Pleno Ikm Word

download Pleno Ikm Word

of 30

Transcript of Pleno Ikm Word

SEMESTER 3PBLSISTEM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Kelompok 3

Ketua:Rivaldi Puala Yuka (2012730151) Sekretaris:Lidya Marathus Sholihah (2012730136) Anggota:Cahya Alfaliza (2012730120)Depy Itasari (2012730122)Gisni Luthviatul Zachra (2012730128)Novia Ayu Larasati (2012730144)Nublah Permata (2012730145)Rani Meiliana Susanti (2012730148)Reyhan Calabro (2012730149)Muhammad Himowo (2010730145)Tutor : dr. Fachri PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013/2014

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR3BAB 14PENDAHULUAN41.1LATAR BELAKANG41.2TUJUAN PEMBELAJARAN4BAB 25PEMBAHASAN52.1Skenario 352.2Kata sulit52.3Kata / kalimat kunci52.4Pertanyaan6BAB 3Jawaban73.1NOMOR 173.2Nomor 293.3Nomor 3113.4Nomor 4173.5Nomor 5183.6Nomor 6193.7Nomor 7203.8Nomor 8223.9Nomor 9243.10Nomor 1025BAB 426PENUTUP264.1KESIMPULAN26DAFTAR PUSTAKA27

3

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Pujadan puji syukur kehadiratAllah SWT, karena atas limpahan rahmat danhidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak hambatan dankesulitan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan. Maka patutlah kiranya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semuapihak yangtelah membantudankepada Dosen mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah memberi tugas untuk tambahan pengetahuanmahasiswa.

Dengan segala kerendahan hati kami berusaha menyajikan yang terbaik dalammakalah ini. Namun, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauhdari harapan, kritik atau saran yang bersifat konstruktif tetap diharapkan demikesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Amin

Jakarta, 13 Januari 2014

Kelompok 3

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANGModul PBL diberikan pada mahasiswa semester tiga yang mengambil mata kuliah sistem Ilmu Kesehatan Masyarakat. Masalah yang ada di modul ini adalah merupakan bagian dari pembelajaran sistem Ilmu Kesehatan Masyarakat.Mahasiswa diharapkan dapat mengerti secara menyeluruh tentang penanganan wabah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat secara terpadu, dengan menggunakan pendekatan ilmu kesehatan masyarakat, sehingga penyebar-luasan wabah dapat dicegah.

TUJUAN PEMBELAJARAN Untuk mengetahui perbedaan wabah dan kejadian luar biasa. Untuk mengetahui cara-cara penanggulangan dan penanganan wabah dengan menggunakan pendekatan ilmu kesehatan masyarakat. Untuk mengetahui langkah-langkah penyelidikan wabah.

PEMBAHASAN

Skenario 3VARICELLA = CACAR AIR Laras yang manis berusia 3 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas Kemuning dengan demam dan terdapat ruam makulovesikuler yang gatal pada muka, tungkai dan tubuhnya. Ibu mengatakan bahwa 3 hari yang lalu mereka baru kembali dari ibukota kabupaten. Dalam perjalanan pulang Laras sudah mulai demam. Keesokkan harinya muncul ruam merah pada tangan, muka, yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Dokter Puskesmas mendiagnosis Laras menderita Varicella atau cacar air, yang sebelumnya kasus serupa itu tidak ada. Memang Laras belum pernah menderita varicella dan belum pernah mendapat vaksinasi varicella. Pada kunjungan rumah, Petugas Puskesmas menemukan Adit, kakak Laras yang berusia 5 tahun serta ayah Laras juga tengah menderita demam. Bahkan ayah merasa sakit di daerah dada sebelah kanan yang menjalar dari bagian sisi kanan atas ke arah medial bawah. Dokter mendiagnosis Adit mungkin tertular Varicella, sedangkan ayah menderita Herpes Zoster. Di rumah-rumah lain yang terletak bersebelahan dengan rumah Laras juga ditemukan anak-anak dengan gejala yang sama. Keluarga Laras tinggal di desa Mulia, salah satu desa dari 5 desa yang terletak di wilayah kerja Puskesmas Kemuning. Desa Mulia berpenduduk sangat padat karena terletak didekat pabrik pengolahan rotan. Jumlah penduduk 535 orang. Rumah-rumah di desa Mulia rata-rata berukuran 4x6 meter, dengan penghuni minimal 8 orang yang terdiri dari ibu, bapak, anak-anak dan anggota keluarga yang lain.

