ppt SNNT GA ETT

32
PRESENTASI LAPORAN KASUS

description

bsjfksds

Transcript of ppt SNNT GA ETT

Page 1: ppt SNNT GA ETT

PRESENTASI LAPORAN KASUS

Page 2: ppt SNNT GA ETT

  Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.Berdasarkan patologinya, pembesaran tiroid umumnya disebut struma.

Pembedahan struma dapat dibagi menjadi pembedahan diagnostik (biopsi) dan terapeutik. Pembedahan diagnostik yang berupa biopsi insisi atau biopsi eksisi sangat jarang dilakukan, dan telah ditinggalkan terutama dengan semakin akuratnya penggunaan biopsi jarum halus

Page 3: ppt SNNT GA ETT

Dalam praktek kedokteran, anestesi merupakan salah satu komponen penting agar berjalannya suatu proses pembedahan. Anestesi digolongkan menjadi tiga golongan besar yang digunakan sesuai jenis operasinya salah satu jenis anestesinya yaitu general anestesi. Anestesi secara umum (general anaesthesia) atau bius total adalah tindakan meniadakan nyeri secara terpusat disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversible.4 Intubasi endotrakeal merupakan usaha memasukkan pipa pernapasan kedalam trakea guna membantu pernapasan penderita atau waktu memberikan anestesi secara inhalasi

Page 4: ppt SNNT GA ETT

Anestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversible. Anestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidaksadaran, analgesia, relaksasi otot tanpa menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien

Page 5: ppt SNNT GA ETT

TEORI ANESTESI UMUM Ada beberapa teori yang membicarakan tentang kerja anestesi umum,

diantaranya : • Meyer dan Overton (1989) mengemukakan teori kelarutan lipid

(Lipid Solubity Theory). Obat anestetika larut dalam lemak. Efeknya berhubungan langsung dengan kelarutan dalam lemak. Makin mudah larut di dalam lemak, makin kuat daya anestesinya. Ini hanya berlaku pada obat inhalasi (vSolatile anaesthetics), tidak pada obat anestetika parenteral.

• Ferguson (1939) mengemukakan teori efek gas inert (The Inert Gas Effect). Potensi analgesia gas – gas yang lembab dan menguap terbalik terhadap tekanan gas – gas dengan syarat tidak ada reaksi secara kimia. Jadi tergantung dari konsentrasi molekul – molekul bebas aktif.

Page 6: ppt SNNT GA ETT

• Pauling (1961) mengemukakan teori kristal mikrohidrat (The Hidrat Micro-crystal Theory). Obat anestetika berpengaruh terutama terhadap interaksi molekul – molekul obatnya dengan molekul – molekul di otak.

• Trudel (1963) mengemukakan molekul obat anestetika mengadakan interaksi dengan membrana lipid meningkatkan keenceran (mengganggu membran).

Page 7: ppt SNNT GA ETT

• Tujuan Anestesi UmumTujuan anestesi umum adalah hipnotik,

analgesik, relaksasi dan stabilisasi otonom.

Page 8: ppt SNNT GA ETT

  Syarat,kontraindikasi dan komplikasi anestesi umum• Adapun syarat ideal dilakukan anestesi umum adalah :• Memberi induksi yang halus dan cepat. • Timbul situasi pasien tak sadar atau tak berespons • Timbulkan keadaan amnesia • Timbulkan relaksasi otot skeletal, tapi bukan otot

pernapasan. • Hambatan persepsi rangsang sensorik sehingga timbul

analgesia yang cukup untuk tindakan operasi. • Memberikan keadaan pemulihan yang halus cepat dan

tidak menimbulkan ESO yang berlangsung lama.

Page 9: ppt SNNT GA ETT

Intubasi Endotrakeal dengan napas spontan 

Intubasi endotrakea adalah memasukkan pipa (tube) endotrakea (ET= endotrakeal tube) kedalam trakea via oral atau nasal. 3

Sebelum melakukan tindakan intubasi trakea, ada beberapa alat yang perlu disiapkan yang disingkat dengan STATICS

Page 10: ppt SNNT GA ETT

S = Scope Yang dimaksud scope di sini adalah stetoskop

dan laringoskop. Stestoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung serta laringoskop untuk melihat laring secara langsung sehingga bisa memasukkan pipa trake dengan baik dan benar. Secara garis besar, dikenal dua macam laringoskop:– Bilah/daun/blade lurus (Miller, Magill) untuk bayi-anak-

dewasa. – Bilah lengkung (Macintosh) untuk anak besar-dewasa.

Pilih bilah sesuai dengan usia pasien. Yang perlu diperhatikan lagi adalah lampu pada laringoskop harus cukup terang sehingga laring jelas terlihat.

Page 11: ppt SNNT GA ETT

T = TubesYang dimaksud tubes adalah pipa trakea.

