Polifarmasi Gerontik Present

40
LOGO “ Add your company slogan Polifarmasi Gerontik Herlin Sulita S.Farm., M.Sc., Apt.

Transcript of Polifarmasi Gerontik Present

Page 1: Polifarmasi Gerontik Present

LOGO

“ Add your company slogan ”

Polifarmasi Gerontik

Herlin Sulita S.Farm., M.Sc., Apt.

Page 2: Polifarmasi Gerontik Present

POLIFARMASI

GERIATRI

Pasien usia lanjut yang biasanya menderita lebih dari 1 penyakit (komplikasi)

59 % lansia mengeluhkan 4 penyakit,

28 % 6 penyakit dan 13 % 8 penyakit (Mustofa, 1995).

pemakaian banyak obat sekaligus pada seorang pasien lebih dari yg dibutuhkan secara logis-rasional

Page 3: Polifarmasi Gerontik Present

Serupa tapi tidak sama Pasien geriatri adalah usia lanjut dengan : - Beberapa penyakit - Masalah biopsikososial

Usia Lanjut Vs Geriatri

Page 4: Polifarmasi Gerontik Present

Karakteristik Geriatri

Usia > 60 tahun

Multipatologi → Polifarmasi(peny. Degenaratif/kronik,

peny tumpang tindih)

Fungsi organ me↓(mudah gagal pulih)

Gangguan status fungsional(fase penyembuhan lambat)

Gangguan nutrisi → m’pengaruhi respon tx &penyembuhan

Karakteristik PasienGeriatri

Karakteristik PasienGeriatri

Page 5: Polifarmasi Gerontik Present

Geriatri/Lansia, - biasanya dalam pengobatan akan mendapatkan obat

dalam jumlah yang banyak.

- mengalami kemunduran fungsi fisiologi tubuhnya

sehingga kemungkinan dapat menimbulkan reaksi tak

diduga dalam pengobatan. Hal inilah yang perlu

perhatian yang khusus dan terkadang dapat

menimbulkan problem saat memberikan informasi obat.

- Ketidakmampuan fisik (ex. Kehilangan pendengaran,

gangguan penglihatan, gang. berbicara, dll)

- pe↓ kemampuan mengurus diri sendiri, p ↓ asupan

cairan&makanan, menderita lebih dari 1 macam penyakit

Page 6: Polifarmasi Gerontik Present

FISIK(jasmani)

SOSIO -EKONOMIK&lingk.

Mental (psiko-logik)

FUNGSIONAL

FAKTOR-FAKTOR BERINTERAKSI SECARA KOMPLEKS

Masalah Umum Usia Lanjut

• Gangguan fungsi

kognitif

• Depresi

• Instabilitas

• Imobilisasi

• Inkontinensia urin

Page 7: Polifarmasi Gerontik Present

SINDROM GERIATRI

Kumpulan gejala dan atau tanda klinis, dari satu atau lebih penyakit, yang sering dijumpai pada pasien geriatri (inkontinensia urin, dehidrasi, instabilitas, jatuh, fraktur, patah tulang, dekubitus, depresi, infeksi, status nutrisi, dll).

- Perlu penatalaksanaan segera - Identifikasi penyebab - Comprehensive geriatric assessment

Page 8: Polifarmasi Gerontik Present

D elirium, R estricted mobility, retensionI nfection, inflammation, impactionP olyuria, pharmaceutic

Perubahan proses menua :

• Kapasitas kk • Otot dasar panggul • Kontraksi otot kk abnormal• Residu urin kk banyak• Hipertrofi prostat• Produksi urin malam

INKONTINENSIA URIN- tipe stres - tipe overflow- tipe urgensi - tipe campuran

Page 9: Polifarmasi Gerontik Present

INSTABILITAS, JATUH DAN PATAH TULANGPerubahan proses menua : • panjang langkah (step) • lingkup sendi ankle• keterbatasan muskuloskeletal• rotasi spinal • input sensorik • respon motorik melambat• ayunan lengan