Kata sulit-Kata / kalimat kunci Laras, 3 tahun Demam dan terdapat ruam makulovesikuler yang gatal pada muka, tungkai dan tubuhnya 3 hari yang lalu mereka baru kembali dari kota Kabupaten Dokter Puskesmas mendiagnosis Laras terkena Varicella atau cacar air Belum pernah menderita Varicella dan belum pernah mendapat vaksinasi Varicella Kakak dan ayahnya Laras juga tengah menderita demam Dokter mendiagnosis kakak tertular Varicella sedangkan ayah menderita Herpes Zoster Dirumah sebelahnya ditemukan anak-anak dengan gejala yang sama Keluarga Laras tinggal di penduduk yang padat dan didekat pabrik pengolahan rotan Jumlah penduduk 535 orang. Ukuran rumah 4x6 m dengan penghuni minimal 8 orang.

Pertanyaan1. Bagaimana cara penyelidikan wabah dan upaya penanggulangan wabah tersebut? (Lidya)2. Jelaskan tentang program pemerintah yang dilakukan di Puskesmas untuk mencegah terjadinya Varicella ! (Cahya)3. Jelaskan tentang aspek klinis dari penyakit Varicella! (Laras)4. Bagaimana untuk melakukan koordinasi dengan melibatkan peran serta masyarakat? (Calabro)5. Bagaimana strategi pendidikan atau promosi kesehatan untuk mengurangi angka kejadian penyakit Varicella? (Gisni)6. Jelaskan definisi dari Wabah, definisi dari Kejadian Luar Biasa (KLB), perbedaan antara wabah dan kejadian luar biasa dan apakah kasus dalam skenario termasuk kejadian luar biasa atau wabah? (Valdi)7. Bagaimana cara menggerakan potensi masyarakat untuk revitalisasi posyandu dalam mencapai kecamatan sehat? (Rani)8. Bagaimana cara menghitung attact rate, case fatality rate? (Nublah)9. Bagaimana implementasi rencana kerja dalam melakukan kerjasama dengan Puskesmas, RS.rujukan, lintas sektoral dan masyarakat? (Mowo)10. Bagaimana hubungan penularan penyakit dengan kepadatan penduduk? (Depy)

JawabanNomor 11. Bagaimana cara penyelidikan wabah dan upaya penanggulangan wabah tersebut?

Cara Penyelidikan WabahPenyelidikan epidemiologis dengan tujuan :Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam wabah Menentukan cara penanggulangan

Penyelidikan epidemiologis ini dilaksanakan dengan kegiatan :Pengumpulan data mortalitas dan morbiditas penduduk Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakkan diagnosis

Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup dan benda-benda yang ada disuatu wilayah yang diduga mengandung penyebab terjadinya wabah.pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina, dilakukan bertujuan untuk:Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan.Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi mengandung penyebab penyakit sehingga potensial dapat menularkan penyakit (carier)Kegiatan ini dilakukan disarana pelayanan kesehatan atau ditempat lain yang ditentukan.

Pemusnahan penyebab penyakit, dilakukan terhadap :Bibit penyakit / kuman Hewan, tumbuh-tumbuhan dan atau benda yang mengandung penyakit.Pemusnahan dilakukan dengan cara tanpa merusak lingkungan hidup dan tidak menyebabkan tersebarnya wabah penyakit.

Penanganan terhadap jenazah

Penyuluhan kepada masyarakat, yaitu kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar mereka mengerti sifat-sifat penyakit, sehingga dapat melindungi diri dari penyakit tersebut dan apabila terkena, tidak menularkannya kepada orang lain.

LANGKAH PENYELIDIKAN WABAH : Menegakkan diagnosis : klinis dan laboratoris atau dengan tabel distribusi Memastikan telah terjadi wabah Mendeskripsikan kasus- kasus dalam wabah menurut variabel O-T-W (penelitian deskriptif) Identifikasi sumber penyakit, cara penularan dan populasi beresiko (merumuskan hipotesis) Buktikan kebenaran hipotesis (Penelitian Analitik) Menyusun laporan : penyebab pemberantasan yang dilakukan, rekomendasi pencegahan di masa datang Upaya penanggulangan wabah

Upaya Penanggulangan Wabah :

Untuk penderita yang telah ditemukan Memberikan pengobatan terhadap penderita dan mencegah penularan.Melakukan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita. Untuk penderita yang belum ditemukan Mengadakan kegiatan untuk mencari dan menemukan penderita yang lain penyelidikan epidemiologi.Mengobati penderita yang belum ditemukan. Untuk masyarakat yang belum sakit Agar masyarakat mendapat pengetahuan tentang suatu penyakit dan dapat terlindungi.Mengadakan penyuluhan tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan cara pencegahannya.Menangani jenazah secara tepat yang merupakan sumber penyakit yang dapat menimbulkan wabah. Untuk pemusnahan sumber penyakit Mengadakan kegiatan untuk memusnahkan barang atau tempat yang menjadi sarang penyebab suatu penyakit menular.