Pada tindakan anestesia, pipa trakea mengantar gas anestetik langsung ke dalam trakea dan biasanya dibuat dari bahan standar polivinil klorida. Ukuran diameter pipa trakea dalam ukuran milimeter. Bentuk penampang pipa trakea untuk bayi, anak kecil, dan dewasa berbeda

Page 13: ppt SNNT GA ETT

Pipa endotrakea terbuat dari material silicon PVC (Polyvinyl Chloride) yang bebas lateks, dilengkapi dengan 15mm konektor standar. Termosensitif untuk melindungi jaringan mukosa dan memungkinkan pertukaran gas, serta struktur radioopak yang memungkinkan perkiraan lokasi pipa secara tepat. Pada tabung didapatkan ukuran dengan jarak setiap 1cm untuk memastikan kedalaman pipa.

Page 14: ppt SNNT GA ETT

A = AirwayAirway yang dimaksud adalah alat untk menjaga terbukanya jalan napas yaitu pipa mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-tracheal airway). Pipa ini berfungsi untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar agar lidah tidak menyumbat jalan napas.

T = TapeTape yang dimaksud adalah plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.

I = IntroducerIntroducer yang dimaksud adalah mandrin atau stilet dari kawat yang dibungkus plastik (kabel) yang mudah dibengkokkan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.

C = ConnectorConnector yang dimaksud adalah penyambung antara pipa dengan bag valve mask ataupun peralatan anestesia.

S = SuctionSuction yang dimaksud adalah penyedot lendir, ludah, dan cairan lainnya.

Page 15: ppt SNNT GA ETT

Kontraindikasi– Trauma servikal yang memerlukan keadaan

imobilisasi tulang vertebra servical, sehingga sangat sulit untuk dilakukan intubasi.

– Keadaan trauma / obstruksi jalan nafas atas, mencegah aspirasi, penanganan jalan nafas jangka panjang, mempermudah proses weaning ventilator.

Page 16: ppt SNNT GA ETT

Kesulitan intubasi umumnya ditemui pada kondisi:

• Leher pendek dan berotot• Mandibula menonjol• Maksila/gigi depan menonjol• Uvula tidak terlihat (Mallampati 3 atau 4)• Gerak sendi temporo-mandibular terbatas• Gerak verteba servikal terbatas.

Page 17: ppt SNNT GA ETT

Intubasi Orotrakeal• Intubasi orotrakeal dilakukan pada pasien-pasien:• Ancaman atau risiko terjadinya aspirasi yang

lebih besar• Pemberian bantuan napas dengan menggunakan

sungkup sulit dilakukan• Ventilasi direncanakan dalam waktu yang lama• Intubasi orotrakeal juga dilakukan sebagai

prosedur tindakan bedah, seperti bedah kepala-leher, intratorak, dan lainnya

Page 18: ppt SNNT GA ETT

Intubasi Nasotrakeal• Intubasi nasotrakeal dapat dilakukan pada pasien-pasien

yang akan menjalani operasi maupun tindakan intraoral. Dibandingkan dengan pipa orotrakeal, diameter maksimal dari pipa yang digunakan pada intubasi nasotrakeal biasanya lebih kecil oleh karenanya tahanan jalan napas menjadi cenderung meningkat. Intubasi nasotrakeal pada saat ini sudah jarang dilakukan untuk intubasi jangka panjang karena peningkatan tahanan jalan napas serta risiko terjadinya sinusitis.

• Kontraindikasi dari pemasangan pipa nasotrakeal antara lain fraktur basis cranii, khususnya pada tulang ethmoid, epistaksis, polip nasal, koagulopati, dan trombolisis

Page 20: ppt SNNT GA ETT

Teknik Intubasi • Pastikan semua persiapan dan alat sudah lengkap • Induksi sampai tidur, berikan suksinil kolin → fasikulasi (+) • Bila fasikulasi (-) → ventilasi dengan O2 100% selama kira - kira 1 mnt • Batang laringoskopi pegang dengan tangan kiri, tangan kanan mendorong

kepala sedikit ekstensi → mulut membuka • Masukan laringoskop (bilah) mulai dari mulut sebelah kanan, sedikit demi

sedikit, menyelusuri kanan lidah, menggeser lidah kekiri.• Cari epiglottis tempatkan bilah didepan epiglotis (pada bilah bengkok)

atau angkat epiglotis ( pada bilah lurus )• Cari rima glotis ( dapat dengan bantuan asisten menekan trakea dar luar ) • Temukan pita suara → warnanya putih dan sekitarnya merah • Masukan ET melalui rima glottis • Hubungkan pangkal ET dengan mesin anestesi dan atau alat bantu napas (

alat resusitasi )

Page 21: ppt SNNT GA ETT

Obat-obat dalam anestesi umum 

• N2O• Halotan• Isofluran• Sevofluran

Page 22: ppt SNNT GA ETT

Struma Nodusa Non Toksik

Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.Berdasarkan patologinya, pembesaran tiroid umumnya disebut struma.