Instabilitas

Falls Fraktur

Kardiovaskular, artritis, kondisi ortopedik lain

• Rasa Nyeri• Imobilisasi• Gangguan asupan makanan dan cairan

Page 10: Polifarmasi Gerontik Present

INFEKSI

Faktor predisposisi infeksi pada usila

Imunitas menurun- Atropi timus- Perubahan respon

sitokin- Efek komorbiditas- T-sel

Komorbiditasmempengaruh innate immunity

Nutrisi- Kurang energi-protein- Defisiensi mikronutrien- Anoreksia dan asupan

makanan

Page 11: Polifarmasi Gerontik Present

Status Nutrisi

Gangguan nutrisi :

- mempengaruhi status imun & keadaan umum

- sering tidak terdeteksi secara dini Pengkajian status nutrisi

- Anamnesis gizi (asupan kalori, protein, lemak,

vitamin, mineral, serat)

- Antropometrik (IMT dengan TL)

- Biokimiawi (albumin dan Hb)

Page 12: Polifarmasi Gerontik Present

Instabilitas

Jatuh Inkontinensia urin Infeksi

Fraktur Kesadaran

Hipotermia Imobilisasi

Depresi Gangguan

Ulkus tidur

Trombosis vena

Pneumonia

ISK Dehidrasi konstipasi

Atrofi otot

Asupan makanan Malnutrisi

Page 13: Polifarmasi Gerontik Present

Tanda/simptom baru

Efek samping ↑↑

Terapi lanjutan

Bermacamproblem

klinisPolifarmasi

Lansia

Masalah penggunaan obat pd lansia

Page 14: Polifarmasi Gerontik Present

Faktor pasien

perubahan farmakodinamik dan farmakokinetik karena umur, interaksi obat-penyakit dan obat-obatan, fisiologi tubuh melemah

Masalah polifarmasi

lansia

Faktor sistem

fragmentasi perawatan (polydoctoring/ prescribing cascade)

Masalah polifarmasi lansia

Page 15: Polifarmasi Gerontik Present

Penyakit utama pd lansia

HT Gagal jantung Infark miokard Gang ritme jantung DM Gang. Fungsi ginjal&hati Gang. Kognitif, keseimbangan badan Gang. Penglihatan&pendengaran

Sistem KV

Menyebabkan lansia memperoleh pengobatan yg beragam

Page 16: Polifarmasi Gerontik Present

Farmakokinetik Obat pd lansia

Absorbsi

Dipengaruhi oleh perubahan kebiasaan makan, tingginya konsumsi obat-obat non resep (misalnya antasida, laksansia) dan lebih lambatnya kecepatan pengosongan lambungPada lansia : tjd perubahan pd saluran GI, pe↑ pH lambung, perubahan wkt pengosongan lambung&gerak sal cerna

Distribusi

perub komposisi tubuh (cairan&lemak), trj pe↑ lemak tubuh & pe↓ albumin plasma (me↑ fraksi obat bebas&aktif

shg efek obt ↑↑ → perlu penurunan dosis)

Page 17: Polifarmasi Gerontik Present

Farmakokinetik Obat pd lansia

Metabolisme di hati

Terjadi pe ↓ kemampuan hepar dlm proses penyembuhan penyakit dan pe↓ aliran darah hepar → mempengaruhi kemampuan metabolisme obat di hepar → perpanjangan waktu paruh obat

Ekskresi

Pd lansia, fungsi ginjal me↓, aliran darah ke ginjal ↓ (kecepatan filtrasi glomerolus m ↓) dan fungsi tubulus m ↓

Perhatian khusus pd obat2 yg banyak bekerja/ diekskresikan di ginjal (ex. penisilin, litium, antineoplasma, aminoglik, digoksin dll) dan obat2 yg dimetabolisme ke bentuk aktif (ex. metildopa, levodopa, spironolakton, dll)

Page 18: Polifarmasi Gerontik Present

Farmakodinamik

Respon seluler pada lansia secara keseluruhan me↓ terhadap pengobatan

ex. agonis untuk terapi asma bronkial → butuh dosis yg lebih besar, namun ES juga besar → IT obat me↓

Page 19: Polifarmasi Gerontik Present

Interaksi Farmakodinamik

Menyebabkan respon reseptor obat buruk → dosis harus disesuaikan (di↓ kan)

