Plant Survei Revisi[1]

download Plant Survei Revisi[1]

of 22

description

kmkk

Transcript of Plant Survei Revisi[1]

Plant Survey PT Kalbe Farma Tbk; 24 Oktober 2012

PLANT SURVEY

Laporan Praktikum Kedokteran Okupasi

Di PT Kalbe Farma, 24 Oktober 2012

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Pengantar

Angka kecelakaan atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang tinggi dapat menimbulkan beban yang tidak perlu dalam bidang kesehatan. Selain itu juga menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi dan efektivitas pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja tersebut. Pada akhirnya hal ini akan menimbulkan kerugian pada sektor industri dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di Amerika, kerugian yang terjadi mencapai 4-5 % dari Gross National Product negara tersebut. Oleh karena itu, saat ini di seluruh dunia sedang dilakukan upaya untuk menurunkan angka kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan.

Menurut laporan World Competitiveness Year Book ILO, kualitas tenaga kerja maupun keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia pada tahun 2001 berada di posisi ke-110 dari 173 negara di dunia. Sementara itu, ditinjau dari tingkat kecelakaan kerja, Indonesia berada pada peringkat 26 dari 27 negara di dunia. Peringkat ini jauh di bawah Malaysia dan Thailand yang berada di posisi 16 dan 22, dan tentunya akan mempengaruhi daya saing di pasar Internasional. Standar keselamatan kerja di Indonesia paling buruk dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara lainnya.

Penyebab terjadinya kecelakaan kerja dibagi menjadi 2 faktor, yaitu faktor lingkungan (15%) dan faktor manusia (85%). Kecelakaan kerja yang terjadi tergantung dari jenis industrinya, dan semua yang berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja disebut bahaya potensial yang dapat berupa bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomis, dan psikososial. Pada industri farmasi para pekerja seringkali harus bersentuhan dengan bermacam jenis zat-zat kimia yang mudah terbakar hingga yang dapat mengganggu kesehatan dan menimbulkan kematian para pekerja. Beberapa gangguan yang sering dijumpai adalah seperti ISPA, dermatitis, dan keganasan.

Pada plant survey ini dilakukan kunjungan ke sebuah pabrik farmasi, yaitu PT Kalbe Farma TBK. Kunjungan dimaksudkan untuk melatih kemampuan mahasiswa untuk mengenali faktor risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) serta mengidentifikasikan kemungkinan adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. PT Kalbe Farma adalah salah satu industri yang memproduksi berbagai macam obat, suplemen, dan farmasi lain. Industri ini mempekerjakan ribuan tenaga kerja yang memiliki ketekunan dan disiplin yang tinggi demi mencapai kualitas produk yang sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan dalam alur produksi.

Dalam makalah laporan plant survey ini akan dibahas lebih lanjut tentang penyakit akibat kerja, faktor penyebab penyakit akibat kerja, pentingnya upaya pencegahan yang sistematis, upaya pencegahan yang dapat dilakukan di perusahaan yang telah kami kunjungi, dalam konteks ilmu kedokteran okupasi yang berhubungan dengan keselamatan kerja. Hal ini sangat penting, mengingat faktor-faktor tersebut mempengaruhi sebagian besar pekerja pabrik sehingga memiliki implikasi yang cukup besar bagi perusahaan.

1.2. Profile Singkat

Nama : PT Kalbe Farma Tbk

Alamat: Kawasan Industri Delta Silicon

Jln. MH Thamrin Blok A3-1

Lippo Cikarang;

Bekasi; West Java; 17550

Berdiri : 10 September 1966

Jumlah karyawan: > 15.000 orang

Bidang/ jenis usaha : Farmasi

Misi: melayani masyarakat akan kesehatan yang lebih baik

Visi: menjadi perusahaan makanan kesehatan terkemuka di Indonesia yang didukung oleh brand-brand terpercaya, pengembangan produk yang intensif dan layanan konsumen yang unggul

Moto: The Scientific Pursuit of Health for a Better Life

Kalbe didirikan pada tahun 1966. Pada tahun 1991, Kalbe terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan publik. Kalbe telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Jakarta Utara. Saat ini Kalbe telah menjadi perusahaan produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara yang memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar USD 3,9 miliar dan omset penjualan Rp 10,91 triliun pada akhir tahun 2011.

Kalbe memiliki fokus bisnis pada 4 divisi, yaitu divisi obat resep, divisi produk kesehatan, divisi nutrisi, serta divisi distribusi dan logistik. Saat ini Kalbe didukung lebih dari 15.000 karyawan termasuk 4.000 tenaga pemasaran dan penjualan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sehingga Kalbe mampu menjangkau 70% dokter umum, 90% dokter spesialis, 100% rumah sakit, 100% apotek untuk pasar obat-obat resep serta 80% untuk pasar produk kesehatan dan nutrisi.