Nomor 22. Jelaskan tentang program pemerintah yang dilakukan di Puskesmas untuk mencegah terjadinya Varicella !Sebagian besar masyarakat masih belum paham tentang perbedaan peranan rumah sakit dan Puskesmas atau dokter praktek sebagai sarana tempat berobat. Akhirnya, banyak warga masyarakat berbondong-bondong berobat ke rumah sakit, yang sebenarnya masih dapat diobati di Puskesmas atau Puskesmas pembantu. Piramida pelayanan kesehatan bagi masyarakat, terdiri atas lima peringkat. Peringkat yang paling bawah yang merupakan pos terdepan yang terbanyak jumlahnya adalah pos kesehatan yang sekarang dikenal sebagai pos pelayanan terpadu atau Posyandu. Kemudian peringkat diatasnya adalah, Puskesmas yang ada di tingkat kelurahan. Kemudian Puskesmas yang ada di setiap kecamatan. Lalu rumah sakit kabupaten, dan rumah sakit propinsi sebagai top referal sebagai rumah sakit terlengkap. Kegiatan tidak sekedar mengobati, tetapi harus secara aktif membina masyarakat agar tidak sampai sakit. Puskesmas membina masyarakat di wilayah kerjanya dengan peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan tindakan pemulihan kesehatan. Sebagai landasan untuk mencapai terpenuhinya faktor kesehatan dalam kehidupan masyarakat, maka di prioritaskan Panca Program. Panca program tersebut meliputi kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, peningkatan gizi, dan penanggulangan diare.

Vaksinasi RutinAnak-anak yang belum pernah menderita cacar air harus mendapat 2 dosis vaksinasi cacar air pada usia :Dosis pertama : 12-15 bulanDosis ke 2 : 4-6 tahun (bisa diberikan lebih cepat, jika jaraknya minimal 3 bulan setelah dosis pertama)Mereka yang berusia 13 tahun ke atas (yang belum pernah menderita cacar air atau mendapat vaksinasi cacar air) harus mendapat dua dosis minimal dalam jarak waktu 28 hari.

Efek samping yang umum dari Vaksin Cacar Air : Sedikit demam Sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan Benjolan kecil sementara di tempat suntikanEfek samping yang jarang : Sekitar 2 sampai 5 bintik cacar air mungkin timbul di tempat suntikan dan adakalanya di bagian tubuh yang lain antara lima sampai 26 hari setelah vaksinasi.Dalam hal ini, timbulnya ruam setelah vaksin cacar air menunjukkan bahwa orang tersebut harus menjauhi dari orang yang mengalami imunosupresi selama jangka waktu ruam. Cacar air yang tidak parah mungkin terjadi satu tahun atau lebih lama kemudian setelah vaksinasi, karena vaksin ini tidak efektif sepenuhnya bagi setiap orang. Efek samping yang amat jarang : Reaksi alergi parahJika reaksi ringan terjadi, mungkin selama 1 atau 2 hari. Efek samping dapat dikurangi dengan :

Minum lebih banyak air Tidak berpakaian terlalu hangat Meletakkan kain dingin yang basah pada tempat suntikan yang sakit Memberikan parasetamol kepada anak untuk mengurangi rasa tidak enak

Nomor 33. Jelaskan tentang aspek klinis dari penyakit Varicella!VARISELAPENYEBABInfeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa.GEJALA KLINISMasa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21 hari. Gejala klinis mulai gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malaise dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erusi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Semantara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional. Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.Komplikasi pada anak-anak umurnya jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa, berupa ensefalitis, pneumonia, glumerulonefritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis, artritis, dan kelainan darah (beberapa macam purpura).Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan kongenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela kongenital pada neonatus.DIAGNOSISDapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak.PENGOBATANPengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativa. Lokal diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti gatal (mentol, kamfora) untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika berupa salap dan oral. Dapat pula diberikan obat-obat antivirus. V.Z.I.G. (varicella zoster immunoglobuline) dapat mencegah atau meringankan varisela, diberikan intramuskular dalam 4 hari setelah terpajan.

VAKSINASIVaksin varisela berasal dari galur yang telah dilemahkan. Angka serokonversi mencapai 97%-99%. Diberikan pada yang berumur 12 bulan atau lebih. Lama proteksi belum diketahui pasti, meskipun demikian vaksinasi ulangan dapat diberikan setalah 4-6 tahun.Pemberian secara subkutan, 0,5 ml pada yang berusia 12 bulan sampai 12 tahun. Pada usia di atas 12 tahun juga diberikan 0,5 ml, setelah 4-8 minggu diulangi dengan dosis yang sama.Bila terpajan baru kurang dari 3 hari perlindungan vaksin yang diberikan masih terjadi. Sedangkan antibodi yang cukup sudah timbul antara 3-6 hari setelah vaksinasi.CARA PENULARANTersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak, terutama anak-anak, tetapi dapat juga menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularannya lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.Herpes Zoster

DefinisiHerpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zosteryang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.Sinonim : dampa, cacar ular.EpidemiologiPenyebarannya sama seperti varisela. Penyakit ini, seperti yang diterangkan dalam definisi, merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah penderita mendapat varisela.Kadang-kadang varisela ini berlangsung subklinis.Tetapi ada pendapat yang menyatakan kemungkinan transmisi virus secara aerogen dari pasien yang sedang menderita varisela atau herpes zoster.