Ex. Opioid&benzodiazepin → efek thd SSP dan pd dosis normal menyebabkan kantuk

Page 20: Polifarmasi Gerontik Present

Dosis Obat Geriatrik

65-74 tahun65-74 tahun 75-84 tahun75-84 tahun > 85 tahun> 85 tahun

Dosis Lazim–10%

Dosis Lazim–20%

Dosis Lazim–30%

Page 21: Polifarmasi Gerontik Present

ESO pada Lansia

Makin banyak jenis obat yg diresepkan → ES ↑↑ Obat yg sering menimbulkan ES pd lansia a.l

analgetik, antihipertensi, antiparkinson, antipsikotik, sedatif & obat2 GI

ES yg paling sering tjd a.l hipotensi postural, ataksia, kebingungan, retensi urin, dan konstipasi

Tingginya angka kejadian ESO berkaitan erat dengan kesalahan peresepan oleh dokter, kesalahan pemakaian oleh pasien maupun ketidakjelasan dlm informasi pengobatan

Page 22: Polifarmasi Gerontik Present

a. Kesalahan peresepan Dapat tjd akibat dokter kurang memahami adanya perubahan

farmakokinetik/farmakodinamik pd lansia. Ex.Simetidin

- ES yang cukup sering (misalnya halusinasi dan reaksi psikotik), - Simetidin dapat menghambat metabolisme berbagai obat

(seperti warfarin, fenitoin dan beta blocker) → perlu penetapan

dosis agar tidak menimbulkan efek toksik yang fatal karena

meningkatnya kadar obat dalam darah secara mendadak.

Page 23: Polifarmasi Gerontik Present

b. Kesalahan pasien banyak pasien lansia yg mengkonsumsi obat OTC → resiko

membahayakan Ex. antihistamin (efek sedasi), jika diberikan pada pasien dengan

gangguan fungsi kognitif akan memberi efek samping yang serius. Demikian pula obat-obat dengan kandungan zat yang mempunyai aksi antimuskarinik akan menyebabkan retensi urin (pada penderita laki-laki) atau glaukoma, yang penanganannya akan jauh lebih sulit dibanding penyakitnya semula.

c. Ketidak-jelasan informasi pengobatan karena beragamnya obat yang diberikan oleh dokter• Dapat dipicu krn beragamnya pengobatan (penyakit yg sering

kambuh/hilang timbul) yg diberikan kpd lansia → informasi kurang jelas, salah minum obat, ketidaksesuaian dosis dan cara pemakaian

• Kelompok usia ini tidak jarang pula memanfaatkan obat-obat yang kadaluwarsa secara tidak sengaja, karena ketidaktahuan ataupun ketidakjelasan informasi.

Page 24: Polifarmasi Gerontik Present

Obat-obat Yang Sering Diresepkan Pada Usia Lanjut Dan Pertimbangan Pemakaian

1. Obat-obat sistem saraf pusat Sedativa-hipnotika:

ES yg perlu diamati adl ataksia. Pasien merasa tidak enak badan setelah bangun tidur (dapat terjadi sepanjang hari), sempoyongan, kekakuan dalam bicara dan kebingungan beberapa waktu sesudah minum obat.

Analgetika:

lansia → pe↓ fx respirasi → kepekaan terhadap efek respirasi obat-obat golongan opioid (analgetika-narkotik) me↑. pemberian analgetika-narkotik pada usia lanjutnya hendaknya dihindari

Antidepresansia (antidepresan trisiklik) :

ES berupa mulut kering, retensi urin, konstipasi, hipotensi postural, kekaburan pandangan, kebingungan, dan aritmia jantung. Jika terpaksa diberikan, maka sebaiknya dimulai dari dosis terendah, & diperlukan pemantauan yang terus menerus untuk mencegah kemungkinan ES tersebut.

Page 25: Polifarmasi Gerontik Present

2. Obat-obat kardiovaskuler

Antihipertensi Pengobatan HT umumnya jangka panjang, shg perlu diperhatikan dlm hal

pemilihan obat, penentuan dosis, lamanya pemberian, dan kepatuhan px minum obt.

Terapi non-obat perlu dianjurkan bagi pasien dengan hipertensi ringan.

