PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

29
Clara Shinta Tandi Rante 102013264 Ikterus Fisiologis pada Neonatus

description

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. Pada sebagian besar neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. Ikterus (jaundice) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan. 1Pada orang dewasa, ikterus akan tampak apabila serum bilirubin > 2 mg/dL (> 17 μmol/L), sedangkan pada neonatus baru tampak apabila serum bilirubin > 5 mg/dL ( >86μmol/L). Ikterus neonatorum fisiologis timbul akibat peningkatan dan akumulasi bilirubin indirek Ikterus neonatorum patologis adalah ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama pasca salin dimana peningkatan dan akumulasi bilirubin indirek > 5 mg/dl/24 jam dan ikterus akan tetap menetap hingga 8 hari atau lebih pada bayi cukup bulan (matur) sedangkan pada bayi kurang bulan (prematur) ikterus akan tetap ada hingga hari ke-14 atau lebih. Tanda-tanda lain ikterus neonatorum patologis yaitu kadar bilirubin direk > 2 mg/dl dan khususnya bayi yang mendapat ASI ditemukan peningkatan kadar bilirubun indirek > 17 mg/dl. Ikterus neonatorum patologis dapat ditimbulkan oleh beberapa penyakit seperti anemia hemolitik, polisitemia, ekstravasasi darah (hematoma), sirkulasi enterohepatik yang berlebihan, defek konjugasi, berkurangnya uptake bilirubin oleh hepar, gangguan transportasi bilirubin direk yang keluar dari hepatosit atau oleh karena obstruksi aliran empedu.1

Transcript of PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

Page 1: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

Clara Shinta Tandi Rante 102013264

Ikterus Fisiologis

pada Neonatus

Page 2: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

Seorang bayi 5 hari, mulai tampak kuning pada usia 2 hari. Bayi lahir normal per vaginam dengan usia kehamilan 39 minggu. Bayi masih aktif, menangis kuat dan menyusu dengan baik. Pada pemeriksaan fisik didapati kedua sklera ikterik, kuning pada wajah dan badannya. TTV normal.

SKENARIO

1

Page 3: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

Rumusan Masalah

Bayi usia 5 hari, mulai tampak kuning pada usia 2 hari.

Didapati kedua sklera ikterik dan kuning pada seluruh badan,

bayi aktif, menangis kuat dan aktif menyusu.

Page 4: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

MIND MAP

RM

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang

Gejala klinis

WD , DD

EtiologiEpidemiologiPatofisiologi

Penatalaksanaan

Pencegahan

prognosis

Page 5: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

ANAMNESIS

Identitas KU

RPS + keluhan

lain

RP dahulu, keluarga, ek-sos

Page 6: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

ANAMNESIS- KU dan sejak kapan- Lokasi kuning- bayi aktif /- , menyusu /-- tangisan kuat /

melengking- asupan asi adekuat / -- warna & frekuensi feses,

urin- infeksi perinatal / -- keluhan penyerta;

demam, mual muntah, gangguan napas, ptechiae

- pemberian obat-obatanRiwayat perkembangan anak- BBL- Riw. imunisasi

Riw. Kehamilan- masa gestasi- kehamilan dengan

komplikasi - penggunaan obat-obatan- imunisasi ibu- kebiasaan

Riw. Persalinan- normal / dgn tindakan- sebelumnya pernah

melahirkan anak dengan kondisi ikterik neonatorum / -

- ada trauma lahir /-

Page 7: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum

KesadaranBB / TB

TTV

Page 8: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Sklera

Pemeriksaan Kulit

Pemeriksaan Abdomen

Page 9: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Bilirubin total, direct, indirect serum

Pemeriksaan darah lengkap

Pemeriksaan darah tepi

Pemeriksaan golongan darah ibu dan bayi

Page 10: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

Working Diagnosis

IKTERUS NEONATOR

UM FISIOLOGIS

Page 11: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

Differential Diagnosis

Ikterus Neonatorum

Patologis

Page 12: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

Ikterus Patologis

• Too early ( < 24 jam)• Too long ( > 10-14 hari )• Total serum bilirubin >

15 mg/dL • Bilirubin direk > 2 mg/dL • Peningkatan kadar

bilirubin > 0,5 mg/dL/jam

Etiologi (waktu muncul) :

