digunakan lagi seiring dengan perubahan metode yang digunakan dalam penyusunan anggaran. Sebagai contoh jika penyusunan anggaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan kinerja maka penggunaan incremental approach akan membuat metode kinerja sulit dilaksanakan dengan sempurna. Hal ini dikarenakan pendekatan inkremental ini kurang memperhatikan keterkaitan anggaran dengan perencanaan dan sulit diikaitkan dengan berbagai usaha peningkatan kinerja.

Page 21: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Pendekatan penyusunan anggaran berbasis nol (zero based budget approach) merupakan teknik penyusunan anggaran dengan asumsi penyusunannya dimulai dari dasar nol (zero based) tanpa memperhatikan kondisi atau pencapaian entitas organisasi di periode sebelumnya. Sehingga dengan pendekatan ini walaupun suatu organisasi beroperasi dengan baik atau tidak baik di tahun sebelumnya, namun penyusunan anggaran tetap diasumsikan disusun dari awal. Dalam teknik ini sumber daya tidak perlu dialokasikan berdasarkan pola tahun sebelumnya sehingga konsekuensinya setiap item anggaran tanpa terkecuali setiap tahun harus disesuaikan ulang.

Page 22: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Dengan metode ini, setiap periode organisasi harus fokus pada apa yang penting dan harus dilakukan pada periode yang akan datang. Dengan memfokuskan pada kebutuhan melakukan penyesuaian ulang item anggaran terutama belanja maka kelemahan yang nampak jelas pada anggaran yang naik secara bertahap (incremental budgeting) seperti pengulangan belanja yang sudah usang dan belanja yang tidak diperlukan, dapat dihindari.

Anggaran berbasis nol kemudian menjadi jawaban yang jelas untuk masyarakat yang menuntut jaminan atas kelangsungan alokasi sumber daya yang terbatas secara efektif.

Page 23: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Metode ini secara sederhana dapat digambarkan dalam suatu model persamaan matematis sebagai berikut : A = ∑ BT + ∑ BAatauPA = ∑ BT + ∑ BAPA = (BTGaji + BT 1 + ..... BTn) + (BA1 + BA2

+.... BAn)BA = DB x SB

A = AnggaranPA = Pagu AnggaranBT = Biaya TetapBA = Biaya Aktivitas BAn = Biaya Aktivitas ke nDB = Driver BiayaSB = Standar Biayan = 1, 2 , 3, ....... dst

Page 24: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Dengan pendekatan ini maka sebelum menentukan nilai pagu indikatif maka harus dibuat, disusun dan ditentukan terlebih dahulu prioritas kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah termasuk siapa penanggungjawab pelaksana kegiatan tersebut. Dari prioritas tersebut maka dihitung berapa besaran pagu indikatifnya.

Pendekatan ini agak sulit dilakukan dan memerlukan biaya serta waktu yang lebih dibandingkan metode incremental. Hal ini dikarenakan dalam metode ini penentuan anggaran sudah mulai memperhatikan perencanaan dengan melaksanakan penentuan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan.

Page 25: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Planning, Programming and Budgeting System atau biasa disebut dengan PPBS adalah merupakan suatu pendekatan penyusunan anggaran yang mengintegrasikan proses perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran menjadi suatu sistem yang menyatu tidak terpisah-pisah. Dalam pendekatan ini terkandung aktivitas identifikasi tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin timbul

Page 26: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Sesuai penamaannya maka dalam PPBS paling tidak terdapat 4 (empat) hal penting yang mendasari pendekatan ini yaitu :

1. Planning, dimana untuk menyusun anggaran terlebih dahulu harus menentukan perencanaan baik berupa formulasi strategi, perencanaan strategi, maupun perencanaan operasional dimana dalam perencanaan strategi dan operasional tersebut sudah memasukan program-program kerja

2. Programming, dimana untuk menyusun anggaran juga harus menentukan program kerja yang terhubung dengan perencanaan, oleh karena itu harus disusun secara rasional sampai dengan tingkat inisiatif.

3. Budgeting, memasukan nilai moneter yang diperlukan untuk melaksanakan program kerja dan menentukan nilai non moneter untuk menganalisa manfaat yang dihasilkan apabila melaksanakan suatu program kerja tertentu, dimana analisa manfaat tersebut akan dihubungkan dengan perencanaan yang telah ditentukan, sehingga diharapkan dapat digunakan untuk mengukur kinerja organisasi.

4. System, merangkai perencanaan, penyusunan program dan anggarannya menjadi satu kesatuan.

Page 27: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa metode ini sudah sangat memperhatikan perencanaan. Organisasi tidak dapat menentukan prioritas kegiatan, yang dalam metode ini disebut atau berada pada tahapan pemrograman (programming stage), jika belum menyusun perencanaan (strategic planning). Hal ini dikarenakan bahwa penentuan prioritas kegiatan dilakukan dengan melihat keterkaitan kegiatan tersebut dengan pencapaian strategis organisasi seperti yang tercantum dalam dokumen perencanaan.

Dengan demikian maka metode ini secara sederhana dapat digambarkan dalam suatu model persamaan matematis sebagai berikut : 

A = ∑ BT + ∑ BAatauPA = ∑ BT + ∑ BAPA = (BTGaji + BT 1 + ..... BTn) + ((BA1 x KA1) + (BA2 x KA2) +....