Terapi Non-Obat : pembatasan asupan garam, latihan (exercise), dan penurunan berat badan, serta pencegahan terhadap faktor-faktor risiko hipertensi (misalnya merokok dan hiperkholesterolemia).

Namun jika yang dipilih adalah alternatif pengobatan, maka hendaknya dipertimbangkan pula hal-hal berikut:

- penyakit lain yang diderita (associated illness)

- obat-obat yang diberikan bersamaan (concurrent therapy)

- biaya obat (medication cost), dan

- ketaatan pasien (patient compliance).

Page 26: Polifarmasi Gerontik Present

Cont.... (antihipertensi)

Terapi Obat

a. Diuretik (first choice) dengan dosis yang sekecil mungkin.

ES hipokalemia, dapat diatasi dengan pemberian suplemen kalium

atau pemberian diuretika potassium-sparing (triamteren dan

amilorida). Amati terjadinya hipotensi postural dan dehidrasi.

b. antagonis beta-adrenoseptor (=beta bloker)

- Untuk penderita angina atau aritmia, beta blocker cukup

bermanfaat sebagai obat tunggal,

- jangan diberikan pada pasien dengan kegagalan ginjal kongestif,

bronkhospasmus, dan penyakit vaskuler perifer.

- Lakukan tappering dose

Page 27: Polifarmasi Gerontik Present

Vasodilator perifer (prazosin, hidralazin, verapamil dan nifedipin)

- Amati terjadinya hipotensi ortostatik.

- Beberapa peneliti menganjurkan penggunaan kalsium antagonis

(verapamil dan diltiazem) untuk usia lanjut sebagai obat lini

pertama. Tetapi mengingat harganya relatif mahal dengan

frekuensi pemberian yang lebih sering→ me↓ ketaatan pasien. Obat-obat antiaritmia:

- Obat-obat seperti disopiramida sangat tidak dianjurkan, mengingat

efek antikholinergiknya yang sulit ditolerir spt takhikardi, mulut

kering, retensi urin, konstipasi & kebingungan.

- Pemberian kuinidin dan prokainamid hendaknya

mempertimbangkan dosis dan frekuensi pemberian, karena

terjadinya penurunan klirens dan pemanjangan waktu paruh.

Page 28: Polifarmasi Gerontik Present

Glikosida jantung (digoksin) :

Merupakan obat gagal jantung atau aritmia jantung yg dpt memperbaiki kontraktilitas jantung dan memberi efek inotropik yang menguntungkan.

Intoksikasi digoksin sering dijumpai pada penderita gangguan fungsi ginjal & pada penggunaan kombinasi dg diuretik (krn IO). Gejala intoksikasi digoksin sangat beragam mulai anoreksia, kekaburan penglihatan,& psikosis hingga gangguan irama jantung yang serius.

Pilihan alternatif terapi lainnya perlu dipetimbangkan lebih dahulu. (Diuretika dan vasodilator perifer cukup efektif pd sebagian besar

pasien)

Page 29: Polifarmasi Gerontik Present

3. Antibiotika

Penurunan fungsi ginjal pada lansia akan mempengaruhi eliminasi antibiotika tersebut, di mana waktu paruh obat menjadi lebih panjang (waktu paruh gentasimin, kanamisin, dan netilmisin dapat meningkat sampai dua kali lipat) dan memberi efek toksik pada ginjal (nefrotoksik), maupun organ lain (misalnya ototoksisitas). Sehingga penggunaan AB pd lansia perlu diwaspadai, t.u gol. Aminoglikosida dan laktam yg ekskresi utamany di ginjal

Page 30: Polifarmasi Gerontik Present

4. Obat-obat antiinflamasi

- Obat-obat golongan antiinflamasi sering diresepkan pada lansia,

t.u untuk keluhan nyeri sendi (osteoaritris).

- ES yg sering tjd adl gangguan GI seperti nausea, diare, nyeri

abdominal dan perdarahan lambung → perlu pertimbangan dg

seksama.

- ES dapat dicegah dengan memberikan antasida secara

bersamaan, tetapi perlu diingat bahwa antasida justru dapat

mengurangi kemampuan absorpsi AINS.

