pleno ikgd 2

20
MAKALAH PLENO PEMBUATAN MAHKOTA LOGAM TUANG. DISUSUN OLEH KELOMPOK VII 1. KURNIAWATI SUGITO J11114007 2. ANDI BASO AMIR J1114020 3. ST. SHAKIRA WIJA RELIGIA J1114021 4. MICHAEL CRISTHIAN J11114034 5. DIAN SAFITRI MUSYTARI J11114035 6. MARDIANA J11114048 7. MUTIARANISA SAFITRI J11114049 8. SATRIANI LAMMA J11114312 9. MUHAMMAD RIFQI ARDIANSYAH J11114313 10. STEVEN GUNAWAN J11114326 11. NURAINI J11114329 12. ULFA KHAERANI G. J11114508 13. ANNISA NABILA F. J11114509

description

restorasi mahkota gigitiruan akrilik, porselen dan loga. pembuata mahkota logam tuang

Transcript of pleno ikgd 2

MAKALAH PLENOPEMBUATAN MAHKOTA LOGAM TUANG.

DISUSUN OLEH KELOMPOK VII

1. KURNIAWATI SUGITO J111140072. ANDI BASO AMIR J11140203. ST. SHAKIRA WIJA RELIGIA J11140214. MICHAEL CRISTHIAN J111140345. DIAN SAFITRI MUSYTARI J111140356. MARDIANA J111140487. MUTIARANISA SAFITRI J111140498. SATRIANI LAMMA J111143129. MUHAMMAD RIFQI ARDIANSYAH J1111431310. STEVEN GUNAWAN J1111432611. NURAINI J1111432912. ULFA KHAERANI G.J1111450813. ANNISA NABILA F. J1111450914. PUTRI KHAERUNNISAJ1111450615. FIRDIANSYAH RASYID J1111450716. RAMLAHWATI ARSYAD J11113523

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta bantuan dari berbagai pihak sehingga penyusunan makalah Blok VI Ilmu Kedokteran Gigi Dasar 2 Modul II Pembuatan Mahkota Logam Tuang ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Ilmu Kedokteran Gigi Dasar I Blok VI modul II dengan judul Pembuatan Mahkota Logam Tuang di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, kiranya sulit bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karenanya pada kesempatan ini tanpa bermaksud mengabaikan jasa dan budi baik semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam proses dan penyelesaian makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :1. Dokter tutorial yang telah memberikan arahan selama pelaksanaan tutorial ini.2. Orang tua tim penyusun yang senantiasa menyalurkan semangat dan kasih sayang yang tiada henti kepada penyusun.3. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2014, yang telah mendukung kami dalam proses tutorial maupun dalam pembuatan makalah ini.Pada akhirnya, kami sadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga dapat menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masyarakat dan kita semua sebagai bibit-bibit generasi penerus bangsa.

Makassar, 27 Maret 2015

Tim PenyusunBAB IPendahuluanLatar Belakang Salah satu bahan kedokteran gigi yang sering digunakan adalah logam. Logam memiliki jenis yang bermacam - macam. Baik yang digunakan di laboratorium maupun di klinik. Khusus untuk logam yang dipakai secara klinis yang langsung berhubungan dengan tubuh manusia, maka operator dituntut untuk mengetahui sifat logam tersebut baik fisik maupun mekanis, sehingga dapat mengetahui pengaruhnya terhadap jaringan tubuh Logam pada umumnya bersifat keras, mengkilap, pada temperatur ruang umumnya berupa padatan, padat atau berat, penghantar panas dan listrik yang baik, opaqe ( tidak tembus sinar), elektropositif, memiliki titik didih dan titik lebur yang tinggi.Dalam praktikum pre-klinik logam ini setiap mahasiswa dituntut agar dapat membuat logam dengan hasil maksimal, yang berupa model logam dengan permukaan halus dan mengkilap, tidak porus dan sesuai dengan ukuran. Hal ini juga dimaksudkan supaya mahasiswa memiliki pengalaman dalam bidang tersebut. Sehingga dapat mengetahui sifatsifat dari logam tersebut khususnya sifat fisik. Dan juga diharapkan agar mahasiswa menge-tahui proses pembuatan logam sehingga dapat memperlancar mahasiswa dalam menempuh program klinik di masa yang akan datang ataupun saat ditugaskan di daerah pelosok bila menjadi dokter gigi nantinya.TUJUAN :1. Untuk mengetahui Jenis logam yang digunakan dalam pembuatan mahkota tuang dan karakteristiknya2. Untuk mengetahui tentang Restorsi dan preparasi3. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam penuangan4. Untuk mengetahui prosedur pembuatan mahkota porselen dan mahkota logam tuang5. Mengetahui tentang pembuatan model rahang bawah dan rahang atas6. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari bahan akrilik porselen dan logam

