presentasi jurnal snnt Asha

23
Journal reading Oleh : Raisya Farah Monica Pembimbing : dr. Yalta Hasanuddi, Sp.An Kepaniteraan Klinik Stase Anastesi RS Bhayangkara TkII Bengkulu Fakultas kedokteran Universitas Bengkulu 2015

description

presentasi jurnal snnt Asha

Transcript of presentasi jurnal snnt Asha

Page 1: presentasi jurnal snnt Asha

Journal reading

Oleh : Raisya Farah Monica

Pembimbing : dr. Yalta Hasanuddi, Sp.An

Kepaniteraan Klinik Stase Anastesi RS Bhayangkara TkII BengkuluFakultas kedokteran Universitas Bengkulu

2015

Page 2: presentasi jurnal snnt Asha

Judul • Perbandingan Intensitas Nyeri Akut

Setelah Pembedahan pada Pasien dengan Regional Analgesia Epidural Teknik Kontinyu dibandingkan dengan Teknik Intermitten

Teddy Ferdinand I*, Djudjuk R. Basuki*, Isngadi**Bagian Anestesiologi dan Terapu Intensif FK Universitas Brwaijaya/RSUD dr. Saiful

Anwar Malang

Page 3: presentasi jurnal snnt Asha

Pendahuluan

• Dari data statistik Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat pada tahun 2010, kurang lebih 16,64% dari populasi di Amerika menjalani tindakan pembedahan pada tahun 2010.

• Pada tahun 2012 di Inggris terdapat kurang lebih 8,19% dari populasi di Inggris menjalani tindakan pembedahan pada tahun 2012.

• Tindakan pembedahan membuat trauma pada jaringan yang akan menyebabkan pelepasan mediator-mediator inflamasi yang akan menimbulkan nyeri yang poten.

• Saat ini ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur intensitas nyeri, yaitu: Visual Analogue Scale, Verbal Analogue Scale, Verbal Numerical Analogue Scale

Page 4: presentasi jurnal snnt Asha

Pendahuluan

Saat ini hampir 92% rumah sakit telah menggunakan epidural sebagai analgesia untuk mengatasi nyeri setelah pembedahan.

Penggunaan epidural sebagai analgesia dapat menggunakan tiga teknik, yaitu dengan teknik kontinyu, teknik intermitten, dan teknik patient controlled analgesia.

Page 5: presentasi jurnal snnt Asha

Tujuan

Meneliti perbandingan penggunaan epidural analgesia dengan teknik kontinyu dan teknik intermitten dengan menggunakan parameter Verbal Numerical Analogue Scale pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan mayor karena belum pernah dilakukan penelitian ini di RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Page 6: presentasi jurnal snnt Asha

Metode• Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar tunggal

untuk mengetahui perbandingan teknik regional analgesia dengan cara kontinyu dibandingkan dengan cara intermitten untuk mengurangi nyeri akut akibat pembedahan di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang.

• pasien yang akan menjalani operasi elektif dan emergensi di instalasi bedah sentral dan IGD RSSA Malang dengan menggunakan teknik epidural anestesi

• Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.

Page 7: presentasi jurnal snnt Asha

Metode

Inklusi• usia 17-60 tahun• statusfisik ASA I-II,• BMI antara 18,5-25 kg/m2 • menjalani pembedahan elektif maupun

emergensi pada ekstremitas dan abdomen menggunakan epidural anestesi

Page 8: presentasi jurnal snnt Asha

Metode

Ekslusi• Bila pada pasien terjadi penyulit seperti

gangguan konduksi jantung, alergi sistemik, reaksi anafilaktik, penurunan kesadaran (GCS < 15) dan henti nafas atau henti jantung

Page 9: presentasi jurnal snnt Asha

Metode

• sampel 40 orang. Pembagian 20 sampel untuk masing-masing kelompok penelitian

Page 10: presentasi jurnal snnt Asha

MetodeSemua pasien (inklusi) + informed consent

Persiapan tindakan anastesi

Pemasangan epidural dengan kateter epidural (L3-4), 4cm (Bupivacain 0,5% 16ml)

Pemantauan monitor hingga 3 jam dosis awal

Randomisasi kelompok

RAE dengan cara kontinyu

RAE dengan cara intermitten

injeksi kontinyu Bupivacain 0,125% 2ml/jam

injeksi bupivacain 0,125% 8ml/4jam

∑ Bupivacain 24 jam = 56 m

Pencatatan dengan VNAS

Page 11: presentasi jurnal snnt Asha

Metode

• Perhitungan statistik dilakukan dengan program SPSS 16.0. Data VNAS merupakan variabel kategorik tipe ordinal sehingga pengujian statistik diolah menggunakan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok dengan nilai kemaknaan p<0,05

Page 12: presentasi jurnal snnt Asha

Hasil

• Data Survei 1 dengan 2 dibandingkan menggunakan SPSS 19.0 Mac software

• Data dianalisis menggunakan Uji Student's t, alternatif dengan uji Mann-Whitney.

Untuk menilai perbedaan karakteristik sampel penelitian, ≠ p<0,05 →sampel homogen

Page 13: presentasi jurnal snnt Asha

Hasil

Page 14: presentasi jurnal snnt Asha

Hasil

Page 15: presentasi jurnal snnt Asha

Pembahasan

• hasil VNAS tidak ada yang >3→tidak ad nyeri sedang → kedua teknik punya efek analgesia untuk nyeri akut pada pembedahan

Page 16: presentasi jurnal snnt Asha

Pembahasan

Page 17: presentasi jurnal snnt Asha

Pembahasan

Page 18: presentasi jurnal snnt Asha

Pembahasan

• Jam ke-4• Epidural anastesi : bupivacain pada rongga

epidural akan mengalami penurunan 2 segmen setelah 180-260 menit.

• Penurunan segmen tidak terjadi•

pemberian kontinyu 2ml/jam

Page 19: presentasi jurnal snnt Asha

Pembahasan

Ketinggian blok sensoris mulai tidak dapat dipertahankan

Ketinggian blok sensoris masih dapat dipertahankan (ketinggian blok juga → tekanan dalam regimen rongga epidural

Page 20: presentasi jurnal snnt Asha

Pembahasan

V&P pemberian regimen epidural konstan → tidak ada pendesakan pada komponen rongga epidural (penyerap obat anastesi vena epidural) → kecepatan metabolisme obat tidak terganggu → obat lebih cepat dimetabolisme

Page 21: presentasi jurnal snnt Asha

Pembahasan

bolus regimen → tek rongga epidural ↑ → mendesak komponen rongga epidural → penyerapan obat lokal anstesi terganggu → efek blok sensoris menjadi lama

Page 22: presentasi jurnal snnt Asha

Pembahasan

Tk. Kontinyu tidak dapat mempertahankan blok sensoris lebih lanjut dengan tekanan yg konstan setelah 20 jam

stabil karena setiap bolus → ↑ tek. rongga epidural → dilatasi rongga epidural → blok akan meningkat seperti blok semula → tingkat blok sensoris lebih stabil

Page 23: presentasi jurnal snnt Asha

Kesimpulan• Teknik epidural kontinyu mengurangi nyeri

lebih baik daripada teknik epidural intermitten pada jam ke -4 setelah pembedahan. Pada jam ke-20 dan ke-24 setelah pembedahan teknik epidural intermitten mengurangi nyeri lebih baik daripada teknik epidural kontinyu, namun masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.