PPT EFEK SEDATIF
-
Upload
yanuar-pandu-pertiwi -
Category
Documents
-
view
272 -
download
31
description
Transcript of PPT EFEK SEDATIF
DASAR TEORIObat hipnotik sedatif adalah obat yang mekanisme kerjanya dengan menekan susunan saraf pusat secara keseluruhan dan tidak spesifik yang mengakibatkan turunnya kesadaran dan berkurangnya aktifitas mental dan fisik.
SEDATIF Sedatif adalah substansi yang memiliki
aktifitas moderate yang memberikan efek menenangkan, menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menimbulkan tidur.
HIPNOTIK Hipnotik adalah substansi yang dapat
memberikan efek mengantuk dan yang dapat memberikan onset serta mempertahankan tidur.
obat-obatan sedative-hipnotik diklasifikasikan menjadi 3 kelompok,yakni : Benzodiazepin Barbiturat Golongan obat nonbarbiturat-
nonbenzodiazepinEfek samping dari obat sedatf-hipnotik adalah: Depresi pernafasan. Tekanan darah menurun. Hang over. Berakumulasi di jaringan lemak.
ALAT DAN BAHAN
Alat Rotarod (batang
berputar) Alat suntik Beakerglass Labu takar
Bahan Hewan uji : mencit Phenobarbital Klorpromazin Diazepam Larutan gram
fisiologis NaCl 0,9%
CARA KERJADitimbang mencit dan dibagi menjadi 5 kelompok, @ 5 ekor. Sebelum pemberian obat, hewan tersebut diletakkan diatas rotarod selama 5
menit untuk adaptasi
Kelompok 2 dan 6 : Diberikan Klopromazin dosis 40mg/kg BB
Binatang diberi obat-obat berikut secara intraperitonial
Di catat berapa kali binatang jatuh dari rotarod
Kelompok 3: Diberikan Diazepam dosis 30mg/kg BB
Kelompok 4 kontrol : Diberikan 0,9% larutan garam fisiologis
Kelompok 5 diberikan : Klopromazin dosis 100mg/kgBB
Kelompok 1 : Diberikan Phenobarbital dosis 80mg/kg BB
Pada menit-menit ke 15, 30, 60, dan 120 mencit diletakkan diatas rotarod selama 2 menit
Selama eksperimen berlangsung amati juga : refleks balik badan dan daya cengkeram (pada kawat kasa)
DATA PENGAMATAN
Obat
Waktu
pemberia
n
Refleks Balik Badan
Daya Cengkeram Rotarod
Hilang
Kembali
15’ 30’ 60’ 120’ 15’ 30’ 60’ 120’
Phenobarbit
al 80mg/kg BB
08.00 08.08 - + + + + 21 21 22 29
08.05 - - + + +
+ + +
+ + +
+ 0 0 1 22
08.02 - - + + +
+ + +
+ + + + 0 0 10 15
08.03 - - + + +
+ + + + + 0 8 9 27
08.05 - - + + +
+ + +
+ ++ + 0 0 1 23
Klorpromasin 40
mg/kg BB
08.08 08.41 - + + +
+ + + + + + 8 10 20 16
08.09 08.27 - + + + + + + 12 15 21 20
08.12 08.39 - + + + + + + 9 13 16 16
08.14 08.44 - + + + + + + + +
11 12 15 16
08.17 08.35 - + + + + + + 12 15 16 20
Klorpromasin
100mg/kg BB
08.05 08.17 - + + + + - 23 26 13 -
08.07 08.20 - + + + + - 21 24 19 -
08.08 08.18 - + + + + - 22 26 20 -
08.09 08.15 - + + + + - 20 23 22 -
08.10 08.58 - + + + + - 17 20 28 -
Diazepam 30
mg/kg BB
08.13 08.15 - + + + + +
+ + + + 3 6 3 2
08.05 08.15 - + + + + + + 18 10 8 2
08.17 08.15 - + + + + + 30 35 36 30
08.10 08.20 - + + + + + 19 10 10 1
08.15 08.22 - + + + + 20 24 30 32
Kontrol
GaramFi
siologis 0,9%
08.05 - - +++ +++ +++ +++ 2 0 0 007.51 - - +++ +++ +++ +++ 0 0 0 007.58 - - +++ +++ +++ +++ 0 0 1 007.53 - - +++ +++ +++ +++ 0 0 0 007.59 - - +++ +++ +++ +++ 0 0 0 0
PERHITUNGANMencit
ke-Berat mencit =
tara (g)Berat tara
(g)Berat mencit
(g)1 94 66 282 89,9 66 27,93 91,5 66 25,54 84,2 66 18,25 92,1 66 26,1
Data berat badan mencit :
Garam Fisiologis 0,9 % Vp = ½ Vp max ½ . 1 ml = 0,5 ml
PEMBAHASANObat-obat hipnotik sedatif memiliki efek farmakologi yang mirip dengan anestetik umum, jika obat obat tersebut diberikan dalam dosis yang lebih besar, efeknya sama dengan anestesi umum. Kedua jenis obat tersebut mempunyai mekanisme yang sama dalam menekan SSP. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan efek sedatif dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh obat penekan susunan syaraf pusat. Percobaan efek sedatif dilakukan dengan menggunakan 3 obat yang berbeda dan masing masing memiliki efek sedatif pada terapi penggunaanya. Obat obat tersebut merupakan injeksi phenobarbital 80mg/KgBB, injeksi Klorpromasin dengan pemberian dua dosis berbeda yaitu 40mg/KgBB dan 100mg/KgBB, serta injeksi Diazepam yang diberikan 30mg/KgBB.
