Pneumo Per It on Rum

download Pneumo Per It on Rum

of 17

description

peri

Transcript of Pneumo Per It on Rum

REFERAT

PNEUMOPERITONEUM

Disusun oleh:Dyah Ayu P. S115070107121005Sanny Wahtyu115070100111088Nadia Iriana115070101111016Camoya Gersom115070107121008Pembimbing:

dr. Islana Gadis Yulidani, SpRad(K)LABORATORIUM RADIOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAIFUL ANWAR

MALANG

2015BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pneumoperitoneum merupakan keadaan adanya udara bebas dalam cavum peritoneum. Hal ini bisa disebabkan perforasi organ berongga abdomen akibat trauma tumpul abdomen. Pencitraan radiologi yang digunakan untuk mendeteksi pneumoperitoneum meliputi foto polos abdomen dan thorax, USG CT scan yang dapat juga dilakukan dengan kontras. Foto polos abdomen menjadi pencitraan utama pada akut abdomen, termasuk pada perforasi viskus abdomen. Gambaran radiologi foto polos tergantung posisi, di mana posisi terbaik adalah posisi lateral dekubitus kiri yang menunjukkan gambaran radiolusen antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan peritoneum.1Pemeriksaan CT Scan merupakan kriteria standar pencitraan pneumoperitoneum. Pada pencitraan MRI pneumoperitoneum terlihat sebagai area hipointens pada semua potongan gambar. Pada pencitraan USG pneumoperitoneum tampak sebagai daerah linier peningkatan ekogenisitas dengan artifak reverberasi atau Distal Ring Down. USG tidak dipertimbangkan sebagai pemeriksaan definitive untuk menyingkirkan pneumoperitoneum.11.2 Batasan MasalahReferat ini akan membahas tentang Pneumoperitoneum khususnya dari segi gambaran radiologis.1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui tentang Pneumoperitoneum dari definisi, etiologi, manifestasi klinis dan penegakan diagnosa1.3.2. Tujuan Khusus

Mengetahui imaging yang dapat digunakan Pneumoperitoneum dan interpretasi hasilnyaBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Cavum PeritoneumPeritoneum ialah membran serosa rangkap yang terbesar di dalam tubuh. Peritoneum adalah mesoderm lamina lateralis yang tetap bersifat epitelial. Pada permulaan, mesoderm merupakan dinding dari sepasang rongga yaitu coelom. Di antara kedua rongga terdapat entoderm yang merupakan dinding enteron. Enteron didaerah abdomen menjadi usus. Kedua rongga mesoderm, dorsal dan ventral usus saling mendekat, sehingga mesoderm tersebut kemudian menjadi peritoneum5. Peritoneum terdiri atas dua bagian utama yailu peritoneum parietal, yang melapisi dinding rongga abdominal dan peritoneum viseral yang menyelaputi semua organ yang bcrada di dalam rongga itu. Ruang yang bisa lerdapat di antara dua lapis ini disebut rongga peritoneum atau cavum peritoneum. Normalnya terdapat 50 mL cairan bebas dalam rongga peritoneum, yang memelihara permukaan peritoneum tetap licin. Pada laki-laki peritoneum berupa kantong tertutup; pada perempuan saluran telur (tuba Fallopi) membuka masuk ke dalam rongga peritoneum7.

Lapisan peritonium dibagi menjadi 3, yaitu:

1.Lembaran yang menutupi dinding usus, disebut lamina visceralis

2.Lembaran yang melapisi dinding dalam abdomen disebut lamina parietalis.

3.Lembaran yang menghubungkan lamina visceralis dan lamina parietalis5.

Kavum peritoneum dibagi menjadi kantung peritoneum besar dan kantung peritoneum kecil. Kantung peritoneum besar merupakan mayoritas dari kavum peritoneum, sedangkan kavum peritoneum kecil juga dikenal sebagai bursa oementum lebih kecil dan terletak di bagian posterior perut dan omentum minus8.

Kantong besar dibagi menjadi dua kompartement dengen mesenterium dari kolon transversal. Kompartemen supra kolik terletak diatas kolon transfersal dan berisi gaster, hepar dan spleen. Kompartemen infacolik terletak dibawah kolon transfersal dan berisi usus kecil, kolon asendense dan desendesn. Kompartemen infrakolik dibagi lagi menjadi kavum infrakolik kiri dank an dengan mesenterium dari usus kecil. Kompartemen supracolic dan infracolic terhubung dengan terowongan paracolic yang terletak antara dinding perut posterolateral dan aspek lateral kolon asendense dan desendense8.

Kantung kecil atau omentum bursa, terletak di posterior gaster dan omentum minus. Sehingga memeberi kemunkinan gaster untuk bergerak bebas terhadap struktur posterior dan inferior. Bursa omentum terhubung dengan kantong besar melalui sebuah lubang didalam bursa omentum, disebut foramen epiploika. Foramen epiplioka terletak posterior ke tepi bebas dari omentum minus (ligamentum hepatoduodenal)8.

2.2 Pneumoperitoneum

2.2.1 Definisi

Pneumoperitoneum merupakan keadaan dimana terdapat udara bebas terperangkap di rongga peritoneum. Hal ini disebabkan oleh perforasi organ berongga akibat trauma tumpul abdomen. Namun, setiap viskus berlubang dapat menyebabkan terjadinya pneumoperitoneum. Penyebab paling umum dari pneumoperitoneum adalah perforasi viskus, perferosi ulcer, penyebab lain juga dapat berupa ulkus jinak, tumor dan trauma. Pengecualian dari penyebab pneumoperitoneum adalah perforasi dari appendicitis, karena jarang menyebabkan pneumoperitoneum2. Ini biasanya muncul dengan tanda-tanda dan gejala peritonitis. Tanda dan gejala berbagai penyebab perforasi peritoneum mungkin seperti kaku perut, tidak ada bising usus, nyeri epigastrium atau jatuh pada kondisi shock yang parah6. Adanya gas subphrenic pad foto PA thorax merupakan temuan radiologis yang paling umum1. Namun tidak semua peumoperitoneum disebabkan oleh karna perforasi, pneumoperitonium juga biasa muncul setelah operasi abdomen dan akan sembuh dalam 3-6 hari post operasi dann dapat bertahan selama 24 haru setelah operasi2.

Gambaran radiologi dari pneumoperitoneum penting karena kadang kadang jumlah udara bebas dalam rongga peritoneal yang sedikit sering terlewatkan dan bisa menyebabkan kematian2. Imagin yang paling mudah untuk menemukan adanya penumoperitoneum adalah foto rosen dada tegak atau posisi PA. dengan cara ini, sesedikitnya 3-4 cc udara dapat divisualisasikan.

Gambar 1. Pneumoperitoneum dengan plain chest X-ray

sumber foto : www.meddean.luc.edu

2.2.2 Etiologi

Ada banyak penyebab untuk pneumoperitoneum dan bervariasi tergantung pada usia. Pada neonatus, penyebab yang paling mungkin adalah perforasi lambung sekunder necrotizing enterocolitis (NEC) atau obstruksi usus.. Selain itu, mungkin ada penyebab iatrogenik, seperti perforasi dari tabung nasogastrik atau dari ventilasi mekanis.b,c

Pada suatu penelitian yang dilakukan tahun 2012, di antara pasien dengan udara bebas, kausa predominannya adalah perforasi viskus (41%) dan udara residual postoperatif (