Pneumonia.pptx Fix

30
PNEUMONIA MEILY RIZKINTA PUTRI

description

pneu

Transcript of Pneumonia.pptx Fix

PNEUMONIA

MEILY RIZKINTA PUTRI

Peradangan pada parenkim paru, distal

dari bronkiolus terminalis

KONSOLIDASI jaringan paru

Gangguan pertukaran

gas setempat

Definisi

• Salah satu penyakit ISNBA, penyebab kematian tertinggi

• 80 % terjadi di masyarakat (pneumonia komuniti) maupun

di dalam rumah sakit (pneumonia nosokomial)

• 9-27 % dari pasien yang di intubasi (PBV)

• Sering dijumpai pada orang-orang yang daya tahan

tubuhnya menurun atau tidak memadai (orang dengan

penyakit yg mengganggu daya tahan tubuh, lansia, orang

yang lemah karena penyakit kronik, bayi dan anak kecil)

Epidemiologi

Usia diatas 65 tahunAspirasi secret orofaringealPasca Infeksi VirusSakit yang parah dan menyebabkan kelemahan (DM,uremia)Kanker (terutama kanker paru)Trakeostomi (Pemakaian selang endotrakeal)Pascabedah thoraxPengobatan dengan imunosupresifAIDSMerokok AlkoholismeMalnutrisi

Faktor Risiko

Klasifikasi

Berdasarkan KLINIS / EPIDEMIOLOGIS

Pneumonia KOMUNITAS (Community-Acquired Pneumonial)

• Pneumoni yang terjadi akibat infeksi di luar RS

Pneumonia NOSOKOMIAL (Hospital-Acquired Pneumonial)

• Pneumoni yang terjadi > 48 jam / lebih stlh dirawat di RS, baik dirawat di ruang umum atau ICU tapi tidak memakai ventilator

Pneumonia ASPIRASI

• terbawanya bahan yang ada di orofaring pada saat respirasi ke SNB dan menimbulkan kerusakan parenkim paru

Pneumonia pada penderita IMMUNOCOMPROMISED (AIDS dan keganasan)

Berdasarkan MIKROORGANISME PENYEBAB

Pneumonia TIPIKAL ( disebabkan oleh bakteri )

Pneumonia ATIPIKALDisebabkan oleh Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia

Pneumonia VIRUS

Pneumonia JAMUR

Infeksi Bakteri

Streptococcus pneumoniae

Haemophillus influenza

Klebsiella pneumoniae

Infeksi Atipikal

Mycoplasma pneumoniae

Legionella pneumophillia

Infeksi Jamur

Aspergillus

Candida

Histoplasmosis

Infeksi Virus

Influenza

Adenoviru

Infeksi Protozoa

Toksoplasmosis

Amebiasis

Penyebab Lain

Aspirasi

Bronkiektasis

• Pneumonia LOBARISPneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen, kemungkinan sekunder disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda asing, atau adanya proses keganasan. Sering pada pneumonia bacterial, jarang pada bayi dan orang tua

Berdasarkan LETAKNYA/PREDILEKSI

• BRONKOPNEUMONIA (Pneumonia Lobularis)

Ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate pada

lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bacteri maupun

virus. Sering pada bayi dan orang tua

• Pneumonia INTERSTISIAL (Bronkiolitis)

Radang pada dinding alveoli (intertisium), peribronkhial

dan jaringan interlobular

Dalam keadaan sehat ↓

Tidak akan terjadi pertumbuhan Mo di paru

↓MEKANISME

PERTAHANAN

Saluran Pernapasan AtasBulu hidungLapisan mukusGerakan silia Antibodi IgA dalam sekret mukosa saluran pernapasanEnzim lisozimReflek batuk

Saluran Pernapasan BawahReflek epiglotisGerakan siliaSekretAliran limfesel-sel fagosit Flora normal

inhalasi

inhalasi Ukuran droplet

- Ukuran 10 µ tidak dapat melewati faring- 3 - 10 µ dapat berjalan sampai ke saluran napas yang besar- 0.5 – 3 µ dapat mencapai sistem alveolaris INFEKSI

KOLONISASI BAKTERI PD SAL. NAPAS

ATAS↓

ASPIRASI KE SAL. NAPAS BAWAH

↓INOKULASI

↓INFEKSI

INFEKSI

Reaksi peradangan

Dilatasi Dan Kongesti Kapiler

Disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN, fibrin dan eksudasi eritrosit

Konsolidasi

Deposisi fibrin semakin bertambahTerdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli

Terjadi proses fagositosis yang cepat

terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit, dan alveolar makrofag

STADIUM I KONGESTI

( 4-12 JAM )

STADIUM II HEPATISASI MERAH

( 48 JAM BERIKUTNYA )

STADIUM II HEPATISASI KELABU

( 3-8 HARI )

STADIUM III RESOLUSI

( 8-11 HARI )

GEJALA KLINIS

Diagnosis

Anamnesis

• Pasien mengeluh keadaan demam

• Menggigil

• Suhu tubuh meningkat sampai dapat > 40 derajat

• batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-

kadang disertai darah

• sesak napas

• nyeri dada

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan dada tergantung luas lesi di paru.

• Pada Inspeksi : Terlihat bagian dada yang sakit

tertinggal waktu bernapas

• Pada palpasi : Fremitus dapat mengeras

• Pada perkusi : Redup

• Pada Auskultasi : Terdengar suara napas

bronkovesikuler sampai bronchial, dapat disertai ronkhi

basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar

pada stadium resolusi.

Pemeriksaan Penunjang

• LABORATORIUM

- Leukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri;

- leukosit normal atau rendah infeksi virus.

- mikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak

terjadi respons leukosit, orang tua, lemah.

- leukopenia menunjukkan depresi imunitas, misalnya

neutropenia pada infeksi kuman Gram negative atau S.

Aureus pada pasien dengan keganasan dan gangguan

kekebalan

- peningkatan LED

- Kultur darah : dapat positif 20-25 % pada penderita

yang tidak diobati

- Analisis Gas Darah : menunjukkan hipoksemia dan

hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik.

- Pemeriksaan Dahak, Kultur Darah dan Serologi (Untuk

menentukan diagnosis etiologi)

• GAMBARAN RADIOLOGI

Dengan foto toraks (posisi PA/Lateral) merupakan

pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan

diagnosis.

Gambarannya berupa :

Dapat berupa infiltrate sampai konsolidasi dengan ‘air

bronchogram’, penyebaran bronkogenik dan intertisial

serta gambaran kaviti.

Foto Toraks tidak dapat secara khas menentukan penyebab

pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis

etiologi.

Misalnya

- Gambaran pneumonia Lobaris sering disebabkan oleh

Streptococcus pneumonia

- Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infilltrat

bilateral atau gambaran bronkopneumonia

- Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan.

• Efusi pleura

• Empiema

• Abses paru

• Pneumothoraks

• Gagal napas

• Sepsis

KOMPLIKASI

PENGOBATAN KAUSAL

tergantung mikroorganisme penyebab

Bakteri, diberikan antibiotic spectrum luas yang kemudian

sesuai hasil kultur diubah menjadi spectrum sempit sesuai

hasil mikroorganisme penyebab. Umumnya terapi diberikn

selama 7-10 hari

Viral, diberikan antiviral sesuai virus penyebab.

Virus influenza amantadin, rimantidin, oseltamivir, zanamivir

Jamur, diberikan anti jamur sesuai dengan jamur penyebab

PENATALAKSANAAN

PENGOBATAN SUPORTIF

Terapi O2, untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96%

berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah

Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental,

dapat disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat

bronkspasme

Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk

batuk dan napas dalam

Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan pernapasan

Pengaturan cairan. Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada

pneumonia

Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu dilakukan

Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamine, jika terdapat

komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

Ventilasi mekanis. Indikasi intubasi dan pemasangan ventilator

pada pneumonia adalah : - Hipoksemia menetap walaupun telah

diberika O2 100% dengan menggunakan masker – Gagal napas

yang ditandai oleh peningkatan CO2 didapat asidosis

Drainase empiema bila ada

Bila ada gagal napas, diberikan nutrisi yang cukup kalori

terutama didapatkan dari lemak, hingga dapat dihindari produksi

CO2 yang berlebihan.

• Pneumonia Komunitas

Dianjurkan pemberian vaksinasi influenza dan pneumokokus pada

orang dengan resiko tinggi, dengan gangguan imunologi, penyakit

berat termasuk penyakit paru kronik, hati, ginjal dan jantung. Dan

diberikan untuk penghuni rumah jompo dan usia diatas 65 tahun.

• Pneumonia Nosokomial

Upaya program pengawasan dan pengontrolan infeksi pada rumah

sakit dan pembatasan pemakaian selang nasogastrik atau

endotrakeal atau pemakaian obat sitoprotektif sebagai pengganti

antagonis H2 dan antasid

PENCEGAHAN