BAB II PEMBAHASAN Membuat Model RahangUntuk mendapatkan model rahang yang baik pertama-tama kita lakukan :1.Membuat cetakan rahang atau model negativeCetakan rahang adalah bentuk negative dari seluruh jaringan pendukung geligi tiruan. Setelah dicor maka akan didapatkan bentuk positif dari rahang yang lazim disebut model rahang. 2.Membuat Model KerjaSebaiknya sebelum dicor dengan stone / gips dibuat dinding dari lembaran malam sekeliling cetakan untukmengamankan bentuk tepi cetakan yang disebutboxing.maksud dariboxingialah agar bentuk / batas tepi tetap dipertahankan. Adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :1.Adukdental stoneyang dicampurkan dengan air (pada beberapa referensi disebutkan perbandingan bubuk dan air 3 :1, dan beberapa juga menyebutkan 4 : 1)2.Aplikasikanstoneke dalam cetakan sambil digetar-getarkan. Karena bagian alginate yang tidak tertopang sangat mudah terdistorsi, maka getaran yang digunakan untukmenempatakan cetakan pada massastoneharus dilakukan dengan hati-hati.3.Biarkanstonemengeras selama 1 jam, selama rentang waktu tersebut cetakan hasil ditutupi dengan kapas basah. Cetakan jangan dibiarkan tetap pada model lebih dari 1 jam.4.Rendam model dan hasil cetakan dalam air panas selama 5-6 menit untuk melunakkan bahan cetak, agar model kerja dan bahan cetak terpisah.5.Model dirapikan, lakukan hal ini dengan hati-hati agar batas sulkus labiobukal tidak hilang.6.Seyogyanya model digunakan setelah 24 jam karena pada saat itustonetelah mengeras sepenuhnya

LOGAM.Logam disebut sebagai unsur elektropositif yang memberi ion positif dalam larutan. Dari lebih 100 elemen dalam tabel periodic, sebanyak 68 adalah logam, 8 menyerupai logam (metalloid) dalam berbagai aspek (misal silicon, arsenik dan boron) dan sisa lainnya berupa non logam. Logam murni sangat jarang dipergunakan di kedokteran gigi. Pada umumnya logam murni terlalu lunak dan terlalu liat untuk dipergunakan dalam pemakaian di kedokteran gigi. Kegunaan unsur logam murni cukup terbatas. Logam murni cenderung lunak dan seperti besi, kebanyakan logam tersebut cenderung mudah terkorosi. Untungnya unsur logam tersebut mempertahankan sifat logamnya meskipun saat bahan tersebut tidak murni dan dapat mentoleransi penambahan unsur lain baik dalam kondisi padat maupun cair. Adapun jenis ogam yang sering digunakan dalam mahkota tuang adalah gold alloy, berikut penjelasannyaLOGAM (ALLOY) Alloy adalah paduan dari dua atau lebih elemen logamBahan yang dapat dimanipulasi, bersifat bersifat keras, mengkilap, pada temperatur ruang berbentuk padatan, berat, ductility, dan memiliki titik lebur yang tinggi Alloy yang digunakan untuk restorasi mahkota tuang: GOLD ALLOYKandungan nobel metal (Au, Ag, Pt, Pd) tidak kurang dr 75% CASTING Pengecoran logam campur gigi ( dental alloy ) dalam rangka pembuatan restorasi gigi dari logam yang bertujuan membuat duplikat/tiruan logam dari struktur gigi yang sudah hilang secara akurat . Casting menggunakan 2 logam Cu alloy. Logam campur dicairkan dengan semburan api dalam crucible yang terpisah. Kemudian dituang ke dalam mould dengan gaya centrifugal. Setelah bumbung tuang telah mencapai suhu normal, lalu logam dikeluarkan dengan cara membongkar bahan tanam. Hasil logam dicuci dan dibersihkan sampai sisa bahan tanam tidak ada. Setelah pencucian, terlihat adanya bitik-bintik tidak teratur pada logam (logam masih kasar) dan tidak sesuai dengan ukuran semula. Bitik-bintik ini disebabkan oleh beberapa hal terutama kesalahan dalam penuangan. Terjadinya oksidasi pada logam sebelum penuangan dapat menyebabkan permukaan logam menjadi kasar. Adapun oksidasi ini dapat disebabkan beberapa hal yaitu penggunaan api yang bukan berwarna biru atau kehijauan atau logam yang terlalu lama dipanaskan sehingga terjadi over heating.Tahap-tahap castingTahap-tahap yang dilalui : Model kerja Pembuatan model malam restorasi Pemasangan sprue dan crucible former Penanaman model pada bumbung tuang Pemanasan bumbung tuang dan bahan tanam Penuangan / pengecoran / casting Penghalusan dan pemolesan