1. < 24 jam • Inkompabilitas Rh, ABO• Defisiensi G6PD• Sferositosis• Infeksi intrauterin

2. 24 - 72 jam• Polisitemia • Hemolysis pendarahan

tertutup • Breast-feeding jaundice • Dehidrasi

3. > 72 jam – 1 mggu pertama• sepsis• breast-milk jaundice, • Gilbert’s syndrome, Cigler-

najlar syndrome• pengaruh obat

Page 13: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

Ikterus Patologis

• Too early ( < 24 jam)• Too long ( > 10-14 hari )• Total serum bilirubin >

15 mg/dL • Bilirubin direk > 2 mg/dL • Peningkatan kadar

bilirubin > 0,5 mg/dL/jam

Etiologi (waktu muncul) :

4. > 10 – 14 harii• Indirect

• breast milk jaundice,• nutrisi yang tidak

adekuat• Hemolisis, infeksi • Hipotiroidisme

• Direct• atresia duktus

koledokus• hepatitis neonatal, • stenosis pilorus, • galaktosemia• infeksi post natal

Page 14: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

Ikterus Patologis

Page 15: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

Working Diagnosis

IKTERUS NEONATOR

UM FISIOLOGIS

Page 16: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

DEFINISI

Ikterus neonatorum fisiologis timbul akibat metabolisme bilirubin

neonatus belum sempurna.

• Terlihat pada hari ke 2 – 3

• Bilirubin naik < 5 mg/dL/24 jam

• Bilirubin direk < 2 mg/dL• Puncak dicapai pada

hari ke 3-5• Kadar bilirubin bayi

aterm < 13 mg/dL dan <15mg/dL pada bayi premature

Page 17: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

+ ETIOLOGI

5 faktor penting yang berperan dalam terjadinya GERD :

1. Hemolisis SDM 2. Jumlah albumin sedikit3. Fungsi hepar yang belum

sempurna (enzim GT, ligandin)

4. Ekskresi bilirubin yang kurang

5. Sirkulus enterohepatikus meningkat

Ikterus neonatorum fisiologis timbul

akibat metabolisme bilirubin neonatus belum sempurna (masa transisi)

Page 18: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

+ ETIOLOGI

Faktor resiko :

• Ras tertentu,• prematuritas,• obat-obatan • Tempat tinggi, polisitemia, • Lebam• pemberian ASI, • pembentukan tinja lambat, • saudara dengan ikterus

fisiologis.

Page 19: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

+ EPIDEMIOLOGI±

Di USA, dari 4 juta bayi yang lahir setiap tahunnya, sekitar 65 % mengalami ikterus

Di RSCM (2003) prevalensi ikterus

pada neonatus sebesar 58 % untuk

kadar bilirubin >5 mg/dL dan 29,3 %

dengan kadar bilirubin >12 mg/dL.

Bayi prematur prevalensi ikterus dan

hiperbilirubinemia lebih besar

Page 20: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

+ PATOFISIOLOGI

Page 21: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

+ MANIFESTASI KLINIS

Page 22: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

+ MANIFESTASI KLINIS

Page 23: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

+

• ASI

• Phenobarbital

• Fototerapi

PENATALAKSANAAN

Page 24: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

+ PENATALAKSANAAN

Page 25: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

+P e n c e g a h a n

• Pemberian asi sedini mungkin

• Menghindari obat-obat tertentu (sulfafurazole, novobiosin, oksitosin,

dll)

• Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus.

Page 26: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

+

Lundell et al., Gut 1999; 45: 172–80.

KERN IKTERUS

KOMPLIKASI

Kadar bilirubin serum > 25 mg/dL

Page 27: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

PROGNOSIS• Akan menghilang

spontan 1-2 minggu

Page 28: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

KESIMPULANKESIMPULAN

Diagnosis dari keluhan kuning yang tampak pada usia 2 hari oleh naeonatus ini

adalah ikterus neonatorum fisiologis, sebab berdasarkan waktu munculnya

ikterus yaitu pada hari ke-2 dan pemeriksaan fisik neonatus tampak normal. Peningkatan kadar bilirubin

(indirek) diatas batas normal dalam hal ini masih fungsional karena berkaitan dengan

proses maturasi..

Page 29: PPT BLOK 17 Ikterus Fisiologis pada Neonatal

TERIMA KASIH