Inovasi adalah semangat yang menjiwai setiap tahap pertumbuhan Kalbe menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Riset dan pengembangan produk-produk baru yang inovatif, bernilai tinggi, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan prospek yang baik di masa mendatang terus dilakukan. Menyadari kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat luas, Kalbe terus meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan distribusinya. Perbaikan berkesinambungan dalam integrasi rantai pasokan menjadi salah satu perhatian utama Kalbe untuk meningkatkan efisiensi dan arus kas Perseroan.

Setelah melampaui 4 dasawarsa pertumbuhan, Kalbe telah bertransformasi dari produsen obat-obatan menjadi penyedia solusi layanan kesehatan yang menyeluruh melalui penyediaan solusi kesehatan yang lengkap mulai dari produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan komprehensif atau holistik kepada konsumen yang telah dirintis, Kalbe diyakini dapat mempertahankan dan meningkatkan daya saing Kalbe di tengah kompetisi yang semakin ketat dalam rangka memperkuat keunggulan kompetitif Kalbe di masa depan. Adalah menjadi target kami untuk membangun Global Brand yang memiliki potensi penjualan yang tinggi di setiap unit bisnis untuk mendorong pertumbuhan kinerja.

Misi Kalbe adalah melayani masyarakat akan kesehatan yang lebih baik. Misi itu mencerminkan motivasi keberadaan kami. Satu hal penting yang membedakan sejak awal, yaitu bahwa Kalbe Nutritionals dibangun di atas keyakinan dasar, bahwa setiap manusia berhak untuk menikmati betapa indah dan mulianya hidup ini. Hal itu hanya mungkin dicapai jika manusia memiliki kesehatan yang baik.

Visi Kalbe adalah menjadi perusahaan makanan kesehatan terkemuka di Indonesia yang didukung oleh brand-brand terpercaya, pengembangan produk yang intensif dan layanan konsumen yang unggul. Untuk mencapainya, secara berkesinambungan kami terus meningkatkan pemahaman kebutuhan dan aspirasi pelanggan, pengembangan produk dan meningkatkan efektivitas jalur distribusi dan marketing.

Kalbe mengembangkan corporate values untuk memperkuat motivasi dan memperkaya inspirasi mereka:

1. Melayani pelanggan dengan segenap hati

2. Bergandengan Tangan Bekerjasama

3. Senantiasa berinovasi

4. Bersemangat untuk tetap unggul

5. Menyentuh Kehidupan

6. Selalu berusaha menjadi yang terbaik di bidangnya

7. Hasrat untuk hidup sehat & seimbang

Mampu terus tumbuh secara berkesinambungan melalui sinergi antar unit bisnis menjadi harapan Kalbe dalam rangka mendukung terwujudnya misi Perseroan yaitu meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas serta upaya perbaikan dalam berbagai proses bisnis secara berkesinambungan, Kalbe optimis akan mampu mencapai visi Perseroan menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat dan manajemen yang prima.

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Materi Observasi

Pada kunjungan PT kalbe farma ini, para mahasiswa diperkenalkan dengan 3 bagian dari produksi farmasi. Mahasiswa dapat memantau dan mendapat penjelasan mengenai:

1. Proses produksi obat maag (promag)

2. Melihat ruangan QA/QC

3. Ruangan R&D.

Pada materi observasi ini, lebih akan dijelaskan proses produksi obat promag.

2.1.1. Proses Produksi Promag

Promag merupakan obat untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, dan tukak usus dua belas jari dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung, dan perasaan penuh pada lambung. Merupakan obat maag kategori antasida (penetralisir kelebihan asam lambung) yang pertama di Indonesia.

Komposisi tiap tablet yang dicantumkan pada kotak obat antara lain: Hydrotalcite 200 mg; Magesium Hidroksida 150 mg; Simethicone 50 mg

Dosis penggunaan:

Dewasa: 1 2 tablet setiap sebelum atau sesudah makan, dan sebelum tidur.Anak-anak: - 1 tablet setiap sebelum atau sesudah makan, dan sebelum tidur.

Bahan Baku: Dimetilpolysiloxane, hidrotalcite grade B, magnesium hidroksida, FDC yellow Np. 5, methal pip oil, mainstrake, patent blue V, sacchain, talcum, sugar granulated halus

Hasil Akhir: Promag

Alur Proses Produksi:

Material gudang penyimpanan (gudang karantina QC ) gudang timbang (ditimbang sesuai resep dan dibungkus menjadi kantong kantong) Produksi campur pelarut terbentuk sirup keringkan jadi butiran halus dicetak membentuk tablet kemas primer kemas sekunder valet gudang produk pengiriman.

Diagram alir proses produksi:

(lihat lampiran 1. Diagram Alur Proses Produksi Promag)

Pajanan potensial dan faktor resiko kesehatan pada pekerja :

(dapat dilihat pada bagian 2.4.)

