PR Dr Moderik

download PR Dr Moderik

of 6

Transcript of PR Dr Moderik

  • 7/21/2019 PR Dr Moderik

    1/6

    PR dr. Moedrik Tamam, Sp. A(K)

    1. Pemeriksaan Hemoglobin

    Pokok-pokok penetapan kadar Hemoglobin antara lain berdasarkan :

    a) Membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang bertingkat-tingkat mulai dari

    warna merah muda sampai warna merah tua (mulai 10 % sampai 100 %). Misal cara talquist

    dan dare. Cara ini sangat kasar dan kesalahan kira-kira 50 %, jarang digunakan dalam

    pemeriksaan klinik.

    I. Cara Tallquist

    Cara ini menentukan kadar Hb tidak teliti, kesalahan kira-kira 50 %. Cara ini hanya mendapat

    kesan kadar Hb saja. Kecuali bila tidak ada hemoglobinometer, cara ini dapat dipakai.

    Sebagai dasar diambil ialah 100 % = 15,8 gram Hb per 100 ml darah. Tallquist

    mempergunakan suatu skala warna dalam suatu baku, mulai dari merah muda (10 %). Di

    tengah-tengahnya ada lubang, dimana tempat darah yang akan dibandingkan dapat dilihat.

    Jadi darah dibandingkan secara langsung.

    b) Membandingkan warna acid-hematin yang telah dirubah dari hemoglobin dengan asam-

    chlorida 0,1 N, dengan warna-warna standard yang terdapat pada alat hemoglobinometer,

    misalnya cara Sahli, Sahli-Hellige, Neucomer, Wintrobe, Hadem-Hausser, dan lain-lain.

    Kesalahan cara ini berkisar 10 %.

    II. Cara Sahli

    Terutama untuk klinik rutin, cara Sahli paling banyak dipakai di Indonesia. Walaupun cara ini

    tidak tepat 100 % akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah

    seseorang kekurangan Hb (darah). Kesalahan biasanya terdapat kira-kira 10 %. Kelemahan

    cara Sahli ini, ialah berdasarkan kenyataan bahwa hematin-asam itu bukanlah merupakan

    larutan sejati dan juga alat hemoglobinometer itu sukar ditera (distandarkan). Selain

    daripada tersebut di atas, tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi hematin,

    misalnya Karboxyhemoglobin, Methahemoglobin, dan Sulfhemoglobin. Alat untuk

    menetapkan Hb berdasarkan pembentukan hematin asam ini dinamakan

    Hemoglobinometer atau Hemometer. Alat ini ada bermacam-macam merek, misalnya

    buatan Erka, Hellige Asistent, Clay-Adams, dan lain-lain. Tiap-tiap alat mempunyai

    perlengkapan sendiri, satu sama lain tidak dapat ditukarkan. Karena tiap Hemometer

    mempunyai tabung pengencer yang berlainan, intensitas warna berlainan. Tiap Hemometer

    Sahli terdiri dari :

  • 7/21/2019 PR Dr Moderik

    2/6

    Alat pembanding warna (batang standar) yang terdapat dalam alat tersebut. Batang

    standar ini tahan terhadap cuaca dan sukar memucat.

    Tabung pengencer terbuat dari kaca, ada yang persegi dan ada yang bulat. Tiap

    tabung mempunyai garis tanda pada kedua belah sisinya. Satu menyatakan kadar Hb

    dalam persen (%) dan satu lagi menyatakan kadar Hb dalam gram per 100 ml darah.

    Pipet darah mempunyai garis tanda 20, artinya bila darah diisap sampai angka ini

    maka volume darah 20 cm = 0,02 ml.

    Pipet pengencer darah, ialah pipet polos untuk mencampurkan darah dengan air

    suling.

    Penyebutan kadar Hemoglobin

    Kadar Hb dapat dinyatakan sebagai persen (%) dan gram persen (g%). Tetapi lebih baik

    penyebutan kadar Hb dengan g% yaitu jumlah gram Hb per 100 ml darah. Karena

    dengan cara persen tidak ada keseragaman pendapat dalam memberikan nilai-nilai

    normal. Kadar Hb 100 % misalnya tidak sama pada tiap-tiap orang berkisar antara 14-18

    gram Hb/100 ml darah pada laki-laki dewasa dan 12-16 gram Hb/100 ml darah pada

    wanita dewasa. Jadi jika disebutkan dalam persen, maka penilaian itu ada bermacam-

    macam. Hubungan persen dengan gram persen ini dapat dilihat pada tabung pengencer

    dari alat-alat hemoglobinometer. Tiap alat mempunyai standar (sudah ditera), beberapa

    gram Hb/100 ml darah yang sama dengan 100 %. Contoh :