Gejala KlinisDaerah yang paling sering terkena adalah taerah torakal, walaupun daerah-daerah lain tidak jarang. Frekuensi penyakit ini pada pria dan wanita sama, sedangkan mengenai umur lebih sering pada orang dewasa.Sebelum timbul gejala kulit terdapat, gejala prodromal baik sistemik (demam,pusing,malaise), maupun gejala prodromal lokal (nyeri otot-tulang,gatal,pegal dan sebagainya). Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih , kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul dan krusta. Kadang-kadang vesikel mengandung darah dan disebut sebagai herpes zoster hemoragik.Dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks.Masa tunasnya 7-12 hari.Masa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi baru yang tetap timbul berlangsung kira-kira seminggu, sedangkan masa resolusi berlangsung kira-kira 1-2 minggu.Di samping gejala kulit dapat juga dijumpaipembesaran kelenjar getah beningregional.Lokalisasi penyakit ini adalah unilateral dan bersifat dermatomal sesuai dengan tempat persarafan.Pada susunan sarf tepi jarang timbul kelainan motorik, tetapi pada susunan saraf pusat kelainan ini lebih sering karena struktur ganglion kranialis memungkinkan hal tersebut.Hiperestesi pada daerah yang terkena memberi gejala yang khas.Kelaianan pada muka sering disebabkan oleh karena gangguan pada nervus trigeminus (dengan ganglion gaseri) atau nervus fasialis dan otikus (dari ganglion genikulatum).

Herpes zoster oftalmikus disebabkan oleh infeksi cabang pertama nervus trigeminus, sehingga menimbulkan kelainan pada mata, di samping itu juga cabang kedua dan ketiga menyebabkan kelainan kulit pada daerah persarafannya. Sindrom Ramsay Hunt diakibatkan oleh gangguan gangguan nervus fasialis dan otikus, sehingga memberikan gejala paralisis otot muka (paralisis bell), kelainan kulit yang sesuai dengan tingkat persarafan, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea, juga terdapat gangguan pengecapan. Herpes zoster abortif, artinya penyakit ini berlangsung dalam waktu yang singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa beberapa vesikel dan eritem. Pada Herpes zoster generalisata kelainan kulitnya unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit yang menyebar secara generalisata berupa vesikel yang solitary da nada umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua atau pada orang yang kondisi fisiknya lemah, misalnya pada penderita limfoma malignum.Neuralgia pascaherpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh. Nyeri ini dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan bertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari.Kecendrungan ini dijumpai pada orang yang mendapat herpes zoster di atas usia 40 tahun.Pembantu DiagnosisPada pemeriksaan percoban Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti banyak.

PengobatanTerapi sistemik umumnya bersifat simtomatik, untuk nyerinya diberikan analgetik.Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik.Indikasi obat antiviral ialah herpes zoster oftalmikus dan pasien dengan defisiensi imunitas mengingat komplikasinya.Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir.Obat yang lebih baru ialah famsiklovir dan pensiklovir yang mempunyai waktu paruh eliminasi yang lebih lama sehingga cukup diberikan 3 x 250mg sehari. Obat-obat tersebut diberikan dalam dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul.Dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5 x 800 mg sehari dan biasanya diberikan 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3 x 1000 mg sehari karena konsentrasi dalam plasma lebih tinggi. Jika lesi baru masih tetap timul obat-obat tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari sejak lesi baru tidak timbul lagi.Isoprinosin sebagai imunostimulator tidak berguna karena awitan kerjanya baru setelah 2-8 minggu, sedangkan masa aktif penyakit kira-kira hanya seminggu.Untuk neuralgia pascaherpetik belum ada obat pilihan, dapat dicoba dengan akupuntur.Menurut FDA, obat pertama yang dapat digunakan untuk nyeri neuropatik pada neuropati perifer diabetic dan neuralgia pascaherpetik ialah pregabalin. Obat tersebut lebih baik daripada obat gaba yang analog ialah gabapentin, karena efek sampingnya lebih sedikit, lebih poten (2-4 kali), kerjanya lebih cepat, serta pengaturan dosisnya lebih sederhana. Dosis awalnya ialah 2 x 75 mg sehari, setelah 3-7 hari bila responnya kurang dapat dinaikkan menjadi 2 x 150 mg sehari. Dosis maksimumnya 600mg sehari.Efek sampingnya ringan berupa dizziness dan somnolen yang akan menghilang sendiri, jadi obat tidak perlu dihentikan.Obat lainyang dapat digunakan ialah anti-depresi trisiklik (misalnya nortriptilin dan amitriptilin yang akan menghilangkan rasa nyeri pada 44-67% kasus.Efek sampingnya antara lain gangguan jantung, sedasi, dan hipotensi. Dosis awal amitriptilin ialah 75 mg sehari, kemudia ditinggikan sampai timbul efek terapeutik, biasanya antara 150-300 mg sehari. Dosis nitriptilin ialah 50-150 mg sehari.Nyeri neuralgia pasca herpetik (derajat nyeri dan lamanya) bersifat individual.Nyeri tersebut dapat hilang spontan, meskipun ada yang sampai bertahun-tahun.Indikasi pemberian kortikosteroid ialah untuk sindrom Ramsay Hun.Pemberian harus sedini-dininya untu mencegah terjadinya paralisis.Yang biasa diberikan ialah prednisone dengan dosis 3 x 20 mg sehari, setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Dengan dosis prednisone setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan obat antiviral. Dikatakan kegunaannya untuk mencegah fibrosis ganglion.Pengobatan topical bergantung pada stadiumnya.Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder.Bila erosive diberikan kompres terbuka.Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.

