Pneumonia

20
Pneumonia dr. Amor P. Ginting, SpA RSK Mojowarno

description

PNEUMONIA

Transcript of Pneumonia

Page 1: Pneumonia

Pneumonia

dr. Amor P. Ginting, SpA

RSK Mojowarno

Page 2: Pneumonia

pneumonia

Pneumonia :

Peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh bermacam etiologi seperti bakteri, virus, mikoplasma, jamur atau bahan kimia/benda asing yang teraspirasi yng mengakibatkan timbulnya ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi (ventilation perfusion mismatch).

Page 3: Pneumonia

pneumonia

PATOFISIOLOGI Paru terlindung dari infeksi beberapa mekanisme : Filtrasi partikel di hidung Pencegahan aspirasi dengan refleks epiglotis,

ekspulsi benda asing melalui refleks batuk, pembersihan ke arah kranial oleh mukosilier

Fagositosis kuman oleh makrofag alveolar Netralisasi kuman oleh substansi imun lokal Drainase melalui sistem limfatik.

Page 4: Pneumonia

pneumonia

Faktor predisposisi pneumonia : aspirasi gangguan imun septisemia malnutrisi campak pertusis penyakit jantung bawaan gangguan neuromuskular kontaminasi perinatal gangguan klirens mukus/sekresi

Page 5: Pneumonia

pneumonia

Mikroorganisme mencapai paru melalui jalan nafas, aliran darah, aspirasi benda asing, transplasental atau selama persalinan pada neonatus.

Secara klinis sulit membedakan pneumonia bakteri dan virus.

Pneumonia lobaris lebih sering ditemukan dengan meningkatnya umur.

Pada pneumonia yang berat bisa terjadi hipoksemia, hiperkapnea, asidosis respiratorik, asidosis metabolik dan gagal nafas

Page 6: Pneumonia

pneumonia

DIAGNOSIS1. Anamnesis Gejala yang timbul biasanya mendadak didahului

dengan infeksi saluran nafas akut bagian atas. Gejalanya antara lain batuk, demam tinggi terus

menerus, sesak, kebiruan disekitar mulut, menggigil (pada anak), kejang (pada bayi) dan nyeri dada.

Pada bayi muda sering menunjukkan gejala non spesifik seperti hipotermi, penurunanan kesadaran, kejang atau kembung sehingga sulit dibedakan dengan meningitis, sepsis atau ileus.

Page 7: Pneumonia

pneumonia

2. Pemeriksaan fisis Demam suhu ≥ 390 C Sesak dispnea : inspiratory effort ditandai

dengan takipnea, retraksi (chest indrawing), nafas cuping hidung dan sianosis.

Auskultasi paru :suara nafas utama melemah atau mengeras, suara nafas tambahan berupa ronki basah halus di lapangan paru yang terkena.

Page 8: Pneumonia

pneumonia

3. Pemeriksaan penunjang Darah tepi dapat terjadi leukositosis Analisis gas darah menunjukkan keadaan hipoksemia

(karena ventilation perfusion mismatch). Dapat terjadi asidosis respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal nafas.

Pemeriksaan kultur darah jarang memberikan hasil yang positif.

Thoraks Foto terlihat infiltrat alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapangan paru. Luasnya kelainan radiologis sebanding dengan derajat klinis penyakitnya, kecuali pada infeksi mikoplasma yang gambaran radiologisnya lebih berat dari keadaan klinisnya.  

Page 9: Pneumonia

pneumonia

Gambaran lain yang dapat dijumpai : Konsolidasi pada satu lobus atau lebih pada

pneumonia lobaris Penebalan pleura pada pleuritis Komplikasi pneumonia seperti atelektasis,

efusi pleura, pneumomediastinum, pneumotoraks, abses, pneumatokel

Page 10: Pneumonia

pneumonia

Page 11: Pneumonia

pneumonia

Page 12: Pneumonia

pneumonia

DIAGNOSIS BANDING PNEUMONIA Bronkiolitis Payah jantung Aspirasi benda asing Abses paru

 Khusus pada bayi : Meningitis Ileus

Page 13: Pneumonia

pneumonia

KOMPLIKASI

-   Pleuritis

-   Efusi pleura/ empiema

-   Pneumotoraks

-   Piopneumotoraks

-   Abses paru

-   Gagal nafas

Page 14: Pneumonia

pneumonia

TATALAKSANA1. Indikasi MRS :

a. Ada kesukaran nafas, toksisb. Sianosisc.  Umur kurang 6 buland.  Ada penyulit, muntah-muntah, dehidrasi, e.  Diduga infeksi oleh Stafilokokusf.   Imunokompromaisg.  Perawatan di rumah kurang baikh.  Tidak respon dengan pemberian antibiotika oral

Page 15: Pneumonia

pneumonia

2. Oksigenasi : dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas ventilasi mekanik.

3. Cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan parenteral). Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.

4. Bila sesak tidak terlalu hebat diet enteral.5. Inhalasi dengan salin normal 6. Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang

terjadi.

Page 16: Pneumonia

pneumonia

7. Pemilihan antibiotik: berdasarkan umur keadaan umum penderita dugaan penyebab Evaluasi pengobatan dilakukan setiap 48-72 jam. Bila tidak ada

perbaikan klinis perubahan antibiotik. Lama pemberian antibiotik tergantung : kemajuan klinis

penderita, hasil laboratoris, foto toraks dan jenis kuman penyebab :

Stafilokokus : perlu 6 minggu parenteral Haemophylus influenzae/Streptokokus pneumonia : cukup 10-14

hari

Page 17: Pneumonia

pneumonia

Pada keadaan imunokompromais (gizi buruk, penyakit jantung bawaan, gangguan neuromuskular, keganasan, pengobatan kortikosteroid jangka panjang, fibrosis kistik, infeksi HIV) sefalosporin generasi 3.

Dapat dipertimbangkan juga pemberian :-  Kotrimoksasol pada Pneumonia Pneumokistik Karinii-  Anti viral (Aziclovir, ganciclovir) pneumonia karena CMV-  Anti jamur (amphotericin B, ketokenazol, flukonazol) pada

pneumonia karena jamur-   Imunoglobulin 

Page 18: Pneumonia

pneumonia

Page 19: Pneumonia

pneumonia

Page 20: Pneumonia

pneumonia