BAn)BA = DB x SBA = AnggaranPA = Pagu AnggaranBT = Biaya TetapBA = Biaya Aktivitas BAn = Biaya Aktivitas ke nKA = Konstants Kinerja AktivitasDB = Driver BiayaSB = Standar Biayan = 1, 2, 3, ..... dst

Page 28: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Dalam metode ini untuk menentapkan suatu besaran nilai pagu anggaran atau anggaran itu sendiri sebaiknya disertakan penilaiain variable pencapaian kinerja suatu program. Metode dalam ilmu statistik yang dapat digunakan adalah metode Treatment of Domain Allocation (TDA). Yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa dalam metode ini maka pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Mid Term Expenditure Framework / MTEF) juga harus mulai diterapkan. Tanpa penerpan MTEF ini maka penilaian kinerja program dan kegiatan akan sulit dilakukan

Page 29: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Pendekatan penyusunan anggaran berbasis kinerja (performance based budget) adalah metode penyusunan anggaran dengan didasarkan pada suatau aktivitas usaha untuk mencapai suatu target kinerja tertentu. Dengan pendekatan ini maka besaran anggaran suatu entitas akan sangat terkait dengan pencapaian kinerja entitas yang bersangkutan dan target kinerja yang akan dicapai dimasa mendatang.

Metode ini sebenarnya sangat menekankan arti pentingnya perencanaan tetapi perencanaan yang dimaksud dalam hal ini adalah perencanaan kinerja (performance planning) tanpa adanya perencanaan kinerja maka kegiatan evaluasi kinerja dan menentukan target kinerja akan mengalami kesulitan yang sangat besar. Dalam metode ini nilai penggunaan sumberdaya keuangan (value for money) sangat diperhatikan.

Page 30: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Dengan demikian maka metode ini secara sederhana dapat digambarkan dalam suatu model persamaan matematis sebagai berikut :A = ∑ BKatauPA = ∑ BKPA = ∑ BKu + ∑ BKk PA = {(TK x DB x SBK)u1 + (TK x DB x SBK)un} + {(TK

x DB x SBK)k1 + (TK x DB x SBK)kn} A = AnggaranPA = Pagu AnggaranBK = Biaya KinerjaBKu = Biaya Kinerja UmumBKk = Biaya Kinerja KhususTK = Target KinerjaDB = Driver BiayaSBK = Standar Biaya Kinerjaun = Kinerja Umum ke nkn = Kinerja Khusus ke nn = 1, 2, 3, ..... dst

Page 31: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

Dalam metode ini seluruh anggaran , biaya atau belanja yang dialokasikan dan digunakan sepenuhnya harus ditujukan untuk mencapai suatu target kinerja tertentu. Oleh karena itu maka pengalokasian sumberdaya keuangan atau penganggaran dengan metode ini dapat juga disebut sebagai allokasi sumberdaya keuangan berbasis kinerj (Performance based allocation / PBA). Dalam metode ini jikapun terdapat Biaya Tetap (BT) maka hal tersebut dimaksudkan sebagai wujud untuk mempertahankan suatu aktivtas kinerja minimal tertentu, yang dinamakan edngan Biaya Kinerja Umum (BKu). Sedangkan untuk target kinerja yang baru harus dicapai maka dialokasi Biaya Kinerja Khusus (BKk).

Page 32: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

1. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Paket Undang-undang Keuangan Negara dan System Perencanaan Pembangunan Nasional, dan dengan mempertimbangkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006, maka penentuan pagu anggaran, baik itu pagu anggaran indikatif maupun pagu anggaran yang sudah definitive, merupakan salah satu variable yang sangat penting agar penyusunan anggaran dapat dilaksanakan dengan baik.

2. Dengan mengetahui dan memahami metode penyusunan anggaran tersebut diatas maka secara dapat dikatakan bahwa metode atau pendekatan yang digunakan untuk menentukan pagu anggaran adalah harus sesuai dengan metode penyusunan anggaran yang digunakan. Metode Penyusunan Pagu Anggaran = Metode

Penyusunan Anggaran3. Dengan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan

bahwa metode penyusunan pagu anggaran yang benar, dengan metode anggaran kinerja, adalah pendekatan kinerja itu sendiri.

Page 33: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

4. Pagu anggaran pada dasarnya merupakan batas maksimal alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk mendukung implementasi kebijakan (baik program maupun kegiatan) berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Dengan penggunaan pendekatan kinerja dalam penyusunan anggaran maka kriteria penetapan dan penyusunan pagu anggaran seharusnya berdasarkan pencapain kinerjanya.

5. JIka kriteria kinerja belum sepenuhnya maka dapat digunakan suatu kriteri kinerja yang paling dapat dilakukan seperti menggunakan hasil evaluasi kinerja program, kegiatan dan atau kebijakan tahun sebelumnya, serta prioritas pembangunan yang ditetapkan berdasarkan definisi isu strategisnya.

Page 34: D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)

copyright@litbang-bappeda

VISI DAERAH :SUMEDANG

SEHATI ( SEJAHTERA, AGAMIS DAN DEMOKRATIS 2005-2025)

VISI PEMERINTAH DAERAH :

PENINGKATAN KUALITAS

PELAYANAN DAN KESEJAHTERAAN

MASY DLM RANGKA

AKSELERASI PENCAPAIAN VISI

SUMEDANG SEHATI 2025