Lingkungan di dalam pabrik :

Terdapat ventilasi yang baik, kebersihan lingkungan dan lantai juga baik, tata letak barang baik, sudah terdapat kotak P3K, terdapat alat pemadam kebakaran yang terjangkau tangan pekerja, higiene industri juga baik. Secara keseluruhan, lingkungan didalam pabrik sudah amat baik, juga disertai taman-taman yang hijau.

2.1.2. Quality Control/ Quality Assurance (QC/ QA)

Bagian QC (quality control) juga terbagi menjadi sub-bagian:

a. Raw Material : Memeriksa bahan baku yang dipakai untuk produksi obat diawal. Dilakukan sampling pada awal masuk materi untuk menilai kemurnian.

b. Packaging Material : memeriksa kemasan yang sudah dan akan dipakai untuk mengetahui sudah memenuhi standar atau belum.

c. Semi Finish Product : disetiap tahapan krisis pembuatan obat, akan dibuat sampling untuk menjamin mutu obat tak berubah.

d. Mikrobiologi : biasa dilakukan untuk obat-obat steril seperti injeksi, liquid, atau krim.

Bagian QA (quality assurance) juga dibagi menjadi beberapa sub bagian:

a. Validasi Proses : untuk membuktikan proses yang ada sudah baik dan memenuhi kualitas.

b. Validasi Pembersihan : menjamin pembersihan mesin-mesin dilakukan dengan baik (dikerjakan bagian produksi namun dipantau oleh QA)

c. Validasi Infrastruktur : memeriksa keadaan air, saluran udara, tata udara, dan limbah pabrik.

d. Kalibrasi kualifikasi : memeriksa apakah segala timbangan yang dipakai sudah dikalibrasi/ ditera dengan baik.

e. Audit proses : untuk memantau segala proses dalam produksi agar berjalan sesuai target.

Kecelakaan kerja yang terjadi pada bagian ini yang paling sering adalah tertumpah bahan kimia. Selain itu bagian ini memerlukan ketelitian lebih sehingga gangguan visus juga mungkin terjadi. Pengendalian yang dilakukan oleh PT Kalbe Farma untuk pekerja yang tertumpah bahan kimia berupa shower air bersih dan wastafel air bersih yang berada di dekat lokasi pekerja dilengkapi dengan kotak first aid yang setiap penggunaanya didata sehingga terkontrol dan selalu tersedia.

Dari hasil observasi, MCU yang dilakukan setiap tahunnya oleh PT Kalbe Farma meliputi pemeriksaan radiologi, spirometri, audiologi, SGPT, lab GGT, kultur feses. Untuk bagian QC/ QA ini, MCU berkala berupa radiologi, spirometri telah dilakukan. Namun sebaiknya ditambah dengan pemeriksaan visus.

2.1.3. Research & Development (R&D)

Sub-bagian ini terdiri dari:

a. Formulasi : membuat formulasi produk yang akan dipasarkan. Pada bagian ini pekerja berkerja pada ruang laboratorium sendiri dengan berbagai peralatan berskala kecil yang terdapat pada bagian produksi sehingga mendapat hasil produk yang sesuai dan dapat diuji kerjanya. Pada bagian ini terdapat hazard berupa debu hasil bahan kimia dan bahan kimia yang dapat menjadi potensi mengganggu kesehatan

b. Analysis development : untuk memeriksa kembali apakah hasil pengembangan bagian formulasi memiliki fungsi seperti seharusnya dan memeriksan kembali isi, interaksi dan ketahanan atau waktu kadaluarsa pada produk hasil bagian formulasi. Paparan yang terdapat pada bagian ini adalah paparan bahan kimia dan bahaya iritasi dari bahan kimia itu sendiri. Bahaya tersebut antara lain adanya kontak dengan reagen-reagen, ekstraksi dan bahan aktif produk (obat) yang diuji.

c. Packaging development : bertugas untuk merancang kemasan dan mempertahanan kualitasn dan jaminan kemasan.

Pada bagian ini kecelakaan kerja yang mungkin terjadi serupa dengan bagian QC/ QA. Sebagai tambahan, ada beberapa alat yang mengeluarkan bising dan getaran pada bagian R&D. APD sudah disediakan oleh pihak pabrik.

2.2. Materi Pengukuran

Pada plant survey di PT Kalbe Farma ini, tidak dilakukan pengukuran secara langsung karena kami tidak dapat menggunakan alat pengukur pada bagian pabrik yang kami kunjungi. Sehingga tidak ada data spesifik yang dapat kami paparkan dalam laporan ini. Namun, berdasarkan informasi yang kami peroleh dari pihak pabrik, maka didapati bahwa seluruh area produksi menggunakan AC sentral yang suhunya dapat diatur di masing-masing area. Ketiga area yang kami kunjungi (area produksi PROMAG, Quality Assurance/ Quality Control, dan Research & Development) semuanya berada pada suhu dibawah 250 C. Terutama pada area produksi PROMAG, suhu ruangan dibuat lebih sejuk karena pakaian pekerja yang berlapis dapat meningkatkan suhu tubuh pekerja di area tersebut.