    1. Sahli-Hellige 100 % = 14,5 gHb/100 ml darah (g%)

    2. Neowcemer 100 % = 16,92 gHb/100 ml darah (g%)

    3. Dare (new) 100 % = 16,0 gHb/100 ml darah (g%)

    4. Haldane 100 % = 14,8 gHb/100 ml darah (g%)

    5. Tallquist 100 % = 15,8 gHb/100 ml darah (g%)

    Oleh karena di Indonesia cara Sahli yang paling banyak digunakan, maka di Indonesia

    100 % disamakan dengan 14,5 g% Hb. Di Amerika 100 % disamakan dengan 16 g% Hb

    dan di Perancis 100% disamakan dengan 14,8 g% Hb. Tentu saja penilaian ini

    bergantung kepada alat yang digunakan. Jika disebutkan dalam % kadar Hb maka

    perbedaan atau selisih banyak sekali.

    c)

    Berdasarkan berat jenis darah (BD) yaitu dengan kuprisulfat metode (haging falling drop) BD

    1,053. Test ini dilakukan hanya untuk orang-orang yang menyumbang darah (donor), karena

    disini tidak perlu diketahui dengan tepat kadar Hb. Untuk pemeriksaan klinik tidak dapat

    dipakai.

  • 7/21/2019 PR Dr Moderik

    3/6

    III. Dengan Kupersulfat B.D 1,053

    Cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar Hb dari donor yang diperlukan untuk

    transfusi darah. Sehingga tidak mendapat kadar Hb dengan tepat, tetapi hanya kesan-kesan

    saja. Untuk pemeriksaan klinik, cara kupersulfat tidak dapat digunakan. Hasil dari metodik ini

    ialah persen Hb. Perlu diketahui bahwa kadar Hb dari seorang donor cukup kira-kira 80 %

    Hb. Cara ini masih digunakan pada PMI untuk mengetahui kadar Hb secara cepat.

    d)

    Dengan cara photoelektrik kolorimeter. Cara ini lebih teliti dan dapat dipercaya. Kesalahan

    cara ini berkisar 2 %.

    IV. Cara Photoelektrik Kolorimeter

    Dengan Photoelektrik Kolorimeter, didapatkan kadar Hb lebih teliti daripada cara visual

    (Sahli). Kesalahan hanya berkisar 2 %. Sudah banyak dipergunakan oleh Fakultas-Fakultas

    Kedokteran, Rumah Sakit, penyelidikan-penyelidikan maupun klinis. Cara ini ideal sekali

    karena memiliki standar Hemoglobin. Standar ini dapat dibeli.

    Penetapan kadar Hb dengan Photoelektrik Kolorimeter ini banyak cara yang dikemukakan,

    antara lain dapat disebutkan ialah :

    a. Cara Cyanmethemoglobin

    b. Cara Oxihemoglobin

    c. Cara Alkali-hematinDiantara ketiga methodik ini yang paling tepat adalah menurut cara Cyanmethemoglobin.

    a. Cara Photoelektrik Cyanmethemoglobin

    Cara ini berdasarkan bahwa semua bentuk-bentuk Hb (hemoglobin, methahemoglobin, dan

    karboxyhemoglobin kecuali sulphemoglobin) diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam

    larutan yang berisi kaliumcyanida dan kalium ferri sianida. Extensi (absorbsi) larutan diukur

    dengan photometrik hemoglobinometer Klett-Summerson (misalnya : IIford 625).

    Cara ini sangat bagus untuk laboratorium dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar

    hemoglobin dengan teliti karena standar cyanmethemoglobin yang ditanggung kadarnya

    bersifat stabil dan dapat dibeli. Ketelitian cara ini dapat mencapai 2%.

    Laporan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan memakai cara cyanmethemoglobin

    dan spektrofotometer hanya boleh menyebut satu angka (digit) di belakang tanda desimal,

    melaporkan dua digit sesudah tanda desimal melampaui ketelitian adanya ketetapan yang

    dapat dicapai dengan metode ini. Variasi-variasi fisiologis juga menyebabkan digit kedua di

    belakang tanda desimal menjadi tanpa makna. Standar cyanmethemoglobin bersifat stabil,

    artinya kadarnya tidak berubah. Pada umumnya standar ini tahan 1 tahun. Standar ini dijual

  • 7/21/2019 PR Dr Moderik

    4/6

    dengan bermacam-macam nama, salah satu diantaranya ialah Acuglobin Hemoglobin

    Standard. Padaumumnya larutan standar mengandung rata-rata 60 mg Hb per 100

    ml darah (60 mg % Hb). Tetapi kadar tepatnya dapat dilihat pada etiket larutan standar

    tersebut.