H.KomplikasiNeuralgia pascaherpetik dapat timbul pada umur di atas 40 tahun, presentasenya 10-15%.Makin tua penderita makin tinggi presentasenya.

Pada penderita tanpa disertai defisiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi.Sebaliknya pada yang disertai defisiensi imunitas, infeksi H.I.V., keganasan, atau berusia lanjut dapat disertai komplikasi.Vesikel sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik.Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi berbagai komplikasi, diantaranya ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, dan neuritis optik.Paralisis motoric terdapat pada 1-5% kasus, yang terjadi akibat penjalaran virus secara per kontinuatum dari ganglion sensorik ke sistem saraf yang berdekatan.Paralisis biasanya timbul dalam 2 minggu sejak awitan munculnya lesi. Berbagai paralisis dapat terjadi, misalnya di muka, diafragma, batang tubuh,ekstremitas, vesika urinaria, dan anus. Umumnya akan sembuh spontan.Infeksi juga dapat menjalar ke alat dalam, misalnya paru, hepar, dan otak.H. PrognosisUmumnya baik, pada herpes zoster oftalmikus prognosis bergantung pada tindakan perawatan sejak dini.

Nomor 44. Bagaimana untuk melakukan koordinasi dengan melibatkan peran serta masyarakat?Strategi pencegahan penyakitDalam usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat kesehatan individu dan masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha rehabilitasi lingkungan.a) Sasaran yang bersifat umum yang ditujukan kepada individu maupun organisasi masyarakatb) Usaha pencegahan melalui pelaksanaan yang berencana dan terprogram (bersifat wajib maupun sukarela)c) Usaha yang diarahkan pada peningkatan standar hidup dan lingkungan pemukimand) Usaha pencegahan dan penanggulangan keadaan luar biasaDalam menilai derajat kesehatan harus dipertimbangkan pula berbagai hal dalam masyarakat diluar bidang kesehatan seperti sistem produksi dan persediaan makanan, keadaan lapangan kerja, kehidupan sosial dan adat kebiasaan masyarakat setempat serta kebijakan pemerintah dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.Penanggulangan penyakit menularYang dimaksud dengan penanggulangan penyakit menular (kontrol) adalah upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat tersebut.1. Sasaran langsung pada sumber penularan pejamua. Sumber penularan adalah binatangBila sumber penularan terdapat pada binatang peliharaan (domestik) maka upaya mengatasi penularan dengan sasaran sumber penularan lebih mudah dilakukan dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan pemeriksaan berkala)Tetapi bila sumber penyakit dijumpai pada binatang liar disamping binatang peliharaan, maka keadaannya akan lebih sulit. Penanganan penyakit rabies umpamanya akan lebih mudah pada daerah perkotaan dengan hampir seluruh anjing yang ada merupakan anjing peliharaan. Sedangkan penanganan penyakit ini didaerah pedesaan di mana selain anjing juga ada binatang liar yang dapat tertular, akan usaha penanggulangann seperti tersebut diatas lebih sulit dilaksanakan. Dalam keadaan yang demikian ini maka usaha penanggulangan dilakukan dengan kombinasi cara lain, dengan kerja sama instansi yang terkait.b. Sumber penularan adalah manusiaApabila sumber penularan adalah mausia, maka cara pendekatannya sangat berbeda mengingat bahwa dalam keadaan ini tidak mungkin dilakukan pemusnahan sumber. Sasaran penanggulangan penyakit pada sumber penularan dapat dilakukan dengan isolasi dan karantina, pengobatan dalam berbagai bentuk umpamanya menghilangkan unsur penyebab (mikro-organisme) atau menghilangkan fokus infeksi yang ada pada sumber (bedah saluran empedu atau cholecystectomy) pada carrier typhoid menahun)2. Sasaran ditujukan pada cara penularanUpaya pencegahan penularan melalui kontak langsung biasanya dititikberatkan pada penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan bersama-sama dengan usaha menghilangkan sumber penularan.Usaha pencegahan ini sangat erat hubungannya dengan pola dan kebiasaan hidup sehari-hari, sistem sosial dan perilaku sehat anggota masyarakat.3. Sasaran ditujukan pada pejamu potensiala. Peningkatan kekebalan khusus (imunitas)Pemberian imunisasi aktif untuk perlindungan terhadap penyakit merupakan bagian terpenting dalam program kegiatan kesehatan masyarakat.Dan pemberian imunisasi dasar sebagai bagian dari program pembangunan kesehatan ternyata cukup berhasil dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan serta menurunkan angka kematian bayi dan balita.b. Peningkatan kekebalan umum (resistensi)Berbagai usaha lainnya dalam meningkatkan daya tahan pejamu terhadap penyakit infeksi telah diprogramkan secara luas seperti perbaikan gizi keluarga, peningkatan gizi balita melalui program kartu menuju sehat (KMS), peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta pelayanan kesehatan terpadu untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara umum dalam usaha menangkal berbagai ancaman penyakit infeksi