PENUANGAN (CASTING) Penuangan ini meliputi pekerjaan mencairkan logam dan membentuknya di dalam cetakan. Misalnya: besi, kuningan, alumunium, dll. Penuangan dapat dilakukan ke dalam cetakan yang terbuat dari pasir dan tanah liat. Cetakan dari tanah liat dan pasir ini akan rusak setiap kali setelah pemakaian. Die Casting mempergunakan cetakan permanen dari logam. Logam / Alloy dicairkan kemudian dituangkan ke cetakan Cetakan bisa terbuat dari tanah liat atau pasir Cetakan ini hanya untuk sekali pakai (karena cetakan ini rusak setelah pemakaian) Bentuk cetakan yang lain : Die-casting (cetakan permanen terbuat dari logam) Dalam kedokteran gigi sering digunakan MALAM sebagai cetakan METODE UMUM PENUANGAN Contoh penuangan inlay dengan bahan alloy emas Ukuran tangkai harus tepat sesuai ukuran tuangan Inlay yang sangat kecil butuh diameter tangkai 1,3 mm Untuk inlay pada umumnya dipergunakan tangkai d = 2 mm Untuk mahkota yang sangat besar dipergunakan tangkai d = 2,6 mmPROSES SELANJUTNYA Setelah tangkai dan pembentuk corong dikeluarkan, maka bahan pendam dipanaskan di tungku untuk membakar malam dan mengekspansi cetakan. Alloy dicairkan dengan api gas, alloy cair ditekan masuk ke dalam cetakan.BEBERAPA KESALAHAN PADA PROSES PENUANGAN 1. Ukuran dimensi tuangan tidak seperti cetakan2. Permukaan kasar dan adanya sayap pd tuangan3. Adanya porositas 1. Kesalahan ukuran dimensi tuangan MASALAHPENYEBABSOLUSI

Tuangan terlalu besar Ekspansi cetakan terlalu besar Gunakan suhu yg benarGunakan tipe bahan pendam yg benar

Tuangan terlalu kecil

Ekspansi cetakan terlalu kecil

Panaskan bumbung tuang dg cukup

Tuangan berubah bentuk

Pola malam berubah bentuk

Penanganan malam dengan benar

Hasil penuangan yang tidak lengkap dapat terjadi karena: Bahan alloy yang digunakan tidak cukup Alloy tidak dapat masuk ke dalam bagian cetakan yang tipis Cetakan terlalu dingin sehingga menimbulkan pemadatan prematur dari alloy Saluran terhalang oleh benda asing, misal bahan pendam atau sisa malam yang tidak terbakar Alloy belum mencair sempurna Gaya untuk menekan bahan masuk ke dalam cetakan terlalu kecil 2. Permukaan kasar dan adanya sayap pada tuangan MASALAHPENYEBABSOLUSI

Permukaan kasar 1.Bahan pendam pecah2.Gelembung udara pada pola malam3.Permukaan bahan pendam lunak Mencegah pemanasan berlebih bumbung tuang dan alloyPengisian yg benar dg menggunakan vakumMencegah penggunaan perbandingan air/bubuk terlalu tinggi

Sayap pada tuangan Retak pada bahan pendam Mencegah pemanasan bumbung tuang yang terlalu cepat

3. Porositas MASALAHPENYEBABSOLUSI

a. Bintik-bintik tdk teratur Kontraksi sewaktu pendinginan alloyPartikel bahan tanam turut serta Pergunakan diameter tangkai yang sesuaiPanaskan bumbung tuang pd tungku dengan posisi terbalik shg partikel bahan pendam jatuh keluar

b. Bintik yg sferis Turut sertanya gas dalam alloy cair Cegah pemanasan berlebih dan terlalu lama

c. Tepi tuangan membundar Tekanan balik, udara tdk dpt keluar dr cetakan Pergunakan gaya tekan yg cukup sewaktu menuangPergunakan bahan pendam dengan permeabilita syg cukupCegah sisa malam didalam cetakan

d. Porositas Terjadi arus turbulen pd alloy cair sewaktu masuk cetakan Letakkan tangkai pd posisi yang benar

Finishing merapikan model kasar logam menyesuaikan dengan ukuran semula, kemudian memoles model logam, pertama menggunakan arkansas stone sampai permukaan model terlihat halus lalu dilanjutkan dengan rubber warna merah dan terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah permukaan logam terlihat halus dan mengkilat, memotong sprue dengan menggunakan diamond disc kemudian merapikan dan memulas derah bekas potongan. Grinding Dihaluskan Potong bintil, sayap Polishing Dikilapkan RESTORASI MAHKOTAMahkota adalah restorasi yang menutupi seluruh bagian atas gigi. Mahkota biasa digunakan untuk gigi yang pecah, gigi yang tipis dan sensitif. Mahkota juga digunakan untuk meningkatkan tampilan gigi alami yang malformasi, malposisi atau diskolorisasi. Perawatan mahkota dapat menggantikan geligi yang tanggal, memberi dukungan pada geligi yang tersisa dan membantu mempertahankan kesehatan mulut yang optimal. Jenis-jenis restorasi mahkota : 1. Restorasi mahkota sebagian (Partial Coverage Crowns) mempunyai veneer logam yang menutupi tiga-perempat hingga empat-perlima mahkota klinis.2. Restorasi mahkota penuh (Full Coverage Crowns)a. Full Casted Crownsb. Full Veneer Crownsc. Restorasi mahkota jaket keramik (Porselen Fused to Metal)3. Restorasi mahkota pasak (Post Retained Crowns)Restorasi mahkota dibuat terpisah yang disemen pada inti. Inti merupakan perluasan koronal dari pasak dalam saluran akar.Sesuai dengan klasifikasinya, retensi pasak dan inti terbagi atas dua kategori, yaitu :

a. Pasak TuangPasak tuang merupakan hasil reproduksi saluran akar yang telah dipreparasi.b. Pasak Buatan PabrikRetensi pasak yang dibuat oleh pabrik. Desainnya sangat bervariasi, sehingga desain pasak jenis ini dapat dikembangkan.Mahkota tuang penuh (full casted crowns)Mahkota tuang penuh (full casted crown) adalah restorasi yang menyelubungi seluruh permukaan mahkota klinis gigi dan terbuat dari logam campur secara tuang. Indikasi : Sebagai restorasi tunggal / sebagai restorasi penyangga pada gigi jembatan. Pada gigi posterior yang tidak membutuhkan estetik. Gigi dengan karies servikal, dekalsifikasi, enamel hipoplasi / untuk memperbaiki fungsi kunyah. Kontraindikasi : 1. Sisa mahkota gigi tidak cukup untuk menerima beban daya kunyah terutama pada gigi dengan pulpa vital. 2. Bila restorasi untuk kepentingan estetik 3. Pada pasien yang memiliki OH buruk sehingga restorasi mudah korosi / tarnishPRINSIP PREPARASIUntuk memperoleh suatu desain preparasi yang baik, preparasi harus mengikuti 5 prinsip dasar yang saling berkaitan oleh karena kelimanya memiliki kepentingan utama yang sama. Prinsip dasar tersebut adalah:1. Pemeliharaan struktur gigi2. Bentuk retensi dan resistensi3. Daya tahan dari restorasi4. Integritas tepi restorasi5. Pemeliharaan jaringan periodonsiumPengambilan jaringan gigi yang terlalu banyak pada saat preparasi akan menghasilkan bentuk yang terlalu runcing atau terlalu pendek sehingga memberi akibat yang kurang baik terhadap retensi maupun resistensi dari restorasi, dan mencederai pulpa. Untuk maksud tersebut maka perlu penguasaan aspek anatomi gigi dalam preparasi gigi.Kekuatan dasar dari retensi adalah terletak pada dua permukaan aksial yang berlawanan, yang berimplikasi pada kelancipan atau taper-nya hasil preparasi. Ada 4 faktor yang harus diperhatikan pada waktu melakukan preparasi gigi yang mempengaruhi retensi, yaitu derajat kemiringan, luasnya daerah permukaan lapisan semen, daerah yang mengalami gesekan, dan kekasaran permukaan preparasi.1Permukaan preparasi hendaknya jangan terlalu halus dipoles karena daya adesi dari semen gigi tergantung terutama pada kekasaran permukaan yang akan bersatu dengannya. Makin kasar permukaan, daya adesi semen gigi dapat berfungsi makin baik

