PLENO PEMICU 2.pptx

23
PLENO PEMICU 2 DEMAM BERDARAH Disusun oleh Kelompok 1

Transcript of PLENO PEMICU 2.pptx

Page 1: PLENO PEMICU 2.pptx

PLENO PEMICU 2DEMAM BERDARAH

Disusun olehKelompok 1

Page 2: PLENO PEMICU 2.pptx

PEMICUBadanku kok banyak bintik-bintik merah

Seorang pasien laki-laki berusia 20 th datang ke rs X dengan keluhan demam sudah 5 hari, nyeri kepala, nyeri di oerut bagian ulu hati, mual serta disertai muntah-muntah. Keluarga mengatakan pasien sehari muntah 4-5 kali dan setiap kali diberikan makanan pasien mual. Keluarga juga mengatakan suhu pasien sangat tinggi dan muka tampak kemerahan, terkadang disertai menggigil. Pasien tinggal didaerah endemik demam berdarah dan sedang musim hujan. Pemeriksaan fisik didapatkan data tanda-tanda vital tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi 86x/menit dengan pulsasi lemah dan cepat, suhu pasien 38,7 derajat celcius, dan frekuensi nafas 24x/menit. Pemeriksaan lain didapatkan pengisian kapiler >3 detik, kulit dingin dan lembab diperifer, pasien tampak gelisah, petekie +, uji touniquet +. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai leukosit 4,3000/mm3 (n 5-10 ribu mm3), nilai trombosit 85000 mm3 (n 150-440 ribu/mm3), nilai hematokrit 68% (n 35-47%), nilai elektrolit darah Na 131 mmol/L (135-145mmol/L), kalium 3,23 mmol/L (3,5-5,5 mmol/L).

Page 3: PLENO PEMICU 2.pptx

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi dengan salah satu dari empat virus dengue. Virus tersebut dapat menyerang bayi, anak-anak dan orang dewasa. (WHO, 2013)

DBD adalah penyakit akut yang disebabkan oleh Virus DBD dan ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk (Aedes

aegypti atau Aedes albopictus) yang terinfeksi virus DBD. (Depkes RI, 2011)

Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Suradi, 2006).

Definisi

Page 4: PLENO PEMICU 2.pptx

Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam- ruam. Demam berdarah dengue/ dengue

hemorraghagic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS).

Page 5: PLENO PEMICU 2.pptx

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit

yang disebabkan oleh infeksi DEN-1, DEN-2, DEN-3 atau DEN-4

yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan

Aedes albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi virus

dengue dari penderita DBD lainnya.

Masa inkubasi penyakit DBD, yaitu periode sejak periode sejak

virus dengue menginfeksi manusia hingga menimbulkan

gejala klinis, antara 3-14 hari, rata-rata antara 4-7 hari.

ETIOLOGI

Page 6: PLENO PEMICU 2.pptx

Penyakit ini dikenal sebagai DBD, pertama dikenali di Filipina pada 1953. Gejala klinis yang muncul diketahui akibat infeksi virus DEN-2 dan DEN-4, yang berhasil diisolasi di filipina pada 1956. Dua tahun kemudia, keempat tipe virus berhasil diisolasi di thailand. Selang tiga dekade berikutnya, penyakit DBD ditemukan di kamboja, Myanmar, Singapura, Sri Lanka, Vietnam, dan beberapa wilayah di kepulauan pasifik (laporan WHO).

Di indonesia, penyakit DBD kali pertama dicurigai di Surabaya pada 1968. Kemudian, DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung dan Yogyakarta pada 1972. Epidemi pertama diluar jawa dilaporkan pada 1972 di Sumatra Barat dan Lampung, disusul oleh daerah Riau, Sulawesi Utara dan Bali pada 1973. Pada 1974 wabah DBD dilaporkan di Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Pada tahun 1994, DBD telah menyebar ke seluruh provinsi di indonesia

EPIDEMIOLOGI DHF

Page 7: PLENO PEMICU 2.pptx

Tanda Dan Gejala DHF

Demam : awalnya akut, cukup tinggi dan kontinue berlangsung sekitar 2-7 hari

Peteki, purpura ekimosis, gusi berdarah dan hematemesis atau melena

Trombositopenia (100.000 sel per mmᶾ atau kurang)

Adanya rembesan plasma karena peningkatan permeabilitas vaskular

Peningkatan hematokrit sama atau lebih dari 20%

Tanda rembesan plasma (efusi pleural, asites dan hipoproteinemia)

Nadi cepat dan lemah Tekanan nadi menyempit : hipotensi Kulit dingin dan lembab serta gelisah

Hipovolemia Pembesaran hati : hepatomegali Mual-muntah Penurunan nafsu makan Sakit perut, diare, menggigil, kejang dan

sakit kepala Syok

Page 8: PLENO PEMICU 2.pptx

PEMERIKSAAN DATA PENUNJANG Rumple leed

Hasil (+) menandai fragiitas kapiler darah meningkat

Pemeriksaan darah-Hitung trombositPada DBD umumnyaa terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8 (<100.000/ µL)-hitung leukosit-hitung hematokritPada DBD terjadi peningkatan Hematokrit > 20% nilai awal

Page 9: PLENO PEMICU 2.pptx

Imunoserologi IgM dan IgG- Dengue Sekunder: IgG(+), IgM(-)-Dengue Primer: IgG (-), IgM(+)-Dugaan Dengue Sekunder: IgG(+), IgM(-)-Non dengue/Primer awal: IgG(-), IgM(-)

Page 10: PLENO PEMICU 2.pptx

Derajat Keparahan DHF

Derajat I : Demam disertai dengan gejala kontitusional non-spesifik, satu-

satunya manifestasi perdarahan adalah tes tourniket (+) atau mudah memar.

Derajat II: perdarahan spontan selain manifestasi pasien pada derajat I,

biasanya pada bentuk perdarahan kulit atau perdarahan yang lain.

Derajat III: gagal sirkulasi dimanifestasikan dengan nadi cepat dan lemah serta

penyempitan tekanan nadi atau hipotensi, dengan adanya kulit dingin dan

lembab serta gelisah

Derajat IV: syok hebat dengan tekanan darah atau nadi yang tidak terdeteksi

Page 11: PLENO PEMICU 2.pptx

PENATALAKSANAAN Protokol 1. Penanganan Tersangka DBD Dewasa

Tanpa Syok. Dilakukan pemeriksaan Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), dan trombosit. - Hb, Ht, dan trombosit normal atau trombosit antara 100.000-150.000, pasien dapat dipulangkan - Hb, Ht normal tetapi trombosit < 100.000 dianjurkan untuk dirawat.- Hb, Ht meningkat dan trombosit normal atau turun juga dianjurkan untuk dirawat.

Protokol 2. Pemberian cairan pada tersangka DBD Dewasa di Ruang Rawat. Pasien yang tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan masif dan tanpa syok maka di ruang rawat diberikan cairan infus kristaloid

Page 12: PLENO PEMICU 2.pptx

Protokol 3. Penatalaksanaan DBD dengan Peningkatan Ht > 20%. Pemberian cairan adalah dengan memberikan infus cairan kristaloid sebanyak 6-7 ml/kg/jam

Protokol 4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa. Harus segera dilakukan dan pemeriksaan Hb, Ht, dan trombosit sebaiknya diulang setiap 4-6 jam

Protokol 5. Tatalaksana sindrom syok dengue pada dewasa. Penggantian cairan intravaskular yang hilang harus segera dilakukan.

Page 13: PLENO PEMICU 2.pptx

PENCEGAHANKegiatan ini meliputi: Pembersihan jentik

Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

LarvasidasiMenggunakan ikan (ikan kepala timah, cupang, sepat)

Pencegahan gigitan nyamukMenggunakan kelambuMenggunakan obat nyamuk (bakar, oles)Tidak melakukan kebiasaan berisiko (tidur siang, menggantung baju)Penyemprotan

Reff: Dr. Widoyono, MPH. (2008). Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberatasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga

Page 14: PLENO PEMICU 2.pptx

PATOFISIOLOGIProses timbulnya DBD Demam dengueSaat terinfeksi salah satu serotipe virus dengue pertama kalinya, biasanya akan kebal dengan serotipe tersebut seumur hidup. Serangan pertama akan menimbulkan demam dan mengalami trombositopenia dan akan kembali normal dalam waktu 1 minggu.

Page 15: PLENO PEMICU 2.pptx

Demam berdarah dengueDBD timbul akibat serangan kedua dari serotipe yang berbeda. Perbedaan DD dan DBD terletak pada peristiwa renjatan DBD karena disertai dengan kebocoran plasma.

Page 16: PLENO PEMICU 2.pptx

FASE DEMAMFase demam berdarah ada 3:1. Fase dengan tanda demam (2-7 hari)2. Fase kritis atau bocornya plasma (24-48

hari)3. Fase penyembuhan (2-7 hari)

Page 17: PLENO PEMICU 2.pptx
Page 18: PLENO PEMICU 2.pptx

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN1. Hiponatremia

Hiponatremia adalah suatu keadaan dengan kadar natriumm serum yang kurang dari 135 mEq/L (kadar natrium serum normal adalah 140 ± 5 mEq/L)

Disebabkan oleh dua mekanisme utama : retensi air atau kehilangn natrium

Hiponatremia menunjukkan bahwa kelebihan air yang relatif terhadap zat terlarut total mengencerkan cairan tubuh.

Osmolalitas plasma yang rendah menyebabkan perpindahan air masuk kedalam sel.

Page 19: PLENO PEMICU 2.pptx

2. Hipokalemia

Hipokalemia didefinisikan sebagai kadar kalium serum yang kurang dari 3,5 mEq/L. Hanya 2% dari K+ tubuh yang berada dalam ECF sehingga kdar K+ serum tidak selalu mencerminkan K+ tubuh total.

Page 20: PLENO PEMICU 2.pptx

Tanda-tanda dan gejala-gejala hipokalemia adalah mual dan muntah, aritmia, perut kembung dan otot yang lembek dan kendor.

Jika kalium serum berkadar normal rendah, maka perlu dianjurkan makan-makanan yang kaya akan kalium seperti sari buah-buahan, jeruk, buah kering, kacang-kacangan(selai kacang), dan sayur-sayuran, seperti kentang, brokoli, dan sayur-sayuran berdaun hijau.

Obat-obat tertentu menambah kehilangan kalium, seperti diuretic yang membuang kalium (hidroklorotiazid [HydroDiuril], furosemid [Lasix], asam etrakrinat [Edecrin]; dan preparat-preparat kortison.

Page 21: PLENO PEMICU 2.pptx

3. Hipovolemia

Didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh isotonic, disertai kehilangan air dan natrium dalam jumlah relative sama.

Kehilangan sekresi saluran cerna dalam jumlah yang bermakna dapat terjadi pada muntah yang berkepanjangan, penyedotan nasogastric, diare berat, fistula dan perdarahan. Konsentrasi natrium pada cairan ini tinggi, sehingga kehilangan cairan ini akan menyebabkan terjadinya kombinasi kekurangan natrium dan air.

Hipovolemia mengganggu curah jantung dengan penurunan aliran balik vena ke jantung.

Page 22: PLENO PEMICU 2.pptx

Nursing process

Page 23: PLENO PEMICU 2.pptx

DAFTAR PUSTAKA Devey, Patrick. 2005. At A Glance Medicine.

Jakarta: EGC Isselbacher. Horrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta: EGC. Joyce, L Kee and Evelyn R Hayes. 1996.

Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC

Price, sylvia anderson. 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta :EGC

Satari, Hindra L & Mila Milelliasari. 2008. Demam Berdarah. Jakarta: puspa swara

Widoyono. 2008. Pencegahan Demam Dengue dan Penanggulangan Demam Dengue. Jakarta; EGC