PR Dr. Arsanto - Maria

23
Maria Valentina Sari / 11.2014.01 Koas Bedah Koja Periode (30 Maret - 6 Juni 2015) 1. Syok adalah suatu sindroma klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis. Jenis-jenis syok: Syok Hipovolemik Syok hipovolemik disebabkan oleh menurunnya volume darah di sirkulasi diikuti dengan menurunnya cardiac output (curah jantung). Beberapa contoh penyebab dari syok hopovolemik, seperti pendarahan baik eksternal maupun internal, luka bakar, diare, muntah, peritonitis, dll. Syok Kardiogenik Syok kardiogenik digolongkan menjadi intrakardia atau ekstrakardia berdasarkan penyeba/kausa berasal, apakah dari dalam jantung atau luar jantung. Syok kardiogenik intrakardiak disebabkan karena kematian otot jantung (myocardiac infarct) atau pun terdapat sumbatan didalam jantung yang membuat curah jantung menjadi menurun. Beberapa contoh penyebab syok kardiogenik diantaranya, aritmia, AMI (Acute Myocard Infarct), VSD (Ventricular Septal Defect), Valvular lesion, CHF (Chronic Heart Disease) yang berat, Hypertrophic Cardiomyopathy. Syok

description

cvbcvbcvb

Transcript of PR Dr. Arsanto - Maria

Maria Valentina Sari / 11.2014.01Koas Bedah Koja Periode (30 Maret - 6 Juni 2015)1. Syok adalah suatu sindroma klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis.

Jenis-jenis syok: Syok HipovolemikSyok hipovolemik disebabkan oleh menurunnya volume darah di sirkulasi diikuti dengan menurunnya cardiac output (curah jantung). Beberapa contoh penyebab dari syok hopovolemik, seperti pendarahan baik eksternal maupun internal, luka bakar, diare, muntah, peritonitis, dll.

Syok KardiogenikSyok kardiogenik digolongkan menjadi intrakardia atau ekstrakardia berdasarkan penyeba/kausa berasal, apakah dari dalam jantung atau luar jantung. Syok kardiogenik intrakardiak disebabkan karena kematian otot jantung (myocardiac infarct) atau pun terdapat sumbatan didalam jantung yang membuat curah jantung menjadi menurun. Beberapa contoh penyebab syok kardiogenik diantaranya, aritmia, AMI (Acute Myocard Infarct), VSD (Ventricular Septal Defect), Valvular lesion, CHF (Chronic Heart Disease) yang berat, Hypertrophic Cardiomyopathy. Syok kardiogenik ini terjadi ketika ventrikel gagal manejadi pompa disertai dengan menurunnya tekanan darah sistolik < 90mmHg minimal dalam waktu 30 menit, dan terjadi peningkatan tekanan kapiler pulmo yang disebabkan oleh kongesti pary, atau edema pulmo.

Syok kardiogenik ekstrakardiak disebabkan oleh adanya obstruksi pada aliran sirkuit kardiovaskular dengan karakteristik terdapat gangguan pada pengisisan diastolik ataupun adanya afterload yang berlebihan. Penyebab dari syok kardiogenik ini diantaranya, Pulmonary embolism, Cardiac temponade, Tension Penumothorax, dll.

Syok AnafilaktikSyok anafilaktik ini terjadi akibat reaksi alergi yang dimediasi oleh IgE pada sel mast dan basofil yang diakibatkan oleh antigen tertentu yang menyebabkan terjadinya pelepasan mediator - mediator sepagai respon imun. Hal ini mengakibatkan terjadinya vasodilatasi perifer, konstriksi bronkhus, ataupun dilatasi pembuluh darah lokal. Mediator yang terlepas terdiri dari primer dan sekunder. mediator primer meliputi histamin, serotonin, Eosinofil chemotactic factor dan enzim proteoitik. Sedangkan mediator sekunder meliputi PAD, bradikinin, prostagandin, dan leukotriene. Beberapa penyebab syok anafilaktik diantaranya, insect venom, antibiotik (beta lactams, vancomycin, sulfonamide), heterologues serum (anti toxin, anti sera), latex, vaksin yang berbasis telur, tranfusi darah, immunogobulin. Syok SeptikTerjadinya syok septik diawali dengan adanya infeksi pada darah yang menyebar ke seluruh tubuh. Penyebab yang sering meliputi peritonitis, pyelonefritis. Dengan adanya infeksi tersebut tubuh melakukan respon dengan terlepasnya mediator inflamasi seperti il-1, TNF, PGE2, NO, dan leukotriene yang menyebabkan berbagai kejadian berikut : Relaksasi vaskular. Meningkatnya permeabilitas endotel (sehingga menyebabkan defisit volume intravaskular). Menurunya kontraktilitas jantung.Karakteristik tanda dan gejala dari syok septik adalah demam tinggi, vasodilatasi, meningkatanya / Cardiac Output tetap normal akibat vasodilatasi dan laju metabolime yang meningkat, serta adanya DIC yang menyebabkan pendarahan terutama di saluran cerna. Syok NeurogenikSyok neurogenik disebabkan oleh cideranya medula spinalis terutama pada segment thoracolumbal, sehingga menebabkan hilangnya tonus simpatis. Hal ini menyebabkan hilangnya tonus vasomotor, bradikardi, hipotensi. Biasanya pasien tampak sadar namun hangat dan kering akibat hipotensi.