Untuk kelembaban, pihak pabrik menyatakan tiap area pembuatan obat memiliki kelembaban yang berbeda, tergantung dari reaktivitas bahan dasar obat-obat yang diproses di masing-masing area. Namun untuk proses produksi PROMAG, pihak pabrik menyatakan kelembaban udara yang dipertahankan adalah kelembaban normal, di angka 75 RH. Kelembaban normal juga dipertahankan di dalam ruang QA/ QC dan R&D, untuk kenyamanan pekerjanya.

2.3. Data Sekunder

Data sekunder tidak kami dapatkan dikarenakan banyak karyawan yang cuti. Namun dari hasil wawancara, dapat kami ketahui bahwa ada angka kesakitan dugaan PAK, angka kecelakaan kerja, dan absensi karyawan. Namun tak kami ketahui angka pastinya.

Setelah melakukan peninjauan pada pabrik dari PT.Kalbe Farma dan mendapatkan informasi yang diperlukan, dari hasil kunjungan didapatkan bahwa pada PT.Kalbe Farma angka kecelakaan kerja dikontribusi paling dominan dari bagian produksi, hal ini disebabkan banyaknya keterlibatan mesin-mesin yang berpotensial menimbulkan kecelakaan kerja apabila pekerja ditidak dilengkapi dengan pengetahuan dan alat pelindung diri yang sesuai.

Dari hasil wawancara juga, SMK3 dilakukan pada PT kalbe Farma. Minimal didalam satu bagian, ada satu orang yang dilatih khusus memahami semua tindakan pertolongan pertama pada kasus-kasus kecelakaan kerja.

Penyuluhan, pelatihan, dan seminar bidang K3 (keselamatan kecelakaan kerja) pasti akan dilakukan bagi seluruh pekerja baru yang akan masuk, serta akan dilakukan pengulangan minimal 1x dalam 1 tahun.

2.4. Pajanan Potensial dan Faktor Resiko Kesehatan Pada Pekerja

Akan dibahas pajanan secara fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial. Serta gangguan kesehatan keselamatan/ kecelakaan kerja juga gizi pekerja.

2.4.1. Pajanan Fisika

RuanganPeneranganSuhuKelembabanKebisinganRadiasiGetaran

FormulasiTerangDinginCukup Bising +Tidak adaTidak ada

AnalitikTerangDinginCukupBising normalTidak adaTidak ada

PackagingTerangDinginCukupBising normalTidak adaTidak ada

Quality controlTerangDinginCukupBising normalTidak adaTidak ada

ProduksiTerangPanasCukupBising ++Tidak ada++

Nama mesinFungsiKapasitasRuangFaktor resiko

SenjongPencentakan tablet200-250000 tablet/jamGray areaKebisingan

GranulasiAlat mixing60 KgGray areaKebisingan

DiosnaAlat mixing40 literGray areakebisingan dan vibrasi

GranulasiAlat drying250 KgGray areaKebisingan

UPSBlister tablet600-700 blisterBlack areaKebisingan

CartoningBlister ke doos200-230 doosBlack areaKebisingan

Over warppingMembungkus doos dengan plastik50 buah @4 doss/menitBlack areaKebisingan

Keterangan: Gray area: tempat pengukuran bahan, sampai proses pembentukan obat

Black area: tempat pengemasan hasil jadi obat

Pajanan fisik ini, bila ditinjau secara garis besar pada PT Kalbe Farma:

a) Pencahayaan:

Sudah baik dan adekuat

b) Suhu

:

Mengikut standard yang ditetapkan dan juga dipantau secara periodik.

Namun pada alur produksi, diobservasi bahwa pada beberapa stage produksi, pekerja akan mengalami kontak dengan vapour dan boiling liquids.

Terdapat juga pekerja yang tidak memakai APD yang diwajibkan.

c) Kelembaban:

Mengikut standard yang ditetapkan dan dipantau secara periodik.

d) Bising

:

Mengikut standard yang ditetapkan dan juga dipantau secara periodik.

Namun pada laboratorium R&D diobservasi bahwa tidak ada sekat atau divider untuk meredam bunyi bising yang terus menerus dipaparkan kepada pekerja.

Pada alur produksi juga dilihat bahwa sebagian pekerja memakai APD (ear muffs) ketika menggunakan mesin.

e) Vibrasi:

Pekerja terpapar dengan vibrasi di alur produksi ketika kontak dengan mesin.2.4.2. Pajanan Kimia

Bahaya akibat berinteraksi dengan bahan kimia di industri farmasi antara lain:

Bahaya terkena bahan iritasi atau korosif.

Misalnya di laboratorium QA/ QC atau R&D atau personal produksi, sering menggunakan asam kuat seperti HCL, H2SO4, HNO3, dsb yang jika terpercik bisa menimbulkan luka iritasi atau korosif. Untuk itu perlu langkah pengamanan yang meliputi training operator agar mengetahui cara bekerja yang aman serta APD yang memadai mulai dari pakaian (jas lab), sarung tangan, sendal khusus serta kaca mata khusus. Serta dilengkapi shower pembasuh mata untuk mengantisipasi jika ada percikan yang mengenai mata.