Page 23: ppt SNNT GA ETT

Di Amerika Serikat, studi otopsi menunjukkan frekuensi lebih besar dari 50% untuk nodul tiroid; dengan resolusi tinggi ultrasonografi, nilai mendekati 40% dari pasien dengan penyakit nonthyroidal. Dalam studi Wickham dari Inggris, 16% dari populasi memiliki struma. Dalam studi Framingham, ultrasonografi mengungkapkan bahwa 3% dari laki-laki yang lebih tua dari 60 tahun memiliki nodul tiroid, sementara 36% wanita berusia 49-58 tahun memiliki nodul tiroid. Di Amerika Serikat, kebanyakan disebabkan oleh tiroiditis autoimun (penyakit Hashimoto).3

Page 24: ppt SNNT GA ETT

anatomi

Page 25: ppt SNNT GA ETT

Patogenesis Struma

Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula penghambatan dalam pembentukan TSH oleh hipofisis anterior. Hal tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan TSH dalam jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel, dan kelenjar tumbuh makin lama makin bertambah besar

Page 26: ppt SNNT GA ETT

Diagnosis

Anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik, dan penilaian klinis mempunyai peran yang penting dalam menentukan diagnosis penyakit tiroid. Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan biokimia untuk menetapkan fungsi kelenjar tiroid, pemeriksaan klinis dan fisik untuk menentukan kelainan morfologi kelenjar tiroid, dan pemeriksaan sitology atau histologi untuk menentukan perubahan patologis

Page 27: ppt SNNT GA ETT

PembedahanPembedahan struma dapat dibagi menjadi pembedahan diagnostik (biopsi) dan terapeutik.Pembedahan diagnostik yang berupa biopsi insisi atau biopsi eksisi sangat jarang dilakukan, dan telah ditinggalkan terutama dengan semakin akuratnya penggunaan biopsi jarum halus.Biopsidiagnostik hanya dilakukan pada keadaan tumor yang tidak dapat dikeluarkan, seperti pada karsinoma anaplastik.Pembedahan terapeutik dapat berupa lobektomi total, lobektomi subtotal, istmolobektomi, dan tiroidektomi total. Tiroidektomi total dilakukan apda karsinoma tiroid berdiferensiasi baik dan unilateral, dengan skor prognostik yang baik antara hemitiroidektomi atau tiroidektomi total.

Page 28: ppt SNNT GA ETT

Struma nodusa non toksik

Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh zat kimia

Page 29: ppt SNNT GA ETT

Penatalaksanaanstruma nodusa non toksik

Indikasi operasi pada struma nodosa non toksika ialah :• Keganasan• Penekanan• Kosmetik• Tindakan operasi yang dikerjakan tergantung jumlah

lobus tiroid yang terkena. Bila hanya satu sisi saja dilakukan subtotal lobektomi, sedangkan kedua lobus terkena dilakukan subtotal tiroidektomi. Bila terdapat pembesaran kelenjar getah bening leher maka dikerjakan juga deseksi kelenjar leher funsional atau deseksi kelenjar leher radikal/modifikasi tergantung ada tidaknya ekstensi dan luasnya ekstensi di luar kelenjar getah bening.5

Page 30: ppt SNNT GA ETT

Radioterapi diberikan pada keganasan tiroid yang :• Inoperabel• kontraindikasi operasi• ada residu tumor setelah operasi• metastase yang non resektabel

Hormonal terapi dengan ekstrak tiroid diberikan selain untuk suplemen juga sebagai supresif untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasca bedah karsinoma tiroid diferensiasi baik (TSH dependence). Terapai supresif ini juga ditujukan terhadap metastase jauh yang tidak resektabel dan terapi adjuvan pada karsinoma tiroid diferensiasi baik yang inoperabel.

Page 31: ppt SNNT GA ETT

KESIMPULAN

Anestesi secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Srpada tahun 1848.

Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi umum dan

anestesi lokal. Anestesi umum menghilangkan rasa sakit disertai dengan kehilangan kesadaran sedangkan anestesi local menghilangkan rasa sakit tanpa disertai dengan kehilangan kesadaran.

Tujuan anestesi umum adalah hipnotik, analgesik, relaksasi dan

stabilisasi otonom. Intubasi endotrakeal termasuk tatalaksana yang cepat, sederhana, aman dan teknik nonbedah yang dapat mencapai semua tujuan dari tatalaksana jalan napas yang diinginkan, misalnya menjaga jalan napas tetap paten, menjaga paru-paru dari aspirasi, membuat ventilasi yang cukup selama dilakukan ventilasi mekanik, dan sebagainya.

Page 32: ppt SNNT GA ETT

Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.Berdasarkan patologinya, pembesaran tiroid umumnya disebut struma.

Secara pemeriksaan klinis struma dapat dibedakan menjadi struma toksik dan non toksik. Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan struma nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi dimana struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan lain.

Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh zat kim