Nomor 55. Bagaimana strategi pendidikan atau promosi kesehatan untuk mengurangi angka kejadian penyakit Varicella?STRATEGI GLOBAL (GLOBAL STRATEGY-WHO, 1984)strategisasarankegiatanOutput

AdvocationDecision and Policy Makers Lobying, Pembicaraan formal & non formal, Penyajian isu-isu kesehatan, seminar dll UU Peraturan Instruksi yg positif mengenai kesehatan

Social supportTOMA Formal & Informal Pelatihan Lokakarya PenyuluhanMendapatkan dukungan TOMA

Community empowermentMasyarakat umum Pengorganisasi dan Pengembangan Masyarakat (PPM), Penyuluhan kesehatanMasyarakat mampu memelihara & Meningkatkan kesehatannya

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN(OTTAWA CHARTER, 1986)StrategisasaranOutput

Health public policy(kebijakan publik berwawasan kesehatan)Decision and policy makersPembangunan berwawasan kesehatan

Supportive envire (lingkungan yg mendukung)

- Pemimpin ORMAS- Pengelola TTU (Public Places)

Lingkungan (fisik dan non fisik) yang kondusif terhadap kesehatan

Reorient Health Service (reorientasi pelayanan kesehatan) LSM Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Personal Skill (Keterampilan Individu)IndividuSetiap individu mempunyai kemampuan untuk memeliharan & meningkatkan kesehatannya

Community Action (Gerakan Masyarakat)Masyarakat

Gerakan masyarakat untuk mewujudkan derajat kesehatannya

6.

Nomor 66. Jelaskan definisi dari Wabah, definisi dari Kejadian Luar Biasa (KLB), perbedaan antara wabah dan kejadian luar biasa dan apakah kasus dalam skenario termasuk kejadian luar biasa atau wabah?WabahWabah adalah keadaan berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat, yg jumlah penderitanya meningkat secara nyata, melebihi keadaan yang lazim, pada waktu dan daerah tertentu, serta dapat menimbulkan malapetaka. (UU RI No 4 Tahun 1984)Klasifikasi Wabah Wabah yang berasal dari satu sumber = Point Source Epidemic /Common Source Epidemic Wabah yang menular dari orang ke orang = Propagated Source Epidemic /Contagious Disease Epidemic.

POINT SOURCE EPIDEMIC Ditularkan oleh suatu perantara (makanan) Korban yang terjadi banyak Masa inkubasi pendek Timbulnya penyakit cepat Lenyapnya penyakit dalam waktu singkat Episode peny. merupakan peristiwa tunggal Misalnya : Keracunan Makanan

PROPAGATED SOURCE EPIDEMIC Ditularkan oleh manusia / hewan reservoir melalui kontak langsung / tidak langsung Masa inkubasi panjang Timbulnya gejala pelahan Peningkatan kasus penyakit lambat Lenyapnya penyakit dalam waktu lama Episode penyakit bersifat majemuk Misalnya : wabah penyakit menular

SYARAT PENYAKIT MENULAR Ada agen penyakit Ada pejamu yang rentan Ada hewan reservoir Ada cara penularan penyakit kepada pejamu yang baruKEJADIAN LUAR BIASA = KLBadalah timbul atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis di suatu daerah dalam kurun waktu tertentuWABAH DAN KLB WABAH hanya untuk penyakit menular, ditetap kan oleh Menteri Kesehatan KLB bisa juga untuk : Penyakit tidak menular Kejadian bencana alam yang disertai wabah