2. Penatalaksanaan / Penanganan Keurangan Cairan (Dehidrasi):Lakukan pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan keluar secara berkala sesuai kebutuhan. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24jam (30 ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Menghitung kebutuhan cairan sendiri, termasuk jumlah insensible water loss sangat perlu dilakukan setiap hari. Perhatian tanda-tanda kelebihan cairan seperti ortopnea, sesak nafas, perubahan pola tidur, atau konvulsi. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi. Dehidrasi hipertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium rendah. Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang mengandung sodium juga dapat diberikan isotonik. Dehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan sama seperti diatas tetapi dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi.Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral. Jika cairan tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus Cairan Badan Total [CBT] (liter): CBT yang diinginkan = kadar Na serum x CBT saat ini/140 CBT saat ini (pria) = 50% x berat badan (kg) CBT saat ini (perempuan) = 45% x berat badan (kg) Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.

3. Perdarahan dan Penatalaksanaanya (ATLS [Advanced Trauma Life Support] )Primary Survey (ABCDE)A. Airway Dengan Kontrol Servical (Cervical Spine Control) Menilai kelancaran jalan nafas,meliputi pemeriksaan adanya obstruksi benda asing,fraktur tulang wajah,fraktur maksila,mandibula,fraktur laring atau trakea. GCS sama atau kurang dari 8 biasanya memerlukan pemasangan airway definitif. Kecurigaan fraktur servical,harus dipakai alat imobilisasi (collar neck).

B. Breathing dan Ventilasi Airway yg baik tidak menjamin ventilasi yg baik. Ventilasi yg baik meliputi fungsi yg baik dari paru,dinding dada dan diafragma. Perlukaan yg mengakibatkan gangguan ventilasi yg berat adalah tension pneumo-thorax,flail chest dgn kontusio paru dan open pneumothorax.

C. Circulation dengan kontrol perdarahan Volume darah dan Cardiac OutputAda 3 penemuan klinis yg dalam hitungan detik dapat memberikan informasi mengenai keadaan hemodinamik, yaitu : tingkat kesadaran, warna kulit, nadi PerdarahanPendarahan eksternal harus dikenali dan dikelola pada primary survey

D. Disability (Neurologic Evalution) Penilaian Tingkat kesadaran,ukuran dan reaksi pupil,tanda-tanda lateralisasi dan tingkat level cedera spinal. Penilaian GCS.

E. Exposure / Kontrol Lingkungan (Environment control) Pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya untuk memeriksa dan evaluasi pasien. Kemudian di selimuti agar tidak hipotermia. Diberikan cairan kristaloid intra-vena yg sudah di hangatkan.

ResusitasiA. Airway Airway harus dijaga dengan baik, jaw thrust atau chin lift dapat dipakai. Bila perlu airway definitive.B. Breathing / Ventilasi / Oksigenasi Pemberian oksigen bila tanpa intubasi sebaiknya oksigen diberikan dengan face-mask.C. Circulation (Dengan kontrol perdarahan) Kontrol perdarahan dgn perbaikan volume intravascular. 2 IV Line,kateter IV yg dipakai harus berukuran besar. Cairan yg digunakan cairan yg sudah dihangatkan untuk mencegah hipotermia.