TEKNIK PREPARASI GIGIPreparasi Mahkota Tuang Penuh Persiapan untuk sebuah mahkota tuang penuh dimulai dengan pengurangan oklusal, sekitar 1,5 mm pada tonjol fungsional dan 1,0 mm pada tonjol non-fungsional. Dengan melakukan langkah pertama ini, panjang oklusogingival dari preparasi dapat ditentukan. Retensi yang potensial dari preparasi dapat kemudian diperhitungkan dan fitur tambahan dapat ditambahkan jika diperlukan. . Bahan Restorasi Gigitiruan MahkotaRestorasi gigitiruan cekat dapat dibuat dari berbagai macam bahan restorasi diantaranya akrilik, porselen dan logam. Dalam penggunaannya, bahan restorasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kesehatan jaringan periodontal, terutama dalam hubungannya dengan tepi preparasi subgingiva. Beberapa sifat bahan harus dipertimbangkan ketika bahan tersebut dipilih untuk digunakan secara klinis. Pertimbangan ini termasuk biokompatibilitas, sifat fisik dan kimia, karakteristik penanganan, estetik, dan segi ekonomis.AkrilikLebih dari 60% elemen gigitiruan di Amerika Serikat dibuat dari resin akrilik atau resin vinil akrilik. Seperti diduga, kebanyakan elemen gigitiruan resin memiliki basis dengan susunan linier poli (metil metakrilat). Resin poli (metil metakrilat) yang digunakan dalam pembuatan elemen gigitiruan adalah serupa dengan yang digunakan untuk pembuatan basis protesa. Namun besarnya ikatan silang dalam elemen gigitiruan adalah lebih besar dibandingkan dengan basis protesa yang terpolimerisasi. Peningkatan ini diperoleh dengan meningkatnya jumlah ikatan silang dalam cairan basis protesa, yaitu monomer. Polimer hasilnya menunjukkan peningkatan stabilitas dan sifat klinis yang disempurnakan.Resin akrilik dipakai sebagai basis gigitiruan oleh karena bahan ini memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik balk, mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensinya kecil.Poli(metil metakrilat) murni adalah tidak berwarna, transparan dan padat. Untuk mempermudah penggunaannya dalam kedokteran gigi, polimer diwarnai untuk mendapatkan warns dan derajat kebeningan. Warna serta sifat optik tetap stabil di bawah kondisi mulut yang normal dan sifat-sifat fisiknya telah terbukti sesuai untuk aplikasi kedokteran gigi. Satu keuntungan poli(metil metakrilat) sebagai bahan basis gigitiruan adalah relatif mudah pengerjaannya. Kurang kuat, mudah patah, tidak cukup tegar dan menyerap cairan mulut, merupakan beberapa kelemahan resin.PorselenAda beberapa kategori porselen gigi: porselen konvensional yang mengandung leucite, porselen yang diperkaya leucite, porselen ultra-low-fusing yang mungkin mengandung leueite, porselen-kaca, porselen inti khusus ( alumina, alumina yang diperkaya kaca, magnesia dan spinel ), dan Keunggulan dental porselen dibandingkan dengan bahan aklirik antara lain :101. Lebih keras dan lebih kuat pada ketebalan tertentu2. Mempunyai permukaan yang lebih mengkilap (bila proses glaze dilakukan dengan baik)3. Lebih tahan terhadap pengikisan / abrasi4. Warnanya lebih stabil selama pemakaian5. Tidak memberikan reaksi jaringanKekurangan yang utama adalah sifat kerapuhannya bila ketebalannya kurang penyusutan selama pembakaran. LogamBahan yang biasa digunakan untuk membuat gigitiruan adalah logam, akrilik dan porselen. Adapun logam yang biasa dipakai adalah aloi emas, aloi chromium cobalt, dan aloi chromium nikel. Ketiga bahan gigi tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan dan disesuaikan dengan ketersediaan biaya.11Logam dan aloi berperan penting dalam bidang kedokteran gigi. Material ini sering digunakan pada praktek kedokteran gigi, termasuk dental laboratorium, restorasi langsung dan tidak langsung serta alat yang digunakan untuk preparasi dan manipulasi gigi. Paduan logam dasar mempunyai kekuatan lebih baik dan lebih ekonomis dari segi biaya bila dibandingkan dengan paduan logam mulia terutama dalam pembuatan mahkota tiruan dan restorasi jembatan. Logam padu tuang tembaga (Cu aloi) dan logam padu tuang perak (Ag aloi) masih digunakan sebagai bahan restorasi karena cukup keras sehingga mampu menahan daya kunyah, dapat dipoles dengan baik, tidak rnenyebabkan efek samping dan mudah pengelolaannya. Ni-Cr aloi secara luas digunakan untuk mengganti mahalnya precious metal aloi dan dapat mencegah korosi. Dalam mendeteksi logam tuang untuk suatu restorasi perlu dipertimbangkan kekasaran permukaan hasil tuangan logam, sebab kadang permukaan dari hasil tuangan logarn, terutama pada daerah tertentu kasar dan tidak sesuai dengan cetakan. Kekasaran permukaan dari restorasi tuang bisa mempersulit dalam proses finishing atau polishing dan dapat memperlemah suatu restorasi tuang.

BAB IIIPENUTUPKESIMPULAN Bahan logam merupakan bahan yang mudah dimanupulasi dengan bentukan logam yang baik Logam pada umumnya bersifat keras, mengkilap, pada temperatur ruang berbentuk padatan, berat, ductility, dan memiliki titik lebur yang tinggi Tahap pembuatan logam yaitu pembuatan model logam, sprue, penanaman bahan pendam, preheating, casting, finishing dan polishing. Hasil model logam yang baik adalah permukaan halus dan mengkilat, tidak porus, dan sesuai ukuran.

DAFTAR PUSTAKAPhillips.Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi10thed, Jakarta. EGC, 2003: 563-74Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran gigi. 1sted, Medan. USU Press, 2011: 239-44.Gunadi, haryanto A. dkk. 2002. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan.Jilid II. Jakarta: Hipokrates Nallaswamy, deepak. 2008. Textbook Of proshtodontics. Jaypee Rosentiel, dkk . contemporary fixed proshtodontics.third edition.Neil, D.J, J.D walter. Geligi Tiruan Sebagian Lepasan . edisi 2. Jakarta: EGCSoratur, SH. 2011.Esential of Dental Material. jaype.