Nomor 77. Bagaimana cara menggerakan potensi masyarakat untuk revitalisasi posyandu dalam mencapai kecamatan sehat?Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang secara keseluruhan perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan dalam sistem ketahanan nasional antara lain disebutkan bahwa sebagai tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai alah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.Dengan dicanangkannya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan manusia Indonesia seutuhnya, maka diperlukan berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas anak. Hal ini karena keberhasilan Keluarga Berencana tentu akan sia-sia kalau jumlah anak yang kita anjurkan dua orang saja, tidak mempunyai kualitas yang baik. Sebab anak merupakan generasi penerus suatu bangsa, dimana kalau anak-anak sehat maka bangsapun akan kuat dan sejahtera. Oleh karena itu, kita semua menaruh harapan agar anak-anak dapat tumbuh dan kembang dengan sebaik-baiknya, sehingga nantinya menjadi orang dewasa yang sehat fisik, mental dan social ( Soetjinings Generasi penerus bangsa kuat dan berkulitas dapat diwujudkan melalui upaya-upaya yang terarah, sehingga dapat dihasilkan anak-anak sehat yang merupakan modal dasar untuk pembentukan generasi yang diharapkan. Tetapi kenyataannya pada masa sekarang ini masalah yang dihadapi adalah masih tingginya angka kematian anak ( Depkes RI, 1999 ). Anak balita sangat rentan terhadap masalah-masalah kesehatan, oleh karena itu orang tua (keluarga) sangat diharapkan untuk memberikan hak-hak anaknya diantaranya adalah mendapatkan kasih sayang, gizi yang cukup dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai ( Depkes RI, 1999 ).Krisis ekonomi telah melemahkan aktivitas posyandu sekaligus meningkatkan kasus gizi buruk terutama di daerah miskin karena masyarakat/ kader/ relawannya kekurangan sumber daya guna melaksanakan kegiatan posyandu. untuk mengatasinya perlu segera dilakukan revitalisasi posyandu, yaitu upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibudan anak. Secara menyeluruh, revitalisasi posyandu tertuang dalam Surat Edaran Mendagri Nomor : 411.3/536/SJ tanggal 3 Maret 1999 beserta petunjuk pelaksanaannya. Sumber dana revitalisasi posyandu tersedia diberbagai sector (Azwar, 1999).Sejak terjadi krisis ekonomi, kegiatan posyandu juga ikut menurun, maka perlu dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain pendidikan, pekerjaan, dan penolong persalinan. Persalinan yang ditolong oleh dukun sebagian besar ibu-ibu balita jarang mau membawa bayi atau balitanya ke posyandu, apalagi ditambah dengan pendidikan ibu yangrendah sehingga mereka sulit menerima informasi tentang kesehatan ( Poerdji, 2002 ). Selain itu juga, pengetahuan ibu, kegiatan posyandu, status gizi balita, sikap ibu dan jarak Posyandu merupaka factor factor yang mempengaruh tingkat kunjungan balita ke Posyandu ( Khotimah, 2009). Pada dasarnya kasus kurang gizi dapat segera dimonitor dan diketahui secara dini melalui kegiatan posyandu, karena posyandu merupakan ujung tombak bagi kegiatan pelayanan kesehatan, hal ini berartibila pelaksanaan kegiatan posyandu berjalan dengan baik, maka kasus gizi buruk iniakan dapat diatasi denga secepatnya, sehinggaAngka Kematian Bayi ( AKB ) bias diturunkan,karena salah satu penyebab Angka Kematian Bayi (AKB ) yang masih tinggi, dikarenakan tingginya status gizi yang buruk, salah satu tolak ukur kemakmuran suatu bangsa dilihat dari jumlah Angka Kematian Balita ( Soekirman, 1999/2000) Pemantauan perkembangan anak balita di posyandu bertujuan untuk mengetahui keadaankesehatan dan memantau gizinya melalui penimbangan berat badannya setiap bulan. Dari hasil penimbangan balita (posyandu) setiap bulannya maka akan banyak diperoleh informasi tentang pengelolaan pembinaan gizi dan kesehatan balita di setiap wilayah kerja posyandu (Depkes RI, 1999). Namun banyak factor yang mempengaruhi tingkat kunjungan balita ke poyandu, menurut Khotimah ( 2009 ) factor factor tersebut yaitu pendidikan Ibu, pekerjaan Ibu, pengetahuan Ibu, Sikap Ibu, kegiatan Posyandu, status gizi balita dan jarak Posyandu. Selain itu menurut Poerdji (2002), penolong persaliana juga dapat mempengaruhi tingkat kunjungan balita ke Posyandu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan perubahan hidup sehat (Depkes RI, 1999 ).