- Obat AINS seperti indometasin dan fenilbutazon, akan mengalami

perpanjangan waktu paruh jika diberikan pada usia lanjut, karena

menurunnya kemampuan metabolisme hepar.

Page 31: Polifarmasi Gerontik Present

5. Laksansia

- Pada lansia terjadi pe↓ motilitas GI, yang biasanya

dikeluhkan dalam bentuk konstipasi → + laksan. - Pemberian laksan jangka panjang sangat tidak

dianjurkan, karena dpt menimbulkan habituasi &

memperlemah motilitas usus.

- Pemberian obat-obat ini hendaknya disertai anjuran

agar melakukan diet tinggi serat dan meningkatkan

masukan cairan serta jika mungkin dengan latihan fisik

(olah raga)

Page 32: Polifarmasi Gerontik Present

No Obat Efek tidak diharapkan Pertimbangan&relkomendasi

A ANALGETIK

1 AINS& penghambat COX

Tukak dan pendarahan pd sal cerna, gagal ginjal, retensi cairan dan sindrom delirium

Gunakan paracetamol terlebih dahulu. Pantau fungsi ginjal. Keadaan jantung&TD

2 Analgetik Narkotik

Sedasi, depresi pernafasan, konstipasi, hipotensi, sindrom delirium

Mulai dg dosis rendah&naikkan secara perlahan. Pantau efek yg tidak diharapkan. Cegah konstipasi dg makanan yg berserat, cairan&/ menggunakan pencahar asalkan sesuai dg pedoman yg berlaku

B ANTIBIOTIKA

1 Aminoglikosida (ex. gentamisin)

Gagal ginjal, kehilangan fx pendengaran

Gunakan dosis lebih rendah. Hindari jk tjd kerusakan ginjal yg bermakna, kecuali bl tlh dilakukan pemantauan kadar obat dlm darah

2 Sulfametoxazol/Trimetropim (cotrimoxazol)

Reaksi hipersensitif yg serius (Steven Johnson Syndrome)

Trimetropin tunggal memberikan efek yg sebanding (&lebih aman) utk infeksi saluran kemih

Page 33: Polifarmasi Gerontik Present

No Obat Efek tidak diharapkan Pertimbangan&relkomendasi

C ANTIDIABETIK

1 Sulfonilurea oral kerja panjang (spt klorpropamid, glibenklamid, glimepirid)

Me↑ resiko hipoglikemia. Resiko SIADH dg klorpropamid

Lebih dianjurkan utk menggunakan obt dg sifat kerja lbh pendek (spt glikazid, glipizid). Klorpropamid sebaiknya tidak digunakan krn waktu paruhnya sangat panjang.

2 Phenformin, Metformine

Lactic acidosis (t.u jk ada kerusakan ginjal, kerusakan hati, atau penyakit jantung) dan mungkin berakibat fatal

Metformin lebih dianjurkan (kejadian lactic acidosis lebih jarang). Kurangi dosis pd kerusakan ginjal. Hindari pd ggl ginjal yg berat

D ANTI-PIRAI (ANTIGOUT)

1 Allopurinol Ruam kulit, gagal ginjal Kurangi dosis sampai 100-200 mg perhari

2 KolKisin Diare, dehidrasi Tidak direkomendasikan utk terapi kronis

E ANTIPARKINSON

1 Amantadine Sindrom delirium, udem perifer, ruam kulit

Tdk direkomendasikan. Jika harus, gunakan pd dosis rendah

2 Antikolinergik (ex. benztropin, benzhexol)

Sindrom delirium, retensi urin, hipotensi postural

Scr umum tdk direkomendasikan, kadang berguna jk tremor sukar disembuhkan dg pengobatan lain

3 Levodopa Sindrom delirium, halusinasi, hipotensi postural, mual, gerakan involunter)

Gunakan dosis terendah yg masih efektif

Page 34: Polifarmasi Gerontik Present

No Obat Efek tidak diharapkan Pertimbangan&relkomendasi

F OBAT KARDIOVASKULAR

1 Metildopa Depresi, hipotensi postural, bradikardi

Tdk direkomendasikan. Tersedia obat yg lebih aman

2 Reserpin Depresi, sedasi, hipotensi postural Tdk direkomendasikan. Tersedia obat yg lebih aman

3 Prazosin Stress incontinence, hipotensi postural

Bukan obat pilihan utk hipertensi. Tersedia obt yg lbh aman

4 Penghambat beta Depresi, keletihan, bronkospasme, bradikardi, hipotensi, m’p’parah penyakit pemb. Darah tepi, insomnia, mimpi yg hidup (vivid dreams)