4. Keseimbangan Asam Basa Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen dalam tubuh. Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35 7,45). Asidosis = asidemia kadar pH darah 7,45. Kadar pH darah 7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh.

Sistem Buffer Tubuh [HCO3-] faktor metabolik, dikendalikan ginjal. PaCO2 faktor respiratorik, dikendalikan paru. pH 6,1 efek buffer dari asam karbonat-bikarbonat. Selama perbandingan [HCO3-] : PaCO2 = 20 : 1 pH darah selalu = 6,1 + 1,3 = 7,4.

Gangguan Asam Basa Darah Asidosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2 Alkalosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2 Asidosis respiratorik PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-] Alkalosis respiratorik PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-] 5. Jenis-Jenis Luka:

Vulnus laceratum (Laserasi) : Jenis luka ini disebabkan oleh karena benturan dengan benda tumpul, dengan ciri tepi luka tidak rata, perdarahan sedikit dan luka meningkatkan resiko infeksi.

Vulnus excoriasi (Luka lecet) : Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang menyebabkan lecet pada permukaan kulit merupakan luka terbuka tetapi yang terkena hanya daerah kulit.

Vulnus punctum (Luka tusuk) : Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk ke dalam kulit, merupakan luka terbuka dari luar tampak kecil tapi didalam mungkin rusak berat, jika yang mengenai abdomen/thorax disebut vulnus penetrosum(luka tembus).

Vulnus contussum (Luka kontusio) : Penyebabnya adalah benturan benda yang keras. Luka ini merupakan luka tertutup, akibat dari kerusakan pada soft tissue dan ruptur pada pembuluh darah menyebabkan nyeri dan berdarah (hematoma) bila kecil maka akan diserap oleh jaringan di sekitarya jika organ dalam terbentur dapat menyebabkan akibat yang serius.

Vulnus insivum (Luka sayat) : Penyebab dari luka jenis ini adalah sayatan benda tajam atau jarum merupakan luka terbuka akibat dari terapi untuk dilakukan tindakan invasif, tepi luka tajam dan licin.

Vulnus schlopetorum : Penyebabnya adalah tembakan, granat. Pada pinggiran luka tampak kehitam-hitaman, bisa tidak teratur kadang ditemukan corpus alienum.

Vulnus morsum (Luka gigitan): Penyebab adalah gigitan binatang atau manusia, kemungkinan infeksi besar bentuk luka tergantung dari bentuk gigi.

Vulnus perforatum : Luka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak atau proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.

Vulnus amputatum : Luka potong, pancung dengan penyebab benda tajam ukuran besar/berat, gergaji. Luka membentuk lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko infeksi tinggi, terdapat gejala pathom limb. Vulnus combustion (Luka bakar) : Penyebab oleh karena thermis, radiasi, elektrik ataupun ki mia Jaringan kulit rusak dengan berbagai derajat mulai dari lepuh (bula-carbonisasi/hangus). Sensasi nyeri dan atau anesthesia.

6. Macam Macam Jahitan Luka: Jahitan Simpul TunggalSinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture. Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi. Teknik : Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm. Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan. Benang dipotong kurang lebih 1 cm. Jahitan matras HorizontalSinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress. Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. Memberikan hasil jahitan yang kuat. Jahitan Matras VertikalSinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far. Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini. Jahitan Matras ModifikasiSinonim : Half Burried Mattress Suture. Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah subkutannya.

Jahitan Jelujur sederhanaSinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over. Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar. Jahitan Jelujur FestonSinonim : Running locked suture, Interlocking suture. Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa. Jahitan Jelujur horizontalSinonim : Running Horizontal suture. Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal. Jahitan Simpul IntrakutanSinonim : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture, Interrupted dermal stitch. Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana. Jahitan Jelujur IntrakutanSinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular. Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang baik.

Jahitan LukaKeterangan Gambar: A. Jahitan simpul tunggal, B, Matras vertikal, C. Matras horizontal, D. Subkutikuler kontinyu, E. Matras horizontal half burried, F. Continous over and over.

Alat Alat Penjahitan Luka: Nald voeder / needle holder, pinset chirrurgis, gunting benang, jarum jahit, benang jahit terbuat dari: seide/silk (sutera); chromic cat gut; plain cat gut, doek lobang yang steril, kasa steril, sarung tangan steril.