Nomor 88. Bagaimana cara menghitung attact rate, case fatality rate?Insidensi dan Angka Serangan (Attack Rate)Sebagian dari populasi terkadang berisiko menjadi sakit atau terpajan penyakit atau cedera selama periode waktu tertentu. Periode waktu yang terbatas sering kali dikaitkan dengan berkumpulnya sekelompok orang di satu lokasi untuk menghindari acara khusus, atau mungkin akibat pajanan di tempat kerja. Dengan demikian, rentang waktu KLB hanya berlangsung singkat dan terbatas ada kelompok orang tertentu. Jika hal ini terjadi, perhitungan insidensi menjadi lebih mudah. Insidensi dan risiko pajanan sering kali tetap sama walaupun periode waktunya dipersingkat atau agak lebih panjang. Periode waktu pajanan dan risiko yang terbatas dan kelompok masyarakat berisiko yang juga terbatas merupakan ciri unik angka serangan (attack rate). Angka serangan adalah angka insidensi kumulatif dan dipakai dalam epidemi. Istilah angka infeksi terkadang digunakan bersama-sama dengan angka serangan. Angka serangan menunjukkan insidensi orang sakit yang menampakkan tanda-tanda dan gejala penyakit dan juga mencakup kasus infeksi yang tidak tampak. Sebenarnya, suatu serangan tersusun dari jumlah orang yang sakit akibat penyakit tertentu dalam suatu periode waktu tertentu dan dalam kelompok tertentu.Rumus angka serangan (Attack Rate):

K: 100%Dalam skenario di dapatkan yang menderita penyakit varicella adalah laras, adiknya, dan ayahnya. Anak-anak disekitar rumahnya juga mengalami gejala seperti ini. Jumlah penduduk di desa tempat tinggal mereka terdapat 535 orang. Jadi dapat disimpulkan attack rate pada kasus ini.

Case Fatality Ratio (CFR)Untuk memperoleh gambaran tentang distribusi penyakit serta tingkat kematian penyakit tersebut yang terjadi di rumah sakit dapat digunakan perhitungan case fatality ratio. Case fatality ratio ialah perbandingan antara jumlah kematiankarena enyakit tertentu yang terjadi selama satu tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama. Rumusnya sebagai berikut.

Perhitungan dapat digunakan untuk mengetahui penyakit-penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikasikan menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.

Pada skenario ini tidak terdapat pasien yang meninggal jadi hasil dari Case Fatality Rate skenario ini 0.

Nomor 9Bagaimana implementasi rencana kerja dalam melakukan kerjasama dengan Puskesmas, RS.rujukan, lintas sektoral dan masyarakat?Dengan meningkatnya kasus penyakit maka data yang masuk akan mengalami perubahan dari perubahan atau peningkatan tersebut akan dilaporkan ke kepala desa, dari kepala desa akan di laporkan lagi kasus tersebut kepada kepala dinas kesehatan. Lalu setelah diterimanya laporan tersebut akan dilakukan penelitian wabah pada pengungsian, lalu akan dilakukan beberapa upaya penanggulangan wabah pada pengungsian.Laporan yang dikirim ke kepala Desa juga dibuat tembusan langsung ke Rumah Sakit Pemerintah setempat dan Dinas Kesehatan. Setelah selesai dibuatlah hasil dari penelitian wabah tersebut dan dibuat surat permohonan untuk melakukan vaksinasi cacar air dan program penyuluhan sebagai tindakan pencegahan.

Nomor 109. Bagaimana hubungan penularan penyakit dengan kepadatan penduduk?Kepadatan penduduk memberi potensi yang tinggi terhadap meningkatnya angka penyebaran suatu penyakit menular dalam suatu daerah. Di dukung dari bebagai faktor dan penyebaran suatu penyakit tersebut. contohnya kontak langsung, penyakit varicella yang penyebarannya adalah secara kontak langsung memungkinkan angka penyebaran penyakit dalam suatu daerah meluas secara cepat serta didukung dengan sebagian anak-anak yang memang belum mendapatkan vaksinasi varicella.

PENUTUPKESIMPULANWABAH hanya untuk penyakit menular, ditetapkan oleh Menteri Kesehatan KLB bisa juga untuk : Penyakit tidak menular Kejadian bencana alam yang disertai wabahPada skenario ini tidak terdapat pasien yang meninggal jadi hasil dari Case Fatality Rate skenario ini 0.

DAFTAR PUSTAKAhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab5-wabah.pdfSumber: Biro Perencanaan Departemen Kesehatan RI dan FakultasKesehatanMasyarakat UniversitasIndonesiahttp://www.uns.ac.id/datainformasi/buku/Microsoft%20Word%20-%20BUKU%20MANAJEMEN%20KESEHATAN%20REVISI%20_Dr.%20Endang%20Sutisna_.pdfhttp://penyakitdalam.wordpress.com/category/manual-pemberantasan-penyakit-menular/smallpox-cacar/Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dankelamin. Edisi III. Jakarta: FK UI, 1999Epidemiologi Suatu Pengantar (Thomas Timreck)Epidemiologi (Dr. Eko Dudiarto, Dr. Dewi Anggraeni)