Injeksi tersebut diberikan secara ip (intraperitonial). Masing – masing kelompok obat diberikan 5 mencit dengan di kondisikan dipuasakan satu hari sebelumnya percobaan agar tidak ada makanan yang dapat menggunakan proses absorbsi obat saat percobaan. Sebelum pemberian obat, tiap-tiap mencit diadaptasikan pada rotarod pemberian obat dan mencit diujikan pada rotarod bertujuan agar setelah pemberian obat dan mencit diujikan pada rotarod, mencit terjatuh bukan karena belum beradaptasi pada rotarod, melainkan terjatuh karena obat sudah mulai berefek atau obat sedatif sudah mulai bekerja. Mencit di adaptasikan di rotarod selama 5 menit. Untuk kelompok kontrol diberikan infus NaCl 0,9 %. Kelompok kontrol digunakan untuk membandingkan apakah ada perbedaan kondisi mencit yang diberikan obat dan kondisi mencit yang tidak diberikan obat.
Pada praktikum kali ini kita akan melihat efek sedasi dari beberapa obat di atas dengan menggunakan parameter aktivitas dari pergerakan mencit. Parameter yang digunakan adalah reflex balik badan, jumlah mencit terjatuh dari rotarod, daya cengkeraman saat di atas rotarod. Rotarod merupakan alat yang digunakan untuk pengujian sedatif-hipnotik. Alat ini digunakan untuk menentukan waktu ketahanan mencit terhadap perputaran roda dengan kecepatan tertentu. Efek sedatif-hipnotik diperlihatkan dengan semakin cepatnya mencit terjatuh dari rotarod. Berdasarkan data pengamatan tabel di atas, klorpromazin dengan dosis 100mg/kg BB memiliki frekuensi jatuhnya mencit di atas rotarod lebih banyak daripada obat yang lainnya. Pada Diazepam dengan dosis 30mg/kg BB juga menunjukkan banyaknya frekuensi jatuhnya mencit di atas rotarod namun tidak banyak seperti Klorpromazin dosis 100 mg/kg BB. Pada bahan obat Phenobarbital dan Klorpromazin dosis 40mg/KgBB jumlah jatuhnya mencit di atas rotarod sedikit.
Jatuhnya mencit di rotarod juga dipengaruhi oleh kadar bahan obat yang berbeda-beda. Semakin tinggi kadar semakin sering mencit jatuh. namun demikian pada data yang didapat, diketahui bahwa ada beberapa penyimpangan yaitu adanya mencit yang jatuh lebih sering pada kadar obat rendah daripada kadar obat yang tinggi. Dan ada juga mencit yang tidak terjatuh padahal diberikan obat. Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adanya kesalahan pada saat penyuntikan pada masing-masing mencit, yaitu volume yang salah dan pengambilan volume yang kurang tepat, dan bisa juga dari efek bahan obat terhadap mencit.
Dari perhitungan potensi sedativ dari keempat obat (dengan asumsi daya sedative klorpromazin 100mg/kg BB adalah absolute (=1)) didapat data potensi Penobarbital 0,5211 ; Klorpromasin dosis 40mg/kg BB 0,7306; Klorpromazin dosis 100 mg 1; Diazepam 0,8204 . Dari data itu bahwa potensi sedativ Penobarbital begitu kecil atau bisa dikatakan tidak berarti. Hal ini dikarenakan kurang lebih 50% Penobarbital mengalami metabolisme di dalam hati menjadi suatu metabolit yang tidak aktif, yaitu p-hidroksifenobarital yang diekskresikan melalui urine. Hal ini menyebabkan kadar obat dalam darah menjadi berkurang, sehingga pada dosis ini memberikan efek sedatif yang kurang maksimal, hal ini dapat diatasi dengan peningkatan dosis. Klorpromasin mempunyai efek sedatif di antara Phenobarbital dan Diazepam. Sama seperti Penobarbital, Klorpromasin juga dimetabolisme dalam hati namun tidak sebanyak Penobarbital yang dimetabolisme pada t1/2nya sehingga waktu eliminasinya lebih panjang. Klorpromazin selain berefek sedatif juga berefek hipnotik dengan ditandai mencit tertidur dan refleks balik badan hilang.
KESIMPULAN 1. Obat-obat penekan susunan saraf pusat mempunyai efek sedatif yang mempengaruhi motorik. 2. Penurunan fungsi motorik pada mencit ditandai dengan jatuhnya mencit di atas rotarod.3. Jumlah jatuhnya mencit di atas rotarod paling banyak adalah pada pemberian obat Klorpromazin dengan dosis 100mg/kg BB.4. Potensi relatif Phenobarbital 0,5211, Klorpromazin 40 mg/kgBB 0,7306, klorpromazin 100mg/kg BB 1, diazepam 0,8204Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa klorpromazin dengan dosis 100mg/kg BB bersifat hipnotik. Sedangkan pada klorpromazin dosis 40mg/kg BB, diazepam dan Phenobarbital bersifat sedative