7. Bedah minor adalah suatu tindakan operasi ringan yang menggunakan anestesi (pembiusan) lokal.A. Instrumen Dengan Fungsi Memotong Pisau Scalpel + Pegangan : Scalpel merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama pegangannya. Alat ini bermanfaat dalam menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam. Selain itu, alat ini juga berguna untuk mengangkat jaringan/benda asing dari bagian dalam kulit. GuntingPada dasarnya gunting mengkombinasikan antara aksi mengiris dan mencukur. Gunting Jaringan (bedah): Terdiri atas dua bentuk, berbentuk ujung tumpul dan ujung bengkok. Gunting Benang (dressing scissors): Didesain untuk menggunting benang, gunting ini berbentuk lurus dan berujung tajam. Gunting Perban: Gunting berujung sudut dengan ujung yang tumpul. Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk memudahkan dalam memotong perban. Gunting Iris: Gunting dengan ujung yang tajam dan berukuran kecil sekitar 3-4 inchi.B.Instrumen Dengan Fungsi Menggenggam Pinset Anatomi : Pinset Anatomi memiliki ujung tumpul halus. Secara umum, pinset digunakan oleh ibu jari dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam satu tangan. Pinset Chirurgis : Pinset Chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada satu bidang). Pinset bergigi ini digunakan pada jaringan; harus dengan perhitungan tepat, oleh karena dapat merusak jaringan jika dibandingkan dengan pinset anatomi. Klem Jaringan : Klem jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang saling berhubungan pada ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini bervariasi, ada yang panjang dan adapula yang pendek serta ada yang bergigi dan ada yang tidak. Alat ini bermanfaat untuk memegang jaringan dengan tepat. C.Instrumen Dengan Fungsi Menghentikan Perdarahan Klem Arteri : Pada prinsipnya, klem arteri bermanfaat untuk menghentikan perdarahan pembuluh darah kecil dan menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak dibutuhkan. D.Instrumen Dengan Fungsi Menjahit Needle Holder : Needle holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan dilakukan. Benang Bedah : Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang absorbable biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat pembuluh darah dan kadang digunakan pada bedah minor. Benang non-absorbable biasanya digunakan untuk jaringan tertentu dan harus diremove. Needle bedah : Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang adalah jenis atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang merupakan tempat insersi benang.

8. AnastesiBerikut adalah jenis-jenis anestesi: Anestesi LokalAnestesi lokal, seperti namanya, digunakan untuk operasi kecil pada bagian tertentu tubuh. Suntikan anestesi diberikan di sekitar area yang akan dioperasi untuk mengurangi rasa sakit. Anestesi juga dapat diberikan dalam bentuk salep atau semprotan. Sebuah anestesi lokal akan membuat pasien terjaga sepanjang operasi, tapi akan mengalami mati rasa di sekitar daerah yang diperasi. Anestesi lokal memiliki pengaruh jangka pendek dan cocok digunakan untuk operasi minor dan berbagai prosedur yang berkaitan dengan gigi.

Anestesi RegionalAnestesi regional diberikan pada dan di sekitar saraf utama tubuh untuk mematikan bagian yang lebih besar. Pada prosedur ini pasien mungkin tidak sadarkan diri selama periode waktu yang lebih panjang. Di sini, obat anestesi disuntikkan dekat sekelompok saraf untuk menghambat rasa sakit selama dan setelah prosedur bedah. Ada dua jenis utama dari anestesi regional, yang meliputi: Anestesi Spinal : Anestesi spinal atau sub-arachnoid blok (SAB) adalah bentuk anestesi regional yang disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien. Pasien akan mengalami mati rasa pada leher ke bawah. Tujuan dari anestesi ini adalah untuk memblokir transmisi sinyal saraf. Setelah sinyal sistem saraf terblokir, pasien tidak lagi merasakan sakit. Biasanya pasien tetap sadar selama prosedur medis, namun obat penenang diberikan untuk membuat pasien tetap tenang selama operasi. Jenis anestesi ini umumnya digunakan untuk prosedur pembedahan di pinggul, perut, dan kaki. Anestesi Epidural : Anestesi epidural adalah bentuk anestesi regional dengan cara kerja mirip anestesi spinal. Perbedaannya, anestesi epidural disuntikkan di ruang epidural dan kurang menyakitkan daripada anestesi spinal. Epidural paling cocok digunakan untuk prosedur pembedahan pada panggul, dada, perut, dan kaki.