Bahaya zat zat oksidator kuat

Bahan oksidator kuat sangat berbahaya, karena selain bahan ini bersifat korosif juga bisa berpotensi menimbulan ledakan atau kebakaran. Asam kuat seperti peroksida pekat jika menetes di meja kayu palet atau tissue bisa menumbulkan terjadinya kebakaran. Penempatan bahan-bahan ini harus dipastikan aman dan tidak terjadi kebocoran. Semua personal yang terlibat harus diberitahukan cara bekerja yang aman dengan bahan ini.

Bahaya terpapar bahan berbahaya.

Personal produksi atau QA/ QC dapat beresiko terpapar bahan bahan yang berbahaya. Bahan bahan yang digunakan dalam industri farmasi jika terpapar bisa menimbulkan gangguan mulai dari yang paling ringan misalnya alergi dan gatal-gatal, sampai bahan yang paling berbahaya misalnya bersifat karsinogenik. Untuk itu ketersediaan MSDS (material saftey data sheet) dari bahan-bahan yang digunakan dalam industri farmasi baik bahan baku, reagen, bahan penolong, pelarut maupun desinfektan wajib hukumnya, karena ini akan menjadi dasar dalam menyusunan prosedur kerja serta tindakan penanganan jika terjadi kondisi darurat.

Bahaya menghirup atau menelan bahan berbahaya.

Selama melakukan kegiatannya baik personal produksi maupun laboratorium mempunyai resiko menelan atau menghirup bahan berbahaya. Sistem di produksi harus dikembangkan agar meminimalkan terjadinya debu misalnya dengan cara menerapkan produksi closed system, tata udara juga harus dirancang agar jika dihasilkan debu bisa segera dihilangkan misalnya dilengkapi dust collector pada area berdebu atau system udara laminar sehingga debu yang dihasilkan tidak mengarah ke operator.

Masker kain bukanlah alat proteksi yang sempurna terhadap resiko menghisap bahan kimia, masker kain hanya melindungi produk terhadap percikan ludah pada saat operator bernafas atau berbicara. Jika diperlukan APD yang memadai harus digunakan respirator yang dilengkapi dengan filter udara sesuai dengan kelas bahayanya.

Zat-zat kimia yang digunakan dalam pembuatan PROMAG:

1. Magnesium Hidroksida

Jika berlebihan (terakumulasi dalam tubuh) dapat mempengaruhi sistem syaraf.

2. Polydimethylsiloxane (PDMS)

Polydimethylsiloxane (PDMS) tergolong dalam sekelompok polimer organosilicon senyawa yang sering disebut sebagai silikon. PDMS adalah yang paling banyak digunakan silikon berbasis organik polimer. PDMS merupakan optik jelas, dan, secara umum, dianggap inert, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Hal ini kadang-kadang disebut dimethicone dan merupakan salah satu dari beberapa jenis minyakHYPERLINK "http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3DPolydimethylsiloxane%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw%3D1366%26bih%3D639%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Silicone_oil&usg=ALkJrhjGEeI80QkKA9cMGZeckOAvZNMTiw" HYPERLINK "http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3DPolydimethylsiloxane%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw%3D1366%26bih%3D639%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&twu=1&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Silicone_oil&usg=ALkJrhjGEeI80QkKA9cMGZeckOAvZNMTiw"silikon (terpolimerisasi siloksan). Aplikasi berkisar dari lensa kontak dan perangkat medis untuk elastomer, juga dalam shampoo (sebagai dimethicone membuat rambut mengkilap dan licin), makanan (antifoaming agen), minyak pelumas, dan tahan panas ubin.

3. FDC Yellow 5

Gejala akut / tanda-tanda telah tereksposur:

Mata: kemerahan, gatal, rasa terbakar, konjungtivitis.

Kulit: kemerahan, gatal.

Tertelan: iritasi dan sensasi terbakar muntah mulut dan tenggorokan, mual dan sakit perut.

Terhirup: iritasi membran mukosa, batuk, mengi, sesak napas.

4. Patent Blue V

Mata: dapat menyebabkan iritasi mata.

Kulit: bahaya jika terkena kulit, dapat menyebabkan iritasi kulit.

Tertelan: berbahaya jika tertelan, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan.

Terhirup: membahayakan bila terhirup, dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan.

5. Saccharin

Kulit: materi ini dapat menyebabkan perasaan tak nyaman pada kulit. Luka terbuka, terabrasi atau kulit yang teriritasi tidak boleh terkena bahan ini.

Terhirup: dapat menyebabkan batuk, bersin, dan gangguan pada saluran pernapasan atas.

Mata: tidak ada efek samping yang terlalu berarti tapi debu dapat menyebabkan iritasi mekanis.

