Portofolio Herpes Zoster

download Portofolio Herpes Zoster

of 7

description

Portofolio herpes zoster. Tugas internship.

Transcript of Portofolio Herpes Zoster

Nama peserta : dr. Asti Meidianti

Nama wahana: RS Muhammadiyah Babat

Topik: Herpes Zoster

Tanggal (kasus): 12 Oktober 2015

Nama Pasien: Ny. HNo. RM: 04.12.83

Tanggal presentasi: 17 Oktober 2015Nama pendamping: dr. Erniek Saptowati

Tempat presentasi: R. KOMDIK RS Muhammadiyah Babat

Obyektif presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Tn. ED, 20 tahun, batuk berdarah

Tujuan: Diagnosa dan tatalaksana pasien TBC

Bahan bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien:Nama: Ny. HNomor RM: 04.12.83

Nama klinik: RS Muhammadiyah BabatTerdaftar sejak: 12 Oktober 2015

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ gambaran klinis:OS wanita, 51 tahun, datang dengan keluhan muncul bintil berisi air di sekitar mammae kanan hingga punggung kanan sejak kurang lebih 3 hari. Kulit di sekitar lesi berwarna kemerahan, gatal dan makin terasa nyeri dan panas. Bintil-bintil dirasakan semakin banyak, namun os belum melakukan pengobatan, hanya dioles pasta gigi. Sebelumnya os mengaku hanya merasa meriang dan ruam belum terlihat jelas. Riwayat anggota keluarga yang tinggal serumah atau di lingkungan yang terkena penyakit yang sama tidak ada.

2. Riwayat pengobatan: (-)

3. Riwayat kesehatan/ penyakit: Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, atau alergi disangkal.

4. Riwayat keluarga: Tidak ada anggota keluarga serumah atau selingkungan yang terkena penyakit serupa.

5. Riwayat pekerjaan: Os tidak bekerja, seorang ibu rumah tangga.

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik :OS tinggal di rumah sendiri di lingkungan pedesaan.

7. Lain-lain: Pemeriksaan fisikKesadaran : compos mentisKeadaan umum : sakit sedangBB : + 65 kgTanda vital: TD: 140/90 mmHg N: 80x/m RR: 20x/m S: 36,70CMata : sklera ikterik -/- conjungtiva anemis -/-Thoraks : (lihat status lokalis) Cor dalam batas normal Pulmo : inspeksi = simetris kanan dan kiri Palpasi = vokal fremitus sama kanan dan kiri Perkusi = sonor kanan dan kiri Auskultasi = suara napas vesikuler +/+ , rh -/- wh -/-Abdomen : dalam batas normalEkstremitas : dalam batas normal

Status Lokalis :Pada area di sekitar mammae dextra hingga punggung kanan, terdapat vesikel herpetiformis ukuran bervariasi dari miliar hingga nummular, distribusinya unilateral mengikuti dermatom, serta kulit di dasar dan sekitarnya eritematous.

Hasil pembelajaran:

1. Subyektif : Ny. H 51 tahun datang dengan keluhan munculnya vesikel bergerombol di daerah bawah mammae kanan hingga punggung kanan kurang lebih 3 hari terakhir. Gatal, perih, dan nyeri dirasakan makin bertambah.2. Obyektif: hasil pemeriksaan fisik menegakkan diagnosis herpes zoster.3. Assestment: pasien ditegakkan diagnosis klinis herpes zoster.4. Plan: a. Medikamentosa : Acyclovir 5x800 mg selama 7 hari Ibuprofen 3x400 mg Gabapentin 2x75 mg Amitriptilin 1x100 mg Bedak kalamin (ue)b. Non-medikamentosa : Edukasi bahwa herpes zoster merupakan penyakit akibat reaktivasi virus Varicella Zoster dan merupakan penyakit menular. Status imunologis penderita harus diperhatikan, Selain itu perlu di edukasi bahwa akan ada nyeri paska herpes (neuralgia post-herpetik) yang masa penyembuhannya cukup lama.

TINJAUAN PUSTAKAA. PENGERTIANHerpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti gerombolan vesikel unilateral, sesuai dengan dermatomanya (persarafannya). Herpes zoster adalah suatu infeksi yang dialami oleh seseorang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap varicella (misalnya seseorang yang sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella dalam bentuk cacar air).Menurut epidemiologinya, herpes zoster dapat muncul disepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim dan tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara laki-laki dan perempuan, angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Di negara maju seperti Amerika, penyakit ini dilaporkan sekitar 6% setahun, di Inggris 0,34% setahun sedangkan di Indonesia lebih kurang 1% setahun. Herpes zoster terjadi pada orang yang pernah menderita varisela sebelumnya karena varisela dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama yaitu virus varisela zoster. Setelah sembuh dari varisela, virus yang ada di ganglion sensoris tetap hidup dalam keadaan tidak aktif dan aktif kembali jika daya tahan tubuh menurun. Lebih dari 2/3 usia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% usia di bawah 20 tahun. Kurnia Djaya pernah melaporkan kasus hepes zoster pada bayi usia 11 bulan.Menurut lokasi lesinya, herpes zoster dibagi menjadi:1.Herpes zoster oftalmikusHerpes zoster oftalmikus merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut saraf dari cabang ophtalmicus saraftrigeminus (N.V), ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit. Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala konstitusi seperti lesu, demam ringan.

Gambar 1. Herpes zoster oftalmikus dextra2.

Herpes zoster fasialisHerpes zoster fasialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut saraf fasialis (N.VII), ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

3.Herpes zoster brakialisHerpes zoster brakialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus brakialis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.4.Herpes zoster torakalisHerpes zoster torakalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus torakalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.5.Herpes zoster lumbalisHerpes zoster lumbalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus lumbalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.6.Herpes zoster sakralisHerpes zoster sakralis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus sakralis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

B. FAKTOR AGENSecara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Namun pada herpes zoster, seperti yang terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan keatas gelembung/lepuh yang pecah. Seseorang yang telah mengalami cacar air kemudian sembuh, sebenarnya virus tidak 100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi didalam sel ganglion dorsalis system saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (immun) melemah, virus akan kembali menyerang dalam bentuk herpes zoster dimana gejala yang ditimbulkan sama dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum pernah mengalami cacar air, apabila terserang virus varicellazoster maka tidak langsung mengalami penyakit herpes akan tetapi mengalami cacar air terlebih dahulu. Lingkungan yang tidak terpelihara akan gampang sekali untuk terkena penyakit bagi para penduduknya, terutama penyakit menular. Agar semua yang kita takutkan selamaini tidak menimpa kita dan penduduk yang lain, maka alangkah lebih baiknya kita sama-sama menjaga lingkungan hidup kita, karena tidak ada yang membersihkannya, kecuali dengan usaha kita agar terjadi penyakit yang dapat menular ke semua penduduk.Unsur penyebab penyakit adalah unsur biologis. Butuh tempat ideal berkembang biak dan bertahan. Reservoir adalah organisme hidup/mati, dimana penyebab penyakit hidup normal dan berkembang biak. Reservoir dapat berupa manusia

C. CARA PENULARANCara penularan penyakit cacar air (herpes) secara umum , seluruh jenis penyaakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Namun pada herpes zoster, seperti yang terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses penularan bisa melalui bersin, batuk,, pakaian yang tercemar dan sentuhan keatas gelembung/lepuh yang pecah.Portal of entry pada herpes zoster (pintu masuknya) agent kedalam host melalui oral (udara pernapasan) dan kulit. Sementara portal of exit agent dari host melalui napas dan kulit (sentuhan).Herpes zoster ditularkan antar manusia melalui kontak langsung, salah satunya adalah melaluipernapasan(oral udara) atau sekresi respirasi atau terkadang melalui transfer langsung dari kulit melalui tranmisi fetomaternal, sehingga virus tersebut dapat menjadiepidemikdi antara inang yang rentan. Resiko terjangkit herpes zoster terkait dengan pertambahan usia. Hal ini berkaitan adanyaimmunosenescence, yaitu penurunansistem imunsecara bertahap sebagai bagian dari proses penuaan. Selain itu, hal ini juga terkait dengan penurunan jumlah sel yang terkait dalamimunitasmelawan virus varicella-zoster pada usia tertentu. Penderita imunosupresi, seperti pasienHIV/AIDSyang mengalami penurunan CD4 sel-T, akan berpeluang lebih besar menderita herpes zoster sebagai bagian dariinfeksi oportunistik.D. PENCEGAHANUntuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi. Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut.Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan sebagai antigen.Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi. Untuk memberantas cacar/herpes, setiap wabah harus dihentikan dari menyebarnya, isolasi khusus dengan vaksinasi semua orang yang tinggal didekat. Proses ini dikenal sebagai dikenal sebagai cincin vaksinasi. Kunci untuk starategi ini pemantauan kasus dalam masyarakat (dikenal sebagai pengawasan) dan penahanan.

E. TATALAKSANAPengobatan terhadap herpes zoster terdiri dari tiga hal utama yaitu pengobatan infeksi virus akut, pengobatan rasa sakit akut yang berkaitan dengan penyakit tersebut, dan pencegahan terhadap neuralgia pascaherpes. Penggunaan agen antiviral dalam kurun waktu 72 jam setelah terbentuk ruam akan mempersingkat durasi terbentuknya ruam dan meringankan rasa sakit akibat ruam tersebut. Apabila ruam telah pecah, maka penggunaan antiviral tidak efektif lagi. Contoh beberapa antiviral yang biasa digunakan untuk perawatan herpes zoster adalahAcyclovir,Famciclovir, danValacyclovir.Untuk meringankan rasa sakit akibat herpes zoster, sering digunakan kortikosteroid oral (contoh prednisone). Sedangkan untuk mengatasi neuralgia pascaherpes digunakan analgesik (Topic agents), antidepresan trisiklik, dan antikonvulsan (antikejang).Contoh analgesik yang sering digunakan adalah krim (loion) yang mengandung senyawa calamine, kapsaisin, dan xylocaine. Antidepresan trisiklik dapat aktif mengurangi sakit akibat neuralgia pascaherpes karena menghambat penyerapan kembali neurotransmiter serotonin dan norepinefrin. Contoh antidepresan trisiklik yang digunakan untuk perawatan herpes zoster adalah Amitriptyline, Nortriptyline, Nortriptyline, dan Nortriptyline. Untuk mengontrol sakit neuropatik, digunakan antikonvulsan seperti phenytoin, carbamazepine, dan gabapentin.

DAFTAR PUSTAKA1. Arif M, Mansjoer. 2000.Kapita Selekta Kedokteran edisi 2. Jakarta : Media Aesculapius2. Enjantjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti3. DjuandaA,Djuanda S, Hamzah M.,Aisah S.,editor.1993.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi Kedua. Jakarta : Fakultas Kedokteran Indonesia4. Arnold HL, Odom Rb, James WD.Andrews disease of the skin.1990.Clinical dermatology.8thed. PhiladhephiaWB Saunders Company5. http://nyomankandun.tripod.com/sitebuildercontent/sitebuilderfiles/manual_p2m.pdf