Anestesi UmumAnestesi umum ditujukan membuat pasien sepenuhnya tidak sadar selama operasi. Obat bius biasanya disuntikkan ke tubuh pasien atau dalam bentuk gas yang dilewatkan melalui alat pernafasan. Pasien sama sekali tidak akan mengingat apapun tentang operasi karena anestesi umum memengaruhi otak dan seluruh tubuh. Selama dalam pengaruh anetesi, fungsi tubuh yang penting seperti tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh dipantau secara ketat.

9. Tumor Kulit dan Jaringan di Bawahnya: Keratosis Seboroik : Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua berupa tumor kecil atau makula hitam yang menonjol diatas permukaan kulit. Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang berasal dari proliferasi epidermal, sering dijumpai pada orang tua dan biasanya asimtomatik. Keratosis seboroik mempunyai sinonim nevus seboroik, kutil senilis, veruka seboroik senilis, papiloma sel basal. Veruka Vulgaris : Bentuk ini paling sering ditemui pada anak-anak tetapi dapat juga pada orang dewasa dan orang tua. Tempat predileksi utamanya adalah ekstremitas bagian ekstensor.

Acrochordon (skin tag) : Acrochordon memiliki sinonim skin tag, fibroepitelial polips, fibroma pendularis, fibroepitelial papilloma. Merupakan tumor epitel kulit yang berupa penonjolan pada permukaan kulit yang bersifat lunak dan berwarna seperti daging atau hiperpigmentasi, melekat pada permukaan kulit dengan sebuah tangkai dan biasa juga tidak bertangkai.

Dermatofibroma : Dermatofibroma merupakan suatu nodul yang berasal dari mesodermal dan dermal.

Keloid : Pembentukan jaringan parut berlebihan yang tidak sesuai dengan beratnya trauma. Kecenderungan timbul keloid lebih besar pada kulit berwarna gelap.

Kista Ateroma : Benjolan dengan bentuk yang kurang lebih bulat dan berdinding tipis, yang terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea), dan terbentuk akibat adanya sumbatan pada muara kelenjar tersebut. Disebut juga kista sebacea, kista epidermal. Sumbatan pada muara kelenjar sebacea, dapat disebabkan oleh infeksi, trauma (luka/benturan), atau jerawat.

Kista Dermoid : Sinonim dari penyakit ini kista dermoid brankhiogenik. Kista dermoid merupakan kista yang berasal dari ektodermal, dindingnya dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan berisi apendiks kulit serta biasanya terdapat pada garis fusi embrional.

Kista Epidermoid : Berasal dari sel epidermis yang masuk ke jaringan subkutis akibat trauma tajam Sel-sel tersebut berkembang kista dengan dinding putih tebal, bebas dari dasar berisi massa seperti bubur, yaitu hasil keratinisasi, sebagian mengandung elemen rambut (pilar atau trichilemmal cyst).

Keratoakantoma : Tumor kulit jinak yang berupa benjolan bulat dan keras, biasanya berwarna seperti daging dengan bagian tengah seperti kawah yang mengandung bahan lengket. Diduga sinar matahari memegang peran yang penting dalam terjadinya keratoakantoma.

Nevus Pigmentosus : Tumor yang berwarna hitam atau hitam kecokelatan, karena sel melanosit mengandung pigmen melanin.

Xanthelasma : Bentuk yang paling sering ditemukan diantara xantoma, terdapat pada kelopak mata, khas dengan papula/plak yang lunak memanjang berwarna kuning-oranye, biasanya pada kantus bagian dalam.

Lipoma : Tumor jinak jaringan lemak yang berada di bawah kulit yang tumbuh lambat, berbentuk lobul masa lunak yang dilapisi oleh pseudokapsul tipis berupa jaringan fibrosa.

10. Cairan yang Sering Digunakan dan Perhitungan Tetesan: Kristaloid: Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Contoh: Ringer-Laktat dan garam fisiologis. Koloid: Ukuran molekulnya cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contoh: albumin dan steroid.

Menghitung Tetesan Infus (ttpm)Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus. Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan.Berasal dari Rumus Ttpm =

Keterangan:K : Konstanta jika konstanta infus mikro = 60 dan infus makro = 20V : (Volume) Jumlah cairan yang dibutuhkan (ml) t : (time) Jumlah pemberian cairan (jam) 60: 60 menit untuk 1 jamnya