Tertelan: menelan 5 g telah dilaporkan menyebabkan mual, muntah dan diare.

6. Talcim

Terhirup: paparan bubuk atau debu bisa mengiritasi hidung mata dan tenggorokan.

Mata: dapat mengiritasi jaringan mata, menggosok dapat menyebabkan abrasi kornea.

Tertelan: dalam jumlah besar produk ini dapat mengiritasi sistem pencernaan.

Kulit: dapat mengiritasi kulit, pada kulit yang sedang luka dapat menyebabkan reaksi granulomatosa parah.

7. Zat-zat lain

Menthae Piroil, Maistarke, sugar granulated halus, Hydrotalcite grade B tidak ditemukan data yang spesifik tentang bahaya dari penggunaan zat tersebut.

2.4.3. Pajanan Biologi

Pada ruang QA/ QC, pekerja melakukan tes untuk mendeteksi adanya mikrobiologi tertentu dari sample obat yang sudah diberikan. Tidak disebutkan mikrobiologi apa saja yang sering ditemukan, tetapi mereka menggunakan media spesifik untuk mengkultur bakteri maupun jamur dari dalam sampel obat yang sedang mereka produksi. Semua mahluk mikron yang mungkin tumbuh pada media spesifik tersebut bisa terpapar pada pekerja lab dan bisa menyebabkan penyakit. Namun, karena tidak diperoleh informasi yang spesifik mengenai jenis-jenis bakteri ataupun jamur yang sering diperhatikan, maka tidak dapat dibuat ulasan kondisi patologis apa yang mungkin dapat terjadi pada pekerja. Kondisi yang sama juga kami temukan pada ruang research and development. Pihak perusahaan tidak memberikan informasi yang spesifik mengenai bakteri apa saja yang mereka gunakan.

Akan tetapi, melalu informasi yang kami peroleh, kami menyimpulkan bahwa terdapat faktor resiko biologi pada bagian dari proses produksi obat PT Kalbe Farma.

2.4.4. Pajanan Ergonomi

Bagian Produksi

Bagian Mixing Tank, pada saat membersihkan atau mengaduknya posisinya membungkuk sampai 90 derajat lebih, bisa menyebabkan dislokasi sendi atau gangguan muskuloskeletal.

Cara membersihkannya menggunakan kape, sudut tangan sampai membentuk sudut deviasi yang sangat besar, sehingga dapat menyebabkan dislokasi sendi atau gangguan muskuloskeletal.

Bagian Research & Development (R&D)

Pada pekerja yang mau melakukan titrasi tetapi tidak ada injakan kaki supaya bisa sampai ke tabungnya.

2.4.5. Pajanan Psikososial

Faktor psikologis kerja meliputi antara lain hubungan interpersonal, kepuasan kerja, beban kerja (mental), dan monotoni. Faktor rekreasi bagi para pekerja hanya dirasakan pada hari ulang tahun PT Kalbe Farma yang dilakukan dengan berdarmawisata bersama-sama. Faktor stress pekerja mungkin dirasakan saat mengejar target produksi di mana para pekerja terkadang harus lembur dan diforsir untuk mencapainya. Dari hasil data yang kami dapat dari kunjungan ke PT Kalbe Farma, dikatakan bahwa semuanya baik dan kembali tergantung pada setiap pribadi para pekerja. Karena kami tidak sempat dan tidak diberi waktu untuk wawancara dengan pekerja, kami tidak tahu apa yang dirasakan dan dipikirkan para pekerja di sana.

2.4.6. Gangguan Kesehatan/ Kecelakaan Kerja

Faktor resiko gangguan kesehatan/ kecelakaan kerja PT Kalbe Farma:

Pada bagian produksi terdapat sub-bagian yaitu:

Bagian pencampuran dengan pelarut

Bising yang diakibatkan oleh mesin pencampuran dapat menyebabkan pekerja pada sub-bagian ini mengalami ketulian (Noise Induce Hearing Lose/ NIHL). Ketulian tersebut dapat berupa sementara atau permanen. Untuk mengurangi angka ketulian tersebut, PT Kalbe Farma membuat 3 shift untuk pekerja. Selain itu, pekerja di sub-bagian ini juga sudah dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD). Tetapi kekurangannya adalah pekerja tersebut masih ada yang tidak menggunakan APD. Namun, pihak PT Kalbe Farma memberikan teguran langsung jika melihat pekerjanya tidak patuh.

PT Kalbe Farma sudah mempunyai klinik kesehatan yang menyediakan Medical Check-Up (MCU) yang dilakukan secara berkala setiap 1 tahun sekali. Pemeriksaan MCU pada bagian ini khususnya adalah audiometri. MCU dilakukan juga pada awal pertama kali pekerja melamar di PT Kalbe Farma. Angka audiometri saat sebelum bekerja dan setelah bekerja pada sub-bagian ini tidak mengalami fluktuasi karena pengendalian dari pihak PT Kalbe Farma yang baik.