Hindari pd pasien asma, PPOK&peny pmblh darah tepi. Propanolol&timolol tdk direkomendasikan krn tingginya kejadian efk yg tdk diinginkan

5 Verapamil Konstipasi, bradikardi, pusing, gagal jantung

Hindari pd gagal jantung. Pantau adanya konstipasi

6 Nitrat&nicorandil Hipotensi postural, pusingm skt kepala

Mulai dg dosis lebih rendah, pantau TD

7 ACEI Hiperkalemia, kerusakan ginjal, batuk, hipotensi

Mulai dg dosis kecil. Pantau TD, fx ginjal&kadar kalium dlm darah

G DIURETIK

1 Loop&tiazida (ex. furosemid, hidroklortiazid)

Dehidrasi hipotensi, hipoNa, hipoK, hiperglikemia, hiperurisemia, inkontinensia, sindrom delirium

Gunakan dosis terendah yg msh memungkinkan. Pantau elektrolit&glukosa

2 Diuretik hemat kalium (ex.amilorid)

Hiperkalemia (t.u jk digunakan bersama ACEI)

Pantau kadar kalium

Page 35: Polifarmasi Gerontik Present

No Obat Efek tidak diharapkan Pertimbangan&relkomendasi

H OBAT PSIKOTROPIK

1 Barbiturat (ex.fenobarbital, pirimidon)

Sedasi, sindrom delirium, osteoporosis, ketergantungan)

Scr umum tdk direkomendasikan krn T1/2 yg panjang&toksisitasnya. Tersedia obt yg lebih aman utk insomnia&epilepsi.

2 Benzodiazepin (diazepam, oksazepam, ternazepam, nitrazepam)

Sindrom delirium, mengantuk , gangguan ingatan, jatuh, ketergantungan

Scr umum tdk direkomendasikan krn T1/2 yg panjang&toksisitasnya. Tersedia obt yg lebih aman utk insomnia. Coba dg langkah tanpa obat utk insomnia&kecemasan. Hindari obat dg T1/2 panjang (diazepam, flunitrazepam, klordiazepoksid, nitrazepam)

3 Phenothiazine (ex.klorpromazin, thioridazin, proklorperazin)

Sindrom delirium, mengantuk, efek kolinergik, efek ekstrapiramidal, tardive dyskinesia

Yakinkan adanya indikasi yg sesuai. Gunakan dosis terendah yg masih mungkin. Hinndari penggunaan jangka panjang jk memungkinkan

4 Butirofenon Sindrom delirium, mengantuk, efek ekstrapiramidal, tardive dyskinesia

Yakinkan adanya indikasi yg sesuai. Gunakan dosis terendah yg masih mungkin. Hinndari penggunaan jangka panjang jk memungkinkan

5 Antidepresan trisiklik (ex. amitriptilin, imipramin, doxepine, dothiepin)

Efek antikolinergik, hipotensi, jatuh Jk diberikan antidepresan trisiklik, mulai dg dosis rendah&perlahan ditingkatkan. Berikan sbg dosis tunggal pd malam hari. Selective Serotonine Reuptake Inhibitor (SSRI) scr umum lebih dianjurkan krn ditoleransi lbh baik, tetapi lbh mahal

Page 36: Polifarmasi Gerontik Present

No Obat Efek tidak diharapkan Pertimbangan&relkomendasi

I LAIN-LAIN

1 Antihistamin (difenhidramin, klorfeniramin, prometazin)

Efek antikolinergik (pandangan kabur, retensi urin, konstipasi, sindrom delirium), sedasi

Gunakan dosis terkecil dan durasi terpendek yg msh mungkin

2 Antispasmodik (ex.dicyclomine, prophanthelin, alkaloid belladona)

Efek antikolinergik (pandangan kabur, retensi urin, konstipasi, sindrom delirium), sedasi

Risiko ES seringkali lebih besar dg manfaat yg minimal. Hindari pemakaian jangka panjang

3 Kortikosteroid (sistemik)

Hiperglikemia, osteoporosis, tukak lambung, depresi, atropi kulit, luka lama sembuh, sindrom delirium

Gunakan dosis terkecil dan durasi terpendek yg masih mungkin. Lebih dianjurkan steroid inhalasi utk penyakit pernafasan

4 Simetidine Sindrom delirium, gynecomastia, interaksi obt yg bermakna

Lebih dianjurkan penggunaan penghambat pompa proton (PPI)

5 Digoksin Sindrom delirium, bradikardi, aritmia, mual

gunakan dosis lebih rendah, pantau kadar obt dlm darah jk tersedia. hindari keadaan hipokalemia. bukan terapi pilihan pertama pd gagal jantung (ACEI lebih dianjurkan)

Page 37: Polifarmasi Gerontik Present

No Obat Efek tidak diharapkan Pertimbangan&relkomendasi

I LAIN-LAIN

6 Disopyramida Antimuskarinik kuat dan efek inotropik negatif

Jk mungkin gunakan obat antiaritmia lain. Gunakan dg dosis yg diturunkan

7 Teofilin Sindrom delirium, mual, aritmia IT sempit, resiko toksisitas me↑ krn perubahan farmakokinetik&bersihan me↓ pd gagal jantung. Scr umum tdk direkomendasikan sbg terapi pilihan pertama. Beta2-agonis inhalasi/&kortikosteroid inhalasi lebih dianjurkan

8 Pentoksifilin Hipotensi, pusing, ,muka kemerahan, dapat mempotensiasi efek antihipertensi

Efikasi terbatas pd penyakit pembuluh darah tepi. Diragukan kemanjurannya pd peny pmblh darah jantung (cerebrovaskular). Pantau TD

9 Warfarin Respon antikoagulan me↑&resiko pendarahan. Adanya IO

Mulai dg dosis rendah. Pantau INR scr teratur. Hindari penggunaan bersama dg obat yg berinteraksi scr bermakna dg warfarin

Page 38: Polifarmasi Gerontik Present

Masalah yg berkaitan dg penggunaan obat pd geriatri

1. Terdapat indikasi medik yg tidak mendapatkan obat (kondisi medik pasien perlu obat, tapi tidak mendapatkan obat)

2. Pemberian obat tanpa indikasi

3. Pilihan obat yg tidak tepat

4. Dosis yg subterapi

5. Gagal mendapatkan obat (dipengaruhi oleh faktor farmasetik, psikologis, sosiologis atau ekonomi pasien)

6. Dosis berlebih atau toksik (perlu penyesuaian dosis pd pasien dg gangguan ginjal)

7. Reaksi obat yg tidak diharapkan (ex. tukak lambung krn AINS)

8. Interaksi obat

Page 39: Polifarmasi Gerontik Present

Prinsip penggunaan obat pd lansia

1. Berikan obat hanya yang betul-betul diperlukan artinya hanya bila ada indikasi yang tepat. Bila diperlukan efek plasebo berikan plasebo yang sesungguhnya

2. Pilihlah obat yang memberikan rasio manfaat yang paling menguntungkandan tidak berinteraksi dengan obat yang lain atau penyakit lainnya

3. Mulai pengobatan dengan dosis separuh lebih sedikit dari dosis yang biasa diberikan pada orang dewasa yang masih muda.

4. Sesuaikan dosis obat berdasarkan dosis klinik pasien, dan bila perlu dengan memonitor kadar plasma pasien. Dosis penuNjang yang tepat umumnya lebih rendah.

5. Berikan regimen dosis yang sederhana dan sediaan obat yang mudah ditelan untuk memelihara kepatuhan pasien

6. Periksa secara berkala semua obat yang dimakan pasien, dan hentikan obat yang tidak diperlukan lagi (Manjoer, 2004)

Page 40: Polifarmasi Gerontik Present

LOGO

“ Add your company slogan ”

Semoga Bermanfaat