    b. Cara Photoelektrik Oxyhemoglobin

    Cara ini lebih singkat dan sederhana. Kelemahan metode ini ialah tidak ada larutan standar

    oxyhemoglobin yang stabil sehingga photokolorimeter sukar ditera. Karena tidak ada larutan

    standar oxyhemoglobin yang stabil, maka untuk menera photokolorimeter dapat dipakai

    nilai

    hematokrit. Kadar Hb seseorang sehat dihitung dengan g % sama dengan 1/3 nilai

    hematokritnya.

    c. Cara Photoelektrik Alkali Hematin

    Cara ini sebenarnya menetapkan total Hb baik dari carboxyhemoglobin, methemoglobin

    atau sulphemoglobin. Cara ini kurang teliti bila dibandingkan dengan cara

    cyanmethhemoglobin dan oxyhemoglobin.

    e)

    Dengan menetapkan oksigen dalam Hemoglobin, 1 gram hemoglobin mengikat oksigen =

    1,34 ml.

    2. Enam masalah anak utama di Indonesia:

    a. Malnutrisi

    b. Pemberian ASI

    c. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

    d.

    Defisiensi besi

    e. Defisiensi vitamin A

    f. Defisiensi iodium

    3. Beda Hb abnormal dan thallassemia

    Hemoglobin adalah komponen utama eritrosit. Sintesis hemoglobin berlangsung dari stadium

    perkembangan eritroblas sampai retikulosit. Fungsi utama hemoglobin adalah transpor oksigen

    dan karbondioksida. Konsentrasi hemoglobin darah diukur berdasarkan intensitas warnanya

    menggunakan fotometer dan dinyatakan dalam gram hemoglobin/100 ml darah (g/100 ml) atau

    gram/desiliter (g/dl).

  • 7/21/2019 PR Dr Moderik

    5/6

    Jenis hemoglobin juga dapat ditentukan. Kira-kira telah diidentifikasi 300 jenis hemoglobin yang

    berbeda dalam kode genetik dan urutan asam amino. Walaupun sebagian besar jenis

    hemoglobin tidak mempunyai makna klinik dan dapat berfungsi normal, namun beberapa jenis

    hemoglobin dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang bermakna. Elektroforesis

    hemoglobin dapat mengidentifikasi hemoglobin yang abnormal.Berbagai jenis hemoglobin

    bergerak dengan kecepatan yang berbeda melintasi kertas atau jelli pati, berdasarkan muatan

    listriknya. Hemoglobin dididentifikasi dengan huruf atau letak ditemukannya:

    Dalam embrio :

    Gower 1 ( 2 2 )

    Gower 2 ( 2 ( 2 2 )

    Pada janin :

    Hemoglobin F ( 2 2) ( PDB 1FDH )

    Pada orang dewasa:

    Hemoglobin A ( 2 2) ( PDB 1BZ0 )

    Yang paling umum dengan jumlah normal lebihdari 95%

    Hemoglobin A 2 ( 2 2)

    Sintesis rantai dimulai akhirpada trimester ketiga dan pada orang dewasa, ia memiliki kisaran

    normal 1,5-3,5%

    Hemoglobin F ( 2 2)

    Dalam Hemoglobin F dewasa terbatas pada populasi terbatas sel darah merah yang disebut F-

    sel. Namun, tingkat HbF dapat meningkat pada orang dengan penyakit sel sabit dan beta-

    thalassemia.

    Varian bentuk yang menyebabkan penyakit:

    Hemoglobin H ( 4)

    Suatu bentuk varian dari hemoglobin, dibentuk oleh tetramer rantai , yang mungkin ada dalam

    varian -thalassemia.

    Hemoglobin Barts ( 4)

    Suatu bentuk varian dari hemoglobin, dibentuk oleh tetramer rantai , yang mungkinada dalam

    varian thalassemia .

    . Hemoglobin S ( 2 S 2)

    Suatu bentuk varian hemoglobin yang ditemukan pada orang dengan penyakit sel sabit. Ada

    variasi dalam gen rantai , menyebabkan perubahan pada properti hemoglobin, yang

    menghasilkan sickling sel darah merah.

  • 7/21/2019 PR Dr Moderik

    6/6

    Hemoglobin C ( 2 C 2)

    varian lain karena adanya variasi dalam gen rantai . Varian inimenyebabkan penyakit kronis

    anemia hemolitik .

    Hemoglobin E ( 2 E 2)

    varian lain karena adanya variasi dalam gen rantai . Varian inimenyebabkan penyakit kronis

    anemia hemolitik .

    4. Pelayanan anak yang komprehensif dan berkesinambungan

    a. Preventif

    b. Promotif

    c.

    Kuratif

    d.

    Rehabilitative

    e. Psiko-sosial