Bagian mesin pencetakan

K3 yang sering terjadi disini adalah berupa kelalaian dari pihak pekerja sendiri berupa jari terjepit oleh mesin cetak. Ini perlu pengawasan dari pihak PT Kalbe Farma agar pekerja di sub-bagian ini bekerja ditemani oleh pekerja lain.

Bagian pengemasan

Untuk bagian ini K3 yang sering dialami adalah Low Back Pain. Sub-bagian ini melakukan pengemasan dengan duduk di kursi yang tidak ada sandarannya.

Faktor resiko K3 yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

SUB-BAGIAN PRODUKSIRESIKOPENGENDALIAN

Pencampuran dengan pelarutNoise Induce Hearing LoseMCU setiap 1 tahun sekali yang mencakup pemeriksaan audiometric

PencetakanJari terjepit mesinPerlu konsentrasi penuh dari pekerja sendiri serta pengawasan dari orang lain

PengemasanLow Back PainKursi yang disediakan lebih baik diberi sandaran punggung.

Pada bagian QA/QC, serta R&D; Kecelakaan kerja yang terjadi pada bagian ini yang paling sering adalah tertumpah bahan kimia. Selain itu bagian ini memerlukan ketelitian lebih sehingga gangguan visus juga mungkin terjadi. Pengendalian yang dilakukan oleh PT Kalbe Farma untuk pekerja yang tertumpah bahan kimia berupa shower air bersih dan wastafel air bersih yang berada di dekat lokasi pekerja dilengkapi dengan kotak first aid yang setiap penggunaanya didata sehingga terkontrol dan selalu tersedia.

Dari hasil observasi, MCU yang dilakukan setiap tahunnya oleh PT Kalbe Farma meliputi pemeriksaan radiologi, spirometri, audiologi, SGPT, lab GGT, kultur feses. Untuk bagian QC/ QA ini, MCU berkala berupa radiologi, spirometri telah dilakukan. Namun sebaiknya ditambah dengan pemeriksaan visus.

Program keselamatan kerja yang diterapkan oleh PT Kalbe Farma di antaranya:

Penyediaan APD bagi para pekerja. APD tersebut diantaranya ear plug, masker, apron, sarung tangan, sandal khusus.

Tersedianya alat pemadam kebakaran dan juga kotak P3K yang terjangkau.

Terdapat sistem tanggap bencana, dan simulasi real case setiap tahun sekali. Pelatihan berupa latihan emergensi pada kebakaran, evakuasi, first aid, occupational safety training.

Pemasangan papan K3 seperti utamakan keselamatan dan kesehatan kerja, area berbahaya kebisingan, hati-hati tersandung.

Pemakaian ear plug pada ruangan dengan bising lebih dari 85 dB.

Pemeriksaan kesehatan para pekerja secara berkala.

Mengadakan presentasi singkat mengenai hal-hal yang perlu diketahui para pengunjung jika ada pengunjung dari luar pabrik.

Hampir semua tempat terdapat kotak P3K, sampah-sampah hasil kerja pada tiap bagian dipisahkan menjadi golongan B3 (bahan beracun dan berbahaya) dan yang non-B3, setiap ruangan telah difasilitasi dengan adanya gambaran poster perlindungan diri dan keselamatan diri.

Setiap pekerja diwajibkan mengikuti pelatiahan yang dilakukan pada 3 hari pertama pekerja masuk atau diterima dalam perusahaan, tiap bagian menerima pelatihan safety seperti evakuasi keadaan darutat dan sesuai dengan bagian pekerjaannya akan menerima pelatihan tentang penggunaan alat pelindung dan peraturan kerja.

Tiap pekerja menerima asuransi kesehatan dan keselamatan, serta menerima pemeriksaan berkala setiap 1 tahun 1 kali yang dilaksanankan serentak. Dengan diadakannya tes spesifik yang sesuai dengan paparan bahaya yang diterima.

Perusahaan juga menyediakan klinik yang siap melayani dengan dokter yang bekerja pada hari kerja atau pekerja klinik yang telah dilatih untuk menangani kasus darurat.

Bagi pekerja laboraturium bagian reseach and development serta QC dan QA tersedia pantri untuk minum, di daerah yang strategis dikarenakan tidak diperbolehkan makan dan minum diruangan karena adaknya paparan dari bahan kimia yang terdapat di sekitar ruang kerja.

2.4.7. Gizi Kerja

Dari Plant Survey yang kami lakukan di PT Kalbe di bidang gizi, kami membagi menjadi beberapa hal yang penting, yaitu:

Jam kerja dan istirahat

Jam masuk kerja dibedakan antara dua kelompok pekerja, plant dan non-plant. Pekerja plant masuk pukul 07.00-15.30 dan non-plant (office) pukul 07.30-16.00. Selama bekerja, pekerja diberikan waktu untuk makan siang dalam setengah jam secara bergantian di setiap bagiannya. Pekerja di sela-sela waktu kerjanya dapat ke pantri untuk minum sambil sedikit melepas lelah.

Penyediaan makanan

PT Kalbe menjamin gizi para karyawannya dengan menyediakan menu catering makan siang yang cukup variatif, yaitu:

Menu utama :Adalah menu yang berlaku kepada semua pekerja: nasi, sayur, buah, tahu, tempe.

Menu pilihan: Adalah yang dapat dipilih salah satu oleh pekerja dari 4 menu: ayam, daging, telur, ikan.

Menu pilihan ini dibuat untuk memenuhi selera karyawan yang berbeda-beda. PT Kalbe menyediakan menu utama yang berbeda-beda setiap harinya untuk mencegah kebosanan karyawan. PT Kalbe menyediakan susu setiap pagi untuk karyawan yang bekerja di-lab dan air dispenser yang mudah dijangkau

Fasilitas pantry

Kalbe sangat sigap dalam mengurangi faktor hazard yang mungkin terjadi, terbukti dimana ruangan yang berhubungan langsung dengan zat kimia dilarang makan dan minum. Kalbe menyediakan pantri bahkan kantin sendiri pada bagian-bagian yang membutuhkan, yaitu:

QC dan R&D

Dua ruangan ini berada dalam satu lantai yang sama, dimana QC bekerja untuk menilai kualitas bahan kimia yang akan masuk produksi dan R&D bekerja untuk meneliti bahan kimia dalam produk baru. Dilihat dari faktor resiko yang cukup tinggi, maka pekerja dilarang keras untuk minum, terlebih makan di dalam ruangan tersebut. PT Kalbe memberikan solusi dengan menyediakan pantry di lantai tersebut untuk minum. Di lantai itu dilarang untuk makan, karena mencegah terjadinya kontaminasi bakteri/ kuman yang akan mempengaruhi kualitas dari bahan kimia itu sendiri. Karyawan diwajibkan ke kantin untuk makan.

Dalam pantry terdapat 2 dispenser air yang selalu terisi penuh dan gelas yang bertuliskan nama masing-masing karyawan.

Produksi

Ruangan produksi berada lumayan jauh dari jangkauan karyawan lain. Bagian ini adalah bagian yang paling tinggi faktor hazardnya, baik kimia, fisika, ergonomi, dan lainnya. Oleh karena itu maka PT Kalbe menyediakan kantin khusus untuk pekerja pada bagian produksi. Fasilitas tersebut jelas menguntungkan pekerja karena lebih mudah untuk makan siang daripada harus ke kantin karyawan biasa yang cukup jauh.

Fasilitas kantin

Kalbe menyediakan kantin cukup besar dan mampu menampung semua karyawan. Kantin tersebut sangat bersih, tertata rapi dan menarik. Tersedia beberapa meja panjang yang dikelilingi bangku warna-warni. Ini membuktikan bahwa PT Kalbe peduli akan kenyamanan karyawannya saat makan siang sekaligus jam istirahat mereka.

BAB III. PENUTUP

3.1. KesimpulanMasalah yang ditemukanSaran penyelesaian

1. Pembuatan produk1. Noise Induced Hearing Lose pada sub-bagian pencampuran dengan pelarut

2. Jari terjepit pada sub-bagian pencetakan

3. Low Back Pain pada sub-bagian pengemasan

1. Mengenakan ear muff dan melakukan pemeriksaan audiometri secara berkala.

2. Adanya pengawasan saat pelaksanaan. Disarankan ditemani oleh pekerja lain.

3. Menggunakan kursi yang ada sandarannya.

2. Ruang QA/QC1. Terkena tumpahan bahan kimia pada pekerja QC

2. Gangguan visus pada pekerja QA1. Diberikan sekat antara ruang kerja.

2. Dilakukan pemeriksaan visus secara berkala.

3. Ruang R&D1. Terkena tumpahan bahan kimia

2. Gangguan visus 1. Diberikan sekat antara ruang kerja.

2. Dilakukan pemeriksaan visus secara berkala.

4. Lain-lain1. Pekerja tidak menggunakan APD sebagaimana semestinya dan kualitas APD yang kurang baik2. APD yang sudah rusak sebaiknya diganti dan pekerja yang tidak menggunakan APD ditegur serta diberi pengertian lebih tentang pentingnya K3.

3.3. Saran umum

Secara garis besar, PT Kalbe Farma sudah amat baik.

Para pekerja yang meremehkan peraturan K3 perlu diberi pengertian lebih lanjut dengan penyuluhan/seminar khusus para pekerja yang tidak taat.

Diberikan snack/cemilan pada para pekerja agar mengoptimalkan hasil kerja.

Pemeriksaan visus mata menurut wawancara belum dimasukkan pada MCU rutin. Sebaiknya ditambahkan bagi pekerja yang sering bekerja didepan layar komputer dan pekerja yang memerlukan ketelitian dalam pekerjaannya20Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana